NovelToon NovelToon

Keturunan Terakhir Infinix

Prolog Eps.1 Sejarah Sang Infinix

1800 M

Dahulu kala dunia ini hidup berdampingan, hidup rukun dan saling menghormati satu sama lain. Dunia ini terbagi menjadi empat kelompok penghuni. Yaitu Ighist sang penyihir, Pixy sang penguasa, Excogryf sang pembangun dan Infinix sang pembawa perdamaian.

Keempat kelompok itu bahkan melakukan pernikahan silang, lintas kelompok. Tiap kelompok tidak membatasi anggota kelompok mereka untuk melakukan pernikahan dengan kelompok sendiri. Jika melakukan pernikahan dengan kelompok lain sangatlah diperbolehkan.

Ke empat kelompok itu sangatlah kuat dan memiliki kekuatan spesial untuk setiap kelompok. Sang Ighist bisa mengendalikan sihir putih dan hitam untuk menyerang ataupun menyembuhkan. Sang Pixy merupakan kelompok pemimpin dengan kemampuan berpikir yang lebih unggul di antara yang lainnya.

Keturunan dari mereka mayoritas menjadi pemimpin dalam pasukan perang. Sang Excogryf mempunyai kekuatan pelindung yang cukup besar. Mereka mampu menghancurkan segala sesuatu dan memperbaiki kerusakan alam. Dan yang terakhir adalah sang Infinix yang merupakan kelompok terkuat yang mempunyai kekuatan yang lebih besar dan hebat di bandingkan dengan yang lainnya. Namun mereka jarang memperlihatkan kekuatan mereka dan lebih senang menekan kekuatan mereka agar tidak terlihat dan menjadi kelompok misterius yang banyak menyimpan rahasia.

Keempat penghuni dunia itu tidak pernah berselisih paham sampai suatu ketika kedamaian itu terusik akibat keserakahan dari kaum Pixy yang berniat untuk menguasai dunia ini. Mereka mulai menyusun rencana untuk membinasakan ketiga kelompok lainnya.

“Musnahkan semua keluarga Infinix malam ini. Mereka akan menghalangi rencana kita !!” perintah Arthur pemimpin Pixy pada bawahannya.

“Baik tuan, kami akan segera melakukan perintah Tuan dan melakukannya dengan rapi sesuai perintah Tuanku.” ucap beberapa prajurit yang berjongkok di depan pemimpin mereka.

Namun berita itu sudah bocor dan sampai ke telinga kelompok Infinix dalam hitungan jam. Mereka dapat informasi itu dari kelompok Ighist yang memata-matai pergerakan dari kelompok Pixy dengan merubah diri menjadi pengurus di rumah kediaman kelompok Pixy, karena mereka merasa curiga dengan kelompok itu akhir-akhir ini. Dan ternyata kecurigaan mereka benar adanya. Mereka mulai bergerak untuk menghancurkan kelompok Infinix secara diam-diam.

Di kediaman kelompok Infinix, kabar yang mereka terima itu membuat semua anggota kelompok menjadi resah. Banyak dari mereka yang tidak percaya dan memilih netral. Beberapa dari mereka yang percaya, menyusun rencana siaga bersama kelompok Ighist dan kelompok Excogryf untuk bertahan dan menyerang balik saat kelompok Pixy menyerangnya.

Ketua kelompok Ighist melakukan diskusi rahasia dengan para pemimpin ketua kelompok Infinix dan Excogryf di kediaman Ighist.

“Jadi aku akan bersiaga malam hari di kediaman mu wahai James...” ucap pemimpin Ighist, Frodo.

“Baiklah kalian bisa menyamar menjadi diriku, sementara aku mengintai pergerakan mereka di luar dan mematahkan serangan mereka.” jawab pemimpin Infinix, James.

“Tapi jangan lupa untuk menempatkan pasukan penjaga di setiap kediaman dari kita untuk melindungi diri.” tambah Elijah, pemimpin kelompok Excogryf.

Setelah selesai berunding, para ketua kelompok kembali ke kediaman masing-masing dan menjalankan rencana mereka.

Tengah hari di kediaman kelompok Infinix, saat semua sudah lelap tertidur. Para pengawal dari kelompok Pixy mulai bergerak. Mereka menyebar untuk menghancurkan kediaman kelompok Infinix berikut seluruh penghuninya.

James sang pemimpin mengetahui kedatangan pasukan yang dikirim oleh Arthur. Ia berhasil melumpuhkan pasukan yang melewatinya. Namun beberapa pasukan ada yang melarikan diri dan dengan cepat mengirimkan kabar pada pemimpin mereka jika penyergapan mereka ketahuan.

Kabar itu membuat Arthur naik pitam dan akhirnya turun tangan sendiri untuk menghancurkan mereka. Ia mendatangi kediaman kelompok Infinix dan membawa pasukan lainnya untuk membantunya.

“Kenapa kau ingin membinasakan kelompok ku ?” James menghadang Arthur.

Arthur tidak menyahut dan langsung menyerang James menggunakan pedang pusaka kelompok Pixy. Mereka saling beradu pedang. Keributan di luar itu membangunkan seluruh anggota kelompok Infinix yang saat itu tengah tertidur pulas.

Mereka berhamburan keluar. Beberapa dari mereka yang percaya akan informasi dari pemimpin mereka mengambil senjata yang telah mereka persiapkan dan mengungsikan anggota keluarga mereka ke tempat aman yang ada di bawah tanah, untuk menyelamatkan mereka dari serangan kelompok Pixy dan pasukannya.

Beberapa anggota kelompok yang tidak percaya, tidak bersiap jika ada serangan mendadak dari kelompok Pixy, terbunuh oleh serangan dari pasukan kelompok itu. Dan beberapa anggota yang bersiap pun terluka karena mereka kalah dalam jumlah.

James yang saat itu terdesaak oleh serangan Arthur, mendapatkan bantuan dari Frodo dan Elijah.

“Apa... jadi kalian bertiga selama ini bersekongkol untuk melawan ku rupanya ?! Kalian akan menerima akibatnya ! Padahal aku berniat untuk mengajak kalian berdua beraliansi menguasai dunia ini tanpa ancaman dari kelompok Infinix yang misterius.” menatap murka Elijah dan Frodo.

Tiga lawan satu, lawan yang tidak imbang dan membuat Arthur terdesak untuk sementara waktu. Dan selama terdesak ia mengirimkan bayangan keluar dari dirinya untuk menyampaikan tugas pada para pengawalnya.

Karena ia merasa di khianati oleh Frodo dan Elijah, ia meminta pasukannya untuk menghancurkan seluruh kediaman dan keturunan Ighist beserta Excogryf secara bersamaan.

Setelah menerima perintah dari pemimpin Pixy, pasukan lainnya langsung menyerang kediaman kelompok Ighist dan kelompok Excogryf. Mereka menyerang tanpa ampun dan meratakan seluruh kediaman kedua kelompok itu, meskipun sudah ada beberapa pengawal yang bersiaga sebelumnya. Namun tetap saja mereka tak mampu melindungi anggota kelompok mereka dari serangan kelompok Pixy.

Beberapa ada yang selamat dan bersembunyi. Setelah melihat pasukan kelompok Pixy benar-benar pergi, Harry anggota kelompok Ighist merubah dirinya menjadi seekor elang lalu terbang menuju ke kediaman kelompok Infinix untuk mencari Frodo.

Frodo melihat seekor elang yang terbang mendekatinya. Ia tahu jika burung itu adalah jelmaan dari Harry. Ia mendengar berita penyerangan yang di lakukan oleh pasukan Arthur yang telah membinasakan seluruh anggota kelompoknya dan hanya menyisakan beberapa. Dan hal itu membuatnya masuk dalam kubangan kesedihan yang menjadikannya lengah.

Arthur yang saat itu melihat Frodo lengah, menancapkan pedang tepat ke jantung Frodo. Sebelum meninggal Frodo sempat mengeluarkan kutukan pada Arthur.

“Lihat saja suatu saat kau akan di hancurkan sendiri oleh salah satu keturunan mu dengan cara yang lebih kejam dari pembantaian mu pada kami semua. Kau akan merasakan siksaan yang membuatmu ingin mengakhiri hidupmu sendiri !!”

Setelah menghembuskan nafas terakhirnya, kilat besar menyambar seolah mengabulkan kutukan yang di ucapkan oleh Frodo.

“Kau sungguh keterlaluan ! Jika kau ingin menguasai dunia ini, aku akan memberikannya padamu asal kau membebaskan seluruh anggota kelompok Excogryf !!” Elijah berteriak pada Arthur.

“Sudah terlambat ! Tak satupun dari kelompok kalian bertiga yang selamat dari serangan ku !!” menatap tajam pada Elijah dan James.

Mendengar itu, Elijah dan James semakin geram dan menyerang Arthur dengan membabi buta sampai titik darah penghabisan.

“Wha... haha... ha... dunia dalam genggaman ku sekarang...” tertawa menyeringai penuh kemenangan menatap mayat James dan Elijah yang terbaring di dekat Frodo.

Arthur pergi setelah menarik semua pasukannya kembali dari kediaman ketiga kelompok tadi.

Beberapa dari ketiga kelompok tadi ada yang selamat dan menyelamatkan diri dengan membuat dunia sendiri yang mereka ciptakan untuk melindungi diri dari serangan Arthur yang haus tahta dan kekuasaan.

Dunia itu terletak jauh dari Arthur, jauh dari jangkauannya dan yang lebih penting lagi, ia tidak mengetahui keberadaan dunia itu serta penghuninya yang merupakan beberapa anggota dari ketiga kelompok, yang telah bersatu setelah mengais di bawah puing-puing kehancuran kediaman mereka.

BERSAMBUNG...

Eps. 2 Kehamilan

Di suatu tempat tepatnya di kota Atlanta, yang terletak di pinggir kota, namun masih ramai suasananya seperti di pusat kota. Hiduplah sepasang suami istri yang tengah menanti kelahiran buah hati mereka.

Terlihat sang suami itu begitu memanjakan istrinya yang sedang mengandung anak pertama mereka. Ia memijat kaki istrinya yang sedang hamil lima bulan itu setelah mengeluh kakinya terasa pegal sekali karena menyangga beban di perutnya yang terasa semakin berat dari hari ke hari.

Ia memijat lembut kaki istrinya menggunakan minyak zaitun yang ia oleskan ke bagian kaki yang pegal sampai tertidur. Selain melicinkan, minyak zaitun juga akan menghaluskan kulitnya.

“Aku tertidur ya sayang.” tersenyum menatap suami yang membopong tubuhnya masuk ke kamar dan merebahkannya di tempat tidur.

“Tidurlah lagi sekarang Elsa, kau harus cukup istirahat. Jangan begadang lagi agar tidak anemia.” mengecup kening istrinya lalu mengelus perutnya kemudian pergi meninggalkan istrinya.

“Hazwan... sayang, jangan pergi. Temani aku.” menarik tangan suaminya.

“Iya aku akan menyusul mu nanti, aku belum mengantuk sekarang. Aku ingin melihat tayangan berita malam sambil minum kopi.”

Hazwan melepas tangan istrinya lalu menarik selimut menutupi tubuh istrinya karena malam ini terasa sangat dingin, kemudian keluar dari kamar dan menuju ke dapur untuk menyeduh secangkir kopi hitam lalu membawanya keluar dan duduk di depan televisi.

Dalam tidurnya Elsa bermimpi. Ia bertemu dengan seorang yang sangat cantik sekali, seorang dewi yang berada di tengah ladang padi yang menguning, tersenyum menatapnya.

“Aku tunggu kau di balik ladang ini...” tersenyum lalu keluar dari ladang padi dan menuju ke suatu tempat.

“Apa kau adalah Dewi Sri, sang dewi kemakmuran ?” tanya Elsa lalu mengikuti pergi wanita cantik itu ke suatu tempat.

Ketika sampai di tempat yang di tuju, wanita yang memang seorang dewi itu sudah tidak terlihat lagi dan menunjukkan ladang padi yang terhampar luas di depannya.

“Ah... hanya mimpi. Kenapa Dewi Sri menemui ku, apa maksudnya ya...” membuka mata lalu duduk sambil mengelus perutnya.

Elsa berpikir jika mimpi bertemu Dewi Sri saat hamil berarti bayi yang dikandungnya akan hidup berkecukupan kelak, tidak kekurangan pangan, karena Dewi Sri adalah lambang pembawa kemakmuran.

Ia pun kembali mengelus perutnya dan berdoa semoga bayi dalam kandungannya kelak menjadi anak yang spesial dan berprestasi dalam segala hal. Kemudian ia kembali tertidur.

Selama hamil Elsa selalu bermimpi yang aneh-aneh, ia juga pernah bermimpi di datangi orang tua dari zaman kuno. Ia tidak tahu siapa itu. Seorang kakek tua yang berkostum seperti di zaman kerajaan kuno.

Kakek itu mempunyai koleksi banyak buku kuno tentang berbagai ilmu. Dia meminta Elsa untuk memilih buku yang ia sukai.

Elsa mengambil tiga buku dan membuka sebelum membawanya. Huruf yang terdapat pada buku itu seperti huruf sansekerta atau huruf kuno lainnya yang tidak ia pahami, namun ia tetap membawa buku itu.

Sebelum kakek itu pergi, ia berkata pada Elsa jika anaknya kelak akan terlahir menjadi seorang anak istimewa yang mempunyai banyak kelebihan dan kekuatan yang berasal dari keturunan berdarah campuran dari kelompok terkuat di zaman kuno.

Namun itu semua hanya mimpi dan ia hanya bisa berdoa selama kehamilannya ini agar kelak bayi dalam perutnya itu sesuai dengan apa yang di katakan kakek tua dalam mimpinya.

Satu jam berikutnya Hadwan masuk ke kamar dan menyusul Elsa untuk tidur. Baru saja ia naik ke kasur. Elsa mengigau dan tampak ketakutan.

“Jangan... tolong...”

Hadwan menepuk-nepuk bahu Elsa sampai dia terbangun.

“Ada apa ?” Elsa bangun dan langsung memeluk Hadwan.

“Aku bermimpi masuk ke kamar penguasa pantai selatan. Antingnya jatuh satu dan akun mengambilnya. Lalu aku bersembunyi di bawah tempat tidur, karena dia masuk. Setelah dia pergi, aku keluar namun ada yang mengejar ku.” berkata dengan gemetar seolah nyata ia merasa di kejar seseorang.

“Sudahlah itu hanya mimpi, kau tak perlu memikirkannya.”

Hadwan memeluk sambil mengelus punggung Elsa untuk menenangkannya. Ia juga heran kenapa istrinya selalu memimpikan hal aneh saat hamil, padahal setahunya saat belum hamil istrinya itu tidak pernah bermimpi seperti itu.

Saat ia merasa takut, perutnya terasa sakit. Ia merasakan bayi di rahimnya sedang menendangnya, mungkin bayi itu kesal dan menendang perut Ibunya, agar Elsa berhenti takut yang sebenarnya membuatnya ketakutan juga.

“Aduh... perutku sakit sekali...” melepas pelukan dan mengelus perutnya.

“Tenangkan pikiran mu, sekarang berbaringlah. Aku akan memutarkan lagu mozart agar bayi ini tenang.”

Hadwan mengelus perut Elsa, lalu mengambil headset yang memang ia siapkan di meja untuk mendengarkan lagu Mozart dan Bethoven. Ia menancapkan headset ke ponsel lalu memasang headset besar ke perut dan memutar lagu itu.

Selain memberikan efek menenangkan pada janin, music dari Mozart juga di percaya dapat meningkatkan IQ janin.

Benar saja setelah mendengarkan musik itu, bayi dalam perut Elsa kembali tenang dan tidak menendang lagi. Ia pun bisa kembali tidur dengan nyenyak.

Hadwan tidak tidur, ia menunggu dan memandangi Elsa yang tertidur sambil melihat daftar putar lagu tadi. Ketika music berhenti, ia melepas head set dari perut Elsa dan menaruh ponsel beserta headset ke meja, lalu merebahkan diri di samping Elsa.

Ia mengelus perut Elsa dengan lembut.

“Nak jangan menyusahkan Ibu mu ya di dalam sana ya. Jadilah anak yang pintar. Nanti setelah lahir semoga kamu juga tidak menyusahkan kami.”

Setelah berbicara dengan bayi itu, ia pun terlelap.

Belum sampai dini hari, Elsa terbangun. Ia merasa lapar, dan ia bangun lalu menuju ke dapur untuk menyeduh susu khusus Ibu hamil dan memakan beberapa roti gandum.

Seiring bertambahnya usia kehamilan, ia merasa selalu lapar setiap saat. Untuk makanan, dia menyediakan makanan dengan nilai gizi tinggi, agar bayi dalam kandungannya mendapatkan asupan gizi yang melimpah, sehingga ketika lahir nanti sempurna dan sehat.

Hadwan yang tadi tidur memeluk Elsa merasakan jika tangannya tidak lagi menyentuh perut Elsa bangun, karena kaget dan juga cemas.

“Kemana Elsa, kenapa tidak ada di sini ?” melihat di sebelahnya yang kosong.

Ia segera bangkit dan keluar dari kamar menuju ke ruangan-ruangan untuk mencarinya. Akhirnya ia menemukannya di dapur.

“Syukurlah kau ada disini. Aku kira kenapa-napa.” duduk di kursi menemani Elsa makan sambil menahan kantuk.

Hadwan sangat menjaga kehamilan Elsa, karena itu kehamilan pertama setelah menunggu selama dua tahun pernikahan mereka, dan setelah melakukan serangkaian program hamil di beberapa dokter.

Elsa merasa bersyukur karena di kehamilannya ini, suaminya begitu peduli dan sangat menjaganya. Ia juga sangat sabar dan pengertian padanya.

BERSAMBUNG...

Eps. 3 Kelahiran

Hari pun berlalu dan tak terasa kehamilannya sudah mencapai 8 bulan. Elsa sangat memperhatikan asupan gizinya itu. Selain meminum vitamin dari dokter yang ia dapat setelah periksa setiap bulannya, ia juga menambah vitamin sendiri di luar pemberian dokter.

Hadwan terlebih lagi, ia ingin anaknya nanti menjadi anak yang super jenius agar kelak mudah mencari pekerjaan dan mudah menghadapi persoalan dalam hidupnya. Ia pun menambahkan vitamin DHA, suplemen untuk menutrisi otak bayi selama dalam kandungan, meskipun dokter juga sudah memberinya.

Ia juga sering membelikan istrinya makanan laut berupa seafood, mulai dari udang, kerang, cumi, kepiting dan ikan laut yang kaya akan protein dan itu sangat bagus untuk janin.

Elsa pun tidak pernah menolak dan menerima semua makanan serta suplemen tambahan yang di berikan oleh suaminya. Karena nafsu makannya yang bagus itu, berat badannya bertambah banyak. Bertanya bertambah 20 kilo selama kehamilan dan membuat kakinya mulai bengkak.

Meskipun beratnya menjadi 70 kg sekarang, namun ia tetap mengkonsumsi susu hamil dalam jumlah banyak. Satu karton susu hamil kemasan 800 gr bisa ia habiskan hanya dalam waktu 2 minggu.

Elsa juga sudah mengambil cuti melahirkan dari tempatnya bekerja di sebuah perusahaan rokok terbesar di kotanya. Selama cuti, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di depan TV sambil ngemil kue kering dan juga coklat.

“Aduh kakiku rasanya nyeri...” melihat kakinya di lantai yang semakin bengkak.

Ibu Elsa yang saat itu melewatinya berhenti dan duduk di sebelahnya.

“Ada apa...” melihat wajah Elsa yang kesakitan.

“Kakiku Bu rasanya nyeri sekali.” menunjuk kakinya agar Ibu melihat.

“Kau harusnya lebih banyak berjalan-jalan, karena bulan depan kau akan melahirkan.” menyentuh kaki Elsa yang bengkak lalu menekan dan tampak bekas melekuk sebesar jari setelah Ibu melepas jari dari kaki Elsa.

Elsa hanya diam saja mendengar saran dari Ibunya. Buat berjalan dekat saja rasanya berat dan sakit, apalagi harus berjalan sejauh 3 kilometer, baginya itu sesuatu yang menyakitkan dan ia tak mau melakukannya.

Ibu lalu berdiri untuk masuk ke ruangan, dan keluar lagi membawa kursi kecil berbahan plastik. Ia lalu menaruh kursi itu di bawah kaki Elsa dan mengangkat kaki Elsa meletakkan di atas kursi kecil itu.

“Jangan di gantung kakinya jika duduk biar tidak bengkak. Pakai terus kursi ini untuk menahan kaki mu agar tidak nyeri.” jelas Ibu lalu kembali ke ruang belakang untuk memasak menu buat siang hari.

Malam hari hujan turun deras. Angin bertiup kencang dan listrik padam untuk sesaat selama satu jam. Namun kembali menyala di pukul 19:00 meskipun hujan masih belum berhenti.

Elsa yang saat itu tertidur di kamarnya. Ia kembali bermimpi bertemu dengan seorang lelaki tua berambut panjang sebahu dengan model baju mirip kesatria di zaman kuno. Saat itu mereka berada di suatu tempat yang seperti gurun.

Lelaki itu memanggilnya menuju ke goa. Elsa datang ke goa yang di tunjuk oleh lelaki tadi. Di sana lelaki berambut putih itu memberinya sebuah pedang dengan hiasan mata dari batu berwarna hijau yang bersinar kehijauan di tengahnya.

Lalu tiba-tiba terjadi gempa, dan pedang itu berubah menjadi berukuran kecil kemudian menghilang dalam genggaman tangannya.

“Lindungi diri mu... !!” berteriak dan kemudian menghilang begitu saja di depannya setelah menyerahkan pedang tadi.

Ia merasakan gempa berguncang semakin hebat dan ia lari untuk mencari tempat yang aman, namun di tengah jalan ia terperosok dan jatuh ke lubang.

Elsa bangun dengan keringat dingin menetes dari dahinya. Ketika bangun ia mendengar suara petir menggelegar yang sangat kencang, bahkan sampai membuat daun jendela bergetar dan membuatnya kaget bercampur takut.

Ia turun dari ranjang untuk mencari Hadwan. Baru dua langkah berjalan, ia merasakan ada cairan yang merembes di kakinya. Ia melihat cairan yang mengalir di kakinya yang ternyata adalah darah.

Sontak ia gemetar dan merasa lemas lalu ia duduk di lantai bersandar pada dipan tempat tidurnya.

“Ibu... Hadwan... Ayah... siapa saja cepat kesini !!!” berteriak memanggil-manggil orang seisi rumah.

Hadwan yang saat itu baru pulang setelah membeli es krim untuk Elsa langsung berlari menuju ke kamar setelah mendengar teriakannya.

Ia melihat Elsa duduk di lantai dengan darah yang berwarna merah pekat mengalir di lantai. Melihat darah ia menjadi gemetar, namun ia menguatkan diri untuk sembari berpikir hal positif lalu mengangkat tubuh Elsa ke tempat tidur. Setelah itu ia berlari keluar kamar untuk mencari Ibu mertua nya.

“Ibu... Ibu... Elsa Bu, mengeluarkan darah...” berdiri di depan pintu kamar.

Ibu Elsa kaget dan langsung keluar dari kamar. Hadwan lalu menceritakan jika Elsa mengeluarkan darah. Kemudian mereka berdua masuk ke kamar Elsa.

Ibu melihat Elsa kesakitan merasakan perutnya yang mulas dan ikut panik. Ia meminta Hadwan segera membawanya ke rumah sakit karena itu adalah tanda akan melahirkan.

Hadwan menyiapkan mobil dan keperluan berkaitan dengan surat dan dokumen lain yang di perlukan selama di rumah sakit. Sedangkan Ibu menyiapkan baju ganti untuk Elsa dan juga membawa baju bayi serta perlengkapan lainnya.

Setelah semuanya siap, Ayah dan Hadwan mengangkat Elsa dengan hati-hati masuk ke mobil. Mereka berempat akhirnya tiba di rumah sakit bersalin terdekat.

Perawat membawa Elsa masuk ke ruang persalinan dan memeriksa jalan lahir yang ternyata sudah pembukaan ke dua. Dokter mengusahakan untuk proses kelahiran normal terlebih dahulu.

Selama menunggu, terjadi pembukaan ke enam, namun tiba-tiba kembali ke pembukaan awal. Dan terus berulang seperti itu hingga lewat tengah malam.

Dokter datang untuk memeriksa dan menyampaikan jika bayi itu bisa dilahirkan secara normal asalkan jalan lahirnya mau di robek, lalu akan di bantu mengeluarkan dengan mengambilnya keluar, karena ternyata bayi itu terlilit usus.

Elsa dan keluarga menyetujuinya dan dokter pun segera mengambil tindakan, karena harus di lakukan dengan cepat. Jika tidak maka kemungkinan bayi itu tidak akan selamat.

Elsa merasakan sakit yang amat sangat selama proses kelahiran bayinya itu. Ia menahan rasa sakit itu sambil terus merapal doa keselamatan.

Tenaganya terasa habis untuk mengejan lama, dan akhirnya satu jam kemudian bayi itu lahir dengan menangis kencang.

“Oek... oek...”

Suara kencang tangisan bayi itu membuat Hadwan dan mertuanya yang menunggu di luar merasa tenang setelah mendengarnya. Mereka bertiga masuk ke ruangan setelah Elsa selesai di bersihkan.

“Bagaimana bayi dan Ibunya ?” tanya Hadwan pada perawat yang baru selesai memandikan bayi Elsa.

“Ibunya baik, bayinya laki-laki, dan sehat Pak.” menyerahkan bayi pada Hadwan.

Hadwan menggendong bayinya masuk dan menunjukkan pada Elsa.

Elsa tersenyum melihatnya, namun ia merasa lelah setelah mengeluarkan banyak tenaga dan dia tertidur karena sudah tidak bisa menahan rasa kantuk dan lelah yang bercampur menjadi satu.

Kemudian Ibu masuk untuk ikut menggendong cucunya itu. Kemudian Ayah juga masuk untuk melihat bayi mungil itu. Mereka bertiga menggendong bayi lucu itu bergantian sambil menunggu Elsa.

BERSAMBUNG...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!