NovelToon NovelToon

Jodoh Pilihan Tuhan

Namaku Rani

Lembayung senja di ufuk barat.Ronanya membias dalam bingkai nyala oranye keemasan.Angin semilir berhembus,menggoyangkan dedaunan dan kuncup bunga.Harum semerbak aroma kembang melati,membius Indra penciumanku.

Mataku memandang angkasa,tafakur memuji hasil karya Illahi yang mempesona hati.Tampak dari kejauhan,burung-burung bergerombol dalam populasinya untuk kembali ke peraduan.

Aku tertegun menyaksikannya,khidmat dalam lamunan mengagungkan kebesaran Sang Pencipta.

Dari balik sudut jendela kamarku,aku duduk berdampingan dengan tumpukan pakaian yang sudah selesai kusetrika dengan rapi.

Udaranya sejuk dan dingin menggetarkan bulu romaku.Kerudung Coklat mudaku bergoyang pelan,sepertinya sang angin ingin bermain denganku.Lembut hembusannya membelai wajahku.Lekuk garis bibirku mengukir kerut senyum,dalam lisan aku memujiNya.

Alhamdulillahaahil-ladzii bini'matihi tatimmush-saalihaat.Artinya:Segala puji bagi Allah yang dengan nikmatNya bisa sempurna segala kebajikan.(HR.Ibnu Majah).

Do'a melihat keindahan yang ku kutip dari buku-buku kumpulan do'a yang kubaca.

Maa'syaAllah,aku bersyukur kepadamu Ya Rabb,atas nikmat Indra penglihatan,perasa,sentuhan dan penciuman serta akan segala kebesaran yang Engkau berikan padaku.Sebagai bagian dari caraMu menunjukkan Kuasamu yang begitu indah.

Nama lengkapku Nur'aini azzahra.Nama yang diberikan oleh almarhum ayahku saat aku masih berada di dalam rahim bunda.Bunda mengatakan jika almarhum ayahku memberikan nama itu karena beliau menginginkan aku tumbuh seperti cahaya yang sinarnya mempesona membawa keindahan dan kedamaian kepada semua orang.Namun orang-orang terbiasa memanggilku dengan nama Rani.Aku adalah seorang anak tunggal dan terlahir yatim sejak lahir.

Saat itu hujan deras pada malam hari. Bunda sudah merasakan sakitnya pembukaan jalan rahim.Yang artinya aku akan segera lahir ke dunia ini.Bunda dengan segera menghubungi ayah yang sedang bekerja lembur dipabrik.Tentu saja mendapat telepon dari bunda ayah segera bergegas untuk pulang.Namun,qodarullah ayahku mengalami kecelakaan di perjalanan menuju rumah,motor yang dikendarai ayah ditabrak lari oleh pengemudi mobil yang tidak bertanggung jawab.Begitulah bunda menceritakan nya padaku.Sejak itu bunda menjadi orang tua tunggal untukku.Dia berperan sebagai ayah dan sosok ibu yang tangguh untukku.Bahkan sampai sekarang bunda tidak mau menikah kembali.Karena bunda sangat mencintai ayah,baginya hanya ayah seoranglah cinta dan imam dalam kehidupannya.Itulah satu hal yang membuatku takjub kepada bunda.

Tetapi kehidupan tidak berjalan semudah itu.Bunda juga anak yatim piatu dan tidak memiliki saudara.Dengan sisa pesangon dari pabrik ayah bekerja bunda meneruskan kehidupannya dan membesarkanku seorang diri hingga kini.Sehingga sekarang bunda sering jatuh sakit,karena begitu kerasnya dia bekerja mencari nafkah.

Keterbatasan ekonomi membuatku harus terus berjuang membantu bundaku yang sakit-sakitan.Namun,keadaan tidak membuatku menyerah untuk berjuang menuju kehidupan indah seperti yang dimiliki orang lain.

Bundaku membuka warung makan kecil-kecilan untuk menopang kehidupan kami.Aku juga membantu bundaku di warung dari mengolah makanan hingga menjualnya di warung.

Selain itu aku juga membantu bunda mencuci dan menyetrika pakaian dari usaha laundry rumahan sebagai tambahan pemasukan keuangan kami.Yah,meskipun dikerjakan secara manual dan terasa melelahkan tetapi bunda selalu mengajarkanku untuk selalu bersyukur atas semua rezeki yang Allah berikan kepada kami.

Memang melelahkan aktivitas yang harus kulakukan di saat aku masih sekolah.Malu?tentu tidak karena ini juga wujud usahaku untuk terus dapat menuntut ilmu di bangku sekolah.

Bunda selalu memotivasiku untuk terus semangat menempuh pendidikan di tengah keterbatasan ekonomi keluarga kami.Bagiku bunda adalah segalanya bagiku.Kehadirannya membuatku hidup dan mampu bertahan mengarungi kerasnya kerikil-kerikil tajam kehidupan.

Seperti pada QS. Ali Imran ayat 139

yang berbunyi:"Wa la tahinu wa la tahzanu wa antumul a'launa ingin kuntum mu'min".Dan artinya:" Dan janganlah kamu (merasa) lemah,dan jangan (pula) bersedih hati,sebagai kamu paling tinggi (derajatnya),jika kamu orang beriman."

Penggalan ayat suci Al-Qur'an yang senantiasa bunda lantunkan padaku.Supaya aku tidak lemah dengan keadaan,dan tidak pula menjadi anak yang cengeng menghadapi kehidupan ini.

Adapun disela kegiatanku aku juga sangat senang sekali membaca buku.Beruntung tetangga rumah dekat kontrakan kami tinggal adalah pengepul barang bekas dari jenis apapun termasuk buku.Maka jika aktivitasku membantu bunda selesai aku bergegas menunaikan pekerjaan sampinganku yaitu menyortir barang bekas.Bukan seberapa banyak upah yang kudapatkan.Akan tetapi,ada berkah dari Tuhan yang aku dapatkan.

Bagaimana tidak berkah coba, tetanggaku yang baik hati itu selalu memberikan buku bekas yang kusuka tanpa harus membayarnya ataupun memotong upahku.Maa'syaAllah,rezeki yang luar biasa bagiku.Karena belum tentu aku dapat membelinya.

Dari buku-buku inilah aku banyak mendaptkan wawasan.Kotak imajinasi di otakku terbuka lebar menelaah setiap kata dan kalimat dari buku yang aku baca.Buku sastra dan novel adalah favoritku.Senang saja membacanya,membuat nalar pikiranku berfantasi dalam irama kalimat bahasa yang membuatku terpesona.Dari membaca juga kosa-kataku bertambah dalam menafsirkan setiap kiasan padu pandan bahasa.Kenyamanan yang kudapat dalam hikmah pelajaran kehidupan.Pada setiap novel yang kubaca.Maka,karena kecintaannya terhadap buku banyak orang yang memberikan label diriku sebagai si kutu buku.

Bukan predikat yang menganggu atau pun membuatku menjadi congkak karena merasa pintar.Tidak sama sekali,karena bagiku itu hanyalah label yang disematkan manusia padaku dengan apa yang mereka lihat,bukan apa yang nampak sebenarnya.

Banyak orang disekitar menganggapku sebagai anak yang kurang bergaul.Mungkin mereka tidak memahami dengan kegiatanku yang hampir seutuhnya harus berkutat dengan bekerja dan bekerja.Tapi mengapa harus kupikirkan perkataan orang lain.Biarkan saja semua tersembunyi dalam pandangan kekuasaan Illahi.Sebab hanya Dia zat yang mampu menyelami ke lembah paling terdalam hati seorang hamba."Subhaana robbiyal'adziimi wabihamdih".Yang artinya "Maha suci Tuhan yang maha Agung serta memujilah aku kepadanya."

Dengan mengingat Allah hatiku menjadi tenang.Beban dan permasalahan hidup yang membuatku terkadang merasa terpuruk.Biidznillah akan terkikis perlahan selama Allah selalu bersamaku dan bunda yang sangat aku cintai.

Sekarang aku sudah menginjak di penghujung akhir bangku SMP.Membuatku harus segera bersiap untuk menentukan kelanjutan sekolahku.Besar harapanku semoga Allah memberi limpahan rezeki untukku dan bunda agar mempermudahku meneruskan pendidikan ke jenjang berikutnya.Semoga do'aku dihijabah oleh Allah Subhana wa ta'ala.

Itulah sepenggal kisah diriku,fase awal kehidupanku mengalami jatuh bangunnya lika-liku alur skenario Sang Pencipta.Meskipun terasa lelah dan berat.Namun,aku berusaha memotivasi raga dan pikiranku untuk berkolaborasi menyinkronkan visi dan misinya.

Bundaku

Sang Bayu berhembus semilir,sepoi-sepoi merayu raga dalam hembusan dinginnya malam.Jam dinding sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB.Ughhh,ingin rasanya segera mungkin kupercepat menyelesaikan tumpukan pakaian yang masih mengantri untuk kusetrika.

"UAggghhh...astaghfirullahaladhzim...emhhh,"kututup mulutku yang menguap dengan tangan kananku dan menggeliatkan punggungku agar tidak terlalu pegal.

"Rani capek ya?"tanya bunda sambil meracik bumbu dan sayur untuk dimasak saat fajar esok hari

Aku tersenyum memandang bunda dan menggelengkan kepala.

"Nggak bun,cuma agak kram sedikit,"jawabku.

"Ya udah itu berarti Rani capek.Rani istirahat saja dulu,nanti bunda selesaikan setelah meracik bumbu,"memandangiku.

Ya Tuhan mana mungkin aku biarkan bunda seorang diri mengerjakan semua ini.Raut mukanya juga terlihat letih namun,dia tetap bekerja dalam kelelahannya.

Batinku dalam hati.

"Aduh,bundaku sayang Rani nggak apa-apa kok bun.Ini Rani masih kuat dan semangat kok bun," mengangkat lengan tanganku dan menunjukkan pada bunda.

Bunda tersenyum tipis,setidaknya tawanya menjadi alasan kekuatanku untuk menahan lelah yang menghujam di jasmaniku.

Bundaku,adalah segalanya untukku.Karena hanya dirinya yang kumiliki dalam hidup ini.Kesedihannya adalah laraku dan kebahagiaannya adalah daya juangku menjalani kehidupan.

Meskipun aku tumbuh tanpa cinta seorang ayah.Namun,bunda selalu melengkapi kasih sayang dan cinta sebagai single parents dalam membesarkanku.Setiap malam bunda selalu menceritakan tentang ayah.Hal yang ayah suka ataupun semua perjalanan hidup ayah.Meskipun aku tahu ada kerinduan dalam setiap katanya.Tetapi diriku memahami bunda berusaha untuk tegar dan kuat dihadapanku.

Aku dan ayah tidak pernah bertemu tetapi bunda mengajarkanku untuk selalu mencintainya.Dengan cara mengirimkan lafadz cintaku dalam untaian setiap do'a melalui pintaku kepada Allah ta'ala.

Bunda,selalu menjadi benteng pertahananku disaat aku jatuh dan terpuruk.Entah energi apa yang membuat bunda sekuat bongkahan karang,tetap bertahan walau dihempas kerasnya hentaman ombak dan badai.

Di keterbatasan ekonomi,bunda selalu mengajarkanku untuk selalu bersyukur atas karunia Allah dan tetap berjuang memperoleh rezeki dengan cara yang halal dan diridhoi Allah.

Alhamdulillah ala kulli hal,bunda selalu berucap demikian yang artinya "Segala puji bagi Allah atas segala keadaan."

Do'a yang selalu bunda ajarkan kepadaku agar aku selalu mengingat Allah Subhana wa ta'ala dalam segala kondisi baik senang atau susah.

Pernah suatu ketika saat aku masih SD.Teman-temanku mengejekku anak yatim.

"Hahahaha....Rani nggak punya bapak...Rani nggak punya bapak!!!"

"Haahaaahaa...anak yatim!".

Mereka menertawakanku dan terus menghinaku.

Saat itu aku pulang menangis tersedu-sedu memeluk bunda.Kudekap tubuhnya sekuat mungkin,kutumpahkan rasa sakit yang merobek hatiku.Dengan terisak aku ceritakan kepada bunda apa yang terjadi.

Sorot matanya berkaca-kaca,mengambang bayang air yang menutupi korneanya.

Bunda membalas pelukanku.Dikecup keningku dengan lembut olehnya.Disekanya air mataku dengan jemari tangannya.Matanya beradu dengan pandanganku.Linangan air mataku membasahi kerudungnya.

Diambilnya napas perlahan sejenak untuk merangkai kata,lalu dipandang diriku sambil mengelus wajahku.

"Bismillah,Rani sayangku.Cahaya hati bunda,dengarkan bunda ya nak,"ucapnya dengan lembut.

Sentuhannya menenangkanku.Jiwaku terasa tenang dalam dekapan hangat penuh cintanya.Suaranya yang lembut membuatku larut dalam ucapannya.Perlahan tangisku mulai mereda,lalu kuseka air mata yang masih mengalir di pipiku.

"Iy...iy..iya bun..da,"dengan terbata dalam tangisku.

"Alhamdulillah,Putri bunda pinter maa'syaAllah."

Didaratkanlah kecupan sayang bunda pada wajahku yang sembab.Bunda mulai menjelaskan kepadaku dengan penuh kehati-hatian dan keibuaannya.

"Rani putri bunda yang solihah,sebelumnya Rani ikhlaskan teman-teman yang mengejekmu dan maafkanlah mereka ya nak."

"Tapi bun,mereka jahat kan bun.Hati Rani sakit bun!"

"Iya sayang bunda ngerti tapi bunda selalu bilang bukan,bahwa Allah tidak menyukai orang yang mencela atau menghina orang lain.Allah menginginkan kita berakhlak yang baik.Teman-teman Rani bertindak demikian karena mereka belum mengerti dan memahami,InsyaAllah dengan seiringnya waktu saat mereka tumbuh dewasa.Kelak mereka akan menyadari jika perkataan mereka tidak baik."

"Kejahatan tidak boleh dibalas dengan apa nak?"

"Kejahatan bun."

"Nah,itu pinter anak bunda.Teruslah berbuat baik meskipun orang lain berbuat jahat terhadap diri kita."

"Tapi bun masak orang jahat di baikkin bun?mereka nggak akan sadar kan bun.Buktinya mereka jahat.Apa nggak boleh dijahatin balik bun ?"

Bunda tersenyum sambil mengelus lembut kepalaku.

"Tidak boleh sayang,jika kita membalas kejahatan dengan kejahatan, lalu apa bedanya kita dengan mereka.Jadi sama-sama berdosa dan sama jahatnya dong."

"Oh..iya...ya bun."

Kepalaku mengangguk pertanda mengerti.

"Lalu jika teman-teman Rani mengatakan Rani tidak mempunyai bapak itu tidak benar bukan.Rani punya ayah kok,tetapi Allah lebih sayang dengan ayah sehingga Allah memanggil ayah pulang ke surganya lebih dulu."

"Tapi kenapa bun,Allah cepat sekali mengambil ayah.Padahal Rani belum pernah bertemu ayah bunda."

"Apa Allah nggak sayang Rani bun?"

"Allah sayang Rani kok.Nih,buktinya ada bunda yang masih menemani Rani.Allah ingin Rani tumbuh menjadi anak yang kuat dan tangguh sayang.Setiap anak tidak bisa memilih dilahirkan dalam kondisi seperti apa nak.Tidak ada yang bisa meminta dilahirkan dalam kondisi orangtuanya lengkap atau justru tanpa orang tua.Semua sudah ditakdirkan oleh Allah,demikian juga halnya dengan Rani yang terlahir dengan status sebagai anak yatim atau tanpa ayah."

"Jadi Rani harus menerima ikhlas ketetapan Allah ya bun?"

"Benar sayang,Rani tahu tidak kalau dalam agama Islam anak yatim itu mempunyai keistimewaan!"

"Oh ya bun,apa bun?"

Mukaku sedikit sumringah dan tidak sabar menunggu jawaban dari bunda.

"Seperti dalam QS.Ad Dhuha ayat 9.Coba bunda mau denger bunyi ayat apa?"

"Oh..iya bun Rani tahu bun.Bunyi ayatnya seperti ini kan bun "Fa ammalyatiima fa laa taqhar".Benar nggak bun?"

"Maa'syaAllah benar nak.Rani tahu nggak artinya adalah " Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu bertindak sewenang-wenang."

"Maksud dari ayat tersebut adalah Allah melarang umat muslim untuk menyakiti anak yatim baik secara fisik atau non fisik.Dan yang melanggarnya maka jangan mengharapkan surgaNya Allah.Sebab anak yatim berada dalam naungan perlindunganNya."

"Wah,Berarti Allah selalu jagain Rani ya Bun."

Bunda mengangguk dan tersenyum sambil mengusap wajahku dengan lembut.Dan melanjutkan pembicaraannya.

"Ada lagi nak di Qs.Al Baqarah ayat 83 yang berbunyi: "Bismillahirrahmanirrahim, wa idz akhodznaa miitsaaqo banii isroo-iila laa ta'buduuna illalloha wabil waalidaini ihsaanaa wadzil qurbaa wal yataamaa wal masaakiini waquuluu linnaasi husnaa wa aqimush sholata wa atuz zakaata tsumma tawallaitum illaa qoliilam minkum wa antum mu'ridhun."

Hatiku tentram dan syahdu mendengar penggalan ayat suci Al-Qur'an yang bunda latunkan.Mataku terkesima memandang bunda.

Maa'syaAllah beruntungnya aku memiliki mu bunda.Batinku berucap.

"Artinya apa bun?"

"Artinya"Dan (ingatlah),ketika kami mengambil janji dari Bani Israil(yaitu):janganlah kamu menyembah selain Allah,dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak,kaum kerabat,anak-anak yatim,dan orang-orang miskin,serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu,kecuali sebagian kecil dari pada kamu,dan kamu saling berpaling."

"Panjang bener ya bun, maksudnya apa bun?"

"Maksudnya untuk memuliakan anak yatim nak.Yaitu dengan tidak boleh mengucapkan kata kasar,mencaci maki bahkan tidak peduli dengan kesusahan mereka.Karena Jika menelantarkan anak yatim sama saja dengan mendustakan agama."

"Alhamdulillah Rani paham bun.Mulai sekarang Rani akan menjadi anak yang kuat dan nggak mudah nangis lagi bun. Kan ada Allah ya bun, Allah sayang dan jagain Rani."

"Iya nak,bunda bangga punya anak seperti Rani."

Kami saling berpelukan.Lega hatiku saat itu mendengar perkataan bunda yang membesarkan hatiku.

Satu hal yang sangat aku syukuri.Karena Allah melahirkanku dari rahim wanita Sholihah dan tangguh seperti bunda.

Lamunanku tersadar,segera kulanjutkan menyetrika pakaian.

"Bun,Rani sayang bunda!"teriakku pada bunda yang sedang memotong sayuran.

Bunda tersenyum dan sedikit kaget dengan ucapanku.Matanya memandangku dalam rona bahagia.

"Bunda juga sayang Rani."

Kubalas ucapan bunda dengan tawa nakalku.Kami larut dalam aktivitas berbeda dalam nuansa hati saling menyayangi.

Kelulusan SMP

Sang Surya memancarkan kilaunya,terang nyalanya menerangi alam semesta.Tanpa malu dia menduduki peraduannya,memberi cahaya kehidupan penerus titah Sang Kuasa.

Burung-burung berkicau riang,nyanyiannya mempesona mahluk Tuhan.Bunga-bunga bermekaran dalam ragam warnanya.Teduh mata memandang keindahan pagi ini.

Bismillah,kusematkan do'a pada Sang Pencipta.Semoga ini awal pertanda yang baik dan bahagia akan dimulai.

Aku tersenyum,melangkah bersama bunda menuju sekolahku.Tidak lama kemudian,

aku dan Bunda sudah berada di aula sekolahku.Hatiku berdebar menanti pengumuman kelulusan sebentar lagi.Tanganku dingin,aku gelisah dan tidak tenang.Huff...kuhembuskan napas panjang untuk menghilangkan rasa nervous dalam hati.Bunda menggenggam tanganku dan tersenyum manis dalam balutan hijab merah mudanya yang mulai memudar warnanya.

Kulangkahkan kaki menuju kursi kosong.Mataku memandang sekitar.

Sudah banyak teman-temanku datang bersama orangtuanya masing-masing.Disaat aku hendak duduk tiba-tiba ada seseorang memanggilku.

"Ran...Raniiii!"

sambil melambaikan tangan ke arahku dan tersenyum mengembang.

Kemudian aku menoleh ke arah suara itu .

Oh Rere rupanya batinku dalam hati.Lalu kubalas lambaian tangannya dan tersenyum.

Rere berjalan mendekatiku.

"Ran,baru dateng ya?"

"Akh..iya Re,tadi macet dan oplet penuh."

"Iya Ran,ini bundamu ya Ran?"

sambil menoleh ke arah bunda.

"Iya Re,kenalin ini bundaku."

"Assalamu'alaikum bun, kenalin saya Rere temennya Rani."

"Wa'alaikumussalam nak Rere."

Bunda tersenyum kepada Rere.Lalu Rere berpamitan untuk kembali ke tempat duduknya bersama orangtuanya.

"Ya udah Ran,aku balik duduk di sana lagi ya."ucapnya sambil mencubit pipiku.

"Auwwww...iya Re,"jawabku sambil sedikit berteriak kecil karena cubitan dari Rere.

Selanjutnya aku dan bunda duduk menunggu pengumuman.Aku yakin dengan ikhtiarku dalam belajar tetapi sedikit kecemasan dalam hatiku.Rasa penasaran dan tidak sabar bercampur aduk menyelimuti gejolak hatiku.

Bunda sepertinya tahu jika aku sedang tidak tenang.Dengan lembut bunda menenangkan ku.

"Ran,kenapa deg-degan kah?"tanya bunda menatapku.

"Lumayan Bun."

"Yaudah Bismillah,berdzikir dalam hati supaya tenang ya nak."

Bunda mengengam tanganku dan menatapku dengan senyum tipisnya.Lalu kuanggukan kepala pertanda menyetujui saran dari bunda.

Setelah beberapa waktu berlalu,akhirnya yang kutunggu-kutunggu pengumuman kelulusan.

Ya Allah semoga aku lulus dengan nilai terbaik agar aku tidak mengecewakan bunda.Pintaku dalam hati.

Kepala sekolah sudah bersiap memberikan pengumuman.Hampir seluruh temanku merasakan ketegangan yang kurasakan.Bapak kepala sekolah mulai mengumumkan hasilnya.

Dan setelah kepala sekolah mengumumkan bahwa seluruh siswa-siswi yang mengikuti ujian nasional lulus 100%.Semua bertepuk tangan dan berteriak kegirangan.

Ughhh...Alhamdulillah ya Allah ucapku dalam hati.Setidaknya berkurang sedikit beban keteganganku saat ini.

Tidak lama kemudian kepala sekolah mengumumkan salah satu murid yang berprestasi dengan predikat lulusan terbaik dan juga mendapatkan nilai sempurna pada setiap mata pelajaran yang diujikan.

Hatiku berdetak makin kencang,kupejamkan mataku seraya berdo'a kepada Allah semoga aku yang mendapatkan lulusan terbaik.Besar pengharapanku agar dapat diterima di sekolah favorit dengan jalur siswa berprestasi.Setidaknya dapat mengurangi beban bunda dalam administrasi pembiayaan sekolah.

"Siswa berprestasi dengan predikat lulusan terbaik tahun ini dan memperoleh nilai sempurna pada setiap mata pelajaran di ujian nasional adalah......" kepala sekolah menghentikan kalimatnya.

DEG..DEG...DEG...jantungku makin berdetak kencang.

Ya Allah kumohon jangan biarkan ikhtiarku sia-sia.Batinku dalam hati.

Kepala sekolah melanjutkan kalimatnya yang terputus.

"Diraih oleh ananda Nur'aini Azzahra dari kelas 9A putri dari almarhumah Bapak Sugeng Widiyanto."

Aku terpaku,terdiam dalam kaku.

TESS..TESS air mataku mengalir tanpa kusadari.Ya Allah,Alhamdulillah karena engkau telah menjamah do'aku.Terima kasih ya Allah perjuanganku tidak sia-sia.

Bunda mengelus pundak ku,matanya berkaca-kaca dalam binar kebanggaan.Air mukanya haru dalam kebahagiaan.

Kuseka air mataku yang mengalir lalu kepeluk bunda dengan erat,lalu pecahlah tangisanku.

"Hikssss...hikssss bun,usaha Rani tidak sia-sia bun, hiks...hiks semua ini hadiah buat bunda,"

"Iya nak,bunda bangga memiliki putri seperti Rani."

Dikecuplah keningku oleh bunda dan diriku menikmati kasih sayangnya.Keharuanku dan bunda pecah saat kepala sekolah memanggilku ke atas panggung.

"Kepada ananda Nur'aini Azzahra mohon segera ke atas panggung untuk menerima piala dan sertifikat."

Kepala sekolah tersenyum kearahku seraya memberi isyarat agar aku lekas ke atas panggung.

Aku berjalan menuju ke atas panggung diiringi riuh rendah tepuk tangan dari semua teman-teman dan para undangan.

Di atas panggung kepala sekolah memberikan piala dan sertifikatnya kepadaku.

"Selamat ya Rani,bapak dan sekolah bangga padamu.Kamu sudah mengharumkan nama sekolah sebagai peraih nilai ujian nasional tertinggi peringkat pertama di Indonesia."

"Alhamdulillah,terima kasih banyak pak."

"Semoga kamu sukses ya Ran,serta tambah giat lagi belajarnya."

"Baik pak,InsyaAllah siap pak."

Rona wajahku bahagia,rasanya plong dan longgar beban di hatiku.Kutatap bunda yang memandangiku dengan tatapan penuh haru kebanggaan.

Terima kasih bunda,semua berkat do'a dan dukungannya yang tiada henti.Karenamu aku dapat terus maju dan tidak berputus asa dalam keterbatasan hidup.

Aku turun dari panggung,semua mata tertuju padaku.

"Rani...selamat ya.Memang juara yang tidak terkalahkan."

Rere memelukku sambil menggodaku.

"Terima kasih ya Re,"ucapku.

Kemudian aku berjalan mendekati bunda dan memeluknya lagi.

"Barokallah nak,semoga Allah selalu memudahkan semua perjuanganmu,"bisik bunda.

Tidak lama setelah itu wali kelasku Bu Evitayana mengajakku dan bunda ke ruang guru untuk menyampaikan info penting.

Kemudian aku dan bunda berjalan mengikuti wali kelasku.Di sepanjang perjalanan tidak hentinya ucapan selamat dan do'a kuterima dari teman-teman,guru dan orangtua murid.

Semoga semua ini tidak membuatku angkuh dan berbangga diri karena jalan yang kutapaki masih panjang.Pintaku dalam hati.

Sesampainya di ruang guru.Bu Evitayana menyuruhku dan bunda duduk.Beliau menjelaskan jika aku mendapatkan beasiswa murid berprestasi dari SMA favorit di kotaku dan free semua biaya spp,seragamdan uang gedung.

Ya Allah sungguh besar nikmat yang engkau berikan padaku,tuturku dalam hati.

Ekspresiku dan bunda berubah menjadi bertambah penuh rona kebahagiaan.Sorot mataku dan bunda beradu dalam rasa syukur yang menyelimuti ruang kolbu.

"Maa'syaAllah,Alhamdulillah ya Allah.Semua atas izin dan ridhomu,"ucap bunda sambil menengadahkan tangannya.

"Selamat ya Ran,Ibu bangga padamu.Kamu pantas meraih semua ini untuk kerja kerasmu yang luar biasa.Selamat juga ya bu,anda sudah sangat luar biasa mendidik Rani,"ucap Bu Evitayana.

Kupandangi wajah bunda,hatiku bahagia melihatnya dapat tersenyum bangga kepadaku.Selalu di sisiku bunda agar aku terus mampu berjuang meraih kesuksesan sehingga dapat memberi kebahagiaan dalam hidupmu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!