💀
💀
💀
💀
💀
Ayumi Arabella, seorang gadis berusia 16 tahun cantik, putih, dan dia seorang anak Indigo
Farrel Prawira, berusia 17 tahun mempunyai wajah yang tampan tapi sayang sikapnya begitu dingin.
Olivia Jansen, berusia 16 tahun dan merupakan sahabat Ayumi.
Sasa Oktaviani, berusia 16 tahun termasuk sahabat Ayumi juga. Sasa anak yang sedikit tulalit dan loading kalau berpikir.
Dillan Wijaya, berusia 17 tahun dan merupakan sahabat Farrel. Orangnya lucu dan gampang bergaul dengan siapapun.
Denis Adiswara, berusia 16 tahun anaknya culun dan sangat menyukai Ayumi.
Bella Puspita, berusia 17 tahun dia sangat sombong dan sudah lama menyukai Farrel.
Riska Anggraeni, 17 tahun merupakan sahabat Bella.
Di sebuah rumah mewah bergaya minimalis itu, seorang gadis cantik masih terlihat tertidur pulas. Seorang wanita yang masih cantik di usianya yang sudah tidak muda lagi masuk kedalam kamar dan langsung membuka gorden sehingga cahaya masuk kedalam kamar.
"Ayumi, ayo bangun Sayang ini sudah siang bukannya hari ini hari pertama kamu sekolah," seru Mama Anis.
Ayumi mulai meregangkan otot-ototnya dan langsung mendudukan tubuhnya diatas tempat tidur dengan mata yang masih terpejam.
"Astaga anak ini, ayo cepetan mandi bukannya sekarang kamu harus mengikuti MOS ya," seru Mama Anis kembali.
Mata Ayumi langsung membuka sempurna dan langsung ngacir kedalam kamar mandi, sementara Mama Anis hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Puteri kesayangannya itu.
Dengan cepat Ayumi memakai baju seragam putih abu-abu dengan rambut panjangnya diikat dua dengan memakai pita, Sementara di tangannya sudah membawa topi berbentuk kerucut yang dia buat kemarin dengan kedua sahabatnya.
" Selamat pagi Mamaku Sayang," seru Ayumi dengan mencium kedua pipi Mama Anis.
"Selamat pagi juga Sayang, ayo sarapan dulu yang banyak sarapannya supaya kamu tidak kelaparan dan Mama juga sudah membuatkan bekal untuk kamu."
"Ya ampun Ma, Ayumi kan sudah bukan SMP lagi masa masih harus bawa bekal sih, kan Ayumi malu Ma," protes Ayumi.
"Sayang, makanan di Sekolah itu tidak sehat Mama tidak mau kalau kamu sampai sakit. Pokoknya tidak ada bantahan kamu harus bawa bekal itu," seru Mama Anis dengan tegasnya.
Ayumi hanya bisa mendengus kesal tapi Ayumi tidak bisa membantah perintah Mamanya itu.
Setelah selesai sarapan, Ayumi pun berangkat ke Sekolah diantar oleh Mamanya. Mama Anis selalu menyempatkan diri untuk mengantar dan menjemput Puteri kesayangannya itu disela-sela kesibukannya bekerja mengurus toko kue.
"Sayang jangan lupa bekalnya dimakan, kalau kamu merasa capek kamu izin minta istirahat jangan dipaksakan, Mama tidak mau kamu sampai sakit," cerocos Mama Anis.
"Iya Mamaku Sayang."
Tidak lama kemudian, mobil Mama Ami pun sampai di depan Sekolah " CITA-CITA BANGSA" , terlihat ada sebagian anak baru sedang berkumpul menunggu bel masuk.
Terlihat kedua anak perempuan yang sangat Ayumi kenal berlari kearah Ayumi dengan riangnya.
"Ayumi...." teriak keduanya.
"Astaga suara kalian kenceng amat kaya toa mesjid," seru Ayumi dengan menutup kedua telinganya.
"Selamat pagi Tante Anis yang cantik," seru Olivia dan Sasa..
"Pagi Oliv, pagi Sasa."
"Ma, Ayumi masuk dulu ya."
"Ya sudah kamu hati-hati, kalian juga harus hati-hati jangan jajan sembarangan," perintah Mama Anis.
"Siap Tante, laksanakan," ucap Oliv dan Sasa dengan tangan yang memberikan hormat.
Kemudian ketiga gadis remaja itu pamitan dan memcium punggung tangan Mama Anis.
Sesampainya didalam area Sekolah, ketiga gadis itu sangat takjub melihat bangunan sekolah yang megah, bersih, dan nyaman. Bahkan di area Taman ada sebuah danau buatan dengan kursi-kursi yang tertata rapi di pinggir-pinggirnya.
Halaman Sekolah yang terlihat hijau banyak ditumbuhi dengan berbagai macam pohon dan tanaman yang menambah keasrian Sekolah itu.
Semua anak yang mengikuti MOS sudah berkumpul di lapangan. Ayumi, Olivia, dan Sasa mulai merapikan penampilannya.
Di leher masing-masing sudah tergantung sebuah kertas yang diberi nama dengan nama-nama binatang untuk mempermudah senior nanti memanggil mereka.
" Ayo buruan kita kumpul," seru Sasa.
Ketiga gadis itu pun berlari kearah lapangan yang sangat luas. Semuanya berbaris dengan rapinya menunggu sang senior datang.
Tiba-tiba sekelompok orang yang diperkirakan senior menghampiri lapangan. Tatapan Ayumi tertuju kepada seorang Kakak kelas laki-laki yang tampan namun terlihat dingin.
"OMG, tuh cowok ganteng banget," bisik Oliv.
"Sttt jangan berisik lo nanti dimarahin," sahut Sasa.
"Selamat pagi semuanya," sapa laki-laki tampan yang bernama Farel itu.
"Selamat pagi Kak," jawab semuanya serempak.
"Selamat datang di SMA Cita-cita Bangsa, selamat bergabung semuanya, perkenalkan nama aku Farel Prawira kalian bisa panggil aku Farel, aku disini selaku ketua OSIS jadi kalau ada yang kalian tidak tahu silakan bertanya," jelas Farel.
"Oh jadi namanya Farel, tampan banget," batin Ayumi.
"Mulai hari ini sampai satu minggu kedepan kita akan mengadakan masa orientasi siswa atau biasa kita sebut dengan nama MOS, selama MOS berlangsung kalian diwajibkan mengikuti dan menuruti semua perintah yang kita berikan, kalau sampai ada diantara kalian yang melanggarnya kalian akan mendapatkan hukuman dari kami, apa kalian mengerti?" tanya Farel.
"Mengerti Kak," sahut semuanya bersamaan.
"Ok, semua peraturannya akan di bacakan oleh wakil ketua OSIS, silakan.." seru Farel kepada seseorang.
"Selamat pagi..."
"Selamat pagi Kak...."
"Ok, perkenalkan nama Dillan Wijaya panggil saja Dillan, aku merupaka wakil ketua OSIS disini dan hari ini aku akan membacakan peraturan yang harus kalian patuhi dan kalau kalian sampai melanggarnya kalian akan mendapatkan hukuman, peraturannya adalah:
-Selama melaksanakan MOS, semua peserta MOS diwajibkan memakai topi dan name tag yang sekarang kalian pakai, kalau ada yang tidak memakainya kalian akan mendapat hukuman berlari mengelilingi lapangan ini.
-Selama melaksanakan MOS tidak boleh ada yang terlambat.
-Para peserta MOS diwajibkan membawa bekal dari rumah masing-masing.
"Apa kalian semua mengerti?" seru Dillan.
"Mengerti Kak..." jawab semuanya serempak.
"Bagus, untuk jadwal hari ini hanya pengenalan sekolah nanti Kak Bella dan Kak Riska ini yang akan menemani kalian berkeliling."
Bella dan Riska tampak manganggukan kepalanya pelan dan terlihat senyum yang dipaksakan dari keduanya dan Ayumi bisa menyimpulkan kalau mereka berdua orang yang jutek dan sombong.
Sekilas Farrel melihat kearah Ayumi dan mereka sejenak beradu pandang, hingga Oliv dan Sasa mengagetkannya.
"Hayo, lo lagi ngelihatin Kak Farel ya," goda Oliv.
"Apaan sih Liv, siapa juga yang lagi ngelihatin Kak Farel," sahut Ayumi yang seketika menjadi salah tingkah.
Semua peserta MOS diajak berkeliling untuk melihat-lihat semua bangunan yang ada di sekolahan itu. Bella dan Riska memperkenalkan satu-persatu ruangan yang mereka lihat.
"Rel, lo lihat cewek yang itu cantik dan imut ya," seru Dillan menunjuk kearah Ayumi.
"Jangan bilang lo mau ngecengin anak baru itu," sahut Farel.
"Bisa jadi..."
"Jangan macam-macam lo sama anak orang," ucap Farrel dengan dinginnya.
Setelah semuanya berkeliling, semua peserta MOS dikumpulkan kembali di lapangan dan mereka dipersilakan untuk memakan bekal yang mereka bawa masing-masing.
Farrel, Dillan, Bella, dan Riska berkeliling melihat peserta MOS yang sedang menyantap bekalnya. Tatapan Farel tidak lepas kepada Ayumi, apalagi saat ini Ayumi sedang makan sembari bersenda gurau dengan Oliv dan Sasa membuat Ayumi tertawa dan itu membuat Farrel terpesona.
"Sangat cantik," gumam Farrel.
"Apa Rel? barusan lo ngomong apa?" tanya Bella.
"Ah tidak apa-apa."
Bella dari dulu sangat mencintai Farrel tapi Farrel selalu menolaknya dan tidak menganggapnya ada.
Disaat Ayumi dan kedua sahabatnya makan, tiba-tiba seorang anak laki-laki dengan kacamata tebal dan penampilannya sangat culun dengan rambut klimis seperti batok kelapa.
"Ha---hai, boleh gabung ga?" tanyanya dengan menundukan kepalanya karena malu.
"Boleh, kamu duduk saja," sahut Ayumi dengan ramahnya.
"Te---terima kasih," ucapnya gugup.
"Oh iya, kenalkan nama gue Ayumi," seru Ayumi dengan mengulurkan tangannya.
"A--aku De--Denis," ucapnya gelagapan.
"Gue Oliv."
"Dan gue Sasa."
"Salam kenal semuanya, terima kasih sudah mau berteman dengan Denis, soalnya dari tadi tidak ada yang mau dekat-dekat denganku," seru Denis.
"Sama-sama, lo nyantai saja," ucap Ayumi dengan menepuk pundak Denis.
Denis melihat tangan Ayumi yang ada di pundaknya, betapa bahagianya dia bisa dekat dengan gadis cantik seperti Ayumi. Dari awal masuk Denis memang sudah memperhatikan Ayumi, hingga akhirnya Denis memberanikan diri untuk mendekati Ayumi dan diluar eksfektasinya ternyata gadis cantik itu sangat ramah dan baik.
"Aduh, gue pengen ke toilet dulu ya," seru Ayumi.
"Bareng Ay, gue juga pengen ke toilet," sahut Oliv.
"Ya sudah yuk, Sa lo tunggu sama Denis dulu ya."
"Ok."
Ayumi dan Oliv berlari menuju toilet, saking buru-burunya Ayumi sampai menabrak Farrel yang sedang berdiri di koridor bersama teman-temannya.
" Aduh...." seru Ayumi yang jatuh terduduk di lantai.
"Lo ga apa-apa Ay?" tanya Oliv dan membantu Ayumi berdiri.
"Hai anak baru, lo ga punya mata ya? ngapain sih lo pakai lari-lari segala?" bentak Bella.
"Maaf Kak, aku ga sengaja tadi aku hanya ingin ke toilet," jawab Ayumi.
"Jangan diulangi lagi," ketus Bella.
"Iya Kak maaf, yuk Liv," ajak Ayumi dengan menarik tangan Oliv.
Farrel hanya memperhatikan punggung Ayumi yang semakin jauh dan menghilang.
"Rell, dilihat dari dekat tuh anak baru cantik banget ya," celetuk Dillan.
"Apaan sih lo Lan, cantikkan juga gue," sahut Bella dengan PDnya.
"Idih PD banget lo jadi cewek, anak baru itu cantiknya alami tanpa makeup sementara lo cantiknya harus pakai bedak tebal kaya gitu," ledek Dillan.
"Ih..Dillan nyebelin banget sih lo," ketus Bella.
Sedangkan Farrel tampak menahan tawanya supaya tidak pecah.
Sementara itu di toilet, Ayumi baru saja keluar sedangkan Oliv masih ada didalam toilet, Ayumi berdiri bersandar didinding toilet menunggu Oliv keluar.
Tiba-tiba suara aneh menyentak indera pendengaran Ayumi, Ayumi tampak celingukan melihat kesana-kemari mencari sumber suara tapi toilet itu tampak sepi.
Ayumi kembali menyandarkan tubuhnya tapi kali ini suara aneh itu semakin terdengar jelas, suara seperti langkah yang terseok-seok seakan mendekat kearah Ayumi, bulu kuduk Ayumi sudah mulai meremang.
"Ya Alloh, jangan sampai Ayumi bertemu dengan hal-hal aneh, please Ayumi tidak mau," gumam Ayumi dengan memejamkan matanya.
Tiba-tiba pundak Ayumi ada yang menepuk....
"Aaaaaaaaaa......" teriak Ayumi.
"Woi, lo kenapa teriak-teriak segala, ini gue Oliv," sahut Oliv.
Ayumi tampak melotot dan mengelus dadanya karena terkejut.
"Astaga Oliv, untung gue ga punya penyakit jantung lo ngagetin aja."
"Lo kenapa sih kaya yang lihat hantu saja," celetuk Oliv.
"Tidak apa-apa, ayo buruan kita pergi dari sini," ajak Ayumi dengan menarik tangan Oliv.
💀
💀
💀
💀
💀
Hai...hai...ketemu lagi dengan Author yang imut kaya marmut, kali ini Author mencoba buat Novel yang bergenre horor ingin coba-coba saja semoga kalian semua suka dan jangan lupa berikan dukungannya🙏🙏😘😘
Jangan lupa
like
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU😍😍😍
💀
💀
💀
💀
💀
Ayumi dan Oliv tampak terengah-engah karena mereka berdua berlari dari toilet dan ternyata semua peserta MOS sudah berbaris rapi seperti semula.
"Baiklah semuanya, untuk menyambut siswa baru dan pelepasan ketua OSIS biasanya sekolah kita akan selalu mengadakan kegiatan yang bernama jurit malam. Jurit malam sendiri biasanya di selenggarakan selama tiga hari, lokasi untuk jurit malam kali ini adalah di sekolah kita ini," jelas Farrel.
"Jurit malam adalah aktivitas yang dilakukan oleh peserta camping, tujuan dari di adakannya jurit malam ini adalah untuk melatih kepemimpinan, mengasah keberanian, dan memecahkan masalah dalam waktu yang singkat dan juga kerjasama yang bagus," sambung Dillan.
"Bagaimana pun juga kalian adalah cikal bakal yang nantinya akan menggantikan kami sebagai pengurus OSIS, jadi untuk saya pribadi orang yang nantinya akan menggantikan posisi saya sebagai ketua OSIS adalah harus orang yang pemberani dan mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi, jurit malam akan di mulai besok malam, jadi kami harap kalian membawa barang-barang yang dibutuhkan, seperti alat mandi, alat makan, boleh bawa makanan ringan, mie instan dan sebagainya. Masalah kompor dan alat masak kalian jangan khawatir, karena sekolah sudah menyiapkan semuanya," jelas Farrel.
"Dan satu lagi, obat-obatan untuk kalian yang membutuhkan, apa kalian sudah mengerti?" teriak Dillan.
"Mengerti Kak.." sahut semuanya bersamaan.
"Ok, untuk MOS kali di cukupkan sampai disini jangan lupa besok kita ngumpul lagi disini pukul dua siang, jangan sampai ada yang terlambat," seru Farrel.
"Baik Kak," jawab semuanya serempak.
"Terima kasih untuk semuanya, sekarang kalian boleh pulang dan sampai bertemu lagi besok pukul dua siang, selamat sore Assalamualaikum waramatullahi wabarakatu," sambung Dillan.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu."
Semua siswa baru mulai merapikan barang-barangnya, begitupun dengan Ayumi dan teman-temannya. Disaat Ayumi sedang membereskan alat-alat yang dipakainya, Ayumi tidak sengaja menoleh kearah koridor yang menuju toilet, tampak sosok seorang wanita berpakaian putih-putih seperti suster sedang menatap Ayumi.
Sanggul rambutnya acak-acakkan, pakaiannya yang putih pun penuh dengan bercak darah dan terlihat sobek. Ayumi yang menyadari kalau sosok itu bukan seorang manusia, langsung membuang pandangannya dan dengan cepat mengajak teman-temannya untuk segera meninggalkan area sekolah.
Malam pun tiba....
Saat ini Ayumi dan Mama Anis sedang makan malam bersama.
"Ma, besok di sekolahan Ayumi akan diadakan jurit malam jadi Ayumi harus menginap di sekolah selama tiga hari," seru Ayumi.
"Kamu harus hati-hati Sayang, dan jangan lupa kalau kamu sampai menukan atau bertemu dengan hal-hal aneh cuekin saja jangan dihiraukan," sahut Mama Anis.
"Iya Ma, tadi saja waktu Ayumi mau pulang, Ayumi melihat seorang perempuan dengan menggunakan baju seperti suster gitu berdiri di koridor sekolah dan Ayumi yakin kalau itu bukan orang."
"Pokoknya jangan lupa banyak-banyak berdo'a supaya kamu tidak diganggu oleh makhluk seperti mereka."
Mama Anis memang mengetahui kalau puterinya itu mempunyai kelebihan yang tidak orang lain punya. Kelebihannya itu menurun dari Neneknya, hanya Mama Anis yang mengetahui tentang kelebihan Ayumi, sahabat-sahabat Ayumi pun tidak ada yang tahu kalau Ayumi seorang anak Indigo.
***
Keesokkan harinya, tepat pukul dua siang semua peserta MOS sudah berkumpul di lapangan kecuali Ayumi, dia masih di jalan Ayumi terkena macet.
"Aduh, bisa-bisa gue dapat hukuman nih," gumam Ayumi.
"Selamat siang semuanya, apa semuanya sudah berkumpul?" tanya Farrel.
"Maaf Kak, sepertinya teman kita terlambat," seru Oliv.
"Siapa?" tanya Farrel.
"Ayumi, Kak."
Dari kejauhan terlihat Ayumi sedang berlari, sesampainya di lapangan, Ayumi terlihat ngos-ngosan mengatur nafasnya.
"Maaf Kak, saya terlambat," seru Ayumi dengan nafas yang masih ngos-ngosan.
Sementara Farrel malah melongo melihat Ayumi yang tampak sangat cantik.
"Woi, malah ngelamun," sentak Dillan.
"Ah iya, kamu dari mana saja baru datang?" tanya Farrel.
"Tadi jalanannya macet parah, Kak."
"Alah, alasan klasik," cibir Bella.
"Tapi beneran Kak, saya tidak beralasan," sahut Ayumi.
"Ya sudah, sekarang kamu bergabung dengan yang lainnya," seru Farrel.
"Terima kasih Kak."
Ayumi langsung berlari dan berkumpul dengan yang lainnya.
"Rell, kok kamu malah membiarkan anak baru itu bergabung sih? kenapa kamu tidak memberi hukuman buat dia?" tanya Bella.
"Ya ampun Bella, kamu tidak lihat apa kalau cuaca siang ini panas banget, kalau aku menghukum anak itu berlari mengelilingi lapangan, bisa-bisa dia pingsan dan bakalan jadi masalah buat kita," sahut Farrel.
Bella tidak bisa menjawab lagi, dia hanya bisa mendengus kesal.
Setelah Farrel dan Dillan memberikan arahan, semua peserta MOS dibawa kearah Aula. Mereka akan tidur di Aula tersebut dan kegiatan akan di mulai sehabis Isya.
Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, para siswi perempuan sedang sibuk memasak untuk makan malam semuanya. Sementara siswa laki-laki mendapat tugas membersihkan Aula untuk nanyi mereka tidur.
"Ay, lo sadar tidak sih kalau dari tadi Kak Farrel ngelihatin lo terus," bisik Sasa.
"Masa sih? lo salah lihat kali," sahut Ayumi dengan cueknya.
"Tidak ah, jelas-jelas Kak Farrel lihatin lo terus, jangan-jangan Kak Farrel suka lagi sama lo."
"Apaan sih lo Sa, jangan sembarangan kalau ngomong, Kak Farrel itu pasti sudah punya cewek," sahut Ayumi.
Bella yang mendengar kasak-kusuk antara Ayumi dan Sasa merasa geram dan langsung menghampiri kedua gadis itu.
"Hai, cepat masak bukannya menggosip," sentak Bella.
"I--iya Kak, maaf," sahut Sasa.
Bella dan Riska pun meninggalkan Ayumi dan Sasa dengan tatapan sinisnya.
"Ih nyebelin banget sih tuh orang, lama-lama gue sumpal mulutnya dengan cabe rawit ini," seru Sasa dengan gemasnya.
"Sudah Sasa, lebih baik kita jangan cari masalah dengan mereka, sudah ah kita lanjutin masak lagi," sahut Ayumi.
Setelah selesai masak, mereka pun berkumpul dan makan bersama. Farrel tidak henti-hentinya memperhatikan Ayumi, setelah selesai makan semuanya pun berkumpul di lapangan.
"Selamat malam semuanya."
"Selamat malam, Kak."
"Semua peserta jurit malam, jadwal malam ini adalah uji nyali. Uji nyali yang dimaksud adalah semua peserta diharuskan mencari bendera yang sudah kami sebar di seluruh ruangan yang ada di sekolahan ini, setiap kelompok terdiri dari empat orang dan kalian boleh memilih kelompok kalian masing-masing. Setiap kelompok hanya diberi waktu lima belas menit untuk mencari bendera sebanyak-banyaknya, yang mendapatkan bemdera paling sedikit akan mendapatkan hukuman," jelas Farrel.
"Waktu pencarian dimulai dari pukul sebelas malam, sekarang kalian boleh santai-santai dulu sejenak nanti kalau sudah waktunya, panitia akan memberi tahukannya," sambung Dillan.
"Baik Kak."
Semuanya pun bubar, Ayumi dan kedua sahabatnya memilih untuk menunaikan dulu kewajibannya sebagai seorang muslim. Disaat Ayumi sedang mengambil air wudhu, Ayumi merasa ada yang memperhatikannya, Ayumi celingukkan kemana-mana tapi tidak ada seorang pun disana.
"Perasaan gue sudah mulai tidak enak nih," batin Ayumi.
"Ay, lo kenapa sih? dari tadi celingukkan terus? jangan nakut-nakutin dong Ay, serem tahu," rengek Oliv.
"Siapa yang nakut-nakutin, ya sudah buruan kita kembali ke Aula," ajak Ayumi.
Ketiga gadis cantik itu dengan cepat melangkahkan kakinya menuju Aula, tapi di saat baru saja beberapa langkah, semilir angin menerpa wajah Ayumi.
"Tolong aku....."
Ayumi menghentikan langkahnya, dengan perasaan takut perlahan Ayumi mencoba untuk membalikkan tubuhnya. Dari kejauhan terlihat seorang wanita yang memakai baju suster lagi, wajahnya sangat pucat.
"Tolong aku....." ucapnya lirih namun terlihat sangat menyeramkan.
Ayumi mundur satu langkah saking terkekutnya.
"Ay, buruan kamu lagi ngapain sih berdiri di situ?" teriak Sasa.
Ayumi tersentak dan sosok wanita itu pun langsung menghilang. Ayumi dengan cepat menyusul kedua sahabatnya itu dan berlari menuju Aula.
💀
💀
💀
💀
💀
Novelku kali ini slow up ya, jadi jangan terburu-buru minta update🙏🙏🙏Semoga kalian suka dengan karya baruku ini🤗🤗
Jangan lupa
like
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
💀
💀
💀
💀
💀
Sesampainya di Aula, Ayumi dan kedua sahabatnya langsung menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Sembari menunggu jurit malam di mulai, semua anak-anak saling bercanda satu sama lain, dan ada juga yang main gitar dan nyanyi-nyanyi.
Di ruangan OSIS....
"Bagaimana, apa kalian sudah siap untuk menakut-nakuti para peserta MOS itu?" tanya Dillan.
"Siap dong, kita sudah menyiapkan baju dan alat-alat makeup lainnya untuk aksi kita nanti malam," sahut Endro.
"Bagus, kita harus buat mereka ketakutan."
"Sorry ya, gue ga bakalan ikutan males mendingan tidur disini," seru Bella.
"Yoi, ngantuk tahu kalian saja sana yang kerjain mereka kita disini saja," sambung Riska.
"Dasar pada manja kalian," cibir Farrel.
"Masih ada waktu tiga jam lagi, mending sekarang kalian tidur dulu sebelum jurit malam di mulai," seru Dillan.
"Iya kalian tidur dulu, gue mau memantau anak-anak baru itu dulu," sahut Farrel.
"Ok gue ikut, Rel."
Farrel dan Dillan pun pergi meninggalkan ruangan OSIS itu, sementara yang lainnya mulai berbenah untuk tidur sejenak. Farrel dan Dillan berjalan menuju Aula, tempat dimana semuanya berkumpul.
"Rel, lo merasa merinding tidak sih? kok bulu kuduk gue merinding ya," seru Dillan.
"Jangan macam-macam deh lo Lan, memang hawa malam ini agak dingin sih," sahut Farrel.
Sesampainya di Aula, Farrel dan Dillan melihat para siswa baru sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tatapan Farrel berhenti kepada sosok cantik yang memang dari awal sudah menarik perhatiannya.
Sementara Ayumi dan kedua sahabatnya termasuk Denis sedang tertawa bersama dan bercanda.
"Cantik banget," batin Farrel.
"Woi, ada Kak Farrel sama Kak Dillan tuh, ya ampun ganteng-ganteng banget mereka," seru Sasa.
Ayumi dan Oliv pun menoleh, tatapan Ayumi sangat serius bukan Farrel yang Ayumi tatap melainkan sosok yang ada di belakang Farrel dan Dillan.
Sosok perempuan yang memakai pakaian suster itu tampak berdiri dibelakang Farrel dan Dillan, wajahnya sangat pucat tatapannya lurus ke arah Ayumi. Tiba-tiba sosok perempuan itu meneteskan sesuatu dari matanya, bukan airmata yang menetes melainkan darah.
"Tolong aku...." lirih perempusn itu.
"Astagfirullah haladzim," seru Ayumi dengan mengusap wajahnya.
"Lo kenapa Ay? kita tahu mereka memang ganteng, tapi tidak perlu sampai istigfar segala kali Ay, lo kaya lihat setan saja pakai istigfar segala," cebik Sasa.
Ayumi hanya bisa meringis memperlihatkan deretan gigi-giginya yang putih. Farrel dan Dillan menghampiri Ayumi dan yang lainnya.
"Hallo, boleh kita gabung?" sapa Dillan.
"Bo--boleh dong Kak, silakan," sahut Olivia.
"Oh iya, gue belum tahu nama-nama kalian." seru Dillan.
"Gue Sasa, Kak."
"Gue Oliv."
"Aku----" seru Denis terpotong.
"Sorry, gue ga minat tahu nama lo, kalau ini siapa namanya Neng? cantik benar," seru Dillan.
"Ayumi," jawab Ayumi singkat.
"Hai, gue Dillan dan yang ini Farrel."
"Iya, sudah tahu."
Pandangan Ayumi masih terpaku kepada sosok perempuan yang ada di belakang Farrel. Sosok perempuan itu terus saja menatap Ayumi.
"Tolong aku," lirihnya lagi.
"Jangan..jangan ganggu aku, please," gumam Ayumi.
"Apa? perasaan gue ga ganggu lo," seru Farrel.
"Ah, maaf bukan sama Kakak kok," sahut Ayumi dengan gugupnya.
Semua orang mengernyitkan keningnya dan menatap kearah Ayumi, sedangkan sosok itu kembali menghilang. Ayumi yang sadar semua orang menatapnya, hanya mampu cengengesan.
***
Waktu pun berjalan dengan cepat, jam menunjukkan pukul sebelas malam semua siswa baru berkumpul di lapangan. Udara malam itu sangat dingin sampai menusuk tulang, tiba-tiba saja suasana menjadi sedikit mencekam dan membuat bulu kuduk berdiri.
"Ok, saat ini waktunya jurit malam di mulai, tolong kalian berbaris dengan kelompok kalian masing-masing, saya akan membagikan nomor kepada setiap kelompok," seru Farrel.
Farrel pun dengan cekatan membagikan nomor kepada ketua kelompok masing-masing dan kebetulan kelompok Ayumi mendapat giliran ke tiga.
"Setiap kelompok akan diberi waktu lima belas menit untuk mengumpulkan bendera sebanyak-banyaknya dan kami hanya akan memberikan satu senter saja kepada setiap kelompok, silakan untuk nomor urut pertama bersiap-siap," seru Dillan.
Kelompok pertama pun maju ke depan, dari wajah-wajah mereka sangat terlihat sekali kalau mereka sangat tegang.
"Kalian sudah siap?" tanya Farrel.
"Siap Kak."
"Ok, waktu kalian di mulai dari sekarang," teriak Farrel.
Kelompok pertama pun langsung berlari ke setiap ruangan untuk mencari bendera yang sudah di sebar oleh panita. Para pengurus OSIS tampak berdiri menghadap kearah ruangan dengan melihat jam tangannya.
"Ok, waktu kalian sudah habis," teriak Dillan.
Kelompok pertama pun keluar dengan membawa dua bendera, wajah mereka tampak pucat semua dan penuh dengan keringat, mereka sangat ketakutan dengan setan-setanan yang dibuat oleh pengurus OSIS untuk menakut-nakuti mereka.
"Waduh, lihat wajah mereka pucat kaya gitu pasti ada sesuatu di dalam disana, bagaimana ini?" seru Denis dengan menggigit jari-jarinya.
"Apaan sih lo Nis, cemen banget jadi laki belum apa-apa sudah takut duluan lo," cibir Sasa.
"Memangnya lo berani?" tanya Denis.
"Beuhhh, ga tahu nih anak siapa gue? jangan ditanya lagi gue juga takut," sahut Sasa.
"Dasar ya," ucap Oliv dengan menoyor kepala Sasa.
Kelompok kedua malah lebih parah lagi, mereka tidak mendapatkan bendera satu pun justru salah satu dari mereka ada yang sudah tidak sadarkan diri.
"Kenapa ini?" tanya Bella.
"Maaf Kak, tadi kata Pipit dia melihat bayangan putih melintas dan akhirnya dia pingsan," jelasnya.
"Nah lo, ada bayangan putih, Ay kita mengundurkan diri saja, lebih baik kita mendapatkan hukuman," seru Oliv.
"Apaan sih lo Liv, belum apa-apa juga sudah takut duluan, tenang saja kalau kita tidak mengganggunya mereka juga tidak akan mengganggu kita," sahut Ayumi.
"Baiklah, kelompok ketiga silakan bersiap," teriak Farrel.
"Ayo, kita pasti bisa," seru Ayumi.
Dengan langkah ragu-ragu, Ayumi, Sasa, Oliv, dan Denis masuk ke dalam ruangan kesenian. Disana sangat banyak alat-alat musik yang tertata sangat rapi. Pertama masuk kesana, suasana sudah sangat berbeda mereka saling berpegangan satu sama lain kecuali Denis.
"Nah itu benderanya, Denis ambil sana," seru Ayumi.
"Yaelah Ay, aku takut serem tahu mana letak benderanya ada di pojokan lagi," sahut Denis.
"Lo itu cowok Denis, seharusnya lebih berani dari kita-kita," seru Oliv.
Tiba-tiba ada yang memukul drum dengan sangat kencangnya.
"Allohuakabar, kodok loncat pakai rok mini," latah Denis dengan kencangnya sembari kedua tangannya di angkat ke atas.
"Apaan tuh Ay?" seru Sasa.
"Mungkin ada tikus tadi," sahut Ayumi mencoba mengalihkan pembicaraan teman-temannya.
"Aduh, perasaan gue kagak enak nih," sahut Oliv.
"Ok, kalian tenang biar gue yang ambil bendera itu," ucap Ayumi.
"Hati-hati, Ay."
Ayumi perlahan melangkahkan kakinya menuju sudut ruangan untuk mengambil bendera itu, baru saja tangan Ayumi terulur untuk mengambil bendera, perempuan dengan memakai pakaian suster itu sudah berdiri di hadapan Ayumi.
Teman-teman Ayumi yang mengarahkan senternya kearah Ayumi, sangat terkejut dan tubuhnya bergetar hebat saat sosok itu menampakkan dirinya.
"Aaaaaaaaaaaaa....." ketiga teman Ayumi berteriak bersamaan dan langsung berlari meninggalkan ruangan itu.
Sementara Ayumi masih menatap sosok perempuan itu, tiba-tiba sosok perempuan itu menyentuh pundak Ayumi seketika tubuh Ayumi bergetar hebat seperti tersengat aliran listrik.
***
Seorang perempuan cantik dengan pakaian susternya bernama Mega Anggraeni baru saja keluar dari rumah sakit tempatnya bekerja. Waktu saat itu menunjukkan pukul sebelas malam, hari ini Mega dapat shift siang.
Diluar rumah sakit, seorang pria sudah menunggu Mega di atas motor sportnya.
"Azril."
"Hai Sayang, yuk kita pulang."
"Azril, tunggu dulu ada sesuatu yang mau aku bicarakan sama kamu."
"Apa? kamu mau bicara apa?" tanya Azril.
"Aku hamil Azril, sudah berjalan satu bulan," sahut Mega dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Apa? naik, kita bicarakan di suatu tempat."
Mega pun naik ke atas motor Azril, tidak ada pembicaraan di antara mereka, Azril melajukan motornya dengan kecepatan tinggi hingga akhirnya motor Azril berhenti didepan sekolah.
"Loh, kok berhenti disini?" tanya Mega.
Azril tidak menjawab pertanyaan Mega, Azril menyuruh Pak Bejo selaku satpam di sekolah itu untuk membuka pintunya. Azril adalah anak Pak Rusli selaku kepala sekolah di sekolah tempat sekarang Ayumi menimba ilmu.
Azril menarik tangan Mega dengan kasar, dan membawa Mega ke ruangan kesenian.
"Sakit Azril."
"Mega, gugurkan kandungan kamu."
"Apa? tidak Azril, kita sudah berbuat dosa aku tidak mau menambah dosa lagi dengan membunuh janin ini," sahut Mega.
"Terus sekarang mau kamu bagaimana? kamu juga kan tahu kalau aku masih sekolah," bentak Azril.
"Tapi kan sebentar lagi kamu lulus, Azril."
"Tidak, aku masih ingin melanjutkan kuliah dan mencari kerja lagipula masa depan aku masih panjang, aku tidak mau di susahkan dengan hadirnya bayi itu."
"Tapi ini anak kamu Azril, kalau kamu tidak mau bertanggung jawab, aku akan memberitahukannya sama Papa kamu," ancam Mega.
Mega hendak meninggalkan tempat itu tapi Azril dengan cepat memukul kepala Mega dengan alat gamelan kecil yang ada disana. Mega jatuh tersungkur, darah mengalir dari kepala Mega seketika Mega tewas di tempat.
Azril panik, dia bingung apa yang harus dia lakukkan, akhirnya Azril berlari ke luar dan memanggil Pak Bejo. Pak Bejo sangat terkejut, Azril meminta bantuan untuk menguburkan Mega di belakang sekolah, awalnya Pak Bejo menolak tapi Azril memberikan uang tutup mulut sehingga Pak Bejo dengan terpaksa mengikuti perintah Azril karena Azril adalah anak kepala sekolah.
Sebelum dikuburkan Azril dan Pak Bejo dengan tidak berprikemanusiaan memasukkan jasad Mega kedalam karung. Setelah mereka berdua menggali kubur, kemudian mereka berdua memasukkan jasad Mega dan kemudian menguburkannya.
Sosok sister Mega itu kemudian melepaskan tangannya dari pundak Ayumi, seketika Ayumi lemas dan jatuh pingsan.
💀
💀
💀
💀
💀
Hallo semuanya, maaf ya baru bisa up lagi jangan lupa dukungannya🙏🙏
Yuk order buku KESEDERHANAAN CINTA karya Author, di jamin baper🙏🙏
Jangan lupa
like
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!