NovelToon NovelToon

Thaha

Prolog (untuk mu calon imam)

...~*Takdir*~...

...*...

...*...

...*...

Di dunia ini engkau akan jumpai banyak hal

bermacam jenis keindahan tersaji di depan mata

gemerlap cahaya di kala gelap

ukiran indah berbingkai kaca

gemericik gelang yang bergemerincing mengalun syahdu

alunan nada yang mengalun merdu

atau liuk tubuh yang tersembunyi di balik tabir-tabir yang kokoh

semua hal yang menyilaukan mata dapat kau saksikan

hingga aku yang disini terdiam jauh terhalang

terpisah jarak, terpisah kasta dan kedudukan

hingga seuntai tali takdir menyapa

dengan kilau merahnya ia merubah segala warna

menutup kilau-kilau keindahan yang memisahkan kita

menuntun langkah menuju satu titik yang sama

bersimpuh dan berserah pada pemilik tali takdir

sang penguasa keindahan

yang menjadikan aku indah kala kau memandang

bait do'a yang terlantun

menjadi saksi penyerahan diri

walau jauh jarak terbentang, pasti juga kita temukan jalan

...................................Atiya............................................

...2021...

...~**Prolog**~...

...*...

...*...

...*...

Kisah yang menceritakan tentang kehidupan seorang muslimah yang terbiasa bersikap lemah lembut, kalem dan tenang bernama Atiya Az-Zuhruf dengan seorang laki-laki misterius bermata hijau yang menyimpan banyak rahasia kelam dan kejutan istimewa dalam hidupnya

pertemuan keduanya yang tak terduga mengantarkan mereka pada situasi yang memaksa mereka untuk bersama

bersama dalam meniti setiap tali takdir yang menuntun jalan hidup keduanya, membawa mereka pada petualangan baru yang menyajikan berjuta rasa yang berbeda

petualangan yang akan membuat mereka banyak mencicipi rasa baru yang sebelumnya masih tampak asing dalam hidup keduanya, rasa pahit dan manisnya kehidupan

Meraka akan banyak menjumpai berbagai pengalaman hidup baru yang membawa mereka pada warna-warni rasa kehidupan, kecewa, bahagia, sedih, rindu dan manisnya cinta yang murni karena Allah

mampukah kiranya muslimah seperti Zu yang tenang, kalem dan lemah lembut tetap bersikap tenang dalam menghadapi setiap kejutan yang dibawa oleh si pria misterius bermata hijau itu.....?

dan bagaimana kehidupan mereka berdua dalam menghadapai setiap kejutan dan perbedaan....?

perbedaan budaya, perbedaan bahasa, perbedaan status sosial dan perbedaan gaya hidup yang sangat kontras satu sama lain

mampukah mereka tetap saling melengkapi satu sama lain untuk menghadapi setiap masalah yang datang dengan tetap tenang, penuh kasih sayang dan Cinta....? atau malah sebaliknya.....?

bisakah mereka bertahan menghadapi badai yang akan menerpa mereka dengan tiba-tiba dalam setiap perjalanan yang membawa kejutan-kejutan baru dalam kehidupan mereka....?

atau mereka akan menyerah pada kuasa takdir dan saling melepaskan satu sama lain....?

membiarkan cinta mereka berjalan di atas titian yang berbeda, berpaling satu sama lain dan kembali pada kehidupan mereka sebelumnya.....?

Zu dengan kehidupannya yang tenang dan monoton, dan dia dengan kehidupannya yang tersembunyi dalam kemisteriusan tanpa ujung......?

Yuk ikuti kisa Zu dalam menata kehidupan barunya dengan laki-laki misterius yang akan membawanya pada Cinta sejati yang manis dan penuh dengan kejutan, juga pada rasa baru yang belum pernah Zu jumpai dalam kehidupannya yang lalu

jangan lupa tinggalkan jejak sebelum beranjak ya.......

tekan thumb's up, comment, rate and share this story to another

dan simpan di favorit biar kalian selalu dapat notifikasi dari cerita ini saat update

ok, terimakasih banyak atas dukungan kalian pada cerita ini dan semoga suka dengan cerita Zu sama si Abang misterius bermata hijau yaaaaaaa

I love you all

happy reading

...~**Zuhrufah.A.**~...

......2021......

..."Diantara tanda-tanda kebesaran Allah dia telah menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kalian cenderung serta merasa tentram kepadanya. Allah menjadikan diantara kalian rasa kasih sayang. Sungguh dalam hal ini, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang mau berfikir"...

...(Ar-Rum:21)...

Permata Zambrut

...~**🦋**~...

...*...

...*...

...*...

Waktu terasa cepat berlalu, panas teriknya matahari yang tadi berkobar di atas ubun-ubun kini telah meredup dan condong ke ufuk barat

gemerlap kota Surabaya yang tak pernah surut walau malam kini datang menyambut, kendaraan hilir-mudik memenuhi jalan menghantarkan bunyi bising yang sedikit mengganggu gendang telinga setiap orang yang mendengar

para mahasiswi berhamburan keluar masjid sesaat setelah salam penutup aku ucapkan

aku memang sering mengisi kajian di kampus ini, setidaknya dua kali dalam sepekan, di salah satu kampus swasta yang cukup terkenal di kawasan Surabaya, kampus ini berada di salah satu perumahan terbesar dan termewah yang berada di kawasan kota Surabaya

aku menunggu hingga waktu sedikit larut untuk menghindari macet, karena jalan yang akan aku lalui nanti adalah jalan utama, dan aku bukan orang yang cukup sabar untuk menunggu antrian panjang dengan bau asap kendaraan yang lumayan mengganggu Indra pernafasan

"kak Zu, belum pulang...?"

Leta salah satu mahasiswi yang cukup sering datang kajian menyapa dari balik pintu, kebetulan kini aku sedang menunggu di teras masjid

"belum, Leta juga kenapa belum pulang..?"

Leta ikut duduk bersamaku melihat jauh kearah gerbang masjid sebelum kembali menatap ku dengan senyum lebar yang mereka sempurna

"nunggu ayah kak"

aku tersenyum mendengar jawabannya, sedikit aneh memang, bukan karena apa, rumah Leta berada dalam kompleks perumahan yang sama dengan kampus ini, hanya terpisah satu blok saja dari kampus, bukankan itu cukup dekat....?

"ayah ada urusan di kampus kak, jadi ya sekalian, kak Zu kenapa belum pulang....?"

Leta bertanya dengan kepala yang sedikit condong, alisnya bergerak-gerak lucu hingga tanpa sadar membuat ku tertawa lirih

"Kak Zu lagi nunggu jam macet berlalu dek"

aku menjawab sambil lalu, sedang tangan ku sedang sibuk mencari sesuatu, aku baru sadar jika gelang kaki ku tidak lagi berada di tempat yang semestinya

gelang kaki ku hilang!

"Macet kok di tunggu kak Zu, malam loh nanti pulangnya, kak Zu cari apa...?"

mungkin Leta menyadari gerak-gerik ku yang aneh atau mungkin dia memperhatikan tangan ku yang terus menyisihkan beberapa benda di dalam tas

"Kak Zu lagi cari gelang"

aku menjawab dengan tangan yang masih fokus mencari gelang itu di dalam tas, berharap gelang itu masih ada di sana

"Gelang emas kak....?, Kita cari di pos depan kak, takutnya ada yang nemu terus di titipkan di pos depan"

aku tidak terfikir gelang itu akan berada di sana, bukannya apa, tapi aku selalu memakai kaos kaki yang hanya akan aku buka saat berada di rumah atau tadi saat berwudhu, tapi tidak ada salahnya berikhtiar kan?

"Iya dek, emas, boleh lah, terus nanti Ayah Leta bagaimana...?"

Aku bertanya dengan bingung, tapi anehnya Leta malah tertawa kecil mendengar pertanyaan ku

"Kan ada HP kak Zu, ya tinggal telfon aja"

mendengar jawaban Leta seketika membuat ku menepuk dahi, kenapa pula aku tidak terfikir dengan itu, memang kadang panik membuat otak bekerja sedikit lambat dari yang seharusnya

Kita sudah hendak melangkah saat sayup-sayup terdengar suara seorang laki-laki menginterupsi langkah kita

dia seorang laki-laki berperawakan tinggi dengan rambut yang tertata rapi, dan berpakaian terlalu rapi untuk ukuran seorang mahasiswa, dan entah mengapa aku sedikit aneh jika menganggapnya sebagai seorang dosen, dia terlalu muda untuk menjadi seorang dosen, atau memang bukan....? Entahlah

"Boleh saya minta tolong...?" dia memulai

Suaranya yang berat memberikan kesan manly dan entah bagaimana mampu menghadirkan getaran aneh yang membuat hati ku merasa tidak nyaman

Aku hanya terdiam tidak menanggapi, bukan karena aku tidak sopan, aku hanya tidak ingin menatap langsung pada mata Zambrut-nya yang berkilau hijau tertempa cahaya lampu

mata yang sangat indah untuk ukuran seorang pria, Astaghfirullah, aku kembali menunduk menjadikan pandangan jahat yang akan membayang di pelupuk mata, sambil beberapa kali merapal kata 'pandangan pertama adalah rizki dan yang selanjutnya dari setan' aku tidak ingin semakin terhanyut dalam perasaan tidak nyaman ini, sungguh.

"Iya kak, kalau saya bisa, saya coba bantu"

Leta yang berada di samping ku menjawab pertanyaan pemuda dengan mata Zambrut yang indah itu, Astaghfirullah mata itu benar-benar mampu menarik perhatian ku dan ini bukan sesuatu hal yang bagus

"Tadi saya menemukan gelang di simpangan tempat wudhu, tolong di berikan pada pos depan, takut ada yang mencari"

pemuda itu menyodorkan seutas gelang emas yang sangat ku kenal, dengan refleks aku mengambil gelang emas yang kini tengah berada di tangan Leta itu

aku tidak terlalu berani untuk mengambilnya langsung dari tangan pemuda tadi, terlalu banyak godaannya dan lebih aman menghindar, bukan begitu? yah mungkin begitu lebih baik, daripada rasa aneh ini terus di pupuk dan berakhir tragis ....?

siapakah aku ini....? aku cukup sadar diri dengan kondisiku, mana ada di dunia nyata laki-laki tampan yang mau dengan gadis pas-pasan

kenapa aku berkata pas-pasan...? karena sejatinya tidak ada orang jelek, yang ada hanya mereka yang tak pandai menjaga Rizki yang Allah berikan, fisik yang Allah pinjam kan untuk kita rawat dan kita penuhi hak-nya bukan malah di biarkan terbengkalai bagai rumah tak berpenghuni

"Leta, ini gelang kaki kak Zu yang hilang"

aku berkata pada Leta sebelum menghadap pemuda tadi dan melanjutkan "kak, ini gelang kaki saya yang hilang, terimakasih sudah menyimpannya"

Pemuda tadi masih bergeming seperti menatap dengan penuh selidik, ya Allah kenapa cobaannya luar biasa sekali....?

ternyata bukan hanya wanita yang menjadi cobaan bagi para laki-laki, tapi laki-laki tampan juga cobaan buat para wanita jomblo, Astaghfirullah ngelantur lagi!

"Saya tidak berbohong, sebentar saya ada buktinya"

dengan cepat aku mengeluarkan benda persegi panjang yang banyak di gemari kaum millenial dan menyodorkan gambar gelang saat pertama kali aku membelinya, beruntung gambar itu masih aku simpan.

"ini"

aku mengulurkan gambar itu padanya

"Baiklah kalau begitu, saya permisi"

dia berlalu begitu saja meninggalkan aku dan Leta yang masih terdiam mematung

"Kak Zu, tadi itu orang kan?"

Aku berpaling pada Leta yang masih menatap tempat pemuda tadi berlalu menjauh, dia tampak melongo dengan wajah bingungnya yang menggemaskan.

"Iya lah, masak Alien...?"

aku menjawab sambil lalu dengan tangan yang menggandeng tangan Leta untuk kembali duduk di teras Masjid

"Gila ekspresinya datar amat"

walau Leta menyuarakannya dengan suara lirih, tapi tak sedikitpun mengurangi rasa jengkel dalam nada suaranya, dan aku rasa aku sependapat dengan Leta.

"Nggak ada gilanya leta, orangnya sehat koq"

sesaat setelahnya tawa lirih ku berderai melihat ekspresi wajah Leta yang lucu, wajah kagetnya benar-benar lucu!

"Kak Zu, bisa ngelucu juga ternyata"

Aku masih terus menunggu hingga jam 21:15 berharap lalu lintas sudah mulai sedikit lenggang, sedangkan Leta sudah pulang saat jam tujuh tadi, gerbang kampus akan di tutup saat jam sepuluh malam

tidak terlalu mengejutkan memang karena beberapa kampus di Surabaya masih menerima dan membuka perkuliahan untuk mahasiswa yang mengambil jam perkuliahan malam, karena tidak semua mahasiswa yang waktunya fokus untuk kuliah, ada di antara mereka juga yang harus membagi waktu antara bekerja dan juga kuliah, walau tidak bisa juga di katakan perkuliahan khusus karyawan, Karana kelas karyawan akan di mulai saat weekend

aku melirik pada jam analog yang terpampang di layar depan HP yang menunjukkan jam 08:30 malam, lumayan larut memang, mengingat ini adalah Surabaya, kota yang tak pernah tidur, in sya Allah jalanan tidak terlalu menyeramkan jika di bandingkan suasana kampung halaman ku

"saatnya pulang"

aku bergumam sebelum melangkah meninggalkan pekarangan masjid dan menuju tempat parkir, di sana motor butut ku sudah bersiap melaju menyusur kota metropolitan yang penuh dengan gemerlap kemewahan dan kepalsuan....? mungkin...? bukankah dunia hanya Senda gurau belaka? begitupun dengan kekayaan dunia bukankah itu sesuatu hal yang semu...?

mungkin pemuda tadi juga semu....? who knows......?

...~*TBC*~...

...**...

...*...

...~*wanita*~...

..."Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan ***********, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.......ila Akhirul ayat"...

...(QS An-Nur : 31)...

...~*laki-laki*~...

...“Setiap Muslim yang melihat kecantikan seorang perempuan, kemudian dia menundukkan dan memejamkan matanya, Allah mengganti sebagai suatu ibadah)"...

...(Riwayat Ahmad dari Abu Umamah)...

‍ Rembulan Yang Redup ‍

...~**🐱**~...

...*...

...*...

...*...

Aku berkendara melewati rumah-rumah cantik yang luasnya berkali-kali lipat dari rumah milik orang tua ku, rumah-rumah dengan taman yang indah menghampar di depannya, pohon-pohon tertata rapi dengan pagar-pagar tinggi yang menjulang

entah berapa banyak uang yang mereka habiskan hanya untuk membangun satu hunian dengan berbagai ornamen pelengkapnya, yang pasti hingga rambutku beruban aku tidak akan mempu mengumpulkan uang sebanyak itu

Lampu-lampu bersinar terang hingga mengalahkan sinar purnama yang tengah menggantung di langit malam, bahkan bintang-bintang tak tampak berkemerlip, meninggalkan langit malam dengan kegelapan tanpa batas

Aku menyisir jalan perumahan dengan motor butut ku yang selalu setia menemani perjalan ku saat menyusur kota pahlawan ini, sangat kontras dengan rumah-rumah mewah yang berdiri kokoh menghiasi tepian jalan ini

jalanan tampak sepi bahkan tak satupun kendaraan yang melintas di jalan ini, entah para penghuninya yang masih betah di kantor atau mungkin mereka tengah menikmati fasilitas mewah yang tersedia di dalam rumah yang tertutup tembok kokoh di dalam sana

Aku tengah asik menyusuri jalan lenggang ini menikmati angin malam yang berhembus pelan saat tiba-tiba dengan sangat cepat dua bayangan menghantam kap depan motorku

dengan cepat aku menekan rem motor hingga tangan ku sakit dan kebas, mungkin ada salah satu dari jari ku yang patah

Aku bergegas turun dari motor mengabaikan hantaman nyeri yang mulai membuat jari tangan ku kebas

aku membantu seorang perempuan yang tadi menghantam motor ku, sedangkan yang satunya adalah seorang pria yang sepertinya terjatuh dan terpental tidak jauh dari motor ku tergeletak, ya motorku tergeletak dengan sangat mengenaskan

Entah dari mana datangnya seorang pria yang berpakaian serba hitam, dengan wajah yang tertutup topi, membantu pria yang terjatuh tadi

Melihat hal itu membuat jantungku berdetak kencang, dari saking kencangnya aku bahkan mengira jantungku akan mencuat keluar dari rongga dada ku dan jatuh hingga menghimpit usus

perut ku mules seketika

dalam otak ku mulai muncul adegan mengerikan yang sempat ku tonton di film action beberapa hari yang lalu

jangan lupakan gambaran kejadian kejahatan berencana yang sering muncul di berita pagi

aku merapal setiap do'a yang melintas di benak ku, berharap kejadian mengerikan yang menguasai kepala ku saat ini hanya kilasan film tanpa makna

Ya Allah seandainya memang harus memilih, boleh kah aku menyisakan nyawaku untuk tetap berada dalam raga ku....?

Hilang harta masih bisa ku cari, kalau hilang nyawa....? Mau beli dimana....? Toko online...?

Benak ku masih dipenuhi ketakutan yang luar biasa, hingga kejadian yang lebih mengerikan lagi menghentikan ketakutan ku dan berganti dengan ketakutan yang lain

'Ya Allah sepertinya memang anak gadis tidak baik keluar malam'

Dua orang yang menabrak motor ku lari bersama bahkan sebelum aku sempat mencerna apa yang terjadi, sekelompok warga datang dengan berduyun-duyun dan membawa ku serta pria dengan pakaian serba hitam tadi menuju entah rumah siapa....?, aku juga tidak paham, yang ada di otak ku saat ini adalah mencoba mengembalikan kewarasan ku yang sempat hampir melayang

Aku dan pria yang tidak ku tau siapa namanya duduk di hadapan tiga orang laki-laki dan dua orang perempuan

sedangkan di luar rumah sekelompok warga tengah mengamuk dan meneriakkan sesuatu yang membuat kepala belakang ku berdenyut nyeri dan telinga ku berdenging

Pria di samping ku mencoba menjelaskan kejadian yang menimpa kami berdua, sedangkan aku masih terdiam, mencoba mencerna kejadian malam ini, dan mencoba menemukan jalan keluar terbaiknya

Aku tidak menangis, jangan kalian bayangkan aku akan menangis seperti halnya drama atau sinetron yang sering kalian tonton, dan aku bukan pemeran wanita yang cengeng

Aku mendengar sayup-sayup pria di sampingku mengatakan bahwa dia bersedia, dengan cepat aku mengangkat tangan menginterupsi

"Stop, beri aku waktu lima menit untuk menjelaskan"

Aku mencoba menjelaskan dengan se-ditail mungkin dan mencoba menunjukkan mimik wajah serius, berharap dengan seperti ini mereka mau mendengar

Dan bukannya sukses, keadaan malah semakin kacau, bahkan ada beberapa warga yang ingin membawa kami ke KUA...?

Yang benar saja!

Malam-malam begini mana ada KUA yang buka....?

Aku baru paham masalahnya, ternyata mereka mengira kami pasangan mesum yang lari dari kampung disebelah perumahan yang tadi aku lalui, dan kemungkinan besar dua orang tadi yang menabrak motorku adalah pelakunya, dan ajaibnya kenapa pula aku yang jadi tersangka di sini.....? pelaku mesum pula kasusnya....? Dunia memang sudah gila, tapi tak ku sangka akan segila ini

'Ya Allah, ya rob'

Aku sebenarnya ingin kembali menjelaskan, tapi entah siapa yang berada di depan ku saat ini, mungkin pak lurah? Atau pak RT....? Aku tidak tau, aku tidak mengenal mereka

Aku mencoba meminta saksi, ini adalah kesempatan terakhir yang aku punya, kalau taktik ini juga gagal, ucapkan selamat tinggal apada masa lajang ku, dan selamat datang dunia baru

Astaghfirullah amit-amit

"Begini saja bapak-bapak, apa bapak-bapak ada saksi bahwa saya dan mas ini pelakunya...?"

Oke lidah ku bahkan kelu saat mengucapkan kata "mas" pada orang asing yang bahkan belum pernah ku kenal, dan bahkan dia tidak melepas topinya, entah ada apa di wajahnya hingga dia memakai topi itu di dalam ruangan seakan dia ingin menutupi wajahnya yang berharga

Ini bukan lagi suting drama Korea kan?

Atau aku nyasar masuk lokasi suting sinetron....?

Mereka membawa dua orang saksi dari warga yang berada di luar rumah, dan aneh bin ajaibnya seakan semuanya telah diatur dengan rapi, persaksian mereka benar-benar bagai petir di siang bolong yang tanpa aba-aba menyambar di hari cerah

"Benar pak mereka berdua pelakunya, saya melihat betul perempuannya berbaju biru dan yang laki-laki berbaju hitam"

Astaghfirullah ini bercandanya sudah tidak lucu!

masa depan ku dan pangeran impian ku akan lenyap dengan seketika kalau begini ceritanya.

"Sudah mbak, jangan banyak alasan lagi, sebaiknya kita segera panggil penghulu, dan kalian segera dinikahkan, daripada nanti kemarahan warga sudah tidak bisa di bendung, bagaimana mas....?"

Mungkin yang berkata baru saja adalah pak lurah, mungkin memang ia pak lurah yang mengatakan hal tersebut dengan lancar dan tanpa beban, sedangkan aku, terdiam dengan punggung seolah tertimpa lima karung beras ukuran dua puluh lima kilo

Ya Allah, setidaknya walau aku harus menikah paksa, aku masih tetap menginginkan pernikahan yang syar'i, menikah sesuai dengan aturan agama yang aku anut

Sederhana boleh, terpaksa boleh, tapi hukum Syara' tetap berlaku, dan keharaman selamanya tidak akan berubah menjadi halal kecuali Allah telah menetapkan aturannya

Nyawaku masih aman kan....? Ini tidak sampai membahayakan jiwa kan....? Masih bisa ikhtiar, setidaknya biarkan aku berusaha untuk tetap berpegang pada aturan agama ku

Bismillah

Dengan merapal "Bismillah" aku memulai

...~*TBC*~...

...**...

...*...

..."Wanita itu adalah aurat, ketika ia keluar, setan akan memperindahnya”...

...(HR. At-Tirmidzi)...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!