"Sampai kapan lo akan terus seperti ini?". Pertanyaan Yasmin mengagetkan Kiara yang baru saja pulang dari kencannya dengan pacar ke-3 nya
"Apa?". Kiara balik bertanya
"Lo nggak putusin Byan dan masih menjalani hubungan kalian yang gue sendiri nggak paham akan sampai kemana tapi lo pacarin semua cowok yang ngedeketin lo. Apa lo nggak mikirin perasaan Byan, Ki?"
Kiara terdiam, dia tahu yang dilakukannya itu merupakan kesalahan besar. Tapi apa daya dirinya butuh cinta
Byan dan Kiara sudah bersama cukup lama. Mereka mulai jadian dari kelas 2 SMA sampai sekarang Kiara duduk di semester 6 Jurusan Sastra Inggris sedangkan Byan lebih memilih untuk melanjutkan study nya dibidang militer. Byan mendaftarkan diri untuk menjadi seorang prajurit, yang mengharuskannya pergi ke daerah terpencil untuk mendalami pendidikan di alam liar
Kiara sebenarnya tidak ingin menghianati Byan, dia mencintai Byan, sangat mencintai Byan tapi berhubungan jarak jauh itu tidak semudah yang dibayangkan
"Well, siapa tahu dia juga selingkuh disana". Kiara berkilah. Dia benar-benar sebal kalau Yasmin, roommatenya sekaligus teman dekatnya mulai menasihati soal hubungannya dengan Byan
"Byan selingkuh? Demi apa dia selingkuh? Dia lagi di hutan Ki. Apa mungkin dia selingkuh dengan babi?"
"Mungkin saja dia selingkuh dengan teman seperjuangannya, dia sama sekali nggak menghubungi gue selama sebulan dan gue nggak tahan"
Sebenarnya mungkin Kiara bisa saja tidak selingkuh kalau Byan sering menghubunginya tapi masalahnya dengan alasan sinyal yang jarang berhubungan
"Kalau begitu putusin aja Byan kalau lo nggak tahan". Kiara terdiam, dia sempat memikirkan ini tapi dia terlalu sayang Byan. Setidaknya itu yang Kiara pikirkan. Kiara memilih diam, pembahasan mengenai topik Byan tidak akan habis kalau itu Yasmin yang berbicara. Dia lebih memilih untuk memendamkan kepalanya ke bantal kesayangannya
Kiara tidak pernah berpikir untuk menaruh hati pada siapapun yang jadi selingkuhannya. Tapi kali ini berbeda. Dia Devon. Teman dekat Byan sebelum dia pergi menempuh pendidikannya di daerah yang Kiara sendiri tidak tahu dimana
Awalnya Kiara hanya berteman dekat dengan Devon. Devon juga sudah punya pacar, namanya Bella. Tapi semua perasaan itu berubah ketika Byan dipindahkan ke tempat yang kesulitan sinyal handphone. Byan dan Kiara jadi jarang berhubungan dan Kiara akan pergi ke Devon, awalnya hanya menanyakan tentang Byan karena siapa tahu Byan menghubungi Devon. Tapi lama-lama Kiara menemukan kenyamanan lain bersama dengan Devon
Flashback 3 years ago
"Byan apa kamu benar-benar akan pergi?". Kiara merangkul Byan, dia benar-benar tidak rela ditinggalkan oleh kekasihnya
"Hmm maafin aku sayang. Ini juga untuk kebaikan kita berdua. Kelak kalau aku sudah jadi jendral, kamu juga pasti akan ikut bangga". Balas Byan sambil mengecup dahi Kiara
"Terus aku sama siapa kalau kamu nggak ada?"
"Kamu kan punya Yasmin, dia pasti akan selalu didekatmu. Ada Devon juga. Dia sahabat aku, aku bakal mempercayakan kamu pada mereka selama aku nggak ada. Untuk menjagamu. Selalu disampingmu dan selalu membuatmu tersenyum. Jangan khawatir aku pasti setia dan kembali padamu. Aku janji"
"Hmm kapan kamu akan berangkat?"
"Besok pagi"
"Secepat itu?"
"Kia, aku tahu ini sulit. Buatmu. Buatku. Tapi aku yakin kita pasti bisa. Ingat janji prajurit nyawa taruhannya". Byan menatap Kiara dalam, mencoba meyakinkan pacarnya kalau semuanya akan baik-baik saja
"Kamu bahkan belum jadi prajurit, Byan. Dan dapet darimana kamu kata-kata itu?". Kiara mengerucutkan bibirnya
Byan tersenyum, Kiara merupakan hal terindah dimatanya. "Aku hanya membuat tapi janjiku benar-benar aku buat dari hati. Percaya sama aku"
Kiara hanya memeluk Byan lebih erat sambil menghirup aroma parfum Byan yang akan sangat dirindukannya
Back to present!
Kiara duduk di taman belakang kampusnya, menonton mahasiswa yang hilir mudik kesana kemari
Kiara menunggu Devon yang katanya akan menemuinya siang ini di taman kampus ini
Cup
Kiara merasakan pipinya basah dikecup seseorang. Dia tahu itu Devon
"Hai cantik". Devon duduk disamping Kiara dengan senyum bodoh terpatri di wajahnya
"Apa yang kamu lakukan? Gimana kalo orang lain melihat kamu menciumku?"
"Emangnya kenapa? Mereka nggak akan peduli toh aku sering melakukannya dengan siapapun". Devon membela diri
"Apa? Jadi yang kamu lakuin selama ini ke aku juga kamu lakuin sama orang lain?"
"Nggak begitu sayang, hanya saja...". Kiara berhenti mendengarkan kata-kata Devon setelah dia mendengar kata sayang. Kiara ingat Byan, Byan selalu memanggilnya sayang. Kiara rindu Byan, sangat rindu
"Kia, kamu kenapa?". Devon menggoyang-goyangkan tubuh Kiara ketika dirasanya Kiara membeku
"Ah nggak. Ngomong-ngomong mau kemana kita hari ini?". Kiara mencoba mengalihkan perhatian Devon
"Ke apartementku. Hari ini Bella pulang ke Surabaya, tempat orang tuanya. Aku rindu berdua sama kamu". Ucap Devon berbisik. Meninggalkan Kiara dengan muka merah. Kiara tidak tahu apa yang dia rasakan terhadap Devon. Dan Kiara hanya melakukan ini dengan Devon tidak dengan selingkuhannya yang lain
Semua ini berawal dari setahun yang lalu atau tepat dua tahun setelah Byan pergi
Flashback!
Saat itu Kiara datang kepada Devon dan bercerita tentang ketidakpastian hubungannya dengan Byan. Kiara sempat menangis meraung-raung didepan Devon, Kiara sempat mengatakan kalau Byan tidak berguna, kalau Kiara tidak butuh Byan dan Kiara membenci Byan. Devon yang saat itu kewalahan menghadapi Kiara yang semakin liar, menahan pergerakan Kiara dengan mengunci mulut Kiara dengan mulut Devon
Kiara kaget, sama halnya dengan Devon. Bukannya menjauh Kiara malah mendekatkan lagi bibirnya dan mencium Devon. Devon terdiam sesaat tetapi nafsunya mengambil alih pengendalian dirinya. Devon hanyut dalam kecupan Kiara. Bibir Kiara yang selama ini dipandangnya menggoda dilahapnya dan memperdalam kecupan mereka. Selang beberapa menit kemudian mereka menghentikan kecupan itu dan saling memandang satu sama lain
Mata mereka berubah tidak lagi polos tapi penuh dengan ***** dan jadilah malam itu mereka melakukan hal yang tidak seharusnya mereka lakukan. Hal yang membawa mereka kedalam perselingkuhan. Frekuensi mereka bertemu menjadi lebih sering dan Kiara lupa akan Byan dia hanyut dalam ***** bersama Devon
Back to present!
Kiara pulang kerumahnya jam 9 malam. Dia berjalan akibat dari apa yang dilakukannya dengan Devon beberapa jam yang lalu. Kiara kelelahan. Saat ini yang ingin dilakukannya hanya mandi dan tidur. Tapi sepertinya nasib berkata lain. Yasmin sepertinya sudah menunggu kedatangan Kiara untuk menceramahi Kiara lagi. Yasmin duduk di sofa sambil menonton film yang Kiara sendiri tidak tahu apa
"Kenapa lo jalan kaya gitu?". Yasmin bertanya. Sebenarnya Kiara sudah tahu Yasmin akan membahas ini tapi tetap saja Kiara sedang tidak mood sekarang
"Jatoh". Kiara menjawab singkat dan kembali berjalan sambil melewati Yasmin yang masih ditempatnya
"Jatoh dimana? Dipelukan laki-laki mana?". Yasmin menyindir Kiara
"Yas please, bisa nggak sih lo hentiin ini semua? Gue capek pengen istirahat". Kiara hendak meninggalkan Yasmin sesaat sebelum ia mendengar Yasmin berkata 'Kasian Byan'
Kiara kehilangan kesabaran. Dia berbalik dan menghadap Yasmin yang tidak bergeming dari tempat duduknya
"Yas gue mohon, bisa nggak sih lo berhenti berkomentar mengenai hubungan gue sama Byan? Lo selalu bilang kasian sama Byan, trus lo nggak kasian sama gue? Gue kesepian, Yas. Gue juga butuh cinta"
"Nggak. Gue janji sama Byan buat jagain lo. Dan sekarang gue merasa gagal dan nggak bisa nepatin janji gue ke Byan. Dan lo, lo bahkan nggak pikirin itu. Byan disana pasti lagi pikirin lo, berjuang agar cepet pulang hanya buat lo. Tapi lo? Lo nggak pantas buat Byan, Kiara"
"Lo tahu?". Kiara tidak menyangka rahasianya akan terbongkar sekarang
"Gue tahu, gue tahu semua selingkuhan lo. Gue juga tahu hubungan gelap lo dengan penghianat itu. Lo perlu tahu, Bella pacarnya Devon lah yang kasih tau gue. Suatu hari gue lihat Bella menangis dibelakang kampus, dia nyeritain semuanya tentang lo dan penghianat itu"
"Bella, dia tau?". Kiara semakin tidak percaya akan apa yang didengarnya
"Dia tau, dia memergoki kalian berbuat yang tidak senonoh di apartement Devon tapi dia melarang gue buat bilang semuanya sama lo apalagi Byan. Gue heran kenapa banyak banget orang bodoh didunia ini. Gak Byan, gak bocah itu mereka sama bodohnya"
Yasmin bangkit dari tempat duduknya, dia berlalu meninggalkan Kiara. Kiara tidak bisa berhenti memikirkan ucapan Yasmin. Kiara merasa bersalah. Dia telah menyakiti Bella dan Byan bersamaan. Malam itu Kiara terus menangis, meraung sambil tidak berhenti mengatakan kata maaf entah kepada siapa
Disisi lain Yasmin sempat merasa kasihan melihat Kiara seperti itu tapi dia memutuskan untuk diam. Kiara pantas mendapatkannya
Suara tembakan dapat terdengar dengan jelas. Laki-laki itu, Byantara Nasution yang selama ini menjadi anak emas bagi para komandannya, terus menatap fokus pada objek yang menjadi sasaran tembakannya. Meskipun kemampuannya dalam menembak mendapat pengakuan dari jendral sekalipun, dia tidak akan puas. Byan selalu merasa ada yang kurang dalam dirinya. Dia harus bisa menembak lebih tepat lagi. Musuh bisa datang kapan saja. Disamping itu, Byan ingin cepat lulus. Byan ingin cepat pulang dan pindah tugas ke tempat yang setidaknya tersedia sinyal handphone
"Istirahat dulu bang!". Martin, rekan seperjuangan Byan yang dari tadi memperhatikan, mencoba mengalihkan perhatian Byan yang terus fokus pada objek di depannya
"Jangan ganggu gue Martin. Lo pergi aja sana duluan, gue bakal nyusul nanti". Timbal Byan. Byan kembali menembak timas panasnya pada objek yang sama sekali sudah tidak berbentuk itu
"Kapan? Pas waktunya tidur?". Martin menyindir
"Nah itu lo tau". Jawab Byan tidak peduli
"Lagian kenapa lo terus berlatih sih bang? Kita hanya diberikan waktu 30 menit untuk istirahat, dan setelah itu kita akan kembali berlatih sampai malem"
"Gue cuma butuh waktu 5 menit buat makan dan pergi ke kamar kecil, selebihnya bisa gue gunakan buat berlatih. Bukannya itu bagus?"
"Nggak berlatih pun lo pasti bakal lulus bang. Komandan udah paham betul sama kemampuan lo. Keahlian lo menembak dan pertahanan diri lo mendapatkan nilai terbaik dari semua nilai terbaik selama sepuluh tahun kebelakang. Kecerdasan lo juga diatas rata-rata. Mereka selalu memuji taktik cerdik lo dalam melawan musuh. Lo juga punya sisi kepemimpinan yang hebat. Habis ini lo pasti bakal diajukan naik pangkat". Oceh Martin. Martin heran dengan apa yang ada dalam diri Byan. Ini aneh menurut Martin. Orang biasanya memanfaatkan sebagian waktu bekerjanya untuk beristirahat sebentar tapi Byan malah kebalikannya
"Gue harus meyakinkan kalau itu akan terjadi Martin. Gue harus lulus bulan depan dan mendapat gelar terbaik di akademi ini. Kalau bisa gue juga pengen cepet naik pangkat. Gue mau buat calon istri gue bangga"
"Calon istri lagi! Emangnya sebaik apa sih calon istri lo itu?". Martin benar-benar penasaran dengan calon istri yang selalu disebut-sebut rekannya ini. Apa sih yang dia punya sampai-sampai seorang Byantara Nasution, siswa terbaik di akademi nya tergila-gila pada orang itu
"Dia yang terbaik, Martin. Dia itu baik, dia pinter, dia lucu, dan senyumnya sangat menarik. Dia selalu buat gue ketawa sama tingkahnya. Dia emang sedikit manja tapi dia sangat perhatian. Lo tahu pas dia nganterin gue buat pergi kesini, dia bilang, dia marah sama gue tapi tangannya gak mau ngelepasin gue. Dia itu lucu banget. Gue nggak akan pernah bisa berpaling darinya. Pulang dari sini, gue pasti langsung melamarnya". Byan tidak bisa menahan senyumnya. Memikirkan Kiara saja sudah membuatnya senang
Apa Kiara masih sama seperti Kiara nya yang dulu?, apa kabar dia?, apa dia juga merindukan Byan?. Kalau bisa Byan benar-benar ingin berteleportasi sekarang juga ketempat Kiara dan memeluknya erat. Tidak terasa air mata Byan menetes, Byan merindukan Kiara, sangat merindukannya
"Lo bener-bener memujanya, Bang. Gue nggak percaya prajurit Byantara Nasution bisa menangis juga. Hahaha. Udah berapa lama lo sama cewek lo berhubungan?"
"Sejak 2 SMA, gue nggak inget. Lima tahun mungkin!"
"Gimana kalo cewek lo selingkuh, bang?". Martin benar-benar tidak berniat untuk menakuti Byan, niatnya hanya bercanda, tapi dilihatnya Byan tidak merespon apa-apa. Byan malah diam dan membisu. "Jangan dipikirin bang, gue cuma bercanda. Kalian udah lama berpacaran mana mungkin cewek lo ngebuang lo, iya kan? Hahaha". Martin tertawa hambar
"Lo bener, Martin. Gue harus percaya sama cewek gue. Cewek gue pasti setia kok, gue yakin itu"
Mereka memutuskan untuk menghentikan obrolan ringan mereka dan makan. Waktu istirahat akan habis dalam waktu sepuluh menit. Mereka makan dalam damai sampai alarm tanda musuh datang berbunyi sangat nyaring. Baik Byan maupun Martin langsung meletakkan makanan mereka dan berlari keluar. Mereka sontak berbaris mengikuti teman-temannya dan menunggu perintah dari sang komandan
"Ada musuh terdeteksi di titik 5 sisi Barat Daya. Sekarang kelompok yang bertugas disana mencoba menghalau mereka, saya minta setiap dari kalian berbaris sesuai dengan kelompok masing-masing. Dan masing-masing pemimpin kelompok, arahkan anggotanya untuk bersiap. Kelompok 1 sampai 3 saya tugaskan untuk membantu ke Barat Daya. Kelompok yang tersisa berpencar di titik yang lainnya. Laksanakan!"
Penyerangan lagi, Byan dan teman-temannya ditugaskan untuk mengamankan setiap pemberontak yang berniat mengacau didaerah ini. Kebanyakan dari para pemberontak itu, menurut pemerintah, mereka membentuk organisasi kecil dan berniat memisahkan diri dari Nusantara. Tentu saja secara pribadi pun, Byan tidak akan setuju dengan hal ini, apalagi ditambah dengan status nya sebagai prajurit. Byan sangat bersemangat, dia ingin membasmi hama-hama ini dari negerinya
Byan yang bertugas sebagai pemimpin kelompok 1 segera memberikan perintah bagi anggotanya untuk berangkat, didalam kendaraan militer yang mengangkutnya, Byan tidak menyia-nyiakan waktu dan menyusun taktik yang sudah dipahami betul oleh anggotanya
Sesampainya ditempat tujuan, Byan langsung memberikan perintah agar anggotanya berpencar dan menjalankan taktik mereka. Byan melihat sekeliling. Tidak banyak dari anggota sebelumnya yang bertugas, yang masih tersisa. Sebagian sudah tergeletak entah itu hidup atau tak bernyawa. Dulu mungkin Byan akan merasa takut melihat pemandangan ini, tapi sekarang hanya semangat juang yang Byan rasakan
Kelompok sebelumnya yang berjaga menarik diri kebelakang, mereka kehabisan amunisi sementara, kelompok Byan mengambil alih posisi
Aku pasti selamat. Do'a kan aku Kiara - batin Byan
Byan memberikan kode kepada anggotanya untuk mulai menyerang, 5 jam pertarungan sengit itu berlangsung. Penglihatan Byan mulai kabur. Ia lelah. Byan ingat kalau dirinya tadi hanya makan siang satu suap. Byan sedikit menyesal tidak mendengarkan ucapan Martin sebelumnya
Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah, Byan harus tetap bersama anggotanya apapun kondisinya. Byan memang lelah tapi dia tidak akan menarik diri kebelakang dan membiarkan anggotanya melawan musuh tanpanya
Setengah jam kemudian, satu persatu musuh mulai mundur. Pasti mereka kelelahan juga, pikir Byan. Setelah dirasa sudah tidak ada lagi musuh yang tersisa, Byan menyuruh salah satu anggotanya untuk melempar granat, sekedar untuk memastikan
Anggotanya bersorak melihat musuh yang mundur, sementara Byan, dia tidak punya tenaga lagi untuk sekedar bersorak. Byan tumbang di medan perang. Bukan karena tertembak tapi karena kelaparan. Ini memalukan pikirnya. Salah satu anggotanya, menggendong Byan ke posko. Byan sempat mendengar mereka menertawakannya meskipun Byan diambang batas kesadaran
Besoknya kelompok Byan mendapatkan privilege atas jasanya kemaren. Mereka diberi libur satu hari. Byan sempat berpikir untuk berlatih dan melupakan liburnya, tapi mengingat kondisinya semalam, Byan menarik kembali niatnya itu. Byan lebih memilih bermalas-malasan ditempat tidur miliknya yang sempit tidak melakukan apapun
"Lo nggak telpon calon istri lo, bang? Katanya lo rindu dia?". Martin yang merupakan bagian dari anggota Byan sontak menghancurkan pikiran Byan yang baru saja mau sampai ke Jakarta tepat kerumah Kiara. Apa Kiara masih tinggal dirumah?
"Nggak ada sinyal". Byan menjawab singkat
"Usaha dong bang, cari sinyal. Jangan usaha nya lo habisin dengan mengejar pangkat".
"Gue kan ngelakuin itu buat jaga dia juga. Agar cewek gue bangga punya suami kaya gue. Lagian mau cari sinyal kemana, sebagian besar wilayah ini hanya hutan. Gue pikir bakal sama aja, sinyalnya tersangkut di pohon"
"Gue denger 100 meter dari titik barat bisa menangkap sinyal. Nggak banyak sih tapi lumayan lah buat ngedengerin suara pujaan hati". Martin menggoda Byan
"Lo tahu darimana?"
"Tanya dong, bang. Makanya sosialisasi sedikit. Ini kesempatan bagus loh bang, karna kayanya musuh nggak akan menyerang hari ini. Mereka kehilangan cukup banyak anggota kemaren dan kita juga cukup menguras tenaga mereka, mereka pasti kelelahan"
"Lo pikir anggota mereka cuma itu-itu aja?"
"Ah udahlah lebih baik lo coba hubungi pacar lo aja sana". Martin mendorong Byan keluar dari asrama
Byan sampai di titik barat, dia berjalan lagi 500 meter ke kanan meskipun dia tidak cukup yakin tapi apa salahnya dicoba. Dan benar saja, ada sinyal telpon disana. Tidak banyak sih hanya satu strip kecil tapi itu juga patut disyukuri
Byan mengetik nomor Kiara, memencet tombol telpon dan menunggu nada sambung berbunyi. Tidak diangkat. Kemana Kiara? Kuliah kah? Byan sempat khawatir, dia terus mencoba menelpon Kiara. Byan berhenti dipercobaannya yang ke 25. Byan mencoba menghubungi Devon, 5 kali tidak tersambung. Byan menyerah. Kemana mereka? Tinggal satu orang lagi harapan Byan, Yasmin. Dan untungnya tidak butuh waktu lama untuk Yasmin mengangkat telpon Byan
"Ha..."
"Yasmin!". Belum sempat Yasmin mengucapkan salamnya, Byan sudah menyambar
"Byan! Apa kabar?"
"Baik, Yas. Lo sendiri gimana?"
"Gue baik"
Mereka sempat berbincang beberapa menit hanya obrolan ringan untuk memecah suasana. Karena Byan akan merasa tidak enak kalau menelpon Yasmin hanya untuk menanyakan Kiara
"Yasmin, lo tahu Kiara lagi ada dimana sekarang?". Pertanyaan Byan sontak membuat Yasmin kaget. "Gue sempet pengen nelpon Kiara tapi Kiara nggak angkat telpon gue bahkan sampe ke-25 kali gue coba buat menghubungi Kiara. Gue juga tadi mencoba buat nelpon Devon, Devon juga mencoba matiin handphone nya. Lo tahu kemana mereka?"
Yasmin bingung. Dia ingin bilang sebenarnya tapi dia takut. Kiara masih belum berubah rupanya. Kiara dan Devon menghilang bersama bukankah bisa ditebak apa yang mereka lakukan. Yasmin pikir Kiara bakal berubah setelah menangis meraung-raung malam itu ternyata percuma saja Yasmin mengatakannya. Kau jatuh terlalu dalam Kiara
"Gue nggak tahu, Byan. Mungkin mereka lagi ngerjain tugas. Lo tahu kan, gue setahun diatas mereka jadi gue nggak tahu sama aktivitas kuliah mereka". Terpaksa, Yasmin terpaksa membohongi Byan lagi
"Oh begitu. Padahal gue pengen banget ngomong sama Kiara. Gue rindu banget sama Kia"
Entah kenapa Yasmin jadi sangat bersalah. Lihat saja nanti Kiara. Kau berhasil menyakiti orang sebaik Byan, kau pasti akan menanggung akibatnya. Yasmin sudah lama kehilangan respect terhadap Kiara sejak Kiara mulai selingkuh. Yasmin mungkin masih menganggap Kiara sebagai sahabatnya tapi jujur Yasmin juga sangat jengkel terhadap Kiara
"Mungkin lain kali, Byan. Ada yang pengen lo sampein?". Yasmin mencoba menghilangkan emosinya dalam berbicara dan bersikap manis pada Byan
"Gue mungkin pulang bulan depan. Tolong bilangin, gue minta maaf karna nggak bisa sering nelpon Kia. Gue disini berjuang buat Kia. Tolong bilangin juga kalo gue bener-bener rindu sama Kia dan sangat mencintainya"
Yasmin hampir menangis. Byan sangat bodoh. Seandainya Byan tahu apa yang dilakukan pacarnya itu
"Nanti gue sampein ke Kia. Ada lagi Byan?"
"Bilangin juga sama Kia buat selalu menjaga kesehatan. Tolong jaga Kia ya, Yasmin. Terimakasih, gue berhutang banyak sama lo"
"Sama-sama Byan". Lalu Byan menutup telponnya
Harusnya lo jangan berterima kasih Byan. Gue telah gagal menjaga harta lo yang paling berharga. Kiara, dia bukan Kiara lo yang dulu - Yamin merintih dalam hati
Kiara merasa dirinya sudah benar-benar mantap dengan keputusannya. Setelah kejadian Yasmin memarahinya seminggu yang lalu, Kiara terus berpikir untuk memutuskan hubungannya dengan semua selingkuhannya. Termasuk Devon
Mudah saja bagi Kiara untuk memutuskan mereka, toh dia sama sekali tidak punya perasaan apa-apa pada mereka. Meskipun dia tidak tahu betul dengan Devon
Hari itu, setelah selesai urusannya dengan semua pacar simpanannya, Kiara pergi ke apartement Devon. Tentu saja Kiara sudah menghubungi Devon terlebih dahulu takut ada Bella disana. Meskipun, apa yang mau disembunyikan lagi, toh Bella tahu semuanya
Kiara sampai di apartement Devon sekitar pukul 2 siang. Dia langsung masuk kedalam tanpa mengetuk pintu dulu, Kiara sudah tahu Devon sendirian disana dan Kiara tahu password apartement Devon kalaupun Kiara mengetuk pintu atau memencet bel Devon pasti hanya akan berteriak dan menyuruhnya masuk sendiri
"Hai sayang". Baru saja masuk, Devon yang sedang menonton tv di sofanya langsung memeluk Kiara
"Hai". Kiara hanya diam, tidak membalas pelukan Devon. Kiara hampir lupa kalau kedatangannya ke apartement Devon hanya untuk memutuskan hubungan mereka
Merasakan reaksi Kiara yang diam saja, Devon malah mempererat pelukannya sambil kepalanya dia dekatkan ke ceruk leher Kiara. Mencoba mengambil alih pengendalian diri Kiara
"Kamu kenapa? Kenapa diam aja?"
"Aku pengen ngomong sesuatu". Kiara akhirnya melepaskan pelukan Devon dan duduk di sofa menunggu Devon menyusulnya duduk
"Kenapa?". Devon duduk di sofa, tangannya terulur memegang erat tangan Kiara
"Bisa nggak hari ini kita mengakhiri hubungan kita?". Kiara memberanikan diri untuk berbicara. Kepalanya tertunduk matanya fokus melihat karpet tidak berani menatap Devon, takut akan tertelan pesona Devon lagi. Tapi tangannya masih ada dalam genggaman Devon
"Kia sayang tatap aku kalau kamu lagi ngomong sama aku". Devon memalingkan kepala Kiara menghadap kepadanya. Devon meremas tangan Kiara dan menatap mata Kiara dalam. "Ngomong, ada apa? Kenapa kamu mendadak pengen mengakhiri semuanya?"
"Aku takut Devon, aku takut Byan akan tahu semuanya. Aku nggak mau kehilangan dia. Aku mencintai Byan". Kiara merasakan matanya mulai memanas, Kiara merasa air matanya akan segera tumpah. Kiara ingin menangis, tapi tidak dihadapan Devon
"Trus kamu mau menjauh dari aku?". Devon kembali berbicara, tangannya berpindah ke bahu Kiara, matanya masih menatap Kiara tajam
"Bukan begitu, ta...tapi...". Belum sempat Kiara menyelesaikan kata-katanya, Devon sudah menciumnya. Kiara diam, dia kaget dan bingung. Hatinya ingin melepaskan kecupan bibir itu tapi badannya menolak. Kiara malas membalas kecupan bibir Devon
Bibir mereka bersentuhan cukup lama dan berhenti ketika keduanya membutuhkan oksigen. "Lihat kamu bilang kamu ingin mengakhiri semuanya tapi tubuhmu nggak Kiara. Kenapa harus diakhiri? Selama ini kita baik-baik saja. Byan nggak bakal tahu"
"Tapi aku nggak mau menyakiti hati Byan lagi, Devon. Kamu juga harus berhenti. Pikirin juga perasaan Bella"
Devon tersenyum hambar, "Nggak mau menyakiti? Sudah terlambat Kia sayang. Kita sudah melakukannya terlalu jauh. Kalaupun kita berhenti, itu nggak akan mengubah apa yang sudah terjadi. Udahlah jangan pikirin mereka, Byan baik-baik aja dan Bella juga nggak apa-apa. Sekarang hanya ada kamu sama aku. Suka atau nggak, kamu sudah terlanjur jatuh dalam pelukan aku Kiara"
Kiara tertegun. Dia tidak bisa menjawab perkataan Devon. Devon benar, mereka sudah melangkah terlalu jauh. Dan bagaimanapun mereka tidak akan bisa merubah kenyataan kalau Kiara telah hanyut dalam Devon
Kiara mengangkat kepalanya, melihat tepat ke arah mata Devon, Kiara merasakannya keliatan ***** dimata Devon. Dan benar saja tidak sampai satu detik, Devon sudah menyambar bibir Kiara lagi
Hari itu Kiara gagal. Dia gagal mengakhirinya dengan Devon dan justru malah memperjauh hubungan mereka. Lagi-lagi Kiara pulang kerumah nya larut malam. Kiara menemukan Yasmin dengan tatapan kosong duduk di sofa sambil terus menatap tv yang sama sekali tidak menyala. Ada apa sama Yasmin?
"Darimana lo? Pacaran lagi?". Kalau biasanya memang sudah menyangka kalau Yasmin akan menginterogasi Kiara, kali ini tidak. Kiara benar-benar tidak menyangka kalau Yasmin akan berbicara padanya. Sejak kejadian seminggu yang lalu Yasmin mendiamkan Kiara. Yasmin tidak berbicara sepatah katapun pada Kiara tapi hari ini berbeda. Ada apa?
"Ngerjain tugas". Kiara menjawab asal. Tidak mungkinkan kalau Kiara bilang baru habis bertemu dengan Devon
"Tugas apa? Menghias tubuh? Atau memakan wajah satu sama lain?". Kiara tahu kemana arah pembicaraan Yasmin. Tapi untuk kali ini saja Kiara tidak akan mengambil pusing. "Udah ngecek hp lo?". Yasmin berkata lagi, akhirnya Yasmin menengok kepada Kiara
Hp? Kiara ingat tadi ketika akan menemui Devon, dirinya memasukan Hp nya kedalam tas. Kiara juga terbiasa menyetel Hp nya dalam silent mode, dan dari tadi Kiara tidak memegang Hp nya lagi sejak saat itu jadi Kiara tidak tahu ada apa dengan Hp nya
"Nggak, kenapa emangnya?"
"Byan menelpon, dia bilang nggak bisa hubungi lo, bahkan sampe 25 kali percobaan. Byan juga nggak bisa hubungi Devon. Beruntung si bodoh itu nggak curiga". Yasmin tertawa merendahkan Kiara. "Byan bahkan menitipkan pesan sama gue buat nyampein sama lo kalau dia mencintai lo, merindukan lo dan bisa-bisanya dia bilang buat lo jaga kesehatan. Belom tau aja dia kalau pacarnya itu seorang perempuan murahan". Yasmin berkata seakan Kiara tidak ada didepan nya. Yasmin benar-benar kesal pada Kiara. "Oh iya, Byan bilang, dia akan pulang bulan depan. Jadi bersiaplah! Untuk kehancuran hubungan kalian!". Yasmin pun pergi ke kamarnya dan meninggalkan Kiara. Yasmin merasa ingin memukul Kiara jika dekat-dekat dengan Kiara terlalu lama
Kiara terdiam, seakan membeku ditempatnya. Kiara langsung mengecek handphone nya dan benar saja ada 40 lebih miscall di handphone nya, sepertinya Byan mencoba menghubungi Kiara lagi setelah menelpon Yasmin. Terdapat 15 pesan masuk juga disana. Semua dari Byan. Isinya sama, masih ungkapan rasa cinta dan rindunya Byan. Kiara merasa seperti membaca curhatan Byan dalam pesannya. Kiara terus meng-scroll layar handphone nya hingga sampai ke pesan terakhir yang dikirimkan Byan pukul 19.16
From : My Byan
Kia sayang sebenernya kamu kemana? Aku sengaja pergi ke perbukitan hanya untuk mendengar suara kamu. Aku mendapat privilege untuk libur satu hari. Tapi kamu nggak angkat telpon aku, aku sebenernya pengen menunggu lebih lama lagi, tapi aku nggak punya waktu banyak. Aku harus segera pulang ke asrama sebelum komandanku menemukanku pergi terlalu lama. Dia tahu aku pergi dari pagi dan bisa-bisa aku nggak kebagian jatah makan malamku kalau aku nggak pulang sekarang. Maafin aku nggak bisa menunggu lebih lama lagi. I love you. Aku bakal pulang bulan depan, jadi bersiaplah, kamu akhirnya menjadi pacar seorang prajurit
Kiara tak tahan lagi, dia lari ke kamar nya dan menangis sejadi-jadinya. Dia membayangkan Byan yang menunggunya, menghubunginya lagi ditengah hutan sendirian dan seharian. Byan bilang dia pergi dari pagi dan baru pulang pukul 7 malam, artinya Byan sama sekali tidak makan dan minum seharian karena menunggu Kiara. Kiara merasa bersalah. Dirinya sebenarnya ingin berhenti, tapi selalu gagal mengakhiri hubungannya dengan Devon. Kiara tidak bisa tegas pada Devon. Kiara gagal. Tapi disisi lain, dirinya tidak bisa dan takut kehilangan Byan
Apa yang harus gue lakuin? Maafin aku Byan - Kiara kembali menangis dengan tersedu-sedu
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!