NovelToon NovelToon

Jodohku Seorang Cassanova

Pertemuan Pertama

"Han, titip absen yah." Kata Nayla saat membuka pintu kamar Hanna.

"Lah, kamu gak masuk?" Tanya Hanna.

"Iya nih aku haru pulang hari ini," kata Nayla. "Papa ku sakit," sambungnya.

"Oh ya sudah nanti ku absenin," kata Hanna.

Setelah pamit dengan Hanna, Nayla pun segera pergi untuk ke terminal Bus. Tujuannya saat ini adalah pulang, pulang dan pulang. Ia sangat khawatir dengan keadaan Papa nya. Sepanjang perjalanan hati dan pikiran Nayla terus bergumam merapalkan doa untuk kesembuhan sang Papa.

"Lah, papa sudah sembuh?" Tanya Nayla sedikit terkejut saat sudah sampai di rumah, melihat papanya tengah bersantai di teras rumah.

"Jadi kalau papa gak sakit kamu gak mau pulang begitu?" kata Zainal (papa Nayla) yang sedang menyeruput kopi sambil menopang sebelah kakinya di kaki satu lagi.

"Ya bukan begitu pa, tapi mama bilang papa sakit, makanya Nayla buru buru pulang karena khawatir sama papa." Ucap Nayla cemberut sambil mencium tangan Zainal.

"Sudah berapa bulan kamu gak pulang hem, emang gak kangen sama papa?" Tanya Zainal langsung menarik Nayla untuk duduk di pangkuannya. "Kangen tapi kesel juga," jawab Nayla masih cemberut.

"Putri papa sekarang sudah besar, sudah berat buat di pangku, sana duduk sendiri." kata Zainal, membuat Nayla terkekeh.

Nayla adalah anak tunggal, makanya Zainal sangat memanjakan Nayla sedari kecil. "Lagian papa yang mangku Nay kok," kata Nayla.

"Kamu istirahat gih, nanti malam papa akan mengajak kamu makan malam di luar, sudah lama kita gak keluar bertiga kan," kata Zainal lembut.

"Ya udah, Nay kedalam dulu ya pah," pamit Nayla lalu masuk kedalam rumah.

'Semoga ini pilihan yang tepat dan terbaik buat kamu nak,' gumam Zainal dalam hati.

...💔💔💔...

Sekitar jam 7 malam, Nayla beserta kedua orang tuanya pergi untuk acara makan malam di sebuah Hotel yang cukup mewah di kota B, sebenernya Nayla ada sedikit curiga kala sang mama menyuruhnya memakai gaun baru dan berdandan Serapi mungkin, namun kini Nayla mengerti mengapa sang mama meminta hak itu karena mereka akan makan malam di sebuah hotel bukan restauran langganan mereka.

"Mah, Nayla ke toilet dulu yah," ujar Nayla beranjak dari duduknya.

"Jangan lama lama ya, temen mama sebentar lagi datang," kata Ratna.

"Temen mama?" tanya Nayla sedikit bingung, namun Ratna hanya mengangguk saja, karena Nayla sudah kebelet akhirnya ia tidak memperdulikan ucapan Ratna.

Setelah selesai, Nayla pun segera kembali ke meja dimana orang tuanya berada, namun tiba tiba sepatu yang di kenakan Nayla oleng hingga membuatnya terjatuh dan tanpa sengaja ia menarik sebuah jas seseorang yang tengah melewatinya hingga membuat mereka terjatuh.

Brug! Nayla terjatuh dan tertindih oleh tubuh kekar seorang pria yang tanpa sengaja ia tarik jas nya.

"Auuwhh," keluh Nayla lalu ia membuka matanya.

Deg!

Mata Nayla bertemu dengan mata seorang pria yang sukses membuat jantungnya berdegup kencang.

"Cantik," ucap pria itu membuat Nayla langsung tersadar dan memalingkan wajahnya agar tak menatap mata sang pria itu.

"Emm maaf tuan, nona bisakah kalian melakukan itu di kamar?" Ucap seseorang yang melewati keduanya dan merasa kurang nyaman melihat pemandangan se intim itu.

Bagaimana tidak intim bila kini Nayla berada di bawah Kungkungan seorang pria di lantai.

"Dasar cowok mesuuummm!" Pekik Nayla kala tersadar bahwa posisinya sangat intim, lalu ia segera mendorong dada bidang pria itu dengan semua tenaga.

"Hey, kau yang menarik ku kenapa kau malah mengatai ku?" Tanya pria itu tak terima.

"Payah sekali kau itu sebagai laki laki," cibir Nayla sambil membersihkan pakaiannya. "Baru segitu aja sudah ikut ambruk," lanjutnya lagi membuat sang pria geram dan marah.

"Kau berani menantang ku nona." Ucap pria itu dan langsung mendorong tubuh Nayla ke tembok, hingga membuat Nayla terkejut dan gugup.

"Ma mau a apa kau hah." Ucap Nayla pura pura berani, padahal hatinya sudah dag dig dug karena takut.

"Mau apa?" Tanya pria itu menyeringai. "Kau mengatai ku payah dan mudah ambruk, itu suatu penghinaan besar bagiku." Imbuhnya.

Nayla langsung menelan saliva nya kala melihat pria di depannya ini menyeringai.

"Me--memang kenyataan nya begitu, kau menyalahkan ku karena aku menarik bajumu. Kalau kau laki laki kuat kau tidak akan mudah ambruk, dan itu menandakan bahwa kau memang payah." Ucap Nayla lagi lagi membuat pria itu semakin merasa terhina.

Dengan cepat pria itu langsung membungkam mulut Nayla dengan bibirnya. Nayla yang mendapatkan serangan mendadak seperti itu dari orang yang tidak di kenalnya pun langsung membulatkan matanya dengan sempurna.

Pria itu mencium bibir Nayla dengan sedikit kasar karena geram dengan ucapan Nayla yang mengatainya Payah dan mudah ambruk, lalu ia mulai menggigit bibir bawah Nayla agar Nayla membuka mulutnya, setelah nya pria itu mulai mengeksplor kedalam dan menjelajahi isi mulut Nayla tanpa memperdulikan Nayla yang terus memberontak serta memukul mukul dadanya.

Setelah merasa pasokan udaranya habis dan melihat Nayla meneteskan air matanya pria itu segera melepaskan pagutan nya lalu menjauhkan wajahnya dari Nayla.

"Jaga ucapan mulut manis mu itu, atau kau akan mendapatkan yang lebih dari ini." Ucap pria itu dingin lalu segera pergi. Sedangkan Nayla langsung terjatuh di lantai karena merasa bibirnya sedikit sakit akibat ciuman dari pria yang tidak di kenal nya.

"Dasar cowok sinting, cowok brengsek, psycho, mesuuumm!" Gerutu Nayla sambil mengusap ngusap bibirnya.

"Ciuman pertamaku kenapa harus sama cowok baji*ngan seperti dia hiks." Ucapnya lagi lalu segera menghapus air matanya dan kembali menuju meja orang tuanya.

"Maaf lama." Ucap Nayla langsung mendudukkan dirinya di kursi yang tadi ia duduki.

"ini anak kamu jeng?" Tanya Yeon istri dari teman Zainal.

"Iya jeng, ini Nayla yang sering ku ceritakan." jawab Ratna sambil tersenyum. "Sayang kenalin ini bibi Yeon, dan itu paman Adinata serta Chen putra mereka."

"Nayla paman, bibi." Ucap Nayla sopan, lalu matanya kembali membulat saat baru sadar bahwa di sampingnya adalah pria yang tadi telah mencuri ciuman pertamanya.

"Kau!" Ucap Nayla dan Chen bersamaan.

"Jadi kalian sudah saling kenal?" Tanya Ratna antusias, namun Nayla maupun Chen malah saling membuang muka.

"Jadi kami berencana untuk menjodohkan kalian berdua." Ucap Adinata santai.

"What!" Pekik Nayla dan Chen langsung berdiri bersamaan.

"GAK MAU."

"Tidak mau!" Ucap Nayla dan Chen bersamaan, lalu mereka saling menatap tajam satu sama lain.

Chen masih merasa terhina dengan penghinaan yang di ucapkan Nayla tadi, sedangkan Nayla masih sakit hati lantaran Chen mencuri ciuman pertamanya dengan kasar.

.

.

.

*Siapa yang udah nungguin kisah Chen dan Nayla?

Warning yah, di cerita ini mungkin akan lebih panas dari yang lain. Tapi mommy akan mencoba agar tidak vulgar kok.

Tolong ingatkan mommy kalau kalian nemu adegan atau kata2 yang terlalu vulgar kedepan yah, tapi jangan nge judge mommy dan bilang novel mommy tidak mendidik lagi Karena banyak adegan dewasa.

mommy buat novel hanya hiburan bukan buat mendidik kalian semua. Kalau mau yang mendidik silahkan baca buku sejarah dan buku sekolah itu dijamin sangat mendidik*.

Surat perjanjian

"Dad, kau yang benar saja menjodohkan ku dengan anak kemarin sore, astaga!" Ucap Chen sambil menyandarkan kepalanya pada sisi sofa dan memijit pelipisnya yang berdenyut akibat perjodohan.

"Keputusan Dad sudah bulat Chen. Mau sampai kapan kau terus bermain gila seperti itu. Mau sampai kapan kau akan terus hidup bebas seperti itu. Umur kamu bukan belasan lagi. Harusnya kau sudah cukup bermain nya." Ujar Adinata tegas.

"Mom, help me." Ucap Chen menatap Yeon yang sedang duduk di seberang sofa anak dan suami nya.

"Mom setuju dengan pilihan Dad kamu sayang. Lagi pula menurut Mom dia gadis yang baik dan cantik." Ucap Yeon sambil tersenyum membayangkan wajah Nayla dan sikap anggun nya.

"Tidak! Tidak bisa, Chen gak tidak bisa menikah dengan nya. Dia masih kecil Mom, Dad." Ucap Chen. "Dan juga, Chen---" imbuhnya namun segera di potong oleh Adinata.

"Dan juga apa? Dan juga kau masih mau bermain dengan para j@l@ng mu!" Seru Adinata marah.

"Dad selama ini diam bukan karena kami tidak tau kelakuan kamu bersama teman teman mu. Dad memberimu waktu agar kau bisa sadar dengan sendirinya. Tapi apa bukti nya semakin hari kau semakin menjadi." ucap Adinata geram dengan anak nya.

"Dad tidak menerima penolakan, kalian tidak akan pakai tunangan, kalian akan segera menikah 3 bulan lagi." Imbuh Adinata lalu segera pergi meninggalkan Chen yang masih melongo mencerna ucapannya.

"Mom, bagaimana bisa Chen menikah dengan gadis yang tidak Chen kenal." Protes Chen pada Yeon.

"Tapi nyatanya kamu bisa tidur dengan wanita yang baru kamu kenal juga kan." Cibir Yeon ikut kesal. "Dan juga itu gak cukup satu dua tiga kali." Ucapnya lagi lalu segera pergi menyusul suaminya.

"Mom!" seru Chen frustasi.

...🌹🌹🌹...

"Papa sama Mama gak bisa gini dong, kenapa main asal jodoh jodohin Nayla sama orang yang gak Nayla kenal." Protes Nayla.

"Papa sama Mama yakin dia jodoh terbaik buat kamu sayang." Ucap Zainal lembut.

"Darimana Papa tau kalau dia yang terbaik. Papa aja gak tau kan kehidupan dia." Sungut Nayla dengan kesal.

Nayla masih inget dengan jelas bagaimana cara Chen mencuri ciuman pertama nya. Dan itu sudah menjadi satu poin penting untuk menolak keras acara perjodohan ini.

"Papa sama Mama sudah berniat menjodohkan kamu dengan Chen sedari kamu belum ada nak." Ujar Ratna lembut.

"Dulu pernikahan Mama dan papa cukup lama sepi sampai kami mendapatkan mu. Kamu tau sebelum mama hamil, Mama dan papa sempat berucap bahwa jika nanti kami memiliki seorang putri maka akan kami jodohkan dengan Chen. Kamu tau nak, dulu Chen sangat menggemaskan, dia dulu sering mengusap perut Mama dari sebelum mama hamil sampai mama hamil besar, dia selalu nemenin mama." Ucap Ratna tersenyum membayangkan masa lampau nya.

"Nayla sayang, kamu dan dia sudah di takdir kan. Tolong menurut sayang, Papa dan Mama yakin kamu akan bahagia dengannya. Paman Adinata dan Bibi Yeon juga orang yang sangat baik." Imbuh Ratna sambil mengusap kepala Nayla dengan sayang.

"Paman dan Bibi meminta bantuan kamu untuk merubah Chen kembali ke jalan yang benar. Dan papa dan Mama yakin kamu bisa melakukan nya." Ucap Zainal.

"Emang nya dia buta sampai gak bisa balik ke jalan yang bener." gerutu Nayla cemberut.

"Nay ... " ucap Zainal menggelengkan kepalanya.

"Besok Nayla akan kembali ke Jakarta." Ucap Nayla pada akhirnya dan langsung pergi menuju kamar.

"Bagaimana ini pah?" Tanya Ratna pada Zainal.

"Bagaimana apanya? Setuju atau tidak setuju pernikahan akan tetap di adakan. Mama percayakan semuanya pada Papa oke." Ucap Zainal lembut pada Ratna.

...🌱🌱🌱...

Brakk.

Chen melemparkan sebuah map di meja tepat di depan Nayla.

Niat Nayla yang ingin cepat kembali ke jakarta nyatanya pupus kala orang tua nya menyita hape dan dompet nya. Mereka malah menyuruh Nayla untuk ikut dengan Chen yang siang itu sengaja datang ke rumah Nayla untuk mengajak nya makan siang.

"Apa itu?" Tanya Nayla ketus.

"Bacalah." Ujar Chen dingin.

"Lagi gak mood baca." Ucap Nayla sambil memainkan hape nya.

Chen pun segera merebut hape yang di pegang Nayla hingga membuat Nayla menggeram kesal.

"Balikin gak!" Seru Nayla menatap tajam ke arah Chen.

"Baca!" Titah Chen menatap Nayla tak kalah tajam.

**Surat Kontrak*

Pihak pertama* : Chen Jung

Pihak kedua : Nayla Zainal

Isi :

- *Pernikahan di lakukan selama satu tahun

- Di larang mencampuri urusan masing-masing

- Bebas berkencan dengan siapapun asal tidak sampai di ketahui keluarga.

- Bersikap mesra dan baik di depan keluarga.

- Pihak kedua WAJIB mengikuti kemana lun pihak pertama pergi dan tinggal.

- Pihak pertama tetap akan memberikan nafkah kepada pihak pertama.

- Di larang keras memasuki kamar pribadi masing masing*.

Deg!

Nayla langsung menatap bingung pada Chen yang masih terlihat santai sambil menikmati kopi nya.

"Apa apaan ini? Aku gak mau." Ucap Nayla ketus dan melemparkan map itu pada Chen.

"Hahaha kau pikir aku juga mau?" Tanya Chen sinis. "Itu hanya sementara, hanya satu tahun ku rasa itu bukan hak yang sulit." Ucap nya santai.

"Baiklah tapi kasih poin tambahan." Ucap Nayla pasrah.

"Apa? Katakan lah." Ucap Chen.

"Di larang keras menyentuh ku!" Ucap Nayla menatap tajam ke arah Chen.

"Menyentuh?" Tanya Chen bingung.

"Hem, i itu jatah maksud ku. Di kamu di larang meminta hak itu." Ucap Nayla.

"Hahaha kau pikir aku kan napsu dengan body rata seperti mu?" Ejek Chen tertawa terbahak bahak. "Sorry ya Type ku sangat jauh darimu."

"Yaaa!" Teriak Nayla geram. Untung saja kini mereka sedang berada di ruang VIP jadi tidak akan yang mendengar obrolan mereka.

"Kamu pikir juga aku mau dan sudi di sentuh oleh laki laki kampret bastard kaya kamu hah!" Teriaknya lagi. Kini emosi nya sudah sampai di ubun ubun.

"Hahaha yakin tidak sudi?" Tanya Chen dengan senyum sinis nya. "Bagaimana kalau kita coba."

"Coba saja sana sama para j@l@ng mu!" Seru Nayla semakin kesal. Yups Nayla sudah menyelidiki siapa Chen dan bagaimana kepribadiannya maka dari itu dia semakin membenci dan menolak perjodohan ini namun apa daya bila orang tua nya sudah berkata mutlak tidak bisa di ganggu gugat.

"Baiklah, kita coba pernikahan kita selama satu tahun, bila dalam satu tahun di antara kita tidak ada rasa sama sekali maka aku tidak akan menyentuh mu. Tapi bila dalam satu tahun kamu ternyata jatuh cinta dengan ku maka kau harus menyerahkan mahkota mu." Ucap Chen dengan seringai licik nya.

Brug.

"Nih makan tu mahkota!" Ucap Nayla sambil memukul kepala Chen dengan tas nya lalu segera beranjak pergi meninggalkan Chen yag sedang mengumpat marah akibat pukulan dari tas Nayla.

"Sial! Dasar gadis cilik sialan. Lihat saja nanti aku akan membuatmu menyerahkan mahkota mu sendiri padaku tanpa aku meminta nya." Gumam Chen dengan senyum licik nya.

Kencan Pertama

Hari ini adalah hari dimana Nayla kembali di paksa oleh orang tua nya agar menemani Chen untuk berkeliling kota. Awalnya Nayla menolak keras, ia sudah tidak betah berada di kota nya sendiri, ia sudah sangat ingin kembali ke jakarta dan kembali kuliah bertemu dengan para sahabatnya, bukan malah menemani kampret bastard seperti Chen. batin nya.

"Mau kemana kita?" Tanya Chen sambil mengendarai mobilnya.

"Terserah." Jawab Nayla dengan ketus.

"Hey nona, kau yang orang sini." ucap Chen begitu kesal.

"Ya terserah lah mau kemana. Asal jangan kamu bawa aku ke neraka." Ucap Nayla kesal tingkat dewa, sungguh di saat ia sedang mengalami menstruasi dan di saat itu pula ia harus menemani Chen berkeliling membuat mood nya semakin hancur.

"Baiklah, bagaimana kalau kita ke surga bersama." Ucap Chen dengan seringai licik nya.

"BODO AMAT!' seru Nayla lalu ia kembali menatap ke luar jendela.

Chen yang sebenernya juga sedang kesal, akhirnya ia memiliki sebuah ide cemerlang untuk mengerjai gadis di samping nya ini.

Chen akhirnya memberhentikan mobilnya di sebuah Hotel bintang lima yang berada tak jauh dari lokasinya tadi.

"Ayo sayang." Ucap Chen dengan seringai nya.

"Ke kenapa kamu berhenti disini." Ucap Nayla terkejut karena mobil nya berhenti di sebuah hotel.

"Seperti kataku tadi, kita akan ke surga bersama." Ucap Chen tersenyum menggoda.

"Inget ya jangan macem macem?" ucap Nayla pura pura galak walau sebenernya dalam hatinya tengah bergemuruh ketakutan.

"Hahaha, apanya yang macam macam? Bukankah kau sendiri yang memintanya." Ucap Chen tanpa dosa.

"Dasar kampret bastard otaknya gak jauh dari sana." Seru Nayla dengan memukul mukul bahu Chen dengan tas nya.

"Hey nona. Siapa yang kau sebut kampret!" seru Chen tak terima.

"Tentu saja laki laki yang berada di depan ku ini memang nya siapa lagi? Apakah ada lagi disini laki laki kampret bastard sepertimu disini?" tanya Nayla.

"Pokoknya pergi sekarang juga dari sini, aku gak mau kesini. Kalau kamu berani macem macem sama aku, aku tidak akan segan untuk menelfon Paman dan Bibi sekarang juga." ancam Nayla dengan tubuh bergetar membuat Chen semakin tergelak dalam hatinya.

"Apakah kau mengancam ku nona?" Tanya Chen yang kini mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah Nayla sehingga membuat Nayla semakin ketakutan dan memundurkan tubuhnya hingga mentok di pintu.

"A apa yang kau lakukan." Ucap Nayla terbata.

"Memberikan pelajaran pada kancil kecil yang selalu membuat darahku naik." ucap Chen pelan namun begitu mengerikan di telinga Nayla.

Glek.

Nayla menelan Saliva nya dengan susah saat kini wajahnya dan wajah Chen begitu dekat, jantung nya kian bergemuruh seperti akan loncat dari tempatnya.

Apakah Chen akan mencium nya lagi. Begitu piki Nayla.

Tak bisa di pungkiri memang Chen memiliki wajah yang rupawan dan tubuh yang bagus. Namun gelar kampret bastard dari dalam dirinya tak bisa hilang begitu saja. Kampret tetaplah kampret tidak bisa berubah.

"Apakah kau berharap aku kan mencium mu lagi?" Tanya Chen dengan mengulum senyumnya saat melihat Nayla memejamkan kedua matanya sambil tangannya mencengkram erat tas nya.

Mendengar ucapan Chen, membuat Nayla langsung membuka matanya lebar lebar dan saat itu pula matanya langsung bertemu dengan mata Chen.

Deg!

Jantung kedua nya berdetak begitu kencang saat mata mereka bertemu, entah mengapa Chen juga merasakan suatu getaran yang aneh dari dalam dirinya saat melihat mata Nayla dari dekat.

"Jangan menatapku seperti itu, atau kau akan jatuh cinta kepadaku." Ucap Nayla dengan senyum smirk nya membuat Chen tersadar dan langsung memundurkan tubuhnya menjauh dari Nayla.

'Duhh jantung jantung, untung dia cepet mundur kalau enggak, gak akan ngejamin jantung ku masih bertahan pada tempatnya.' Gumam Nayla bernapas lega dalam hati.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!