"Halo"
"..."
"Kakek kamu telfon papa katanya kamu di panggil ke rumahnya,"
"..."
tut...
Segera Kenzo meraih kunci motornya lalu pergi begitu saja meninggalkan apartemennya menuju ke sebuah rumah megah yang tidak terlalu jauh dari apartemennya.
Sesampainya di rumah yang sangat megah itu, Kenzo langsung di sambut oleh beberapa pria berjas hitam dengan tubuh kekar dan beberapa wanita-wanita pekerja di rumah Kakeknya itu.
"Kata tuan bos, tuan muda langsung masuk saja," Ujar salah satu wanita pekerja itu.
"Oke makasih mbak," Kenzo tersenyum singkat kepada wanita paruh baya itu, menghembuskan nafasnya, lalu membuka pintu yang bertuliskan 'OFFICE (PRIVATE ROOM)' itu.
"Ada apa ya Kakek manggil saya kesini?"
"Kamu masih tanya ke saya kenapa kamu saya panggil?!"
"Ya kan Kenzo tadi cuma di kabarin Papa kalau Kakek manggil, jadi---,"
"Kenzo! Kamu ini udah Kakek bilang berapa kali hah?! BER-U-BAH Kenzo! Kamu sudah Kakek didik dengan susah payah tapi lihat sikap kamu sekarang?!"
"Kan Kenzo gak ngapa-ngapain Kek,"
"Gak ngapa-ngapain katamu?! Ini apa hah?!"
Pria tua bangka itu menyodorkan sebuah map yang berisikan beberapa surat keterangan.
"Ini map lah Kakek,"
"Iya, kamu tau apa isinya?!"
"Gak,"
"Ini semua sudah Kakek suruh kumpul oleh guru wali kamu dari awal semester kemarin hingga mau masuk semester baru! Surat keterangan berkelakuan buruk, Surat keterangan jarang masuk, Surat keterangan tidak kumpul tugas! Ini semuanya apa Kenzo?!"
Pria tua satu ini sudah geram karena cucu satu-satunya ini tidak mau mendengarkan ucapannya.
"Yaelah, palingan gurunya tuh baperan! Orang di sekolah belajar terus kok,"
"Mana mungkin ada guru yang sengaja menjelekkan muridnya seperti ini, Kenzo!"
"Lah, mana saya tau,"
"Kakek udah bingung mau bilangin apa lagi ke kamu Kenzo! Kamu itu harus di apakan supaya mau berubah hah?!"
Kenzo hanya memutar bola matanya malas mendengar ceramah yang selalu di lontarkan oleh Kakeknya yang sangat pemaksa ini.
"Kakek tidak mau tau Kenzo! Stop menjadi anak berandalan atau kamu akan terima akibatnya!"
"Sip." sambil mengacungkan jempolnya.
"Kalau kamu ngebantah omongan kakek,--"
"Apa? Kakek mau apa? Papa Kenzo saja ngebebasin Kenzo ngelakuin apapun tapi yang penting tidak kelewatan batas,"
"Sebulan lalu lo udah kelewat batas woy! " Batin Kenzo.
Nicolas, kakek Kenzo memandang sengit kepada cucu satu-satunya itu, "yang ngajarin kamu motong ucapan kakek siapa huh?!"
"Kakeklah!"
"Nih anak bener-bener!!--"
"Pokoknya besok hari awal tahun ajaran baru kamu harus berubah!,"
Kenzo tidak terlalu menghiraukan ucapan si kakek tua itu, bahkan Papanya tidak pernah mengekang dia seperti kakeknya yang satu ini.
"Kamu itu kakek ajar, kakek didik buat jadi penerus perusahaan kakek, bukan jadi berandalan kayak temen-temen kamu! Mama kamu gak pernah ngedidik kamu ya? Gak pernah di kasih ajaran supaya jadi anak yang baik?! Aduh lupa, Mama kamu kan cuma mau ngincar harta Fritz kan? Ahahaha,"
Kenzo yang dari tadi tidak menghiraukan kini menatap kakek tua bangka itu seperti Elang yang mendapat mangsanya. "Kenapa huh?, toh Kenzo juga kalau gak dapat harta Kakek bisa dapat harta dari Papa kan?, Kan Papa orangnya baik banget gak kaya Kakek yang suka ngekang!"
"MAKSUD KAMU APA KENZO?!"
"Kakek kenapa gak mikir hah?! Nih ya, Kalau aja dulu Kakek gak ngekang Papa, gak Maksa Papa sama perempuan pilihan Kakek, dan gak ngehina mama, mungkin saat ini Papa gak bakal bangun usaha sendiri! Gak bakal misah dari Kakek! And the result now? Kakek puas kan, Kenzo gak nyangka hidup Kenzo juga bakal kaya gitu sekarang!"
Kini suasana di dalam ruangan itu semakin mencengkam, kedua manusia yang berbeda generasi itu saling mengutarakan kebencian dan emosinya.
"PERGI KAMU!,"
Kenzo pergi begitu saja tanpa menghiraukan cacian dan makian dari Kakek tua bangka itu. Tapi Kenzo terkejud kala mendengar kalimat terakhir yang di layangkan oleh pria tua itu.
"Camkan ini Kenzo, Kakek bisa ngehancurin kehidupan kamu kapan saja kakek mau!"
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Keyra tak bisa tenang. Sudah sejam kira-kira dia mondar-mandir dengan suasana hati yang campur aduk sambil menunggu tanda dari benda kecil yang ada di tangannya.
"Gak mungkinnn!"
Salah satu tangannya membekap mulutnya tak percaya dengan apa yang barusan dia lihat. Dirinya kini sangat ketakutan hingga tubuhnya bergetar hebat.
Testpack yang sedari tadi dia pegang kini dibuangnya kasar ke lantai.
Sudah seminggu lebih dia merasa ada yang aneh dari dirinya yang suka mual-mual, emosi yang sangat labil, dan porsi makannya juga yang tak biasa.
"Ini gak mungkin, hiks, hiks,"
Keyra merutuki nasibnya dalam keheningan apartemen pribadinya malam ini.
Dia yakin Orang tuanya yang terlalu sibuk kerja untuk dirinya itu tidak akan mengunjunginya hari ini.
"Aku harus gimana? Hiks, hiks,"
"Reaksi Dady? Momy? And my future?! God help me! Hiks,"
Tanpa Keyra sadari, dari tadi dia terus memukul perutnya yang berisi janin itu seolah meluapkan emosinya.
Tak terpikirkan oleh Keyra untuk membeli barang pengetes kehamilan itu, tapi dia takut jika itu memang terjadi pada dirinya karena merasa banyak keanehan yang terjadi pada dirinya akhir-akhir ini. Jadi, Keyra memutuskan untuk membeli barang kecil tersebut.
Awalnya dia tidak percaya atas kejadian yang menimpa dirinya saat ini. Tapi perlahan ketakutan semakin menggerogoti dirinya hingga dia percaya bahwa ini memang terjadi pada dirinya.
Jika kalian berpikir bahwa Keyra di hamili oleh pacarnya, kalian salah besar karena Keyra tidak pernah ingin punya pacar meskipun dia adalah 'gadis idaman semua lelaki' SMA Taruna.
Dan jika kalian berpikir bahwa dia di hamili oleh 'bapak-bapak' atau 'om-om' maka kalian lebih salah lagi, karena Keyra hanya menginjak club jika salah seorang temannya membooking seluruh tempat itu untuk acara ultahnya.
Lalu siapa pelakunya?
KENZO, dia lah pelaku dari semua kejadian buruk yang di alami oleh Keyra saat ini.
Keyra mencoba mengingat kejadian yang terjadi padanya sebulan yang lalu saat dia dan teman-temannya merayakan acara di sebuah club yang tentunya sudah aman dari para 'om/tante gatel', namun kejadian 'itu' tetap juga menimpa dirinya.
Air matanya mulai membanjiri pipinya kala mengingat kejadian itu, dan bahkan mereka sudah sepakat untuk menganggap kejadian itu tidak pernah terjadi.
.
.
.
.
.
**Udah bingung nih woy🥴😆
Sebenarnya ceritanya udah lama mau di post tapi masih betah jadi draft, tapi temanku yang sangat gblk post sembarang yah terpaksa harus lanjutin lagii❣🖤
Papayy~
Salam sayang dari author
✨ V O T E and C O M M E N T✨**
"Gue gak nyangka hiks,kalau saja gue gak ikut, maybe gue baik-baik saja saat ini," Isakan Keyra semakin kuat bergema di dalam kamar mandinya saat dia mengingat kejadian yang menimpanya sebulan yang lalu saat ultah temannya.
✨FLASHBACK✨
Sebulan yang lalu...
"Yakin lo kita bakal nginap di sini semalaman?" Keyra menahan lengan Audrey.
"Iyalah! Lo sans ajah, karena ni club udah di booking sama Kevin. Jadi lo gak usah takut ada om-om gatel okay?" Audrey mencoba meyakinkan Keyra sementara yang di yakinkan tak menghiraukannya sama sekali dan berdecak tak jelas.
"Ayo,"
"Gak mau, lo gak ngeri apa?!l Tuh kebanyakan laki!" Keyra menunjuk ke arah Kevin dan kawan-kawannya yang sudah mulai melayang karena akibat dari alkohol yang mereka konsumsi.
"Yaelah, itu cuma Kevin sama temennya doang Key! Udah ayo masuk," Audrey menarik paksa Keyra untuk masuk ke dalam club tersebut.
Tidak yang seperti kalian bayangkan, club ini memang terlihat ramai. Tapi, isinya cuma sekitar 30-an orang saja yang berada di dalam karena Kevin hanya mengundang beberapa sepupunya, pacarnya, sahabatnya, dan teman dekat lainnya. Namun Keyra tetap merasa tidak nyaman karena lingkungannya saat ini sangat mengerikan. Kevin dan teman-temannya sudah berada di alam mereka masing-masing karena alkohol dan dentuman musik yang sangat keras. Keadaan itu yang membuat Keyra sangat takut saat ini jika mereka berbuat sesuatu kepadanya.
"Gue di sini ajah," Keyra melepaskan genggaman tangan Audrey yang terus menariknya.
"Lah? kenapa? ayo kita ngumpul sama Kevin dan teman-temannya, itu juga ada Kayana sama Farensca!" Audrey kembali menarik Tangan Keyra menuju gerombolan lelaki mabuk itu.
"Hai semuanya! Hai Vin!" Audrey mengecup pipi pacarnya itu.
"Hai bu bos!" Mereka bersorak kala melihat Audrey selaku pacar Kevin yang merupakan bos pada malam hari ini.
"Hai beb," Kevin yang masih sedikit sadar menjawab panggilan dari pacar tersayangnya itu lalu mengecup puncak kepalanya.
Keyra hanya diam menyimak apa yang sedang mereka lakukan. Tapi bukan berarti Keyra menyimak karena dia tidak mengenal mereka, melainkan karena dia tidak pernah menegur sapa kelima pemuda tampan itu.
Siapa juga yang tidak mengenal kelima pemuda yang di cap sebagai 'most wanted' SMA Taruna dengan ketampanan tingkat dewa yang bisa memikat hati para gadis dengan sekali lirik.
"Kan aku bilang gak usah minum, kok kamu gak dengar sih?!" Audrey memukul lengan pacarnya karena dia tidak mendengarkan kata-katanya kemarin.
"Cuma dikit doang beb," Kevin dengan nada manjanya bersandar pada Audrey.
"Ini nih yang kamu bilang dikit doang?! Udah dua belas botol loh kamu habisin sama temen-temen kamu!" Audrey menoyor kepala Kevin yang masih bersandar kepadanya.
"Iya dua belas botol di bagi lima orang kan jadinya dikit beb," Kevin masih bersih keras mempertahankan keadaannya saat ini.
"Serah deh!" Audrey berdecak malas.
"Drey, anterin gue ke kamar yuk, ngantuk nih!" Keyra menarik-narik lengan baju Audrey yang berada di sampingnya.
Kevin yang mengerti pun langsung menunjukan letak kamar Keyra. "Kamar lo di lantai dua, paling pojok, sebelah kanan." Ujarnya
"Oke makasih Vin. Drey, ayok anterin gue!" Keyra langsung menyeret Audrey yang masih duduk santai.
"Pelan-pelan njir! Lo gak bakal mati juga kalau pergi sendiri," Audrey berdecak sebal atas kelakuan sahabatnya yang satu ini.
"Ya maap, gue cuma agak takut dengan keadaan di sini," Keyra merasa tak tenang dari tadi kini mencoba menjelaskan kekhawatirannya kepada sahabatnya, siapa tau ngerti kan?
"Yaelah, lo gak usah takut Key! Di sini kita semua temen Key, gak ada yang bakal nyakitin lo, okay?" Audrey mencoba meyakinkan Keyra yang terlihat gelisah dari tadi. Entah mengapa perasaan Keyra sangat gelisah dari tadi.
"Udah sana, masuk, jangan lupa do'a okay?" Audrey mengelus rambut sahabatnya yang sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri.
"Siap kak!" Keyra mengangkat tangannya menghormat ke arah Audrey layaknya adik yang ingin berbakti kepada kakaknya.
"Oke, good nigth and have a nice dream, little girl!" Audrey menarik pintu kamar Keyra lalu pergi menuju tempat Kevin dan teman-temannya yang sudah mulai ngawur di sana.
"Ahahaha! Itu kan derita lo,"
"Makanya jadi cowok itu kek gue, tiap hari ganti pacar!"
"Dosa lo nambah suu!"
"Lah si bang Kenzo masih suci tuh, cuma sabun doang yang layanin,"
"Ahahahaha!"
"Si Bara cuma ngejar si gebetan dari zaman purba kala tuh, setia amat di gantung! Ahahaha!"
RUSUH, itu lah suasana yang terjadi saat ini. Kevin, Kenzo, Bara, Zico, dan Daniel sudah mulai tenggelam dalam pengaruh alkohol dan suasana yang sangat bising akan dentuman musik yang sangat memekakan telinga. Dan Audrey? dia hanya memantau dan menyimak kelima lelaki tampan itu saat ini.
"Vin, lo sama Audrey kapan nikahnya? Ahahaha!"
"Kalau udah nikah mau punya anak berapa? Ahahaha!"
"Drey, kamu yang kuat ya nanti, ahahaha!"
Perbincangan mereka kini semakin menjadi-jadi. Audrey yang sudah muak dengan semua percakapan mereka kini pergi menuju kamarnya untuk istirahat.
"Vin, gue ngantuk mau tidur, bye!" Audrey beranjak menuju kamarnya yang berada di lantai 3.
"Iya babay beb," Kevin melambai kala melihat pacar tersayangnya beranjak.
20 menit berlalu...
"Eh gue udah ngantuk, cabut dulu ya ke kamar!" Kenzo pamit kepada teman-temannya yang masih rusuh.
"Oke bro, jangan salah masuk kamar woy!" Teriak Bara memperingatkan Kenzo yang sudah hampir tumbang.
"Hai pecundang!" Sapa Aditya selaku musuh bubuyutan Kenzo di sekolah.
"Eh mending lo minggir dah!" Kenzo berjalan ling lung.
"Woa, woo! sans bro, nih gue punya minuman penetralisir mabuk untuk lo," Aditya menyodorkan segelas minuman yang tentu sudah dia racik untuk niat jahatnya, ehehe..
"Serius lo kasih minuman kek gini sama gue? Sini gue minum," Kenzo mengambil segelas minuman tersebut lalu meneguknya hingga tadas.
"Thanks nyet!" Kenzo menepuk bahu Aditya lalu melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.
"Nah ini nih pasti kamar gue," Mata Kenzo menyipit melihat angka yang tertera di depan pintu itu. Penglihatannya kini sudah sangat kabur.
Cklek!
"Lah, kok di kunci?! Atau gue ajah yang lemah ngedorongnya? Sekali lagi deh," Kenzo yang merasa itu memang kamarnya langsung mendobraknya begitu saja.
Brakk!
Keyra yang baru beberapa saat lalu terlelap dalam tidurnya, kini terkejut atas kehadiran Kenzo yang mendadak mendobrak pintu kamarnya lalu menutupnya kembali.
Perlahan Kenzo mulai berjalan menuju ranjang milik Keyra. Matanya kini sudah sangat kabur.
"Kenzo?! Nga-ngapain lo di kamar gue huh?!" Keyra mengecilkan suaranya karena dia sangat takut jika Kenzo berbuat sesuatu kepadanya saat ini.
Kenzo hanya diam menatap Keyra sejenak. Lalu dia melanjutkan langkahnya menuju ranjang yang terlihat di depannya. Awalnya, Keyra hanya terpukau melihat tampang Kenzo saat dia menatap dirinya sejenak, namun saat Kenzo melanjutkan langkahnya, Keyra menjadi takut kembali bahkan lebih ketakutan dari sebelumnya.
"Woy lo ngapain Zo?! Please jangan kek gini!" Keyra terkejut ketika Kenzo sudah berada seranjang dengannya. Jujur, Keyra sangat takut saat ini. Dia tak menyangka bahwa hal yang dia gumuli daritadi kini terjadi. Semoga hal buruk selanjutnya tidak terjadi..
"Zo, sadar woy! Ini kamar gue bukan kamar lo!" Keyra menepuk pipi Kenzo berniat untuk menyadarkannya. Keyra tau saat ini lelaki di depannya ini sedang mabuk berat.
"Zo! Lo salah kamar woy!!" Keyra semakin panik saat tiba-tiba Kenzo menindih dirinya.
"Ya Tuhan, kenapa ini bisa terjadi?! " Keyra merutuki nasibnya saat ini.
"KENZO!!"
Plak!
Keyra reflek menampar Kenzo saat lelaki itu berani meraba dirinya.
"So-sorry gue gak sengaja," Wajah Kenzo kini memerah karena marah sambil menatap kabur gadis cantik di depannya ini.
Air mata mengalir deras dari mata indah milik Keyra saat Kenzo tiba-tiba menciumnya kasar.
Keyra tidak tau apa yang akan terjadi padanya setelah ini.
Intinya dia sangat KETAKUTAN saat ini.
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Keyra bangun dari tidurnya dan duduk sejenak. Dia mencoba menampar pipinya untuk memastikan keadaan saat ini.
Plakk!
"Akkhh! Ini memang terjadi Key, hiks, hiks,"
Keyra menangis kala melihat keadaannya saat ini.
Dia memandang ke arah seorang lelaki yang sudah merusaknya semalam.
Keadaan Keyra kini menjadi buruk. Matanya berkantung akibat tak bisa tidur karena kejadian semalam, matanya memerah karena banyak menangis, dan lain-lain..
Sedangkan lelaki itu? dia dengan wajah tanpa dosanya masih tertidur pulas walaupun sudah mendengar isakan dari Keyra.
Tanpa menunggu lagi, Keyra langsung meraih kameja milik Kenzo dan memakaikannya ke tubuh polosnya meskipun tubuhnya tenggelam oleh kameja itu.
Saat hendak berjalan, tubuh Keyra kembali bergetar karena dia merasakan sakit di bagian intinya saat ini.
"Akhh! Sakit, hiks" dia menatap ke arah bawah tubuhnya lalu air matanya keluar lagi saat itu.
Keyra meraih pakaiannya yang sudah koyak di pojok ruangan itu, lalu segera menuju ke kamar mandi untuk membasuh dirinya.
"Hiks, gue udah gak tau lagi apa yang bakal terjadi kedepannya, hiks,"
Keyra menangis sejadi-jadinya di bawah guyuran air shower kira-kira sudah sekitar 40 menit dia begitu.
Tok! tok!
"Pergii lo!" Keyra yang mengetahui bahwa orang yang mengetuk pintunya itu Kenzo langsung mengusirnya.
Brakk!
Keyra terkejut sesaat saat melihat Kenzo yang tiba-tiba mendobrak pintu kamar mandi tersebut.
Setelah itu, dia lebih memilih untuk diam tidak menghiraukan lelaki yang baru datang itu.
"shitt! " Umpat Kenzo meremas kepalanya keras kala menyadari apa yang telah dia perbuat semalam.
Dia memandangi dirinya di cermin dalam kamar mandi itu, melihat betapa menyedihkannya dirinya sekarang.
"Key, maaf--"
"Pergi lo! Gue gak suka liat lo di sini! PERGII!!" Keyra lirih, mencoba memelankan suaranya menahan emosi.
"Nanti gue bakal--"
"Bakal apa?! TANGGUNG JAWAB?! Huh?! Lo pikir gue gak takut waktu lo tiba-tiba masuk ke kamar gue?! Lo gak tau gimana perasaan gue sekarang! Lo gak tau apa yang gue rasain sekarang! Lo gak pernah mikir apa yang bakal terjadi sama gue kedepannya KENZO!!" Keyra yang sudah tidak bisa membendung emosinya, kini meledak. Dia memukul tubuh Kenzo brutal seolah meluapkan emosinya pada lelaki yang sudah merusaknya semalam.
Tak peduli dengan itu, Kenzo langsung menarik Keyra ke dalam pelukannya untuk menenangkannya.
"Shut, maafin gue, gue salah besar sama lo," Kenzo memeluk gadis itu sangat erat seakan-akan ingin menyerap semua ketakutan gadis yang telah di rusaknya itu.
✨ FLASBACK OFF✨
.
.
.
TBC🤗
luv u🤍
Mohon kritik dan sarannya:)
...✨V O T E and C O M M E N T✨...
swipe up⬆⬆
❗Hati-hati banyak typo guys❗
❣Happy reading, enjoyy❣
"Misi,"
"Permisii!"
"Halo mas! PERMISIII!!!"
Bruk!!
"Waa anjing! Gue salah apa lagi woy!" Zico mengumpat, dia terkejut saat Kevin yang baru saja datang langsung menendang kursinya hingga dia jungkir balik.
"Lah, lo budek apa tuli sih?! Gue udah permisi baik-baik, lo kacangin, ya gue hbd deh lo-nya, ahahaha!" Kevin tertawa sangat keras saat melihat jidat Zico yang sedikit menonjol akibat ulahnya.
"Ahahaha!! Tuh jidat napa Co? Abis kejedot pintu atau gimana sih? Ahaha," Daniel yang baru saja datang langsung di sambut oleh pemandangan sebuah wajah tampan yang menonjol di bagian jidatnya.
"Akhh, sakit njeng!" Zico mengusap benjolnya.
"Eh, ada Eva tuh!" Daniel langsung mencari topik baru agar kerusuhan ini tidak berlanjut, dan kebetulan Eva sedang lewat di situ.
"Hai my bidadari Eva," Dengan cepat Zico langsung menuju ke bangku yang dekat dengan Eva. Sedangkan Eva? Dia tidak menghiraukan lelaki tersebut.
"Kacangg murahh!!! Lagi diskonn!!"
"Yaa kasian yang gak di anggap, ahahaha!"
Daniel dan Bara menertawakan Zico yang tidak di hiraukan sama sekali oleh Eva.
"Kenzo!" Eva berseru kegirangan saat melihat Kenzo yang baru saja masuk dalam kelas itu.
"Hai, aku lapar nih, temenin ke kantin yuk!" Eva bergelut manja di gandengan Kenzo. Lalu Kenzo? Dia menatap Eva dengan tatapan jijik dan tentu saja dia melepaskan gandengan itu.
"Serendah ini kah? Dih," Batin Kenzo
"Gue heran kenapa Eva lebih milih jalan sama Kebun binatang daripada gue," Zico berbisik kepada Daniel yang berada di sampingnya.
"Kebun binatang Matamuu! Di dengar orangnya meninggal kau!" Daniel menggeplak benjol Zico.
"Akkhh, sakit anj**g!" Zico langsung membogem kepala Daniel.
"Eva, oh Eva alangkah indah mu, merah di bibir mu, hitam di rambut mu," Zico bersenandung dengan suaranya yang tentu saja fals.
"Bwahahaha, sejak kapan lagu pelangi jadi kek gitu? Kek gini lagu nya we, pelangi, pelangi, alangkah indahmu, merah kuning hijau di langit yang biru,"
"Si t*lol gak pernah kecil, whahahaha!"
"Kebanyakan dengar lagu tiktok tuh, ahahaha!"
"Lah mana gue tau, orang baru dengar tuh lagu kemarin di tiktok,"
"Jadi selama ini lo gak pernah dengar lagu Pelangi?! Fix masa kecil lo bahagia banget,"
Manu hanya menyimak ketiga sahabatnya yang selalu bersikap t*lol seperti itu. Manu beralih menatap Kenzo yang wajahnya seperti sedang bergumul dan masih terlihat risih atas keberadaan Eva di sampingnya.
"Kasian ya si Manu, galau mulu," Ujar Bara.
"Apa?!" Ketus Manu yang masih mendengar suara pelan Bara.
"Gak kok bang," Bara menunjukan 'peace'.
"Eh liat deh si Kenzo, kek orang bergumul tuh," Daniel menunjuk ke arah Kenzo yang sudah sendiri karena Eva sudah pergi bersama temannya yang lain.
"Galau kali di putusin,"
"Emang Kenzo itu Manu? dia yang mutusin, dia yang galau," Zico berceletuk tak jelas.
"Dianya juga sih yang pacaran sok dingin, paksa cuek, padahal dalam hati hello kitty!" Daniel menyindir Manu.
"Mengenang mantan tuh, karma is real beb!" Kevin mulai memanas-manasi.
"Sekarang apa? Bergumul, diem mulu, sok dingin, sensian, kek gadis PMS!"
"Kambing!"
"Lari nyet ada bang jago,"
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
RICUH, itulah suasana koridor SMA Taruna sekarang. Para gadis mulai histeris saat melihat sang pangeran tampannya lewat di tengah-tengah mereka.
"Yaoloh! My bubu lewat!!"
"Danielll! Lo ganteng bangettt!!"
"Baraaa! Aduh Bara kenapa lo ganteng banget sih?!"
"Pangeran gue lewat, Kenzoooo!!"
"Manu cool banget yaoloh!"
"Kipasin gue we! mau pingsan,"
dll...
Mereka tidak peduli dengan teriakan para gadis itu, karena dia sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Model mereka yang urakan menambah aura tersendiri di antara siswa yang ada di koridor itu.
Mata Kenzo menajam kala melihat Aditya yang tersenyum sinis melewatinya. Sesaat, terlintas di benak Kenzo kejadian saat dia merusak Keyra sebulan yang lalu.
"Hai, gimana keadaannya? Tiati loh, kalau lo gak pake pengaman bisa hamil ntar," Aditya berbisik pada Kenzo.
"ANJINGG! MATI LO!"
"Woi! Kenzo berantem!"
Para siswa maupun siswi di situ hanya bisa menyaksikan apa yang sedang di perbuat Kenzo terhadap Aditya.
"Pisahin woy!" salah satu siswa di koridor itu mendorong temannya untuk melerai Kenzo dan Aditya, namun siswa itu malah melarikan diri karena dia tau tidak ada seorang pun yang bisa melerai jika yang berkelahi adalah seorang Kenzo Evando Edison, anak dari sang pemilik sekolah SMA Taruna.
"Cukup Zo! Lo napa sih?!" Daniel bersama ketiga sahabat lainnya yang baru saja datang karena seorang siswi memanggil mereka.
"Kasian anak orang woy!" Zico menarik Kenzo.
"Lo gak liat tuh bocah udah mau mati huh?!" Kevin mencengkram kerah Kenzo sambil menunjuk ke arah Aditya yang terlihat sudah mau mati.
Bugh!
Kenzo menendang perut Aditya lalu pergi bersama keempat orang sahabatnya itu
"Cih, cupu!" Kenzo begitu saja melewati Aditya yang sedang menatap sengit kepadanya.
🤍🤍🤍
Saat ini Kenzo sedang merenung di gudang tua sekolahnya.
"Tiati loh, kalau gak pake pengaman bisa hamil ntar,"
Kalimat yang di ucapkan Aditya tersebut terus menghantui pikirannya.
"KEYRA! gue harus nyari dia sekarang! " Batin Kenzo, lalu dia beranjak menuju kelas Keyra untuk mencari gadis itu di sana.
Kenzo mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang hanya berisi sekitar 6 orang dan pandangannya tertuju pada seorang gadis berambut coklat sepunggung yang sedang menelungkupkan kepalanya di meja. Kenzo memberi kode kepada salah satu orang yang sedang berkumpul ngegibah di dalam kelas itu supaya mereka pergi untuk sementara, Lalu dia melanjutkan langkahnya menuju bangku Keyra yang berada di pojok kanan-belakang.
Kenzo menarik-narik lengan baju Keyra seperti anak kecil.
"Paan sih?! Gue kan udah bilang gue lagi gak mood, udah sana pergi!" Keyra masih belum mendongak karena mengira itu adalah Audrey dan ketiga sahabat lainnya.
"Key," Suara berat Kenzo yang familiar membuat Keyra langsung mendongak melihat siapa yang memanggilnya barusan. Dia terkejut akan kehadiran Kenzo di sampingnya saat ini. Dan dengan sigap dia langsung menyembunyikan sebuah benda kecil di tangannya yang dari tadi di gumulinya.
Kenzo mengernyit bingung melihat Keyra yang nampak menyembunyikan sesuatu darinya.
Saat tangannya ingin menggapai tangan Keyra, gadis itu langsung menebas tanganya.
"Apa? Pergi lo! Leave me alone!" Keyra menatap benci Kenzo yang sedang berada di sampingnya dan kembali menelungkupkan wajahnya di meja berharap Kenzo pergi dari hadapannya. Namun sebaliknya, Kenzo duduk lalu menarik Keyra agar bisa duduk berhadapan dengannya.
"KEY! LIHAT GUE!!" Keyra kaget saat Kenzo membentaknya tiba-tiba. Tubuhnya langsung melemas dan air mata mengalir lagi dari kedua matanya yang indah.
Tanpa menunggu, Kenzo langsung merampas benda yang di sembunyikan Keyra dari tadi di tangan kirinya. Kenzo terkejut melihat apa yang dari tadi Keyra sembunyikan darinya. Testpack, nafas Kenzo seketika tertahan saat dia melihat dua garis merah yang ada pada benda itu.
Di benak Kenzo langsung terpikir "Gilaa! gue bakal jadi ayah!". Tapi sejenak dia berpikir apakah dia harus menyesali perbuatannya setelah ini?
"..."
Kenzo menoleh memandangi Keyra yang hanya meredam tangisannya sambil tertunduk mengahadapnya.
"lo jahat, LO JAHAT! INI SEMUA GAK BAKAL TERJADI KALO BUKAN KARENA LO!" Keyra yang barusan membentak Kenzo yang hanya mematung, kini kembali diam.
"Lo tenang ajah. Gue bakal gugurin nih kandungan," Lirih Keyra sambil tersenyum kecut meratapi dirinya saat ini.
Kenzo yang mendengarkan kalimat itu mendadak merasa tak terima jika darah dagingnya itu akan di gugurkan. Di sisi lain, dia juga memikirkan apa yang akan terjadi pada Keyra jika dia mengandung darah dagingnya itu.
KACAU, itulah yang terjadi di dalam pikiran Kenzo
saat ini. Perasaannya bercampur aduk. Dia berpikir keras, janin itu adalah anak darah dagingnya sendiri, bagaimana mungkin dia tidak akan gila saat membunuh darah dagingnya sendiri. Sementara di sisi lain dia khawatir akan Keyra jika orang tuanya tau apa yang sedang terjadi pada Putrinya saat ini.
.
.
.
.
.
TBC🤗
Luv u🤍
Jangan lupa sarannya:))
✨L I K E and C O M M E N T✨
swipe up⬆⬆
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!