Alexander adalah laki-laki yang hidup dalam kesendirian tanpa anggota keluarga yang lain. Dia tidak memiliki siapa pun. Bagi Alexander membunuh bukanlah hal yang sulit baginya. Itu adalah suatu kesenangan yang luar biasa. Pemuda itu memiliki kepribadian yang dingin, arogan, berkuasa, tidak pernah tersenyum manis sedetik pun, hanya ada senyum licik dan menantang. Tidak ada pengampunan apalagi menerima kata maaf. Bahkan dia pun tidak akan meminta maaf baginya kata itu adalah setiap kelemahan manusia. Alexander Hans adalah seorang bos besar mafia yang paling ditakuti di seluruh penjuru mafia. Saat mendengar namanya saja orang-orang sudah bergidik ngeri karena kekejamannya, namun hanya sedikit orang yang mengenali rupanya. Sesekali dia menghisap rokoknya, dan membuangnya. Entah berapa batang rokok yang dia hisap. Akan tetapi bibirnya tidak menghitam karena rokok itu. Tak terasa mereka tiba lah di suatu klub malam. Happy life! Tempat yang sering di datangi Alexander dan kawan-kawan sesama Mafia untuk menghilangkan kejenuhan dalam pekerjaan. Minum-minum sambil bermain dengan wanita jalang di atas kasur adalah hal yang tepat.
“Silahkan masuk tuan Alexander! Kehadiranmu sudah kami tunggu-tunggu.” (Sambut pemilik klub itu yang tak lain teman dekat Alexander juga).
Alexander dan anak buahnya pun masuk tanpa sungkan dan tanpa ada pembicaraan. Mereka masuk ke tempat manusia-manusia yang mencari kesenangan, menghapus kesedihan, kekesalan, begitulah yang di pikirkan pengunjung-pengunjung itu.
***
Sherline gadis yatim piatu, yang di adopsi oleh sepasang suami istri yang pemalas. Dia mempunyai kepribadian yang periang, cantik, penuh dengan semangat, dengan kecantikan dan kulit putihnya tidak ada yang percaya bahwa Sherline berasal dari keluarga kurang mampu. Walaupun orang tua angkatnya tidak menyayanginya tapi ia tidak menyimpan dendam atau kemarahan pada mereka. Ia tetap menyayangi bahkan menganggap mereka sebagai orang tua kandungnya sendiri. Semenjak bayi Sherline sudah di temukan di depan panti asuhan, sehingga di asuh oleh pihak panti asuhan. Sampai ia berusia 2 tahun, di adopsi oleh sepasang suami istri yang belum memiliki anak. Orang tua itu tidak terlalu menyayanginya, mereka hanya menyekolahkan dirinya sampai lulus SD, tapi ia tidak mau menyerah, dia tetap berusaha untuk bisa sekolah, paling tidak sampai SMA. Dia melakukan banyak pekerjaan, Semua uang hasil jerih payahnya bekerja di tabungnya. Bahkan tidak lupa untuk di berikan sebagian pada orang tua angkatnya. Pada umur 14 tahun Sherline sudah berada di pinggir jalan untuk berjualan koran, masker dan tisu, sorenya dia sebagai pelayan di restoran. Sherline mempunyai seorang sahabat bernama Natasha. Mereka sudah berteman sedari kecil, Sherline begitu bahagia mempunyai sahabatnya itu.
“Sherline, kamu mau nikah sama orang kaya tidak kedepannya?” Tanya Natasha di sela-sela kesibukannya melayani pelanggan di restoran.
“Tidak, aku takut mau nikah sama orang kaya. Aku ingin menikah dengan mafia, kayak keren banget!” (Sherline tertawa renyah).
Sepulang bekerja bertepatan dengan weekend Sherline dan Natasha janjian nonton bioskop bersama. Kebetulan hari itu mereka sehabis gajian jadi sesekali merefresh kan otak tak masalah bukan.
***
Di rumah besar dan megah itu Alexander di sambut oleh semua anak buahnya yang terbalut pakaian serba hitam dari ujung gerbang sampai ke dalam rumah mewah nan megah yang ada di sana.
“Siapkan semua berkas tentang perjanjian pengiriman serta pengangkutan barang-barang dari jalur laut ke meja kerjaku!!” (Perintahnya pada asisten pribadinya).
“Mereka pikir bisa menghancurkan mafia hanya dengan kemampuan mereka sekarang?”(Alexander tersenyum mengejek, ketika Zee asistennya melaporkan ada beberapa unit khusus yang di tugaskan untuk meruntuhkan kekuasaan dari pihak mafia di bawah kendali satuan khusus pemerintah).
“Iya bos. Tapi, aku rasa mereka punya beberapa taktik khusus untuk menghancurkan kelompok mafia lainnya seperti saat mereka berhasil menghancurkan kelompok mafia kapak merah kemarin.”(Zee menambah informasi mengenai lawan mereka).
“Mereka menggunakan taktik licik seperti adu domba bos.”(tambahnya lagi).
“Aku tahu pasti mereka akan menggunakan cara-cara seperti itu untuk menghancurkan lawan yang jauh lebih besar dari pada yang mereka miliki.” (Sahut Alexander terlihat sedikit berfikir tentang sesuatu).
Malam ini adalah rapat perkumpulan anggota mafia yang di ketuai oleh Alexander. Pertemuan di lakukan di salah satu hotel ternama di kota tersebut.
Pemilik dari hotel itu adalah salah satu anggota dari perkumpulan mafia yang diketuai oleh Alexander.
Alexander sudah lama memimpin kelompok mafia. Ia menggantikan Michael, ketua sebelumnya. Michael memilih Alexander karena dia memiliki potensi jiwa Iblis pada Alexander. Apalagi Alexander adalah orang yang tidak pernah takut mati dan setia dalam kelompoknya.
“Aku dengar ada yang berani mengizinkan senjata nuklir masuk ke negara ini ya? Ada yang mau mengakuinya? Kalau berani mengakuinya, aku akan mengurangi hukumannya setengah.” (Ucap Alexander dengan santai tapi menegangkan).
Alexander berjalan mengitari anggotanya. Perlahan-lahan dia mengeluarkan pistol kesayangannya yang di simpan di belakangnya. Klik...Duarrr! Alexander melepaskan timah panasnya tepat di bagian kepala dan bahu seorang laki-laki yang duduk di rapat itu.
“Aku tidak suka ada yang berkhianat di kelompokku, meskipun aku sudah beberapa kali mengatakan seperti ini, tapi masih ada juga yang berani mengkhianati aku.”
(Semua orang panik dan ketakutan).
“Zee siapkan mobil! Aku lapar.” (Perintah Alexander pada asisten pribadinya).
“Baik tuan.” Jawabnya sambil keluar dari ruangan.
“Kalian pulanglah, jangan lupa istirahat. Jaga kesehatan dan keluarga kalian.” (Perintah Alexander sambil berjalan menyusul Zee meninggalkan ruangan itu).
***
“Sialan! Aku kalah judi lagi.” (Umpat Yanto papa angkat Sherline. Yanto memang punya kebiasaan buruk, yaitu main judi dan mabuk-mabukan.
“Aku harus cari uang dari mana lagi ini.” Gumamnya.
Seorang pria menghampirinya. Tentu saja dengan niat buruk.
” Bagaimana, apa kau mau berhenti, kau sudah tidak memiliki uang lagi.” (Ucap pria tersebut).
“Aku mau main lagi, tapi aku tidak memiliki uang.”(Keluh Yanto pada pria itu).
“Apa yang kau punya?” Tanya orang itu lagi.
“Aku tidak punya apa-apa. Aku tinggal di kontrakan, dan aku tidak memiliki kendaraan, aku tidak punya apa pun . Tapi, aku punya anak gadis, dia masih perawan, apakah masih bisa?” Tanya Yanto.
“Apakah kau bermaksud menjual anak gadis mu sendiri? Kau sangat jahat sekali ya.” (Pria itu tersenyum sinis menanggapi penawaran yang dilakukan oleh Yanto.
“Demi uang apa pun akan aku lakukan. Lagi pula dia hanya anak angkat ku, dia aku ambil dari panti asuhan.” (Yanto menyeringai senang).
“Baiklah, akan aku pikirkan dulu." (Setelah berfikir cukup lama, pria itu mengangguk tanda setuju. Papa Sherline pun kembali berjudi dengan taruhan anak gadisnya sendiri. Namun, lagi dan lagi selalu kalah. Selama ini papa Sherline tak pernah menang barang satu kali pun. Hanya bermodalkan nekat tentu tak dapat mengalahkan lawan yang penuh strategi dan kecurangan serta kelicikan dalam bermain.
Dringgg...Dringg...Dringgg...
“Halo, ini siapa?” (Tanya Marina).
Marina menjawab panggilan telepon dari Hp milik suaminya.
“Saya Yugo , temannya si Yanto, apa Yanto nya ada?” (Tanya laki-laki bernama Reno).
“Ada urusan apa ya?” (Tanya Marina penasaran).
“Saya ingin membicarakan suatu hal dengannya.” (Ucap Yugo).
“Tunggu sebentar akan saya panggilkan.”
Marina pun memanggil suaminya Yanto yang ada di kamarnya.
“Pa, ini ada orang yang namanya Yugo, katanya mau berbicara sesuatu sama kamu.”
Yanto mengambil Hp yang di tangan Marina.
“Yanto, bos saya mau membeli anak gadismu yang kau bicarakan kemarin.” Ucap Yugo.
Yanto senang dan kaget. “Berapa?” Tanya Yanto.
“100 juta.” Jawab Yugo.
“Deal. Lalu, bagaimana pembayarannya?”
“Kirimkan nomor rekening mu sekarang.” Ucap Yugo.
“Oke!"
(Yanto berniat ingin menjual anak angkatnya itu).
Tutut.... Tuutt..... Tttuuuutt....
“Halo.” Jawab Sherline melalui panggilan Hp.
“Halo, ini papa yang bicara.” Jawab Ferdi papa angkat Sherline.
“Oh iya Pah, ada apa Pah?” Tanya Sherline.
“Papah mau minta tolong sama kamu.” Ucap Ferdi.
“Minta tolong apa Pa?” Tanya Sherline.
“Sherline, apa kamu bisa bantu menggantikan Papah bekerja hari ini? Papah lagi tidak enak badan.”(bohong Yanto).
“Jam berapa Pah?”(Sherline tampak berfikir).
“Sekitar jam 10 malam ini, kamu hanya menggantikan papa jadi pelayan.” (Jawab Yanto kembali berbohong).
“Baiklah Pah.”(akhirnya Sherline mengiyakannya).
Sherline menerima pesan masuk di handphonenya, sebuah alamat klub tempat papahnya bekerja. Dengan memakai motornya dia beranjak menuju klub malam itu.
“Oh, Tuhan! Lindungi lah aku.” (Gumam Sherline).
Sesekali Sherline bergidik melihat mereka. Keadaan cahaya yang remang-remang membuat Sherline kesusahan melihat sekitarnya.
“Permisi mas! Saya mau cari pak Yugo?” (Tanya Sherline pada salah satu pramusaji di klub itu).
“Dari siapa mbak?” (tanya laki-laki tersebut).
“Saya Sherline, saya yang menggantikan papa saya, Yanto namanya.” Jawab Sherline.
Pramusaji itu melihat ke arah Sherline dari ujung kaki sampai ujung kepala. Membuat Sherline merasa sedikit risih di tatap seperti itu.
“Sherline?” (Tiba-tiba seseorang memanggil namanya dan Sherline pun berbalik ke arah suara yang memanggilnya).
“Iya mas, saya Sherline. Saya akan menggantikan papa saya bekerja hari ini.” (Jelas Sherline).
“Baiklah kalau begitu, kamu tunggu sebentar.” (Ucap Yugo sesaat sebelum dia pergi).
Tak berapa lama Yugo kembali dengan membawa pakaian. Kemudian, Yugo memberikan itu pada Sherline. Sherline bingung dan heran, karena dia melihat bahwa pakaian yang diberikan itu sebuah dress yang sangat seksi dan pendek.
“Maaf, mas sebelumnya. Kok seragam kerjanya seperti ini, apa tidak salah?” (tanya Sherline).
“Kenapa? Memang seperti ini pakaiannya. Cepat pakai saja! Jangan banyak protes, kamu kerja saja di sini dan ikuti saja aturan kami.” (Bentak Yugo).
“Tidak tuan, saya tidak bisa. Saya tidak mau memakai pakaian ini, ini terlalu terbuka!” (Sherline tak kalah geram bahkan dia berani memelototi Yugo).
“Kau ini!! Apa kamu papamu akan menerima akibatnya, karena dia sudah menerima bayarannya.” (Teriak Yugo sangat keras karena marah pada Sherline).
“Apa maksud mas, saya tidak mengerti.” Sherline tampak kebingungan dengan ucapan Yugo barusan.
“Jangan munafik, kamu ganti saja pakaianmu, tugasmu hanya menemani bosku minum, tidak lebih.” (Yugo tersenyum mengejek).
“Tidak, tidak, tidak tuan! Saya tidak mau melakukan itu. Saya akan pergi.” Sherline sangat gugup.
“Kamu mau aku menuntut papamu? Aku bisa menjebloskannya ke dalam penjara karena menipuku.” Ancam Yugo.
“Mas! Papa saya bilang saya cuman menggantikannya sebagai pelayan.” (Jawab Sherline membela diri).
“Kalau begitu kamu ganti rugi 100 juta, karena aku sudah bayar sama papa kamu dengan jumlah itu.”
“Apa? 100 juta?! Anda jangan bercanda ya, mana mungkin papa saya terima uang sebanyak itu.” ( Sherline seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya).
“Kalau kau tidak percaya silahkan kamu hubungi Papamu.” (Ucap Yugo).
Sherline langsung menelepon papanya.
“Halo.” (Jawab papa Sherline di seberang telepon).
“Apa maksudnya semua ini pak? Kenapa mas Yugo bilang harus pakai baju seksi dan melayani bosnya?! Dan apanya yang 100 juta Pah??” (Sherline meminta penjelasan pada Papanya).
“Sayang, maafkan papa. Memang pakaiannya harus seperti itu, dan untuk uang 100 juta itu papa sangat membutuhkannya. Dan lagi pula uangnya sudah dipakai buat operasi usus buntu mama kamu, dan bayar uang sekolah adik kamu yang sudah menunggak beberapa bulan.” (Jelas papanya berbohong).
Sherline terdiam, dia tidak tahu mau bicara apa. Sementara itu Yogo terus menatap tajam ke arah Sherline. Ia pun mematikan sambungan telepon dengan Papanya, dan memandang balik ke arah Reno.
“Bagaimana? Kalau kalian bisa mengembalikan uang 100 juta itu, aku akan mengizinkanmu pergi dari tempat ini dan membatalkan pekerjaanmu. Tapi, kalau tidak bisa, kami tidak punya pilihan lain selain harus tetap melakukan pekerjaan ini.”
Sherline tertegun, hati nurani nya menentang ini. Namun, papanya yang menjadi taruhannya. Dengan enggan Sherline masuk ke dalam klub tersebut. Ia diarahkan oleh Yugo menuju ruangan yang telah di pesan oleh tamu VVIP tamu malam itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!