"Larilah nak!!, minta bantuan dari para penduduk. Ayah akan menahan mereka"Teriak Jiang Huo pada anaknya.
"Cepatlah nak, kita tidak punya banyak waktu" Teriak mei pada anaknya.
Xiang Huo bingung, apakah ia akan tetap menemani ayah dan ibunya atau meminta bantuan kepada penduduk. Pada akhirnya ia pun memutuskan untuk meminta bantuan. Ia berlari dan terus berlari hingga tak sengaja ia menabrak seorang pemuda dewasa yang mengenakan tudung di kepalanya. Pemuda itu pun berjongkok dan mesejajarkan posisinya dengan Xiang Huo. Ia mengelus pundak Xiang Huo dan berkata.
"Ada apa nak? kenapa kamu buru-buru?" Tanya pemuda itu.
"Paman.. huh huh.. Ayah dan ibuku sedang dalam bahaya, tadi kami di serang sekelompok penjahat" Jawab Xiang Huo yang lagi ngos-ngosan karena habis berlari.
"Benarkah, dimana mereka sekarang?" Pemuda itu sedikit terkejut
"Mereka di jalan setapak di dalam hutan paman," Jawab Xiang Huo
"Baiklah, paman akan membantumu" Kata pemuda itu.
"Naiklah ke punggung paman, kita kesana sekarang."
"Baik paman" Xiang Huo segera menaiki punggung penuda itu.
Pemuda itu pun segera beranjak dan menuju tempat dimana orang tua Xiang Huo sedang di serang menggunakan ilmu meringankan tubuh yang begitu cepat. Xiang Huo terkagum kagum akan kecepatannya. Tak terlalu banyak mereka menghabiskan waktu untuk sampai ketempat tujuan, tidak seperti Xiang Huo tadi yang hanya mengandalkan lari ckk. Mereka pun tiba dan betapa terkejutnya Xiang Huo ketika melihat pemandangan yang ada di depan mata.
"Ayahhhhh Ibuuuuu... Tidakkkkkkk .... Huaaa huaaa hiks hiks Huaaaaa "Xiang Huo Menangis meraung raung karena telah melihat orang tuanya yang telah meninggal dengan keadaan sadis.
"Akan ku habis kalian semua Huaaaaaaaa" teriak Xiang Huo sambil menangis.
"Sudah lah nak jangan menangis, Mari kita makamkan dan doakan kedua orang tuamu." Bujuk pemuda tadi.
"Baiklah paman. hiks hiks..."Xiang Huo berusaha menghentikan tangisnya.
Dan akhirnya Xiang Huo dan Pemuda itu sudah selesai memakamkan dan kini mereka berdoa.
"Lindungilah ayah dan ibuku di syurga dewa. Dan bantulah aku menjadi seorang pendekar yang kuat dan tangguh. Supaya aku bisa membalaskan dendam ayah dan ibuku dan supaya aku bisa menghancurkan semua orang jahat di bumi ini" Xiang Huo berdoa dalam hati
"Dewa, ampunilah segala dosa dari orang tua anak ini. aku tidak tau mengapa anak ini dipertemukan denganku. buatlah anak ini menjadi seorang yang kuat dan tangguh."Pemuda itu berdoa dalam hati.
"Bangunlah lah, sudah selesai berdoanya?"tanya pemuda itu.
"Sudah paman"jawab Xiang Huo
"Baiklah, sekarang paman akan mengantarmu ke rumah mu atau kau mau tinggal bersama keluarga mu yang lain?" kata pemuda itu.
"Tidak paman, aku tidak ingin tinggal sendiri dan aku tidak punya keluarga lagi" jawab Xiang Huo
"Bolehkah kalau aku ikut dengan paman? dan bisakah kau jadikan aku sebagai muridmu paman?"Xiang Huo sambil berlutut
"apakah mungkin aku akan menjadikan anak ini sebagai murid, dan sanggupkah aku mengurusnya sedangkan aku hanya orang miskin. Tapi kasian sekali anak ini, kalau begitu baiklah. aku akan menjadikannya muridku" benak sang pemuda.
"Baiklah, aku akan menangkatmu sebagai murid. Bangunlah"
"Baik guru, murid berjanji akan selalu mematuhi segala perintah guru"Xiang Huo memberi hormat.
"Anak baik. Siapa nama mu nak?"
"Nama murid Xiang Huo guru boleh kah murid mengetahui nama guru?"jawab Xiang Huo
"Hmm.. Xiang Huo sekarang akan ku panggil kau Xiang'er. Dan kau bisa panggil aku guru Qwin"sang pemuda
"Baiklah guru Qwin"Xiang Huo
"Sekarang naiklah ke punggung ku, kita pulang dulu ke rumahku. Besok kita mulai berlatih."Qwin Zie
"Baik Guru Qwin"Xiang huo
Mereka pun segera pergi dari pemakaman menuju rumah Qwin Zie.
Xiang Huo masih saja memikirkan orang tuanya walaupun ia sudah berkali-kali untuk tidak mengingat orang tuanya agar ia tidak bersedih.
Setelah beberapa jam mereka menggunakan ilmu meringankan tubuh, akhirnya mereka pun sampai di rumah sederhana milik Qwin Zie.
"Selamat datang dirumah ku Xiang'er"ucap Qwin Zie menyambut muridnya.
"Terima kasih guru Qwin." jawabnya tersenyum.
"Sama-sama nak, ku harap kau tidak keberatan tinggal di rumah kecil ku ini"Qwin Zie
"Tidak sama sekali, Guru tinggal sendiri apa bersama keluarga guru?"Tanya Xiang Huo
"Aku sudah lama tinggal sendiri, aku juga sama sepertimu, sudah tidak memiliki keluarga"ucap Qwin Zien dengan raut wajah sedih
"Maaf kan murid ini guru, sudah mengungkit masalalu guru"Xiang Huo merasa bersalah
"Ah, lupakan. Anggap saja kita keluarga karena nasib kita sama ckk"Canda Qwin Zie
"Hehehe, baiklah guru."Xiang Huo
"Di sini hanya ada dua kamar, semua ruangan sama besarnya. Kau tidur di kamar yang sebelah sana"ucap Qwim Zie sambil menunjuk ke arah kamar di dekat dapur.
"Baiklah guru, Kalau begitu murid mau beristirahat di kamar "
"Silahkan nak, kalau kau mau mencariku, aku ada di belakang rumah kau bisa langsung kesana lewat pintu belakang"
"Baik guru"ucap Xiang Huo.
Siang itu adalah siang terburuk bagi Xiang Huo. Karena hari itulah ia telah kehilangan dua orang yang paling ia cintai. Di dalam kamar, Xiang Huo berbaring di tempat tidur sambil berfikir dan menata masadepan.
"Apa yang harus ku lakukan sekarang?"
"Apakah mungkin aku bisa membalaskam dendam kedua orang tuaku!"
"Dewa,mengapa hidupku serumit ini!"
"Aku tidak boleh kalah dengan keadaan, aku harus cepat-cepat menjadi kuat. Setelah misiku selesai aku akan menyerahkan hidup dan matiku pada guru Qwin, karena sekarang ialah satu satunya yang kumiliki. Aku tidak akan membiarkan apapun terjadi pada guruku." Benak Xiang Huo
Setelah menenangkan fikiran dan juga hati. Xiang Huo kembali ingin menemui Qwin Zie karena ingin meminjam beberapa kitab ilmu bela diri. Ia pergi ke belakang rumah, ia terdiam ketika melihat gurunya sedang membuat sebuah pedang.
"ternyata guru seorang pandai besi, hmm. berarti aku boleh minta buatkan pedang 1 untuk latihan ckk"benak Xiang Huo
"Guru..."sapa Xiang Huo
"Xiang'er, kemarilah. Ada yang ingin ku berikan padamu"Qwin Zie
"Benarkah,apa itu?"tanya Xiang Huo sambil berjalan mendekat.
"Ini, ini adalah sebuah pedang. Panjangnya pas untuk ukuran tubuhmu, untuk sementara kau pakai pedang ini untuk latihan." ucap Qwin Zie sambil menyerahkan pedangnya.
"Wahhh, bagus sekali. Terima kasih guru, padahal baru saja murid mau meminta di buatkan pedang. Jangan-jangan guru bisa baca pikiran heheh"Xiang Huo
"Hahaha... Kau ini, guru bukan penyihir mana bisa baca pikiran."Qwin Zie
"Hehehe.. Oh ya guru, murid ingin meminjam kitab bela diri, bolehkah?"Xiang Huo
"Ambil saja nak, letaknya di dalam ruangan di sebelah kamarku. Ambilah beberapa yang ingin kau pelajari"
"Baiklah guru, murid ingin masuk dulu dan mengambil beberapa kitab yang ingin murid pelajari. Terima kasih guru"pamitnya.
"Iya nak, guru masih ingin menyelesaikan pekerjaan guru dulu. kamu masuklah duluan" ucapnya sambil kembali melnjutkan pekerjaannya.
"Baik guru"
Dan akhirnya Xiang Huo pun beranjak masuk menuju ruangan yang tadi di beritahukan oleh Qwin Zie. Ketika sampai dalam ruangan ia mulai memilih kitab yang ingin ia pelajari.
Jangan lupa dukungnnya ya readers, aurthor sangat membutuhkan kalian😘. Stay dari awal sampai tamat ya. Bye, selamat membaca😚😚.
Di dalam ruangan yang diberitahukan oleh Qwin Zie, terdapat banyak sekali kitab-kitab dan benda tanjam untuk perang.
Xiang Huo mulai memilih kitab-kitab yang ingin ia pelajari.
"kitab dewa obat"
"kitab naga sakti"
"kitab 1000 bahasa"
"kitab pembangkit roh"
"kitab pengetahuan"benak Xiang Huo
"yang mana harus ku pelajari, sepertinya tidak ada kitab yang berisi jurus-jurus.. hmm" fikir Xiang Huo
Xiang Huo terus meneliti kitab-kitab yang ada di ruangan itu. Pada akhirnya ia menemukan sebuah kitab yang tampak lusuh dan kotor. Ia mengambilnya dan melihat isinya.
"Kitab Pedang Dewa... Tahap pertama Kitab Pedang Dewa Murni, tahap ke-dua Kitab Pedang Dewa Surya, Ke-tiga Kitab Pedang Dewa Awan, Ke-empat Kitab Pedang Dewa Bumi, Ke-Lima Kitab Pedang Dewa Langit, dan Ke-enam Kitab Pedang Dewa Syurga... Hmm.. Semua ada enam tahab sepertinya yang terakhir adalah tahap yang paling hebat" fikirnya.
Akhirnya ia pun membawa 3 kitab, yang pertama kitab pedang dewa, kitab pengetahuan dan kitab dewa obat. Ia bergegas menuju kamar untuk mempelajari ketiga kitab yang ia ambil tadi.
Karena ia tidak tahu apa-apa tentang dunia persilatan jadi ia memulai pembelajaran dari kitab pengetahuan.
Di halaman pertama Kitab pengetahuan, berisi tentang tingkat kekuatan. Yang pada dasarnya jika seseorang tidak tau menahu tentang jenis-jenis tingkat/level kekuatan yang tertamam dalam diri sang pendekar.
Ia mulai membaca isi kitab tersebut...
*Tingkat Energi/Kekuatan
1.Energi Murni
2.Energi Netral
3.Energi Atas
4.Energi Raja
5.Energi Kaisar
6.Energi Suci
7.Energi Dewa
*Tingkat Kekuatan Tulang
1.Tulang Murni dari level 1-5
2.Tulang Suci 1-7
3.Tulang Langit 1-9
5 Tahun Kemudian
"Xiang'er.. Xiang'er.. Kau dimana?" Qwin Zie mencari keberadaan Xiang Huo.
"Murid di atas pohon guru, apakah guru tidak milhatku!" Ucap Xiang Huo yang masih bersantai di atas pohon.
"Wahh, di sana kau rupanya. Turunlah Xiang'er ada yang ingin ku bicarakan." Qwin Zie
"Baiklah guru" Xiang Huo.
Akhirnya Xiang Huo pun turun dan mereka duduk di bawah pohon yang amat rindang. Suasana saat itu sungguh lah sejuk.
"Xiang'er sekarang usiamu sudah 17 tahun, sesuai dengan janjiku dulu waktu kau berumur 12 tahun. Aku akan mengajarikmu seni bela diri ketika usiamu sudah menginjak 17 tahun. Maka besok aku akan mulai melatihmu, bersiap siaplah untuk besok." Qwin Zie
"Terima kasih guru, berkat guru sekarang aku sudah bisa menembus tingkat energi kaisar dan tingkat kekuatan tulangku juga sudah menembus tulang suci level 6. Seandai nya tidak ada guru... entahlah bagaimana jadinya hidupku ini" ucapnya dengan rasa terima kasih yang besar.
"Tidak perlu berlebihan, ini semua juga berkat dirimu yang begitu jenius. Walaupun kau belum ku ajari seni bela diri setidaknya kau sudah menjadi kuat. Aku bangga memiliki murid sepertimu Xiang'er"
"Tidak juga, aku begini karena bantuan guru"
"Hmm... Apa kau sudah memahami isi kitab pedang dewa Xiang'er?" tanyanya.
"Sudah guru, tapi hanya sedikit yang ku pahami"
"Tidak apa apa Xiang'er, walaupun sedikit setidaknya kau sudah memahami beberapa." Qwin Zie
"Ya sudah, sekarang guru ingin melanjutkan pekerjaan guru yang tertunda tadi. Kau lanjutkan lah aktivitasmu"ucap Qwin Zie beranjak pergi meninggalkan Xiang Huo yang sedang bersandar di batang pohon.
"Baik guru, murid ingin menikmati angin sejuk ini sebentar lagi," Xiang Huo.
**Jangan lupa dukungannya ya.
Berikan Vote, Loke & koment.
terima kasih**..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!