NovelToon NovelToon

My Cold Police

Prolog

" Doooorrrrrr "

gadis itu terkejut bukan main saat sahabatnya diam-diam membuatnya kaget saat mengendap-ngendap memasuki kamar tidurnya...

" Ya Allah, ya Tuhan Raishaaaaaaaaaa " Kiana menyebut nama sahabatnya begitu panjang dan menyentuh dadanya yang berdebar begitu cepat. Sementara si pelaku yang membuat dirinya senam jantung hanya terkikik geli kegirangan.

" Huh,, senang yah kamu bikin aku jantungan,, kalau aku kena serangan jantung sungguhan dan mati di tempat bagaimana? " omel Kiana

" Ish,, amit amit jabang bayi " Raisha mengetuk-ngetuk dinding kamar, bergantian mengetuk kepalanya dengan buku jari. " jangan ngomong sembarangan yah,, gini -gini aku nggak mau kehilangan kamu begitu cepat tau Kinkin " Raisha mempunyai panggilan sayang untuk sahabat kecil nya itu, dari Kiana menjadi Kinkin.

" Iya,, tapi kamu tanpa sadar udah bikin aku latihan mati tau nggak " kata Kiana

" Iya deh maafin aku yah Kinkin,, jangan marah dong " ucap Raisha membujuk

" Hemmmm,,, terus kamu mau apa kesini? " tanya Kiana

" Yaiyalah aku kesini,, kamu dari tadi pagi aku Wa nggak di balas, DM nggak dibaca, telfon nggak di angkat,, aku pikir kamu udah keluar planet " jawab Raisha

" Hpnya aku silent, jadi nggak kedengaran Raras " sementara Kiana mempunyai nama panggilan sayang untuk Raisha yaitu Raras

" Heleh,, ngeles yang bagus dikit dong Kin,, hp silent, tapi on di Facebook pretttt alasan klasik " Raisha mengomel.

Kiana lalu memberi kode pada Raisha, sambil menunjuk-nunjuk laptop yang ada disampingnya.

" Kamu liat ini? " Raisha mengangguk paham

" Aku on nya di sini, jadi jangan su'udzon sama aku " sambung nya lagi.

" Oh,, hehehehe kirain " Raisha membalas dengan cengiran.

Kiana buru-buru bangkit dari pembaringannya, dengan tergesa-gesa ia berjalan menuju ke toilet.

"Eh,, mau kemana kamu? " tanya Raisha

" mau buang hajat,, mau ikut ?"

" Ishhh,, jorokkkk "

Beberapa menit berlalu Raisha mulai bosan sendirian. Karena Kiana belum juga selesai dengan urusannya dikamar mandi, akhirnya Raisha mengotak - Atik Facebook milik Kiana. Namun entah jarinya sedang menekan apa, sehingga ia tanpa sengaja membuka galeri yang sangat rahasia didalam laptop milik Kiana. Dan alangkah terkejutnya Raisha saat itu. Dengan mulut menganga dan mata membulat sempurna ekspresi wajah yang begitu kagetnya sebab melihat beberapa koleksi foto didalam galeri dan foto itu adalah milik seseorang yang sangat ia kenal.

" Astagaaaaa.... ini kan Bang Ray - "

" Nah,, lagi ngapain tuh, jangan otak atik FB aku yah " belum sempat mengucapkan ucapannya, Kiana rupanya sudah selesai dari urusannya di kamar mandi. Sehingga Raisha dengan terburu- buru mengembalikan layar laptop ke layar semula.

Kiana datang dengan tatapan yang menyelidik. tatapan tajamnya itu membuat Raisha salah tingkah.

" Kamu pasti udah bikin macam-macam kan sama akun Facebook ku ?" tuduh Kiana

" Ih,,, enak aja main nuduh sembarangan, aku nggak ngapa-ngapain yah " ujar Raisha gugup

" terus kalau kamu nggak ngapa-ngapain, kenapa muka kamu sampai pucat seperti itu ?"

" nggak pucat kok, kamu ini asal aja deh "

Belum sempat memberi tuduhan lain kepada sahabatnya itu, tiba-tiba pintu kamar Kiana terbuka. Dari balik sana terlihat ada seorang wanita paru baya dengan senyum mereka yang terlihat masih sangat cantik.

" anak -anak gadis ku, ayo kedapur, Mami baru selesai membuat cake dari resep baru loh " ujar Tia, Mami dari Kiana

Mendengar kata makanan, dengan senang hati Raisha dan Kiana keluar kamar. Kedua gadis itu memang memiliki hobi yang sama, yaitu makan. Namun anehnya meski banyak makan bentuk tubuh mereka tetap ideal.

" Huffttt,, aku selamat dari introgasi Kinkin " Sambil berjalan menuruni anak tangga, Raisha mengelus-elus dadanya. Namun rasa penasaran dan tanda tanya masih ada dibenak nya.

" Eh,, kamu dari tadi lamunin apa sih ?" tanya Kiana

" Emm,, nggak ada kok " karena tak mau ambil pusing, Kiana menerima saja jawaban ambigu dari sahabatnya itu. Sementara Raisha masih saja terbayang dengan sosok yang ada di laptop Kiana.

" Aku nggak salah liat kan tadi,,, di galeri Kiana itu benar foto Bang Raynand kan ? tapi kenapa Kiana menyimpan foto Bang Inand banyak banget ? " lirih Raisha dengan berbagai banyak tanya dibenak nya.

***

" Iya Mah, bulan depan aku jadi pindah tugas " Seorang pemuda yang berprofesi sebagai polisi sedang berbicara dengan orang tuanya dibalik telfon.

" Syukurlah nak,, sebab Mamah udah teramat rindu sama kamu, selama empat tahun kamu tugas di luar kota, jarang pulang, Mamah takut kamu nggak ingat rumah " ujar wanita dengan suara lembutnya di seberang sana.

" Ah, Mamah ini ada ada saja, mana mungkin aku bisa lupa sama rumah,, sejauh apapun langkahku, maka aku akan tetap pulang kan. "

" iya,, tapi selama empat tahun kamu baru pulang tiga kali nak, dan bahkan kamu sering berlebaran di kampung orang "

" Nanti kalau aku udah tugas disana, kita akan selalu sama - sama Mah,, aku juga kangen sama Mamah Papah dan juga adik-adik ku Raisha dan Raihan "

" Yasudah nak,, kamu istrahat lah,, kamu baru pulang bertugas kan "

" Eh, jangan dulu Mah,, gimana kabar adik gadis aku ? dia sekarang dimana? " Raynand tiba-tiba teringat kepada adik perempuannya.

" Biasalah Nak,, Raisha kalau sore begini pasti ada dirumah Kiana "

" Kiana ?" Raynand merasa dekat dengan nama itu namun ia juga lupa siapa sosok Kiana yang dimaksud oleh sang Mamah

" Iya,, Kiana teman kecil Raisha "

" Kiana siapa Mah ?"

" Ya ampun,, itu loh Nan, Kiana anaknya Mami Tia sama Papi Andri, masa sih kamu lupa " tiba - tiba Raynand teringat segalanya bahwa sejak kecil dulu ia memang sering bermain bersama keluarga Kiana. Namun karena dulu ia tak memperdulikan dengan keadaan sekitar sehingga ia juga lupa bahwa ada gadis kecil yang selalu mengganggunya sejak dulu.

" Oh astaga,, maaf Mah aku lupa hehehe, kalau Mami Tia jelas aku ingat dong,, tapi sama Kiana aku lupa heheh "

" Hem,, gimana mau ingat,, kamu nggak pernah mau main sama Kiana dulu, sampai kamu besar kamu memilih tinggal bersama Oma Opa kamu, kalau ketemu sekali kali juga kamu galaknya minta ampun sama dia "

Raynand jadi teringat masa-masa kecilnya, bahwa memang dulu ia tak pernah suka dengan keberadaan Kiana. saat mulai beranjak remaja Raynand lebih memilih tinggal bersama Oma Opanya dengan alasan jarak dari sekolah dan rumah Oma Opa lebih dekat.

Kalaupun ada masa yang mempertemukan Kiana dan dirinya, Raynand lebih memilih menjauh dan tidak ikut bergaul. Raynand merasa keberadaan Kiana menjadi pengganggu, sebab sikap Kiana yang periang, ceria dan selalu berisik membuatnya terganggu. Sementara Raynand tipikal manusia yang menyukai ketenangan. maka dari itu dari dulu jika bertemu dengan Kiana ia selalu menghindar.

Setelah lama berbincang dengan sang Mamah dibalik telfon. Raynand merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Rasanya begitu lelah setelah bertugas di lalu lintas seharian. Saking lelahnya, sehingga ia rasa enggan melepas seragam coklat yang masih melekat ditubuh nya.

Raynand menutup matanya. Ia tak tidur pikirannya jauh entah kemana. Namun sesaat ada sebuah nama terlintas dipikirannya.

Kiana.....

Raynand langsung membuka mata. Nama itu seakan memaksanya untuk mengingat seseorang.

" Apa kabar nya gadis berisik itu ?"

-

Hei hei hei.... aku datang...

semoga karyaku kali ini nggak kalah menarik dengan karya-karya sebelumnya.... terimakasih buat kalian yang masih menanti....😚😚😚

Dua Keluarga

" Dika " suara gadis-gadis yang saling bersahutan sibuk menyebut nama seorang pria yang mereka panggil dengan suara nyaring.

Pemuda yang merasa namanya disebut akhirnya berbalik. Ia tahu betul dan sangat hafal pemilik suara-suara bising yang menyebut namanya.

Dika memutar bola matanya jengah, saat kedua gadis itu makin mendekat dan spontan memeluknya dengan erat. Seperti ada rindu yang lama terpendam, begitulah tingkah Kiana dan Raisha jika bertemu dengan Dika setelah libur, padahal baru libur sehari tak ke kampus namun rasanya seperti libur setahun.

" Ish,, kalian ini kebiasaan deh,, kalau nggak ketemu sehari aja, suka nempel-nempel gini " seru Dika dengan suara lembut nya.

" Ih, Dika mah gitu,, kita kangen tau " kata Raisha

" Iya nih, Dika nggak peka banget " Kiana menimpali

" Heh kalian ini, berapa kali aku bilang, jangan panggil aku Dika tapi Dila, ingat yah Di La " Dika mengeja setiap suku kata namanya, membuat Kiana dan Raisha saling pandang.

Antara Kiana, Raisha dan juga Dika mereka bertiga adalah sahabat, mereka bertemu saat pertama kali memasuki sekolah menengah atas (SMA). Kiana dan Raisha sudah saling mengenal sejak balita, jadi mereka memutuskan untuk selalu bersama mulai dari sama-sama memasuki sekolah dasar (SD) sampai ke Universitas.

Saat sekolah Dika termasuk siswa yang pendiam dan tidak banyak bergaul. Selain itu Dika yang terlihat sedikit melow dan feminim, Sehingga gaya yang ia tampilkan terkesan gemulai dan manja. Karena itulah Dika tidak percaya diri untuk bergaul dengan sesama siswa.

Melihat itu, Kiana dan Raisha merasa terkesan, sikap dan perilaku tertutup Dika membuat Kiana dan Raisha tertarik untuk berteman dengan Dika. Dan sejak saat itu, Dika merasa bahwa ada orang-orang yang bisa menerima dirinya dengan segala kekurangannya.

Dan siapa yang sangka, bahwa makin mereka akrab makin mereka bisa saling melengkapi, hingga Dika Kiana dan Raisha merasa bahwa mereka satu frekuensi. Hingga terjalinnya suatu hubungan dekat hingga saat ini.

" Heleh, Dika pengen banget sih jadi cewek, dikira jadi cewek itu enak kali yah " ujar Raisha

" Hu um, lagian badan udah atletis, tampang oke,, kok mau mau nya kamu berubah bentuk " Kiana ikut menimpali

" Heh,, kalian dengar yah,, tampang dan penampilan aku emang gagah,, tapi hati aku ini lembut tau,,, aku rasa malaikat udah salah kasi raga untuk roh aku deh " Dika memulai drama

" Laga mu Dik,, emang kamu pikir kita ada di dunia film apa, udah lah terima aja nasib dan kondrat kami sebagai pria,, masih untung jadi manusia,, gimana kalau Tuhan ciptain kamu sebagai monyet,, mungkin sekarang kamu nggak ada di Universitas,, tapi dihutan,, ya kali ada binatang ngampus " Jelas Kiana

" Ada kok binatang ngampus " balas Dika

" Mana ?" Kiana dan Raisha bertanya serius

" Tuh " Kiana dan Raisha mengikuti arah telunjuk Dika yang menunjuk segerombolan mahasiswa yang sedang duduk melingkar ditaman kampus.

" Heh, jangan asal kamu yah,, yang kamu tunjuk itu senior kita " kata Raisha

" iya,, tapi mereka kan Buaya nya kampus hehehe opss " balas Dika

" Hem,, tau ah,, buang buang energi tau ngomong sama makhluk setengah matang " ujar Kiana lalu berlalu meninggalkan Raisha dan Dika yang masih sibuk beradu debat

" Eh, Kinkin tungguin dong " Raisha mengejar

" Eh kalian,, tunggu princess Dila dong,, masa aku di tinggal sendiri sih,, kalau aku di culik buaya gimana ? " Dika ikut berlari kecil mengejar Kiana yang sudah menaiki anak tangga

" Hadeh,, nggak akan ada buaya yang nyulik makhluk ribet kayak kamu Dik,, di tukar tambah juga nggak bakal ada yang mau " teriak Raisha

" Eh,, tega banget sih kamu Ra "

" Berisik banget sih kalian,, mata kuliah udah mau mulai tuh " teriak Kiana yang sudah memasuki ruangan kelas.

" Eh, tungguin dong "

Jam kuliah telah usai, Kiana Raisha dan juga Dika berencana akan pergi ke suatu tempat. Dengan langkah riang mereka bertiga keluar dari gedung kampus menuju parkiran. Sebab tadi pagi Kiana dan Raisha memilih jasa transportasi online saat berangkat jadi saat ini dua gadis itu akan menyusahkan Dika lagi dan lagi.

" Aduh,, kalian ini kebiasaan deh, kalau jalan suka bergelantungan begini dilengan kiri kanan ku, pegel tau " ucap Dika, ia meregangkan otot-otot nya sebab merasa pegal karena Kiana dan Raisha habis bergelayut manja padanya.

" dih apa sih Dik, kamu harusnya bangga sebab ada gadis cantik jelita seperti kita yang mau nempel sama kamu " ujar Kiana

" cih, apa yang harus aku banggakan,,, aku juga nggak kalah cantik kok sama kalian " kata Dika

" Ya Allah, sembuhkanlah teman priaku ini,, tolong kembalikan dia kepengaturan awal,, sayang sama mukanya,, udah cakep eh melow " balas Kiana

" Enak aja,, kamu pikir aku sakit apa "

" Sssttttt,,, udah kalian ini berisik banget sih,, tuh Mamah lagi telfon,, jangan ada bicara " kata Raisha.

Akhirnya Kiana dan Dika mengakhiri debatnya. Dan memperhatikan Raisha yang sibuk berbicara dengan sang Mamah di balik telfon.

Entah apa yang dibicarakan Raisha dan Mamahnya. Sebab yang didengar oleh Kiana dan Dika hanyalah ' Iya Mah, Oke, Iya dan Iya ' setelah itu percakapan selesai.

" Mamah kenapa Ra? " tanya Kiana

" Mamah suruh kita balik sekarang " jawab Raisha

" Loh kenapa? Mamah baik - baik aja kan?" tanya Kiana khawatir

" Iya, Mamah dan semua orang nggak apa- apa kok " jawab Raisha

" Oh, syukurlah "

" Lalu, kenapa kalian disuruh pulang cepat?" akhirnya Dika ikut bertanya

" Biasalah,, Di rumah lagi ada acara makan-makan, ada Mami sama Papi juga " jawab Raisha

" Dalam rangka apa? ada yang ulang tahun ?" tanya Dika lagi, Raisha nampak berpikir sejenak, mengingat adakah diantara mereka yang sedang merayakan hari spesial, namun ternyata tidak ada.

" kayaknya nggak ada deh " jawabnya kemudian

" Yah,, dua keluarga kita memang sering seperti ini Dik,, kalau udah lama nggak ngumpul lagi , pasti Mami sama Mamah sibuk masak masak, entah itu di rumah aku atau di rumah Raisha, yang penting kita ada waktu buat ngumpul bersama " jelas Kiana. Dika mengangguk paham, dan sebenarnya ia sangat tersentuh dengan dua keluarga sahabatnya itu, meski Dika tau antara Raisha dan Kiana masih ada hubungan keluarga dekat, namun keakraban yang mereka jalin antar keluarga sangatlah kental, bahkan tidak ada panggilan Tante atau Om untuk orang tua Kiana maupun Raisha, anak-anak dari dua keluarga itu menganggap bahwa mereka memiliki empat orang tua yang mereka sayangi. Dan itu sangat nampak dimata Dika sejak awal ia berkunjung kerumah Kiana maupun Raisha untuk pertama kalinya.

" Yaudah,, untuk kali ini kita tunda aja nongkrong nya,, kita ke rumah aja dulu " kata Kiana

" Okee deh, capcus " dengan gaya gemulainya Dika mengajak sahabat-sahabat wanitanya masuk ke mobil.

" Ampun ah, makhluk ini "

_

seperti biasa,, aku berharap kalian bisa menjadi pembaca yang baik, minimal meninggalkan jejak berupa like or komen,, di vote udah syukurlah...😊😊

GGS ( Ganteng-ganteng Songong )

Sesampainya di halaman rumah milik keluarga Raisha. Kiana dan Raisha bergegas keluar dari mobil. Sementara Dika hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah dua sahabatnya itu yang tak berubah sejak dulu.

" Mereka itu masih seperti anak kecil saja,, doyan berlari dan bergelayut manja,, hufttt " Dika menyusul setelah selesai memarkirkan mobilnya.

Kiana dan Raisha dihampiri oleh seorang Asisten rumah tangga yang umur nya sudah lumayan tua.

" Eh nak Raisha dan Kiana udah pulang " sapa Bu Salma

" Iya Bu' ,, Eh Mamah Papah, Mami sama Papi dimana Bu ? " tanya Raisha

" Mereka ada di taman belakang Non " jawab Bu Salma

" Duh,, Ibu ini udah dibilang jangan panggil Non, panggil nama atau nak aja lebih enak " kata Raisha. Sedari dulu memang dua keluarga itu lebih suka di panggil dengan sebutan nama atau di sapa Nak oleh asisten rumah tangga, mereka kadang tidak senang jika ada ART yang menyebut mereka nyonya atau tuan, sehingga Raisha dan Kiana belajar sederhana dan lebih menghormati orang lain sebab didikan dari orang tua mereka.

Di taman belakang, para orang tau yang dulunya pernah muda dan memiliki kisah yang cukup indah pada masanya masing-masing. Nampak sibuk menyiapkan hidangan. Dua pria sibuk memanggang daging, dan para wanitanya sibuk mempersiapkan alat makan.

" Papah, Mamah, Mami Papi " Raisha dan Kiana berlari menghampiri orang tua mereka.

" Eh gadis-gadia Papah udah pulang " kata Raja, dia lah Papah dari Rainand Raisha dan juga Raihan.

Kiana dan Raisha memberi kecupan pada punggung tangan keempat orang tuanya.

" Sini duduk sayang,, kalian cuma berdua?" tanya Tia, sang Mami dari Kiana

" Nggak Mam, kita di antar sama Dika " jawab Kiana

" Lah, terus mana Dika nya? kok nggak di ajak sekalian " ujar Hani, Sang Mamah dari Raisha

" Ada kok Mah,, Nah itu dia Dika nya " kata Raisha sambil menunjuk Dika yang rupanya sudah berjalan kearah mereka.

Dika lumayan cukup akrab dengan dua keluarga yang ada dihadapannya saat ini. Jadi pria gemulai itu tak perlu merasa canggung saat menyapa orang tua Kiana dan Raisha.

Makanan sudah tertata rapi diatas meja, waktunya menyantap semua hidangan yang menggugah selera. Kiana, Raisha dan Dika memilih membuka meja sendiri, dan membiarkan para orang tua duduk di meja yang lebih luas. Lagi pun anak anak muda itu merasa tak perlu ikut campur dalam setiap pembahasan orang tua, dan bukannya lebih asik jika sesama anak muda saling berbaur saja, toh mereka masih dalam satu acara juga.

**

Ditempat lain. Seperti biasa saat Raynand selesai dengan tugasnya mengatur kelancaran lalu lintas. Ia sempatkan memberi kabar kepada orang tuanya terlebih dahulu sebelum beristirahat.

Raynand melakukan panggilan video call kepada sang Mamah. Namun ternyata nomor yang di tuju tidak menjawab. Bahkan untuk beberapa kali Ia mencoba melakukan panggilan ulang tetap saja hasil nya sama.

" Tumben Mamah nggak jawab telfon,, apa Mamah sibuk ?"

Kali ini Raynand mencoba untuk melakukan panggilan video call kepada sang Papah, dan ternyata hasilnya sama. Tidak satu dari merekapun yang menjawab. Hal itu membuat Raynand berpikian aneh. Sebab tidak biasanya Mamah dan Papahnya mengabaikan panggilan nya berkali -kali . Pasti terjadi sesuatu, begitu pikirnya.

" Raisha " tiba-tiba ia teringat pada adik perempuan nya. Dengan segera Raynand menghubungi adik nya berharap semoga Raisha ada di rumah.

Tut... Tut... Tut....

sama halnya dua panggilan tak dijawab oleh Raisha membuat Raynand makin khawatir saja.

" Ckk, kemana semua orang, kenapa tidak ada satupun yang mau menjawab panggilanku,, apa mereka ada di rumah Mami Tia " Raynand mulai menebak-nebak.

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya.

" Masuk saja, nggak di kunci " ujarnya

Seorang pria yang sepertinya seumuran dengan Raynand masuk kedalam kamar. Di lihat dari potongannya, bahwa mereka satu profesi.

" Ngelamun aja kerjaan mu Nan, kenapa, ada masalah?" tanya teman Raynand yang diketahui bernama Bimo.

" Nggak ada apa-apa kok Bim, " jawab Raynand

" Lah, kalau nggak ada apa-apa , kenapa muka kamu kayak tisu pembuangan ingus ? kusut butek lagi " kata Bimo

" Aku bingung aja Bim, dari tadi aku telfon orang dirumah nggak ada yang angkat, Mamah Papah, adik aku semua nggak ada yang jawab, jadi khawatir aku tuh " kata Raynand

" Mungkin mereka lagi sibuk, jadi nggak sempat megang handphone " Bimo mencoba menenangkan

" Yah, mungkin aja sih " Raynand manggut-manggut.

" Eh,, ada perlu apa kamu kekamarku ? mau minjem minyak rambut lagi ?" kebiasaan Bimo klw datang melamar Raynand pasti mau minjam sesuatu

" Beh,, sadis kamu Nan,, aku kesini nggak mau minjem apa-apa " jawab Bimo

" terus?"

" Aku kesini mau kasi tau kamu sesuatu "

" Apa?"

" Tuh,, Silvi dari kemarin nyariin kamu, malah bela-belain datang ke pos jaga cuma buat cariin kamu, katanya kenapa kamu susah di hubungi " jelas Bimo. Mendengar itu Raynand malah berdecak kesal, ini memang bukan kali pertam ia di cari oleh para wanita, sudah sering para betina kehausan itu mengejar dirinya, dan itu sukses membuat Raynand ingin lari dari dunia. Bukan apa-apa Rayanan bukan tipikal pria yang bangga jika dikejar-kejar banyak wanita.

" Kamu kenapa sih Nan,, nggak baik tau gantungin anak orang, lagian apa kurangnya si Silvi udah cantik baik anak pejabat lagi,, kamu nyari perempuan modelnya gimana sih ?" kata Bimo panjang lebar, teman yang lumayan dekat dengan Raynand itu terkadang bingung dengan sikap Raynand yang selalu dingin terhadap semua wanita. Padahal gadis-gadis yang mengejar temannya itu lumayan banyak.

" Ah, siapa yang gantungin anak orang sih,, aku cuma nggak suka aja terlalu dekat sama perempuan " kata Raynand

" terus, kamu sukanya dekat sama lelaki gitu ? dih amit - amit teman gua, ganteng tapi suka sama terong " kata Bimo

" Eh, sembarangan aja kalau ngomong,, aku pria sangat normal, asal kamu tau " Raynand berkata sewot

" Terus, kenapa setiap perempuan yang PDKT sama kamu, lu jauhin Bambang ?"

" Bukan ngejauhin sih,, kan emang aku selalu jaga jarak sama semua perempuan "

" Tapi, anak orang udah terlanjur baper Nan, tanggung jawab dong lu "

" Yee emang gua ngapain tu perempuan , pake tanggung jawab segala,, lagian salah sendiri,, masa di kasi senyum aja sudah baper,, hadehhh "

Raynand gak habis pikir dan kadang merasa miris jika ada gadis yang gampang baper. Apa sebegitu gampangnya kah hati itu jatuh cinta ? tanya nya dalam hati.

" Lagian, kamu cari cewek yang bagaiamana sih Nan? perasaan segala jenis betina kamu tolak,, sisa kuntilanak aja nih yang belum datang ke pos jaga nyariin kamu"

" Yah intinya , aku nggak suka sama cewek bar bar, berisik dan terlalu agresif, aku suka cewek yang kalem pendiam dan dewasa " kata Raynand

" Nah, tuh Renata cewek kalem plus dewasa kamu tolak juga " Bimo ingat betul bahwa ada gadis bernama Renata yang juga terang-terangan suka dengan temannya itu, tapi sayang Raynand juga menolak membuka hati untuk gadis malang itu.

" Renata memang kalem dan dewasa, tapi agresif,, terlalu transparan kalau dia ngejar gua, dan gua nggak suka " jelas Raynand

" terus si Amel kenapa kamu tolak,, jelas jelas junior kita itu kalem pendiam dan pemalu dan nilai plusnya dia cantik dan suka sama kamu,, tapi sayang dia juga masuk dalam daftar tolak, kenapa?" Bimo seakan-akan ingat semua daftar nama gadis yang suka sama Raynand, udah kayak sensus penduduk saja.

" yeah, i know that, but i no like to " kata Raynand

" Oke,, Why? "

" Amel memang kalem pendiam dan pemalu,, tapi dia gadis yang juga secara tidak langsung telah memperlihatkan kalau dia ada feeling sama gua, dan jujur aku nggak suka cewek kayak gitu " jelas Raynand, dan jujur saja Bimo selalu merasa tidak puas dengan alasan Raynand yang terkesan hanya dibuat-buat.

" Lalu, cewek ideal menurut fersimu itu seperti apa ? aku yakin ini cuma alasan kamu aja, sebab kamu emang pada dasarnya nggak tertarik kan sama perempuan " tebak Bimo, terdengar sangat meremehkan, namun Raynand hanya menanggapi dengan senyuman.

" Ehem,, gini yah " ambil nafas sejenak " menurut aku, sejatinya perempuan itu dikejar bukan mengejar, perempuan itu diperjuangkan bukan memperjuangkan, jadi buat aku perempuan itu jual mahal, susah di taklukkan, dia akan terkesan jutek dan cuek. Nah besok kalau aku ketemu sama model cewek seperti ini, baru dah aku kejar, gimana ?" Dan penjelasan Raynand kali ini benar - benar membuat Bimo pening.

" Wah, kamu rupanya GGS " ujar Bimo

" Ganteng-ganteng Serigala?" tebak Raynand

" Ganteng-ganteng Songong "

" Asem lu " Dan lemparan bantal guling pun melayang ke kepala Bimo

_

Baca dengan hati, tinggal kan jejak sepenuh hati...

dukung Author dengan like , komen and vote yah 😊😊😊😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!