NovelToon NovelToon

Back To Start

#1 Prolog

...#1...

...Prolog...

"Hari yang melelahkan!" kata Minna yang berdiri di depan unitnya sambil menekan sandi.

*triririring* Suara pintu terbuka.

Minna berjalan sambil menghela nafas panjang.

"Huhhhhhh..." Minna menuju ke kamarnya lalu melempar tasnya dan segera membanting diri di kasurnya.

"Profesor Choi benar-benar menyebalkan, mana ada mahasiswa yang mampu mengerjakan tugasnya yang sangat rumit itu hanya dalam waktu seminggu? Apakah dia juga bisa mengerjakannya dengan waktu sesingkat itu? Ahhhh sudahlah terserah dia saja!" Minna terdiam sejenak.

"Astaga! jam berapa ini? aku harus pergi bekerja!" Minna bergegas bangkit dari kasurnya untuk bersiap-siap ke minimarket tempatnya bekerja.

....

Aku Shim Minna, aku mahasiswa yang cukup sibuk karena aku sudah semester tiga. Aku kuliah di Seoul. Ya, memang di daerah perkotaan dan universitas yang cukup bagus tapi aku tidak suka dengan jurusanku, benar-benar jauh dari cita-citaku.

Alasan mengapa aku bilang aku sibuk, karena aku harus mengerjakan tugas kuliah dan tentu saja bekerja paruh waktu.

Jangan tanyakan aku punya pacar atau tidak ya, karena pastinya aku tak ada waktu memikirkan hal itu, jangankan pacar tanggal dan hari saja aku kadang melupakannya.

Aku punya kakak laki-laki namanya Shim Minno dia tetap tinggal dengan ayah dan ibu di Pohang mungkin karena dia ingin menjaga ayah dan ibu, aku tidak tahu apa alasan dia sebenarnya tidak ingin ke daerah lain sepertiku. Banyak hal yang aku sesali dalam hidupku, rasanya ingin sekali aku kembali ke masa lalu untuk mengulangi agar tidak berakhir seperti sekarang ini.

....

Minna tiba di minimarket.

"Oppa sekarang adalah shift ku, oppa boleh siap-siap pulang biar aku yang membereskannya" kata Minna seraya menyapa Dohwan.

"Ohh kau sudah datang Minna. Pakailah dulu seragammu baru setelah itu aku akan siap-siap untuk pulang." Kata Dohwan

"Baik oppa". Minna pergi mengganti bajunya dengan seragam minimarket, lalu memulai pekerjaannya.

"Oppa, aku sudah selesai biar aku yang lanjutkan mengelap lemari pendinginnya". Kata Minna.

"Baiklah." Jawab Dohwan.

Dohwan pun selesai bersiap-siap untuk pulang.

"Minna apa kamu tidak lelah bekerja malam begini padahal besok pagi kau ada kelas?" kata Dohwan.

"Terimakasih sudah menghawatirkanku oppa, tapi aku baik-baik saja. Lihat saja dua atau tiga tahun ke depan aku akan memamerkan ijazahku kepadamu, hahaha" Jawab Minna.

"Hahaha, iya iya aku akan tunggu saat itu. Makanlah dengan benar dan seringlah minum air putih supaya kamu tetap fokus. Teleponlah aku jika ada sesuatu ya." Kata Dohwan.

"Baik bos, haha...." Jawab Minna sambil bercanda.

"Baiklah Minna aku pulang dulu ya, pastikan kunci pintu dan laci kasir nya saat kamu akan pulang ya dan segeralah tutup jika sudah waktunya untuk tutup." Kata Dohwan.

"Baik oppa! Hati-hati di jalan ya!" Kata Minna sambil melambaikan tangannya.

Shift bekerja Minna berjalan dengan baik dan minimarket lumayan ramai pada malam itu, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam sudah waktunya untuk Minna menutup minimarket.

"Membereskan uang sudah, mengunci laci kasir sudah, baiklah tinggal matikan lampu dan kunci semua pintu lalu pulang. Sampai besok mata pencaharianku!" Kata Minna.

Minna pun pulang dengan berjalan kaki, karena rumahnya tidak terlalu jauh dari minimarket hanya sekitar 10 menit untuk sampai.

"Huh, untung saja hari ini tidak ada pelanggan yang menyusahkanku biasanya ada bapak-bapak mabuk yang suka berkata kasar atau anak-anak SMA yang memaksa membeli alkohol." Gumam Minna sambil berjalan.

"Ah iya, tiba di rumah aku harus mulai mengerjakan tugas profesor Choi, ahh tidak, tidak, apa aku melanjutkan menonton drama Vincenzo saja ya? Ahh tidak, tidak, lebih baik aku tidur saja.

Ahh terserahlah yang penting segera sampai rumah dan membenamkan diri di kasurku yang empuk!"

Minna pun tiba di rumah.

"Wahai kasurku yang sejuk, ibu sudah pulang!" Seru Minna sambil berbaring di kasurnya.

"Wahh... Kasur memang tempat paling nyaman!" Minna pun terdiam sebentar, membalik badannya lalu mulai memikirkan sesuatu.

"Huhhh, coba saja Minno oppa mau melanjutkan usaha ayah tentu aku tidak perlu seperti ini dan ibu juga tidak perlu membuka kedai. Bagaimana keadaan ayah ya? Apa ayah baik-baik saja, apa ayah rajin meminum obatnya? Aku ingin menelpon tapi ini sudah malam. Aku telepon oppa saja dia pasti belum tidur" Minna pun mengambil ponselnya.

Minna mencoba menelpon Minno.

"Halo adikku yang bawel!" Jawab Minno dengan suara meledek.

"Awas kau ya jika aku pulang ke rumah, poster Blackpink di kamarmu tidak akan kau lihat lagi seumur hidup!" Jawab Minna dengan kesal.

"Hei apa-apaan kau, aku kan hanya bercanda sensitif sekali! Apa kau belum makan makanya galak? Hahaha" Jawab Minno.

"Ihh menyebalkan sekali!" Kata Minna.

"Baiklah-baiklah, ada apa Minna menelepon jam segini?" Tanya Minno.

"Oppa bagaimana keadaan ayah dan ibu? Apa ayah rajin meminum obatnya dan masih kontrol ke rumah sakit?" Minna mencemaskan keadaan ayah dan ibunya.

"Ayah sehat dan baik-baik saja Minna, tapi ayah dan ibu sudah tidur hari ini banyak sekali pelanggan di kedai, kami semua lelah hari ini." Jawab Minno.

"Ahhh syukurlah kalau begitu, bagaimana keadaanmu? apakah kau sudah dapat pekerjaan?" Tanya Minna.

"Keadaanku juga baik Minna, aku sedang mencarinya tapi aku juga tidak tega meninggalkan ibu bekerja di kedai hanya dengan ayah karena mahasiswa paruh waktu yang bekerja di kedai sudah tidak datang lagi karena sedang mengerjakan skripsi." Jawab Minno.

"Ya betul juga, kasian ayah dan ibu jika kau tidak membantu mereka di kedai. Pastikan ayah dan ibu selalu baik dan sehat disana ya! Jangan hanya melakukan kegiatan fanboy mu saja!" Kata Minna meledek Minno.

"Arggh... anak ini benar-benar ingin mati ya!" Jawab Minno dengan geram.

"Hahaha baiklah-baiklah oppa, aku mau melanjutkan hidupku dulu ya, kau istirahatlah supaya besok semangat lagi membantu ibu." Kata Minna.

"Ya baiklah adikku yang menyebalkan, makanlah dengan baik dan jangan sering begadang, minumlah vitamin." Minno memberikan nasihat pada Minna.

"Ya ya ya bawel, sampaikan salamku pada ibu ya. Jika ada waktu besok aku akan menelepon agak siang untuk bicara dengan ibu dan ayah." Kata Minna.

"Ya baiklah, selamat tidur." Jawab Minno

"Selamat tidur oppa." Minna pun menutup teleponnya.

"Syukurlah keadaan ibu, ayah dan oppa baik-baik saja. Aku bisa sedikit tenang. Aduh bagaimana dengan tugasku ya, aku benar-benar tidak tau harus mulai dari mana besok aku akan tanya dulu pada Jihyun siapa tahu dia sudah mulai mengerjakannya." Kata Minna.

Minna pun kembali termenung.

"Seandainya aja dulu aku tidak gagal ikut ujian, aku pasti tidak akan malas-malasan mengerjakan tugas seperti ini." Gumam Minna.

"Ahh benar-benar! mengapa aku seperti ini sih?! Harusnya aku menjalaninya tanpa mengeluh!". Minna pun berteriak.

"Sadar Minna! kau tidak boleh menyesal, tidak boleh mengecewakan orang tua dan oppamu. Buatlah mereka bangga!" Tanpa sadar air mata Minna menetes.

"Hei... siapa yang menyuruhmu keluar begitu saja hah?" Kata Minna sambil menyeka air matanya.

"Semangat Minna! semangat!"

"Ahhh ternyata begini ya rasanya tinggal sendiri? Ahhh aku melow sekali sih, aku tidak boleh begini." Kata Minna sambil berguling-guling di kasurnya.

...****************...

#2 Kisahku (1)

...#2...

...Kisahku (1)...

*Flashback 2018*

[Pohang]

*nit... nit... nit...* Bunyi alarm di kamar Minna.

"hmmmmm... berisik sekali!" Gumam Minna yang masih mengantuk sambil mematikan alarmnya.

"5 menit ya, beri aku waktu 5 menit untuk mengumpulkan nyawaku." Kata Minna sambil kembali menarik selimutnya.

"Ayah tidak mengerti aku tidak ingin bekerja di perusahaan, aku tidak bisa hanya duduk saja di dalam ruangan seperti itu!" Teriak Minno kepada ayahnya.

"Shim Minno kau ini tahu tidak ayah sangat ingin kau melanjutkan usaha keluarga kita ini, karena alasan itulah ayah menguliahkanmu di jurusan Manajemen Bisnis!" Jawab ayah dengan nada kesal.

Pertengkaran ayah dan Minno di lantai dasar terdengar oleh Minna.

"Ah lagi-lagi oppa dan ayah bertengkar, tolonglah ini masih pagi." Gumam Minna sambil bangun dari tempat tidurnya dengan mata setengah terbuka menuju ke kamar mandi.

"Minna apa kau sudah bangun, ayo lekas sarapan nanti kau terlambat!" Ibu memanggil Minna dari tangga.

"Ya bu, aku sedang mandi." Jawab Minna yang sedang menggosok gigi.

Minna bersiap untuk sekolah dan bergegas ke bawah untuk sarapan, waktu menunjukkan pukul 07.15.

"Minna cepat sarapan nanti kamu terlambat, minum susunya dan habiskan." Kata ibu kepada Minna.

"Iya bu, oh mana ayah dan Minno oppa? mereka tidak sarapan?" Tanya Minna kepada ibu.

Ibu menarik nafas lalu menjawab.

"Yah seperti biasa, ayahmu dan Minno bertengkar jadi mereka membawa sarapan mereka masing-masing ke kamar." kata ibu.

"Aku akan bicara dan membujuk oppa supaya dia mau bekerja di perusahaan ayah, aku benar-benar tidak mengerti apa yang ada di pikiran Minno oppa apa dia tidak kasihan melihat ayah?" Kata Minna kepada ibunya.

....

Di sekolah...

"Shim Minna!!" Teriak seseorang memanggil Minna.

"Ahh Jaehyong, tumben sekali kamu hari ini tidak terlambat? hahaha..." Ejek Minna kepada Yoon Jaehyong.

"Kau ini benar-benar sudah menyebalkan padahal ini masih pagi! Aku ikut ayahmu tadi, ayahmu kebetulan ingin bicara dengan ayahku tadi pagi katanya urusan bisnis. Lalu aku ikut berangkat ke sekolah dengan mobil ayahmu." Kata Jaehyong kepada mina.

"Oh pantas saja, aku kira besok kiamat karena kau bangun pagi sekali hari ini hahaha..." Nada Minna meledek.

"Kau benar-benar bosan hidup ya Minna?"

mereka tertawa bersama pagi itu, sambil menuju ke kelas.

...-----...

"Ini Yoon Jaehyong, temanku sejak kecil. Ayahnya bekerja di perusahaan ayahku dan keluarga kami sering liburan bersama. Banyak yang mengira aku pacaran dengan Jaehyong, padahal kami hanya sahabat dekat di rumah dan di sekolah karena itulah kami terlihat sangat akrab.

Tapi Jaehyong sedikit demi sedikit menjaga jarak dariku, dimulai dari tidak ikut dengan supirku saat berangkat sekolah dan tidak pulang sekolah bersama juga, tapi aku berpikir mungkin alasannya seperti itu karena ada anak perempuan yang ingin dia dekati, Lagipula kami masih berteman dengan baik."

..........

Bel sudah berbunyi tanda jam sekolah sudah berakhir.

"Minna aku duluan." Kata Gabin teman sekelas Minna.

"Ah iya Gabin hati-hati ya!" Jawab Minna.

"Minna, kau masih menunggu supir? Mau ku temani?" Tanya Jaehyong.

"Aku baik-baik saja Jaehyong, tidak apa-apa kau pulang saja duluan aku akan menelpon supirku lagi." Jawab Minna.

"Baiklah Minna, aku duluan ya." Pamit Jaehyong.

Minna masih menunggu, sekolah pun sudah benar-benar sepi. Minna mulai cemas dan merasa ada hal yang tidak beres.

Beberapa menit kemudian supir pun datang...

"Maaf nona Minna, tadi saya harus mengantar nyonya ke rumah sakit terlebih dahulu." Kata Pak Pilsu supir keluarga Minna.

"Apa? Kenapa ibu ke rumah sakit? Apa yang terjadi paman?" Tanya Minna dengan nada khawatir.

"Tuan Shim mengalami serangan jantung mendadak, beliau sudah di tangani di rumah sakit. Nyonya berpesan supaya saya mengantar nona dulu ke rumah untuk mengganti pakaian baru setelah itu saya antar ke rumah sakit." Pak Pilsu menjelaskan.

"Baiklah paman, ayo kita segera kerumah. Apakah Minno oppa di rumah sakit?" Tanya Minna.

"Tadi nyonya menghubunginya tetapi tidak ada jawaban, saya juga sudah mencoba tapi tuan muda tetap tidak menjawab." Jawab Pilsu.

"Ah si brengsek Minno ini benar-benar keterlaluan, bisa-bisanya dia menghilang di saat seperti ini!" Kata Minna geram pada Minno.

Minna pun mencoba menelepon Minno.

"Halo." Jawab Minno santai.

"Hei tuan muda Shim Minno di mana kau? Kenapa kau tidak mengangkat telepon ibu dan paman Pilsu?" Bentak Minna kepada Minno.

"Aku sedang di jalan tadi, aku membisukan teleponku jadi tidak mendengar ada telepon masuk. Ada apa sih marah-marah seperti kebakaran jenggot saja!" Jawab Minno.

"Ini tidak sesepele kebakaran jenggot tahu! ayah dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung di kantor. Kau ini anak laki-laki macam apa tidak tahu apa-apa tentang keluargamu sendiri!" Minna menjelaskan dengan kesal.

"Apa? Ayah di rumah sakit? Lalu kau dimana sekarang?" Tanya Minno dengan panik.

"Aku di jalan menuju ke rumah, aku akan mengganti baju lalu pergi ke rumah sakit. Kau dimana sekarang?" Minna menjawab lalu kembali bertanya pada Minno.

"Aku baru tiba di rumah, baiklah aku akan menunggumu. Kita ke rumah sakit bersama saja." Jawab Minno.

"Baiklah sampai bertemu di rumah." Minna pun menutup teleponnya.

Minna sangat khawatir dan benar-benar takut terjadi sesuatu yang buruk terhadap ayahnya.

....

Setibanya di rumah Minna langsung mencari Minno.

"Oppa... oppa..." Teriak Minna sedari pintu utama.

"Ya aku sedang di kamarku." jawab Minno dari kamarnya di lantai atas.

Minna pun bergegas ke lantai atas menuju kamarnya untuk mengganti baju, supaya bisa cepat-cepat menuju rumah sakit.

Beberapa saat kemudian.

"Minna apa kau sudah siap? Aku menunggumu di mobilku ya, kita pakai mobilku saja biar pak Pilsu siaga di rumah siapa tahu ayah dan ibu perlu apa-apa." Kata Minno pada Minna.

"Ya oppa." Jawab Minna.

"Paman Pilsu, aku dan Minna akan berangkat ke rumah sakit. Paman di rumah saja ya, supaya nanti jika ada yang di perlukan paman bisa mengantarkannya ke rumah sakit." kata Minno kepada pak Pilsu.

"Baik tuan muda, hati-hati di jalan. Telepon saja saya jika membutuhkan sesuatu." Jawab pak Pilsu.

"Baik paman, kami pergi dulu." Pamit Minna.

....

Dalam perjalanan...

"Oppa, apa oppa benar-benar tidak mau bekerja meneruskan perusahaan ayah? Kasihan ayah harus mengelolanya sendiri apa oppa tidak memperhatikan ayah sedikit saja?" Tanya Minna kepada Minno.

"Minna, kamu tidak mengerti bagaimana di posisiku. Aku tidak bisa bekerja di perusahaan ayah karena aku takut tidak bisa mengatur segala sesuatunya dengan baik. Kuliahnya saja membuatku setengah mati apalagi aku harus mempraktekannya." Jawab Minno

"Jika aku sudah besar aku mau membantu ayah, aku tidak tega melihat ayah mengelola bisnisnya sendiri. Walaupun aku sangat ingin menjadi dokter, tapi kalau ayah memintaku untuk meneruskan perusahaannya aku pasti akan menurutinya. Sarjanaku masih lama oppa!" kata Minna sambil menahan tangis.

"Minna, segala sesuatu ada waktunya. Kita pikirkan masalah ini nanti ya, sekarang kita fokus dulu saja pada kesehatan ayah. Kita doa kan supaya ayah baik-baik saja dan bisa segera pulang kerumah dengan sehat." Kata Minno menenangkan Minna.

"Iya oppa." Jawab Minna dengan wajah tertunduk.

....

Sesampainya di rumah sakit...

"Ibu..." Minna memeluk ibunya yang sedang menunggu di depan ruangan ayahnya.

"Ibu bagaimana keadaan ayah? Apa ayah baik-baik saja?" Tanya Minno dengan cemas kepada ibunya.

"Minno, Minna, Ayah kalian stroke dan masih harus di observasi lebih lanjut lagi." Kata ibu.

Minna menangis di pelukan ibu, Minno pun merangkul Minna dan ibunya.

...-----...

Ayah Minno dan Minna pun tidak bisa bekerja dan harus memulihkan dirinya. Perusahaan di lanjutkan oleh ayah Jaehyong, namun karena ayah Jaehyong masih belum siap sepenuhnya menjalankan perusahaan, akhirnya perusahaan ayah Minna diambang kebangkrutan dan para kolega menarik saham mereka dari perusahaan tersebut.

Sejak saat itulah, ibu dengan Minno membuka kedai untuk biaya pengobatan ayah.

Minna pun pindah ke Seoul, setelah kenaikan kelas kelas 3.

"Hari ini aku harus memulai semuanya, disini ditempat ini aku harus berjuang untuk masa depanku dan keluargaku. Aku tidak boleh mengecewakan ayah, ibu dan oppa aku tidak mau jadi beban untuk mereka." Ucap Minna dalam hati sambil mengepalkan tangannya.

...****************...

#3 Kisahku (2)

...#3...

...Kisahku (2)...

*Flashback*

[Seoul]

Alarm Minna berbunyi.

Minna dibangunkan oleh bunyi alarmnya seperti biasa, namun kini sudah tak seperti dulu dimana ada teriakan ibu yang meminta Minna bergegas mandi atau suara pertengkaran ayah dan Minno. Yang ada hanya sepi yang kadang diisi oleh tangisan bayi tetangga sebelah apartemen Minna.

"Hmmm sudah pagi..." Gumam Minna sambil bangkit dari tempat tidur lalu membuka gorden dan jendela.

"Sudah seminggu aku di Seoul. Hari ini weekend biasanya aku pergi jalan-jalan dengan Minno oppa atau Jaehyong atau berbelanja dengan ibu. Hari ini aku melakukan apa ya?" Minna kembali berbaring di kasurnya sambil berpikir.

"Oh astaga! uangku sudah menipis, aku harus mencari pekerjaan paruh waktu. Aku harus berjalan-jalan hari ini sambil mencari pekerjaan. Minggu depan tahun ajaran baru sudah di mulai, untung oppa membantuku mengurus pindah sekolah dengan cepat." Kata Minna sambil bangkit lagi dari kasurnya, lalu bersiap-siap.

Beberapa saat kemudian...

"Baiklah... Mari kita lihat dimana tempat yang menerima pekerja paruh waktu!" Ujar Minna dengan semangat.

Tidak lama kemudian Minna tiba di sebuah minimarket.

"Selamat pagi, nama saya Shim Minna. Apakah minimarket ini menerima pekerja paruh waktu?" Tanya Minna kepada seorang wanita paruh baya.

"Mohon maaf nak, kami sudah memiliki empat pekerja paruh waktu. Coba ke minimarket yang lebih besar di perempatan sana, mungkin masih membutuhkan pekerja." Jawab wanita itu dengan lembut dan ramah.

"Terimakasih bibi, mohon maaf mengganggu waktu bekerja bibi." Pamit Minna.

Minna pun berjalan menuju perempatan yang di tunjukkan oleh wanita paruh baya itu.

Minna tiba di minimarket yang diarahkan oleh ibu tadi.

"Selamat pagi paman, apakah minimarket ini membutuhkan pekerja paruh waktu?" Tanya Minna.

"Selamat pagi nak, oh kebetulan pekerja paruh waktu kami ada yang sudah berhenti karena pindah ke Gangnam. Di mana kamu tinggal nak?" Jawab pria tersebut.

"Saya tinggal tidak jauh dari sini paman, sekitar 10 menit untuk sampai di rumah saya. Oh iya nama saya Shim Minna." Kata Minna sambil membungkuk.

"Baiklah Minna, nama saya Pyo Man jun. Salam kenal. Kamu bisa mulai bekerja disini besok dari pukul 5 sore hingga hingga pukul 10 malam, tunggu sebentar." Pria itu membuka laci dan mengambil sesuatu.

"Ini seragammu Minna, besok datanglah lebih awal 1 jam kamu akan bertemu dengan laki-laki bernama Jung Dohwan, dia akan mengajarimu beberapa hal dan menemanimu bekerja besok jadi tolong jangan datang terlambat ya." Lanjut pria itu.

"Baik paman terimakasih atas kesempatannya, saya akan bekerja keras dan tidak mengecewakan paman!" Jawab Minna dengan wajah yang ceria.

"Sama-sama Minna, semoga kamu betah bekerja disini. Silahkan isi formulir ini terlebih dahulu dan jangan lupa tuliskan nomor teleponmu ya." Kata pak Man Jun..

"Baik paman." Jawab Minna.

Beberapa saat kemudian....

"Paman saya sudah selesai mengisi formulirnya, sekali lagi terimakasih sudah memberi saya kesempatan untuk bekerja disini." Kata Minna.

"Sama-sama Minna, senang dapat membantumu. Sekarang kamu pulanglah dahulu, beristirahat dan persiapkan dirimu ya." Jawab pria itu.

"Baik paman, kalau begitu saya pamit dulu. Sampai jumpa paman." Minna membungkuk dan berpamitan.

Minna pun pulang ke rumahnya dengan hati yang gembira bercampur tegang karena besok menjadi hari pertamanya untuk bekerja.

Beberapa menit kemudian Minna tiba di rumah.

"Syukurlah aku sudah dapat pekerjaan. Aku senang sekali, apalagi paman Man Jun kelihatannya sangat baik. Pokoknya aku harus bekerja keras. Semangat!" Minna menyemangati dirinya sendiri.

"Aku harus memberi kabar pada Minno oppa, semoga dia sedang tidak sibuk atau berada di luar."

Minna menelepon abangnya Minno.

"Halo oppa." sapa Minna kepada Minno.

"Halo Minna ku, bagaimana kabarmu disana?" Jawab Minno dengan lembut.

"Aku sangat baik oppa, kalian bagaimana disana? Apakah baik-baik saja?" Kata Minna.

"Tentu kami juga baik-baik saja. Apakah kamu makan dengan benar disana? Apakah uangmu masih tersisa?" Tanya Minno.

"Iya oppa aku makan dengan baik disini, uangku masih ada walaupun sudah menipis. Oppa aku akan memulai pekerjaan paruh waktuku besok, aku akan bekerja di sebuah minimarket." Jawab Minna dengan semangat.

"Kamu akan bekerja? Apa tidak apa-apa? Oppa bisa mengirimkanmu uang Minna, kau tidak perlu bekerja." Kata Minno dengan cemas kepada Minna.

"Oppa, simpan saja uang oppa untuk keperluan ayah dan ibu di sana. Aku baik-baik saja, aku akan tetap bekerja dan belajar dengan baik oppa tidak perlu khawatir ya." Minna meyakinkan Minno.

"Kurasa air mataku akan jatuh, astaga, ya ampun, Minna ku sudah dewasa!" Jawab Minno setengah mengejek.

"Kau ingin mati ya Shim Minno!" Jawab Minna dengan kesal.

"Hahaha baiklah, baiklah, aku percaya padamu Minna. Belajar dan bekerjalah disana dengan baik, jagalah kesehatanmu, mengerti?" Minno menasihati Minna.

"Baik oppa." Jawab Minna.

"Yasudah aku harus lanjut membantu ibu, kedai ibu sedang ramai kasian ibu mengerjakannya sendiri." Kata Minno.

"Baik oppa, sampaikan salamku pada ayah dan ibu ya. Katakan bahwa aku baik-baik saja." Pesan Minna kepada Minno.

"Baik, kututup teleponnya ya." Minno pun menutup teleponnya.

"Haaaah... syukurlah Minno oppa menjaga ibu dan ayah dengan baik. Aku harus mengumpulkan uang dan sesekali pulang ke Pohang untuk menengok mereka. Pokoknya aku harus bekerja keras!" Kata Minna meyakinkan dirinya sendiri.

"Baiklah, apa yang akan ku lakukan sekarang?" Minna melihat-lihat sekitar.

"Hmmm... siapkan buku untuk sekolah, menyetrika seragam, mencuci sepatu dan tas. Ayo kita kerjakan semuanya!" Kata Minna sambil mengikat rambutnya dan bergegas.

Minna mengerjakan semuanya dengan semangat.

Tidak terasa petang pun tiba.

"Haaah.... akhirnya semua selesai juga!" kata Minna sambil meregangkan badan.

"Mandi dulu ah lalu makan ramyeon."

Beberapa saat kemudian...

"Segar sekali, rumah bersih, pekerjaan beres, kerja bagus Minna!" Ucap Minna bangga dengan dirinya sendiri.

"Sekarang waktunya masak ramyeon"

Beberapa menit kemudian ramyeon sudah siap, Minna pun makan dengan lahap.

"Ramyeon dan soda memang paling top ketika lelah begini. Sambil menonton ahjussi Vincenzo yang tampan ah hehehe" Kata Minna sambil membuka laptopnya.

Waktu berlalu, Minna menikmati sorenya dengan makan ramyeon dan menonton drama favorit nya.

Malam pun tiba.

"Tidak terasa hari sudah malam, aku harus beristirahat. Aku agak gugup untuk memulai bekerja besok, tapi aku yakin aku pasti bisa. Semangat Minna! sekarang waktunya tidur." Minna pun menarik selimutnya lalu mematikan lampu mejanya.

....

(keesokan harinya)

[08.00]

"Aku akan lari pagi sebentar, cuacanya sangat bagus akhir-akhir ini." Kata Minna.

Minna pun memakai sepatu olahraganya dan membawa botol minum serta tas pinggangnya lalu keluar sambil berlari-lari kecil.

"Haaah... segar sekali, matahari juga belum terlalu terik. Kemarin sepertinya aku melihat ada taman di daerah sini, di mana ya?" Minna menengok kanan dan kiri sambil mengingat jalan.

Minna pun tiba di taman.

"Nahhh ini dia tamannya, duduk sebentar di bangku itu sambil berjemur sepertinya lumayan juga." Minna duduk di sebuah bangku taman, sambil mengeluarkan headsetnya lalu memutar musik.

[10.00]

"Hmmmm mataharinya sudah mulai panas." Minna melihat langit sambil mengerutkan dahinya.

"Baiklah saatnya kembali ke rumah." Minna pun bergegas membereskan barang-barangnya lalu pergi.

tiba-tiba...

"Hei... tunggu, tunggu sebentar hei!"

Suara lelaki memanggil Minna sambil berlari, tetapi Minna masih mendengarkan lagu jadi tidak mendengar terlalu jelas, Minna terus berlari dengan agak santai.

Lalu tiba-tiba ada yang menepuk pundak Minna.

"Astaga!" Minna menoleh dengan terkejut, lalu mematikan musik di ponselnya nya.

"Haaah... ha... hah... hah, maaf hah... saya mengejutkan anda, hah... hah..." Kata laki-laki itu dengan nafas terengah-engah.

"Ahh tidak-tidak, tidak apa-apa. Ada perlu apa memanggil saya?" Tanya Minna.

"Ini, tempat air minum anda tertinggal di bangku taman itu." Kata laki-laki itu sambil menyodorkan botol minum Minna.

"Ya ampun benar ini milik saya, ah mengapa saya ceroboh sekali. Terim...., ehh... ohhh dia sedang menelepon." Karena fokus memeriksa botol minumnya Minna tidak memperhatikan laki-laki itu. Tiba-tiba Minna melihat laki-laki itu agak menjauh dan berbalik badan sambil memegang ponsel di telinganya.

Minna menghampiri dan sedikit mencoleknya.

"Terimakasih ya, saya duluan." Dengan suara setengah berbisik.

Pria itu hanya membungkuk dan mengangguk, lalu mulai berlari ke arah yang berlainan dengan Minna.

"Dia terlalu sibuk di hari Minggu pagi seperti ini, padahal aku belum mengucapkan terimakasih dengan benar. Semoga bertemu dengannya lagi dan berterimakasih dengan sopan lain kali, aku harus mengingat wajahnya." Gumam Minna sambil mulai berlari lagi.

"Aku harus ke minimarket membeli beberapa makanan, persediaanku hampir habis."

Minna pun mampir ke minimarket dan membeli apa yang dia butuhkan.

....

Minna tiba di rumah...

[11.00]

"Akhirnya sampai. Aku berkeringat sekali." Kata Minna sambil meletakan barang bawaannya lalu membuka sepatunya.

"Masukan dulu bahan makanan ke kulkas lalu mandi."

Minna berjalan ke arah dapur lalu merapikan bahan makanan yang dibelinya ke dalam kulkas.

Setelah selesai Minna pun mandi.

Beberapa saat kemudian...

"Segar sekali rasanya, hmmm hari ini aku akan mulai bekerja paruh waktu. Aku harus tiba di minimarket itu pukul 4 sore. Sebaiknya aku istirahat dulu, pasang alarm pukul 3. Ayo kita tidur!" Minna pun membaringkan diri dan mulai tertidur.

....

Alarm Minna berbunyi pukul 3 sore.

"Hmmm sudah sore rupanya." Gumam Minna sambil bangun dari tempat tidur, lalu meregangkan badannya.

"Sebaiknya aku cuci muka dan bersiap-siap, ohhh iya seragamku belum aku angkat dari jemuran."

Setelah memeriksa semuanya, Minna bersiap-siap untuk bekerja di minimarket.

[15.45]

"Ayo kita berangkat!" Kata Minna seraya menyemangati dirinya.

Pukul 15.55 Minna tiba di minimarket.

"Selamat sore paman Man Jun, saya Minna yang datang menanyakan pekerjaan kemarin." Minna menyapa pak Pyo Man Jun.

"Selamat sore Minna, saya senang kamu tidak terlambat. tunggu sebentar ya orang yang akan mengajarkanmu mungkin agak terlambat. Karena jam segini belum terlalu ramai, mari kita berbincang sebentar di luar, taruh saja tas mu di laci meja kasir." Kata pak Man Jun.

"Baik paman." Jawab Minna.

Minna pun berbincang-bincang dengan pak Pyo Man Jun cukup lama.

Tiba-tiba ada seseorang yang datang....

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!