NovelToon NovelToon

Istri Cantik Tuan Muda Kejam 2

Fakta menyakitkan.

^^H A P P Y R E A D I N G^^

🌹🌹🌹🌹🌹

Siapa sih yang tidak bahagia saat di beri kejutan dengan sebuah fakta perjodohan?, jika orang lain akan menolak maka lain hal nya dengan aku, bisa di jodohkan dengan pria se tampan Albiansya mana ada di paksa-paksa nya.

Saat malam perayaan ulang tahun ku yang ke 23 tahun aku di jodohkan sekaligus tunangan dengan pria yang aku sukai, dan kedua keluarga sudah memutuskan akan menikah kan kami setelah aku lulus kuliah nanti, yaitu satu bulan lagi.

"Pagi, Mama..papa." sapa Lisa sambil tersenyum.

Mama papa tersenyum padaku, dan membalas sapaan ku, "Pagi juga sayang."Jawab mereka serempak.

"Kuliah jadwal pagi?." tanya Papa padaku.

"Hehe engak, jadwal nya siang sih." jawab Lisa sambil tersenyum kikuk.

Mama hanya tersenyum melihat ku yang nampak kikuk, Mama adalah ibu yang sangat mengerti kan ku, meski Mama dan papa bukan orang tua asliku tapi mereka sangat menyayangi ku seperti anak mereka sendiri.

"Aku mau ketemu kak Bian." tutur Lisa akhirnya memilih jujur.

"Semangat sayang, mama yakin nak Bian akan cepat membuka hati untuk kamu." ucap Mama Dini, mama tau segala hal tentangku, dan aku tak pernah menutupi sedikitpun masalah yang aku hadapi dari Mama.

"Tapi jangan sampai ganggu, kamu tau kan nak Bian itu bukan pria yang suka di ganggu, Papa ngak mau kamu membebani dia dengan kamu mengganggu nya." ucap papa Heri memperingati.

Lisa hanya tersenyum, dia tau Bian bukanlah pria yang suka di ganggu, tapi meski begitu Lisa tidak mau mengurungkan niat nya, sudah dua Minggu ini Lisa tidak bertemu dengan tunangan nya, dan dia merasakan rindu.

Setelah selesai sarapan Lisa bergegas pergi ke kampus nya, mengendarai mobil sport hadiah ulang tahun dari calon mertuanya, mobil sport itu melaju dengan cepat, Lisa akan ke kampus nya sebentar untuk mengumpulkan tugasnya pada dosen.

"Woy Lis.." teriak seorang gadis berambut sebahu.

Lisa menoleh ke sumber suara, "Apaan." jawab Lisa sambil berjalan mendekati teman nya.

"Ngak papa, nyapa aja." ucap Rika teman Lisa dari SMP.

"Dasar ngak jelas." sungut Lisa sebal, dia berjalan dengan cepat, dan hal itu di ikuti juga oleh Rika.

"Pak Rino hari ini ngak ke kampus ya." tanya Lisa heran saat melihat ruangan pak Reno dosen nya yang nampak kosong.

Rika mengangkat bahu nya ke atas. "Ngak tau, tapi kaya nya iya deh." kata Rika.

Lisa hanya diam dia menatap sekeliling nya, lalu melihat ke arah jam tangan nya, dan hal itu di lihat oleh Rika, "Wihh jam tangan baru, emang ya calon mantu sultan mau apa aja bebas." ucap Rika takjub melihat jam tangan limited edition yang menempel di lengan teman nya.

"Iya, di kasih sama Mama Alena." jawab Lisa sambil tersenyum, jam yang di pakai nya adalah jam pemberian dari calon mertua nya.

"Coba calon gue juga setajir si tuan muda, mungkin gue bisa jadi Cinderella jadi-jadian." ucap Rika dengan helaan nafas kasar, nasib nya tak seberuntung Lisa yang bisa di persunting oleh seorang pria dari kalangan atas.

Lisa terkekeh, dia sudah terbiasa mendengarkan keluhan sahabat nya, "Tenang aja, aku yakin bentar lagi kamu juga dapet pasangan yang jauh lebih kaya dari calon suami ku, semangat cari pacar nya." kata Lisa sambil tersenyum.

Rika hanya mengangguk kecil, berstatus jomlo di tambah usia yang semakin bertambah membuat jodoh susah mendekat padanya, apalagi jika mengingat segala kebobrokan nya saat di rumah yang bisa saja membuat pria yang ingin mendekatinya harus berpikir 100 kali.

Karna lama menunggu si dosen akhirnya Lisa pun pergi meninggalkan kampus, dan mengubah tujuan nya ke tempat yang biasa dia datangi.

Mobilnya menepi tepat di sebuah parkiran restoran bintang lima, Lisa keluar dengan cepat hendak memesan beberapa makanan yang akan ia bawa ke kantor sang kekasih hati nya.

Setelah memesan dan menunggu lama akhirnya pesanan Lisa datang, seolah tak ingin berlama-lama Lisa pun dengan cepat membayar tagihan nya lalu bergegas menancap gas pedal mobilnya lagi ke arah perusahaan tempat calon suami bekerja.

Butuh waktu 20 menit untuk Lisa sampai di perusahaan calon suami nya, dan saat keluar dari mobilnya Lisa di hadapkan dengan pandangan yang tidak mengenakan dimana dia melihat seorang wanita tua yang sedang di usir oleh satpam.

"Ada apa?." tanya Lisa sambil menatap si satpam dan wanita yang berpakaian kotor itu.

"Ini ada pengemis yang mau minta-minta nona." ucap Satpam.

Lisa menatap iba pada wanita itu, "Ibu mau apa? sudah makan?." tanya Lisa.

Wanita itu mengangguk cepat. "Saya lapar nona, sudah dua hari saya belum makan." ucap wanita itu.

Tanpa berpikir lama Lisa memberikan lima lembar uang seratus ribuan pada si wanita itu, dan si wanita itu menerimanya dengan wajah yang penuh dengan senyuman.

"Terimakasih nona, nona sangat baik.. beruntung nya pria yang mendapatkan nona, saya doakan nona selalu bahagia bersama pasangan nona." ucap wanita itu sambil tersenyum, dan Lisa hanya mengaminkan doa si wanita itu.

Setelah kepergian wanita pengemis itu Lisa menatap si satpam dengan wajah cantik nya. "Pak lain kali jangan menilai seseorang dari kasta nya, jika bapak tidak mau memberi setidaknya biarkan dia duduk meski hanya di emperan jalan, mereka juga manusia dan tidak sepantas nya bapak memperlakukan mereka layak nya binatang." ucap Lisa, tadi dia melihat si bapak satpam yang menyiram si wanita pengemis dengan air dalam botol.

"Tapi nona mereka penipu, mana ada orang yang tidak makan dua hari masih bisa berjalan dengan langkah semangat seperti itu." jawab si satpam merasa tidak salah.

"Saya tau, tapi mereka pasti memiliki alasan untuk berbohong, dan itu adalah prinsip mereka, toh kita ngak nangung dosa mereka, saya yakin ibu itu memiliki alasan untuk berbohong, bapak paham kan apa yang saya katakan?." ucap Lisa lagi.

"Maafkan saya nona, lain kali saya akan lebih menghargai mereka." ucap si satpam dengan wajah yang penuh dengan ketakutan.

Lisa mengangguk sambil tersenyum, "Tidak apa, kalo begitu saya masuk dulu, bapak semangat kerja nya saya tau bapak adalah pria baik." ucap Lisa sambil melangkah meninggalkan si satpam yang kini tengah mengelus dada nya.

Dengan senyuman kecil Lisa membawa beberapa kantung kresek yang berisikan makan yang di belinya tadi, saat di dalam lift Lisa terus mengatakan jika dia sudah merindukan calon suaminya.

Lisa mematung sesaat dia menimang apa perlu dia mengetuk pintu? tapi dia ingin membuat kejutan untuk calon suaminya.

cukup lama Lisa terdiam sampai akhirnya Lisa memilih membuka pintu nya langsung.

Ceklek...

"Kak...

Brukkkk....

Semua makanan yang di bawa Lisa jatuh bereserakan di lantai, Lisa menatap tak percaya dengan apa yang di lihat nya sekarang, apa ini sebuah mimpi? tapi kenapa hatinya terasa sakit.

"Lisa." ucap Bian dengan wajah terkejutnya.

"Siapa dia kak? dan kenapa kalian berdua___" ucap Lisa tak mampu melanjutkan ucapan nya, dadanya terasa nyeri saat melihat dua kancing wanita itu terbuka dan memperlihatkan bra nya, dan yang lebih sakit nya lagi Lisa masuk kedalam ruangan itu saat Bian dan wanita itu sedang saling bertautan bibir.

"Aku Rere, kekasih nya Bian."

____________

🌹🌹🌹🌹🌹

Jangan lupa tinggalkan jejak !!!

Tertabrak

^^H A P P Y R E A D I N G^^

🌹🌹🌹🌹🌹

Lisa masih mematung di tempatnya, dia masih menganalisir setiap rasa yang kini sedang di rasakan di hatinya, dadanya sesak saat wanita cantik di depan nya mengatakan jika dia adalah pacar calon suaminya.

Lalu siapa dirinya? bukan kah beberapa bulan lalu dia yang di lamar di depan semua orang?, lalu kenapa sekarang seolah-olah Lisa adalah orang ketiga dalam hubungan Bian dan Rere?.

"kak." ucap Lisa pelan.

"Dia kekasih ku Lisa." jawab Bian tanpa keraguan sedikitpun.

Deg..

"Apa maksudnya kak, aku tidak mengerti, hahah lelucon macam apa ini." Lisa tertawa getir, dia tau situasi apa yang ada di depan nya, tapi matanya menolak percaya dengan semua hal yang di lihatnya.

Bian tersenyum devil dengan gerakan tangan nya pria itu malah mendudukkan wanita bernama Rere itu di pangkuan nya, dan Lisa yang melihat itu lagi-lagi harus merasakan rasa pedih yang teamat dalam.

"Cium aku sayang." titah Bian pada wanita yang duduk di pangkuan nya.

Rere tersenyum sambil mencium pipi Bian, "Kamu milik ku sayang." ucap Rera sambil memeluk Bian.

"Kamu lihat ini Lisa? kita saling mencintai pergilah dasar pengganggu." usir Rere , dia menempelkan kepalanya di dada bidang Bian, satu hal yang belum pernah Lisa lakukan selama menjadi tunangan Bian bahkan untuk berpegangan tangan pun masih terhitung jari.

Tidak, ini tidak mungkin Lisa sangat yakin semua yang di lihatnya hanya lah mimpi, tapi kenapa rasanya sangat sakit?, dengan bodoh nya Lisa mencubit lengan nya dengan keras, dan ya.. yang dia rasakan hanyalah rasa sakit di bagian bekas cubitan nya.

"Pulanglah Lisa, dan bercerminlah kamu pikir aku bertunangan dengan mu karna aku mencintaimu?, bodoh jelas-jelas aku melakukan semua itu hanya demi keluargaku, dan kamu cucu dari keluarga Sanjaya tidak akan bisa sedikitpun masuk ke dalam hati ku, karna bagiku kamu dan keluarga Sanjaya hanyalah benalu untuk ku." tegas Bian sambil menatap tajam pada Lisa.

Jika orang lain yang mengatakan hal itu mungkin Lisa tidak akan merasakan sakit, tapi kenapa harus Bian yang mengatakan nya?, kenapa harus pria yang di cintai nya yang mengatakan kata-kata keji itu?.

Dengan membawa dan rasa sakit yang teramat dalam Lisa berlari keluar dari ruangan terkutuk itu, isak tangis nya mulai pecah saat Lisa berada di dalam toilet.

"Jahat." lirihnya pelan.

Setelah merasa terlalu lama di dalam toilet Lisa keluar dengan luka di hatinya, dia memutuskan pulang dengan mobil nya, dan saat di perjalanan Lisa tak sengaja melihat taman bunga yang menarik perhatian nya.

Lisa memarkir kan mobil nya di area parkir taman bunga, dia berjalan mendekati sebuah bangku kosong.

"Kamu jahat kak, aku kira aku adalah satu-satunya wanita yang kamu cintai tapi ternyata aku hanyalah orang ketiga di antara hubungan kalian." ucap Lisa dengan wajah yang sembab karna terlalu lama menangis.

"Hay, aku boleh duduk " ucap seorang pria yang berhasil membuat Lisa menoleh ke arah nya.

"Kamu." ucap Lisa sambil melotot.

"Kita ketemu lagi, sepertinya kamu habis menangis ya, matamu sembab." ucap pria itu sambil duduk di samping Lisa.

"Jangan ikut campur, dan aku tidak mengenalimu pria gila." kata Lisa sambil membuang muka nya.

Pria di samping Lisa hanya tersenyum,"Kamu memang tidak mengenaliku tapi aku jelas mengenalimu, Nona Alisya Aura Kharisma." kata pria itu sambil menekan nama Lisa.

Dari mana pria itu tau nama nya? Lisa tidak merasa terkenal bahkan dirinya hanya seorang pelajar di universitas dengan nilai yang rata-rata hanya cukup, dia bukan model apalagi artis tapi kenapa pria itu mengenali nama panjang nya.

"Kamu kaget bukan aku tau nama mu?." pria itu kembali berkata, dan hal itu tentu saja membuat Lisa takut, dia ingat akan ancaman yang selalu datang di kediaman nya, dimana sebuah kaleng yang selalu di lempar tepat di kaca kamar nya, dengan berisikan tulisan ancaman.

Tanpa menunggu lama Lisa langsung berlari dan masuk kedalam mobil nya, bahkan Lisa api menginjak gas pedal mobilnya dengan keras yang membuat mobilnya melaju dengan sangat kencang.

Saat Lisa memikirkan pria tadi, dari kejauhan nampak sebuah mobil yang melaju cepat, dan hal itu tentu saja membuat jantung Lisa berdegup dengan kencang karna ketakutan.

Dengan kemampuan nya dalam berkendara Lisa mengelak dari tabrakan itu, tapi saat Lisa kembali mengemudikan mobilnya lagi dia malah merasakan ada sesuatu yang janggal dengan rem yang ada di bawah kaki nya.

"Astaga rem nya blong." pekik Lisa takut.

"Lisa berusaha tenang dengan mengendarakan mobilnya, tapi saat di depan nya ada tukang sayur yang melintas Lisa langsung tidak bisa melakukan hal lain lagi, selain menabrakan mobilnya sendiri pada pohon yang ada di pinggir jalan, lebih baik dia menabrak pohon dari pada menabrak tukang sayur dan gerobak nya yang sama sekali tidak memiliki salah padanya.

Brukkk....

Mobil Lisa menabrak pohon sampai mengeluarkan asap tebal, pelan-pelan Lisa memegang kepalanya yang banyak darah, dia mencoba membuka pintu mobilnya namun Lisa lupa jika pintu mobilnya sudah dia kunci, n pandangan Lisa mulai rabun saat asap tebal itu menyelimuti seluruh juru mobilnya.

"Tuhan tolong aku!." ucap Lisa lirih, lalu menutup matanya.

____________

🌹🌹🌹🌹🌹

Jangan lupa like coment and vote !!!

Menolak sama dengan mati.

^^H A P P Y R E A D I N G^^

🌹🌹🌹🌹🌹

Satu minggu sudah setelah kecelakaan itu Lisa benar-benar merasa berada di titik terendah nya, dimana dia mendapatkan rasa sakit yang bertubi-tubi, tak hanya hati nya yang tersakiti karna di khianati, kaki nya pun kini harus lumpuh karna insiden kecelakaan yang menjepit satu kaki nya.

Nasib buruk memang tidak bisa di hindari tapi Lisa tidak tau kenapa Tuhan memberikan double kesedihan untuk nya.

Kini Lisa hanya bisa menangisi nasib nya yang menyedihkan, tapi beruntung nya dia memiliki sosok keluarga yang penyayang sehingga Lisa tidak merasa sendiri di saat hari-hari tersedih nya.

"Mama sudah meminta untuk menikah kan kalian secepatnya, ya kan pa." ucap Mama Dini.

Mendengar ucapan sang Mama sontak hal itu membuat Lisa terdiam untuk sesaat, masih ingat betul di kepala nya Bian pria yang di gadag-gadag akan menjadi mantu idaman sang Mama telah mengkhianati nya.

"Iya Lisa, papa sudah menyiapkan pernikahan yang megah untuk putri kesayangan papa." kata papa Heri, ini adalah sebagian cara kecil untuk bisa membuat Lisa bangkit dari keterpurukan nya, lagi pula dari pihak keluarga Rafasya pun sudah menyetujui nya, dan Papa Heri hanya mau yang terbaik untuk sang putri tersayang nya.

"Apa tidak terlalu cepat pa?." tanya Lisa, dia masih bimbang untuk meneruskan pernikahan nya mengingat Bian yang ternyata sudah memiliki kekasih selain dirinya.

"Tidak sayang, Mama dan Tante Alena sudah menyiapkan gaun terindah untuk kamu, dan satu Minggu setelah kepulangan kamu dari rumah sakit kamu akan menikah dengan Bian sayang." ucap Mama Dini lagi, dia sudah tidak sabar untuk berbesanan dengan keluarga Rafasya.

Lisa menghela nafasnya, bahkan selama satu Minggu di rumah sakit Bian sama sekali tidak mengunjungi nya sekalipun, terlalu malu untuknya bertanya pada orang tuanya kenapa Bian tidak menjenguk nya, karna Lisa yakin mama papa nya hanya akan menjawab kalau Bian sibuk.

Tok..tok..

Pintu terbuka menampakan sosok yang sedang di pikirkan oleh Lisa, dan hal itu tentu saja membuat Lisa tersentak kaget sekaligus bingung harus bersikap apa.

"Nak Bian akhirnya kamu datang, keadaan Lisa sudah membaik hanya butuh istirahat." ucap Mama Dini sambil tersenyum.

Bian mengangguk mendengar jika Lisa sudah membaik, melihat Bian yang datang di temani sekertaris Giz membuat Mama Dini dan papa Heri langsung keluar dari ruangan itu, mereka yakin ada sesuatu hal penting yang akan di bicarakan calon mantu nya.

"Mama sama papa keluar dulu ya Lisa, nak Bian titip Lisa ya." ucap Mama Dini, dan setelah itu mereka keluar dari ruangan VIP yang di tempati Lisa, meninggalkan Lisa berduaan dengan Bian.

Lisa menarik nafasnya mencoba untuk rileks, tapi helaan nafas Bian yang terdengar kasar lagi-lagi membuat Lisa hanya bisa menelan ludah nya kasar.

"Ceroboh." kata Bian sambil menyentil kening Lisa.

Aww..

"Sakit kak." ringis Lisa sambil memegangi kening nya.

"Kamu pikir gadis sepertimu masih pantas menjadi istriku? dengarkan aku nona Lisa Aura Kharisma, kamu hanya benalu untuk ku, dan sekarang lihat kondisi mu? kamu lumpuh dan apa kamu pikir gadis lumpuh sepertimu yang pantas bersanding dengan ku di pelaminan?." Bian mengatakan kata-kata itu dengan wajah yang dingin.

Deg...

Apalagi ini, kenapa Bian kembali mengatakan kata-kata keji itu?, Lisa mencoba untuk tetap diam meski yang di ucapkan Bian barusan sangat membuat hatinya sakit dan merasa terhina.

"Aku memang lumpuh, tapi ini adalah kecelakaan kak, ini semua bukan keinginan ku." kata Lisa sambil terisak.

Sungguh kejam, pria yang telah mencuri hatinya itu kembali membuat hatinya sakit, tapi kenapa sesakit-sakitnya hatinya Lisa tidak pernah bisa membenci Bian?.

Bian tersenyum meremehkan, dia benar-benar merasa sangat jijik pada Lisa, selain merepotkan Lisa juga adalah wanita yang terus menguntil di kehidupan nya, dan Bian tidak pernah menganggap Lisa sebagai gadis terhormat melainkan jala*ng yang selalu menghalalkan segala cara untuk mendekatinya.

Bahkan untuk ke rumah sakit pun kalau bukan karna Mama Alena yang menyuruh nya, Bian Sama sekali engan untuk menjenguk Lisa.

bahkan untuk melihat wajah Lisa pun Bian sekali kesal karna Lisa adalah gadis yang di pilih keluarga nya untuk menjadi pendamping nya.

Berbagai penolakan selalu Bian lakukan pada orang tuanya, tapi yang ada hanya tahta waris perusahaan dari sang Papa yang tidak akan di berikan padanya, bahkan tak hanya itu Papa Arka sampai mengancamnya dengan cara mengeluarkan nama Bian dari daftar warisan yang dimiliki Arkasya.

"Kita akan menikah, tapi dengan satu syarat." ucap Bian kembali memecahkan keheningan.

"Syarat? aku bahkan sudah memutuskan untuk tidak menerima perjodohan ini." tegas Lisa, sudah cukup dia di hina dengan kata-kata pedas yang keluar dari mulut Bian, Lisa sudah tidak mau lagi berurusan dengan cinta pertama nya itu, baginya lebih baik kehilangan cinta pertama di bandingkan harus terus mendapatkan hinaan.

Mendengar ucapan Lisa barusan membuat Bian naik pitam, wajahnya memperlihatkan kemarahan, "Jaga batasan mu nona Alisya, sudah ku katakan kita akan menikah, dan kamu harus mengikuti setiap syarat yang aku buat." tegas Bian tidak mau di tolak.

"Aku tidak mau." tolak Lisa.

"Menolak sama dengan mati, kamu mau melihat orang yang kamu sayangi mati di hadapan mu bukan?." ucap Bian sambil mencengkram dagu Lisa.

Lisa mencoba menggerakkan kaki nya, namun nihil satu kakinya sama sekali tidak berasa, sedangkan satu nya lagi memberikan reaksi yang nyeri di bagian lutut nya.

"Lepaskan Albiansya." teriak Lisa dengan menekan nama Bian.

Dan hal itu tentu saja membuat Bian semakin marah, selain mendapatkan penolakan Lisa juga ternyata berani memanggil nama nya.

"Giz." teriak Bian.

Ceklek..

Pintu terbuka memperlihatkan seorang pria berbadan tegap dengan tangan yang membawa map coklat.

"Bunuh orang tuanya, dan jangan lupa rekam semuanya." titah Bian dengan senyumn menyeramkan.

"Perintah akan di laksanakan tuan muda." ucap Giz sambil mengangguk.

Ini bukan gretakan, Lisa tau seperti apa Bian yang memang memiliki jiwa gila sikopet, bahkan saat kecil Lisa pernah melihat Bian yang biasa saja saat membunuh seekor burung dengan cara di cekik.

"Jangan, Kak jangan aku mohon jangan lakukan itu pada keluargaku." kata Lisa memegang lengan Bian.

"Giz bawa map coklat itu kemari dan berikan pada nona Lisa." perintah Bian tegas.

Lisa mendapatkan map itu, tangan nya pelan-pelan membuka map itu lalu membaca setiap isi poin yang tertulis di map yang di pegang nya.

"Syarat macam apa ini kak, aku tidak bisa menyetujui nya ini semua sangat lah berat untuk ku." tolak Lisa lagi.

Bian mendekatkan wajahnya pada telinga Lisa lalu membuang nafas kasar nya tepat di leher Lisa, "Menolak sama dengan mati." bisik nya.

Lisa tak mampu betkata-kata lagi, dia hanya bisa diam karna Bian kembali mengancam nya, dan tidak ada cara lain selain Lisa harus menerima syarat yang diajukan Bian, dan semua isi nya penuh dengan poin-poin yang menyakitkan untuk di bahas Lisa.

"Kucing pintar, kamu akan menjadi mainan ku yang menarik." ucap Bian sambil tersenyum menyeramkan ke arah Lisa, lalu pergi meninggalkan Lisa yang masih terisak dengan semua hal yang harus dia jalani.

"Aku mencintaimu kak, tapi apa ini balasan cintaku?." ucap Lisa lirih, rasa sakit itu kembali menerpa dada nya, sekarang rasa sakit itu jauh lebih menyakitkan dari sebelumnya.

Albiansya Ammar Raid

Bian lagi ngak pake baju hot banget ngak sih?

Ini Bian lagi pegang pistol🥰

Alisya Aura Kharisma.

Ini lagi imutnya.

Jarak dekat bikin meleh ngak sih?

__________

🌹🌹🌹🌹🌹

Jangan lupa jejak♥️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!