Halooo semua ... krn banyak yg protes, aku banyak pake istilah asing ...a
ku kasih terjemahan dibawah yaaa. Gak banyak kok hehe . Kebablasan maap soalnya umpatan pake bahasa aslinya itu kadang aku langsung tulis aja wkwk aku nulis sambil membayangkan scene nya jd aku hantam kromo wae pake istilah asing drpd aku kehilangan feel ceritanya hahaha
** Bagian yg ada bintangnya ada terjemahan bawahnya
BAGIAN PALING BAWAH YAh terjemahannya. Biar ga ganggu ceritanya
HAPPY READING ALL
😁🌸💜
Aku berlari ke arah Emergency Room Frimley Park Hospital, Surrey. Rumah sakit tentara dibawah Ministry of Defense - Hospital Unit tempat kerjaku selama beberapa tahun ini.
"Banyak pasien emergency datang. Perawat! Call up semua dokter bedah sekarang. Intern** time up senior kalian!" Padahal aku hampir menyelesaikan shiftku, ketika deringan telepon dan perawat memanggilku di emergency sistem. Tampaknya hari ini akan ada dua shift panjang. Ada kecelakaan dan kami rumah sakit utama terdekat dari lokasi kejadian.
**intern : dokter baru yang menjalani pelatihan.
"Mana Mr. Howard, Kent?!" Aku dokter bedah jantung sendirian disini, sementara yang lainnya bedah umum. Kecelakaan seperti ini pasti banyak korban trauma jantung.
----------------●●●● -------------
[ Catatan penulis : Tentang sebutan Mr/Ms/Mrs ke dokter surgeon di UK
** surgeon in UK called by Mr./Ms./Mrs. not doctor. Even in their education tittle still adressed by Medical Doctor (M.D). It's like an honour and respected for their specialization of surgery job and education. They must obtain physician education and obtain 5 year training and education before can called a surgeon. ]
----------------●●●● -------------
"Kami sudah menelepon Mr. Howard berkali-kali Miss Amanda. Bahkan kami sudah umumkan intercom. Tapi dia sama sekali tak mengangkatnya. Mr. Kent sedang ditengah operasi." seorang perawat yang sedang memegang telepon di ER. Sementara satu ambulance telah tiba dan menurunkan pasien.
"Cari dia secepatnya! Ruang istirahat, cari dia disana!" Sial! Shift panjang ini membuat darahku cepat naik, aku akan membunuh pasienku di meja operasi jika marah-marah seperti ini. Dan Howard sialan itu pasti sedang melakukan sesuatu berdua dengan perawat sexy yang memujanya itu. OMG, kenapa aku mengurusi urusan pribadinya.
Kenapa aku harus marah? Simple, karena Howard sialan itu adalah bekas pacarku selama dua tahun, sebelum aku memergokinya berselingkuh dengan beberapa perawat sekaligus.
Move on with my life! Of course I will, sudah setahun dari kejadian itu. Tapi jika dia adalah teman satu kantormu. Terkadang rasanya ingin membunuhnya saja setiap kali melihatnya. It sucks! And I'm stuck right here.
"Unconscious! Chest Trauma, feeble pulse 130, pressure 65, respirations quick and short!" satu orang emergency officer dengan cepat membacakan status pasiennya.
"Emergency operation room 1. David! Check shock score and ultrasound!" Dokter David bergegas dengan beberapa perawat.
"Unconscious! Chest trauma, broken leg, pulse 125 fable, pressure 60, respirations quick and short!" laporan yang sama buruknya diteriakkan oleh emergency officer yang baru masuk kemudian.
"Emergency operation room 2! Edward!" Dokter Edward, dokter bedah umum junior bergegas mengambil alih bed pasien.
"Officer, berapa banyak!?"
"Ini dua yang paling parah dokter! Yang lain masih dibelakang, dan rata-rata masih sadar." Baiklah dua ini yang harus ditangani lebih dahulu. Aku harus segera masuk operation room!
"Perawat, dimana Howard sialan itu!" aku tidak sadar mengeluarkan kata-kata itu, but in fact I don't fucking care. Otakku terbagi harus memilih dua pasien kritis.
"Masih tidak ada kabar dokter Amanda!" perawat itu panik. Sementara satu lagi sudah berlari mencari Howard dari tadi.
"Aku disini ... aku disini ... sorry." seorang laki-laki berlari masuk ke ER. Bisa kulihat bajunya tidak rapi. Jerk! He is in the middle of that shit!
"Shit Howard! Kami mencarimu sejak 10 menit yang lalu!" aku setengah berteriak kepada bangsat ini.
"Calm down Amanda. OK. Status!" dia menyuruhku tenang! Aku ingin menendangnya sampai keluar ER sekarang.
"OR 1, Chest Trauma! Unconscious, go now!"** Howard berlari ke operation room. Baguslah, sebelum aku benar-benar menendangnya.
"John, aku ke OR 2, kau handle assessment yang berikutnya!" aku memberitahu dokter senior yang akan mengantikanku.
Shiftku benar-benar panjang hari ini. Aku sudah lima belas jam disini. Perawat bilang bibi meneleponku ke rumah sakit, walaupun mereka sudah memberitahu ada kondisi darurat. Sekarang jam dua pagi. Aku harus menjalani team up 5 jam operasi darurat di dua ruang operasi. Shit! I'm exhausted! Aku membiarkan diriku duduk dengan kaki lurus. Kakiku pegal setelah sekian lama berdiri.
Aku masih harus menghadapi dua keluarga korban. Walaupun operasinya berhasil, mereka masih harus melewati masa kritis.
Howard masuk ke ruangan. Aku melihatnya dengan ekor mataku. Dia melihatku. Hanya kami berdua disini.
"Baru selesai?" tampaknya dia juga baru selesai dengan operasinya.
"Ya," aku tidak berniat terlibat pembicaraan panjang disini. I'm at my limit and need space to recharge. This man is drained me.**
"Mau kuambilkan sesuatu di vending machine," aku sekarang menatapnya yang berdiri tidak jauh dariku. Kemudian membuang tatapanku dengan tidak perduli.
"No."
"Need I drive you home*?" Wow benarkah?!
"Howard, kau tidak usah melakukan semua itu. I'm just fine!" aku berbicara ketus. Dia diam. Selama ini jika tak perlu aku menghindari pembicaraan dengannya. Bahkan aku akan sukarela menghindari satu meja dengannya, satu RS sudah tahu bahwa aku menghindarinya. Jika bisa aku akan pindah RS, tapi aku sangat suka disini, except for this jerk.
"Kau masih sangat membenciku rupanya. Tak bisakah kita berteman saja." Laki-laki ini pikir perasaan dikhianati itu akan hilang dengan cepat. Dia tidak tahu betapa hancur perasaanku karena penghianatannya. Tapi tentu saja dia tidak tahu, dia pihak yang menerima keuntungan, that sexy chick was praise him. But me, I'm loss, left defeated, crushing and feel hopeless.*
"Howard, aku tak punya waktu memulai pembicaraan tak berguna ini. Aku harus menemui keluarga korban." Dan dengan cepat aku mengangkat tubuhku dari sofa.
"Amanda ... " dia memegang tanganku.
"Don't touch me Howard! Ever!" Aku menyentakkan tanganku dengan ketus. Mataku memanas. Dengan cepat aku berlalu dari ruangan itu, sebelum aku membiarkan diriku terlihat bodoh. Aku mengakui aku masih terluka, entah kapan aku bisa memaafkan, rasanya sangat sulit, bahkan aku berpikir tak ada gunanya mencoba memulai lagi.
🌸
Terjemahan Bahasa :
》》Unconscious! Chest Trauma, feeble pulse 130, pressure 65, respirations quick and short
"Tidak sadar! Trauma dada, denyut nadi lemah 130, tekanan 65, pernapasan cepat dan pendek"
》》 surgeon in UK called by Mr./Ms./Mrs. not doctor. Even in their education tittle still adressed by Medical Doctor (M.D). It's like an honour and respected for their specialization of surgery job and education. They must obtain physician education and obtain 5 year training and education before can called a surgeon.
Dokter bedah di UK dipanggil Mr/Miss atau Ny bukan dokter. Walaupun gelar mereka tetap Dokter ( M.D) Itu semacam penghormatan atas specialisasi mereka di befah karena mereka harus menempuh pemdidikan kedokteran panjang ditambah minimal 5 tahun pelatihan/pendidikan di bedah.
》》 Calm Down = Tenanglah
》》 I'm at my limit and need space to recharge. This man is drained me. Aku dalam batasku(kesabaran) dan butuh waktu untuk isi batere(istirahat). Pria ini membuatku kering( mental dan fisik)
》》 Need I drive you home = Perlu kusopiri ke rumah /perlu kuantar
》》 OR ( Operasi Room )
》》 Jerk! He is in the middle of that shit! = Bangsat, dia di tengah hal sial itu ...maksudnya dia lg ena ena hahhaa
》》 that sexy chick was praise him. But me, I'm loss, left defeated, crushing and feel hopeless.
Betina Sexy memujanya ( chick =ayam,bahasa kasar nya kalo di indokan betina lahh yaa ) . Tapi aku, rugi(waktu), dikalahkan, dihancurkan dan merasa tidak punya harapan.
"Great!" aku akhirnya menemukan spot tersembunyi disini. Aku menghempaskan tubuhku ke sebuah kursi di patio tersembunyi di ujung taman. Ini tempat yang sempurna bagiku. Suara musik terdengar di rumah utama yang cukup jauh di depan sana. Di rumah utama, sebuah Mansion besar di pinggiran kota London, Surrey. Dan rumah ini mengagumkan, punya taman besar yang mengagumkan. Bukan taman gaya England yang membosankan tapi lebih seperti sebuah taman Mediterania yang mempunyai banyak rimbunan tanaman perdu dan patio kecil tersembunyi yang indah. Dan wangi bunga mawar yang berada entah dimana mengisi udara ditaman ini.
Aku mengendap pergi dari sebuah pesta Hallowen yang membosankan di depan sana. Isinya membuatku muak, segerombolan wanita yang berlomba pamer kostum sexy, mereka berlomba memamerkan size dada mereka dan betapa langsing tubuh mereka. Dan tandingannya tentu saja serombongan pria yang mencari blind date malam itu.
Aku?! Aku memilih pakaian penyihir jelek yang tertutup sampai keleher berwarna hitam dengan topi lancipnya. Aku lebih suka membuat diriku tidak terlihat di pesta seperti ini. Aku tidak menganggap diriku buruk rupa, hanya saja pameran asset seperti itu bukan gayaku. Aku lebih memilih menjadi bebek jelek hitam diantara kawanan angsa putih dengan tiara dikepala mereka di acara seperti ini.
Untungnya makanannya kelihatan enak. Setidaknya aku bisa makan dengan baik. Bibi memaksaku menghadiri pesta bodoh ini, dia begitu khawatir dengan kehidupan sosialku sejak aku dan Howard berpisah setahun yang lalu, karena aku tidak berniat terlibat hubungan apapun sampai sekarang.
Pesta Hallowen yang diselenggarakan seorang teman bisnis paman, seorang yang bernama Adrian Hudson, Bibi memastikan aku pergi kalau tidak aku akan berhadapan dengannya dirumah, dan disinilah aku terpaksa menyeret diri pergi bersama sepupuku Herbert yang sudah terbang entah kemana mencari mangsa. Dan pastinya aku akan berakhir dengan pulang sendiri, untungnya aku memang menyetir sendiri datang kesini karena rumah sakitku tempatku bekerja juga didaerah ini.
Cast Adrian ( Antonio Navas! HOT )
Aku sudah mengantongi banyak makanan untuk membuatku kenyang di tas penyihirku. Kostum penyihir yang kusewa murah yang dilengkapi tas penyihir, ini sangat berguna. Dan aku menatanya di meja kecil yang berada disampingku. Kita berpesta sekarang. Ini adalah cara yang menyenangkan untuk menghadiri pesta. Aku akan bersantai disini selama dua jam penuh dengan membaca dan makanan enak. Ini adalah pesta sebenarnya.
"Menemukan sebuah surga Nona." sebuah suara bariton mengagetkanku.
"Ehhh.... " aku melihat seorang pria tampan dengan kostume vampire hitam lengkap dengan jubahnya. Cahaya lampu taman tak begitu terang. Tapi jelas pria ini dalam katagori gagah. Dia tersenyum melihat makanan yang sudah kutata sedemikian rupa dan duduk di kursi yang lain, tangannya tanpa ragu mengambil salah satu pie buahku.
"Itu pieku! kenapa kau tak minta izin mengambil makananku!" Aku protes dengan suara tinggi. Gerakannya di suapan terakhir berhenti. Dia melihatku yang marah. Jelas aku terganggu! Aku sudah merencanakan pestaku sendiri dan pria ini mengambil pie buah kesukaanku.
"Ini enak, aku akan mengantinya nanti." Dan pieku lenyap tak berbekas ke dalam mulutnya.
Ughh! Lenyap sudah surga tenangku. Aku mendengus dan memutar kepalaku. Aku sama sekali tidak merencanakan sesi beramah-tamah malam ini. Kenapa ada manusia penggangu seperti ini.
Aku mengambil earphone ditasku dan memasangnya. Memutar musik kesukaanku dan mendapatkan e-book thriller pengarang favoritesku, aku seharusnya menamatkan ini di kamar nyamanku, saat aku mendapatkan liburanku dan sekarang terperangkap di pesta antah berantah dan patio ini, tapi ini tidak terlalu buruk, tapi aku tidak berniat memperdulikan pria disampingku.
"Maafkan aku Tuan, tapi aku tidak dalam mood pesta, aku mau membaca."
"Hmm oke, aku cuma duduk disini. Nikmati waktumu Nona." Pria gagah itu cuma tersenyum kecil menanggapi kata-kataku yang agak ketus. Dia akan pergi sendiri jika aku tak memperdulikannya. Lagipula seperti yang kubilang aku penyihir jelek didalam sana lebih banyak 'catlady sexy'.
Sementara aku tenggelam dalam bacaanku, sambil memakan sejumlah besar kue disampingku. Ini novel yang bagus, tapi tunggu dulu kenapa kue-kueku habis, aku meraba dan tak menemukan satupun ! Aku menoleh dan rupanya pria tak tahu diri ini menarik salah satu tissue alas makananku dan menaruh kue kue itu dipangkuannya, makan kue-kueku dengan tak berdosa sambil melihat handphone ditangannya. Kurang ajar. Kenapa dia tak pergi dari sini!
Aku mengebrak meja. Dia kaget.
"Kau tak pernah diajari manner? Mengambil milik orang lain tanpa izin Tuan?" Aku mencondongkan tubuhku ke arahnya dan merebut kue di pangkuannya.
"Maaf Nona, sebentar aku akan mengantinya." Dia hanya tersenyum kecil, melihat aku mendelik kearahnya. Kupasangkan lagi earphoneku. Melanjutkan bacaanku. Novel ini terlalu seru dan pria kurang ajar ini adalah penggangu menyebalkan yang tidak boleh menggangu acaraku.
Aku melanjutkan tenggelam dalam bacaanku dan tiba-tiba sadar. Ada seseorang yang berdiri di meja disampingku. Seorang pelayan yang sudah berumur membawa baki yang penuh dengan kue dan makanan kecil lain. Dia menatanya dengam baik di meja bersama minumannya.
"Terimakasih Robert." pria disampingku tersenyum kepada pelayan itu.
"Ada lagi yang Tuan perlukan."
"Tidak, kau boleh pergi Robert." Dan pelayan kemudian pergi. Aku melihat semua kue-kue itu. Ada beberapa kue yang aku belum ambil.
"Makanlah Nona. Maaf tadi aku tidak sopan mengambil makananmu." Dia tersenyum dan mengambil makanan baru itu. Tunggu dulu! Kenapa dia bisa memerintahkan pelayan membawa makanan ke sini. Siapa dia?
"Sebenarnya kau siapa?" suaraku agak tercekik membayangkan kemungkinan dengan siapa aku berhadapan.
Dia menoleh. Dan kemudian menyeringai lucu melihat ekspresi kakuku.
"Andrian Hudson, senang bertemu Anda miss...? " dan sekarang dia mengulurkan tangannya padaku. Tengkukku dingin, I'm so dead! Pria ini adalah Tuan rumah pesta. Aku marah-marah padanya tadi.
"Aku ... ehhh.... Amanda Neville." aku membuat jelek nama Neville. Orang ini mitra bisnis penting pamanku. Aku harus memperbaiki kekacauan ini secepatnya.
"Maaf tadi saya marah-marah kepada Anda Tuan Hudson ... saya tidak tahu siapa Anda." aku menyalaminya sambil duduk dengan tegak sekarang, tanganku berlipat di pahaku dan pastinya wajahku pucat pasi akan terlihat jelas jika lampu taman ini tidak menyembunyikannya.
Pria didepanku ini cuma tersenyum. Sial! aku sama sekali tak menduga Andrian Hudson ini masih muda, kupikir setidaknya dia sudah berusia diatas 40. Tapi mungkin pria ini masih berusia dipertengahan tiga puluh tahunan.
"Tidak apa-apa Miss Neville. Kita semua punya cara masing-masing menikmati pesta. Ini salah satu cara berpesta juga, me time. Find peace between crowds, right. Aku hanya berbagi tempat favoritku padamu sebagai tuan rumah dan kau berbagi makananmu. Kau kesini sendiri?" dia duduk bersender dikursi taman itu. Tampaknya benar dia tak terganggu dengan sikapku.
"Aku bersama Herbert. Aku tak yakin dimana dia berada saat ini," aku menyebutkan nama sepupuku.
"Kau putri Tuan Edinburgh. Aku tak pernah ingat dia menyebutkan putri?"
"Tidak, dia pamanku. Aku tinggal bersamanya sejak aku kecil. Setelah orang tuaku meninggal di kecelakaan pesawat."
"Ohh... aku minta maaf Nona Edinburgh."
"It's oke. Itu sudah lama terjadi." Aku tersenyum, saat itu aku masih berusia enam tahun saat itu terjadi. Sudah berlalu dua puluh lima tahun yang lalu. Umurku sudah 32 sekarang. Samar-samar memori dengan orang tuaku masih tertinggal. Walaupun paman dan bibi adalah penganti orang tua yang sangat baik untukku. Aku berhutang budi kepada mereka sampai sekarang.
"Kau ikut bekerja di salah satu perusahaan Tuan Edinburgh?"
"Ahh tidak, aku masuk kesatuan tentara. Aku dokter bedah di Army Hospital Surrey."
"Benarkah,... itu profesi yang mengagumkan, prajurit dan dokter bedah. Kau sering dikirim ke medan konflik?"
"Iya, aku baru kembali dari Afganistan beberapa bulan lalu. Kami mensuport misi Operation Herrick. Dan banyak misi perdamaian lainnya atau support medical di daerah bencana. Tugas dokter tentara kebanyakan berkisar seperti itu. Konflik, support, misi kemanusiaan UK."
"Dokter wanita di daerah konflik, sangat mengagumkan, kau tidak takut terkena serangan atau semacamnya. Bukankah daerah konflik sangat tinggi resikonya, Afganistan terdengar sangat mengerikan?" pria didepanku ini tampaknya sangat penasaran dengan pekerjaanku.
"Semua pekerjaan punya resiko Tuan. Bahkan berkendara di London punya resiko kecelakaan. Kami dilindungi oleh para prajurit, dan kami melakukan untuk kemanusiaan, dan menyelamatkan nyawa. Kau tidak punya penyesalan dalam pekerjaan semacam itu. Lagipula aku belum berkeluarga, atasanku selalu mengirimku untuk tugas diluar karena statusku. Dan tentu saja bayarannya lebih bagus." aku tertawa, tapi setelahnya aku menyesal kenapa berbicara terlalu jauh. Seharusnya aku tak perlu menyebutkan statusku. Itu kelihatan terlalu desperate.
"Terus terang, kau membuatku kagum. Aku belum pernah bertemu wanita yang berani bekerja di daerah konflik. Mereka bahkan tidak berani mengotori kuku mereka." Aku sekarang mengerti kenapa dia penasaran.
"Aku bisa membayangkan wanita yang kau maksud Tuan Hudson, mereka semua ada didalam sana. Bukankah wanita-wanita seperti itu adalah impian semua laki-laki. Maksudku wanita memang harusnya bersikap seperti itu. Dan kau disini terjebak bersama penyihir wanita hitam." Dia tertawa sekarang. Well, dia terlihat dandy saat dia tertawa. Aku harus menarik napas sekarang.
"Entahlah miss Neville, kurasa aku terlalu jenuh dengan mereka. Penyihir tidak begitu buruk, setidaknya mereka tidak pernah berniat mengintip isi dompetmu." itu mungkin sarkasme berlebihan yang menyindir gold digger. Aku tertawa, dan mungkin sedikit kasihan padanya. Mungkin disampingnya banyak wanita yang tidak tulus melihat apa yang dia punya. Mereka menjadikan pria seperti ini sebagai dompet mereka.
"Well, Tuan Hudson. Aku turut prihatin atas pengalamanmu. Semoga kau menemukan yang lebih baik." kami tertawa bersama sekarang. Entah kenapa pembicaraan ini terasa seperti pembicaraan antara sahabat.
"Nona Neville, aku harus meninggalkanmu. Aku sudah terlalu lama menghilang. Tamu-tamuku akan keheranan jika Tuan rumah mereka menghilang. Terimakasih sudah menemaniku disini. Nikmati waktumu disini, salam untuk pamanmu. Aku akan menitipkan sesuatu untuk diberikan pada Mrs. Neville. Robert pelayanku akan segera kembali kesini."
"Baiklah, terima kasih Tuan Hudson, senang bisa berbicara denganmu."
Pria itu berlalu dengan segera. Aku melihat punggungnya yang disinari lampu-lampu taman. Kasihan, mungkin dia sepertiku. Kami sama-sama tak percaya cinta. Dia melihat bahwa wanita hanya melihat uangnya, dan aku merasa pria hanya menjadikan wanita sebagai sebuah permainan. Untuk kisahku mungkin aku yang bernasib buruk bertemu banyak pria buruk yang menggangap cinta hanya sebuah permainan sesaat.
Dua bulan dari pesta Hallowen itu.
"Amanda, my dear you look awful, ... apakah kau baik baik saja?! " Bibi Mary menghampiriku sambil memijat pundakku di meja makan besar itu. Aku anak yang beruntung memiliki paman dan bibi uang begitu perhatian. Wajah bulatnya yang selalu tersenyum ramah benar-benar keibuan selalu membuatku merasa diperhatikan.
** you look awful = kau terlihat menyedihkan
"Aku baik-baik saja Bibi. Beberapa hari ini ada banyak jadwal operasi di rumah sakit. Ada shift panjang semalam di ruang operasi." aku baru bangun untuk makan siang. Sebentar lagi aku harus kembali ke RS yang tak jauh dari sini.
"Kau tak usah mamaksakan dirimu sayang. Istirahatlah dulu ...." Aku sudah dianggap putri mereka. Paman Roland kakak ayahku dan bibi Mary hanya mempunyai dua orang putra. Dan aku mereka anggap putri mereka sejak aku kehilangan orang tuaku.
Mereka memaksaku tinggal di Mansion mereka di Mayfair, London dan tidak membiarkanku memiliki Apartemenku sendiri. Well, aku menurutinya karena selama ini aku sering bertugas di luar London, saat aku dengan Howard kadang aku menginap di flatnya. Jika aku membeli apartment sendiri, hanya akan dibiarkan berdebu karena aku jarang disana.
"Tidak, aku harus kembali mengawasi perkembangan pasienku bibi." Bibi Mary duduk disampingku menemaniku makan.
"Amanda, kau masih bekerja bersama Howard?" suapanku terhenti. Aku melihat ke arah wanita cantik yang perhatian ini. Terkadang aku heran mungkin dia punya intuisi bisa membaca perasaanku. Banyak yang berkata seorang Ibu kadang punya ikatan batin dengan putrinya.
"Iya, Aku masih terjebak dengannya. Kenapa bibi menanyakan tentang asshole itu." aku meringis sambil melanjutkan suapanku.
"Pasti berat tiap hari harus bertemu dengannya. Kau tak ingin pergi menemui teman baru, maksudku memulai sebuah hubungan baru...?" Bibi Mary menatapku dengan tatapan Ibu yang kuatir dengan kebahagiaan anaknya. Aku tersenyum menatapnya.
"Bibi, jangan kuatirkan aku. Aku bahagia dengan hidupku sekarang. Aku tak kurang satu apapun. Percayalah padaku." Aku melanjutkan makanku. Perhatiannya membuat aku selalu merasa punya teman.
Saat aku putus dengan Howard dua tahun yang lalu ia menemaniku menangis bersamaku semalaman. Aku tak pernah lupa moment itu.
Paman Roland masuk ke ruang makan. Ia duduk disampingku.
"Kau akan kembali ke rumah sakit dear? Long shif semalam."
"Iya Paman, aku menjalani dua operasi kemarin. Dan harus segera kembali untuk monitoring pasienku."
"Amanda, bagaimana kalau aku menjodohkanmu dengan seseorang..." Bibi Mary belum selesai bicara. Aku sudah tersedak dengan minumanku. Dia langsung memukul punggungku.
"Bibi!? Kau membuatku tersedak!" aku masih terbatuk-batuk. Sedangkan Paman menyeringai lebar hampir menertawakanku.
"Sayang, kalian lebih mempercayakan komputer memilihkan jodoh untuk kalian. Apa itu Tinder, BlindDate ... kenapa kalian tak percaya pilihan orang tua yang sudah berpengalaman ini. Kami tak akan menjerumuskan anak-anak kami." Bibiku dengan muka serius mendesakku. Ya Tuhan! Aku pasti sudah membuat kekacauan sehingga mereka ingin menjodohkanku. Apa aku kelihatan begitu menderita selama ini. Fuck You Howard!
"Amanda, kata-kata bibimu benar. Bagaimana kalau kau mencobanya. Tak ada salahnya sedikit menyenangkan kami. Anggap saja kami aplikasi Blind Date-mu." Aku menatap kedua orang didepanku. Kedua orang ini benar-benar serius. Bahkan Paman menyetujui usul Bibi, tak kusangka mereka bekerja sama. Tunggu dulu! Mereka sudah punya calon? Siapa?
"Kalian benar-benar serius dengan pembicaraan ini ...?" Bibiku langsung mengangguk dan tersenyum lebar. Sedangkan aku membelalak shock. Paman cuma melanjutkankan makannya dan mengangkat bahunya. Dia pasti di tim istrinya.
"Sayang, Bibi tidak pernah meminta apapun padamu. Kali ini Bibi hanya minta kau pergi makan malam dan berkenalan dengan seseorang. Sebenarnya kau sudah pernah bertemu dengannya. Dia pria yang baik, aku percaya itu. Bibi mohon sekali saja kau mencobanya. " Shit! Ini kacau.
"Bibi Mary... " aku akan mengucapkan 100 list alasan untuk penolakan yang terlintas di kepalaku.
"Amanda, ayolah sayang, Bibi mohon. Bibi tak pernah memohon padamu... Bagaimana kalau malam minggu ini. Dia akan menjemputmu." Ini benar-benar gila. Bibi sudah merencanakan segalanya. Aku sudah membayangkan scene abad pertengahan, seorang pangeran menjemput seorang putri kerajaan.
"Bibi Mary, ini gila. Aku tak pernah membayangkan dijodohkan ... Bibi ini sudah bukan jaman Duke and Duchess,... "
"Sayang, aku cuma minta kau berkenalan dengan seseorang, anggap ini blind date mu ... ayolah." dia memegang tanganku. Matanya memelas dan berkaca-kaca. That puppy eyes, bagaimana aku bisa menolaknya! Sekali dia menginginkan sesuatu. Dia akan konsisten menekanmu hingga kau menyetujuinya. Aku benci sifatnya yang ini.
"Amanda, .... Bibimu memohon padamu. Sekali ini jangan menolak." sekarang gantian Paman Roland yang mendesakku. Dua orang ini bekerja sama dan sudah membicarakannya dengan matang. Aku tak bisa kemana-mana. Aku menghela napas putus asa. Kali ini aku kalah.
"Baiklah kalian menang, cuma makan malam dan berkenalan ... Deal. Bukan perjodohan, jangan pernah menyebutkan kata itu didepanku."
"Ohh sayang.... aku menyayangimu." Bibiku langsung memelukku. "Aku akan mencari gaun untukmu ... "
"Bibi, aku sudah punya banyak gaun. Pakai saja yang ada." aku langsung mengeleng melihat dia begitu bersemangat.
"Siapa dia? Orang yang ingin kalian kenalkan? Aku sudah pernah bertemu dengannya?" sekarang aku penasaran. Bibi langsung mencubit pipiku. Kukira selama ini aku sering berpikir dia tetap menganggapku gadis kecilnya yang berumur enam tahun.
"Tidak! Aku akan membeli gaun baru untukmu. Kau akan bertemu dengannya nanti. You know dear ... He is the hottest man I ever seen in my life!" sekarang gantian paman yang menyemburkan air minumnya dan terbatuk batuk. Aku langsung tertawa terbahak-bahak, sementara Bibi mendelik melihat suaminya.
"My dear Roland, are you jealous. It's so sweet. Still ... I must told you Amanda.... he was the hottest man I ever seen." Aku akan mati tertawa di meja makan ini. Mereka pasangan paling manis yang pernah kutemui. *
Hmmm ... hottest man. Aku pernah bertemu dengan dia sebelumnya? I wonder who is he? I wish he like Chris Hemworth. Ohhh I'm dying want him. But he was married.**
🌸🌸🌸🌸🌸
KLIK LIKE JANGAN LUPA
TERJEMAHAN
》》My dear Roland, are you jealous. It's so sweet. Still ... I must told you Amanda.... he was the hottest man I ever seen.
Roland sayang apa kau cemburu. Manis sekali. Tetap saja ...aku harus memberitahumu Amanda. Dia adalah pria terpanas yang pernah kulihat.
》》hottest man. Aku pernah bertemu dengan dia sebelumnya? I wonder who is he? I wish he like Chris Hemworth. Ohhh I'm dying want him. But he was married.**
Pria terpanas. Aku pernah bertemu dia sebelummya. Aku membayangkan diapa dia. Aku berharap dia seperti Chris Hemsworth. Ohh aku sangat menginginkannya. Tapi dia sudah menikah
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!