NovelToon NovelToon

Tobatnya Sang CEO

Blurb

Narayan Nugraha, CEO dari perusahaan telekomunikasi ternama di Jakarta. Tampangnya rupawan, hartanya berhamburan, namun satu yang ia tak ia dapatkan, yaitu kasih sayang. Dibesarkan dari keluarga broken home membuatkan lupa akan arti cinta dan ketulusan. Di usianya yang sudah memasuki kepala tiga, dirinya masih asyik dengan status lajangnya, namun bukan berarti Nara menutup diri, melainkan justru begitu mahir merayu dan mengetuk hati perempuan-perempuan yang haus akan belaian dan hartanya.

Ada sebuah insiden dalam hidupnya yang membuat dirinya saat ini menjadi pematah hati perempuan. Perempuan yang selalu ia hormati dan ia jaga hanya satu, Hanin, kakak perempuan satu-satunya yang menjadi semangatnya saat ini.

Terkadang Nara merasa bosan dengan kehidupannya yang begitu-begitu saja. Namun sejak kehadiran Aruna, sekretaris pribadinya, yang masih ada hubungan persaudaraan dengannya itu, kehidupannya mendadak menjadi menarik.

Setiap hari Nara akan mendengar ocehan dari Aruna yang tiada bosannya menceramahi Nara karena selalu membawa perempuan ke kantornya. Setiap hari selalu berganti perempuan.

Aruna yang di didik begitu ketat masalah pergaulan dan agama, merasa risih dengan perbuatan saudara jauhnya itu.

Pepatah mengatakan tresno iku jalaran saka kulino. Cerewetnya Aruna ternyata membuat candu Narayan. Namun ketika Narayan bersiap untuk menyudahi petualangan cintanya. Aruna diam-diam sudah dilamar pemuda tersoroh di kampungnya.

Naraya Bukan untuk Aruna. Satu hal yang sangat menyakitkan. Tapi selagi janur kuning belum melengkung, Nara bertekad untuk mencoret kata BUKAN dari kalimat di atas.🤣🤣🤣 (Sok ayuh gas keun)

Penasaran dengan kisah Nara yang jahil dan Aruna si bawel? Nantikan kisah selanjutnya akan author tulis setelah lebaran yah, karena mau merampungkan cerita sebelumnya terlebih dahulu.

(Jangan lupa like, komen dan vote)

🥰🥰Pengumuman🥰🥰

☘️☘️☘️Cerita ini hanya fiktif belaka, maaf ya jika ada kesamaan nama dan yang lainnya, cerita ini akan tamat di sini, jadi tidak perlu khawatir akan di gantung kaya jemuran🤭. Tapi yang tercetak juga tetap berjalan, judul dari aplikasi lain.

Dimohon kerjasamanya untuk memberikan like, komen dan vote. Bebas komen asal sopan dan menjurus pada isi cerita. Kritik dan saran juga boleh banget, tapi maaf tidak menerima saran CRAZY UP THOR🤣🤣. Gunakanlah jari kalian untuk mengetik komentar, kritik serta saran dengan baik.

Author tidak anti kritik, tapi perlu diperjelas lagi, kritik itu tidak sama dengan menghina. Jadi mari kita saling mendukung satu sama lain. Ikuti alur ceritanya, jika memang cerita ini tidak sesuai dengan harapan pembaca bolehlah tinggalkan tanpa memaki-maki atau menghina, karena menumbuhkan kepercayaan diri untuk menulis itu butuh nyali cukup besar.

Jika cerita ini pembaca sukai, author berharap, pembaca tidak hanya sekedar membaca, ambilah sesuatu yang baik dalam cerita ini. Author membuat tulisan dengan genre romantis religi selama ini bukan berarti Author paling mengerti atau pintar, tapi Author juga sedang tahap terus memperbaiki diri.

Sebagai bentuk rasa cinta kasih author untuk pembaca, author ingin mengajak pembaca semua menjadi manusia yang terus berusaha menjadi lebih baik tiada henti lewat tulisan-tulisan ini karena tulisan mampu menembus beribu-ribu pikiran pembaca.

Terimakasih untuk semua pembaca yang telah membaca dan mendukung karya saya mulai dari @Aku Janda Tapi Perawan @Percayalah Aku Masih Perawan @Surat Cinta 2000 @Kekasih Halal @Barista Cafe Jomblo @ Zara Ayyubi. Semoga cerita Tobatnya Sang CEO juga bisa berakhir sesuai dengan yang diharapkan.

Insyaallah Author akan terus memperbaiki dalam hal kepenulisan selama ini, maaf jika masih ada tanda baca yang kurang pas atau typo selama menulis, tolong diingatkan yah🙏 karena Author juga masih belajar dan terus belajar.

Pesan Author untuk pembaca, gunakan waktu senggang untuk membaca novel, kerjakan yang wajib-wajib terlebih dahulu, jangan terlalu lalai membaca novel sampai 24 jam, lalu yang lainnya terbengkalai, karena novel ini hanya hiburan semata untuk melepas lelah, lelah karena aktifitas sehari-hari, maupun lelahnya hidup karena tidak sesuai dengan ekspektasi 🤭.

Membaca novel Jadikan penyemangat, bukan penghambat. Oke👍.

Bagi yang ingin silaturahim lewat sosmed juga boleh, add sosmed author yah.

Fb : Santy isnawan

IG: Santy isnawan

Wa : 089637723952

NT: Santy puji

***: Santy puji

Peluk sayang dari jauh, Salam cinta kasih.

🥰

🥰

🥰

🥰

Santy Puji (Author)

Kissing

☘️ Happy Reading ☘️

Pagi itu Aruna yang tengah duduk di meja kerjanya dikejutkan dengan seorang perempuan cantik, dengan body semplohe alias semok, demplon dan heboh yang kini sudah berdiri di depannya. Wanita itu tersenyum kepadanya dengan senyuman manis, semanis martabak bang Roni yang jualan di sebrang kantor.

Seperti biasa, Aruna akan menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya perlahan untuk menghadapi wanita-wanita cantik yang silih berganti berdatangan untuk bertemu dengan bos nya.

Entahlah kenapa setiap hari si bos selalu berganti-ganti wanita. Aruna jengah menghadapi situasi dan kondisi seperti ini, tapi mau bagaimana lagi, dirinya yang sudah ditunjuk HRD untuk menjadi sekretaris pribadi bos, mau tidak mau, suka tidak suka, semua harus dihadapi dengan sabar.

Aruna selalu berpegang teguh pada prinsip sabar, bahwa sabar itu ilmu tingkat tinggi yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang terpilih, dan Aruna berusaha untuk menjadi salah satu yang terpilih itu.

Sudah 2 tahun Aruna merantau, sebelumnya Aruna bekerja di bagian accounting, Aruna sangat menikmati pekerjaannya pada waktu itu. Tapi sudah 6 Bulan ini Aruna mendapat amanah untuk berkerja sebagai sekretaris pribadi bos sengklek.

Kenapa sengklek? ya Aruna sangat tidak menyukai bosnya yang kerap kali bergonta-ganti wanita, wanitanya setiap hari ke kantor lagi. Ribet. Playboy sekelas Rafi Ahmad saja masih kalah jauh dengan si bos. Kalah telak dalam hal jumlah mantan, bayangkan saja jika setiap hari ganti pacar, setahun ada 365 hari, berarti setahun juga ada 365 pacar. Bayangkan jika 10 tahun, dikumpulkan di stadion GBK cukup lah yah.🤦

Aruna direkomendasikan menjadi sekretaris pribadi bos karena saat itu yang menjabat sebagai sekretaris bos adalah tante Aruna sendiri yaitu tante Dewi. Dia lah yang mengusulkan Aruna sebagai pengganti dirinya karena tante Dewi akan cuti melahirkan selama 3 bulan. Tapi kenyataannya, tante Dewi malah mengundurkan diri dari pekerjaan karena ingin fokus mengurus anaknya. Kini Aruna merasa terperangkap sudah.

Pak Narayan, Bos Aruna menerima Aruna sebagai sekertaris nya karena Nara percaya Dewi akan merekomendasikan orang yang tepat untuk dirinya.

Yang lebih mengejutkan lagi adalah, Nara dan Aruna bisa disebut saudara sebenarnya, karena tante Aruna menikah dengan om Narayan, lalu dulu waktu Nara masih kecil, Aruna dan Nara adalah tetangga baik yang selalu bermain bersama disalah satu desa di Semarang. Narayan pindah rumah ke Jakarta saat dirinya SMA.

Tante Dewi dan Om Haris sudah menjalin hubungan sejak lama, cinta lama yang tak pernah kandas walaupun keduanya pernah menjalani LDR hingga akhirnya menikah dan menetap di Jakarta saat ini.

Aruna terkadang tidak menyukai kebetulan ini, ah rasanya dirinya ingin pulang kampung saja. Bagi Aruna, pak Nara yang sekarang, berbeda jauh dari Kak Nara yang dulu selalu bermain dengannya. Entahlah mungkin karena sudah terkontaminasi pergaulan jelek di kota ini.

Setelah menghembuskan nafasnya perlahan, Aruna menanyakan keperluan wanita bahenol yang ada di depannya.

"Maaf ada perlu apa ya mbak?" tanya Aruna begitu lemah lembut, walaupun sebenarnya sudah tahu pasti wanita ini akan mencari bosnya.

"Mas Nara ada?" tanya wanita itu.

Aruna mengangguk, "Ada, apa sebelumnya sudah ada janji dengan pak Nara mba?"

"Sudah." Wanita itu menunjukkan bukti chatting dirinya dengan Nara yang menyuruhnya untuk datang ke kantor. Aruna akhirnya mempersilahkan wanita cantik itu masuk ke dalam ruangan bos Nara.

Setelah wanita itu masuk ke dalam ruangan pak Nara, Aruna beristighfar dalam hati. Padahal hari ini jadwal sedang padat, tapi pak Nara masih saja sempat-sempatnya bermain-main, mainannya benda hidup lagi, haduh.

☘️☘️☘️

Sudah 1 jam wanita cantik itu di dalam ruangan pak Nara, tapi belum ada tanda-tanda akan keluar, padahal 15 menit lagi akan ada meeting dengan klien penting. Aruna sudah berusaha menghubungi pak Nara, tapi setiap telfon malah dimatikan.

"Huh, pak Nara kalau sudah hedon pasti lupa kalau banyak jadwal penting yang harus segera di urus." Aruna mencebikan bibirnya sambil tangannya mengetuk-ngetuk meja dengan pulpen.

Aruna akhirnya memberanikan diri untuk masuk saja ke dalam ruangan pak Nara. Namun baru saja berdiri diambang pintu, Aruna mendengar suara keciplak yang tidak asing di telinganya. Yah, pasti itu suara rujak bibir. Aruna sangat sebal dengan suara itu. Tapi demi profesionalitas, Aruna tetap mengetuk pintu ruangan pak Nara karena meeting sebentar lagi akan dimulai.

Sekali ketuk, dua kali ketuk, tidak ada jawaban juga. Aruna emosi, ia langsung mendorong pintu ruang kerja pak Nara. Seperti biasa, Aruna akan disuguhkan dengan pemandangan yang membuatnya langsung mual-mual. Pak Nara sedang kissing dengan wanita cantik tadi.

"Pak Nara," teriak Aruna. Sudah bukan hal aneh, Aruna kerap kali berteriak atau bahkan marah-marah jika masalah pekerjaan diganggu oleh masalah asmara. Dan sepertinya pak Nara pun sudah terbiasa mendengar ocehan Aruna.

Wanita cantik itu terkejut melihat Aruna datang, apalagi sambil meneriaki kekasihnya, tapi tidak dengan pak Nara yang malah menyunggingkan senyuman. Dasar edan memang. Aruna langsung menutup pintunya kembali, ia lalu berlari menuju toilet dan menuntaskan mual-mual nya di sana. Entahlah kenapa saat melihat pak Nara kissing dengan perempuan, Aruna langsung bereaksi mual muntah.

☘️☘️☘️☘️ Bersumbang eh Bersambung...

(Pak Nara memang bos meresahkan ya gengs🤭 Episode awal masih menjelaskan tentang asal usul tokoh biar nggak bingung😊 Jangan lupa like komen dan Vote yah, next part Author tunggu sampai 300 like👍👍)

Salam sayang,

Santypuji

Gunawan

Selesai dari toilet, Aruna langsung kembali lagi ke meja kerjanya, ia juga ingin mengingatkan kembali jadwal meeting pak Nara. Namun saat sampai di meja kerjanya, terdengar suara gaduh dari dalam ruangan pak Nara.

"Dasar sialan."

Aruna terkejut saat melihat wanita bahenol keluar dari ruangan pak Nara dengan umpatan dan mimik wajah yang penuh amarah.

Wanita dengan body semplohe itu menatap sinis ke arah Aruna lalu pergi meninggalkan kantor tanpa mengucapkan salam atau apalah sebagai tanda basa basi. Ah mana ada wanitanya pak Nara yang ramah tamah, Aruna sampai heran, pak Nara mungut dimana sih wanita-wanita seperti itu.

"Kamu jaga anak mbak, biar mbak yang rapat, keterlaluan kamu Nara." Kali ini yang keluar dari ruangan pak Nara adalah mbak Hanin, kakak pak Nara ya tentunya sekaligus pemilik perusahaan ini juga.

Sebelum pergi ke ruang rapat, mbak Hanin menghampiri Aruna terlebih dahulu.

"Kamu dari mana saja Na?" tanya Mbak Hanin.

"Dari toilet mbak, maaf tadi saya sudah memberi tahu pak Nara, tapi ya begitulah mbak." Hanya mbak Hanin yang mengerti repotnya jadi sekretaris bos sengklek.

"Yang sabar yah, ya sudah mbak mau rapat dulu, oh ya tolong jagain baby Ayumi yah, dia sama om nya di dalam." Mbak Hanin melenggang pergi menuju ruang rapat. Aruna bergegas menuju kantor pak Nara, tidak tega jika Ayumi diasuh oleh pak Nara.

Sebelum masuk, Aruna mengetuk pintu terlebih dahulu, setelah itu barulah masuk ke dalam. Pemandangan kali ini tidak semual sebelumnya, malah tampak adem. Pak Nara sedang menggendong Ayumi dengan penuh kasih sayang.

"Hemm, kenapa nggak bilang kalau ada mbak Hanin sih Run?" tanya pak Nara. Aruna mengendikan bahunya. Sudah salah, mau menyalahkan Aruna lagi, enak saja.

"Saya sudah telfon pak Nara puluhan kali, tapi malah dimatikan, ih nggak ngerti deh sama pak Nara, besok saya mau mengundurkan diri saja ah," ucap Aruna merajuk, rasanya semakin meresahkan saja kelakuan bosnya itu.

Narayan tergelak, selama 6 bulan ini Aruna mungkin sudah bicara seperti itu lebih dari 100 kali, buktinya tetap bertahan. Ucapan Aruna hanya gretakan sambel belaka.

"Sini Ayumi nya." Aruna mengambil paksa Ayumi dari gendongan Narayan.

"Jangan sampai kamu ketularan om ya dek," celetuk Aruna sambil mengelus pipi Ayumi yang gembul dan menggemaskan. Ayumi begitu cantik, mirip dengan ibunya. Saat ini usia Ayumi sudah 9 bulan, terlihat begitu menggemaskannya.

"Dih, om nya ganteng begini, pinter, kaya raya, masa nggak mau kaya om, gimana sih," kata Narayan jumawa.

"Iya tapi nggak ada akhlak," celetuk Aruna. Narayan bukannya marah tapi malah tergelak. Begitulah keduanya, jika sedang tidak membahas pekerjaan, ya mereka tidak membatasi obrolan layaknya karyawan dan bos, karena memang mereka berdua bersaudara, walaupun saudara jauh.

"Yang tadi cantik nggak Run?" Aruna mengendikan bahunya.

"Nggak usah nanya cantik atau nggak kalau ujungnya dighosting sama bapak," jawab Aruna. Lagi-lagi pak Nara hanya tergelak, dasar sinting. Kebanyakan bos besar memiliki hobi berkelas, main golf, atau apa kek, kalau bos satu ini mengoleksi mantan.

"Menikmati masa muda Run, nanti kalau sudah tua nggak bakal bisa hedon lagi," ucap pak Nara penuh percaya diri.

"Dih, jangan kepedean deh bapak, memangnya tahu umurnya bakal sampai tua? pak tau nggak, kan orang meninggal itu dalam keadaan hal yang biasa dilakukan, takutnya bapak lagi ngadon rujak bibir, tau2 dicabut nyawanya, nikmat enggak, pas melek mata sudah ganti alam, main rujak-rujakan sama cacing noh di dalam kubur. " Seperti biasa Aruna pasti akan mengingatkan Narayan dengan bahasanya. Walau bagaimanapun, Aruna ingin bosnya itu sadar.

"Jahara, doain saya mati cepet." Narayan menunjukan mimik wajah sebalnya.

"Nggak usah didoain mati juga semua yang bernyawa bakalan mati, katanya sekolah S2, S3 es doger, kok nggak ngerti sih sama yang beginian." Aruna selalu memiliki jawaban epik untuk menjawab pak Nara.

"Kamu berfikiran buruk terlalu jauh Run, saya cuma kissing kok," ucap Narayan sambil terkekeh.

"Kissing dibilang cuma, nanti diakhirat nggak ada tuh timbang menimbang pake kata cuma, jangan ngadi-ngadi deh bapak, zina mah zina aje, mana ini tempat kerja lagi, malah buat mesum, nggak baik tau, susah banget dibilanginnya." Bukannya mendengarkan, Narayan malah senyum-senyum melihat Aruna jika sedang menasehatinya, lucu, menggemaskan, nyrocos tiada henti.

"Inget lhoo pak, siksaan di neraka itu walaupun yang paling ringan, tapi tetap sakit, coba bayangin kalau pak Nara lagi disiksa terus gantian malaikat yang bilang, ini cuma jarum pentul yang dibakar Nara, bukan linggis." Narayan mengernyitkan dahinya. Aruna bocah tengil yang selalu mengingatkannya dengan siksaan pedihnya neraka berhasil membuat bulu kuduknya merinding.

"Jangan gitu dong Run, serem banget sih ih, saya nggak mau lah masuk neraka."

"Nggak mau masuk neraka, tapi kekakuannya gitu terus, merusak perempuan terus, ci pap pap terus, emangnya sudah punya orang dalem di akhirat? Maksiat jalan minta masuk surga, jangan ngadi-ngadi deh bos." 6 Bulan menasehati pak Nara itu sudah bagian dari hari-hari Aruna. Herannya, Aruna tidak pernah bosan.

"Hih Run, aku nggak ci pap pap, enak aje, begini-begini GUNAWAN masih perjaka tau," ucap Narayan.

Aruna mengerutkan dahinya, Aruna bingung, kenapa malah jadi bahas Gunawan, siapa tuh Gunawan.

"Gunawan siapa sih? kok jadi nyrempet-nyrempet ke orang lain segala."

Narayan menutup mulutnya menggunakan tangannya sambil senyum-senyum. Senyum mencurigakan.

"Mau tau Gunawan?" Aruna refleks mengangguk.

"Gunawan itu, Gundul dan menawan yang ada di bawah sini, masih perjaka ini." Aruna langsung mendelik mendengar jawaban konyol dari Narayan.

☘️ Bersambung....

(Jangan lupa like, komen dan Vote. Bantu Author yah, lagi mengikuti lomba write season 5, bantu like dan promosikan di akun sosial media kalian, terimakasih)

Salam sayang,

Santy Puji

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!