Perkenalan
Ayudia Lia Natasya
Gadis Bali yang biasa di panggil Lia.. berusia 17 Tahun, hidup dalam keluarga sederhana.. dan masih duduk di bangku SMA kelas 2 di SMA Negeri Eka Widya, memiliki sifat pemalu dan cenderung kurang percaya diri.. dalam ilmu akademis dia termasuk siswa yang memiliki nilai biasa-biasa saja.. sejak duduk di kelas 2 ini Lia mulai bergabung pada esktra kurikuler PMR (Palang Merah Remaja) di sekolahnya.. semua karena bujukan teman 1 kelasnya yang bernama Fitria..
Fitria
Teman 1 Sekolah Lia sekaligus sahabat dekat Lia di masa SMA.. teman curhat.. teman belajar.. dan teman keluh kesahnya.. Lia berteman dengan Fitria sejak duduk di bangku SMP, hanya saja kedekatannya dimulai sejak menginjak sekolah SMA.. diakui Fitria jauh lebih pintar dibanding Lia..
Oka Putra Jaya
Biasa di panggil Oka.. dia sahabat masa kecil Lia.. mereka kenal sejak duduk di bangku taman kanak-kanak.. dulu tempat tinggal mereka berjauhan.. tapi karena orang tua mereka kesulitan dengan anak-anak yang sering ingin main bersama akhirnya orang tua Oka pun pindah rumah yang tidak jauh dari rumah Lia.. dan sekarang Oka bersekolah di luar kota... sesekali pulang dan akan selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan Lia..
Dahniel Dewa Ananta
Adik laki-laki dari Lia satu-satunya yang duduk di bangku SMP kelas 2.. wajahnya tampan.. di kalangan anak-anak seusia dia sudah memiliki fans.. Dahniel punya teman sepermainan yang sering datang berkunjung ke rumahnya.. namanya Reza.. dan Reza sempat menyukai kakak Dahniel, Lia.. entah itu serius atau sekedar cinta monyet..
Pratama Bumi Putra
Cinta pertama Lia tapi bukan jodohnya.. kenal sejak duduk di bangku SMP karena orang tua mereka bersahabat.. bahkan Lia sempat dijodohkan dengan Bumi.. tapi Bumi menolak tanpa alasan, bahkan secara terang-terangan Bumi yang awalnya dekat dengan Lia pun mulai menjauhinya.
Ikbal Ramadan
Pacar pertama Lia tapi bukan cinta pertamanya.. Ikbal duduk di bangku kuliah.. beda 3 tahun dari Lia.. mereka berkenalan melalui jejaring sosmed facebook secara tidak sengaja.. dan Ikbal memiliki agama yang berbeda dengan Lia.. hubungan mereka sangat dekat sampai akhirnya Lia pun jatuh cinta dengan Ikbal yang biasa dia panggilnya abang.. dari awal hubungan mereka hanya berjalan via facebook.. tlp dan whatsapp.. (dunia maya) semua terjadi karena mereka berada di beda provinsi.. Ikbal tinggal di Provinsi Sumatra tepatnya di Banda Aceh..
Yoga Mahaputra
Pacar kedua Lia yang super protektif dan posesif juga pencemburu berat.. tapi sayangnya luar biasa...
Dewi Swandari
Teman Lia yang tiada lain adalah sepupu dari Yoga.. dan Dewilah yang menjadi mak comblang pertemuan Lia dan Yoga.. itu pula yang membuat akhirnya Lia menjadi dekat dengan Dewi..
Putra Widana
Pacar agresif dan posesif Lia yang berikutnya.. dan Putra pula yang menjadi perusak masak depan Lia yang sudah di pertahankan selama ini..
Angga
Polisi playboy yang awalnya menjadi pelarian bagi Lia.. namun akhirnya diapun jatuh cinta.. sialnya.. setelah itu Lia dibuat patah hati dengan kenyataan bahwa Angga memiliki wanita lain yang sudah sering ia ajak kumpul kebo..
Raka Adi Kesuma
Duda keren tanpa anak.. Pria sok romantis dan gombal.. sok paling serius.. sok paling benar dan bersahaja.. suka memberi janji muluk-muluk.. termasuk ngajak Lia menikah.. tapi ujung-ujungnya zonk..
Dwinendra Mahen Gotama
Jodoh Lia yang masih menjadi teka teki.. seorang Polisi yang sempat ia pacari dulu melalui dunia maya.. karena jarak yang begitu jauh.. hubungan mereka berakhir oleh penghianatan Lia.. namun pada akhirnya.. waktu mempertemukan mereka kembali...
Dharma
Sosok ayah yang benar-benar di kagumi Lia.. yup.. dia ayah Lia.. ayah yang ia selalu bangga-banggakan.. ayah yang selalu ia sanjung dengan segala kelebihannya.. Dharma bekerja sebagai seorang polisi yang memiliki pangkat kecil.. bertugas di Polres Karangasem..
Yanti
Ibu Lia juga Dahniel yang sedikit galak.. dia agak arogan dalam mendidik anak-anaknya.. terutama pada Lia.. asalannya simple.. karena Lia nanti akan jadi istri orang.. maka dari itu harus kuat dan mandiri...
Jatuh cinta pertama kalinya ketika Lia duduk di bangku SMP.. pertemuannya dengan cowok yang membuat jantungnya bergetar terjadi ketika ayah dan ibu Lia mengajaknya menghadiri acara dari keluarga teman baik mereka..
Namanya Pratama Bumi Putra.. biasa dipanggil Bumi.. saat itupun Bumi bersekolah di SMP yang sama dengan Lia.. hanya saja mereka beda kelas.. jadi jarang bertemu bahkan mereka sama sekali tidak sadar jika berada di 1 sekolah yang sama..
"Wah.. ini putrimu ya Dharma?" Ujar papanya Bumi.. setelah mereka semua menyambut kedatangan Pak Dharma beserta istri dan putrinya, Lia. yang turut menghadiri acara syukuran atas rumah baru dari keluarga Romi papanya Bumi yang akan segera di tempati..
"Iya.. ini putriku yang paling manis.." jawab Pak Dharma..
"Lia.. kenalkan.. ini teman baik ayah.. namanya Om Romi.. dan sebelahnya istri Om Romi.. namanya Tante Wila.." ucap Pak Dharma lagi seraya mendekatkan anaknya ke arah sahabatnya...
"Halo om.. tante.. saya Lia..." salam sapa Lia dengan ramah kemudian mencium punggung dari papa dan mama Bumi..
"Manisnya... sebentarnya.. tante panggilkan Bumi.." ujar mamanya Bumi kemudian menghilang diantara kerumunan para tamu yang sebagian besar adalah keluarganya..
Lia yang masih duduk di bangku SMP pun hanya duduk manis dan menikmati teh juga kue yang disuguhkan padanya.. sedangkan ayah ibunya sedari tadi mengobrol dengan papanya Bumi..
"Lia... sini nak.." jerit Ibu Yanti membuyarkan lamunannya.. Lia mendekatkan dirinya ke arah Ayah dan ibunya yang sudah kedatangan mama Bumi juga Bumi disebelahnya...
"Nak Lia... kenalkan... ini Bumi.. putra Om sama tante.. Bumi ini Lia.. putrinya Om Dharma juga tante Yanti.." ucap Mama Bumi dengan senyumnya...
Lia mengulurkan tangannya ke arah Bumi.. dan Bumipun membalasnya.. sejak perkenalan itu mereka semakin dekat.. Bumi sering kali beralasan datang ke kelas Lia.. dan tentu dengan senang hati Liapun menyambutnya.. kadang kala Bumi juga datang ke rumah Lia untuk sekedar bersenda gurau..
Dari sanalah.. para orang tua akhirnya sepakat untuk menjodohkan Bumi dan Lia... tak ada penolakan tapi tak juga ada kata iya.. Bumi masih baik pada Lia seperti biasa.. sedangkan Lia merasa di berikan harapan palsu olehnya... semua masih sama.. sampai kini mereka sama-sama menginjak bangku SMA.. tapi sekolah mereka berbeda.. Bumi bersekolah di salah satu sekolah favorit di kota tempat tinggal mereka.. Kota Amlapura.. SMA Negeri Dwi Satya..
💦💦💦💦💦
Di sekolah
"Ayolah Lia.... gabung yuk???? Asik lo... biar aku ada tmennya...." rengek Fitria yang membujuk Lia untuk ikut masuk ke eskul PMR..
"Gimana ya Fit... aku sudah ikut 2 Eskul.. takutnya berat mau ikut yang lain lagi..." Lia masih tetap menolak ajakan Fitria.. Lia memang sedang mengikuti 2 Eskul lainnya di sekolah.. yaitu seni tari dan musik..
"Kan kamu bisa hadir selang seling Lia..." memelas... Fitria merayu Lia dengan gencarnya...
"Takutnya kalau gitu nanti nilaiku jelek.. nilai-nilai pelajaranku lo semua standar-standar banget.. ditambah kalau aku malas-malasan eskul nanti malah tambah anjlok.." Lia kembali beralasan..
"Ya udah.. kamu fikir-fikir aja deh dulu Lia.. oke? Aku kasi waktu.. aku butuh temen.. semoga kamu berubah fikiran.."
"Fit.. yang ikut eskul PMR kan banyak.. masak kamu ga ada tmen disana?" Lia menatap penuh curiga..
"Ya.. ada sih.. tapi kan bukan temen deket.."
Teng.. teng...
Bell tanda jam istirahat habis.. Lia dan Fitria pun berpisah membubarkan diri dan kembali ke kelas mereka masing-masing.. ya.. Lia ada di kelas C sedangkan Fitria berada di kelas B.. setelah melewati beberapa jam pelajaran akhirnya jam kelaspun berakhir...
Teman-teman se SMA Lia kebanyakan ke sekolah menggunakan sepeda motor.. sebagiannya lagi menaiki kendaraan umum.. ada juga yang di antar jemput.. termasuk Lia yang selalu di antar jemput oleh ayahnya.. sesekali ia pulang dengan ikut teman-temannya naik angkutan umum...
"Ayah sudah lama nunggunya?" Tegurnya setelah menghampiri ayahnya yang sudah tampak menunggu di sebelah kiri gerbang sekolahnya.. tidak lupa ia mencium punggung tangan ayahnya..
Bersambung...
"Ayah sudah lama nunggunya?" Tegurnya setelah menghampiri ayahnya yang masih menggenakan seragam kedinasannya dan sudah tampak menunggu di sebelah kiri gerbang sekolahnya.. tidak lupa ia mencium punggung tangan ayahnya..
"Baru saja.. pakai helmnya.. kita pulang sekarang ya?" Ayah Lia menyerahkan helm kecil Lia yang berwarna putih, warna kesukaan Lia..
"Yuk.. let's go ayah..." Lia naik di belakang ayahnya dengan duduk menyamping karena dia menggunakan seragam rok..
01.05 pm
"Kenapa nunggu kita pulang kalian baru makan?" Tanya Pak Dharma ke Ibu Yanti yang sedang sibuk menyiapkan makanan di meja makan.. juga ke Dahniel yang sudah pulang terlebih dahulu.. Dahniel lebih senang pulang dengan naik angkutan umum bersama teman-temannya.. bahkan kadang ia memilih berjalan kaki sambil bersenda gurau.. sekolah Dahniel tidak terlalu jauh dari rumah..
"Sesekali tidak apa-apa yah kita makan bersama... biar rasa kekeluargaan tetap terjaga.." ucap Ibu Yanti
Begitulah keseharian keluarga kecil itu.. terkadang mereka tidak makan bersama karena waktu juga kesibukan masing-masing.. sesekali ibu Yanti memaksa untuk bisa makan di meja makan secara bersamaan.. semua tidak merubah kekompakan mereka dalam sebuah keluarga..
Pak Dharma suka sekali mengambil foto bersama dengan menggunakan kamera canggihnya juga dengan tangkai tripodnya.. tiap minggu kerap kali kluarga kecil itu dengan sengaja berdandan untuk mengambil pemotretan yang jelas di atur oleh Pak Dharma.. Lia yang hoby berfose jelas sangat senang menikmati moment itu..
"Semua akan jadi kenang-kenangan kelak jika ayah dan ibu menua nanti.. atau ketika kalian anak-anak kami sudah menikah dan memiliki keluarga masing-masing.." itulah alasan Pak Dharma..
Setelah selesai makan siang Pak Dharma kembali bertugas ke kantornya.. sedangkan Lia dan Dahniel sama-sama masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat.. Ibu Yanti masih sibuk di belakang membereskan perabotan dapur yang kotor.. Lia hendak membantu ibunya.. tapi Bu Yanti memintanya untuk istirahat...
07.00 pm
"Niel.. Kakakmu dimana?" Tanya Pak Dharma pada putra satu-satunya yang sedang asik bermain PS..
"Ada di kamarnya kali yah.. mungkin belajar, ngerjain PR atau main hp.." jawab Dahniel tanpa menoleh ke Pak Dharma..
"Bu.. coba panggil Lia.." Pak Dharma mengalihkan perhatian Bu Yanti yang sedang asik menonton sinetron kesukaannya...
"Ya pak.. sebentar.." ujarnya sambil berjalan ke arah kamar putri kesayangannya...
Tanpa mengetuk pintu, Bu Yanti masuk ke dalam kamar Lia dan mendapati anaknya yang tengah asik bermain ponsel kesayangannya.. ponsel bermerk itu ia dapatkan dari ayahnya saat baru menginjak usia 17'an..
"Lia.. kamu tidak belajar?" Tanya ibunya..
"PR Lia sudah selesai bu.." ucap Lia menoleh ke arah Bu Yanti dan meletakkan ponselnya..
"Itu.. ayah panggil kamu.. sana gih.. samperin.." ucap Bu Yanti..
"Ok!!" Setelah Lia menjawab, Bu Yanti pun beranjak dan kembali menuju ruang keluarga... duduk tepat di sebelah suaminya..
"Yah.. kenapa?" Tanya Lia pada Pak Dharma.
"Duduk dulu nak.. ada yang mau ayah tanyakan.." ucapnya sambil menepuk-nepuk lembut sofa mulus di sebelahnya mengisyaratkan Lia untuk duduk juga di sebelahnya..
"Lia.. gimana hubungan kamu dengan Bumi?" Tanya Pak Dharma ke Lia..
"Hah?" Lia tersentak kaget mendengar pertanyaan ayahnya yang tidak biasa... baru kali ini Pak Dharma sedikit mengurusi hal yang dianggap sepele oleh Lia.. bahkan Ibu Yantipun sampe ikut kaget dan menoleh ke arah suaminyam.
"Kenapa kaget gitu? Kalian tidak pacaran?" Tanya pak Dharma lagi..
"Ahh.. tidak yah..." jawab Lia singkat..
"Ayah kira kalian pacaran.. padahal sudah senang melihat kalian dekat.."
"Ayah....." Bu Yanti sepertinya mengisyaratkan suaminya untuk tidak membahas semua itu.. ia memperhatikan wajah putrinya yang merasa tidak nyaman..
"Yah... kalau Lia setuju dengan perjodohan ini.. Lia tidak keberatan.. Bumi memang terkadang membuat Lia nyaman.. tapi entah kenapa sepertinya itu hanya perasaan sepihak saja.. bahkan sekarangpun Bumi sepertinya sudah menjauh.. dan setau Lia.. dia sudah mencintai cewek di sekolahnya yang dulunya cewek itu temen 1 SMP kita yah.. Lia masih ingat jelas namanya.. dia Sriyani.." jelas Lia...
"Ya sudah.. Ayah tidak memaksa kamu... ayah cuma bertanya.. ayah percaya.. suatu saat nanti Lia akan bertemu dengan seseorang yang memang tulus padamu.."
"Ibu juga sependapat dengan ayahmu Lia.. sekarang fokuslah sekolah.. kejar cita-cita kamu setinggi langit.. tunjukkan kamu itu wanita yang kuat dan hebat.."
"Cieeee yang cintanya bertepuk sebelah tangan..." si Dahniel yang sedari tadi sibuk bermain PS malah ikut menggoda kakaknya...
"Anak kecil sok tau!!" Celetuk Lia kemudian bergegas meninggalkan ruang keluarga dan kembali ke kamarnya...
💦💦💦💦💦
Mentari bersiap menyinari pagi... sebelum ia muncul Lia sudah terbangun dan bergegas membantu ibunya mencuci piring.. merapikan tempat tidur juga menyapu lantai.. tak lupa ia membangunkan Dahniel yang memang sangat susah di bangunkan..
"Tukang ngorok.. bangun!!" Teriak Lia jengkel setelah membuka pintu kamar adiknya yang tidak terkunci...
"Ehhhmmmmm" Dahniel hanya melenguh pelan sambil meregangkan badan kurusnya...
Lia segera berlari meraih handuknya kemudian membersihkan diri lalu bersiap-siap... kamar mandi di rumahnya hanya ada satu.. jadi.. Lia harus pinter-pinter ambil waktu agar tidak berebut kamar mandi dengan adiknya.. sedang Pak Dharma biasanya sudah mandi terlebih dahulu sebelum Lia..
"Yuk.. sarapan.. semua sudah siap.." ajak ibu Yanti menghampiri putrinya yang baru saja selesai berpakaian.. Pak Dharma dan Dahniel juga sudah duduk di meja makan...
"Kakak mandi duluan.. tapi siapnya belakangan.. mukak segitu-gitu aja.. sebenernya ngapain aja sih di kamar?" Gerutu Dahniel.. sambil menatap Lia yang sudah duduk tepat di hadapannya..
"Suka-suka aku.." jawab Lia ketus..
"Sudah.. ayok.. sarapan dulu.. nanti kita terlambat.." ajak Pak Dharma..
Hari ini Dahniel dan Lia diantar ayahnya.. beruntung sekolah mereka satu arah sejalan menuju ke kantor Pak Dharma.. sangat menghemat waktu..
"Yah... nanti ga usah jemput Dahniel.. aku pulang sama teman-teman saja.." ucap Dahniel setelah ia sampai sekolah dan mencium tangan ayahnya..
"Oke.. belajar yang rajin ya.. ayah antar Kakak dulu.."
"Siap komandan.." Dahniel memberi hormat ke ayahnya bak seorang prajurit yang menghormati atasannya...
Liapun sama.. setelah sampai sekolah ia menolak untuk di jemput.. alasanya dia harus mengikuti eskul seni tari setelah pelajaran usai..
"Daaarrrrrrr...." pekik Fitria mengagetkan Lia yang sedang duduk sendirian di pojokan kantin...
"Fittttttt... kamu yaaa..... untung aku ga jantungan.. mau?" Lia menawarkan es jeruk yang tengah di seruputnya..
"Air mineral aja yak? Tapi kamu yang bayar!!" Fitria menaik turunkan alisnya memberi kode untuk di bayarin.. Lia tak menjawab.. ia hanya memberikan tanda ok dengan menyatukan jari telunjuk dan jempolnya hingga menyerupai huruf O sedangkan bibirnya tengah asik mengunyah salad buah kesukaannya..
"Kamu apa kabar sama Bumi?" Fitria
"Uhukkk..." Lia terbantuk dan hampir saja tersedak karena mendengar pertanyaan dari Fitria.. darimana Fitria tau? Jelas.. Lia menceritakan semua ke Fitria dan akhirnya dia tau kalau Bumi telah menyukai seorang gadis dari SMPnya dulu berkat cerita Fitria yang ternyata satu kelas dengan gadis itu.. Bumipun memilih masuk ke SMA'nya sekarang karena si gadis itu bersekolah disana..
"Kenapa? Tidak ada perkembangan?" Tanya Fitria lagi..
"Stop!! Aku malas membahasnya.. aku sudah menyerah..!!" Lia tersenyum..
"Orang tua kalian?"
"Mereka tidak memaksa..!!"
Setelah jam belajar terakhir di lalui begitu saja akibat guru-guru tengah rapat.. maka seluruh siswa diperbolehkan pulang.. Lia yang tadi rencananya pulang terlambat karena eskul akhirnya pulang lebih awal..
Bersambung...
Setahun berlalu.. Lia sudah naik ke kelas 3 dan ia menetapkan hatinya untuk memilih jurusan Bahasa sama dengan Fitria juga Febri.. akhirnya mereka ada dalam 1 jurusan dan tentunya kelas yang sama...
"Lia... habis ini langsung pulang?" Tanya Febri yang sedang duduk manis di sebelah papan pengumuman..
Ya.. hari ini para siswa kelas 3 di sekolah Lia tengah sibuk melihat pengumuman kelas kejuruan untuk mereka.. dan akan mulai belajar senin depan..
"Mungkin aku akan pulang.." jawab Lia..
"Kita makan bakso aja dulu yuk?" ajak Fitria..
"Bener kata Fitria.. gimana Lia? Kamu di jemput?" Febri
"Ga dijemput sih.. ya sudah.. yuklah ya.. kita rayain masuknya kita di kelas IPB (Ilmu Pendidikan Bahasa)"
"Hai.. anak IPB ya?" Tanya seseorang pada Lia dan teman-temannya..
"Iya..." jawab mereka kompak sambil menoleh ke pemilik suara...
"Pas... kita sama... kita juga IPB, kita sekelas.. gabung ya? Kenalin.. aku Agus.. ini Dewa.." ucap seseorang yang bernama Agus.. ia mengulurkan tangannya yang kemudian disambut oleh 3 gadis itu.. begitupun teman Agus yang bernama Dewa.. dia ikut mengulurkan tangannya dan berkenalan...
"Dewa.. D E W A.. Dewa.." ucapnya seraya mengulurkan tangannya dan mengeja namanya sendiri...
"Lia.."
"Febri.."
"Fitria.."
Ketiga gadis itupun giliran membalas uluran tangan Agus juga Dewa sambil menyebutkan nama mereka sendiri...
"Apa kalian mau gabung?" Tanya Lia pada teman barunya..
"Kemana?" Tanya Agus..
"Makan bakso.. ngerayain kelulusan kita masuk IPB.." jawab Lia..
"Wahhh keren tuh.. boleh.. aku ikut.." Dewa yang malah bersemangat mengikuti ajakan Lia...
"Oke.. kita pergi.." lanjut Agus dan diikuti senyuman oleh Fitria dan Febri...
Kelima remaja itu sudah duduk manis di warung bakso yang tidak begitu jauh dari sekolah.. dengan senda gurau kecil mereka berlima cepat mengakrabkan diri..
"Ada yang siap traktir kita ga ya?" Fitria nyeletuk..
"Ehh.." belum Febri menjawab lengannya sudah di senggol Fitria... Lia melirik kedua temannya itu..
"Dewa aja deh... dia bekalnya banyak.." ucap Agus dengan mimik wajah yang di sedih-sedihkan..
"Oke.. aku yang traktir.. kalian tenang aja.." Dewa pun menyetujui usul Agus tanpa penolakan sedikitpun..
Pengunjung begitu rame... tanpa Lia sadari ada sepasang mata yang menatapnya lekat dari meja makan disudut ruangan itu... kemudian orang tersebut berjalan perlahan menghampiri Lia...
"Ngapain kamu disini?" Ujarnya pada Lia tiba-tiba.. membuat Lia dan teman-temannya reflek menoleh ke arah suara..
"Ehhh.. Bumi..." ucap Lia pelan..
"Kamu ngapain disini?" Bumi mengulang pertanyaanya..
"La.. kamu sendiri ngapain disini?" Lia balik bertanya ke Bumi dengan kesalnya...
"Bukannya jawab malah bertanya lagi!!" Bumi nampak kesal juga pertanyaannya ga di jawab Lia..
"Ehh.. ini tempat makan.. kalau orang-orang kesini ngapain?? Ya makanlah!! Emangnya kamu ksini ngapain?? Pacaran??" Gerutu Lia...
Hati Lia semakin panas manakala seorang gadis menyusul Bumi di belakangnya... ia sedikit melirik ke arah gadis itu.. kemudian mengalihkan pandangannya ke teman-temannya... Bumi menarik tangan Lia kasar...
"Pulang!!" Teriaknya membuat semua mata kembali menoleh ke arahnya...
"Apaan sih.. siapa juga kamu? Sok-sok ngurus aku.. urus tu cewek di belakangmu!!" Cerca Lia..
Bumi melengus kesal.. ia menarik gadis di belakangnya dan mengajaknya keluar dari warung bakso..
"Dia siapa sih?" Tanya Agus..
"Calon suaminya Lia..." celetuk Fitria menjawab pertanyaan Agus..
"Hah??" Semua terperangah menoleh ke arah Fitira kemudian beralih menatap Lia penuh dengan tanda tanya...
"Fit... tanggung jawab tuh sama ucapanmu!!" Gerutu Lia lagi...
"Hahahahahahaha..." Fitria malah semakin tertawa terbahak-bahak.. melihat Lia yang semakin jengkel..
Setelah selesai makan Fitria pun membantu Lia menjelaskan kepada teman-temannya siapa itu Bumi... mereka hanya mengangguk-angguk mendengarkan cerita Fitria..
"Nohh.. depan ada cowok dua Lia.. siapa tau nganggur.. kan bisa jadi gebetanmu.." ucap Febri yang mulai buka suara..
"Siapa?" Tanya Lia kurang fokus gara-gara bermain dengan fikirannya sendiri..
Agus dan Dewa kompak mengangkat tangannya lalu menatap Lia dengan senyum gelinya...
"What?? Kalian ada-ada saja!!" Pekik Lia...
Mereka semua pun tertawa terbahak-bahak... tak terasa matahari telah bertengger tinggi di langit.. menandakan hari sudah beranjak siang.. mereka kembali ke rumah masing.. kali ini Lia diantarkan Agus...
"Thank ya Gus.. hati-hati dijalan..." Lia melambaikan tangannya..
"Oke.. sampai ketemu senin yah..."
💦💦💦💦💦
Senja yang gerimis.. malam minggu yang asik untuk berkumpul dengan keluarga...
Pak Dharma, Bu Yanti, Lia dan Dahniel sudah berkumpul di halaman depan rumah.. duduk di pondok kecil teduh.. ada beberapa teman-teman Dahniel juga disana.. dan ada Oka sahabat kecil Lia yang baru saja mengambi libur akhir pekannya untuk pulang dan bertemu Lia..
Malam minggu kali ini, kluarga Pak Dharma mengadakan acara bakar-bakar ikan bersama anak-anaknya juga teman-teman dari anaknya..
"Bu... bikinkan sambalnya ya.. sebentar lagi matang ini ikannya.." ucap Pak Dharma..
"Siapppp.." jawab Bu Yanti..
"Liaa.... sini.. yuk bantu ibu bikin sambal dulu.. biar semua cepat bisa makan.."
"Oke bu..."
Selang beberapa menit kemudian mereka sudah menikmati acara makan ikan bakar rame-rame.. Dahniel gabung dengan teman-temannya.. Sedangkan Lia jelas bareng Oka..
"Gimana sekolahmu? Kamu ambil jurusan apa?" Tanya Oka..
"Baik.. aku ambil IPB.. ngomong-ngomong kamu pulang trus kesini tapi ga bawa apa-apa gitu?" Aku ngedumel...
"Bawa... ini.. seperti biasa.. kesukaanmu..!!" Oka menyerahkan coklat silverqueen putih kesukaan Lia.. sudah menjadi kebiasaannya.. akan selalu memanjakan sahabat kecilnya itu dengan coklat.. sedangkan Lia akan memberinya silverqueen coklat disaat dia pengen ngasi aja.. Lia memang sedikit egois.. tapi Oka menyukainya...
"Terimakasih.." Lia tersenyum menerima pemberian Oka.. dan Oka menyentuh kepalanya lembut..
"Ohh ya.. kamu sudah punya pacar?" Oka..
"Hmm.. belum.. siapa sih yang akan menyukai gadis seperti aku.." Jawab Lia
"Kamu itu manis.. pasti ada yang menyukaimu!!" Oka memberikan senyum termanisnya pada Lia..
"Kamu sendiri gimana? Kamu sudah punya cewek?"
"Kalau aku sudah punya cewek.. aku pasti cerita sama kamu.. percaya deh.. oke??" Oka
Obrolan mereka larut sampai tengah malam.. satu persatu teman-teman Dahniel permisi pulang.. begitupun Oka.. yang pada akhirnya pamit..
Sebenarnya.. Oka dan Lia sama-sama memiliki perasaan.. tapi mereka tidak pernah menyadari semua itu.. terlalu lama berteman dekat membuat mereka terlanjur nyaman dan mengabaikan perasaan yang sebenarnya telah muncul secara perlahan..
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!