NovelToon NovelToon

Sang Big Boss

Kesan Pertama

Bandara Soekarno-Hatta, Indonesia.

Pukul 15.00 Sore...

Aisha Billies Rachmanov sedang berdiri tak jauh dari pintu kedatangan Luar Negeri sambil mengangkat kertas bertuliskan Raizel C. Etrama.

Yupz... Hari ini Aisha yang di perintahkan langsung oleh Direktur Utama yang sudah mempercayainya karena kinerjanya memukau, untuk menjemput putra dari CEO utama nya yaitu Raizel C. Etrama karena mulai hari ini putranya itu di tempatkan di Cabang perusahaannya yang berada di Indonesia dan itu ditempati oleh Aisha sebagai CEO barunya.

Saat orang-orang sudah keluar dari pintu keluar Aisha langsung meninggikan kertas itu sampai wajahnya.

"Hmm... C. Etrama... That's me...." Terdengar suara bariton berada tepat di depan Aisha.

Aisha yang terkejut menurunkan kertas itu dan melihat kearah pria itu terdiam sejenak.

Holly ****!! Jadi ini anak dari Mr. Kalif? Pantesan aja cewek-cewek di kantor pada heboh, ya... Ganteng sih. But let see his personality.

"Oh, Hello Mr. Etrama, Welcome to Indonesia... I'm Aisha Billies Rachmanov, you can call me Aisha, i'm your new secretary..."

"You can call me Raizel, Ai.." Ucapnya acuh sambil mengambil kacamata hitam dan memakainya.

Sementara Aisha tersenyum melihat kearah Raizel heran karena seperti tidak bersemangat dan mukanya seperti badmood.

"Everything okay sir?"

"Hm... Bad, jetlag, can we get out of here now?" Ucap Raizel sudah siap dan ingin segera istirahat sepertinya ya...

"Well, follow me Sir" Ucap Aisha lalu memimpin, sementara Raizel berjalan mengekor Aisha di belakang.

ok Sha, tenang Relax... Baru ketemu don't jugde by the cover.. Mungkin memang dia memang lelah karena perjalanannya...

***

Di dalam mobil...

Aisha duduk di kursi depan bersama supir yang akan bekerja pada Raizel ke depannya.

"Sir, you have 2 options for the residence given by your father, apartment and house, and don't ask for the quality because both are very luxurious." Akhirnya Aisha membuka percakapan di dalam mobilnya agar tidak terlalu sepi dan karena untuk tau tujuan mereka.

"Apartment!" Jawab Raizel dingin sambil menyenderkan kepalanya menutup matanya.

"Pak, ke The Stature Apartment ya.."

"Baik Non..." Jawab Pak Nadir sang supir yang kira-kira berumur 50 tahunan.

***

"Ok, here we are..." Ucap Aisha sambil membukakan pintu Apartment milik Raizel.

"Two bed, two bath, hardwood floors, recycled kaca windows, high def TV, rooftop solar panels, and the entire building is brand new..." Ucap Aisha sambil berjalan menerangkan sambil memperlihatkan apa yang dia katakan tadi. Raizel hanya mengekor sambil mengangguk.

"so, what do you think?" Raizel terdiam sejenak lalu dia pun segera memeriksa semuanya, membuka kulkas, memastikan ranjangnya empuk atau tidak dengan cara duduk di tepi kasur sambil menaik turunkan pantatnya diatas kasur, lalu mengecek closetnya yang memakai sensor yang sedikit mendekatkan tangan kedekat closer penutup closet pun langsung terbuka.

Aisha yang melihat kearah Raizel sedikit merasa aneh.

Ngapain sih dia? aneh banget deh... Kayak yang nggak pernah nemu yang beginian, bukanya dia anak orang kaya ya?! ck...

"Hmm... It's amazing!" Ucap Raizel sambil bejalan kearah kaca yang ada di ruang tengahnya memperlihatkan pemandangan kota Jakarta.

"I'll take it!" memutar badannya melihat Aisha yang masih setia bediri di belakang Raizel.

"okay, I hope you are comfortable living here!" Ucapnya tersenyum.

Tak lama Pak Nadir masuk ke dalam Apartment yang memang belum ditutup sambil membawa 2 koper milik Raizel.

"Ah ya, Introducing, he is Mr Nadir who will take you everywhere as long as you are here, and this is the cellphone that you will use while you are here sir, inside there is already my number, Mr Nadir, if you need us you can directly contact us there..." Ucap Aisha sambil memberikan ponsel terbaru pada Raizel. Raizel pun mengambil handphone itu sambil memeriksanya.

"Hm.. Okay!"

"And don't forget that tomorrow you have the first meeting in company, sir..." Raizel cuma mengangguk mengerti.

"Okay if there's nothing else we go first, and have a good rest sir..." Pamit Aisha pada Raizel diikuti oleah Pak Nadir yang mengekor dibelakang Aisha.

***

"Neng Aisha... Kok pak Raizel kayak yang galak ya? dari perawakannya, wajahnya... Bapak takut kalau melakukan kesalahan langsung dipecat Neng, gimana Bapak bisa menghidupi keluarga bapak nanti..." Ucap Pak Nadir saat berjalan keluar berbarengan dengan Aisha. Sementara Aisha hanya tersenyum sambil menepuk pundak Pak Nadir menenangkannya.

"Tenang aja Pak... kayaknya Pak Raizel baik kok, cuma ya... emang wajahnya sedikit sangar sih kayak galak, mana jarang senyum lagi, tapi sejauh ini dia nggak apa-apa kan? Ya... mudah-mudahan juga kedepannya ga apa-apa, asal bapak melakukan apa yang disuruh Pak Raizel aja dan jangan membantah..." Ucap Aisha tersenyum pada pak Nadir. Pak Nadir pun hanya mengangguk.

***

"Assalamualaikum Pah.. Mah..." Ucap Aisha sambil membuka pintu rumahnya yang sederhana dan berjalan melewati ruang tamu yang sederhana juga.

"Waalaikum Sallam Nak... kok baru pulang jam segini?!" Ucap Arfan Rachmanov yang sedang berada di ruang keluarga sambil dipijit Andin Nadini.

Aisha pun mencium tangan kedua orang tuanya sambil duduk di sofa dekat kedua orang tuanya lelah.

"Iya Pah, hari ini Boss baru Aisha baru dateng dari LA dan tadi Aisha jemput dia di Bandara sambil nganterin ke Apartment nya..."

"Loh, emang Pak Erik nggak menjabat CEO lagi?" karena setau Arfan Boss Aisha selama ini adalah Erik yang umurnya mungkin hampir sama dengan nya.

"Nggak Pah, pemilik asli dari perusahaan C'Etrama Grop itu adalah Pak Kalif C'Etrama, tapi karena pak Kalif sibuk di kantor utama yaitu di LA jadi terpaksa putranya dikirim ke sini buat ngurus cabang yang ada disini." Jelas Aisha sambil mengganti-ganti channel TV yang tidak rame.

"Anaknya umurnya berapa sayang? Udah nikah blum?" Ucap Andin kepo.

"Hmm... 38n lah aku juga belum jelas liat profilnya tiba-tiba aja tadi pagi disuruh jemput dan nanti aku bakalan jadi Sekretarisnya dia... Kayaknya sih belum"

"Ganteng ga?" makin kepo deh ni mamah kalo denger kata cowok belum nikah...

"Ganteng sih tapi Auranya suram..."

"Maksudnya?"

"Ya... gitu deh Mah... Kesan pertama yang aku tangkep dia itu tipe cowok yang dingin, sombong, angkuh kayaknya sih begitu liat dari wajahnya..."

"Nak... jangan liat orang dari luarnya, mungkin aja pribadinya baik... pokok nya papah cuma minta jaga dirimu baik-baik, jangan sampai kamu melakukan hal-hal yang membuat dirimu rugi dan juga jaga kepercayaan yang diberikan sama kamu Nak... Kepercayaan itu sangat susah untuk di dapatkan."

"Iya pah.. itu mah pasti Aisha juga tau!"

"Ya udah sana kamu mandi sholat magrib dulu trus makan... Tadi makanannya udah Mamah angetin kok!"

"Iya..." Aisha pun beranjak dari sofa dengan malas lalu naik ke lantai 2 menyeret tas mahalnya.

FlashBack ON

Di Kantor Aisha seperti biasa sedang mengcopy data di ruang photocopy khusus sekretaris.

"Dia ganteng tau... iihh makin semangat gue kalo CEO nya kayak begitu..." Ucap Alice salah satu Sekretaris di Bagian Keuangan.

"Masa sih? kok gue nggak nemu sih? di privat dong akunnya ga bisa di liat sama sekali..." Ucap Natasha Sekretaris dari Bagian Promosi sambil mencari pencarian di Handphone nya.

"Sha.. lo nggak penasaran sama calon CEO kita?" Alice. sementara Alisha cuma tersenyum kearah rekan-rekannya yang antusias ngobrolin calon CEO kita.

"Nggak lah, lagian kita juga pasti nggak bakalan berhubungan sama beliau!"

Tak lama Handphone Aisha pun berbunyi.

"Assalamualaikum iya Pak ada yang bisa saya bantu?" ucapnya menjawab telponnya masih sambil memphotocopy.

"kamu ke ruangan saya sekarang ya Sha, ada sesuatu yang mendesak."

"Iya baik pak, saya kesana sekarang!" Aisha menyelesaikan photocopynya lalu bergegas pergi dari ruangan itu. Sementara rekan-rekannya yang lain terdiam melihat kepergian Aisha.

"Eh... beneran ga sih si Aisha itu anak orang kaya?" ucap alice sedikit ragu.

"Iya lah lo liat aja barang yang di pakenya semua brended bermerk semua dari mulai tas, baju, sepatu, jam sampai alat makeup pun bermerk. lagian kita kenal udah dari kapan taun sih? masih aja nanya hal kek begitu, kayak genk Mari aja!" Natasha.

"Ya kali aja dia ada main sama... kalian tau sendiri kan selama ini dia deket banget sama Pak Erik, jangan-jangan..." Alice.

"Huss... Jangan suudzon lo Lice, lagian setau gue Aisha itu orangnya religius, nggak mungkinlah dia ngelakuin hal-hal negative apalagi ada main sama..."

"hm.. hm... kalian bosen ya kerja disini? jam kerja malah ngobrol disini!"

"iya-iya Pak... kita balik ke ruangan.. peace!!" ucap mereka berhamburan setelah Dera Ketua HRD datang ke ruangan itu memergoki mereka yang sedang menggosipi Aisha.

***

Tok..Tok...

"Masuk!" suara bariton yang khas audah berumur terdengar dari dalam ruangan itu. Ya... Aisha masuk ke ruang Pak Erik.

Saat Aisha masuk terlihat Pak Erik sedang berdiri di depan TV kabel yang tengah tersambung dengan seseorang yang Aisha tau itu adalah Pemilik dari C' Etrama Group.

"Kemarilah Sha... ada yang mau bicara denganmu." Aisha pun dengan gugup menghampiri Pak Erik dan menghadap ke layar TV menampakan sosok Mr Kalif C'Etrama yang sudah berumur tapi masih gagah.

"Hallo Aisha... Perkenalkan saya Kalif C'Etrama, kamu tau saya kan?"

"Iya Pak saya tau Bapak..."

"Syukurlah, sebenarnya saya mau minta tolong sama kamu... Mungkin ini sangat sulit melihat karakter Raizel yang seperti itu. Tapi saya sudah mendengar semua tentangmu dari Erik... Erik bilang kamu bisa menjadi sekretaris yang diatas rata-rata, dan kamu sangat profesional, kinerjamu dalam mengatur strategi maupun atasanmu bisa sangat diandalkan...."

"Saya tidak sehebat itu Pak, anda terlalu memuji..." Aisha menunduk malu.

"Intinya saya ingin kamu mendampingi putra saya saat putra saya menjabat menjadi CEO disana... Tolong bantu Raizel dalam melakukan tugasnya dan mengambil keputusan apapun, karena dia sedikit kurang rapih dalam bekerja maupun mengambil keputusan..."

"Tapi Pak... Saya..."

"Aisha... Saya tidak ingin ditolak, saya mohon..." Aisha pun tidak tega melihat Mr Khalif yang memohon padanya.

"Baik Pak, Insya Allah saya akan bantu putra Bapak sebisa dan sekemampuan saya..."

"Terima kasih Aisha..."

FLASHBACK OFF

Lanjut lagi????

So Please Vote, Like and comment nya tentunya jangan lupa aktipin Favoritnya biar bisa tau update Episode terbarunya Yes...

Luv u Readers...

Berdarah Dingin

AISHA POV

DRRRRTTT....

Gue kebangun saat Handphone gue yang bergetar tepat di samping kepala gue. gue pun liat jam yang ngegantung tepat di atas dinding depan tempat tidur masih jam 6.00 pagi.

Shiitt!!! siapa sih pagi-pagi udah ganggu orang aja?!

Gue liat layar Handphone yang bertuliskan Big Boss.

Oh Shittt...

"He... Hello Sir, can I help you?"

"Where are you? why aren't you here yet?"

"Sorry, Sir??" Gue masih setengah sadar ngucek mata.

"You are my Secretary, so you should have come here, to take care of my needs!" Tandasnya ketus. Dan gue cuma ngela napas jengah.

Gila ya... Itu ga ada dalam jobdesk gue ya ngurus keperluan lo... pengen banget gue teriak itu sekarang.

"Sorry sir, but in my job description, I only help you during office and office hours."

"And I don't care, I'm waiting for you 30 minutes... from now on!"

****!!

Gue pun langsung matiin Handphone dan bergegas ganti baju.

Untungnya gue selalu mandi sebelum Sholat subuh jadi pas pergi langsung ganti baju dan sedikit make Up.

Dan tumben banget kali ini gue tidur lagi sehabis sholat subuh.

***

"Loh Sha... kok udah siap-siap kan masih pagi!!" Teriak Mamah saat gue jalan dari tangga dan lewat ke meja makan sekaligus dapur itu.

"Aku udah telat mah... C ' Big Boss rese, pagi-pagi udah telpon pengen disiapin keperluannya buat hari ini."

"Jadi nggak akan sarapan?"

"Nggak deh... Papah mana Mah?"

"Masih di kamar..."

"Mmhh, ya udah aku pergi dulu ya mah... Assalamualaikum Mah..." gue buru-buru nyalimin tangan nyokap dan langsung pergi keluar rumah ngambil kunci mobil.

Gila dikira perjalanan dari rumah gue ke Apartmentnya deket apa? sial banget deh baru juga hari pertama kerja sama dia udah di bikin esmosi tingkat tinggi apalagi kedepannya?? God help me...

Sambil nemenin gue di sepanjang perjalanan gue pun ngegerutu ngutuk si Big Boss yang nggak kira-kira nyuruh gue seenaknya. Segala sumpah serapah pun ikut keluar dari mulut gue. Biarin aja biar kuping dia panas, biarin aja dia kesedak makanan, bodo amat...

***

Ting Tong Ting Tong Ting Tong...

Gue sekalian aja nih bel gue pencet sekenak hati gue, udah keburu kesel juga kan...

Ceklek...

Pintu Apartment dibuka...

Snd wolaaaaahhh...

Dia buka pintu cuma pake handuk doang dengan rambut dan badannya masih basah.

"Astagfirullah Pak.... ngapain sih pagi-pagi udah telanjang?! Masya Allah..." gue ngomel-ngomel pake bahasa Indonesia nggak sadar.

"lagian kamu mencet bel kayak ngasih tau kebakaran! udah tau saya lagi mandi, sabar dikit kenapa sih?!" Eh dia ngomel-ngonel pake bahasa Indonesia juga. Otomatis gue diem bengong dong.. Gue pikir dia nggak bisa bahasa Indonesia.

"Kenapa bengong? Kagum sama saya?" dia senyum smirk kearah gue dong.

"Eu... Saya pikir Bapak nggak bisa bahasa Indonesia." gue cuma nyengir kecut kearah dia.

"Saya lahir disini, Ibu saya berasal dari Indonesia tentu saja bisa bahasa Indonesia."

Ck... tau gitu dari kemaren gue pake bahasa Indonesia aja, ga usah capek-capek pake bahasa Inggris...

"Nggak usah menggerutu di belakang saya Ai!!"

Diiihhh... kok bisa tau kayak dukun deh...

Gue makin bengong aja kearah dia.

"Dan saya juga bukan dukun, saya cuma liat reaksi muka kamu... Masuklah, siapkan baju yang akan saya pakai sekarang."

Dan dengan pasrah gue pun ngikutin keinginan Big Boss. Gue siapin baju yang akan dipakai Big Boss, sekalian aja gue nyiapin roti dan salad yang praktis buat sarapannya si Big boss, and ofcourse gue pun nyiapin laporan yang akan dibahas nanti pada saat Meeting dan untung banget gue bawa-bawa kemaren karena doi minta.

"Hm... So all this time there's been cheating? Why doesn't Om Erik act decisively in giving doubts?"

"Karena Om Erik hanya penggati bukan pemilik. Sebenarnya Pak Erik udah pernah nyoba buat ngusut kasus ini tapi ya gitu, Om Erik hanya bisa menunggu anda untuk bertindak sebagai pemilik dari

C. Etrama Group." Gue jelasin pànjang lebar.

"Pak ada hal yang mesti saya ingatkan sama Bapak!"

"Hm..." ucapnya sambil masih membaca laporan yang gue kasih tadi.

"Saya cuma mau mengingatkan Pak... Saya bekerja sebagai Sekretaris bukan Assistant Anda, jadi segala keperluan pribadi anda, alangkah lebih baik kalau dilakukan oleh Assistant anda."

"Kalau begitu kamu merangkap saja Sekretaris sekaligus Assistant... Saya akan berikan komisi double..."

"Maaf pak, dengan segala hormat saya tidak bisa meskipun Bapak menggaji saya 3 sampai 5 lipat sekalipun." Akhirnya gue memberanikan diri ngomong dengan tegas. Dan dia pun mulai ngeliat gue serius.

"Why? Kamu nggak tertarik dengan gaji yang saya berikan?"

"Ini bukan soal gaji pak..!"

"So what?!"

"Karena saya wanita dan anda laki-laki!" tandas gue agak kesel. Dan dia diem liat gue. Ini dia yang bego apa bagaimana sih? katanya dia muslim tapi ga tau batas-batas?! eerrgghh...

"Saya tidak bisa mengurus hal pribadi anda yang sensitif seperti tadi... dan kalau saya menyarankan lebih baik bapak cari Asistant Pribadi laki-laki agar bisa mengurus bapak sampai ke hal-hal terkecil." Dia akhirnya mengangguk mudah-mudahan sih ngerti magsud perkataan gue tadi ya...

***

AUTHOR POV

Di Lobby Gedung C'Etrama Group...

Mobil yang di kendarai Oleh Pak Nadir sudah berhenti di depan Lobby pintu masuk. Seseorang sudah membukakan pintu untuk Raizel begitu pun Aisha.

Lalu diluar ada beberapa karyawan atau para pemimpin Divisi berbaris menyambut Raizel.

"Selamat datang kembali Tuan Muda..." Ucap Erik yang berjalan menghampiri ke depan Raizel.

"Apa kabarmu Erik?!" ucap Raizel membuka kacamata hitamnya yang bertengger di hidung mancungnya lalu menyalami Erik sambil tersenyum.

"Bagaimana rasanya menetap lagi disini?"

"Hm., lumayan hanya saja jalanannya memang sangat ramai..." Erik hanya tersenyum.

"Itu hal yang harus Anda lalui selama tinggal disini Tuan Muda..." Melihat keadaan putra Boss nya dalam keadaan baik-baik saja membuat Erik bernapas lega.

"Kerja bagus Sha..." Lanjutnya melirik kearah Aisha yang berada di belakang Raizel. Aisha pun hanya menunduk.

"Itu sudah menjadi tugas saya Pak..."

Dan saat mereka berjalan ke dalam beberapa Karyawan yang berbaris menunduk saat Raizel melewatinya. Sampai dia tiba di pintu Lift khusus untuk Raizel.

***

Di ruangan Raizel...

Raizel berjalan masuk diikuti oleh Aisha dan juga Erik.

"Pak.. Ruangan saya ada di depan jadi kalau bapak memerlukan saya Bapak bisa telpon saya... Dan jika tidak ada lagi yang dibutuhkan, saya permisi Pak.... karena saya akan mempersiapkan Meeting." Ucap Aisha menunduk memberi hormat lalu berjalan keluar ruangan Raizel.

"Bagaimana dengan ruangannya Tuan Muda? Apa sudah sesuai?" Erik bertanya saat Raizel melihat Interior ruangannya lalu duduk di singggasananya yang baru.

"Not Bad..."

"Apa anda sudah siap untuk meeting Tuan?!"

"Hm... Tadi Aisha sudah memberikan materinya. So... Jadi benar dugaan Daddy selama ini kalau ada pihak-pihak yang ingin untung sendiri?! lalu kenapa kamu tidak bertindak?!"

"Maaf Tuan, tapi hanya anda yang berhak selain Tuan Besar." Raizel memutar matanya jengah sambil mendengus.

"Ck... gitu aja harus nunggu saya.. Ya udah mana bukti-buktinya? siapa saja yang tekait? dan Laporan-laporan dari tahun-tahun sebelumnya... Biar saya periksa!"

"Baik Tuan Muda!" Ucap Erik lalu berlalu dari ruangan Raizel.

***

Pukul 11.00 Siang...

Di ruang Rapat...

Raizel yang sedang duduk di kursi Direktur terdiam dengan Aura sangat mematikan bagi karyawan lain yang hadir di ruangan itu, sehingga semua orang yang ada di ruangan itu menunduk ketakutan tidak berani melihat maupun melirik Raizel, begitu pun dengan para ketua Divisi mereka juga ikut menunduk karena tidak ingin kena semprot untuk yang pertama kalinya dari CEO baru karena mereka mendengar rumor kalau Raizel terkenal berdarah dingin tanpa pandang buku saat bekerja.

Play Boy yang Pintar Merayu

Pukul 11.00 Siang...

Di ruang Rapat...

Raizel yang sedang duduk di kursi Direktur terdiam dengan Aura sangat mematikan bagi karyawan lain yang hadir di ruangan itu, sehingga semua orang yang ada di ruangan itu menunduk ketakutan tidak berani melihat maupun melirik Raizel, begitu oun dengan para ketua Divisi mereka juga ikut menunduk karena tidak ingin kena semprot untyk yang pertama kalinya dari CEO baru karena mereka mendengar rumor kalau Raizel terkenal berdarah dingin tanpa pandang buku saat bekerja.

"Lalu apa kau akan menyerah dengan masalah Purchasing Perusahaan?" seru salah satu Karyawan yang tidak ingin disalahkan karena keuntungan C'Etrama Group sedang menurun drastis.

"Tidak ada cara agar kita dapat melepaskan Afiliasi..." Ucap Salah satu karyawan yang ingin menengahi. "Aahh... dan ini juga sangat berbeda dari proposal aslimu Pak Andre..." lanjutnya memyerang Ketua Divisi Keuangan.

"Benar sekali, dan sayangnya, kami baru saja mendapat laporan keuangan pada Proyek 'Hasena' juga tujuh perusahaan ber Afiliasi, tampaknya pembukuan pada dua tahun terakhir telah banyak di manipulasi."

Sementara Kepala Divisi Keuangan hanya terdiam menunduk. Dan Raizel melihat kearah Pak Andre yang mulai cemas sambil menampilkan smirk nya.

Tok Tok...

Raizel mengetuk meja untuk menghentikan perdebatan antara karyawannya.

"Saya tidak akan menyalahkan ataupun menunjuk orang-orang yang terlibat dalam memanipulasi keuangan ini, dan saya sudah tau siapa-siapa orangnya, saya beri waktu sehari, diantara kalian siapa saja yang terlibat menghadap saya, jangan sampai saya yang menyeret kalian secara kasar dan tidak terhormat." Ucapnya dingin dengan tatapn mematikannya.

Aisha yang duduk di sebelahnya sambil mengetik notulen melirik kearah Raizel sesaat lalu pandangannya ke laptopnya lagi ngeri.

***

Di Ruang CEO...

Raizel sedang duduk melihat berkas yang baru saja diserahkan oleh Erik.

Sementara Erik dan Aisha berdiri di depannya menunggu perintah dari Raizel.

"Hm... Jadi ini nama-nama karyawan yang terlibat?"

"Benar sekali Tuan... Harusnya mereka besok datang menghadap Anda Tuan."

"Hmm... kita liat saja besok, berani sekali mereka mengkhianati kepercayaan Daddy...!"

"Tuan, apa saya carikan orang untuk dijadikan Assistent Anda?"

"Hmm.. Tidak usah, saya akan merekrut teman saya saat saya masih tinggal disini dulu..."

"Tapi Tuan..." Raizel menatap Erik tajam.

"Dia orang yang bisa dipercaya, saya mengenalnya... jadi kau tidak usah khawatir, kau hanya laporan saja pada Daddy kalau Sekretaris yang dia tunjuk tidak bersedia merangkap jadi Assistent...." Sindir Raizel melirik Aisha yang masih berdiri di depannya sambil menunduk.

"Ck... siapa juga yang mau ngurus hal-hal yang terlalu sentitip orang gue cewek masa disuruh ngurus dalemannya doi..." gerutu Aisha dalam hati sambil cemberut.

"baiklah kalau begitu, apa ada yang bisa saya bantu lagi Tuan?!"

"tidak kau boleh pergi!"

"Baik..." melirik kearah Aisha sekilas lalu berbalik meninggalkan mereka berdua diruangan CEO.

"No... Pak Erik tolong saya.,." Teriak Aisha dalam hati. Raizel pun melihat kearah Aisha yang sedang cemberut.

"kenapa kamu masih disini?!"

"Takutnya bapak memerlukan sesuatu lagi..."

"Tidak, kau juga keluarlah!"

"Baik Pak... dan ini hasil Notulen dari rapat tadi." Ucapnya sambil menyimpan map di meja Raizel. "Kalau begitu saya pamit keuar pak... Permisi!"

***

RAIZEL POV

Di Salah Satu Bar Elite...

Pukul 22.00 malam...

"Pak, langsung pulang aja... bawa aja mobilnya!" saat nyampe di parkiran Bar Louis.

"Tapi Tuan..."

"Pulang nanti saya bareng sama teman, jadi tidak usah khawatir!"

"Baik Tuan..." Akhirnya dia pun nurut apa yang gue minta, dan gue pun turun dari mobil langsung memperlihatkan kartu VVIP pada Security yang berjaga di depan pintu masuk Bar Louis. Langsung Security itu pun mempersilahkan masuk sambil menunduk.

Gue jalan masuk ke Bar itu dan liat suasana di dalam yang tidak terlalu penuh tapi lumayan ramai dengan pengunjung.

Hah... Sukses juga dia ngelola tempat ini.. Gue pikir ga bakalan laku!

Akhirnya gue duduk di meja Bartender.

"Good Evening..." Ucap Salah seorang Bartender Pria.

"Hmm.. Evening!"

"How are you Sir?!"

"Sangat baik!" Ucap gue pake bahasa Indonesia. Lalu Bartender itu pun mengangguk mengerti.

"So... Apa yang ingin anda pesan Tuan?!"

"Long Island Iced Tea..."

"Baik, mohon ditunggu sebentar Tuan..."

"Dan... Panggilkan Louis!" Dia seketika liat kearah gue sejenak heran kali gue kenal sama boss mereka.

"Baik Tuan!"

1 Menit... 2 Menit... 3 Menit... 5 Menit...

Nggak lama Long Island Iced Tea gue udah siap.

"Ini Tuan, silahkan dinikmati...!"

"Hmmm Thank's!" ucap gue sambil menyecap minuman merasakan kenikmatannya. Hmmm... Not bad!

"Ada masalah apa lagi Al, sampe lo nyuruh gue buat kesini?!" Dia marah-marah sama pegawainya tanpa liat kearah gue, lalu pelayan itu pun ngasih kode ngeliat kearah gue. Dan mata Louis pun mengarah kearah gue.

"Long time no see Lou..."

"Raizel?! Oh my God..." Dia langsung nyamperin gue dan kita pun salaman sambil pelukan.

"Lo akhirnya balik lagi kesini?!"

"Hmmm berkat paksaan Bokap, tadinya gue mau nerusin perusahaan yang ada di LA, tapi bokap minta gue balik kesini dan ngurus cabang perusahaan yang ada disini..." Jelas gue. Dan kita pun duduk lagi sambil ngobrol mengingat kenangan masa sekolah dulu.

"Gue kesini mau minta bantuan lo..."

"Bantuan apaan? Kalo masih bisa gue kerjain sih gue mau aja bantu lo.. Emang apaan sih?!"

"Jadilah Assistent gue...!"

"Hah?! Emang lo nggak dikasih Sekretaris?!"

"Sekretaris sih udah ada, cuma dia nggak mau ngerangkap jadi Assistent gue, padahal bokap udah nyuruh dia buat dampingin gue disini."

"Hah.. Berani banget dia nolak lo... Btw Sekretaris lo Cowok atau Cewek?!"

"Ceweklah...! Kalo cowok dia nggak akan nolak jadi Assistent gue!"

"Wuaaahhh berani bener seorang cewek nolak pesona lo Rai, biasanya kan cewek nggak pernah bisa nolak sama pesona lo, dan biasanya tanpa lo nyuruh mereka langsung nyerahin diri meteka sama lo kan?!"

"Hmm... Yang ini beda Bro... Dia emang aneh bin ajaib. Gue nggak bisa pecat dia soalnya bokap sama Erik percaya sama dia dan katanya dia profesional kalo lagi kerja... pinter!"

"Oh..."

"Gimana? Besok lo langsung ke Perusahaan ya... Gue butuh banget orang yang ngurus keperluan gue...."

"Hah... Dan mana bisa gue nolak lo..." Gue pun langsung senyum kearah Louis.

"Tenang gue bakalan nambah Inves ke Bar ini biar tambah Wahid... Meskipun udah Wahid sih gue liat..."

"So... jadi pengen cepet-cepet besok, penasaran gue sama cewek yang nolak sama perintah dan pesona lo..." Sindirnya sementara gue hanya mendengus kesal sambil membayangkan wajah Aisha yang telah menolak sebagai Assistent pribadi gue.

Hah.. bener-bener nggak habis pikir, biasanya cewek nggak akan pernah nolak apa yang gue suruh apalagi buat selalu deket di samping gue... ini malah nggak mau, baru kali ini ada yang nolak sama pesona gue...

Emang sih dia manis, tapi gue jadi penasaran sama dia.

Gue pun ngasih message Erik suruh nyari tau semua tentang Aisha, keluarganya kehidupanya, teman-temannya, bahkan kalau ada gue mau liat pacarnya kayak gimana?! Ck...

***

AUTHOR POV

Setelah Rapat itu akhirnya orang-orang yang terlibat dalam memanipulasi data keuangan langsung di pindah tugaskan ke cabang yang ada papua sebagai hukuman.

Biasanya Raizel langsung akan memberhentikan secara tidak terhormat dan sudah dipastikan tidak akan ada yang bisa menerima mereka lagi di semua perusahaan ternama.

Tapi... lagi-lagi Mr Kalif memberi masukan pada Raizel saat Video Call dengan Daddy nya tadi pagi memberi saran agar mereka tidak dipecat oleh Raizel tapi sebagai hukuman mereka akan dipindah tugaskan di Papua, pulau yang sekarang rawan karena bentrokan aparat dengan warganya. Dan otomatis Raizel pun tau situasi Papua dari Erik sebagai tangan kanan nya mulai sekarang, juga Louis yang sekarang bekerja sebagai Assistent Raizel.

***

Tok...Tok...

"Masuk!" Seru Raizel yang sedang membaca berkas yang diberikan oleh Erik.

Aisha yang baru masuk ke ruangan pun melihat ke arah Louis sekilas lalu memberikan berkas yang dibawa olehnya.

"Aisha kenalkan dia adalah Louis, Assistent pribadi saya..." Ucapnya sedikit menyindir Aisha. Sementara Aisha mengulum senyum sambil menunduk.

"Yailaaaahhh... magsudnya apa nih nyindir? Bodo amat deh... Emang gue pikirin! Wlo..." gumamnya dalam hati.

Sementara Louis melihat kearah Aisha sedikit mengerutkan keningnya.

"Hai.. Saya Louis.." Ucapnya sambil mengangkat tangannya hendak bersalaman.

"Saya Aisha Pak..." Ucapnya basa basi menghargai Louis sambil menyambut tangan Louis.

"Just Louis... Oia, kayaknya kita pernah ketemu deh..."

"Hm... Masa sih? Tapi saya belum pernah liat bapak loh... ini masih di kantor Pak, jadi sudah seharusnya saya panggil Pak... biar formal!" Raizel pun langsung menunduk menahan senyum tertahan?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!