NovelToon NovelToon

My Boyfriend Is A BadBoy

Episode 1 [Visual tokoh]

Nama : Rianti Syaila

Umur : 17 tahun otwe 18

Tgl lahir : 4 Mei

Kelas : XI-IPA

Status : Manusia, udah punya pacar

Hobby : Tawuran sama OSIS

Nama : Wulan Purwanti

Umur : 17 tahun otwe 18

Tgl lahir : 23 Juli

Kelas : XI-IPA

Status : Iblis eh salah, jomblo

Hobby : Ngevlog kek orgil

Nama : Heri Putra

Umur : 17 tahun otwe 18

Tgl lahir : 2 Pebruari

Kelas : XI-IPA

Status : Anak mama papa, jomblo

Hobby : Game, gamers

Nama : Baspian Gintara

Umur : 17 tahun otwe 18

Tgl lahir : 24 Maret

Kelas : XI-IPA

Status : Lagi pdkt sama Wulan.

Hobby : Cuci motor tiap detik, menit, jam

\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Pagi hari yang cerah, angin mulai berhembus sangat kencang di iringi suara kicauan burung yang merdu. Angin itu telah masuk ke salah satu rumah yang ada di komplek Griya jingga. Membangunkan seorang gadis yang masih tertidur lelap di atas kasur bisa yang empuk itu.

Dengan rambut acak-acakan, dan baju tidur berwarna pink dengan gambar hello kitty, begitu sangat cantik saat di pandang dari sisi mana pun atau pun dari depan dan belakang.

Gadis itu bernama Rianti Syaila anak ke tiga dari empat bersaudara. Rianti tinggal di Jakarta bersama orang-tua nya sedangkan ketiga saudara nya pergi menginap di pesantren.

Gadis itu mulai terbangun, mata yang hitam pekat itu mulai membuka dengan perlahan. Melihat ke langit-langit kamar nya yang mulai terlihat karena sinar dari sang mentari.

Rianti bangun mengambil posisi duduk dengan rambut acak-acakan, masih dengan mengumpulkan nyawa, Rianti melihat ke jendela besar di sebelah kanan nya itu.

Gorden mulai berterbangan ke sana kemari mengikuti arah angin berhembus. Setelah nyawa berkumpul, Rianti berdiri dan meregangkan otot-otot yang kaku karena terlalu lama tertidur.

"Hoaamm... "

Rianti melihat ke sekitar dan berjalan ke arah balkon kamar, membuka satu persatu kunci pintu berwarna putih di sana. Dengan langkah yang gontai dia berjalan perlahan untuk menghirup udara segar di pagi hari.

Pandangan yang awal nya tertuju kepada seorang wanita yang sedang menyiram tanaman di sana, mulai melihat ke sisi lain.

Di rumah sebelah ada seorang lelaki yang bernama Baspian dia adalah teman masa kecil Rianti dan siap sedia melakukan apa saja demi sahabat baik nya itu.

"Baspiaann... " teriak Rianti di pagi hari sambil melambaikan tangan.

Lelaki yang sedang mencuci motor, mendengar nama nya di panggil dan melihat ke sana kemari.

"Di sini.. bangkek, " teriak Rianti.

Lelaki itu melihat ke atas rumah Rianti. "Ehh, yow bestfriend... ada apa engkau memanggil nama ike di pagi hari ini?" tanya Baspian melambaikan tangan.

"Lo lagi ngapain?" tanya Rianti sedikit berteriak.

"Hah?" tanya Baspian tak terdengar.

"Lo lagi ngapain?" teriak Rianti sekali lagi.

"Nyokap gue lagi gak ada di rumah, dia lagi belanja ke pasar.. " sahut Baspian berteriak.

"Oohh gituu... rajin-rajin lah engkau, membantu nyokap lo sapu halaman, " sahut Rianti

"Iyaaa.. " teriak Baspian.

Rianti yang ingin mandi mulai melambaikan tangannya memberitahu kalo dia akan masuk kembali ke dalam.

Baspian kembali mencuci motor kesayangan nya itu dengan penuh dengan bisa. Bahkan Baspian sudah memberikan nama kepada motornya itu, namanya Lala.

"Lala ku sayang... mandi yang bersih yah mandii.. " sahut Baspian sambil nyanyi.

"Motor di mandiin pemiliknya belum mandi anehh.. " sahut Ayah Baspian baru bangun.

"Dari pada ayah.. baru bangun, "

"Mending baru bangun, dari pada mandiin motor tapi pemiliknya belum mandi.. "

"Dasarr bapak-bapak mengganggu kesenangan anak muda aja, " gumam Baspian.

Tanpa memedulikan keberadaan Ayah nya Baspian kembali mencuci motor dengan bersih.

Sementara itu di rumah keluarga Rianti.

"Ntii... " panggil mama dari lantai bawah.

"Iya mah, " sahut Rianti segera turun ke bawah.

"Udah bangun?"

"Belum, masih tidur, "

Mama hanya melihat Rianti dengan ekspresi aneh nya. "Tadi manggil ada apa?" tanya Rianti.

"Temenin mama ke pasar yuk nak, kalo kamu udah beres mandi, " sahut Mama.

"Iya mah, nanti, sekarang Rianti mandi dulu, " sahut Rianti.

"Oh ya udah sana.. mama udah buatin roti di dapur, tinggal ambil aja, mama harus siapin baju papa dulu, dia mau berangkat kerja, "

"Iya mah, " sahut Rianti.

Rianti segera masuk kembali ke kamar nya dan mengambil handuk dan juga pakaian nya. Setelah selesai mandi, Rianti turun, sarapan roti seperti yang di katakan mama nya tadi. Setelah itu Rianti pergi bersama Mama nya ke pasar untuk membeli bahan makanan.

Di pasar

Rianti terus mengikuti arah mama nya berjalan dan sedari tadi hanya memegang belanjaan mama nya saja.

Gak di tawarin minum, gak di suruh beli makanan, padahal kan banyak tukang dagang di sini.. - batin Rianti.

Sampai lah mereka di team penjual daging ayam. "Ntii, mau ayam gak?" tanya mama.

"Beli aja mah, kalo mama suka ya beli, lagian aku gak suka daging nya, " sahut Rianti.

"Mm.. ya udah, mas saya beli daging Ayam sama sayap ayam nya sekilo, " sahut mama.

Pedagang itu hanya mengangguk. Rianti masih terdiam dan membawa belanjaan yang berat itu.

"Elo ngapain di sini?"

Suara serak itu seperti menunjuk ke Rianti. Dengan rasa penasaran Rianti berbalik dan melihat seorang lelaki yang sedang menunjuk nya.

Ekspresi Rianti seketika berubah drastis, tadi yang awalnya santai-santai dan tenang kini berubah menjadi ekspresi jijik, tak suka, benci.

"Elo?" tanya Rianti kaget.

"Lo lagi ngapain di sini?" sahut lelaki itu.

"Bukan urusan lo, jangan suka kepo, "

"Jangan-jangan lo mata-matain gue lagi, "

"Amit-amit tujuh turunan... ngapain juga gue kangen sama orang sinting kayak elo.. iihh.. " sahut Rianti.

"Ya terus ngapain di sini?"

"Gue bilang ini bukan urusan elo, "

"Serah lo dah, capek gue debat sama ayam, susahhh.. "

"Berisik lo monyet.. huhu haha huhu haha.. "

"Apa lo ayam?"

"Apa?"

"Apa?"

"Apa?"

"Apa?"

"Gelut sini sama gue, gue capek lita muka lo, " sahut Rianti.

"Ya udah ayoo.. gue juga capek liat lo di mana-mana ada, "

Saat mereka sudah bersiap untuk saling tonjok tiba-tiba ada sebuah tangan yang menjewer telinga Rianti.

"Aaaaa.... sakiiitt.. " ringis Rianti kesakitan.

"Kamu mau ngapain? jangan malu-maluin mama deh di tempat umum... " sahut mama Rianti.

"Yah lagian cowok sinting itu yang duluan mah, " sahut Rianti.

"Udah diem.. mending bantuin mama bawa belanjaan, ayo kita ke pedagang di belakang sana, "

"Iya iya mah.. " sahut Rianti.

Setelah jeweran itu terlepas, Rianti segera membantu mama nya membawakan belanjaan dan meneruskan belanja.

"Hahahaaa... mampuss... " sahut cowok itu tertawa.

"Aarrgghh!!"

"Ngapain kamu disini? bukannya bantuin mama bawa belanjaan malah keluyuran gak jelas.. "

"Iya mah iya mah.. ampunn.. "

"Heuuhhh, dasar.. untung kamu anak satu-satu nya kalo engga mama udah buang kamu.. " sahut mama.

"Jahatt banget sih mah, "

"Udah, bantuin sana bawa belanjaan mama, mama mau beli ayam dulu... Heriiii... "

"Iya mah, ini lagi otwe ke sana.. " sahut Heri.

Awass lo cewek gila, nanti besok di sekolah.. batin Heri kesal.

Episode 2

Kicauan burung berhasil membangunkan Rianti yang masih tertidur lelap di atas kasur nya yang empuk. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul set enam pagi. Suara alarm mulai berbunyi.

"Hoaamm... jam berapa sekarang?" gumam Rianti.

Rianti melihat ke arah jam dinding di atas lemari. Dan mendudukkan tubuhnya di pinggir kasur sambil mengumpulkan nyawa.

Tok... tok.. tok..

"Rianti... " panggil mamah.

"Iya mah?" tanya Rianti bangun dan berjalan ke arah pintu.

cklekk..

"Apa mah?" tanya Rianti malas.

"Kamu udah bangun?" tanya mamah.

"Belum, aku masih ada di pulau kapuk, " sahut Rianti.

Mamah hanya tersenyum manis kepada anak sulung nya itu. "Yak udah kalo gitu.. sana kamu mandi terus makan, papa sama mamah mau berangkat kerja, " sahut mamah berjalan ke arah tangga dan menghilang bersamaan dengan Rianti yang menutup pintu.

"Aahh... males, " gumam Rianti memukul guling nya.

Karena waktu terus berjalan, Rianti hanya bisa pasrah dengan keadaan segera mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah.

"Kadang seger, kadang nggak, emang susah yah hidup di dunia, " gumam Rianti keluar dari kamar mandi.

"Tumben banget sekarang panas, biasanya juga nggak pernah panas kalo pagi hari kaya gini, " ucap Rianti melihat keluar jendela.

Rianti membuka semua gorden yang menutupi sebagian kamarnya, dan membuka pintu balkon dengan penuh semangat.

"Rianti kalo udah selesai turun nak, " teriak mamah.

"Iya mah, " sahut Rianti sambil mengenakan sepatu.

Rianti segera turun ke bawah dan sarapan bersama keluarga. Setelah jam menunjukkan pukul enam pas, Rianti diantar oleh papa ke sekolah.

Tentu saja ini hal yang aneh, ini pertama kalinya papa Rianti ingin mengantar Rianti ke sekolah setelah sekian lama. Papa Rianti berhenti mengantar Rianti sejak Rianti sudah punya motor sendiri sejak usia SMP.

"Papah kok tumben mau anter aku ke sekolah? Ada apa?" tanya Rianti.

"Gak papa, papah cuma mau anterin anak kesayangan papah aja, emang gak boleh?" tanya papah.

"Yah gak papa, cuma aneh aja gitu... tumben banget, " sahut Rianti.

Gak mungkin, pasti ada apa-apa... - batin Rianti.

"Haha... Rianti.. papah mau tanya, "

"Mau tanya apa?"

"Kamu mau gak punya adik?" tanya papah tge poin.

Udah gue duga, gak mungkin papah tiba-tiba mau anter aku ke sekolah selain ada sesuatu - batin Rianti.

"Maksud papah apa?" tanya Rianti tak berdaya.

"Papah cuma mau ngasih kamu temen di rumah, emang kamu gak mau?"

"Aku bukannya gak mau, cuma papah tau kan, mamah gak bisa hamil lagi, "

Seketika papah Rianti terdiam, "Papah tau, " sahut papah.

"Kalo papah udah tau, kenapa papah masih pengen ngasih aku adik? Papah mau mamah meninggal?" tanya Rianti sedikit berteriak.

Kalo aja kamu tau, apa yang papah lakukan di kantor, - batin papah Rianti.

"Pah, lainkali kalo papah mau ngasih aku adik, tolong pikir tentang kesehatan mamah pah, mamah gak bisa punya anak lagi, " sahut Rianti.

"Iya, maafin papah yah nti, " sahut papah menyesal.

"Iya Pah gak papa, aku bisa ngerti kok, papah cuma mau ngasih aku temen main di rumah, " sahut Rianti.

Setelah perbincangan berakhir, Rianti sampai di gerbang sekolah, dan segera turun setelah pamit kepada papah nya.

"Hati-hati di jalan yah ntii, " sahut papah

"Iya pah, " sahut Rianti berjalan masuk ke area sekolah.

Di sekolah.

Kenapa sih harus punya adik, kan papah tau kalo mamah itu udah gak bisa punya anak lagi! Apa jangan-jangan ada wanita simpanan lagi?! Ahh masa bodo, - batin Rianti.

Rianti terus menggerutu kesal karena perkataan papahnya barusan sampai masuk kelas.

"Woy woy woy... gue tebak pasti ada apa-apa nih,, sampe lu masuk pake langkah kaki kaya raksasa, " tebak Wulan.

"Nggak, " sahut Rianti singkat.

"Lo kenapa?" tanya Wulan duduk di kursi Nanda.

"Gue kesel sama bokap gue, masa iya mamah harus punya anak lagi, "

"Hah?! Kan nyokap lu udah gak bisa punya anak lagi, kayanya ada yang mencurigakan, "

"Kayaknya sih iya, gue juga ngerasain apa yang lu rasain, "

"Emang gue ngerasain apa?"

"Yak tadi kata lo, "

"Yang mana?"

"Itu... yang barusan, "

"Yang mana ege, gue ngomong buanyak banget tadi, "

"Isshh.. au ah gue juga lupa, "

"Dihh ngambek, " sahut Wulan memanyunkan bibirnya ke depan.

Brakk...

"Ntii.. lo tau gak, "

"Nggak, " potong Rianti.

"Gue belum ngomong, " sahut Wulan.

"Yak lagian gue gak tau apa-apa tiba-tiba ditanya lo tau nggak, yak mana gue, " sahut Rianti.

"Iya makanya dengerin dulu napa, jangan main potong-potong aja, " sahut Wulan.

"Yah maaf, emang apaan?" tanya Rianti.

"Lo kan semalem tanding tuh sama ketua geng good boy, nah gue tau ketuanya ada di sekolah ini, " bisik Wulan.

"Hah, masa sih?"

"Iya, awalnya juga gue gak percaya, tapi ini nyata loh, " sahut Wulan.

"Lo tau dari mana?" tanya Rianti tam yakin.

"Dari Baspian, " sahut Wulan.

"Mm, pantesan, ehh, kalo gak salah dia juga kan anggota good boy kan?"

"Iya, gue tau info itu dari Baspian anggota nya sendiri, " sahut Wulan.

"Wahh kayanya seru nih kalo jadi gosip di satu sekolah, " sahut Rianti.

"Tapi dia tuh orang nya dingin bangett, "

"Maksud lo?"

"Jadi dia tuh paling gak suka kalo deket sama orang yang sok akrab sama dia, jadi lo jangan deket-deket deh sama dia, "

"Bodoamat, gue paling suka kalo cowok dingin, "

"Heh, inget lo masih punya Rengga, " sahut Wulan.

"Oh iya, putusin aja kali yah, "

"Stress emang lo, dulu lo ngejar-ngejar dia sampe pindah sekolah, sekarang udah dapet malah mau nyari yang lain, "

"Biar seruu, "

"Seru apaan putus tiba-tiba, " .

"Biar mantan-mantan gue pada demo, " sahut Rianti mengeluarkan ponsel nya.

"Ehh, bentar... lu beneran mau putus sama Rengga?" tanya Wulan.

"Nggak nanti aja putusnya, gue mau liat ponsel gue, kali aja banyak cogan yang minta kenalan, " sahut Rianti.

"Kebiasaan lo, gak bagi-bagi kontak cogan gue juga mau kale, " sahut Wulan.

"Kan lu udah punya Baspian, "

"Apaan sih Baspian Baspian mulu, gue sama Baspian itu cuma temen gak lebih, " sahut Wulan.

"Mm.. gue kasih tau nih ke Baspian, kalo lo cuma nganggep dia temen, " sahut Rianti.

"Silahkan aja, tapi emang bener kok, dia itu cuma temen di mata gue, "

"Kalo di mata dia, lo itu orang yang paling spesial, "

Wulan seketika terdiam, tiba-tiba pipinya berubah menjadi merah seperti tomat rebus. "Apaan sih elu.. " sahut Wulan.

"Aduuuhh hati berbunga-bunga... mendengar ucapan gue~, " sahut Rianti.

"I found a love for me, " sahut Rianti bernyanyi.

"Udah woy, suara lu cempreng gitu.. malah nyanyi.. " sahut Wulan menutup telinga.

Rianti tak menghiraukan ucapan Wulan dan terus bernyanyi tanpa henti.

"Oh darling, just dive right in and follow my lead

Well, I found a girl, beautiful and sweet, "

"Lama-lama gue tampol tuh mulut pake pohon bambu kalo gak berenti-berenti juga, " sahut Wulan.

"Cause we were just kids when we fell in love

Not knowing what it was, "

"Kelewatan woy, Oh, I never knew you were the someone waiting for me, nah udah itu baru, Cause we were just kids when we fell in love

Not knowing what it was, "

"Oh gitu yah, "

"Iya, makanya kalo lo gak apal lagunya mending deh, malu, " sahut Wulan.

"Lah kan gue yang nyanyi kok malah elu yang malu, sangat membingungkan, " sahut Rianti dan lanjut menyanyikan lagi perfect.

Episode 3

Tak lama kemudian, datang lah sosok dua lelaki tampan yang sedang lewat di Koridor sekolah dengan gaya mereka yang sok keren. Tapi memang bener sih mereka keren - pendapat Author (selalu benar, cerita, author yang ngarang, gimana author, fiks no debat!!)

Brakk..

"Woi, nj*ng gak usah di tendang juga, kasian pintu gak ada dosa, " teriak Rianti.

"Gimana gue lah, banyak bacot lo, " sahut lelaki itu.

"Iihh, gue kalo udah ilang kesabaran gue gantung lu di pohon mangga, " sahut Rianti geram.

"Mangga, gak ada yang ngelarang, itu juga kalo lo berani sama gue, "

"Wahh, ngajak gelut ini mah, " sahut Rianti berdiri dan menghampiri lelaki itu yang sedang duduk santai di tambah dengan kesopanan yang sangat tinggi sampai kosleting seperti listrik, dia menaruh kakinya di atas meja dan menggoyang-goyang kan nya, bagaikan seorang CEO.

"Udah ntii, dia mah emang gitu, " sahut Wulan menahan tubuh Rianti.

"Assalamu'alaikum, Hai semua nya, kalian kangen gak sama aku?" sapa Baspian.

"Wa'alaikumussalam, " sahut semua orang di kelas.

"Waalaikumsalam, nah yang gak kek gini baru namanya anak sekolah, masuk kelas ngucap salam bukan kayak si anak hayam yang itu, " sahut Rianti.

"Anak hayam siapa?" tanya Baspian.

"Biasalah, dia lagi kesel sama Herry, cuma gara-gara dia nendang pintu sampe Rianti kaget, " jelas Wulan.

"Ooh, lan.. kantin kuy, gue belum makan, " ajak Baspian.

"Enggak ah, gue mau ngerjain tugas Geografi, Bye, " sahut Wulan menolak.

Baspian yang sakit hati karena di tolak hanya bisa diam tanpa berbicara apa-apa.

Baspian berjalan memuji meja yang ada di depan meja Heri "Kasiann.. di tolak yah?" tanya Heri dengan nada mengkasihani.

"Diem lu nj*ng, " sahut Baspian.

Bel berbunyi sangat kencang sampai membuat sekolah itu bergetar. Suara bel itu membuat gema di seluruh koridor yang kosong.

Nah, karena pelajaran udah di mulai, Rianti dkk mulai belajar.

"Oke anak-anak kelas 10, kita akan mulai pelajaran Fisika, " sahut Pak Tama.

"Yah pak, Fisika muluu.. Gak bosen?" tanya Rianti.

"Trus kamu mau pelajaran apa Rianti?" tanya Pak Tama.

Rianti hanya senyum-senyum gak jelas dan itu membuat bulu kuduk Pak Tama berdiri.

Aduh kok tiba-tiba perasan aku jadi gak enak yah? - batin Pak Tama.

"Pelajaran bahasa Korea, Jepang, India, Italia, China, Myanmar, Jawa Tengah, Jawa Timur, surabaya, Jawa Barat, palembang, Sumatra Selatan, kalimat, dan seterusnya, " sahut Rianti.

"Haduuhh ada-ada aja kamu ini Rianti Rianti, kalo kamu mau belajar bahasa atau sejarah kamu harus ke kelas IPS lah bukan nya malah di kelas IPA, "

"Pokoknya gak mau tau yah, pak di kelas IPA juga harus ada pelajaran bahasa orang asing, " sahut Rianti memaksa.

"Oi, cuma mau ngasih tau aja ya, Jawa tengah sama Surabaya sama-sama Jawa, Palembang emang ada di Sumatera Selatan, jangan ngaco deh lo mentang-mentang anak yang punya banyak prestasi... nyuruh kelas IPA buat ada pelajaran bahasa, kalo lo mau belajar bahasa sana ke kelas IPS, " sahut Tania, musuh bebuyutan Rianti sejak taman kanak-kanak.

Rianti hanya diam tak bisa berbuat apa-apa jika sudah begini jadi. "Maksud gue itu.. "

"Apa? Gak terima? Bagus lah, yah apa boleh buat lo gak akan pernah menang menghadapi gue ntii, inget itu!!" sahut Tania.

"Gue emang gak bisa ngalahin lo soal kekerasan, tapi lo inget, gak ada yang bisa ngalahin gue soal otak, sekolah itu buat otak kita tambah pinter soal ilmu-ilmu yang kita dapat, bukan nya geng-gengan, " sahut Rianti membalas.

Kini Tania yang tak bisa berbuat apa-apa. Demi menyelamatkan popularitas nya dia membiarkan Rianti menang kali ini.

"Sudah ayo kembali duduk semua, " sahut Pak Tama memulai pelajaran Fisika.

"Oh iya ges, gue lupa mau ngasih tau kalian soal ini.. Yang dulunya alumni SMP Ceury pasti tau lah yaahh.. Rianti pernah gak sekolah selama sebulan penuh dengan alasan sakit, padahal mah apa yah, dia gak keliatan sakit sama sekali, " sahut Tania.

"Kalo gak salah denger gue dari dokter yang ngerawat Rianti, dia punya penyakit jantung, iiuhh jijik ih temenan sama orang yang berpenyakitan, " lanjut Tania.

Brakk.

"Lo bisa diem gak?!" sahut Baspian.

"Tapi kan bas, yang aku omongin itu memang bener, " sahut Tania.

"Bisa diem gak lo? Sekali lagi gue denger lo ngomong soal masalah penyakit jantung Rianti, gue gak akan tinggal diam!!" ancam Baspian.

"Yah tapi kan.. "

"Lo bisa tutup mulut gak?" tanya Heri mulai beraksi.

"Apa-apaan sih kamu sayang, kamu malah ngedukung yang punya penyakit jantung itu? Aku tuh sayang sama kamu, harusnya kamu ngedukung aku dong kan aku pacar kamu, " sahut Tania.

Mendengar kata pacar dari mulu Tania secara langsung membuat seisi kelas kaget tak percaya, apa benar mereka berpacaran? Setau mereka Heri paling benci dengan cewek yang suka mencari kesalahan orang lain demi kepentingan pribadi.

"Hah? Apa? Pacar? Sejak kapan?" tanya Heri.

"Kan kemarin kamu bilang iya ke aku, waktu aku nembak kamu di hadapan semua orang, jangan pura-pura lupa deh, " sahut Tania.

"Gue gak bodoh Tania, masa iya seorang Heri mau pacaran sama anak yang kurang ajar sama orang tua nya, memeras teman-teman demi kepentingan diri sendiri sekarang lo nganggep gue pacar lo? Amit-amit tujuh turunan, " sahut Heri.

Semua orang yang mendengar perkataan Heri mulai berbisik-bisik soal Tania yang suka memeras orang tua nya dan juga teman-teman nya.

"Udah cukup, Tania ayo kembali duduk kita akan mulai pelajaran Fisika nya, mohon setelah pelajaran dimulai jangan ada yang mengeluh atau berkelahi, atau pun debat seperti tadi, " sahut Pak Tama mulai serius.

"Tapi kan Pak, Rianti yang mulai dulu, masa iya aku terus sih yang di salahin, ini gak adil, gue perlu keadilan, " teriak Tania.

"Hah? Kok gue!?!"

"Jangan suka pura-pura bego lo, "

"Tania!! Sekali lagi kamu ngomong tentang keadilan atau debat dengan teman-teman kamu, bapak gak akan segan-segan untuk skor kamu selama tiga hari kedepan, " sahut Pak Tama.

"Iya Pak, maaf, " sahut Tania kembali duduk.

Tania melihat ke arah kanan nya, terlihat di sana Wulan yang hanya senyum-senyum puas melihat Tania jatuh seperti ini.

"Apa lo liat-liat?" tanya Tania dengan suara pelan.

Wulan hanya menggeleng kepala nya pelan dan melihat ke papan tulis.

"Iihh, kalo bukan karena Pak Tama sama Heri mungkin gue udah ngejatuhin si anak berpenyakit itu, " gumam Tania.

.

.

.

.

.

Jam istirahat.

Seperti biasa setiap jam istirahat Wulan, Baspian dan Heri selalu berkumpul di satu meja yaitu meja Rianti.

"Gila lo Heri sekali ngomong, si Tania langsung kena mental, " sahut Wulan.

"Mantap lah boy, " sahut Baspian.

"Bisa-bisanya lo campur urusan gue sama si anak b*ngs*t itu, " sahut Rianti.

"Kenapa gak boleh? Lagian yah kalo gue gak ikut campur mungkin gue gak akan tau kalo si Tania ngaku-ngaku jadi pacar gue, " sahut Heri.

"Meni hm, " sahut Rianti.

"Hemmmmmmmmm, " gumam Heri.

"Konser konser, " sahut Wulan.

"Eh lan, katanya lu tau siapa ketua geng motor good boy, siapa-siapa?" tanya Rianti.

Mendengar perkataan Rianti barusan Heri dan Baspian kaget dan mengalihkan pandangan mereka ke tempat lain.

"Iya sih, tapi gue gak tau dia kelas berapa, " sahut Wulan.

"Yaahb payah lu, " sahut Rianti.

"Ya maaf, " sahut Wulan.

Wulan melihat keluar jendela terlihat di sana ada seorang lelaki yang sedang mengintip ke kelas 10 IPA 4 .

"Hem, padahal mah tinggal masuk aja, pake malu-malu kucing segala, " gumam Wulan.

Gumaman Wulan tak sengaja terdengar oleh Baspian. "Siapa yang malu-malu kucing?" tanya Baspian.

"Biasaaa.. Tuh lo liat aja di jendela ada siapa, " sahut Wulan sambil memanyunkan bibir nya.

Baspian pun melihat ke arah jendela, "Rianti tuh calon suami lo dateng, " sahut Baspian.

"Hah? Calon? Perasaan gue belum ada yang ngelamar deng, tiba-tiba ada yang main jadi calon suami gue aja, " sahut Rianti.

"Udah jangan banyak bacot sana keluar, kasian tuh nunguin lo, " sahut Wulan.

"Hokeh, eh bentar, kalian kalo mau ke kantin gue nitip dong, " sahut Rianti..

"Nitip apaan?" tanya Wulan.

"Baso tahu, pake siomay, tahu kering, sambel nya tiga sendok aja trus jangan lupa jeruk nipis nya, kasih kecap sama bumbu nya, " sahut Rianti.

"Ya iyalah pake bumbu nya emang lo mau makan baso tahu nya doang?" tanya Heri.

"Euhh ya lo taulah kelakuan sahabat gue yang satu ini, dia mah orang nya pelupa, orang pesen seblak sambel nya dua sendok aja, eh malah di kasih lima sendok, " sahut Rianti.

"Heh, masa lalu jangan lah kau ungkit-ungkit lagiii, " sahut Wulan.

"Udah sana buruan kasian tuh orang nya nunguin lo, " sahut Baspian.

"Oh iya lupa, " sahut Rianti.

Rianti pun keluar untuk bertemu dengan pacar nya yaitu Rengga kelas 10 IPS 5. Walau gak terlalu pintar seperti Rianti tapi Rengga ini meni wajah yang sangat tampan dan banyak perempuan lain yang ingin menjadi pacar nya.

Tapi sayang harapan mereka hancur seketika setelah mendengar kalau Rianti Syaila sudah sah berpacaran dengan Rengga Wijaksono.

"Kayak nya sekarang yang pelupa bukan gue deh, tapi Rianti, " sahut Wulan

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!