NovelToon NovelToon

Dr. Ani And Family

tin tiinnnn

Novel ini sudah tamat jadi kalian bisa membacanya sampai habis sambil rebahan, makan cemilan! Tapi jangan sampai lupa daratan...! 🤭🤭

Yang paling penting jangan sampai lupa menjalankan kewajiban! Sebagai hamba, sebagai istri, sebagai ibu, sebagai anak, sebagai tetangga...!

Masih banyak salah tulis di novel ini tolong tolong dimaafkan ya kawan-kawan. Kalau perlu kasih saran dan kritikan!!

Thx all

*****%%%%%%*********

wiuw wiuw wiuw wiuw wiuw wiuw wiuw....... bunyi ambulance dari kejauhan memecah keheningan pagi ini. Seseorang yang sedang berada didalam mobil itu menyipitkan pandangannya. Apa sepagi ini sudah terjadi kecelakaan, batinnya. Padahal kecelakaan memang tidak akan mengenal waktu. Mau siang, sore, malam atau pagi, itu bisa terjadi pada siapa saja. Apalagi ini adalah hari senin. Setelah weekend sebagian orang mungkin baru kembali dari bertamasya atau juga pulang kampung. Sehingga membuat lalu lintas hari Senin lebih padat dari hari biasanya. Karena orang-orang buru untuk kembali bekerja dan melakukan aktifitas lainnya.Tapi tidak ada orang yang keluar dari rumah dengan maksud agar bisa mengalami kecalakaan ketika di jalan. kecuali orang yang sudah putus asa dari rahmat Alloh dan berniat bunuh diri. Hii.... naudzu billahi mindzalik. ia bergumam sendiri.

posisi mobil zainal yang tepat berada di depan gerbang pintu rumah sakit langsung dihentikan oleh petugas polisi yang datang mendahului ambulance. Dengan pasrah diapun menghentikan mobilnya. Bersyukur bukan dia yang mengalami kecelakaan. Urusan telat sampai kantor akan dijelaskannya nanti. Semoga hari ini hari yang menyenangkan. Semoga atasannya dalam mood yang baik sehingga tidak akan marah-marah karena keterlambatannya.

Dari dalam mobil ia melihat kearah mobil ambulance yang tiba di pelataran parkir tepat didepan pintu rumah sakit. Bersamaan dengan pintu kaca rumah sakit yang terbuka seorang dokter wanita keluar. Cantik dengan rambut panjangnya yang tergerai dan terbang ditiup angin sepoi-sepoi. Seperti iklan shampo yang ada di tipi-tipi. Dibelakangnya beberapa perawat berjalan mengiringinya dengan membawa peralatan medis dan bed rumah sakit . Dokter itu berjalan dengan sangat mengesankan. pakaian kebesarannya yang berwarna putih berkibar ke samping kanan dan kiri. Ia kemudian mengancingkan jasnya, mengambil sesuatu dalam saku jasnya kemudian sambil terus berjalan menuju mobil ambulance, dia mengumpulkan rambut panjangnya yang berwarna coklat pirang menjadi satu kemudian menguncirnya. Mulut Zainal menganga tanpa sadar.

Dokter wanita itu menghampiri mobil ambulance yang pertama. pintu ambulance terbuka dan pasien langsung di pindahkan dengan cekatan ke ranjang rumah sakit. petugas ambulance seperti memberi keterangan apa yang sudah dialami pasien. Doker wanita itu kemudian memeriksa lengan pasien yang terlihat berdarah. Hiih....ngeri. Ia bergidik antara ngeri, jijik dan takut saat melihat keadaan semacam itu. Meskipun ia tidak dapat melihatnya dengan jelas.

tintin tin tiiin tiinnnntinnnn ......bunyi klakson yang bersahutan menyadarkanku untuk segera menjalankan mobilku. Aku baru menyadari kalau pak polisi memberi aba-aba untuk melanjutkan perjalanan karena mobil ambulance sudah masuk ke pelataran rumah sakit semua. Aku mengangguk sebagai bentuk permohonan maaf pada pak polisi karena menyebabkan lalu lintas pagi itu menjadi ramai dan segera melajukan mobilku.

Zainal menyempatkan melihat kearah rumah sakit tapi yang ingin dilihatnya sudah tidak tampak. Rumah sakit SEGER WARAS, ia bergumam pelan. Lalu melanjutkan perjalanannya.

 

Sementara di Rumah sakit SEGER WARAS terjadi sedikit keriuhan karena baru saja menerima 3 pasien korban kecelakaan.

Dokter Ani yang kebagian tugas malam seharusnya sudah pulang sejak tadi. tetapi teman operannya meminta tolong untuk menggantikannya karena masih dikampung halamannya dikarenakan ada sedikit keperluan yang harus diselesaikan dan baru bisa kembali ke Bandung siang nanti.

Sedangkan dokter jaga yang lainnya sedang menangani pasien di UGD yang baru datang pagi tadi sekitar jam 7.

ingat dia

Sedangkan dokter jaga yang lainnya sedang menangani pasien di UGD yang baru datang pagi tadi sekitar jam 7.

Ketiga korban kecelakaan adalah seorang ayah, ibu dan anaknya yang berusia sekitar 7 tahun. seorang anak laki-laki yang tampan sebenarnya. Tapi karena ia terus menerus menangis membuat seluruh staf agak geregetan dan bingung. Karena itu akan mengganggu pasien lain dan konsentrasi dokter pun pasti sedikit terganggu.

"Bagaiman tanda vitalnya?" Ani bertanya pada petugas ambulance sambil mendorong brankar pasien pria yang baru saja mengalami kecelakaan.

"Semua stabil dokter...." mereka mendorong nya ke ruang UGD. Yang paling parah dari korban kecelakaan itu adalah sang ayah yang mengalami cedera dilehernya dan dan ada beberapa kaca yang menancap dikakinya. Ia memerlukan pemeriksaan dan penanganan segera. Petugas ambulance sudah memakaikan alat penyangga dilehernya.

" Hubungi Dokter Baim ....." Ani mengatakan pada salah satu perawat yang membawa rekam medis pasien. Ia adalah dokter internship yang tidak punya kewenangan untuk mengoperasi pasien sehingga harus berkonsultasi dengan dokter ahli spesialis.

Ani memeriksa pasien menggunakan stetoskopnya. Ia memeriksa jantung dan yang lainnya karena pasien kecelakaan biasanya terbentur atau tertimpa benda tumpul yang harus diwaspadai karena darah akan menggumpal di bagian tertentu.

.

.

.

Pengendara truk yang menabrak mereka ada di ruang tunggu pasien dan bersedia menjadi wali dari ketiga korban kecelakaan yang disebabkan karena dirinya yang sedang mengantuk saat berkendara. Ia bersedia bertanggung jawab dan sedang di interogasi polisi saat Ani keluar dari UGD.

Biaya kecelakaan akan ditanggung oleh jasa raharja maksimal sekitar sepuluh juta dan biasanya keluarga pasien hanya akan mengeluarkan biaya yang tak seberapa.

Ani menuju ke arah istri dan sang anak korban kecelakaan yang sudah mereda tangisnya. Mencoba beramah tamah dengan anak kecil itu yang masih mengusap ingus dan air matanya ke segala arah. Jadi rata kan...

Bu dokter cantik mengeluarkan roti dari dalam sakunya dan memberikannya pada si anak. (Yah ketahuan deh kalau Bu dokter tukang ngemil. sampai roti aja dimasukkan dalam saku jas putihnya)

"Adek pinter, bu dokter boleh periksa ibunya kamu nggak? Biar cepet sembuh dan kalian bisa segera pulang!!"

"Tolongin bundaku ya bu dokter cantik," kata si anak yang sukses membuat dokter dan para perawat melongo.

ini anak, kecil-kecil genit ya.. terus kenapa tadi nangis gak berhenti-berhenti coba..

Tadi saat menolong suami si ibu ia melihat wanita itu menggigit bibirnya sambil memegang lengannya. Ani khawatir dan ingin melakukan pemeriksaan karena biasanya orang-orang dari kalangan biasa tidak mau melakukan pemeriksaan dengan alasan karena tidak ada uang. Daripada untuk periksa lebih baik untuk makan saja.

"Mari bu saya periksa di dalam...." Karina berdiri di belakang Ani dan siap mendapatkan perintah dari sang dokter.

"Saya baik-baik saja dokter ..." katanya sambil meringis kesakitan.

Anie megernyitkan keningnya melihat si ibu memegangi kepalanya sambil memejamkan matanya.

Dengan sigap Ani menahan kepala si ibu yang perlahan jatuh. Ia pingsan dan ruangan itu pun kembali riuh. Para perawat dengan sigap melakukan pekerjaannya sesuai arahan dokter.

.

.

.

Sesampainya di kantor Zainal masih belum bisa move on dari dokter cantik yang dilihatnya tadi. Untung dia tidak sampai terlambat saat tiba di kantor. Ia kemudian menuju dapur untuk membuat kopi agar pikirannya bisa fresh dan jernih.

Ia menaruh gelas yang sudah diisinya dengan kopi di dispenser yang panas. Menekannya agak lama. Mata dan fikirannya benar-benar tidak fokus.

"Zein....., airnya!!!"

Zainal kaget mendengar teriakan salah satu temannya

air

"zein..... airnya"

Zainal tersentak kaget melihat tangannya yang tersiram air panas sedangkan gelasnya hanya terisi air separuh saja. Buru-buru Zainal menaruh gelasnya kemudian mengibas-ngibaskan tangannya yang terasa panas sambil meniup-niupnya.

Dia bergegas lari ke wastafel kemudian mengalirkan air ke tangannya yang terkena air panas karena kecerobohannya sendiri.

Hal itu masih ada diingatannya bagaimana pertolongan pertama saat terkena luka bakar. segera lepas kontak dengan penyebab luka bakar. untuk mendinginkan suhu panas hendaknya mengalirinya dengan air keran selama 10-20 menit. keringkan dan beri salep antibiotok jika perlu.

seperti itulah yang tertulis di tembok kantornya dan juga yang pernah dijelaskan oleh dokter yang pernah diundang oleh kantornya untuk acara gathering akhir tahunan.

Otakku memang encer, batinnya sambil tersenyum. Kalau saja aku nggak pemalas pasti mama sama papa sudah..... hah ya sudahlah. Memang aku nggak bisa mau gimana lagi. Kalau aku sudah punya istri mungkin aku akan giat dan semangat bekerja. ciih.... Zainal bergumam sendiri. Istri....? calon saja belum punya.

"Ahha". Zainal menjentikkan jarinya sambil tersenyum. Terlintas pikiran nakal dibenaknya.

"Pak Zainal, bagaimana keadaan bapak? Apa bapak baik-baik saja? Apa perlu saya panggil dokter Dani? " Direktur supermarket TOP DW itu bergegas menuju ke tempat anak buahnya yang spesial, Zainal. Seseorang melaporkan padanya bahwa Zainal tersiram air panas.

Ehem... Zainal berdehem pada sang direktur.

"Uhuk uhuk.." Direktur yang bernama Pak Sudirman itu membenarkan dasinya yang semula lurus malah dimiringkan. "Kamu nggak papa kan zein. Apa perlu ke rumah sakit?" katanya dengan suara yang dibuat seberwibawa mungkin.

"Iya saya ijin ke rumah sakit ya pak kayaknya harus segera ditangani oleh dokter ini"

"Oh ya nggak pa-pa. apa perlu saya antar. ehm.... maksudnya apa perlu diantar supir?"

"Ya pak kalau tidak merepotkan. saya sedang tidak bisa menyetir sekarang."

" Ah ya.... kebetulan saya juga akan keluar menemui klien. Mari berangkat sama saya"

Perbincangan antara Zainal dan direktur itu sungguh ambigu. Bukan sekali dua kali ini direktur menganak emaskan Zainal. Jabatannya adalah sebagai manager marketing tapi direktur memperlakukannya seakan-akan dialah pemilik usaha supermarket itu.

Manager yang lain sebenarnya juga cemburu dan kesal pada Zainal dan pak Dirman. Tapi mau bagaimana lagi. mereka hanya bisa menggerutu di belakang sambil menunggu kesempatan agar Zainal melakukan kesalahan fatal. Dia yang bekerja semaunya saja dan tidak ada yang berani menegurnya. Karena Direktur sendiri selalu memakluminya dan fine-fine saja dengan sikapnya maka anak buahnya hanya diam dan menyimpan kedongkolan saja.

.

.

.

Di dalam mobil pak dirman terlihat canggung dan sedikit salah tingkah.

"apa saya perlu memberi tahu Tuan dan nyonya tentang ini pak?"

"nggak usah pak Dirman. Bapak nanti langsung balik ke kantor saja. Saya akan pulang naik crab saja"

"Baik pak"

"Bapak harus hati-hati kalau manggil saya. jangan sampai keceplosan lagi di depan mereka"

"iya pak maaf"

.

.

Setelah hampir satu jam menunggu antrian , akhirnya Zainal yang mendapat nomer antrian 21 dipanggil untuk masuk keruangan pemeriksaan.

Dokter cantik yang kulihat tadi pagi, dalam hati Zainal berteriak. Kalau tidak malu rasa-rasanya ia ingin berjingkrak-jingkrak. lebay lu nal.... nal...

"Silahkan duduk ! Dengan pak zainal ya?" tanya dokter cantik itu sambil memeriksa kertas yang diserahkan oleh asistennya. Dokter Ani memakai hand gloves kemudian langsung memeriksa tangan Zainal.

"Apa bapak punya riwayat penyakit diabetes pak?"

"tidak dok"

Mata zainal menatap dokter itu dan tangan yang lainnya memegangi dadanya yang berdegub kencang gak karuan kayak genderang mau perang.

MUNGKIN ADA KAMU DISINI AKU INGIN

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!