Ismail Marzuki: Anak tunggal dari pasangan Pak Harjo dan Bu Sukma lahir dari keluarga sederhana. Ismail Marzuki orangnya mandiri, bertanggung jawab, dan bisa menyesuaikan diri dengan siapa saja.
💘💘💘
Pak Harjo: Sudah almarhum
💘💘💘
Bu Sukma: Hanya ibu Rumah tangga
💘💘💘
Uswa binti Zulkarnain: Anak tunggal dari pasangan Pak Zulkarnain dan Bu Aina (Sudah almarhum). Uswa merupakan anak yang sangat bijak, sopan, pendiam, dan dia lemah lembut.
💘💘💘
Pak Pandu: merupakan Bos besar Ismail Marzuki orang tegas, disiplin, dan jahat.
💘💘💘
Zilla Zulaina binti Pandu: Anak tunggal dari pasangan Pak Pandu dan Bu Nilam (Ibu Zilla sudah almarhum). Zilla merupakan anak yang angkuh, suka mabuk-mabukan, dan kehidupannya sangat bebas.
💘💘💘
Asril: Merupakan kekasih dari Zilla. Asril Merupakan anak yang memiliki kehidupan sangat bebas. Ia menerapkan kehidupan seperti ini karena orang tuanya yang berasal dari Spanyol.
💘💘💘
Hadi: Merupakan sahabat Ismail. Hadi Merupakan anak yang sangat bijaksana, sopan, dan sangat mengerti sahabatnya itu.
𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀☔☔☔
Kisah sedih di mulai, Yuk simak yuk ahhhh😭😭😭😭😭😭mantap wkwkwkw
Sudah dua hari cuaca mendung dan hujan deras melanda di desa Uswa. Tetap pada malam hari hujan tambah semakin deras Guntur bersaut-saut, angin berhembus semakin kencang akan menandakan suatu bahaya yang akan terjadi. Ia inilah kuasa Tuhan, kita sebagi manusia hanya bisa mengikutinya.
Bapak Uswa yang bekerja di perkebunan kelapa sawit milik Bapak Hadi. Bapak Uswa berencana subuh nanti akan mengantarkan hasil kebun ke kota untuk di setorkan ke pedagang. Biasanya kalau Bapak Uswa mengangkat barang ke kota pasti Ibu Uswa akan ikut katanya sekalian beli barang dapur.
Jam sudah menunjukkan pukul 23:00 malam Ibu dan Bapak Uswa masih terjaga berada di samping Uswa yang sedang tidur. Uswa meminta mereka untuk menjaganya karena Uswa ketakutan saat terdengar suara guntur.
Malam itu Ibu Uswa berkata kepada Uswa yang sedang tidur.
"Anakku Uswa kamu harus bisa menjaga diri kamu sendiri Nak tidak selamanya Ibumu ini akan selalu bersamamu" Ucap Ibu Uswa nyeleneh dengan membelai rambut Uswa yang menutupi wajahnya
"Hus... Ibu ini. Ibu gak boleh berbicara seperti itu Bu" Ucap Bapak Uswa
"Apa salah Pak omongan ku barusan itu? Tanya Ibu Uswa
"Seharusnya kita berdoa kepada yang maha kuasa supaya kita di beri keselamatan dan kesehatan agar bisa melihat Uswa tumbuh dewasa hingga nantinya kita akan menimang cucu dari anak kita Bu" Jawab Bapak Uswa
"Iya Pak" Ucap Bu Uswa lirih
"Ya udah Ibu tidur saja. Besok kita akan melakukan perjalanan jauh! Bapak Uswa menyuruh tidur
Bapak Uswa melangkah kakinya menuju ruang tamu. Bapak Uswa sempat memikirkan perkataan Istrinya barusan itu.
"Kenapa Ibu bisa berpikir sampai ke situ" Batin Bapak Uswa mengelang-gelengkan kepalanya
Bapak Uswa akhirnya tertidur di ruang tamu dengan terlelap.
Allahhu akbar Allahu akbar...
Suara Adzan subuh berkumandang terdengar dengan sangat jelas.
Ibu Uswa sudah bangun terlebih dahulu. Ibu Uswa sudah masak untuk sarapan dan sudah menyiapkan pakaian sekolah untuk Uswa. Kini saatnya membangunkan Uswa dan Bapaknya untuk segera melakukan sholat subuh berjamaah.
"Pak... Pak... Sudah subuh" Bu Uswa membangunkan Suaminya
Bapak Uswa yang mendengar Istrinya membangunkannya segera pergi ke belakang untuk mandi dan mengambil air wudhu. Begitu pun dengan Uswa dia sudah siap berada di ruang sholat.
Hoam... Uswa menguap.
"Masih ngantuk iya Nak? Tanya Ibu Uswa
"Sedikit Bu" Jawab Uswa
Bapak Uswa sudah selesai mandi dan mengambil air wudhu menghampiri Uswa dan Istrinya untuk melangsungkan sholat.
Setelah sholat mereka menuju rumah makan untuk sarapan. Hal ini sudah terbiasa terjadi di keluarga Uswa.
"Nak Ibu sama Bapak pamit dulu iya. Ibu sama Bapak akan pergi ke kota untuk mengantar hasil kebun milik Bapaknya Hadi" Pamit Ibu Uswa kepada anaknya
"Iya Bu. Ibu dan Bapak hati-hati di jalan" Uswa hanya mengantarkan Ibu dan Bapaknya hanya sampai di depan rumahnya. Uswa melambaikan kedua tangannya
Perjalanan dari desa ke kota membutuhkan waktu sekitar empat jam.
Jalanan masih sepi jadi Bapak Uswa mengendarai truknya dengan kecepatan tinggi tanpa ia sadari dari arah berlawanan ada sebuah mobil yang di kendarai oleh seseorang dengan cukup ugal-ugalan dan dalam keadaan mabuk.
Bapak Uswa kaget melihat mobil yang ada di hadapannya.
Tin... Tin... Tin... Suara bunyi klakson truk Bapak Uswa. Namun mobil yang ada di hadapannya tidak minggir malah menengah. Akhirnya terjadilah peristiwa sebuah kecelakaan di persimpangan jalan Marene. Korban jatuh terpental ke dalam jurang.
Saat di temukan oleh pihak kepolisian korban sudah tidak di kenali wajahnya
.
.
.
.
Semenjak terjadinya kecelakaan maut yang menyebabkan kedua orang tua Uswa meninggal. Disaat umur Uswa yang baru 7 tahun Uswa belum bisa menerima kenyataan kalau saat ini dia hanya sebatang kara bagaimana tidak karena saudara-saudara dari keluarga Bapak dan Ibunya jauh ada di luar kota. Uswa di asuh oleh sahabat Ibunya yang bernama Bu Sukma. Meskipun begitu Bu Sukma Sangat menyayangi Uswa lebih dari anak kandungnya sendiri itu janji Bu Sukma kepada Bu Aina. Kini Bu Sukma memiliki dua orang anak yaitu Ismail dan Uswa.
Di ruang keluarga.
"Uswa" Pangil Bu Sukma
"Ismail" Panggil Bu Sukma
Duduk sini Nak,
"Ismail... Uswa sekarang sudah menjadi bagian dari keluarga kita Ibu harap Ismail bisa menerima Uswa sebagai adik Ismail. Ismail harus janji tau kepada Ibu Ismail harus menjaga Uswa dengan baik seperti Ismail menjaga Ibu" Kata Bu Sukma yang menjelaskan kepada anaknya
"Baik Bu Ismail Paham apa yang Ibu maksud" Jawab Ismail dengan lirih
"Uswa...
Iya" Jawab Uswa
"Uswa mulai sekarang kamu panggil saya Abang iya dan aku panggil kamu adik" Kata Ismail
Hahaha Uswa tertawa terbahak-bahak sambil loncat-loncat.
"Ye... ye... ye... ye... Uswa punya Abang" Ucap Uswa bersemangat dan penuh kegembiraan
Uswa sayang Abang. Uswa memeluk Abang Ismail dan Uswa juga sayang Ibu mencium pipi Bu Sukma.
Makasih Ibu.
Makasih Abang.
Sama-sama Uswa Bu Sukma dan Ismail menjawab dengan bersamaan.
Yasudah sekarang kalian kembali kekamar masing-masing, besok harus bangun pagi supaya tidak terlambat pergi kesekolah. Jangan lupa apa...
Baca doa sebelum tidur Ismail dan Uswa menjawab dengan bersamaan. (Saling berpandangan hahaha)
Pinter anak Ibu.
"Selamat malam Bu. Uswa pergi kekamar dulu" Kata Uswa
"Iya Sayang" Ucap Bu Sukma
"Syukur Alhamdulillah anakku Ismail bisa menerima Uswa dengan baik" Batin Bu Sukma
"Aina lihat anakmu hari ini dia sangat bahagia, aku melihat senyuman itu kembali Aina... Aku harap kamu di sana bisa melihat kebahagiaan ini aku janji akan memberikan kebahagiaan dan kasih sayang kepada Uswa sama seperti aku memberikan ini semua kepada Ismail" Tak terasa air mata Bu Sukma mengalir
Bersambung... ✍️
Jangan lupa berikan komentar kalian
Salam sayang paling di sayang😂😂😂
𝐁𝐞𝐛𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧 𝐤𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧
Setiap manusia yang hidup di dunia ini memiliki perjalanan hidup yang berbeda-beda. Namun kita sebagai umat yang beragama patut bersyukur kepada sang pencipta kehidupan ini, Tak kalah saat kita di atas maupun saat kita di bawah.
"Namaku Uswa binti Zulkarnain aku masih bersyukur bisa bernafas sampai saat ini. Dalam prestasi aku mampu mendapatkan juara pertama setiap kali ada perlombaan yang berkaitan agama seperti lomba Sholawat, lomba hafalan Al-Qur'an, dan masih banyak lomba yang lainya yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu" Uswa memegang satu persatu piala yang di tata rapi di lemari.
"Terimakasih ya Allah... Semua ini tidak lepas dari dukungan mu dan keluargaku" Batin Uswa
Hem... Ismail berdehem
"Ada yang melamun nih" Ejek Ismail
"Apa sih Abang Uswa lagi mengelap ini, sepertinya berdebu" Jawab Uswa dengan tersipu malu
"Oh... Ismail pergi meninggalkan Uswa dengan begitu saja.
"Oh aja... Abang...
Ismail merupakan orang yang tidak suka berbasa-basi. Dia orang yang tipe akan menjawab pertanyaan dengan sangat singkat dan jelas.
Berbeda halnya dengan Uswa orangnya sangat malu dan pendiam. Jadi kalau mereka sudah di dudukkan berdua bakalan jadi pasangan yang sangat serasi dan cocok.
Bu Sukma juga pernah berfikir akan menjodohkan Ismail dengan Uswa. Akan tetapi niat baik Bu Sukma di urungkan karena takutnya Uswa tidak menerapkan perjodohan yang Bu Sukma usulkan dan berdampak buruk untuk Uswa bisa-bisa menjauhkan dirinya dari Ismail. Selama ini hubungan adik kakak antara Ismail dan Uswa baik-baik saja. Jangan sampai ada perpisahan yang terjadi karena ego seseorang. Toh masih banyak laki-laki di kampung ini yang bersedia menikah dengan Uswa, siapa coba yang akan menolak Uswa perempuan Sholehah yang pandai mengaji, lemah lembut dalam bertutur kata dan sangat ramah terhadap semua orang.
"Pernah sekali dalam pertemuan arisan tanpa senjaga Bu Aina yang merupakan Ibu kandung Hadi berucap andai saja Uswa menjadi menantu saya aku pasti sangat bersyukur. Uswa mungkin akan memberikan penyejuk di dalam rumah tangga Hadi nantinya" Kata Bu Aina
"Bu Sukma yang mendengarkan perkataan Bu Aina Bu Sukma hanya diam saja. Karena sudah terbiasa mendengarkan pujian tentang Uswa"
Uswa dalam pendekatan hanya lulusan SMA saja sampa seperti Ismail. Bu Sukma yang menjadi orang tua tunggal dan sekaligus tulang punggung menafkahi kedua anaknya hanya mampu menyekolahkan mereka sampai ke jenjang SMA. Akan tetapi mereka sangat bersyukur Mempunyai orang tua yang sangat sabar. Bagaimana tidak sabar Bu Sukma hanya bekerja sebagai jualan kue yang di titipkan di warung-warung dekat rumahnya dan menerima pesanan kue saat tentangganya misalkan ada acara hajatan.
Bu Sukma tidak mampu menguliahkan anak-anak ke perguruan tinggi dalam bersamaan. Uang yang selama ini dia dapat hanya cukup untuk makan sehari-hari tak lupa mereka pun sangat bersyukur.
Uswa sudah lulus SMA dan belum memiliki pekerjaan yang tetap. Ia hanya membantu Bu Sukma berjualan kue dan menjadi guru ngaji di kampungnya saja.
Sedangkan Ismail sedari SMA dia sudah menjadi buruh serabutan dan sekarang menjadi pekerjaan tetap di perkebunan kelapa sawit milik Hadi sahabat yang mengerti keadaan Ismail. Persahabatan mereka terjadi sewaktu Sekolah Dasar yang di mana waktu itu Hadi merupakan anak baru yang ada di sekolah Ismail pindahan dari kota dan belum memiliki banyak teman. Jadi Ismaillah orang pertama yang mengenal Hadi dan saat itu mereka menjalin sebuah persahabatan hingga saat ini.
.
.
.
"Uswa..." Pangil Bu Sukma
"Iya Bu. Uswa datang" Jawab Uswa
"Uswa antar kue ini iya ke warung Bu Tia. Kemarin Ibu cek kue di warungnya sudah habis" Ucap Bu Sukma
"Bu kenapa Ibu tidak beri tahu Uswa kalau semalam Ibu lembur membuat kue. Uswa kan bisa bantu Bu" Kata Uswa
"Enggak usah Nak. Ibu masih bisa lakukan ini sendiri" Jawab Bu Sukma
"Besok-besok pokoknya kalau Ibu buat kue sebanyak beri tahu Uswa ya Bu, Uswa tidak mau Ibu sakit dan kecapean" Uswa memeluk Bu Sukma
"Iya Nak. Udah antar dulu sana keburu Magrib!" Perintah Bu sukma
"Baik Bu. Assalamualaikum
Waalaikumsalam
.
.
.
"Ehh... Ada Nak Uswa? Tanya Bu Tia
Assalamualaikum Bu Tia
Waalaikumsalam Nak Uswa
"Ini Bu Uswa di suruh antar kue sama Ibu" Ucap Uswa
"Taruh di atas meja sini Nak" Bu Tia menyuruh Uswa
"Uswa... Uswa... Ibu bisa ngobrol sebentar tidak sama Uswa? Tanya Bu Tia
"Bisa Bu" Jawab Uswa
"Sini-sini duduk sini" Ajak Bu Tia
"Uswa. Sebelumnya Ibu minta maaf iya udah lancang ngomong begini" Kata Bu Tia
"Maaf. Bu Tia kan belum berbicara kok sudah minta maaf. Uswa belum mengerti" Ucap Uswa
"Hehe... sambil tersenyum. Uswa kamu ini kan sudah bukan remaja lagi Nak, kenapa kamu masih tinggal satu rumah dengan Bu Sukma" Memegang kedua tangan Uswa
"Maksudnya Bu" Ucap Uswa
"Maksud Ibu gak baik tinggal satu rumah dengan yang bukan muhrimnya. Ibu tau kamu dengan Ismail bukan kakak beradik kandung. Ibu cuma mengingat kamu sudah bukan remaja lagi Nak, Ibu gak mau terjadi sesuatu antara kamu dan Ismail" Kata Bu Tia
"Astagfirullah Bu. Kenapa Ibu berbicara seperti itu meskipun kita satu rumah Uswa masih bisa menjaga marwah Uswa Bu" Ucap Uswa
"Iya Ibu paham Uswa. Tapi coba pikirkan kembali perkataan Ibu ini. Kenapa kamu tidak tinggal di rumah lama kamu saja Nak? Tanya Bu Uswa
"Rumah itu sudah lama tidak saya kunjungi Bu, kalau saya pergi ke sana hanya sekedar membersihkan rumah saja. Saya kadang merasa masih sedih mengingat kejadian di waktu itu" Jawab Uswa
"Baiklah Ibu paham Nak, Coba pertimbangkan lagi perkataan Ibu tadi" Ucap Bu Tia
"Baik Bu. Sudah mengingatkan Uswa" Kata Uswa
"Iya sudahlah. Sebentar lagi mau Magrib takutnya nanti kamu di cari sama Bu Sukma" Ucap Bu Tia
"Uswa Pamit dulu Bu Assalamualaikum
Waalaikumsalam Nak.
.
.
.
"Di perjalanan Pulang Uswa masih mengingat perkataan Bu Tia apa benar aku harus pindah ke rumah ku sendiri. Lagian kan sampai sekarang hubungan ku dengan Ibu dan Abang baik-baik saja. Selama aku tinggal bersama mereka Abang tidak pernah macam-macam ke Uswa. Malah sebaliknya Abang selalu menjaga Uswa dengan baik saat Uswa di jahili anak laki-laki sewaktu aku pulang dari Masjid" Uswa mengingat contoh kecil yang terjadi pada dirinya
Apa yang harus aku lakukan?
Bersambung... ✍️
Jangan lupa berikan komentar kalian
Salam sayang paling di sayang😂😂😂
Allahu akbar Allahu akbar...
Suara Adzan Magrib berkumandang.
Alhamdulillah hari ini kami sekeluarga masih bisa melakukan sholat Maghrib berjamaah. Setelah semua sudah berkumpul di ruang Sholat kini saatnya Ismail Marzuki yang menjadi Imam dalam Sholat mereka.
Ismail Marzuki sebagai kepala keluarga dan sebagai Imam di keluarganya tanggung jawab itu dia ambil ketika Bapak Ismail Marzuki meninggalkan mereka semua.
Ismail merupakan anak yang sangat menyayangi Ibunya dan menghormatinya. Ismail tetap bersyukur hingga saat ini masih bisa berkunjung dengan keluarganya meskipun hanya tinggal Ibu dan adik angkatnya yang bernama Uswa binti Zulkarnain anak dari sahabat Ibu Ismail.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh...
Selesai Sholat Ismail Marzuki menjabat tangan Ibunya, namun tidak dengan Uswa karena Ismail tau bahwa.
Di antara dalil tentang persentuhan antara laki-laki dengan wanita nonmahram, ada satu yang paling menakutkan. Hadis dari Ma'qil bin Yasar mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya." (HR Thobroni dalam Mu'jam Al Kabir 20:211)
Begitu pula dengan Uswa binti Zulkarnain dia tidak pernah melihat laki-laki ketika sedang di ajak berbicara dia selalu menundukkan kepalanya.
Ibu...
Uswa...
"Ada hal penting yang harus saya sampaikan kepada kalian berdua" Ucap Ismail
"Ada hal penting apa Nak? Tanya Bu Sukma yang merasa kaget
"Iya Bang ada apa sebenarnya" Sambung Uswa
"Begini Bu... Ismail rasa mencari pekerjaan di kampung ini sangat susah dan Ismail akan berangkat ke kota untuk mencari pekerjaan yang lebih baik" Jawab Ismail kepada Ibunya
"Di kota? Mau tinggal sama siapa? Bekerja sebagai apa? Kenapa kamu tidak mau bekerjasama di perkebunan milik Hadi Nak? Apa kamu dan Hadi bertengkar sehingga kamu memutuskan untuk tidak bekerja dengannya? Begitu banyak pertanyaan yang dilontarkan Bu Sukma kepada Ismail
"Bukan begitu Bu. Ismail tidak pernah bertengkar dengan Hadi ini keputusan Isma Bu, Ismail memikirkan masa depan ketika Ismail memiliki sebuah keluarga. Ismail ingin memiliki rumah sendiri dan mampu menafkahi keluarga Ismail nantinya Bu" Ismail mencoba meyakinkan Ibunya
"Ismail pergi ke kota juga berkat bantuan Hadi Bu" Ucap Ismail
"Apa yang sudah Hadi lakukan untuk mu Nak? Tanya Bu Sukma
"Teman Hadi yang mencarikan pekerjaan untuk Isma. Jadi kalau Ismail sudah sampai di kota akan di jemput oleh teman Hadi di Stasiun begitu Bu" Jawab Ismail
"Oh begitu. Apa kamu sudah benar-benar yakin Nak, akan berangkat ke kota?
"Iya Bu. Ismail sudah meyakinkan hati. Maka dari itu Ismail menyampaikan masalah ini kepada Ibu. Jadi rencana besok Ismail akan berangkat ke kota.
"Besok... Apa tidak terlalu terburu-buru. Iya tidak masalah Nak kalau kamu sudah yakin dengan keputusanmu itu. Ibu akan mendoakan kamu agar selamat sampai tujuan dan pekerjaanmu di sana berjalan dengan baik.
Dan kamu perlu ingat Nak jangan pernah meninggalkan sholat, bersikaplah sopan, ramah, dan santun terhadap semua orang. Jangan melakukan kesalahan yang membuat orang lain akan merasa tersinggung dan emosi. Kamu harus tau hidup di kota itu keras apa lagi tidak ada Kelu yang berada di dekatmu. Semua hal harus kamu lakukan sendiri, berusahalah menyesuaikan diri dengan mereka. Jika ada orang yang mengajakmu berbuat hal-hal buruk atau tercela hindari mereka jangan kamu ikuti Nak. Kamu harus bisa memilih teman-teman yang memiliki sikap dan sifat yang baik.
"Selalu kabari Ibumu ini, Ibu selalu menunggumu pulang jangan lupakan Ibu dan adikmu. Kalau terjadi sesuatu dengan pekerjaanmu kamu ceritakan saja kepada Ibu Jangan sungkan-sungkan berbagi dengan Ibu. Ibu pasti akan membantumu Nak" Ucap Bu Sukma menitihkan air matanya
"Amin Bu. Terimakasih" Ismail Memeluk Bu Sukma dan menghapus air matanya
"Apa uangmu cukup untuk besok perjalanan berangkat ke kota? Tanya Bu Sukma
"Alhamdulillah. Cukup Bu. Ibu tidak usah memikirkannya, Ismail masih memikirkan sedikit tabungan" Jawab Ismail
.
.
.
*H*m...
"Dan untuk kamu Uswa Abang berikan tugas untuk menjaga Ibu. Pastikan Ibu tidak kecapean, tidak bekerja berat, dan yang paling penting kalau terjadi sesuatu di antara kalian Uswa telepon Abang langsung iya!" Ucap Ismail kepada Uswa
"Iya Bang. Uswa akan menjaga Ibu dengan baik" Jawab Uswa
"Selama Abang pergi Uswa harus bisa menjaga diri Uswa sendiri tau. Uswa harus menjaga marwah Uswa. Jangan sampai ada orang yang menjahili Uswa atau berniat menjajagi Uswa. Kalau sampai ada laporan saja ke Abang Hadi. Hadi pasti siap menghajar dan memberikan pelajaran kepada orang tersebut" Ucap Ismail
"Iya Bang" Ucap Uswa
"Uswa itu tidak pernah pergi jauh Isma... Paling-paling hanya pergi ke pasar, ke warung mengantarkan kue, dan pergi ke masjid untuk mengajari anak-anak mengaji saat sore hari" Sambung Bu Sukma
"Iya Bu Ismail Paham. Cuma Ismail jaga-jaga kalau ada orang yang ingin berniat jahat kepada Uswa saja. Ismail juga tidak ingin sampai terjadi kenapa-kenapa dengan Uswa" Jawab Ismail
"Huff... Bu Sukma menghela nafasnya. Jangan sampe ya Allah" Ucap Bu Sukma
Setelah terjadi pembicaraan panjang antara Ismail, Bu Sukma, dan Uswa. Kini mereka bertiga hanya terdiam saja.
"Baiklah kalau begitu. Mari kita makan malam!" Ucap Ismail membelah keheningan di antara mereka
"Ibu... Abang... Uswa siapkan makanannya dulu iya" Ucap Uswa
"Iya Nak" Jawab Bu Sukma
Uswa meninggalkan Ibu dan Abang dengan perasaan sedih. Kenapa Abang harus pergi" Batin Uswa
Kenapa aku harus kehilangan Abang. Abang tega iya meninggalkan Uswa dan Ibu.
"Ismail adalah orang yang paling tahu bagaimana sejarah hidupanku . Ada hal-hal yang hanya dia tahu, tetapi aku sengaja tidak berbicara pada Bu Sukma. Misalnya saja seperti berbohong pada Bu Sukma mengenai uang pembayaran sekolah yang belum di lunasi dan aku pulang sekolah langsung pergi ke tempat kerja tanpa memberitahu apa yang sebenarnya terjadi denganku karena aku tak ingin merepotkan Bu Sukma. Bu Sukma sudah berjasa dan membantu dalam hidupku aku tak ingin merepotkan Bu Sukma kalau aku masih mampu untuk bekerja dan menyelesaikan masalah ku sendiri.
"*Ismail selalu saja menasehati ku kalau perbuatanku salah. Aku mungkin tidak suka namun itu semua dilakukan demi kebaikanku juga.
Uswa bersyukur memiliki Abang seperti Ismail dan mempunyai Ibu seperti Bu Sukma orang yang sudah berjasa dalam hidupku hingga saat ini, orang yang memberikan ku kasih sayang sama seperti Ibuku sendiri" Uswa mengingat kejadian yang pernah terjadi pada dirinya dan Ismail selama ini*
Bersambung... ✍️
Jangan lupa berikan komentar kalian
Salam sayang paling di sayang😂😂😂
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!