Di dalam ruang kerja yang luas dengan buku-buku di atas meja terdapat seorang pria sedang duduk sambil mengisi beberapa dokumen yang tak habisnya, dia bekerja di sana dari 4 hari yang lalu dan hanya tidur sekitar 2 jam per-hari.
waktu istirahat yang dia miliki pun hanya di pakai untuk makan saja.
Pria bernama Kahill Zaflan Ezar. seorang Duke muda, komandan kesatria kerajaan, juga orang yang paling sibuk di sana. Bahkan saat dia pulang ke rumahnya dia masih harus mengerjakan tugas yang ada di sana.
Selama 26 tahun hidupnya ia tak pernah mengerjakan hal lain selain mengabdi pada negara dan melaksanakan semua tugasnya, sampai akhirnya ia menjadi frustasi karena pekerjaannya sendiri, dia bahkan belum menikah di usianya yang sudah matang itu.
Biasanya seorang bangsawan muda setidaknya akan memiliki seorang tunangan, namun Kahill sangat fokus pada pekerjaannya sehingga dia bahkan lupa hal itu, tidak, mungkin dia tak memikirkannya sama sekali.
Meskipun ada beberapa surat lamaran dari lady bangsawan yang mengajukan diri menjadi istrinya, namun dia hanya menghiraukan itu semua.
Di tambah karena kondisi orang tua yang sudah tak ada, dia pun harus mengurus semua hal sendirian.
"Haa...kapan aku bisa menyelesaikan tugas-tugas sialan ini! mereka datang terus menerus"ucap Kahill frustasi, sambil mengusap wajahnya yang lelah. Dia menatap cermin besar yang ada di ujung dekat pintu, terlihat sekali bahkan sekarang dia miliki satu set mata panda di wajahnya.
Rambut coklat muda terlihat kusam di hiasi mata panda di wajahnya, dia terlihat sangat menyedihkan. Benarkah sosok ini adalah seorang komandan ksatria kerajaan barat yang terkenal ambisius itu? Kahill bahkan ragu dengan gelarnya sendiri.
"Aku berharap bisa mati kelelahan dan istirahat dengan tenang"
Ucapannya seolah tak merasa hidup itu berharga, setelah puas mengasihani diri sendiri, Kahill kemudian melanjutkan pekerjaannya yang tadi sempat tertunda. Ia sadar jika mengeluh saja tak akan menyelesaikan semua tugas yang menumpuk itu.
Tok tok tok
"Masuk"
Setelah mendengar persetujuan, pintu pun terbuka dan menampilkan sosok pelayan wanita yang tak dia kenali, Kahill memang kadang suka tak bisa membedakan mana pelayan lama dan baru, tak seperti ibunya yang selalu akrab dengan para pelayan di rumah, Kahill tak seperti itu.
Ngomong-ngomong dia baru ingat bahwa minggu ini datang pelayan wanita baru, dan mungkin pelayan itu adalah salah satunya.
"Tuan, saya membawakan teh untuk anda"ucap pelayan itu sopan sambil meletakan teh hijau di atas meja Kahill, dia menatap teh itu bahagia dan langsung meneguknya. Kahill memang menyukai teh, tak seperti bangsawan pria lainnya yang rata-rata menyukai kopi.
'Toh mana mungkin ada racun di dalam teh ini' batin Kahill bersuara tanpa curiga, lalu dia meneguk secangkir teh dalam satu tegukan. Rasanya lebih pahit dari teh hijau yang biasa, ia pikir itu mungkin saja varian rasa baru.
"Haaa...terimakasih aku m..emang—ah"
Brugh!
Kahill langsung terjatuh setelah dia meminum teh dari pelayan. Melihat kejadian itu membuat pelayan panik, dia menghampiri Kahill dengan tergesa-gesa dan hampir menangis.
"Ya ampun! tuan!"
Kahill meninggal saat itu, dia tak menyadari bahwa itu bukan teh hijau melainkan racun yang tak sengaja dia simpan di tempat teh, pelayan itu tak mengetahuinya, dia hanya berinisiatif untuk memperhatikan kesehatan tuannya dengan harapan bisa naik jabatan.
Namun hasilnya, malah dia memberikan racun pada tuannya yang membuat Kahill meninggal seketika, malangnya pelayan itu pun di hukum mati atas dasar pembunuhan bangsawan.
tidak ada yang mengharapkan itu terjadi, bahkan Kahill sekalipun tak mengharapkannya.
"Aku memang berharap untuk mati, tapi tidak seperti ini"
Kahill menutup matanya, kesadaran yang dia miliki langsung hilang dan semuanya menjadi gelap. Tak ada lagi suara orang berteriak memanggil namanya, sekarang. Sampai akhirnya ia mendengar suara, suara itu memanggilnya lembut.
"Tuan Kahill"
"Tuan"
"Tuan?"
Kahill langsung membuka matanya setelah mendengar suara itu berulang kali, dia memandang kesana-kemari untuk memastikan apakah dia masih hidup atau sudah mati. Masih tak percaya dengan apa yang dia lihat, tangannya langsung menampar pipinya sendiri dengan sangat keras.
Plak!
" t..tidak sakit? apa aku sudah mati?"ucap Kahill terkejut dia memandang tangannya kosong, setelah itu dia baru menyadari bahwa ruangan yang dia tempati sangat berbeda dengan ruang kerjanya. Semua di sini berwarna putih.
"apa ini akhirat?"
"Benar tuan ini akhirat"
Kahill tersentak saat ia memandang seseorang pria dengan baju putih, rambut putih dan mata putih. Semua serba putih, menjawab pertanyaan di benaknya. Dia tersenyum lembut.
Pria itu mengeluarkan semacam sebuah buku berwarna putih dengan nama Kahill di depannya, dia membaca buku itu lalu kembali memandang Kahill dengan ekspresi bahagia.
"Selamat tuan! karena anda sangat bekerja keras saat masa hidup pertama, jadi saat hidup kedua sekarang anda akan menjadi seekor semut pekerja yang rajin!"
Mendengar ucapan pria di depannya membuat Kahill ternganga, apa maksudnya semut pekerja!?
"Apa maksudnya semut pekerja!? sialan! bahkan saat aku jadi manusia aku tak bisa istirahat dengan benar, lalu aku berharap mati saja untuk istirahat selamanya tapi kenapa aku harus menjadi semut pekerja yang bekerja selamanya!? Menjadi komandan ksatria kerajaan saja sudah membuat ku frustasi, menjadi semut pekerja adalah hal yang lebih buruk lagi karena aku harus waspada dengan predator!"
Kahill tak bisa meredam emosinya, dia mengatakan itu sambil menarik kerah baju pria di depannya yang hanya tersenyum dan tak bergeming.
melihat ekspresi itu membuat Kahill merasa semakin kesal, Kahill hendak memuntahkan kata-kata sumpah serapahnya lagi, namun ucapannya terhenti karena sosok yang dia curigai sebagai malaikat itu menyela pembicaraan.
"Saya sudah menduganya, anda pasti tak akan terima dengan takdir reinkarnasi anda yang pertama. Maka dari itu anda mungkin bisa memilih opsi yang kedua"
Kahill melepaskan kerah baju malaikat.
"apa maksudnya itu?"
ia bertanya dengan wajah yang masih kesal, kemudian malaikat itu pun menjentikkan jarinya.
sosok anak perempuan yang terlihat berusia 10 tahun muncul di belakang si malaikat, dia menatap Kahill dengan tatapan yang imut.
tatapan itu sukses membuat hati Kahill yang awalnya merasa dirugikan dan kesal menjadi hangat.
"apakah itu dia?"
tanya anak itu, sambil menarik ujung baju si malaikat. Dia mengangguk membenarkan, kemudian anak perempuan itu pun berjalan mendekat ke arah Kahill.
tatapan penasaran yang di milikinya sungguh imut, namun, Kahill merasa ada yang aneh dari anak itu.
terutama pada warna bola matanya yang tak lazim.
itu merah tua, seperti milik ras yang pernah dia bunuh dulu.
'tidak mungkin dia ras demon kan?'
batin Kahill merasa curiga, tapi kecurigaan yang dia miliki terlalu awal, itu karena Kahill dibuat semakin terkejut karena mendengar ucapan selanjutnya dari si anak perempuan itu.
"perkenalkan, nama ku Kasumi Hansa Cyrano. Aku adalah putri mahkota kerajaan Cyrent, tuan. apakah anda bersedia menempati tubuh ku?"
"Apa!?"
"opsi kedua adalah menerima request dari lintas ras, karena anda adalah manusia yang tangguh dan memiliki banyak pengalaman waktu kehidupan pertama maka menjadi demon adalah pilihan yang cocok untuk anda!"
"APA!?"
Kahill tak bisa menyembunyikan keterkejutan yang dia miliki. Menjadi manusia saja sudah sulit, dan kenapa dia harus menjadi ras lain? apalagi ini adalah demon. Kaum yang pernah dia musnahkan dulu, ditambah lagi seorang wanita!? serius? dia harus hidup dengan tubuh wanita?
seakan mendengar kekhawatiran Kahill, anak itu, Kasumi, dia langsung kembali bersuara dengan nada bersemangat khas anak-anak.
"jangan khawatir tuan! kamu tidak akan hidup di tubuh anak-anak seperti ku, tubuh asli ku yang ada di istana itu berusia 16 tahun!"
mata Kahill berkedut, itu bukan hal yang sangat khawatirkan. Tapi yah, itu juga gawat.
Kahill menghela nafas panjang, dia tak percaya dengan semua ini.
"bahkan aku sudah tua untuk memiliki tubuh gadis remaja nak"
Aku mengusap rambutku dengan kasar, lalu menarik nafas pelan berharap dengan melakukan itu bisa membuat jantungku yang tak lagi berdetak bisa tenang.
Wanita di depan ku. Kasumi terdiam menunggu jawaban dariku, dia terlihat sangat sabar menunggu.
"Hmm bisakah kamu mengganti gender nya sehingga bukan wanita?"aku berusaha bernegosiasi sebelum mengambil keputusan, namun sayangnya jawaban yang ingin aku dengar tak keluar dari mulut Kasumi.
"Tidak tuan, itu karena saya sudah lahir ke dunia sehingga gender tidak bisa di ganti lagi, tapi itu berbeda jika saya masih dalam kandungan dan berusia 1 bulan"
Aku mengangguk paham, lalu menatap Kasumi dengan tatapan tabah.
permintaan ku jelas tak bisa di lakukan, itu karena tubuh Kasumi sudah berusia hampir 17 tahun karena itu dia tidak bisa mengubah gendernya.
akan aneh bukan jika gadis 17 tahun tiba-tiba saja berubah menjadi seorang laki-laki? apalagi dia seorang putri di kerajaan.
'Haa..oke ini keputusan ku!'
Aku menetapkan hati terlebih dahulu, sebelum menjawab pertanyaan dari Kasumi.
"aku menolak"
Ucap ku menolak dengan tegas, Kasumi memasang wajah yang sangat terkejut atas jawaban yang aku berikan.
sedangkan Malaikat itu hanya diam memperhatikan kami.
"Apa anda lebih memilih menjadi semut pekerja tuan!?"
Aku mengangguk.
Itu benar, akhirnya aku malah menerima takdir reinkarnasi pertama ku yaitu menjadi semut pekerja. Setidaknya itu lebih baik daripada seorang putri raja iblis yang pasti memiliki banyak musuh kuat, Aku tak mau menanggung beban seperti itu.
Sudah cukup dengan kehidupan pertama ku sebagai komandan ksatria istana, aku tak mau jadi tuan putri yang memiliki lebih banyak beban karena ia seorang pewaris tahta.
Mata Kasumi berkaca-kaca, dia memandang ku dengan tatapan seolah aku orang jahat sedunia.
ukh, ini jelas tak baik untuk jantung.
"T..tolong tuan! jika anda tak menempati tubuh saya maka saya akan mati, lalu seluruh benua akan menjadi kacau"
Aku memalingkan pandangan ku berusaha tak menatap wajah Kasumi, tapi tunggu dulu, kenapa saat dia mati dunia akan kacau? apa dia itu semacam tata Surya dunia?
tapi sekali lagi, aku berusaha tak mempedulikan itu.
"Aku tak peduli, toh saat itu terjadi aku hanya seekor semut saja" ucap ku dengan acuh tak acuh, berusaha tak perduli.
cepatlah menyerah! aku tak mau berdebat dengan anak muda sepertimu! ini merepotkan karena wajah mu yang menangis itu imut.
Kasumi mengepalkan tangannya sambil mendongak menatapku yang memalingkan wajah, tampaknya dia tak menyerah.
"Anda tak memiliki hak untuk menolak! hanya jiwa anda yang cocok dengan tubuh saya. Maka dari itu terimalah!"
Seru Kasumi, sekarang ia malah memaksa. Dan apa maksudnya aku tak memiliki hak untuk menolak? dia memerintahkan ku?
aku menghembuskan nafas panjang, kemudian saat aku hendak membalas ucapannya, si malaikat itu berbicara.
"Saya rasa anda memang harus menerima opsi kedua tuan Kahill"
ucapnya singkat, apa kau sekarang berpihak pada Kasumi karena cerita tantang kehancuran dunia itu? dia bisa saja mengarangnya!
aku mengusap wajahku kesal, mau reinkarnasi saja rumit.
"tuan malaikat tolong diam saja, ini urusan ku dan putri ini. Lagipula apakah cerita tentang kehancuran dunia yang kamu katakan itu nyata? bagaimana bisa saat kamu mati dunia akan hancur? kamu mengarang itu kan?"
Kasumi mengelap air matanya, kemudian ia pun menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Aku tidak berbohong, itu benar."
"bagaimana bisa aku percaya itu? apa kamu bisa melihat masa depan?"
"benar, aku 'diiznkan' melihat sedikit masa depan milikku dan aku melihat kehancuran itu jika aku mati"
Kasumi menjeda ucapannya sejenak, dia wajahnya tertunduk lesu saat mengingat masa depan yang dia ingat.
"saat aku mati ayah ku akan mengamuk, setelah itu dia akan menjadi iblis jahat dan menghancurkan semuanya untuk melampiaskan kemarahannya. Karena itu aku sama sekali tidak boleh mati"
"kenapa kamu di izinkan?"
"aku tidak tahu, tapi dewa takdir sepertinya menyukaiku karena itu beliau memberikan aku melihat sedikit"
'Dan kenapa juga kamu di sukai oleh dewa?'
Kasumi menghentikan ceritanya, dia kembali menatapku.
"Karena itu tolong terimalah tubuh saya!"
Mataku membulat secara sempurna saat melihat tindakan Kasumi, dia bersujud di depan ku sambil menangis. Tak ku sangka, bahkan seorang putri dari ras iblis bisa memohon pada roh manusia seperti ku.
"Hey! berdirilah! aku tak suka di perlakukan seperti ini!"
aku berteriak menyuruh Kasumi untuk berdiri, namun dia hanya diam tak bergeming sedikitpun dari sujud nya itu.
'Dan apa-apan ucapan mu itu!? 'tolong terima tubuh saya?' jika seseorang mendengar ini mereka akan mengira aku adalah predator anak dan kamu menjual dirimu padaku!'
tapi untungnya di sini tak ada siapapun, lagipula si malaikat itu pun tak terlihat peduli.
"Tidak! saya tidak akan berdiri sebelum anda menolong saya!"
Akhhh dia sungguh keras kepala! aku tak tahan jika dia terus seperti ini, dengan kesal aku mengacak rambutku lalu menarik nafas panjang.
"Baiklah! aku akan menerimanya jadi berhentilah bersujud oke!?"
Telinga Kasumi berkedut, dia mengangkat kepalanya lalu berdiri dan langsung membungkuk 45° dengan hormat, kemudian berteriak terimakasih.
"Terimakasih tuan!"
plok!
aku yang membantu Kasumi berdiri menatap ke arah Malaikat itu, dia menepuk tangannya sambil tersenyum simpul.
"Jadi, apakah anda memilih opsi kedua?"
dia bertanya sambil mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya, tunggu dulu, apakah itu memang memiliki saku?
aku mengangguk sebagai jawaban, kemudian sebuah kertas dan pulpen tinta yang cukup kuno muncul di depan wajah kami.
Kasumi dan aku menatap itu bingung.
"kalian harus menggoreskan sedikit darah kalian di bawah kertas, setelah itu perjanjian pun terbentuk"
ucapnya singkat menjelaskan, aku mengangguk paham kemudian mengigit sedikit jari ku.
darah segar mulai menetes, kemudian aku menempelkan itu ke arah kertas yang melayang.
"Ah, anda harus berubah dulu menjadi wujud asli anda"
si malaikat itu menghentikan Kasumi saat dia hendak menyayat tangannya, itu karena dia masih menjadi anak perempuan yang berbeda dengan wujud aslinya di sana.
Kasumi mengangguk, dengan ajaib ia pun langsung berubah menjadi sosok remaja berusia 16 tahun yang cantik nan elok.
rambut coklat muda miliknya yang tadi langsung menghilang dan berubah menjadi coklat tua, namun warna matanya tetap sama.
dia menatapku sejenak kemudian tersenyum, nah melihat senyuman itu ku rasa aku akan jatuh hati.
'Tidak! lupakan! dia itu anak di bawah umur, mengingat aku yang terpesona oleh kecantikan itu membuat ku sadar jika aku sudah lama sekali menjomblo'
lagipula aku akan memiliki penampilan itu nanti, jadi sebisa mungkin aku jangan terpesona oleh kecantikannya.
setelah itu Kasumi mulai menempelkan sedikit darahnya di tempat yang sama dengan ku, kedua kertas itu pun langsung menghilang setelah kami selesai menempelkan darah kami.
'jika kami harus menggunakan darah mengapa ada pena di sana?'
aku heran dengan pemikiran si malaikat ini.
"Sekarang perjanjiannya sudah terjalin. Roh manusia Kahill Zaflan Ezar akan menerima opsi kedua, yaitu dengan bertransmigrasi ke tubuh putri mahkota dari kerajaan demon, Cyrent. Kalian menerima itu?"
Kasumi mengangguk, begitu juga dengan ku.
"kalian memiliki waktu 20 menit sebelum prosesnya selesai, saya pamit terlebih dahulu. Semoga kalian hidup dengan baik"
malaikat itu langsung menghilang, meninggalkan aku dan Kasumi yang masih menjadi remaja.
aku berbalik, menatapnya yang juga sedang menatapku.
"jadi, apa yang harus aku lakukan saat aku sudah menjadi kamu?"
tanya ku, akhirnya aku bertanya itu.
"Anda hanya harus hidup saja tuan"
itulah yang dia katakan.
'Hidup saja'
itu hal yang mudah kan? dia memiliki ayah yang menyayanginya, juga seorang putri kerajaan yang makmur. Jadi hanya hidup saja itu mudah.
'Baik, aku bisa menjalani ini meskipun harus menjadi wanita'
itulah yang ku pikirkan.
Namun, sepertinya itu tak semudah kedengarannya.
Ini versi kedua dari cerita Kasumi, akan ada beberapa hal yang berbeda dengan yang pertama.
Mata merah tua milik anak perempuan itu perlahan terbuka, ia melihat sekeliling dengan teliti dan menyadari jika dirinya ada di dalam sebuah kamar yang mewah.
Nuansa kuno langsung terasa saat dia melihat dekorasi kamar, namun itu tak menutupi fakta jika kamar yang dia lihat mewah seperti kamar dalam sebuah istana.
Anak yang baru bangun itu adalah Kasumi, namun dengan jiwa orang lain di dalamnya.
Kahill terdiam, akhirnya dia berhasil masuk ke dalam tubuh Kasumi meskipun dengan proses yang sangat menyakitkan.
'aku masih bisa merasakan rasa sakit itu, tak ku sangka jika perpindahan jiwa bisa sangat menyakitkan'
Kahill menyentuh dadanya, rasa sakit itu terletak di sana sebelum itu menghilang sekarang.
Dia mengerjap, langsung menjauhkan tangannya dari dada. Itu karena tekstur lembek yang dia rasakan saat menyentuh dadanya terasa aneh, dia pun menatap kebawah dan melihat dadanya yang agak menonjol di balik piyama putih.
"Aku lupa kalau sekarang aku adalah wanita"
Ujar Kahill, wajahnya menjadi merah sekarang.
Menjadi jomblo cukup lama membuatnya malu saat menyentuh bagian tubuh seorang wanita, yah meskipun itu adalah tubuhnya sendiri.
Prang!
Suara nampan yang jatuh terdengar jelas dari dekat pintu, Kahill berbalik ke samping dan melihat sosok wanita dengan pakaian pelayan yang menatapnya terkejut, juga nampan yang jatuh, tentu saja.
"T..Tuan putri sudah sadar!?"
Pelayan itu langsung berteriak, kemudian berlari meninggalkan Kahill, tidak, maksudku Kasumi yang masih memiliki tatapan bingung.
'Kenapa panik sih?'
Kasumi tak mempedulikan itu. Dia melangkah turun dari kasurnya kemudian mendekat ke arah cermin, menatap lekat-lekat penampilannya yang baru.
Rambut panjang dan lurus sepinggang miliknya berwarna coklat tua, itu sama seperti rambut Kasumi saat dia menandatangani kontrak.
Warnanya lebih tua daripada rambut milik Kahill.
Matanya yang bulat dan besar berwarna merah, khas kaum demon. Juga, tanduk hitam kecil yang tertutupi poni rambut.
Tubuhnya ramping dan putih bersih, lengan dan kakinya juga cantik. Harus Kahill akui jika penampilan Kasumi ini sangat elok, padahal dia masih muda.
"Dia bilang usianya adalah 17 tahun, tapi penampilan ini jelas milik bocah umur 13 tahun!?"
Kahill tak percaya jika Kasumi berbohong tentang usianya, penampilan yang dia lihat ini memang seperti anak remaja namun dia terlalu pendek untuk anak seusia 17 tahun.
"Apakah dia makan dengan baik? Mengapa dia mungil sekali? Aku ragu jika dia benar-benar seorang putri"
Sekarang bahkan Kahill memiliki banyak keraguan, tapi dia harus menerima itu, karena mulai sekarang dia akan hidup sebagai Kasumi.
Kahill terdiam sejenak, dia mulai mengingat apa yang harus dia lakukan sekarang.
Sebelumnya Kasumi sudah mengatakan semua hal tentang dirinya. Mulai dari alasan dia mati, dan apa saja yang harus di lakukan Kahill.
"Aku mati karena racun yang di berikan oleh musuhku. Cukup anda tahu saja, aku ini seperti antagonis di sana. Beberapa orang tidak menyukaiku dan ingin membunuh ku karena aku lemah."
Jelas Kasumi, dia membicarakan hal itu dengan wajah yang ceria seolah-olah sedang menceritakan kisah drama yang jenaka.
"Tapi kamu kan putri, Apakah tidak apa-apa seseorang meracuni keluarga kerajaan?"
"Hmm, sebenarnya itu ku lakukan karena aku mau"
"Maksudnya kamu meminum racun atas keinginan mu sendiri?"
Kasumi mengangguk dengan wajah yang sedikit tersenyum. Tak ada penyesalan diraut wajahnya itu.
"Aku berpikir jika ayah tidak menyayangi ku, itu karena beliau jarang menampilkan rasa pedulinya. Aku juga berpikir ayah melakukan itu karena aku anak yang lemah, namun setelah mati dan melihat sedikit masa depan aku menyesali keputusan ku yang memilih mati"
Tap! Tap! Tap! Tap!
Terdengar suara langkah kaki berat yang terburu-buru, Kahill yang masih menatap ke cermin berbalik ke sumber suara.
Dia menyudahi lamunannya.
Seorang pria yang mirip seperti Kasumi namun terasa berbeda sedang berdiri di sana, dia menatap ke arah Kahill dengan tatapan lega sekaligus terkejut.
"A..ayah?"
Mulut Kahill secara refleks langsung mengatakan itu saat dia melihat sosok pria di sana.
Rambut merah tuanya agak panjang dan kusut, bola matanya tajam namun terlihat lelah.
Tubuhnya yang tegap pun terlihat agak kurus, seperti dia melewatkan waktu makan beberapa kali.
Dia langsung berlari ke arah Kahill, lalu memeluknya erat. Tangannya yang melingkari tubuh kecil Kahill gemetar, tak percaya jika sosok di depannya benar-benar hidup kembali dan bernafas.
"Maaf. Sungguh, maafkan ayah Kasumi, syukurlah kamu bangun"
Ucapnya lemah, suaranya pun bergetar. Sepertinya dia hampir menangis sekarang.
Ucapannya terdengar sangat tulus dan murni, Kahill tak paham mengapa Kasumi berpikir jika ayahnya tak menyayangi dia.
Kahill yang ada dalam pelukan itu terdiam, dia tak tahu harus bereaksi bagaimana.
Melihat reaksi ayah Kasumi ini membuat Kahill mengingat kembali tentang ucapan Kasumi sebelum mereka berpisah, dia menceritakan tentang alasan lainnya yang membuat dia meminum racun dan memilih untuk mati.
"Alasan lain? Hmm, aku hanya tak ingin jadi beban untuk ayahku saja. Awalnya itu adalah alasan kuat yang aku miliki, dan aku pun termakan omongan orang yang memberikan racun padaku.
Dia bilang jika aku hanya beban yang membelenggu ayahku, jika aku tak ada maka ayahku akan menjadi tiran sempurna dan kerajaan Cyrent bahkan bisa melanggar 'perjanjian'
Jika sudah seperti itu kerajaan Cyrent akan menguasai hampir seluruh dunia luar."
Kasumi menghentikan ucapannya sejenak, dia mengingat sesuatu.
"Ah, jika ku ingat kembali sebenarnya aku melakukan kesalahan besar waktu itu"
Kahill melipatkan kedua tangannya.
"Apa?"
"Aku mengacau saat pertemuan dengan saint dari dunia manusia, pertemuan itu adalah diskusi yang di lakukan untuk memilih kandidat dari demon realm untuk berpartisipasi di acara pembaharuan perjanjian damai.
Aku mengatakan ini 'bagaimana ****** sepertinya bisa menjadi utusan dewa?' sebenarnya aku mengatakan itu dengan suara yang pelan, namun ternyata salah satu manusia yang ikut bersama saint itu memiliki pendengaran yang tajam, sehingga dia bisa mendengar apa yang aku ucapkan.
Akhirnya aku di hukum, aku tidak boleh keluar dari kamar hingga waktu yang tak di tentukan. Aku tak tahu akhir masalah itu bagaimana, karena aku keburu mati sih. Mungkin terjadi perang sekarang? Hm?"
Kasumi menghentikan ucapannya, dia menatap Kahill yang memiliki tatapan horor sekarang.
"Kenapa anda menatapku begitu?"
Ujar Kasumi singkat, dia merasa takut dengan tatapan Kahill.
Kahill menjitak kepala Kasumi, itu tak terasa sakit karena dia sudah mati, namun tetap saja Kasumi terkejut karena tindakan Kahill yang mendadak itu.
"A..apa yang anda lakukan!?"
Seru Kasumi sambil melindungi kepalanya.
"Kau!? Apa kau tak tahu kejadian apa yang akan terjadi setelah itu!? Perang antar klan akan terjadi, ratusan nyawa melayang dari berbagai pihak. Perang itu juga yang menyebabkan kaum mu di ambang kepunahan dan kemudian kalian di segel. Tak ku sangka alasan terjadi perang besar itu adalah kau! Ini jelas tak di pelajari dalam sejarah!"
Kahill berseru sambil marah-marah, dia tidak menyukai fakta sebenarnya di balik sejarah yang dia sukai.
Kahill cukup pintar dalam pelajaran sejarah saat di akademi, dia paling suka dengan pelajaran itu.
Menurutnya sejarah itu luar bisa.
Itu karena sejarah menyimpan kejadian di masa lalu untuk orang-orang di masa mendatang, tak hanya itu. Sejarah juga mengenang jasa para pahlawan yang gugur untuk di ceritakan pada generasi selanjutnya.
Karena itu Kahill sangat menghargai para pahlawan, dia pun ingin menjadi bagian dari mereka suatu saat nanti.
Meskipun dia sudah jadi pahlawan saat perang dengan demon, namun akhir dari kematiannya tak sesuai dengan apa yang dia inginkan.
Dia ingin mati sebagai pahlawan, melindungi orang yang lemah.
Tapi sayangnya dia malah mati di racun, itupun karena keteledoran dia sendiri karena menyimpan racun di rak untuk teh.
'Setidaknya aku bisa mengetahui fakta aslinya, meskipun ini konyol'
Kahill berusaha melupakan itu, sekarang dia harus berurusan dengan ayahnya dulu, lebih tepatnya adalah ayah Kasumi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!