Jessica Renata
Sosok gadis berusia 23 tahun, pekerja keras dan sangat perhitungan dengan uang. Semenjak orang tuanya meninggal Jessica harus mengurus usaha toko bakery milik kedua orang tuanya. Orang tuanya meninggal dalam suatu peristiwa kecelakaan mobil 2 tahun lalu, dan sekarang dia harus melanjutkan perjuangannya itu bersama adik laki-lakinya, Raditya Renata.
Di saat orang tuanya sudah tidak ada semua urusan keuangan keluarga dan toko bakerynya diserahkan ke Jessica. Sebagai anak sulung, dia harus menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Apalagi sekarang adiknya masih harus menempuh kuliah dan masih membutuhkan biaya yang banyak.
Jessica adalah tipe wanita yang tidak terlalu memikirkan masalah cowok atau sejenisnya. Semenjak kecil dia lebih sering fokus untuk sekolah dan membantu orang tuanya. Dulu orang tuanya menyarankannya untuk memperdalam keahliannya di bidang bakery, namun waktu itu dia justru lebih memilih kuliah di bidang fashion design. Saat itu dia merasa ingin mengejar mimpinya sebagai seorang designer.
Saat ini Jessica hanya ingin fokus mengurus toko bakerynya, bahkan saking sibuknya dia lebih sering menghabiskan waktu untuk menciptakan kue-kue baru dibanding hangout bersama teman-temannya atau bahkan untuk sekedar pacaran.
Meski begitu sesekali Jessica masih menyempatkan diri untuk membuat sketsa berbagai baju. Terkadang di waktu senggang dia membuat berbagai rancangan baju, apa pun yang terlintas di pikirannya dia tuangkan di buku sketsa pribadinya itu. Buku sketsa kesayangan yang dia bawa kemana pun dia berada.
Cita-cita terbesarnya adalah menjadi seorang designer terkenal, namun sayang sekarang ini dia harus menunda cita-citanya itu demi meneruskan toko bakerynya.
Raditya Renata
Cowok berumur 2 tahun lebih muda ini adalah adik kesayangan dari Jessica. Orang yang jahil bin usil, yang kerjaannya sering menggoda kakaknya ini sebenarnya adalah supaya kakaknya lebih terhibur dengan kejahilannya dan lelucon konyol yang sering dia lontarkan meskipun terkadang terkesan garing. Saking garingnya membuat Jessica sering mendaratkan jitakan ke kepalanya karena keusilannya.
Pada dasarnya raditya adalah tipe orang penyayang, apalagi semenjak orang tuanya tidak ada hanya kakaknya yang dia miliki. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga kakaknya dari apa pun termasuk dari para cowok-cowok yang suka menggoda kakaknya itu.
Raditya mengambil kuliah di bidang arsitektur, dari dulu impian terbesarnya adalah menjadi seorang arsitek. Baginya arsitek itu salah profesi keren dan terhormat. Lagi pula sebelum orang tuanya meninggal dia sudah berjanji kalau dia ingin membanggakan orang tuanya dengan menjadi arsitek yang sukses.
Hampir setiap hari sepulang kuliah Raditya membantu kakaknya di toko. Bahkan dia pun tak sungkan mengantarkan pesanan-pesanan kue untuk pelanggan meski sebenarnya mereka punya karyawan yang khusus mengantar pesanan kuenya.
Raditya pun juga tak sungkan membantu kakaknya membuat kue, karena dia tahu meski kakaknya selalu berusaha ceria dan tersenyum di depannya ada banyak beban yang terselip di benak kakaknya itu. Raditya melihat betapa terpukulnya Jessica setelah kepergian orang tuanya itu, mungkin dia pun sama terpukulnya. Tapi ketika dia melihat kakaknya yang selalu memberi semangat untuknya membuatnya ingin menunjukan ke Jessica kalau ada orang yang selalu ada di sampingnya untuk selalu ada untuknya.
Kelvin Marino
Sosok laki-laki berumur 25 tahun, salah satu aktor tampan yang digilai banyak kaum hawa mulai dari gadis-gadis remaja sampai ibu-ibu rumah tangga
Kelvin membintangi banyak film-film dan sinetron, hal itu membuat Kelvin mapan secara ekonomi. Bahkan sejumlah investasi bisnis sudah dia geluti. Apalagi seusai dia launching film baru rasanya semakin banyak fans terutama kaum remaja yang sering mengejar-ngejarnya.
Sebagai seorang artis tampan yang terkenal, Kelvin sering bergonta-ganti pacar. Bahkan dia memacari para model-model cantik, dia juga pernah terlibat cinta lokasi dengan lawan mainnya.
Namun entah kenapa meski dia banyak dikelilingi wanita cantik dia masih belum bisa move on dari cinta pertamanya dulu. Sosok perempuan yang pernah ada di hatinya itu bernama Maya. Gadis yang dulu dipacarinya sewaktu duduk di bangku SMA. Namun kala itu Maya membuatnya sakit hati karena dengan terang-terangan dia selingkuh dibelakang Kelvin, yang lebih menyakitkan lagi laki-laki selingkuhannya adalah sahabat Kelvin sendiri.
Semenjak peristiwa menyakitkan itu seolah Kelvin merasa tak percaya lagi dengan cinta, meski sering bergonta-ganti pacar namun dia tak pernah sama sekali punya perasaan apa pun dengan wanita-wanita yang di pacarinya itu.
Ayana
Sahabat Jessica dari kecil yang selalu ada untuk Jessica. Ayana yang selalu ceria membuat Jessica nyaman bercerita apa saja dengan sahabatnya itu. Bahkan baginya jessica lebih dari seorang sahabat, dia sudah menganggap Jessica seperti saudaranya sendiri.
Ayana yang sering ditinggal tugas keluar kota oleh orang tuanya sudah terbiasa menginap di rumah jessica. Bahkan mendiang orang tua Jessica sudah menganggapnya seperti anaknya sendiri.
Sesekali Ayana pun juga membantu Jessica di gerai, terkadang Ayana merasa kasihan dengan sahabatnya itu. Peristiwa kecelakaan orang tua Jessica sepwrti sudah menelan kebahagian dari sahabatnya itu. Padahal dulu Ayana berpikir keluarga Jessica adalah keluarga yang didambakan oleh banyak orang. Tapi semuanya hilang ketika peristiwa itu terjadi. Ayana sering melihat Jessica murung, meski Jessica sering menutupinya namun mata Jessica tak dapat membohonginya.
Jefri
Seorang sahabat sekaligus asisten pribadi Kelvin, mereka sudah bersahabat semenjak duduk di bangku SMA. Sebagai seorang assisten tugas Jefri adalah mengatur semua jadwal kerja, kostum, segala keperluan pekerjaan Kelvin termasuk juga mengatur jadwal kencan Kelvin dengan pacar-pacarnya yang jumlahnya sudah tak bisa dihitung itu.
Memang hanya Jefri yang bisa mengerti sekaligus berani memarahi Kelvin, karena Kelvin yang suka seenak-enaknya sendiri dan egois membuat orang-orang di sekitarnya tak berani menolak perintahnya.
Jefri bahkan menjadi security dadakan Kelvin kala dia sudah mulai kelewatan apalagi kalau urusan cewek. Sejujurnya Jefri tidak menyukai Kelvin yang play boy dan suka bergonta-ganti pacar. Bagi Jefri itu hanya akan buang-buang waktu bahkan bisa menjadi citra buruk bagi karir Kelvin.
Jefri juga memahami bagaimana sakit hatinya Kelvin saat dia dikhianati oleh Maya, yang mungkin bagi Kelvin semua kelakuannya saat ini adalah pelampiasan kekesalannya di masa lalu.
Brian
Salah satu cowok yang selalu mengejar-ngejar Jessica, meski semakin dia mengejar Jessica semakin menjauh juga Jessica darinya. Namun dia tak patah semangat. Bahkan usahanya itu dia tunjukan setiap hari dengan menghampiri Jessica ke gerainya. Entah itu karena alasan membeli kue ataupun hanya ingin sekedar menyapanya.
Brian memang lumayan keren bahkan terkadang dia juga memamerkan kekayaan orang tuanya di depan Jessica. Dan hal itulah yang membuat Jessica semakin ilfill dengannya.
"Hai Jess, selamat pagi!" sapa Brian.
"Hai, pagi!"
Dengan tatapan malas Jesica menjawab sapaan Brian yang hampir setiap hari menyapanya. Sambil membersihkan toko bakery Jesica bersama 2 orang karyawannya menyiapkan semua pesanan untuk hari ini.
"Kok cemberut sih? Nanti cantiknya ilang lagi kalo cemberut gitu!" kata Brian dengan senyuman manis tersungging di bibirnya.
"Biarin, udah sana gak usah gangguan orang kerja, nanti yang ada moodku semakin buruk kalo ngeliat kamu terus di sini!"
"Segitunya banget sih Jes kami sama aku, aku kan ke sini cuma bawain sarapan buat kamu! Nih nasi goreng buat kamu!"
Radit yang baru datang tiba-tiba menyambar kotak nasi yang disodorkan Brian.
"Wah kebetulan ni, buat aku aja kak Brian, kebetulan tadi Radit belum sarapan!"
"Eh, eh, tapi itu kan buat kakakmu!"
Radit mendudukkan dirinya dan memakan dengan lahap nasi goreng itu, sedang Brian hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya melihat Radit yang sudah melahap nasi goreng bawaannya itu.
"Nasi gorengnya enak kak! Lain kali kalo kak Jes gak mau buat aku aja!" kata Radit sambil melahap nasi itu seperti tanpa dosa dan rasa bersalah.
"Iya nanti aku bawain buat kamu juga!" saut Brian.
Brian yang tak kehilangan akal langsung mendekati Jesica yang sedang menata beberapa kue di rak.
"Eh Jes, malam Minggu kita jalan yuk!" kata Brian masih mencoba mendekati Jesica.
"Kak Brian malam Minggu itu kak Jes mau ada grand launching!"
"Maksud kamu grand launching apa?"
"Itu ada pembukaan butik dari temannya!"
"Owh... berarti besok aku anterin ya Jes?"
"Gak perlu, besok aku pergi sama Aya, sama temen-temen yang lain juga!"
"Temen kampus?"
"Iya!"
Raditya yang dengan secepat kilat menghabiskan nasi goreng itu langsung memberikan kotak tempat nasi itu pada Brian.
"Makasih ya kak, ini aku kembalikan kotaknya, nasi gorengnya enak!"
Brian menerima kotak itu, sebenarnya dia kesal dengan tingkah Raditya yang selalu mengacaukan pdktnya dengan Jesica, tapi Brian harus bersabar karena dia tidak mungkin memarahi segala keuislan calon adik iparnya itu.
"Iya sama-sama!"
"Oh iya kak Brian, hari ini kan kak jes itu lagi sibuk banget jadi tolong ya jangan diganggu dulu! Mending kak Brian beraktivitas sana, aku antar ke mobil ya!"
Radit merangkul Brian menuju ke luar dari tokonya dan secara agak memaksa Brian untuk meninggalkan tokonya itu.
"Eh, tapi aku mau ngomong sama kakakmu!"
"Kak Brian hari ini kak Jes sedang gak pengen diganggu jadi sebaiknya kakak jangan di sini dulu ya!"
Radit menarik Brian ke dalam mobil tanpa menggubris penolakan dari Brian.
"Hati-hati di jalan ya kak!" kata Radit sambil menutup mobil.
"Tapi....!"
"Bye....!"
Brian hanya bisa mendengus kesal dengan kelakuan Radit yang selalu bisa dengan segala cara mengusirnya secara halus kala dia mendekati Jesica.
"Kalo bukan adiknya Jesica udah aku jitak tuh anak, tapi aku harus sabar.....gak mungkin kan aku memarahinya...apalagi di depan Jesica pasti bisa-bisa aku di damprat habis-habisan sama Jesica!Huft...sabar Brian..sabar!!"
Brian yang menahan rasa kesalnpun akhirnya memilih untuk pergi meninggalkan tempat itu.
"Pagi-pagi ada aja lalat penganggu!" gerutu Radit saat masuk lagi ke dalam toko.
"Sabat mas sabar, orang sabar disayang pacar!" jawab dini yang tak lain adalah salah satu karyawannya.
"Kan aku gak punya pacar, gimana mau disayang sama pacar sih Din?"
"Makanya punya pacar dong mas Radit, biar disayang gitu!" kata dini sambil tersenyum-senyum manja seolah-olah memberi kode pada Raditya.
Dari dulu semenjak awal dini bekerja di situ dia memang sangat tertarik dengan Radit namun karna sikap tengil Radit dia pura-pura cuek.
"Belum ada cewek yang mau sama aku Din!"
"Masak sih, kalo gak ada yang mau dini...ehem..mm.. available loh! Upppss keceplosan!" jawab dini sambil menutup mulutnya yang ceplas-ceplos.
"Hah...maksud kamu?"
"Eh nggak kok...lupain aja!" jawab dini mendadak salting dan langsung membantu Jesica lagi untuk menutupi groginya.
"Eleh...harusnya aku yang kesel karena aku yang digangguin tapi kenapa jadi kamu yang kesel?" celetuk Jesica.
"Abis tuh orang gak ada capek-capeknya deketin kakak terus, padahal udah jelas-jelas ditolak mentah-mentah masih aja kekeh deketin kakak terus!" gerutu Radit.
"Ya udah sih, marahnya lanjut nanti aja. Bantuin kakak nih, nyiapin pesanan kue yang mau di anter!" kata Jesica sambil sibuk mempersiapkan pesanan yang mau diantar.
Di sela-sela kesibukan mereka yang sedang menyiapkan pesanan, terlihat seorang pelanggan dengan menggunakan mobil sport berwarna hitam yang terparkir di depan toko.
Seperti yang mereka lihat, mobil yang mungkin tidak sembarang orang bisa memilikinya itu sudah bisa ditebak siapa orang yang memakainya, pastinya dari kalangan pengusahawan atau orang jutawan atau bisa juga sekelas artis papan atas yang jelas-jelas orang berduit.
Seorang cowok turun dari mobil itu dan memasuki toko.
"Din ada pelanggan tuh, kamu layani dulu yah! Aku selesain ini dulu."
"Okey mbak Jes!"
Dina langsung menyapa pelanggan yang baru datang itu. Betapa tercengangnya dia melihat ketampanan orang yang baru dateng itu.
"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu!"
Cowok dengan setelan kaos putih dengan celana selutut berwarna coklat itu tampak kasual apalagi dengan kaca mata yang menghiasi wajahnya. Tubuh yang tegap dan atletis pasti membuat siapa saja cewek yang melihatnya terpesona.
"Mbak aku mau beli cheese cake dong!" kata cowok tampan itu sambil melepas kaca mata yang dia kenakan.
Dini benar-benar terpesona dengan ketampanannya bahkan seolah dia tak bisa berkedip melihat sosok yang begitu sempurna di depannya saat ini.
"Mbak...mbak...saya mau beli cheese cake!"
"Eh iya mas, maaf jadi ngelamun! Kayak pernah lihat tapi dimana yah?" kata dini mengingat-ingat wajah cowok yang nampak tak asing.
"Oh iya, ya ampun....kamu...kamu....!!!!Kamu aktor tampan itu kan? Kamu Kelvin...iya Kelvin Marino! Ya ampun ternyata aslinya lebih ganteng....mas Kelvin boleh minta tanda tangan??" kata dini histeris.
"Oh iya boleh, tapi boleh gak ambilkan dulu cheese cakenya?"
"Eh iya, tadi mas Kelvin pesan cheese cake ya? Sebentar ya....!!"
Dini mengambilkan pesanan Kelvin dengan grogi sekaligus rasa senang bisa bertemu dengan idolanya.
"Ini mas cheese cakenya!"
"Jadinya berapa?"
"230 ribu!"
"Oh iya mbak, aku besok mau ada acara gitu di rumah terus kalau mau pesan cake untuk ultah bisa?"
"Bisa mas, mau kue yang kayak gimana, sebentar saya ambil contohnya!"
Dini pun langsung lari mencari cintoh kue yang akan dipilih Kelvin. Secepat kilat dia langsung membawa contoh gambar kue itu.
"Ini mas silahkan di pilih!"
Kelvin pun langsung memilih kue ulangtahun sepeti yang dia inginkan.
"Yang ini mbak, tolong nanti ditulis sama ucapannya ini yah!" kata Kelvin sambil menyodorkan kertas kecil yang sudah disiapkan untuk menghiasi kue yang dia pesan.
"Baik mas, nanti biar kami siapkan!"
"Makasih mbak, besok lusa saya ambil, dan ini uang cheese cakenya!"
"Terimakasih mas Kelvin!"
Kelvin pun hendak pergi dari tempat itu.
"Eh mas Kelvin ada yang kelupaan!"
"Apa?' kata Kelvin heran.
"Kan kita belum jadi foto!"
"Terus siapa yang mau fotoin?"
"Sebentar yah mas, aku panggil orang yang mau bantu fotoin!"
Dini langsung masuk ke dalam dan mencari orang yang mau memotret dia. Alhasil dini memintabjesica untuk memotretnya.
"Kamu mau di foto sama siapa sih Din?"
"Pokoknya nanti mbak juga tahu!" jawab dini sambil menarik tangan Jessica."
Dini menarik tangan Jessica untuk memintanya mengambil foto dengan artis idolanya itu.
"Ayo kita foto mas Kelvin!"
Kelvin melihat sesosok makhluk cantik di depan matanya. Sesaat keduanya bertatapan mata satu sama lain.
"Ehem....kok malah pada bengong sih, mbak Jesica minta tolong fotoin yah pake hp aku!" kata dini sambil menyerahkan hpnya.
"Kenapa kamu gak nyuruh orang lain aja sih buat fotoin, kenapa mesti aku coba yang fotoin!" gerutu Jesica.
"Maaf mbak Jes, sekali ini aja, jarang-jarang kan bisa ketemu artis kayak gini!" bisik dini.
Dini pun mengambil posisi foto terbaiknya bersama Kelvin. Jessica pun mengambil foto beberapa kali, meski sebenarnya dia benar-benar malas melakukannya.
"Makasih ya mas Kelvin!" kata dini kegirangan.
"Iya sama-sama, mbaknya yang ini gak minta foto juga?" kata Kelvin sambil melirik Jesica.
"Gak mas, makasih!" jawab Jesica cuek.
"Sialan...baru kali ini ada cewek yang gak mau foto sama gue, biasanya mereka mohon-mohon supaya bisa foto bareng gue!" gerutu Kelvin dalam hati sambil mengamati Jesica.
"Kalo gitu aku pergi dulu, o iya jangan lupa pesanan saya tadi ya mbak! Besok lusa saya ambil!"
"Iya mas!" kata dini.
Kelvin berlalu, dari tempat itu meski rasa penasaran masih menyergap dalam benaknya, sesekali dari kejauhan dia masih mencuri-curi pandang dengan Jesica. Namun Jesica hanya berlalu, bersikap senatural mungkin seolah dia tidak memperhatikan Kelvin.
"Mbak, tadi kayaknya mas Kelvin tertarik deh sama mbak Jesica!"
"Ngomong apa sih kamu Din, baru juga ketemu, udah ngomong tertarik!"
"Mbak Jes pernah denger istilah cinta pandangan pertama gak sih?"
"Ya terus??"
"La itu dia mbak, mungkin dia tertarik sama mbak Jes dari pandangan pertama!"
"Apaan sih ngaco banget tahu nggak? Udah ah...aku mau nglanjutin kerjaan aku tadi, gara-gara kamu jadi tertunda!! Lagian kamu norak banget sih minta foto sama orang itu?"
"Ya kan dia kan artis mbak, jarang-jarang kan kita bisa ketemu artis!"
"Artis? Memang artis apa dia?"
"Ya ampun masak mbak Jesica gak tahu sih kalo dia itu sering maen film sama sinetron. Siapa sih yang gak kenal dia, seorang Kelvin Marino, artis tampan yang sedang naik daun!"
"Ulet keket kali naik daun, ah udah ah bodo amat dia mau artis atau siap yang jelas sekarang kita mesti nyelesain pesanannya sebelum jam 11! Ayo bantuin....!"
Jessica mengajak dini untuk menyelesaikan pekerjaan yang sempat tertunda tadi. Mereka berdua menuju ruang belakang dan kembali membantu Radit yang dari tadi masih sibuk menyelesaikan sendiri.
"Kalian dari mana aja sih? Lama banget? Dari tadi aku sendiri nyiapin semuanya!"
"Ini nih si dini, baru aja nglihat artis gitu aja udah minta foto!"
"Hehehehe...maaf yah mas Radit jadi di tinggal deh, habis tadi tuh ada artis idolanya dini. Mas Radit tahu gak siapa, itu loh mas si Kelvin Marino!!" kata dini antusias.
"Oh itu...!!' kata Radit sambil mencoba mengingat-ingat.
"Mas Radit tahu?"tanya dini antusias.
"Emm...nggak sih! Tahu sendiri kan aku gak suka merhatiin artis-artis kayak gitu!'
"Aku juga gak kenal dia siapa?"
"Berarti mas Radit sama mbak Jesica kudet alias kurang update. Masak sama artis yang lagi hits pada gak tahu!'"
"Eleh, gak penting buat aku! Yang terpenting sekarang buruan selesain kerjaan kalian, bentar lagi mau diantar pesanannya!"
"Kak katanya Doni gak berangkat hari ini, tadi dia telpon tadi katanya anaknya sakit!"
"Oh gitu, padahal pesenannya harus di antar nanti jam sebelum jam 11. Kamu aja yang anter ya dit!!"
"Tapi kak, aku mau berangkat kuliah nih!"
"Ya udah deh nanti biar Kakak aja yang anter, mana alamatnya!"
"Ini kak!"
Jesica melihat alamat tujuan yang sepertinya tak begitu jauh.
"Biar aku aja yang antar, Din kamu jaga toko yah, aku mau nganter ini dulu!"
"Baik mbak!"jawab dini.
Radit dan dini pun menata kue pesanan itu ke mobil Jessica.
"Serius nih kakak gak papa nganter sendirian?"
"Ya mau gimana lagi, kamu kan kuliah, si Doni gak berangkat! Aku gak papa kok, kamu gak usah khawatir kayak baru kali ini aja aku nganter pesanan sendirian! Ya udah kamu berangkat kuliah sana, nanti telat lagi!"
"Iya kak, kakak hati-hati yah!"
"Iya bawel!!"
Jesica masuk ke dalam mobil dan pergi mengantar pesanan ke alamat yang dituju. Beberapa menit kemudian dia sampai ke sebuah gedung mewah di pusat kota.
Jesica menurunkan semua pesanannya itu sendiri meski sedikit nampak kerepotan.
"Hai, perlu bantuan?" sapa seorang laki-laki.
"Eh gak perlu, gak papa aku bisa sendiri kok!" kata Jesica tanpa menoleh siapa orang yang menawarkan bantuan itu.
"Jelas-jelas mbaknya kerepotan gitu, kok gak mau dibantu sih?"
"Maaf mas saya buru-buru!"
Sepintas ada dua orang laki-laki yang ada di depannya saat ini. Salah satu laki-laki dengan postur tubuh tinggi dan yang satu lagi mengikutinya dari belakang. Jesica mencoba mengingat siapa sosok yang ada di depannya itu.
"Loh kamu mbaknya yang di bakery tadi kan?"
"Kamu yang tadi ke bakery itu, yang dimintain foto sama dini tadi yang katanya artis itu?"
"Apa? Katanya artis? Emang kamu gak kenal siapa aku?"
"Nggak, aku gak tahu kamu dan juga gak mau tahu!!" jawab Jesica cuek sambil mengemas barang bawaannya bersiap untuk dia bawa ke dalam gedung.
"Mbaknya sombong banget sih! Harusnya mbaknya merasa beruntung dong ada cowok sekeren aku mau nawarin bantuan kayak gini!"
"Mas maaf yah, saya buru-buru, aku gak punya waktu buat ngladenin hal-hal gak penting kayak gini!"
Jesica membawa kue-kue itu dan meninggalkan dua orang yang tak lain adalah Kelvin dan Jefri.
"What? Gue gak salah denger Jef, cewek itu bilang gak penting sama gue! Wah bener-bener ya tuh cewek, masih bagus gue tadi nawarin bantuan sama dia, eh malah di tolak mentah-mentah sama dia. Dasar cewek sombong!" umpat Kelvin yang uring-uringan sendiri setelah dicuekin Jesica tadi.
Jefri pun hanya tersenyum melihat tingkah laku dari sahabatnya yang berubah menjadi aneh.
"Lah kok malah senyum-senyum sih, bukannya ngasih gue pendapat!"
"Ya lagian aneh banget sih lo, tumben-tumbenan nawarin bantuan sama cewek yang Lo kenal! Lagian tuh cewek siapa sih sampe-sampe seorang Kelvin mau nawarin bantuan bawain barang-barangnya?'
"Gue juga belum kenal sih, gue cuma lihat dia tadi di bakery waktu gue beli cheese cake!"
"Aneh banget sih lo, kenal aja nggak, apa jangan-jangan Lo tertarik sama cewek penjual kue itu?"
"Apa? Tertarik? Ya nggaklah, gue gak bakal tertarik sama cewek sombong model dia!" kata Kelvin menampik.
"Kalo gitu ya udah gak usah uring-uringan gitu, mending kita masuk aja ke dalam, katanya Lo mau nemuin Marsya di dalem!"
Kelvin yang sedari tadi perhatiannya tertuju pada sosok cewek yang baru dia temui tadi membuat dia lupa dengan tujuan awalnya dia membeli cheese cake dan tujuannya datang ke gedung itu.
"Kita masuk sekarang!" ajak kelvin.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!