NovelToon NovelToon

Re & Er

Re & Er

Revan Putra Bagaskara yang lebih dikenal dengan nama Re,anak sulung yang hanya berjarak satu tahun dengan adiknya. Duduk di kelas 12. Terkenal karena kepintarannya,tapi juga terkenal dengan sikap acuhnya. Pembawaannya kaku dan sedikit kasar. Tapi tak membuat ia terkucilkan . Nyatanya wajah tampannya tetap menjadi idola di sekolah.

Sahabatnya hanya Arlan yang sudah menjadi teman sebangkunya sejak kelas 10. Orang terdekat lainnya hanyalah sang adik dan Bunda tentunya. Kepintaran yang bersanding dengan tingkah semaunya membuat dia tak istimewa. Sering ia keluar masuk ruang BK,yang akhirnya akan berujung pemanggilan sang Bunda.

Brakkk!!!

Suara gebrakan meja membangunkan Re yang tertidur di pojok kelas. Mata tajam sang guru menguliti Re yang terlihat santai saja.

" cuci wajah kamu,dan segera kembali kekelas'' titah Pak Fandi. Re bangkit dari tempat duduknya berlalu keluar kelas tanpa sepatah kata dari bibirnya.

Teman-teman nya hanya bisa diam memandang. Sang guru hanya bisa geleng-geleng kepala dengan tingkah anak didiknya satu itu. Tapi lelah sudah Pak Fandi memberi hukuman pada Re nyatanya tetap saja ada saja kesalahan yang dibuat olehnya.

Re terus melangkahkan kakinya dengan sesekali menguap. Matanya masih mengantuk,karena semalam begadang Mabar dengan Er sampai jam 3 pagi . Bukan ke toilet untuk mencuci muka,langkah malasnya membawa kakinya kedalam UKS. Berniat untuk melanjutkan tidur.

Sampai didalam UKS,seseorang sudah menguasai ranjang . Tidur telungkup dengan sepatu yang masih terpasang di kaki.

" ckk,disini juga lo,geser !'' perintah Re sambil menggeser kaki orang yang belum membuka mata itu.

" apaan sih ganggu aja" gerutu cowok yang tak lain adik semata wayangnya Ervan Putra Bagaskara.

" Geser Er,ngantuk gue". lanjut Re sambil mendorong tubuh adiknya.

" Rese Lo ah". Er mengeluh tapi tak urung menggeser juga tubuhnya.

Dua bersaudara itu terlelap di ruang UKS. Tak peduli akan masalah yang terjadi nanti. Yang terpenting sekarang memejamkan mata yang sulit sekali diajak untuk melek. Dan bukan salah siapa-siapa mereka sekarang mengantuk. Salah mereka sendiri yang memilih nge game daripada tidur.

🌹🌹🌹

Er,cowok slengean,tengil dengan tingkat kepintaran yang jelas dibawah si Re. Kelebihannya dia jago basket ,jago main musik dan juga jago bergaul. Temannya banyak dan dia juga salah satu cowok idola di sekolah. Kadar ketampanannya 11 12 dengan Re. mereka sangatlah mirip,menuruni ketampanan almarhum Ayahnya.

Meski kepribadian mereka bertolak belakang namun mereka adalah saudara yang saling menyayangi . Tentu dengan cara mereka masing-masing. Kesamaan mereka berdua adalah mereka suka bikin ulah.

Keduanya masih terlelap asyik mengarungi mimpi masing-masing .Saat pintu ruang UKS terbuka. Memperlihatkan sosok yang selalu menjadi momok untuk semua siswa di sekolah. Pak Yoga sang guru BK,menciduk kakak beradik yang sedang terlelap.

"Revan, Ervan bangun !". gelegar suara pak Yoga membangunkan. Keduanya mengerjapkan mata. Menyesuaikan cahaya yang menyilaukan mata mereka dan mengumpulkan nyawa mereka yang masih berceceran.

" eh pak Yoga,siang pak " Er cengengesan menyapa guru BK yang bahkan tak menampilkan senyum sedikitpun.

" kalian, sebenarnya niat sekolah tidak ?, di jam pelajaran seenaknya sendiri tidur disini". cecar pak Yoga dengan wajah kesalnya.

" sebenarnya saya sudah niat banget sekolah pak tapi mata saya gak niat pak". jawab Er asal. Pak Yoga memilih tak menanggapi ucapan Er yang suka sekali membantah. Berbeda dengan Re yang lebih memilih diam .

" kalian berdua keruangan saya, sekarang !". ucap pak Yoga,tanpa menunggu dua bersaudara yang masih duduk lemas di atas ranjang UKS.

" gara-gara Lo nih. " gerutu Er.

" kok jadi gue,Lo kan juga tidur" balas Re tak terima disalahkan sang adik yang tak pernah memanggilnya Abang.

" kan Lo semalem yang ngajakin gue Mabar "

" Lo nya mau" jawab Re seraya berdiri dari ranjang.

Er ikut turun dari ranjang dan mengikuti langkah Re menuju ruang BK.

" Re,kalau bunda tahu,gimana nih ?" Er mulai was-was,bisa berabe urusannya kalau sampai Bunda di panggil. Selalu ada hukuman tersendiri yang Bunda sediakan untuk dua jagoannya yang susah diatur.

" tanggung akibatnya" sesantai itu jawaban Re. karena tak ada yang bisa mengubah hukum yang di tetapkan bunda tak akan ada toleransi.

Mengetuk pintu ruang BK ,keduanya masuk setelah di persilahkan oleh pak Yoga yang sudah menunggu mereka. Dengan raut wajah datar,pak Yoga mempersilahkan mereka duduk.

" saya tahu kamu anak yang cerdas Re,semua orang mengakui itu. Tapi bukan berarti kamu menyepelekan guru yang sedang memberi pelajaran . Secerdas apapun kamu,tetap kamu harus menghargai guru kamu. meski mungkin kamu telah menguasai apa yang mereka sampaikan. Di sini sekolah yang tentu punya aturan. kamu tidak bisa seenaknya. mengerti kamu ?".

" mengerti pak " sahut Re dengan wajah tanpa ekspresinya.

" Dan kamu Er". terjeda sejenak ucapan Pak Yoga. Tampak beliau menghembuskan nafas ." nilai ulangan kamu saja banyak yang masih dibawah KKM dan seenaknya kamu meninggalkan kelas . Kalau nilai kamu terus begini saya khawatir kamu tidak naik kelas. Prestasi kamu sebagai ketua tim basket sangat membanggakan. Tapi kelakuan kamu mengecewakan . Saya mau sepulang sekolah selama satu Minggu kalian berdua membersihkan toilet sekolah". pungkas pak Yoga.

" Hah,yang bener pak". protes Er dengan wajah tak sukanya.

" atau saya skors saja selama satu Minggu ?". ancaman berupa penawaran yang jelas tidak mungkin mereka iyakan.

" ya,tidak begitu juga pak"

" kalau begitu jalankan saja".

" baik pak,kalau begitu kita permisi" Re menimpali seraya menyeret tangan Er,untuk segera keluar dari ruangan itu. Tak peduli dengan wajah protes Er.

" gila,seorang Er yang gantengnya gak ketulungan, idola para cewek mesti jadi tukang bersih - bersih selama seminggu ?. wow,mau gue taruh mana muka gue ?". celoteh Er yang masih mengekor di belakang Re.

" pindahin aja ke dengkul biar ngumpul sama otak Lo" sahut Re tak berperasaan.

" ah,sialan Lo,emang gue segeblek itu ya?"

'' menurut Lo ?".

" iya sih,gue remedial mulu kalau ulangan,hehehe...". tetap saja bangga dengan keadangkalan otaknya.

Keduanya meneruskan langkah kekantin. karena sudah jam istirahat. Er selalu dengan gaya narsisnya tebar pesona pada setiap cewek yang memandang kagum pada mereka berdua. sedang Re dengan sikap masa bodonya.

" Re ?" panggil Arlan yang membuat keduanya berhenti dan menatap kearahnya. Langkah cepat Arlan menghampiri mereka.

" Lo dari mana aja Re,kok gak balik ke kelas?".

' Ruang BK " jawab Re yang sudah kembali mengayunkan langkah kakinya.

" kok bisa?".

" bisa dong,apa sih yang gak bisa buat kita berdua?". sebangga itu ucapan Er menyahut.

" gila Lo,dari ruang BK aja bangga ". celetuk Arlan yang hanya dibalas cengiran dari Er.

Mereka bertiga meneruskan langkah ke kantin sekolah. Dengan bibir Er yang berkisah awal mula sampai mereka berdua terseret masuk ruang BK. Arlan hanya bisa menggelengkan kepala mendengar kelakuan konyol dua bersaudara itu.

Bunda

" thanks infonya ya Ga,bay'' suara seorang wanita yang masih sangat cantik di usianya yang sudah menginjak kepala empat. Terlihat gelengan kepala dengan raut tak sukanya menghiasi wajah wanita cantik itu. Di letakkan ponsel yang baru saja ia gunakan di meja kerjanya. Tubuh rampingnya ia sandarkan di sandaran kursi. Termenung,itu yang di lakukan wanita bernama Melisa.

Kadang rasa lelah menghampirinya saat ia di hadapkan dengan kelakuan dua anak remajanya. Dalam diamnya sering ia keluhkan rasa letih ketika menghadapi tingkah nakal mereka. Dan itu membuatnya mengingat sosok lelaki yang telah meninggalkannya dua tahun lalu. Mungkin tak akan seberat ini beban yang harus ia pukul jika saja suaminya masih hidup.

Tapi takdir mengharuskannya menjadi seorang single mother. Menghadapi kelakuan kedua anak remajanya yang selalu membawa kejutan untuknya, dengan kelakuan mereka yang suka semaunya .Dia bukankah orang tua yang berekspektasi tinggi pada anak-anak nya . Dia membebaskan anak-anak berkembang sesuai kemauan mereka. Namun pergaulan di masa labil jelas mempengaruhi kepribadian remaja yang sedang beranjak dewasa itu.

Tok...tok...tok

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Melisa. Wanita yang selalu di panggil Bunda oleh dua anaknya Re dan Er.

" masuk !" titah Melisa pada seseorang yang mengetuk pintu ruang kerjanya.

Muncul wanita yang mungkin seumuran dengannya. Senyum manis menghiasi bibir tipis Wanita yang mengenakan kemeja pendek merah muda dan rok selutut berwarna hitam,dengan heels sebagai alas kaki.

" Hey Mel,lagi sibuk ? " tanya Niken pada atasan sekaligus sahabatnya itu .

" gak kok,duduk !" ucap Melisa lembut dengan senyum tipisnya. Niken duduk di kursi berhadapan dengan Melisa.

'' Ada apa Mel,kok kayaknya suntuk gitu ?" tanya Niken .

" Pusing Nik,anakku bikin ulah lagi. Barusan Guru BK nya telpon aku " keluh Melisa. Yang baru saja di telpon pak Yoga yang ternyata adalah teman semasa SMA bunda Melisa.

" kenapa lagi mereka ?" tanya Niken yang sudah sering mendengar keluhan sang sahabat .

" tidur di jam pelajaran,aku kadang ngerasa gagal jadi ibu Nik. Seharusnya aku bisa lebih merhatiin mereka ". keluh Melisa dengan nada terdengar getir.

" Kamu itu ibu yang hebat Mel,mereka anak-anak yang berprestasi kok. Re,dia cerdas . Dia mengharumkan sekolahnya dengan menjadi juara disetiap lomba cerdas cermat yang diikuti. Er,dia juga hebat dengan prestasinya sebagai kapten basket. Dia juga jago bermusik,soal kenakalan mereka itu masih wajar Mel. Namanya juga remaja labil,seneng aja kalau ngelanggar aturan. kita juga dulu kan gitu,semakin dilarang ya semakin ingin melanggar. merasa tertantang" ucap Niken yang membuat Senyum mengembang lebar di bibir Melisa.

" iya ya,terkadang kita terlalu menuntut anak untuk menjadi sempurna seperti yang kita mau. Padahal kitanya juga banyak melakukan kesalahan."

" Manusiawi kok,kita akan selalu berusaha jadi pengacara untuk diri kita sendiri,tapi jadi hakim untuk orang lain".

Keduanya tertawa . Benar ,seringkali kita menjadi pengacara untuk diri kita sendiri,melakukan pembelaan meski nyatanya kita salah. Dan akan dengan mudahnya menjadi hakim untuk kesalahan orang lain .

" Jadi lupa kan aku niatnya kesini ". ucap Niken

" emang ada apa ?"

" ini mau nyerahin laporan keuangan seminggu ini" jawab Niken sambil menyerahkan map kepada Melisa.

" oke, thanks ya" ,Melisa menyambut map yang diberikan oleh Niken. Dibukanya sebentar sebelum disimpannya diatas tumpukan map- map yang lain.

" aku tinggal dulu ya " pamit Niken pada Melisa .

" oke"

seperginya Niken ,Melisa masih terlihat merenung. Menjadi ibu yang adil dan bijaksana untuk kedua anaknya bukanlah perkara mudah.

🌹🌹🌹

Seperti yang sudah ditentukan oleh Pak Yoga. sepulang sekolah dua kakak beradik itu harus membersihkan toilet. Tapi bukan Re dan Er namanya kalau tidak membuat kekacauan. Lihatlah di toilet sekolah sekarang ini. Bukan lagi dua anak yang mendapat hukuman. melainkan sekelompok remaja putih abu-abu yang tampak asyik bergurau sambil membersihkan toilet.

Mereka adalah Er dengan empat sahabatnya yang lain yaitu Kean,Juna,Awan dan Bima. Tak ketinggalan Re dan Arlan yang juga ikutan.

" Baru kali ini ada OB yang kece kek gini, kayaknya bikin cewek pada demen ke toilet ini" ucap Juna yang sedang berdiri di hadapan cermin seraya mengagumi ketampanannya sendiri.

Sebuah toyoran sukses mendarat di kepala cowok berparas tampan itu. Pelakunya Awan yang berdiri tak jauh darinya.

" pecah tuh kaca nyuk,ngaca mulu"

" Rese Lo Wan,bilang ngiri karena nyatanya gantengnya gue kemana-mana dari pada Lo". sahut Juna yang masih menghadap cermin.

" percuma ganteng,kalau jomblo." cibir Er .

"

kayak gue dong,ganteng pasti . cewek ngantri" lanjutnya sombong sambil menegakkan Krah bajunya.

" huuuu....'' seru teman-temannya sambil mendorong kecil badan Er hampir bersamaan.

" Playboy bangga Lo" celetuk Bima.

" prestasi Man,"

" aib ogeb" timpal Kean seraya mendorong kening Er.

Dan dimana Re dan Arlan ? mereka ada di toilet sebelah,tak ikut bergabung dengan Er and the gank. Mereka mengerjakan tugas dengan benar tanpa banyak candaan seperti Er dan teman-teman nya.

" Udah kelar,balik yuk !" ajak Arlan.

" yuk,gue traktir lo. karena udah bantuin gue. mau makan dimana ?".

" gak usah Re,gue gak minta traktir. kalau Lo mau berterima kasih ke gue. cukup kasih contekan gue PR matematika. pusing gue gak ngerti". sahut Arlan seraya menyampirkan tas punggungnya di bahu.

" gitu doang ?,gampang". jawab Re. keduanya melangkah keluar.

Saat melewati toilet yang dibersihkan Er,tampak mereka belum selesai. karena lebih banyak bercanda dari pada bekerja.

" bro,cabut dulu ya" ucap Arlan agak keras.

" oke" sahut Awan yang berdiri paling dekat dengan pintu. Er yang mendengarnya langsung lari ke arah pintu.

" lha,main cabut aja Lo. tungguin gue Re" teriak Er.

" makanya buruan jangan main melulu". sahut Re,tanpa menghentikan langkahnya.

" beresin buruan,gue gak bawa motor,gue tadi pagi nebeng si Re". ucap Er. Dan dengan cekatan mereka membereskan semuanya meski tak rapi dan bersih tentunya.

Gerombolan Er and the gank menyusul Re yang sudah menunggu adiknya di parkiran.

" thanks guys,entar malem ngumpul di cafe bang Dion. gue traktir Lo pada karena udah bantuin gue".

" oke,kalau traktiran cepet gue meluncurnya" sahut Bima.

" Dasar anak kost '. cibir Juna.

" bodo,kan anggaran makan malem bisa buat yang lain".

ocehan tak bermakna itu akhir nya berakhir setelah Re dan Er meninggalkan parkiran dengan mobil putih milik Re. Disusul Awan dan Juna serta Bima dan Kean.

" Er,ke toko buku dulu ya" ucap Re yang sedang menyetir.

" iya,tapi jangan lama-lama. males gue".

Re tak menyahut,ia mengendarai mobilnya membelah panasnya siang itu.

sementara Er sudah memasang headset di telinganya dan mulai memejamkan mata.

Bonus

Seperti hari biasanya sepulang sekolah Re dan Er akan bersantai di rumah. Setelah makan siang Re kekamarnya,mengambil buku serta pensil dan mulai masuk dalam dunianya. Menggambar adalah hobby seorang Revan. Ia tampak begitu asyik menggambar karakter kartun untuk komik yang di buatnya.

Begitu fokusnya Re sampai tak menyadari Er yang berjalan mengendap di belakangnya. Er tampak tersenyum menyeringai dengan benda di tangan yang siap ia lemparkan pada sang kakak.

Dengan cepat ia melempar boneka tikus tepat diatas meja Re.

'' Tikuuuus...'' teriak Re seraya bangkit dan berlari menjauh.

" hahahaha....'' tawa puas Er melihat kekagetan Re. Er tahu Re sangat jijik dengan makhluk bernama tikus itu. Jadi tadi saat menemani Re ke toko buku ia malah masuk toko mainan dan membeli boneka tikus yang wujudnya sangat menyerupai tikus asli.

'' ****** Lo Er ! '' gertak Re,yang hanya disebut tawa puas adiknya. Er bersiap lari keluar kamar saat Re mendekatinya.

Langkah Er kalah cepat,Re menarik kaos belakang Er yang hendak melarikan diri.

'' mau kemana Lo hemm ?". tatap tajam Re memandang Er yang meronta-ronta ingin melepaskan diri. Dan Er bisa melepaskan diri dengan meloloskan kaos yang dikenakannya lewat kepala. Saat Er hendak meraih gagang pintu,Re buru-buru menghadang.

Re merangkul leher Er dengan sedikit keras . " sakit Re " teriak Er.

" suruh siapa Lo usil"

Er terus meronta dan berhasil melepaskan lengan Re .

" heh,mau kabur Lo" teriak Re,sambil mengejar Er dan melemparnya dengan kaos yang tadi di kenakan Er. Er hanya terbahak-bahak karena lemparan Re yang meleset. Re meraih bantal di ranjang dan melemparnya tepat mengenai sasaran. Di susul lemparan bantal lainnya,Er masih tertawa seraya terus menghindar.

Re akhirnya naik keatas ranjang dan mengejar Er yang berada di seberang ranjang. Keduanya berlari berputar-putar kamar sambil tertawa dan mengumpat satu sama lain.

" udah Re udah capek gue" ujar Er menyerah seraya mengangkat kedua tangannya.

" Enak aja gak bisa" sahut Re sambil mendorong tubuh Er jatuh keranjang dalam posisi tengkurap. Pukulan guling bertubi- tubi mendarat di tubuh Er.

" ampun gak Lo !"

'' ampun Re ampun,sorry gak lagi-lagi" teriak Er sambil mengacungkan jari telunjuk dan tengah membentuk huruf v.

Re yang sebenarnya juga kelelahan mengejar Er menjatuhkan tubuhnya di samping sang adik.

'' capek tau Re'' gerutu Er.

" gara-gara Lo juga''

🌹🌹🌹

Sebuah mobil berwarna merah terlihat memasuki halaman rumah berlantai dua yang cukup besar. Setelah terparkir rapi di dalam garasi tampak seorang wanita anggun berbalut dress biru selutut turun dari dalam mobil. Langkah anggunnya menuju pintu utama.

Sepi,suasana itu yang didapati wanita berkaki jenjang dengan kulit putih bersihnya. Seorang wanita lain tampak sedang sibuk menyapu di ruang tengah.

" mbak Ani" sapa wanita yang tak lain adalah Melisa.

" eh ibu,sudah pulang ?" tanya wanita yang bekerja sebagai ART itu.

" iya Mbak, anak-anak kemana ya kok sepi ?" tanya Melisa seraya menaruh sepatu heels nya di rak sepatu.

" di kamar kayaknya Bu,baru aja diam dari tadi berisik di kamar atas".tutur mbak Ani yang masih di sibukkan dengan pekerjaan nya.

" saya keatas dulu mbak".

" iya Bu"

Melisa, wanita yang selalu lembut dan ramah tak pernah memandang status untuk kebaikannya. Dengan tas yang masih di tentangnya Melisa menaiki tangga. Sesampainya diatas ia masuk kedalam kamar tidurnya. meletakkan tas diatas meja rias,kemudian keluar lagi. Menuju kamar Er yang terletak di sebelah kamarnya. Kosong,saat pintu di buka. tak ada tanda-tanda pemiliknya. Beranjak menuju kamar yang berada di ujung. Kamar si sulung,tanpa mengetuk pintu Melisa membukanya.

Matanya membelalak sempurna mendapati pemandangan di kamar Re. Bantal berserakan di lantai beserta selimut yang teronggok di sana. bed cover sudah amburadul tak jelas bentuknya.

" Revan !,Ervan !" jerit Melisa membuat kakak beradik itu terlontar kaget.

" Bunda" seru mereka bersamaan. Langkah panjang Bunda mendekati kedua anaknya.

" kalian ini apa-apaan,heh !" teriak Bunda yang sudah berada di hadapan anaknya dan langsung menjewer telinga mereka.

" sakit Bun " Rajuk Er yang bertelanjang dada hanya mengenakan celana pendek selutut.

" aduh,ampun Bun" ucap Re sambil meringis kesakitan. Bunda menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian melepas jeweran di telinga mereka. Tampak keduanya kompak mengelus telinga mereka yang merah.

" Mbak Ani" teriak Bunda memanggil ART nya.

"Iya Bu" tergopoh-gopoh Mbak Ani menghampiri sang majikan.

" ada apa Bu ?"

" tolong kamu rapiin kamar ini,pusing aku lihatnya"

" hah" Mbak Ani melongo melihat penampakan kamar yang amburadul.

" kayak habis kena gempa ya" gumamnya sambil memulai merapikan.

" hehehe... emang barusan ada gempa mbak,gak kerasa ya ?" cicit Er sambil cengengesan.

" gempa lokal kayaknya mas"

" kalian berdua ikut Bunda" titah Bunda sambil melangkah keluar dengan wajah masam.

🌹🌹🌹

Duduk berhadapan dengan Bunda di sofa yang terdapat di kamar Bunda. Er dan Re hanya bisa tertunduk menghadapi wanita paling berjasa dalam hidup mereka, yang kini sedang menatap tajam pada mereka.

" Ulah apalagi yang kalian buat hari ini ?" tanya Bunda tegas. Terkadang ia harus menutupi kelembutannya,biar bagaimanapun kini ia merangkap peran menjadi ibu juga ayah untuk kedua buah hatinya.

" maaf Bun" ucap Er yang kini sudah mengenakan kembali kaosnya.

" Bunda tidak butuh kata maaf dari kalian. Bunda hanya ingin kalian bersikap sedikit dewasa. Bertanggung jawab dengan sikap kalian". tegas Bunda dengan kaki yang disilangkan. Tak ada sahutan,mereka memilih bungkam.

" Serahkan handphone kalian" lanjut Bunda sambil menengadahkan tangannya.

" Tapi Bun...."Er hendak protes.

" gak ada tapi-tapian,cepet sini. Bunda tau ya kenapa kalian sampai tidur di sekolah. pasti begadang nge game".

" tapi jangan hp juga dong Bun" Re ikut protes.

" gak bisa,selama tiga hari hp Bunda sita".

" yah Bun,kita kan udah dapet hukuman juga di sekolah masa hp di sita juga". gerutu Ervan.

" Anggap saja ini bonus hukuman buat kalian . Cepetan sini hp nya !"

Dengan berat hati keduanya menyerahkan benda keramat mereka pada Bunda.

" nanti kalau ada yang hubungin Er,gimana Bun ?"

" nanti Bunda kasih tahu". sahut Bunda seraya berdiri dan meletakkan hp kedua anaknya kedalam lemari. Dan tak lupa segera menguncinya.

Dengan langkah lunglai keduanya pergi meninggalkan kamar Bunda.

" Sial bener nih hari. udah jadi cleaning servis toilet. hp juga Kesita" Er masih menggerutu saja.

" gak usah nggerundel mulu,gak akan merubah keadaan". ucap Re sambil ngeloyor mendahului langkah Er. Er hanya mencebikkan bibirnya. Kesal.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!