NovelToon NovelToon

Rembulan

Satu

Prolog

______________________________________________

Pranggg..

Seorang gadis yang masih tertidur pulas di pagi hari harus terbangun saat mendengar suara barang pecah. Perlahan-lahan gadis itu keluar dari dalam kamarnya untuk memastikan asal suara tersebut. Dan ternyata suara itu dari lantai bawah tepatnya dari ruang tamu

"Mama pikir tagihan kartu kredit sebanyak ini siapa yang memakainya jika bukan Mama hah? Papa bisa benar-benar bangkrut kalau terus begini" bentak seorang pria paruh baya pada istrinya

Dia adalah Wira Mahardhika. Salah satu pemilik hotel bintang lima di kota Jakarta.

"Jadi kalau bangkrut Papa akan menyalahkan Mama begitu? Bukankah sudah seharusnya Mama menikmati uang suami sendiri? Dan sudah menjadi kewajiban Papa untuk mencukupi serta menyenangkan hati istri kan. Sebelum anak itu masuk ke rumah ini Papa tidak pernah marah jika Mama menghabiskan uang sebanyak apapun, lalu kenapa Papa harus marah seperti ini?" teriak wanita paruh baya itu

Dia adalah Fatma Mahardhika. Seorang sosialita kelas atas, istri dari Wira.

"Bukannya tidak boleh Ma, tapi Mama sendiri tau kalau hotel sedang sepi akhir-akhir ini, Papa hanya ingin Mama sedikit berhemat dan membatasi pemakaian kartu kredit" jawab Wira sedikit menurunkan volume suara nya

"Heh! Papa ingin Mama berhemat? Lalu Papa sendiri apakah tidak boros dengan membelikan Bulan sebuah mobil sebagai hadiah ulang tahunnya?" tanya Fatma

"Kalau penghasilan dari hotel terus menuruna, lantas kenapa Papa masih mau mengurus anak pembawa sial itu? Mas Bima dan Mbak Mentari meninggal (Ayah dan Ibu kandung Bulan) sedangkan dia selamat! Sekarang hotel kita hampir bangkrut pun itu pasti karena dia" tambah nya

Plakkk..

Bukannya mendapat jawaban dari suaminya Fatma justru di tampar sangat keras.

"Cukup Ma. Jangan pernah salahkan Bulan lagi atas apa yang terjadi pada orangtuanya, semua sudah takdir Tuhan" bentak Wira

Sambil memegang sebelah pipi nya yang memanas, Fatma menjawab

"Bagaimana bisa Mama tidak menyalahkan anak itu terus menerus jika sikap Papa berubah sejak dia hadir disini. Papa selalu saja memanjakan dia dan tidak pernah memperhatikan Mama lagi, sekarang Mama tanya Papa pilih siapa? Mama atau anak yatim piatu itu?" tanya Fatma sambil menunjuk Bulan yang ada di lantai atas

Merasa dirinya selalu di salahkan dan menjadi bahan pertengkaran antara Om dan Tante nya, Bulan pun akhirnya turun dan mendekati Om nya

"Om cukup hiks, Bulan gak mau ngerusak rumah tangga Om sama Tante. Bulan gak mau jadi alasan kalian selalu berantem, Bulan pengen liat Om sama Tante harmonis lagi kaya dulu" kata Bulan sambil menangis tersedu-sedu

"Bulan mohon Om biarin Bulan tinggal sendiri di rumah peninggalan Ayah sama Ibu. Bulan pengen mandiri, Bulan gak mau terus-terusan ngerepotin Om. Bulan udah gede, bisa jaga diri sendiri kok" pinta Bulan

"Baguslah kalau kamu tau diri. Sana beresin barang-barang kamu dan cepat pergi dari sini, muak saya liat muka kamu" cibir Fatma

Wira tidak bisa berkata apa-apa selain memperhatikan Bulan yang mulai menaiki tangga menuju kamar untuk membereskan barang-barang miliknya dengan tatapan sedih.

15 menit kemudian Bulan selesai dan keluar dari kamar sambil membawa sebuah koper besar.

Wira bangkit dari duduknya dan menghampiri Bulan sambil memeluknya erat, sedangkan Fatma sudah kembali ke kamarnya saat Bulan masih membereskan barangnya.

"Maafkan Om, Bulan" bisik Wira

Setelah melepas pelukannya, Bulan mencium tangan Wira dan pamit. Tapi sebelum pergi, Bulan berkata

"Jaga kesehatan Om ya. Aku harap rumah tangga Om sama Tante baik-baik aja" kata Bulan sambil tersenyum tulus

Dua

Tokoh

______________________________________________

Bulan Mazaya Nabithaliani seorang gadis yang kehilangan orangtuanya sejak kecil akibat kecelakaan mobil dan satu-satunya orang yang selamat hanya dia.

Setelah kepergian orangtuanya dia tinggal bersama dengan Om dan Tante nya karena Om nya adalah adik kandung dari sang Ayah, tapi karena Tante nya kurang menyukai kehadiran Bulan dia akhirnya memilih untuk kembali tinggal dirumah peninggalan orangtuanya.

Bulan meninggalkan rumah Om nya saat dia baru lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sekarang tepat 6tahun Bulan hidup mandiri di daerah kelahiran Ibunya yaitu di Bandung.

Meski tinggal terpisah dengan Om nya bukan berarti Bulan putus komunikasi, mereka masih tetap berkomunikasi bahkan sering bertemu hanya saja secara diam-diam agar tidak di ketahui oleh Tante nya.

Sekarang Bulan berumur 23 tahun dan tahun ini dia akan menyandang gelar dokter spesialis penyakit dalam (Sp. PD) dan dia akan di pekerjakan di RS Hasan Sadikin Bandung. Saat sudah mendapat gelar dokter pun Bulan sudah bekerja di RS hanya saja dia ingin mendalami tentang spesialis penyakit dalam dan melanjutkan study nya

Sejak kecil Bulan memang pintar dalam segala bidang pelajaran bahkan saat sekolah pun dia selalu menjadi juara umum di sekolahnya. Di universitas pun Bulan mendapat predikat mahasiswi terpintar bahkan Bulan selalu ditawari untuk menjadi asisten dosen

Bulan memiliki wajah yang cantik. Banyak yang mengira bahwa dirinya adalah gadis blasteran Belanda padahal orangtuanya asli Indonesia. Ibu nya berasal dari Bandung dan Ayah nya berasal dari Jakarta

Meskipun menyandang gelar sebagai dokter tapi Bulan juga memiliki hobby bernyanyi,bermain alat musik terutama gitar dan piano. Bulan juga pandai memasak apalagi membuat kue

Bulan adalah gadis yang baik, sopan, ramah dan ceria. Banyak lelaki yang mendekati dan mengajaknya untuk berpacaran bahkan mengajak Bulan untuk ke jenjang yang lebih serius tapi selalu Bulan tolak. Bukan ingin jual mahal hanya saja sejak SMA dia sudah menjalin hubungan dengan seorang lelaki yang bernama Bagas Prasetya. Bagas adalah seorang fotografer terkenal sekaligus pemilik Cafe di daerah Dago Atas, dia juga teman satu SMA dengan Bulan hanya saja berbeda jurusan. Bagas tidak satu universitas dengan Bulan, dia lulusan dari Yogyakarta

Bulan melanjutkan study nya di Universitas Padjajaran, disana dia memiliki seorang sahabat yang bernama Bellamy Diandra Xavier atau yang sering disapa Bebel oleh Bulan dan Bubul adalah sapaan dari sahabatnya pada Bulan. Bellamy memang satu universitas hanya saja beda fakultas, dia mengambil jurusan Ekonomi dan Bisnis

Bellamy dan Bulan bisa dikatakan sudah seperti saudara karena sangat akrab. Bahkan mereka sering dijuluki The Angel oleh teman seuniversitas karena sama-sama memiliki paras yang cantik. Keluarga Bellamy pun sudah kenal akrab dengan Bulan, bahkan orangtuanya sudah menganggap Bulan seperti anak mereka sendiri. Mereka tau bagaimana masalalu yang Bulan alami dari cerita yang dikatakan oleh Bellamy, oleh karena itu mereka menyayangi Bulan dan memberi kasih sayang yang tulus padanya bukan hanya sekedar rasa iba.

Bellamy memiliki seorang kakak laki-laki yang sedang bekerja di Amerika namanya adalah Darren Danendra Xavier. Seorang manager di salah satu perusahaan terbesar Amerika, tapi sebentar lagi dia akan kembali ke Indonesia untuk melanjutkan perusahaan milik Ayahnya. Darren memiliki sifat yang sama seperti Bellamy yaitu mudah akrab dan juga ramah, tentu saja dia juga tampan.

Bulan bahagia meski orangtuanya sudah tidak da tapi dia masih bisa merasakan kehangatan keluarga dari orangtua sahabatnya. Dan juga tau rasanya memiliki saudara perempuan dari sahabatnya. Bulan belum pernah bertemu dengan kakak dari sahabatnya itu hanya saja dia sering melihat fotonya terpampang dirumah sahabatnya.

Bulan menghormati dan menyayangi orangtua Bellamy seperti dia menyayangi dan menghormati Om dan Tante nya.

______________________________________________

Happy Reading❤

Tiga

*Bulan POV*

Hari ini aku tidak ada jadwal bertugas di RS dan sekarang aku sedang berada di dalam mobil sahabat ku Bellamy untuk pergi ke bandara menjemput kakak laki-laki nya yang baru pulang dari Amerika.

Aku sebenarnya tidak ingin ikut tapi Bunda Meriam memaksaku untuk menemani Bellamy, padahal dia sudah di temani oleh supir pribadi keluarganya.

Aku yakin setelah dia bertemu dengan kakaknya pasti aku hanya akan menjadi obat nyamuk, Bellamy pasti akan sibuk berbincang dengan kakaknya. Wajar saja sudah 2tahun mereka tidak bertemu karena kakaknya terikat kontrak dengan perusahaan Amerika dan tidak di perbolehkan pulang sebelum kontrak selesai.

Namun apa boleh buat, aku tidak bisa menolak permintaan Bunda Meriam karena aku sudah menganggapnya seperti ibuku sendiri. Maklum saja semenjak orangtuaku meninggal aku hanya mendapatkan kasih sayang dari Om ku, jadi aku haus akan kasih sayang dari sosok seorang ibu dan aku mendapatkannya dari Bunda sahabatku.

Aku sangat senang ketika Bunda Meriam menganggap ku seperti anak kandung nya sendiri, dia tidak pernah membeda-bedakan antara aku dan anaknya. Dia selalu membagi kasih sayangnya sama rata itu sebabnya aku sangat menyayangi orangtua dari sahabatku ini.

"Lo kenapa diem aja? Kangen sama alat RS ya? Atau jangan-jangan Lo gugup ya mau ketemu kakak gue yang handsome?" goda Bebel sambil menaik turunkan alisnya

Aku hanya mendelik tajam pada sahabatku itu. Sebenarnya aku diam karena sedang memikirkan apa mungkin ini rencana Bunda Meriam untuk mendekatkan aku dengan anak pertamanya? Padahal dia tau aku sudah memiliki kekasih tapi Bunda Meriam selalu berharap bahwa aku akan meninggalkan Bagas demi anaknya.

Semenjak aku bersahabat dengan Bellamy dan dekat dengan Bunda Meriam, dia selalu gencar menjodohkan ku dengan putra nya yang bahkan aku belum tahu jelas wajah asli nya selain dari foto keluarga yang ada di tengah rumah di kediaman keluarga Xavier.

Pertama kali aku melihat fotonya yaitu ketika aku meminjam laptop Bellamy dan tidak sengaja melihat foto sahabatku dengan kakaknya. Dia lelaki yang tampan, manis, berkumis tipis, berkulit putih dan memiliki bibir yang ku pikir itu *sexy.

Stop it*!

Kenapa aku harus mengingat wajahnya? Ingat Bulan kamu sudah punya pacar, ingat Bagas!

"Udah jangan di pikirin terus itu RS, bentar lagi juga Lo bakal dapet gelar dokter spesialis. Atau jangan-jangan bener ya Lo lagi ngelamunin kakak gue? Ayo ngaku Lo?" goda Bebel lagi karena aku tak kunjung bicara

"Berisik tau Bell. Gue bukan lagi mikirin RS sama gelar gue yang udah di depan mata, gue juga gak lagi ngelamunin kakak Lo yang ganteng itu. Gue lagi mikir cowok gue lagi apa? Dimana? Sama siapa?" jawabku

"Ngaku juga Lo kalo kakak gue ganteng" kata Bebel sambil tersenyum penuh kemenangan.

Astaga Bulan Lo ngomong apa sih tadi? Kenapa Lo ngaku kalo kakak Bellamy itu cakep. batinku

"Lagian ngapain sih Lo mikirin cowok Lo yang udah kayak kadal buntung itu? Udah disakitin masih juga dipertahanin, udah banyak yang bilang dia tuh sering godain modelnya!" kata Bebel memojokkan pacar ku Bagas

"Selama gue belom liat pake mata kepala gue sendiri, buat apa gue percaya" jawabku percaya diri padahal dalam hati aku sedikit khawatir jika gosip itu benar adanya

*Bulan POV end*

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!