NovelToon NovelToon

The Antagonist'S Younger Sister

Chapter 1

Namaku Viviana Feelnea, seorang mahasiswa dari universitas XXX jurusan Kedokteran S2. Memang terlihat sederhana, namun jangan salah menilai orang dari tampilan sampulnya saja.

Aku adalah Nona muda ke-6 dari kelima saudara-saudariku yang bahkan lebih disayangi oleh kedua orang tuaku. Katanya aku hanyalah anak haram, namun ada juga yang berkata bahwa aku anak pungut. Entahlah yang mana yang benar, tetapi aku tak akan goyah hanya dengan omongan orang-orang.

Aku diperlakukan seperti bawahan, disuruh mencuci piring, gelas, baju, memasak, dan bahkan membersihkan seluruh seisi rumah yang bertingkat 3 itu.

Melelahkan? Tentu saja, namun aku sudah terbiasa diperlakukan seperti itu. Dan ini adalah Umurku yang ke-20 tahun, selama 14 tahun ini aku diperlakukan buruk, dan mungkin ini adalah waktunya untuk kabur dari rumah terkutuk ini.

Aku sudah tidak bisa menahan rasa lelah, walau sudah terbiasa tetap saja, aku adalah manusia biasa tanpa stamina dan fisik yang sekuat baja, dan jangan lupakan aku harus bekerja paruh waktu juga. Bagaimana aku harus hidup, bayangkan saja tanpa ada uang sepeser pun? Apakah masih bisa bertahan hidup.

Walau mereka membiarkan ku tinggal dirumah itu, tetapi mereka selalu membuatku merasa lelah 24jam, mungkin disaat tenang-tenangku hanya ada pada subuh hari.

“Aku harus kabur, dengan uang yang telah aku tabung!” ucap Viviana Feelnea (Aku). Aku mengambil tas yang sudah aku isikan dengan seluruh pakaian, serta buku-buku novel.

Karena aku tinggal dilantai 1, akan jadi lebih mudah bagiku untuk kabur. Dilantai 1 hanya ada 3 kamera CCTV, dibagian dapur, bagian laundry, dan bagian meja makan. Aku bisa keluar lewat pintu jalur keluar-masuk para pelayan, tepatnya ditempat para pelayan beristirahat.

Tap

Tap

Tap

Aku berlari cukup lama dengan mengendap-endap, agar tidak ketahuan. Apalagi bawaan berat yang sekarang aku tenteng. ‘Semoga saja aku selamat.’ batinku gelisah. Aku tidak tau, apa yang membuatku gelisah saat keluar dari kamar tamu.

Note: Viviana Feelnea, diberi hak untuk menempati kamar yang manapun, asalkan bukan kamar utama.

Setelah berjalan dengan mengendap-endap yang memakan waktu 5 menit, akhirnya sampai juga dipintu keluar jalur pelayan!

Saat hendak membuka pintu, seseorang meneriaki namaku. “VIVIANA FEELNEA, JANGAN MENCOBA UNTUK KABUR!!!” teriak keras orang itu. Yang jelas ia adalah seorang Pria.

Inilah orang yang aku takuti, ‘Kenapa dia bisa ada disini?’ batinku merutuki nasib. Mungkin ia tak bisa kabur lagi sekarang, namun sekarang ia berada diambang pintu.

Ceklek!

Pintu terbuka, akupun dengan segera berlari keluar dari rumah, didepan mataku sudah ada jalan lalu lintas. “Apakah ini akan baik-baik saja?” gumamku ragu-ragu, menatap kendaraan bergerak dengan kecepatan penuh.

Ini adalah kesempatan yang ingin ia impikan, sekarang ia bisa bebas. Aku berlari dengan kecepatan penuhku, kecepatanku lumayan menurun karena membawa tas besar yang kutenteng dengan susah payah.

Tanpaku sadari, kakakku yang bernama ‘Anyela Frela Gansha’ sudah berada dibelakangku. Ia mendorong tubuhku ketengah-tengah jalan raya, dan kalian tau apa yang terjadi?

“MATI KAU ANAK HARAM GANSHA!!!” teriak Anyela dengan tatapan penuh kebenciannya. ‘Akhirnya kau mati juga.’ batin Anyela sembari memberikan senyuman jahatnya.

Aku yang awalnya tak sadar kalau ada orang dibelakang, terdorong begitu saja dengan keras.

Bruk!

Tubuhku menghantam aspal. Sakit. Rasanya ingin menangis, namun mataku tidak mengeluarkan air mata.

Bau anyir semakin tercium diindra penciumanku, dan ...

TIITTT!!!

Truk besar dengan kecepatan besar menginjak tubuhku, sehingga hancur. Ban yang sangat berat. Pikirku sebelum kesadaranku ditarik.

Bisa-bisanya aku kembali teringat dengan novel yang sangat ku sayangi. Novel itu telah mendunia, tersebar ke segala penjuru. Luar biasa bukan?

Dulu aku pernah berfikir, “Aku ingin sekali menjadi Tokoh Pemeran Utama ini, disayangi bahkan diberkati oleh dewa. Beruntung sekali nasibnya.” saat itu air mata pun tak dapat keluar.

Hahaha, sudahlah.

Sekarang semuanya berakhir.

Penderitaan, semuanya berakhir...

Aku merasa bahagia, dengan mati pun semua penderitaanku akan terangkat. Kenapa aku tidak memikirkannya sedari dulu, sih?

Lain kali, kalau aku bertemu dewa dialam baka, aku harus memarahi dewa yang membuat nasibku buruk!

Kira-kira itulah akhir hidupku.

Aku tidak banyak berharap, semoga mereka semua ...

[Bersambung!]

Maaf kurang bagus, dan ini adalah novel ke-1 (anggap aja:v) ku yang sedari dulu ingin sekali ku tulis.🗿👍

Sekian terimakasih telah membaca Chapter 1 karya AnnaOne.

Jangan lupa berikan jejak berupa like, komen, vote dan tinggalkan ratingnya! Sampai jumpa di-Chapter selanjutnya~

Chapter 2 (R)

Dingin, itulah yang ku rasakan.

Aku membuka kedua mataku dengan cepat, saat sensasi dingin menyerbu sekujur tubuhku. Yang pertama kali kulihat adalah seorang wanita muda berumur 25 tahun.

‘Bukankah aku sudah mati?’ batinku merasa aneh dengan situasi. Dingin, ya rasa sensasi dingin itu kenapa terasa sangat nyata ya?

Saat aku mengalihkan seluruh tatapan ku kearah ruangan, aku baru sadar jika aku sedang dimandikan! Lihatlah wanita didepanku ini, ia memegang sebuah benda yang seperti busa, namun dapat menyerap air (Sebuah spons). Oh dewa ada apa dengan mu?!

‘Hey! Bagaimana bisa kau memandikan ku?!’ batinku berteriak kesal. Aku mencoba mengeluarkan suaraku, “Owee! Owee!!” teriakku yang mencoba untuk mengeluarkan suara.

Heh?

Tapi yang keluar adalah suara bayi? Apakah aku jadi bayi?

Dan benar saja, saat aku mengangkat kedua tangan mungilku tepat dihadapan wajah, aku tersentak kaget. ‘A-aku menjadi bayi mungil?!’ batinku terkaget-kaget. Ingin sekali rasanya Viviana (Aku) berteriak dengan histeris.

Wanita muda yang berada dihadapan ku menatapku dengan sengit, “Jika Nona tidak ingin membersihkan diri, maka saya tidak akan memberikan anda jatah makan selama 1 minggu.” ucapnya ketus. Sembari mengangkat tubuh mungilku yang sekarang telah menjadi bayi.

Ia mengeringkan tubuhku mengenakan kain lap yang sedikit terlihat kotor. Walau kotor tapi masih memiliki harum khas bayi di kain lap. Wanita itu mengeringkan tubuhku dengan kasar.

‘Sakit, jika kau tidak mau aku juga tidak mau tahu.’ ah, sial kenapa harus bereinkarnasi sih? Apa aku mempunyai kesalahan, terpanggil ? atau... semacamnya. Arghhh, pusing.

Setelahnya, wanita muda itu memakaikan ku pakaian yang tampak sekali kecilnya seukuran bayi.

Ugh...

‘Kenapa wanita ini sangat kasar sih, kepada seorang bayi apakah ia tidak memiliki hati nurani?’ Pikirku kesal dengan wanita muda dihadapannya. Ia memakaikan aku pakaian dengan kasar, entah apa yang ia pikirkan.

Tangan wanita itu berhenti memasang seluruh pakaian di tubuh mungilku. Ia mengangkat ku untuk keluar dari kamar mandi yang terlihat tak begitu mewah.

Wanita muda itu menidurkan tubuh ku, dan kemudian mengambil sebuah botol susu.

Hamp!

Ia memasukkannya kedalam mulutku secara paksa. ‘Keterlaluan’ batinku geram sampai keubun-ubun.

Akhirnya wanita muda itu memutuskan untuk meninggalkan ruangan yang tampak cukup mewah, namun tidak banyak perabotan didalamnya. ‘Bagus pergi saja kau, kuharap kau tak kembali lagi.’ batinku merasa senang saat wanita itu keluar dengan sempurna dari ruangan ia tempati.

Sekarang apa yang harus ia lakukan dengan botol minuman bayi dimulut ku ini?!

‘.....’

Kruukk

Em, sepertinya suara itu berasal dari perutku ya? Aku merasa malu saat ini, bagaimana bisa seorang Nona ke-6 keluarga Gansha terlihat menyedihkan seperti ini?

Tapi memang kata ‘menyedihkan’ sangat cocok untuk diriku yang sekarang maupun yang dulu.

Yah... sama-sama menyedihkan.

‘Apakah aku harus menyedot susu dalam botol bayi ini?’ batinku ragu, ia berjiwa dewasa bukan anak-anak seumur balita.

Tapi keraguan itu seketika lenyap saat bunyi perut kembali menyeru.

Kruukk

‘.....’

Baiklah, kali ini aku akan mengampuni rasa lapar ini. Mau tak mau aku harus menyedot susu yang ada dalam botol bayi ini.

Gluk

Gluk

Tenggorokkan yang awalnya kering seketika terasa basah dan segar. ‘Kenapa rasa susu ini sangat enak?’ rasa susu ini adalah rasa vanila. Lagipula aku menyukai rasa vanila.

10 menit kemudian.

Aku baru bisa menghabiskan seluruh isi dari botol susu itu, sekitar 10 menit. Tapi tak apa, yang terpenting suara gemuruh dari perutku tidak menggema lagi. Dan pikiran ku menjadi jernih.

‘Baiklah, mari kita bahas apa yang terjadi padaku.’

Pertama-tama, awalnya aku mencoba untuk kabur dari rumah terkutuk itu, namun aku tertangkap basah oleh ayahku yang sangat terkutuk. Lalu saat berhasil keluar lewat pintu keluar-masuk pelayan dirumah sana, aku didorong oleh saudari ke-3 yang bernama ‘Anyela Frela Gansha’.

Lalu aku tertindas ban truk yang melaju dengan kecepatan full. Setelahnya aku merasakan sensasi dingin, yang ternyata aku sedang dimandikan. Dan saat itu juga, aku baru sadar kalau aku menjadi seorang bayi yang belum aku ketahui.

Dan yang paling menyebalkan nya adalah wanita muda tadi itu, sungguh aku merasa kesal dengan perlakuan wanita itu!

‘Jadi, apakah ini bisa disebut transmigrasi? atau reinkarnasi?’ batinku bingung, sebenarnya apa yang terjadi dengan tubuhku. Biasanya hal yang ku alami sekarang ini, terjadi pada novel-novel bertema romansa, & fantasi sih.

Kalau memang benar ia masuk kedalam sebuah dunia novel, maka ia akan mengampuni bunyi perutnya tadi. Tidak ada hubungannya sih.

‘.....’ Viviana Feelnea.

Oke, sekarang ia akan mengambil keputusan kalau ia benar-benar melakukan reinkarnasi! Mati ditangan saudari, dan menjadi bayi, sudah pasti ia telah bereinkarnasi.

‘Baiklah, perut ku yang bergemuruh 2 kali, aku mengampuni mu.’ batinku. Sembari menggosok-gosok perut kecilku, walau hanya setengah bagian tangan saja.

Yang awalnya damai menjadi ricuh. Suara dobrakkan pintu terdengar sangat keras.

Mataku terbelalak ‘Apa yang terjadi?’ batinku bertanya. Uh, tentu saja tak akan ada yang menjawabnya.

Saat pintu yang didobrak berhasil terbuka lebar, terlihat lah dengan jelas bahwa pelaku pendobrakan pintu itu adalah lima bocah laki-laki.

“Jadi benar ini adalah bayinya?”

“Ah, kurasa benar.”

“Bunuh dia, dan kita bisa menjadikannya sebagai persembahan.”

“Ck, kau terlalu sadis!”

“.....”

Aku merasa benar-benar terpojok saat ini, bagaimana bisa kalian (lima bocah) main keroyok dengan bayi yang bahkan tidak bisa bicara? Apalagi bergerak, sialan.

Seketika tubuh mungilku bergidik ngeri dengan wajah yang memucat, entah apa yang menyebabkan getaran dan ketakutan itu muncul. Padahal aku yang berada di raganya merasa tidak takut mungkin saja karena tubuh bayi ini masih lemah makanya takut dengan tekanan dari kelima bocah laki-laki itu.

Tap

Tap

Tap

Mereka berlima mendekati keranjang bayi ditempat dimana aku berbaring diatasnya.

Terlihat seperti preman yang berada di gang sempit, dulu aku juga pernah dipojokan oleh bapak-bapak. Itu adalah kenangan terburuk dan terkutuk kedua setelah keluarga 'Gansha'.

“Ken, bunuh dia. Aku tidak ingin menghabiskan seluruh energi ku hanya untuk bayi lemah yang akan segera menjadi tumbal persembahan.” ucap salah satu dari kelima bocah itu dengan tegas.

Satu diantara empat bocah itu mengangguk, karena namanya disebutkan. “Baiklah, akan kuhabisi dia dengan cepat.” ucap bocah yang dipanggil Ken itu.

‘Aku akan mati lagi?’ batinku sambil tersenyum aneh, tetapi hanya didalam batin. Bibirku terasa kelu untuk tersenyum disaat keadaan tidak mendukung.

Bocah Ken itu mengumpulkan sesuatu ditangannya, seperti gumpalan sihir yang bewarna hitam menyatu dengan tangannya. Lalu saat ia benar-benar ingin mengarahkan gumpalan hitam itu kearahku, bocah Ken itu terdiam.

“Apa yang kalian lakukan?” suara dingin bocah lainnya yang tiba-tiba datang. Ia berdiri diambang pintu dengan tatapan tajamnya, kepada ketiga bocah laki-laki itu.

‘Bertambah lagi?!’ aku syok bagaimana bisa bocah tidak tahu diri main keroyok begini.

Kelima bocah itu seketika pucat pasi, dan bocah yang bernama Ken segera membatalkan sihirnya saat suara dingin itu terdengar.

“Ka-kami hanya ingin menjenguknya saja!” ucap bocah yang bernama Kandre dengan gelagapan.

“Ah, benar kami hanya menjenguknya saja kok!” timpal Ken yang menjauh dari keranjang bayi, ia mendekati kedua temannya.

Sedangkan bocah yang satunya terdiam saja, ia adalah bocah yang berkata ingin menjadikan ku tumbal persembahan.

Dan bocah yang berkata sadis itu punggungnya terlihat bergidik, jelas sekali bahwa bocah yang tiba-tiba datang itu lebih mendominasi dari mereka!

‘Kenapa sikap mereka tiba-tiba berubah drastis, saat bocah berambut hitam itu muncul?! ’ batinku penasaran namun juga merasa takut, keringat dingin bercucuran di keningku.

Aku ingin mengelapnya, namun sepertinya tanganku terlalu pendek.

Bocah yang berada diambang pintu itu berjalan masuk kedalam ruangan. “Oh?” Kemudian bocah itu mengeluarkan sihirnya, sihir bewarna hitam yang bercampur sedikit kemerahan.

Jujur saja, aku menatap takjub kepada mereka semua. Bagaimana bisa ada sihir didunia ini? Tapi mengingat ia bereinkarnasi, pasti dunia yang aku pijak ini bukanlah dunia sembarangan.

[Bersambung!]

AnnaOne pamit dulu, mungkin aku gak bisa ketik panjang-panjang. Oke, terimakasih banyak semua.

Chapter 3 (R)

Bocah yang berada diambang pintu itu berjalan masuk kedalam ruangan. “Oh?” Kemudian bocah itu mengeluarkan sihirnya, sihir bewarna hitam yang bercampur sedikit kemerahan.

Jujur saja, aku menatap takjub kepada mereka semua. Bagaimana bisa ada sihir didunia ini? Tapi mengingat ia bereinkarnasi, pasti dunia yang ia pijak ini bukanlah dunia sembarangan.

Aku hanya bisa menatap mereka dipojokkan. Dengan tatapan berbinar. Melihat kelima bocah itu bertengkar seru juga rasanya, tapi tidak adil bukan jika 1 lawan 5.

Bocah berambut hitam itu mengarahkan sihirnya kepada bocah-bocah itu, swushhh! Dalam sedetik mereka semua lenyap menjadi debu. Entah sihir apa yang digunakan, tetapi itu sangat mengerikan!

Aku yang berada dipojokkan menatap kelima bocah itu dengan iba, tapi tersirat juga rasa takut bisa-bisa bocah yang satu ini ingin melenyapkan aku juga. ‘Aku tarik kata-kata ku tadi!’ batinku berteriak.

Bocah berambut hitam yang tersisa sendirian itu, menatap kearahku. Tatapannya tidak tajam seperti tadi, namun datar.

Tanpa sadar aku mengeluarkan suara, “Aaaa!!” teriakan itu begitu gembira, seperti sedang mendapatkan makanan yang ia tunggu-tunggu selama 1 tahun.

‘Ups... bagaimana bisa aku berteriak dengan sendirinya’ batinku meratapi nasib kedepannya.

Karena sudah begini maka aku hanya bisa tersenyum lebar. Apakah sekarang aku terlihat menggemaskan dan imut? Bayi kan memang begitu.

“.....” bocah berambut hitam.

‘.....’ aku.

Hening, hanya terdengar suara angin berhembus.

Aku agak sedikit merinding, karena ruangan ini gelap. Hanya sinar bulan yang menerangi seisi ruangan. Aku lupa memberitahu bahwa aku bereinkarnasi ketubuh ini pada malam hari.

“Siapa kau?” tanya bocah berambut hitam itu dengan nada dingin, namun tatapannya masih sama datar.

Aku yang bahkan masih belum bisa berbicara hanya bisa berbahasa bayi, “Ba ba ba bi buu.” ucapku, entah apa yang aku katakan.

‘Ahahaha, lihatlah apa-apaan ekspresi itu!’ tawaku didalam batin saat menyadari perubahan ekspresi bocah berambut hitam itu.

Ekspresi bocah itu menjadi dingin, tapi entah kenapa aku tertawa walau hanya didalam batin.

Bocah berambut hitam itu kemudian mengeluarkan sihirnya lagi, bisa dibilang sihir yang sama untuk melenyapkan kelima bocah sembrono itu.

Aku meneguk saliva dengan susah payah, sihir yang mengerikan itu akan membunuh ku juga?

Tidak-tidak, aku tidak boleh mati. Bagaimana pun aku baru saja bereinkarnasi, konyol sekali jika tiba-tiba mati lagi. Dengan cepat aku mengeluarkan senyuman mautku, walau keringat dingin bercucuran diwajahku. Ingin membersihkan nya namun kurasa tak ada waktu, itu juga karena tangan bayi pendek.

Bocah bersurai hitam itu sejenak terdiam, lalu ia membatalkan sihirnya yang berwarna hitam sedikit kemerahan. “.....” dengan begitu saja ia berbalik, dan keluar dari ruangan. Tak lupa ia juga menutup pintu besar itu menggunakan sihirnya, mungkin?

“Haa~” aku menghela nafas lega. Ternyata bayi juga bisa menghela nafas toh. ‘Apakah ia termakan pesona senyuman maut?’ aku tak bisa memastikannya, tapi yang terpenting nyawanya selamat. Jika bisa, mungkin dikemudian hari ia akan memasang senyuman maut saja untuk bertahan hidup.

Swushh

Gorden jendela berterbangan, angin malam menyapu tubuh mungilku. ‘Untung saja tidak terbang.’ pikirku positif.

Kalau dipikir-pikir, kenapa aku jadi memikirkan bocah laki-laki bersurai hitam itu? Apakah aku terpesona oleh ketampanan wajahnya itu?

‘Tidak, aku tidak boleh terpesona. Jika didunia ini ada yang namanya sihir, maka aku ingin menjadi yang terkuat. Lalu mencari semua pria tampan, dan akan aku ikat mereka semua.’ batinku tertawa terbahak-bahak. Ingat hanya dibatin lagipula hanya imajinasi.

Viviana Feelnea, selalu memiliki imajinasi yang besar. Dari dulu ia ingin sekali mempunyai kekuatan, dan sekarang ia dapat mewujudkannya. Karena sekarang ia bereinkarnasi kedunia asing, yang ada namanya sihir!

Luar biasa, apa jadinya jika ia menguasai seluruh benua misterius ini?

‘Aku terlalu bodoh, lagipula percuma menjadi yang terkuat kalau berujung mati.’ batinku merutuki khayalan liar ku yang super liar. Akhirnya akupun menyudahi berkhayal nya.

‘Sepertinya aku harus memikirkan jalanan kedepannya.’

Yang pertama aku akan bertahan hidup, lalu yang kedua saat aku sudah menginjak umur 5 tahun aku akan pergi berkeliling untuk mencari tahu seluk-beluk dunia yang aku pijak.

Dan yang terakhir, ketiga adalah kabur dari rumah ini, bisa dibilang sebuah mansion sih kalau diliat dari dekorasi bahkan pakaian pelayannya sangat tidak biasa.

‘Oke fiks, ini seperti dunia novel!’ dalam batinku aku menangis haru, benar-benar. ‘Aku benar-benar harus kabur setelah mengetahui seluk-beluk dunia ini, dan akan hidup bahagia!’

Sekarang mataku menjadi berat karena terlalu banyak pikir, akupun menutup kedua mataku.

Malam yang gemerlap, disinari oleh sinar bulan yang menawan diikut sertai para bintang dilangit yang mirip kunang-kunang, namun jauh lebih indah dari itu.

Ngomong-ngomong soal botol susu (dodot) yang digunakan oleh Viviana, dia memeluknya. Mungkin kedinginan. Ya, karena jendela kamar itu terbuka menyedihkan sekali tidak ada yang ingin menutup jendela untuk nya. Bahkan selimut yang ditindih Vivi masih rapi, tapi tidak di pakaikan.

Sangat terlantarkan sekali.

[Bersambung!]

Hijau bolu pandan siapa yang punya~?😭

Oke-oke, terimakasih telah membaca semuanya! Dadah, kuharap kalian berbahagia dengan pacar halunya hhe XD

(・o・)(・o・;) (゜o゜;)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!