NovelToon NovelToon

FIRST LOVE DESTINY《 HeZa'S Love Story 》

FLD 01 • Prolog

Hega Airsyana Saint.

Hidup di negeri orang selama hampir 7 tahun, kabur dari keluarga dengan dalih melanjutkan studi. Menghindari sang papa dan juga sosok ibu sambung yang tidak pernah ia inginkan.

Jangankan menyetujui pernikahan kedua sang papa, membayangkan ayah kandungnya itu menikah lagi saja tidak pernah terlintas di pikirannya.

Kemana perginya cinta yang selalu dielu-elukan sang papa pada almarhumah ibunya dulu ?

Begitu mudahkah menggantikan sosok istri yang selalu ia sebut sebagai cinta sejatinya itu dengan wanita yang datang entah dari mana itu ?!

Saat Hega bertanya alasan kenapa sang papa memutuskan untuk menikah lagi bahkan tanpa persetujuannya.

Hega tidak bisa menerima alasan tidak masuk akal yanh dilontarkan sang papa. Alasan kemanusiaan dan tanggung jawab yang digadang-gadang sang papa sebagai latar belakang yang membuat Aryatama Saint menikahi wanita yang bahkan tidak dikenal oleh sang putra.

Sejak saat itu Hega membentengi diri dengan ego serta keras hati selama 7 tahun, Hega bahkan menolak permintaan sang kakek untuk kembali setelah studi S2 nya selesai.

Pemuda itu belum bisa menerima ketidak setiaan sang papa meskipun sudah hampir 8 tahun lamanya sejak pertengkaran dirinya dengan sang papa. Bahkan hati Hega tidak bisa melunak tatkala hadir peri kecil dari pernikahan kedua sang papa.

Tapi Hega tidak membenci adik kecilnya itu, Rania berusia 4 tahun saat sang papa membawanya mengunjungi dirinya di LA untuk membujuk putranya itu pulang.

Berharap hati Hega bisa luluh dengan kehadiran peri kecil itu.

Tapi tetap saja hati Hega sekeras batu karang. Hega memang tidak membenci Rania, Hega bahkan sangat menyayangi adik dari pernikahan kedua sang papa. Tapi Hega tetap membenci ibu dari gadis kecil itu, dan Hega membenci keputusan papanya.

Hatinya belum mau menerima semua ini.

Hingga akhirnya Hega terpaksa kembali atas desakan sang kakek yang tentu saja disertai ancaman yang membuat dirinya mau tak mau harus menginjakkan kakinya kembali di tanah kelahirannya.

Jika saja ancaman yang digunakan sang kakek untuk memaksanya pulang adalah dengan mencoretnya dari nama keluarga dan menarik semua aset yang diberikan padanya. Mungkin pemuda dingin dan keras kepala itu tidak akan menyerah begitu saja.

Toh Hega sendiri sudah cukup sukses dengan perusahaan yang dimilikinya di luar negeri. Belum lagi kemampuannya dalam bisnis yang terbilang sangat luar biasa. Yang akan menjamin jika pemuda itu pasti bisa sukses dengan tangannya sendiri meskipun tanpa embel-embel nama belakang dan pengaruh keluarga besarnya.

Tapi Suryatama tahu pasti kelemahan sang cucu, yaitu Nadira Candra Saint, ibu kandung Hega yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Sekeras apapun hati cucunya, pemuda itu tidak akan berkeras hati jika sudah menyangkut sang mama.

" Jangan pernah sekalipun kamu menginjakkan kaki mu di makam mama kamu, jika kamu tidak menuruti perintah kakek untuk kembali ke tanah air. Jangan buat kakek merasa malu pada mama kamu karena tidak bisa memenuhi harapan terakhirnya sebelum tiada. "

Dan untuk pertama kalinya Hega harus menyerah ketika ancaman yang membawa nama sang mama dikumandangkan sang kakek untuk memaksanya menginjakkan kaki di kediaman keluarga Saint.

Namun Hega bahkan tidak mendapat jawaban yang jelas perihal permintaan terakhir almarhumah ibunya itu.

Hingga saat keterpaksaan yang membawanya kembali ke tanah kelahirannya justru mengantarkannya pada takdir cinta masa lalunya, cinta yang dilupakannya, cinta yang bahkan mungkin tidak pernah ia sadari keberadaannya.

Dan ketika cinta itu semakin besar setiap harinya, Hega dihadapkan pada kenyataan jika sang ibu telah menjodohkan dirinya dengan putri dari sahabat karib ibunya.

Dan betapa dilema dirinya ketika tahu jika itulah permintaan terakhir dari wanita yang telah melahirkan dirinya.

Menikah tanpa cinta dan menikah karena perjodohan, tidak pernah kedua hal itu terpikirkan olehnya. Hega hanya bisa tersenyum getir saat menyadari hidupnya seolah dipermainkan oleh takdir.

Saat hatinya bergetar untuk pertama kalinya karena mencintai seorang gadis, saat itu pula dia dihadapkan pada kenyataan jika ia harus memilih antara ego untuk memperjuangkan kebahagiaannya sendiri atau harus memilih tanggung jawab dan kewajibannya sebagai seorang putra.

Dunianya terasa kocar-kacir, kebahagiaan yang baru saja ia rasakan karena jatuh cinta terpaksa dihempaskannya.

Tapi ketika hatinya mencoba untuk berdamai dengan keadaan, belajar menerima skenario yang diatur oleh Tuhan.

Lagi-lagi takdir seolah ingin mempermainkan dirinya, ketika ternyata gadis yang dicintainya dan gadis yang dijodohkan dengannya adalah sosok yang sama.

Ternyata benar apa kata orang, jika cinta seringkali membuat seseorang mendadak kehilangan akal pikiran. Sekolah tinggi hingga ke luar negeri pun seolah tidak berguna jika sudah berurusan dengan yang namanya perasaan.

Betapa bodohnya dirinya yang seringkali menghindari pertemuan keluarga yang direncanakan sang kakek untuk mempertemukannya dengan sang calon tunangan.

Andai kata sejak lama dia menuruti pengaturan sang kakek untuk bertemu dengan keluarga calon istrinya, mungkin kebahagiaan ini akan lebih cepat ia rasakan. Tanpa harus merasakan patah hati seperti orang gila, yang benar-benar tidak cocok dengan karakter dan pembawaannya yang selalu tenang dan dingin dalam menghadapi masalah apapun.

Tapi nyatanya otak jeniusnya tidak berguna jika sudah berurusan dengan yang namanya cinta.

Dan liku-liku perjalanan cinta sang Beruang Kutub akhirnya berlabuh dalam ikrar janji suci pernikahan.

Begitu bahagia hatinya ketika nama sang pujaan hati terucap dari bibirnya dalam ijab kabul pernikahannya.

Nama yang sudah terukir dalam hatinya sejak dulu kala, dan begitu baiknya Tuhan karena telah membawanya kembali untuk menemukan sebagian belahan jiwanya.

Gadis yang ia cintai dengan segenap jiwa dan raganya, dan Hega berikrar akan selalu memprioritaskan kebahagiaan sang istri.

Dan siapa sangka, sosok dingin dan kaku yang dijuluki Monster Beruang Kutub itu bisa berubah jadi suami yang bucin istri.

Tapi pria mana sih yang tidak akan bucin jika punya istri cantik bak bidadari ???

▪ ▪ ▪

Moza Artana Dama

Ah tidak !!! Sepertinya saat ini lebih tepat dipanggil dengan nama lengkap Moza Artana Dama Saint, karena mulai saat ini ia telah menyandang status sebagai nyonya muda Saint.

Tidak disangka keinginan konyolnya saat kecil yang selalu merengek ingin menikahi sahabat sang kakak justru menjadi kenyataan.

Pria tampan yang selalu diikutinya sejak dirinya berusia 3 tahun itu, kini sudah resmi menjadi suaminya. Binar bahagia tidak lepas dari manik mata kecoklatan Moza, setiap kali ia menatap ke arah cincin yang melingkar indah di jari manisnya.

Semakin lengkap kebahagiaannya setiap kali memandangi wajah tampan yang kini akan selalu menemani hari-harinya. Jantungnya terasa mau lepas saja dari tubuhnya setiap kali melihat wujud sempurna sang suami yang selalu berhasil membuatnya kembali jatuh cinta pada pesona kekasih halalnya itu.

Pria pertama yang membuatnya jatuh cinta, merasakan sakit karena perpisahan dan akhirnya Tuhan menyatukan mereka dalam keindahan bahtera rumah tangga.

Kebahagiaan yang sempurna, ketika kita bisa bersatu dengan seseorang yang kita cintai. Namun bukan berarti kita harus lengah dan terbuai, masih banyak lagi yang harus mereka pelajari untuk saling melengkapi satu sama lain.

Sejatinya tidak ada yang sempurna di dunia ini, karena kesempurnaan hanya milik Allah semata.

Maka dari itu, dalam lembaran baru ikatan pernikahan Hega dan Moza, sejatinya bukanlah akhir bahagia dari kisah cinta mereka.

Justru ini adalah awal mula dari perjuangan kedua insan yang akan menapakkan kaki mereka bersama-sama dalam kehidupan pernikahan dengan berbekal cinta dan kepercayaan.

Kisah baru dalam lembaran baru bernama 'pernikahan' akan segera dimulai.

Drama bucin, baper dan menjengkelkan hingga air mata tentu akan menghiasi rumah tangga keduanya.

Melihat betapa kuatnya cinta keduanya, sepertinya tidak akan sulit bagi keduanya menghadapi berbagai rintangan yang ada.

Namun bukan rumah tangga jika tidak dilengkapi dengan liku-liku masalah dalam kehidupan.

Akankah keduanya akan bahagia hingga akhir cerita ?

Kita doakan saja bersama 🤲

...--------------------...

🌹 Tinggalkan like dan komentar ya sayang kuh, kalo sepi akuh pindah lapak sebelah 😁😁😁. [ canda, sensi amat. Tapi kalo beneran sepi komentar yang tinggal aku stop aja update nya wkwkwk ]

So jangan ribut UP UP UP kalo kalean belum menunaikan kewajiban kalean sebagai pembaca yang baik, dengan bergoyang jari. Okeh 👍👍👍

Jangan lupa klik ❤ supaya kalian dapat notif update nya.

FLD 02 • You're My Destiny

[ HEGA POV ]

Selama 25 tahun usiaku, aku menjalani kehidupanku yang datar-datar saja, keseharianku hanya berputar pada kehidupan sekolah, kampus atau kantor. Belajar dan bekerja, bergelut dengan buku atau tumpukan berkas dan dokumen kantor.

Belum pernah sekalipun hatiku tergetar oleh hal-hal yang berkaitan dengan romansa asmara. Berbagai macam perempuan yang mendekat silih berganti juga tidak pernah mampu membangkitkan sedikitpun rasa di hatiku.

CINTA ?

Mungkin aku sudah lupa bagaimana rasanya mencintai seseorang, sejak satu-satunya wanita paling berharga dalam hidupku pergi meninggalkan ku untuk selamanya.

Wanita yang paling aku hormati dan aku kasihi, wanita yang melahirkanku ke dunia ini. Yah, memang hanya ada satu wanita saja yang aku simpan di sudut terdalam hatiku, ibuku, satu-satunya wanita paling berharga dalam hidupku.

" Dasar monster beruang kutub, sia-sia sudah Tuhan memberi lo kesempurnaan, wajah tampan, otak jenius dan terlahir kaya raya. Tapi nyatanya hati lo udah mati rasa, beku ibarat es kutub utara. Gue kasihan sama lo, Tuhan pasti menyesal sudah kasih semua kesempurnaan itu buat lo. "

Aku masih ingat setiap kali Bara terus mengumpati ku setiap ada perempuan yang mendekatiku, bahkan terang-terangan menyatakan cinta padaku. Tapi apa reaksiku kala itu lah yang membuat Bara kesal.

Aku hanya bergeming, dengan sikap acuh tak acuh dan mengabaikan mereka seolah mereka adalah sosok transparan.

Mungkin benar kata Bara, hatiku sudah membeku. Tapi aku tidak tahu kenapa bisa begitu.

Aku hanya ingat setelah kematian mama, hatiku seperti bongkahan es yang begitu dingin. Siapapun yang nekat mendekat, mereka harus siap ikut merasakan hawa dingin di sekitarku.

Aku dan Bara bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda.

Sahabatku yang sedari remaja bersamaku, Bara Prasetya, adalah seorang casanova yang handal menaklukkan hati wanita. Entah berapa kali dia berganti wanita dalam sebulan, aku bahkan tidak yakin benarkah dia mengencani seorang perempuan saja dalam satu waktu ?

Aku curiga kekasih bocah sialan itu ada di mana-mana. Buktinya saja, saat kami masih di LA dulu, setiap kali kami pergi ke suatu tempat entah untuk urusan pekerjaan atau sekedar hang out, disana hampir selalu saja ada sosok hawa yang datang kemudian bergelanyut manja pada si casanova yang satu itu.

Tapi setidaknya kelakuan Bara yang terlalu 'ramah' pada perempuan itu sedikit menguntungkanku. Pasalnya justru karena kelakuannya itu yang matahkan asumsi banyak orang, baik semasa di kampus ataupun di lingkungan kerja, yang mencurigai orientasi seksual kami, khususnya aku.

Bara adalah tipikal pria yang tidak bisa hidup tanpa wanita, bahkan hidupnya sudah bagaikan penjelajah cinta. Sepertinya dia tidak bisa melihat lahan kosong yang tandus dan selalu terlihat bersemangat untuk segera membajak lahan itu dan bercocok tanam.

Aku lelah menasehatinya, tapi bukan berarti aku berhenti mengingatkannya. Hanya saja kehidupannya yang sudah terlanjur bebas membuatku kadang hanya bisa mengurut keningku sendiri. Biarlah bocah itu melakukan apa yang dia inginkan, toh dia bukan anak kecil lagi, dia pasti tahu mana yang baik dan yang buruk, meskipun lebih sering jalannya terseret ke arus yang negatif.

Selama aku bisa menariknya keluar, maka akan aku lakukan. Tapi jika tidak, maka akan aku biarkan ia berfikir dengan jalannya sendiri sebagai lelaki dewasa.

Ya memang begitulah sifatnya, seperti yang aku bilang tadi, bocah itu terlalu 'ramah', dalam artian yang berbeda menurut kamus buaya daratnya, yaitu rajin menjamah.

Kembali cerita tentangku.

Di sisi lain, ada satu hal yang patut aku syukuri dari sifat peranakan buaya nya yang satu itu.

Yup, jika saja Bara tidak punya kebiasaan genit pada perempuan dan terkenal sebagai penakluk perempuan, mungkin kami sudah dicap sebagai pasangan gay alias homoseksual.

Sebenarnya aku tidak peduli juga, toh semua omongan miring itu tidak berpengaruh sedikitpun padaku.

Tapi terkadang semua itu membuatku mempertanyakan satu hal.

Apa kiranya yang membuat hatiku begitu tidak inginnya jatuh cinta ?

Sebegitu hebatnya kah efek yang ditimbulkan akibat pernikahan papa yang kedua kalinya ?

Apakah sebegitu terlukanya hatiku mendapati ayah kandungku sendiri mengkhianati cinta dari wanita yang melahirkan putra untuknya ?

Meskipun pernikahan papa juga bukan sepenuhnya wujud pengkhianatan pada mama. Toh memang mama sudah berada di surga, mungkin papa memang membutuhkan sosok wanita yang bisa menemani dirinya di hari tuanya.

Ada kalanya aku merenungi diri, mencoba mengikhlaskan dan menerima keputusan papa. Bagaimanapun aku harus belajar berdamai dengan masa lalu, seperti kata kakek yang selalu terngiang di telingaku, jika aku adalah satu-satunya penerus keluarga.

Semua beban tanggung jawab atas nama keluarga nantinya akan berada di pundakku.

Jika saja artian penerus yang dikatakan kakek hanya sebatas mewarisi dan mengembangkan bisnis keluarga, maka situasinya tidak akan serumit ini bagiku. Karena Aku yakin mengurus perusahaan lebih mudah dilakukan daripada mengurus rumah tangga.

Dan lagi-lagi terima kasih pada Tuhan karena sepertinya Tuhan memang sudah menyiapkan banyak stok kebaikan yang akan Dia berikan padaku. Tuhan memberiku modal utama begitu luar biasa, yaitu kemampuan berpikirku yang bisa dibilang di atas rata-rata alias genius. Hingga terkadang membuatku juga geleng-geleng kepala tak percaya dengan kejeniusanku.

Tapi tentu saja semua tidak semudah itu, karena pada kenyataannya, menjadi penerus keluarga juga berarti aku harus meneruskan garis keturunan keluarga.

Yang artinya tentu saja hanya satu,

Aku HARUS MENIKAH.

Dengan kata lain, menikah juga menjadi salah satu kewajiban bagiku sebagai satu-satunya penerus nama keluarga.

Tapi bagaimana mau menikah, jika jatuh cinta saja tidak pernah. Setidaknya aku bukan kategori pria yang akan menikah tanpa cinta, apalagi karena perjodohan tanpa cinta.

Pernikahan dengan cinta saja masih bisa kandas dan membuat satu sama lain tersakiti. Apalagi pernikahan tanpa cinta ?

Bukannya bahagia dan menjadi ladang pahala, malah mungkin akan terjadi sebaliknya. Bisa-bisa ikatan sakral itu malah justru menjadi pintu masuk menuju penderitaan bagi kedua belah pihak.

TIDAK !!! Bagiku menikah adalah salah satu wujud ibadah, dimana aku sebagai seorang pria harus bertanggung jawab penuh pada siapapun wanita yang akan kunikahi kelak.

Jika nantinya aku menikah dengan seseorang, maka aku harus menjamin kebahagiaan dari wanita yang akan nantinya menjadi makmum ku.

Lalu bagaimana caranya aku menemukan makmum yang merupakan tulang rusukku yang hilang ? Jika nyatanya tertarik pada perempuan saja tidak pernah.

Dan apakah Tuhan juga akan kembali berbaik hati padaku dengan mengirimkan jodohku tanpa perlu aku mencarinya ?

Bagaimana jika Tuhan sudah lelah memberi semua kemudahan bagiku ??!

Bagaimana jika stok kebaikan yang Tuhan siapkan untukku sudah habis ?

Apa aku akan berakhir dengan perjodohan seperti kebanyakan penerus keluarga lainnya ? Yang menjadikan pernikahan sebagai bentuk bisnis.

Dan entahlah kenapa kakek juga seolah anteng-anteng saja melihatku yang bahkan tidak pernah membawa ataupun mengenalkan wanita padanya.

Justru malah papa yang seolah gencar mengenalkan aku pada putri dari rekan-rekan bisnisnya, dengan berbagai cara yang lama-lama membuatku bosan.

Wajar saja sih papa begitu, pasalnya saat seusiaku, papa sudah memiliki putra berusia 4 tahun, yaitu aku.

Yah, mungkin saja sebagai seorang ayah, papa merasa cemas melihat putranya yang di usia menginjak 25 tahun seolah tidak ada keinginan untuk menikah ataupun setidaknya berkencan dengan wanita.

Dan aku tahu pasti kakek juga mengetahui akan hal itu, karena aku sadar jika kakek selalu menempatkan beberapa orang pengawal di sekitarku.

Tapi tidak pernah sekalipun kakek ikut campur dalam urusan pribadiku, terutama untuk masalah pendamping hidup, tidak seperti yang dilakukan papa.

Jadi aku masih menikmati kesendirianku, tidak ada kekurangan dalam hidupku, kesuksesan dalam bisnis yang membawaku di puncak tahta kerajaan bisnis keluarga. Serta perusahaan pribadi yang kubangun dengan usahaku sendiri juga terbilang sukses.

Apalagi yang aku cari ? Bahkan sepertinya menikah bukanlah sebuah tujuan dalam hidupku.

Yang ada di kepalaku hanyalah tentang pekerjaan dan pekerjaan. No time for love.

Hingga di suatu siang, tanpa sengaja aku menatap mata itu, mata kecoklatan yang sayu. Mata indah yang membuatku nyaris tenggelam ke dalamnya, mata yang mengingatkanku pada sesuatu atau mungkin seseorang.

Mata yang terasa begitu familiar, tatapan mata yang tanpa sadar membuka kunci hatiku yang selama ini tertutup rapat. Mata yang seolah menyadarkanku jika ada satu ruang hampa dalah hatiku.

Dan saat aku mengingat semuanya, mata itulah yang membuat aku tertarik padamu 20 tahun yang lalu. Mata itulah yang membuatku menginginkanmu.

Dan mata itulah yang membuatku menyatakan kepemilikan ku atas dirimu, dan hanya kamu lah yang aku pastikan akan menjadi permaisuri dalam istana cinta yang akan aku bangun kelak ketika aku sudah mampu berdiri di atas kakiku sendiri.

Saat aku memilihmu untuk menjadi milikku, itu adalah takdir pertamaku.

Dan saat aku harus terpisah dan jauh darimu, itu juga adalah takdir yang digariskan Tuhan untukku.

Bahkan saat segala hal tentangmu seolah terhapus dan menghilang dari ingatanku,

Itu juga merupakan garis nasib yang harus aku lalui untuk memperjuangkan kamu.

Hingga saat aku kembali menemukanmu, saat itulah takdir cinta kita mulai terhubung kembali.

Saat tidak ada sedikitpun ingatan tentang dirimu, karena Tuhan menggariskan agar aku mencintaimu karena hatiku.

Agar aku kembali memilihmu karena memang hanya kamu yang digariskan untuk menyempurnakan kebahagiaanku.

Agar hanya namamu yang terukir di hati dan pikiranku,

Bukan karena siapa kamu atau kenapa harus kamu,

Melainkan karena hanya kamu lah yang layak untuk menempati posisi Ratu dalam hidupku.

Hidup ku yang tidak sempurna, bagaikan sebuah guci keramik yang retak dan kehilangan satu kepingan terpentingnya.

Dan kamu hadir menjadi kepingan yang melengkapi dan menyempurnakan hati dan hidupku.

Kamu adalah cinta pertamaku,

kamu juga lah yang akan menjadi cinta sejati dan terakhir bagiku.

My sweety little girl, my little wife, i love you

In the past. . .

Now. . .

And forever. . .

Dan aku akan melakukan segalanya untuk membahagiakanmu.

My little wife, Moza Artana Saint

▪▪▪

🌹 Jangan lupa like dan komentarnya yang sayang ! Prolog kemarin yang baca ratusan, eh jempol yang nangkring cuma 20-an TEGAAAAAA 😭😭😭

Lope sekebon buat kalean yang udah like n komen. Karena belum bisa konsisten UP, so kalian klik Favorit 💙 ya agar ke notif pas up bab baru. 😘

The story will begin . . . So stay tune 😉😘

FLD 03 • After Akad

..." Saya terima nikah dan kawinnya Moza Artana Dama Binti Ardi Dama dengan mas kawin tersebut, tunai. "...

Meskipun sempat merasa gugup dan sangat tegang menjelang prosesi ijab kabul. Namun akhirnya Hega mampu mengikrarkan dengan tenang dan lancar dalam satu tarikan nafas kalimat kabul yang mengiringi kalimat ijab yang diucapkan sang ayah mertua.

Prosesi akad nikah yang begitu khidmat dan mengharukan. Bahkan tangis haru ikut menyertai prosesi tersebut.

Dan diiringi seruan kata 'sah' dari seluruh saksi acara sakral itu, maka resmi sudah Hega mempersunting gadis yang paling ia cintai.

Saat proses ijab kabul telah berhasil terlaksana, maka segala tanggung jawab sang ayah atas putrinya menjadi berpindah ke bahu sang mempelai pria.

Kedua mempelai kini tengah saling menatap dalam diam, tampak jelas sorot mata haru dan bahagia tersirat dalam manik mata keduanya.

Seolah tidak ada kata yang tepat untuk bisa menggambarkan betapa besar kebahagiaan yang tengah mereka rasakan saat ini.

Senyum bahagia tidak juga sirna dari bibir sepasang pengantin baru itu, Hega bahkan seperti enggan memalingkan pandangannya dari wajah cantik sang istri.

Rasanya ingin segera ia bawa kabur istri cantiknya itu, dan memeluknya dengan erat karena rasanya masih seperti mimpi akhirnya ia bisa bersanding dengan gadis kesayangannya.

▪ ▪ ▪

Menjelang jam dua belas siang, satu per satu tamu mulai meninggalkan rumah keluarga Dama. Hanya tinggal beberapa anggota keluarga dan sahabat dari Hega dan Moza.

Serta beberapa ibu-ibu tetangga kompleks yang ikut membantu membereskan sisa-sisa perjamuan.

Semua anggota keluarga besar Saint juga sudah lebih dulu undur diri untuk kembali ke mansion Suryatama. Mereka memutuskan untuk beristirahat sebelum kembali ke ibukota dan melanjutkan perhelatan pesta resepsi pernikahan Hega dan Moza.

Selepas bebersih badan, Hega bersama ayah mertua dan adik iparnya, tak lupa juga Julian dan Bara tentunya, menuju ke masjid untuk menunaikan ibadah sholat Jumat.

Derka dan Dimas tidak ikut serta karena kedua pemuda itu sudah terlebih dulu undur diri selepas menyaksikan prosesi akad nikah.

Sedangkan Moza, dibantu oleh bunda dan juga Dea tengah berada di kamar Moza, mengganti kebaya yang dikenakannya dan melepas satu per satu aksesoris di kepalanya.

Setelah itu bunda Ayu meninggalkan Moza dan Deana berdua di kamar putrinya yang sudah disulap menjadi kamar pengantin bernuansa putih.

Tempat tidur Moza yang semula berukuran sedang sudah berganti ranjang berukuran kingsize, sengaja didekorasi menggunakan kelambu transparan bernuansa putih dan emas yang diikat ke setiap tiang tempat tidur, menambah kesan cantik dan spesial.

Tidak lupa kelopak bunga mawar merah yang ditaburkan di atas sprei putih, dan dilengkapi beberapa lilin aromaterapi yang menghiasi beberapa sudut ruangan.

Memberikan aroma wangi yang menenangkan.

Ayu melarang Moza yang hendak ikut membantu beberes di lantai satu. Membiarkan saja putrinya beristirahat ditemani oleh sahabatnya.

" Mooo. . . " Rena dan  Amira yang baru saja muncul setelah asyik berselfie ria.

Saat keduanya hendak mendaratkan pantat mereka di ranjang bernuansa putih milik Moza, namun pergerakan mereka terhenti oleh teriakan murka Deana, " Eeehhhh. . . STOP disitu !!! "

Sontak Rena dan Amira reflek menghentikan pergerakan mereka dan berpose ala patung, membuat Moza yang juga sempat terkejut dengan teriakan Dea langsung terkikik kecil melihat ekspresi kedua sahabatnya yang diam membeku dengan posisi yang setengah berdiri.

Bisa dibilang pose mereka saat ini sedikit absurd. Pose mereka benar-benar membuat orang ingin tertawa, bagaimana tidak ?! Rena dan Amira terlihat seperti angsa, dengan lutut setengah menekuk dan pantat yang mengambang di atas tepian ranjang. Bisa dibilang setengah duduk dan setengah berdiri, coba aja tuh pantat megal-megol, mereka berdua sudah pasti mirip bebek yang lagi mandi di kali (baca:sungai).

Dea menatap horor kedua sahabatnya yang tampak berekspresi cengo tak mengerti apa kesalahan mereka yang membuat wajah Dea segala itu.

" Kenapa sih ?! " Sewot Rena, namun entah kenapa gadis itu masih bertahan di posisi konyolnya.

" Kenapa kenapa ? Dasar gak tahu situasi lo pada. " Maki Dea tak kalah kesal.

" Apaan sih Dea, ihhh. . . Capek nih gue habis foto-foto di bawah. Mau rebahan bentar kali. " Seloroh Rena diiringi anggukan kepala dari Amira, dan keduanya kembali dalam posisi berdiri tegap dengan tangan bersedekap di dada ditambah wajah cemberut.

" Mau duduk ? Tanya Dea dibuat semanis mungkin, padahal dalam hati ingin sekali menjitak kepala kedua temannya, Rena dan Amira kompak mengangguk. " Duduk sana di sofa ! Jangan duduk di kasur ! " Titah Dea ketus seraya menunjuk sofa panjang berwarna peach di salah satu sudut ruangan.

" Kenapa emangnya ? "

" Dasar bloon, emang lo pengantennya apa ? Mau nyicipin ranjang penganten baru hah ?! " Hardik Dea,  mengarahkan dagunya menunjuk ranjang yang sudah dihias sedemikian rupa.

Rena dan Amira kompak menoleh, " Ehhh, maaf maaf. " Rena tercengir kikuk sambil menggaruk belakanng telinganya, kemudian mengikuti Amira yang sudah ngacir terlebih dulu dan menjatuhkan pantatnya di sofa.

Siyalan, gue ditinggal. Batin Rena kesal.

" Kalian darimana aja sih ? " Dea menggerutu karena sedari tadi tidak nampak batang hidung kedua gadis itu.

" Biasa nih, miss indagram. Foto mulu di bawah tadi. " Cibir Amira sambil melirik sahabat centilnya.

" Ye, lo juga ikutan kali, umik. " Seloroh Rena tidak terima disalahkan seorang diri.

" Hadeh, dasar tukang narsis. " Omel Dea diiringi decakan malas.

" Hehe, mumpung lagi ada backdrop oke buat foto pake gaun kita ini loh, sekalian endorse gitu. Siapa tahu ntar laku keras nih gaun. " Dasar otak-otak promosi memang Renata ini, sampai acara pernikahan sahabatnya pun dijadikan ajang promosi produk.

Ya untuk gaun yang dipakai ketiga sahabatnya memang adalah salah satu produk dari H-Mo Boutique. Sedangkan untuk gaun pesta barulah memakai gaun yang dipesan dari C & F Boutique yang mereka kunjungi beberapa waktu lalu.

" Hahaha, dasar otak dagang lo. " Dea malah terbahak. " Bagus bagus bagus. " Namun kemudian memuji seraya mengacungkan kedua jempol nya ke arah si otak dagang, alias sie marketing H-Mo Boutique, siapa lagi jika bukan Renata.

" Eh, Mo. " Sambar Renata, menatap sahabatnya yang  tengah menyisir rambutnya setelah melepas sanggul dan semua hiasan kepalanya, merapikan rambut yang masih sedikit kusut karena efek hairspray.

" Hem. " Menjawab tanpa menoleh dan masih fokus dengan aktifitas menyisir rambut.

" Jangan lupa ceritain sama kita ya nanti ! " Celetuk Rena sambil menaik turunkan alisnya genit.

Moza melirik pantulan Renata dari cermin, " Apaan ? "

" Akh, lo mah gitu. " Rena malah manyun gak jelas, padahal kan dia sendiri yang mengatakan hal yang tidak jelas alias ambigu dan membuat sahabatnya itu bingung.

Moza menghentikan sejenak aktifitasnya, dan menatap aneh ke arah Rena melalui cermin, " Apa sih Re ? "

" Ya itulah, apa lagi coba ? "

Merasa belum memahami maksud sang sahabat, Moza seketika berbalik badan menghadap sofa tempat Rena dan Amira duduk, " Apa ? Aku gak ngerti. " Tanyanya dengan satu alis terangkat naik.

" Malam pertama lo lah, apa lagi coba, cih. . . " Gerutu Rena dengan bibir menyebik.

G L E K . . .

ASTAGA, manik mata Moza membulat seketika, seolah teringat jika ia melupakan satu hal paling penting setelah menikah.

Yaitu malam pertama.

Aaaaaa. . . Mendadak gadis itu malah gelisah bukan main. Bahkan sisir di tangannya terlepas dari genggamannya dan terjatuh di kakinya.

" Eh, kenapa muka lo gitu amat ?! " Tanya Dea yang heran melihat perubahan mimik wajah sahabatnya.

" Eh. " Moza langsung tersadar dan kembali menatap ketiga temannya bergantian, " Dea, aku lupa soal itu. "

" Apa ? " Tanya Dea ikut kebingungan.

" Apa lagi ? Ya tentu aja hal yang barusan kalian bahas itu. "

" Eh ? " Dea melirik Rena sekilas, kemudian kembali menatap Moza dengan kening mengerut, " Maksud lo malam pertama ? "

Moza mengangguk.

Dea melengos malas, " Yah gimana mau inget, orang malam pertamanya juga masih entar malam. " Gerutu Dea sembari memutar bola matanya.

Namun sedetik kemudian Dea langsung kembali menatap Moza dengan tatapan curiga, " Hei. . . Jangan bilang lo udah nyicil malam pertama duluan lagi ? " Celetuk Dea ngegass tak lupa menodongkan jari telunjuknya ke arah Moza.

Plak. . .

...~ Bersambung ~...

💙 Haloha, Senin gini ada yang mau kasih akuh kembang 🌹 ma kopi ☕ gak ya 🙈🙈🙈

Gak maksa loh, cuma ngarep. . .

Kalo gak ngasih ya aku rapopo.

Tapi minim kasih jempol 👍 sama koment nya dong 😘😘

Jangan pelit, puasa2 medit. . . Tak sumpahin kolor situ sempit 😄😄

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!