NovelToon NovelToon

Power Of Woman

Prolog

Seorang gadis muslim yang mempunyai aura kecantikan luar biasa, dengan kecerdasan diatas rata-rata, keputusan meninggalkan keluarga yang kaya demi sebuah pilihan hidup ,dibalik kelembutannya ada suatu kekuatan tak terkira.

REYNA dari keluarga 'Kusuma' yaitu keluarga bangsawan sekaligus konglomerat, lahir dari seorang ibu bernama Risma yang sudah meningal saat usianya 5 tahun, hidup dengan ayahnya yang bernama Bramantyo Kusuma dan ke dua kakak laki-lakinya Ronan dan Revan.

Dikelilingi dengan orang-orang yang baik,Reyna tumbuh menjadi gadis yang luar biasa, apalagi atas bimbingan ustadz Hanan yang sudah seperti pamannya sendiri dan guru sepuh Kyai Rahmat.

Melanjutkan kuliah di perguruan tinggi, Reyna dipertemukan dengan empat orang yang kocak dan baik hati (Iwan,Siska,Ira dan Satria)

Kehadiran seorang Rehan menambah kebahagiaan sekaligus luka yang membuat warna dalam kehidupan Reyna, sampai pada akhirnya seorang Brian Alex Nugraha mampu bersemayam di hati seorang Reyna

Bersambung

LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE

KOMEN KOMEN KOMEN KOMEN

HADIAH HADIAH HADIAH HADIAH

VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE

Keteguhan Hati

"Bismillah...Rey sudah menetapkan hati paman Hanan.."

"Hemm.., kau tau benar konsekuensi dari keputusanmu bukan...??,

"Jalan yang kau pilih ini bukan sesuatu yang mudah Rey.."

Kata Hanan memberi nasehat.

Hanan adalah sosok laki-laki usia 45 tahunan yang sudah membimbing Reina dalam mendalami Islam dan ilmu bela diri mulai Reyna masih duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar.

"Rey tau paman...setelah ini ,semuanya tidak akan mudah..tapi Rey ikhlas menjalani dengan Ridhonya.."

"Baiklah Rey...kau sekarang sudah remaja, usiamu sudah 17 tahun, aku rasa keputusan yang kau ambil tentunya sudah kau pertimbangkan dengan baik.."

"Iya paman Hanan...Rey sangat berterimakasih atas bimbingannya selama ini.."

" Rey tidak tau akan jadi seperti apa, kalau paman tidak hadir dalam kehidupan Rey..."

"Iya sama-sama...semuanya sudah takdir Allah... hati-hatilah dalam menjalani kehidupanmu selanjutnya Rey..."

"Iya paman...satu tahun lagi Rey akan melanjutkan kuliah, mungkin Rey tidak bisa sering main ke sini lagi.."

Mendengar hal itu hati Hanan merasa sedih, karena seperti akan kehilangan gadis yang sudah dianggap anak sendiri

"Rey...ada sesuatu yang ingin paman sampaikan...bahwa dalam tubuhmu ada suatu kekuatan yang ditanamkan oleh nenek moyangmu yaitu keluarga 'kusuma'..

"Maksut paman..??"

"Sudah beberapa kali paman coba untuk membuka segel kekuatan itu...tapi sia-sia, paman tidak mampu

"Kekuatan semacam apa itu paman..??

"Itulah yang paman ingin tau juga...tapi kekuatan itu sepertinya sangat besar dan mengerikan kalau kau tidak bisa mengontrolnya..."

"Apa...? Sahut Reyna terkejut

"Kamu punya waktu satu tahun untuk mengatasi hal ini Rey...sebelum kau melanjutkan kuliah ke luar kota..

"Paman akan mengenalkan seseorang Kyai yang mungkin bisa membantu"

"Baik paman...Rey akan segera menemui beliau"

Rey memasukkan secarik kertas yang diberikan pamannya, berisikan alamat sang kyai

Saat tiba dirumah..

"Assalamualaikum..." Seperti biasa Reyna mengucapkan salam dan bisa di pastikan tidak akan ada jawaban, hanya pandangan dari ke tiga laki-laki (Ronan,Revan dan Bram ayahnya) yang ada di dalam ruang tengah.."

"Maaf yah... Rey terlambat.."

"Dari tempat itu lagi kan...?

Yang dimaksud Bram adalah tempat ustadz Hanan

"Iya yahh.."

"Maaf ayah..ada sesuatu yang ingin aku sampaikan...apa bisa sekarang yah..??

"Bisa...duduklah...cara bicaramu itu seperti orang biasa saja...dimana martabatmu...!?"

Setelah duduk di kursi yang berhadapan dengan ayahnya, Rey mulai berbicara

"Reina memutuskan untuk berhijab yah...dan akan keluar dari rumah ini"

Bram,Ronan dan Revan tertawa sinis hampir bersamaan...

"Woww...sudah hebat ya adikku ini..." Kata Ronan kakak pertamanya Rey

"Penasaran banget aku ini denganmu Rey...apa yang kau punya sampai nyalimu sebesar ini hah..!?" Ucap Revan kakak ke dua Rey tak kalah sinis

"Maaf kak...ini sudah keputusanku.."

"Apa kau sadar dengan yang kau katakan Rey...?? Kau ini putri dari keturunan ningrat dan konglomerat 'Kusuma'...ayah sungguh tidak tau jalan pikiranmu...rasanya kamu semakin tidak waras...

"Maaf ini keputusan Rey...ayah...dan Rey tidak meminta ijin melainkan menyampaikan keputusan"

"Lancang kau hah...!!!"

"Kau kira apa pandangan kolega ayah kalau tau kau memakai penutup kepala itu... keluarga kita keluarga terpandang dan bukan keluarga *******..!!! Bentak Bram emosi

"Memakai hijab adalah sebuah kewajiban muslimah sekaligus bentuk perlindungan diri dan menjaga martabat seorang perempuan yah...bukan *******..." Jawab Reyna dengan tenang dan santun

"Baik...!!! Dengan satu syarat... bertarunglah dengan kakakmu Ronan..kalau kau kalah, jangan harap keinginanmu terkabul..."

Senyum licik bram yang berfikir tidak mungkin putrinya menyanggupi

"Siap yah...Kapan..?? Jawab Reyna

Sontak ke tiga laki-laki di depan Rey... Langsung kaget mendengar jawaban itu.

"Ronan...kapan kau siap..??? "

Tanya Bram ke anak sulungnya

"Sekarangpun aku siap ayah..."

Jawab Ronan dengan wajah menatap Reyna meremehkan

"Baiklah kak... Rey akan ganti baju dulu"

sahut Rey dengan tenang dan melanjutkan langkah menuju kamarnya

"Whatt...!!! Berani sekali dia..."

Kata Revan membelalakkan mata seakan tak percaya dengan sikap adiknya

Dalam hati Bram merasa sangat heran dengan sikap putrinya, dan sepertinya ada sesuatu yang membuatnya ragu

"Mungkinkah Reyna mewarisi kekuatan ituu..?? Batin Bram

Bram sudah tidak mengenal lagi sifat putrinya, tapi yang jelas putrinya dari kecil sudah kelihatan berbeda.

Sifatnya yang lembut,tutur katanya yang sopan di tambah kecantikan sempurna yang sudah dimiliki dari dia dilahirkan.

Ada lagi yang sangat di kagumi banyak orang dari sosok Reyna yaitu dengan didapatkannya segudang prestasi hasil dari kecerdasan di atas rata-rata.

(Flashback on)

"Rey.. mulai Minggu depan kamu harus ikut latihan bela diri..umurmu sudah 10 tahun dan ini perintah..tidak ada penolakan atau penawaran" kata Bram sang ayah

"Baik ayah...kali ini Rey akan melakukanya...tapi dengan sebuah syarat." Jawab Reyna tak kalah tegas

"Syarat apa ituu...? Ada-ada saja.."

Kata Ronan tersenyum Sinis, di ikuti senyuman tipis Revan

"Besok akan aku ajukan syaratnya yahh.."

Rey berkata sambil menyudahi makan paginya dan bersiap meninggalkan meja makan untuk berangkat ke sekolah.

"Baik...apa saja akan ayah turuti, mintalah sesuka hatimu"

"Aku pegang janji ayah... Reyna berangkat dulu yahh.."

"Hey...kenapa kau suka sekali jalan kaki ha..!? Ikut kita saja sekalian jalan...toh arahnya juga sama" kata Ronan

"Nggak kak... Rey lebih suka jalan kaki biar gak ada yang tau siapa Rey.."

"Apa maksudmu ha..?! Sahut Revan

"Rey lebih suka jadi Rey yang tidak ada hubungan dengan nama keluarga 'Kusuma'..

"Jaga mulutmu gadis kecil...ayah tidak suka mendengarnya, jangan kurang ajar.."

"Maaf yahh.... Rey jalan dulu yaa... Assalamualaikum.....!!!!"

Tidak ada sahutan salam sama sekali

"Heran itu sama si Rey...seneng banget bikin naik darah..." Kata Ronan

" Ya maklum dia itu memang ajaib...mungkin bukan dari darah Kusuma tu anak tengil lahir..." Sambung Revan

"Jaga ucapan kalian..jangan kurang ajar, bagaimanapun kalian bertiga punya darah yang sama.." Bram bicara dengan suara sedikit penekanan

"Maaf yahh.." ucap Ronan dan Revan bersamaan

***

Dan keesokan harinya, saat semua berkumpul di meja makan, Rey dengan sangat hati-hati mengajukan syarat yang kemaren diajukan

"Maaf yah Rey akan mengajukan syarat yang kemaren...

"Katakan...ayah siap mendengarkan.."

" Rey akan berlatih bela diri dengan guru yang Rey pilih sendiri.."

Tatapan tajam dari Ronan dan Revan langsung mengarah ke Reyna

"Siapa orang itu..??"

Tanya Bram penuh selidik

"Namanya ustadz Hanan yah.."jawab Reyna

"Hahaha...kamu itu ya Rey...makin gede makin gak waras...ngapain latihan bela diri kok sama ustadz...gak salah lu..??

Sahut Revan kakaknya

"Lagian itu loo... ustadz tu ya.. tugasnya kan ceramah no...bisa kamu di ajari bela diri sama mulutnya ustadz yang ceramah..??"

"Rey sihh gak ragu sama ustadz Hanan kak Rev...klu gak percaya biar aku ikutan latihan ke ustadz Hanan...satu atau dua bulan kita lihat hasilnya... gimana yah??

"Terserahlah...ayah pusing sama jalan pikiranmu itu...gak ada yg beres...tapi 2 bulan lagi akan ayah lihat hasilnya..jadi jangan macam-macam.."

"Alhamdulillah...siap yahh..." Jawab Rey dengan tersenyum manis

Inilah pertama kali Reyna bertemu dengan ustadz Hanan, sosok yang sangat tangguh, berkharisma dan Sholeh.

Dan tentunya dalam waktu dua bulan itu ,Reyna sudah mencapai peningkatan ilmu bela diri yang di luar dugaan, sampai sang ayah benar-benar merasa tidak percaya dan kagum.

( Flashback off )

Bersambung

LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE

KOMEN KOMEN KOMEN KOMEN

HADIAH HADIAH HADIAH HADIAH

VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE

Sahabat Baru

Setelah berganti baju Reyna segera turun menuju halaman belakang rumah, dimana kedua kakak dan ayahnya sudah siap disana.

Dengan langkah tenang dan pasti Reyna memasuki halaman dan segera menyiapkan diri untuk bertanding dengan Ronan kakak pertamanya

Ronan sudah ada di arena disusul Reyna yang ada di hadapannya, sebelum dimulai sang ayah berkata bahwa semua gerakan bebas asal tidak curang, Reyna menunduk memberikan salam pertandingan sedangkan Ronan hanya tersenyum Sinis meremehkan

Akhirnya pertandingan dua saudara kandung itu dimulai, awalnya Reyna hanya menghindar saat Ronan sang kakak menyerangnya, karena terus dengan keadaan terdesak dari Ronan, Reyna memutuskan untuk menyerang

Dengan tatapan elangnya Ronan berteriak " jangan menghindar saja Rey...ayoo serang aku dan segeraa kita buktikan siapa yang akan kalah"

Wajah tenang dan gerakan lihai dari Reyna seketika langsung berubah menjadi gerakan yang mengerikan

"Kau yang minta kak...jangan salahkan Rey..!" dengan tatapan tajam menusuk dan sedingin salju , Reyna langsung menyerang

Ronan yang awalnya tidak membayangkan ganasnya gerakan Reyna, langsung kelabakan bahkan dua pukulan telak membuat Ronan terkapar di tanah halaman itu, tak kalah terkejutnya dengan Revan yang melongo melihat kejadian itu

Bram langsung beranjak dan mengakhiri pertarungan itu, karena dilihatnya Ronan sudah tidak bisa berdiri lagi dengan benar

"Cukup Rey...ayah pegang janji ayah, kau boleh memakai hijabmu dan keluar dari rumah ini, dengan kata lain semua akses dari keluarga berupa apapun aku tutup" berharap Reyna membatalkan niatnya mendengar ancamannya.

"Terimakasih ayah...Rey mengerti, mulai hari ini Rey akan pergi hanya membawa diri Rey...tanpa apapun dari keluarga ini.. Rey tetap menyayangi ayah dan kakakku semua, maafkan Rey..!?"

Bram sangat terkejut mendengar kata-kata anak gadisnya yang tidak takut sama sekali dengan ancaman yang sudah diberikan "Bagaimana anak ini akan hidup tanpa uang dariku..??" Batin Bram.

Setelah memberesi semua baju yang dirasa perlu di bawa, Reyna segera keluar dari rumah itu dengan senyuman, jangan dikira Reyna akan kelaparan, secara.. si Reyna ini gadis yang jenius,tentu sudah memikirkan semuanya dengan matang, dan di dalam tabungan yang dirahasiakan dari keluarganya sudah ada sejumlah uang yang lumayan banyak 300 juta

Uang itu tentunya uang halalnya sendiri, hasil dari hadiah perlombaan yang diikuti dan menjual perhiasan almarhum bundanya yang di berikan ke Reyna.

Setelah meninggalkan rumahnya Reyna segera menuju alamat sang kyai yang sudah diberikan oleh ustadz Hanan.

Selama di tempat sang kyai, Reyna di tempa habis-habisan dengan ilmu bela diri dan pengendalian tenaga dalam yang diturunkan dari nenek moyangnya yang tanpa Reyna sadari.

Tentu saja Reyna juga masih melanjutkan sekolahnya yang sudah berpindah di dekat tempat sang kyai, karena tinggal satu tahun saja Reyna sudah tamat SMA,dan berencana melanjutkan kuliah di perguruan tinggi Jakarta atau UI

Satu tahun kemudian

Seorang wanita yang berjalan dengan semangat dan ceria dibalut dengan baju warna coklat muda dan hijab coklat tua menambah keanggunan serta memancarkan pesona kecantikan yang luar biasa.

"Mudah-mudahan semua urusan hari ini di lancarkan, aminn..." Gumam Reyna lirih,

Hari ini adalah dimana Reyna melakukan daftar ulang dan biaya administrasi karena di terima di perguruan tinggi Jakarta, tentu saja di jurusan desainer yang sudah di cita-citakan.

Setelah urusan selesai Reyna segera keluar dari area kampus untuk mencari tempat makan siangnya

Selagi Reyna berjalan... Samar-samar dia dengar suara seseorang berteriak kesakitan seperti menahan sebuah penyiksaan.

Reyna berjalan kearah sumber suara itu, kemudian langsung melihat apa yang terjadi, dimana ada sekelompok laki-laki yang sedang menghajar seseorang yang sudah tidak berdaya

"Maaf kalau saya mengganggu..tapi apa sudah kalian lakukan..ini masih di area kampus...kejadian seperti ini bisa saya laporkan ke pihak berwajib" kata Reyna dengan sedikit penekanan

Seseorang yang kelihatanya ketua dari kelompok itu menoleh dan tersenyum miring " heh...cantik...kenapa ha...mau ikutan bergabung ..!?"

Sementara si korban menoleh ke arah Reyna " Nona tolong segera pergi... jangan ikut campur urusan ini...cepat menjauh nona..!!!"

Rey bukannya menjauh malah melangkah tenang mendekati si korban untuk membantunya

Semua orang-orang dari kelompok itupun akhirnya berdiri siaga, siap mengambil tindakan untuk menyergap Reyna, tapi belum sempat salah satu tangan dari kelompok itu menjamah Reyna, dengan gerakan tangan dan kecepatan tubuh Rey yang hampir tidak terlihat oleh mata, berhasil menyentuh titik-titik syaraf dari semua orang dari kelompok itu,dan membuat semuanya tidak bisa bergerak sama sekali

"Sial...kurang ajar...apa yang kamu lakukan pada kami hah...!!" Salah satu dari kelompok itu teriak ke arah Reyna

Sementara Reyna sudah berjongkok di depan korban dan berusaha memapah orang itu tanpa memperdulikan teriakan dari sekelompok orang yang sudah di buat diam tidak bisa bergerak.

"Paman..ayoo kita pergi dari sini.." sambil memapah pelan si korban Rey berjalan menjauh

"Sepuluh menit lagi kalian akan bisa bergerak kembali dan maafkan saya.."

Kata Rey sedikit kencang ke arah kelompok orang yang masih kaku berdiri.

Rey membawa paman itu ke sebuah klinik,setelah memastikan di tangani dengan baik, Rey segera meninggalkannya tanpa pamit, karena Rey tau..tidak harus ikut campur urusan orang lain, seperti yang selalu di wejangkan guru sepuh yaitu Kyai Rahmat yang sudah membimbingnya selama setahun ini.

Setelah hampir satu jam Rey berjalan akhirnya menemukan tempat makan dan duduk di tempat paling pojok, selagi menunggu pesanan datang Rey fokus dengan online hpnya untuk mencari tempat kontrakan atau kost yang dekat dengan kampusnya

Sementara tepat di sebuah meja yang ada di depannya.

" Eh lihat-lihat gays...ada cewek beningnya kayak porselen tuhh.." kata laki-laki yang ngomong ke ketiga temannya dan kebetulan posisi mejanya di depan meja Reyna.

"Ya Allah... cantiknya nauzubillah ya wan...itu turunan bidadari dari mana sihh..??"

Kata laki-laki yang satunya lagi

"Ish...kebiasaan deh ya...kalau ada yang bening-bening itu mata kalap banget.. dasar bang sat..hahaha" kata salah satu cewek yg ada di meja itu

"Eh gila ya...cewek kok kasar banget ngomongnya.." kata satria

"Lah kan bener nama lu Satria...di tambah panggilan sayang..kan jadi bang sat...hahaha" ketawa Ira tambah membahana

"Iya nih ra...lagian ,emang kayak tau aja kalau bidadari bisa punya keturunan..??" Sahut Sinta cewek satunya lagi

"Ya tau lah...kan aku pernah ngasih keturunan sama bidadari..." Kata satria sambil mengerlingkan satu matanya genit

"Halah...tu bidadari belum lu jamah...udah mual muntah lihat wajah penuh dosa lu.."kata ira

"Kecuali bidadari yang turunnya dari bemo...baru mau tu sama lu..hihihi" suara cekikikan Iwan bahagia

"Enak aja...itu kan neng Surti yang pulang belanja dari pasar subuh naik bemo..." Sebel satria

"Ishh... sudah-sudah.. Gimana kalau kita kenalan saja, gue suka lihat ni bocah...adem banget lihatnya.." kata Iwan menyahut

"Setuju sih...gue seneng juga ngelihatnya" kata Sinta

"Yuk kita pindah meja aja...sekalian menyapa dan kenalan.." Ira berdiri dengan semangat

Disusul dengan ketiga temannya yang ikutan berdiri untuk pindah ke meja Reyna tak kalah semangatnya dari Ira.

Jadi ini kelompok genk kocak,nama anggotanya Iwan,satria,Ira dan Sinta, catat ya gaes

Bersambung

LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE

KOMEN KOMEN KOMEN KOMEN

HADIAH HADIAH HADIAH HADIAH

VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!