NovelToon NovelToon

Sunda Bule

Di Eksport ke Indonesia

Altezha Devajuan Vins remaja muda yang masih berusia 18 tahun, biasa di panggil Tezha atau Ezha merupakan si sulung Vins. Saudara kembar dari Alzettha ini merupakan pewaris Vins yang sangat di harapkan oleh para petinggi Klan.

Tezha merupakan sosok yang tengil, urakan, , bad boy, keras kepala doyan berantem plus balapan membuat sang papi, Dominic sering bolak balik masuk kantor polisi. Dan sang kakak merupakan makhluk yang paling menyebalkan bagi seorang Alzettha sang kembaran.

Lukisan indah di sebagian tubuh nya merupakan hal yang biasa untuk nya. Benar benar bibit unggul si Cau Boma ck ck ck...

Karena Dom sudah angkat tangan dalam menghadapi tingkah Tezha , mau tidak mau Si tengil ganteng itu mereka eksport ke Indonesia. Tepat nya ke kampung halaman sang Mimih Deva.

"Papi sudah benar benar menyerah mengghadapi kelakuan kamu Zha. Pokok nya besok kamu harus sudah siap untuk papi ekspor ke tempat Emak sama Abah. Papi gak mau mau terima nama nya penolakan." Deva yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas nya kasar. Sebenarnya dia benar benar tidak rela berpisah dengan si bujang tengil nya itu.

Biar pun si bujang tengil nya itu bandel nya setengah hidup,tapi Tezha tidak pernah membuat Deva kecewa atau pun bersedih karena Tezha selalu begitu rapih menutupi kenakalan nya.

"Gak bisa gituh dong Pi, Tezha kan tidak macam macam cuma satu macam saja." Elak nya

"Satu macam hulu sia (kepalamu) , Sudah berapa kali kamu nginap di hotel prodeo huh. Papi sampai muak lihat wajah polisi yang selalu nangkap kamu karena tawuran dan balapan liar." Dominic sudah begitu fasih dalam berbicara bahasa sunda dan itu menular pada kedua si kembar karena Deva sering berbicara bahasa kerajaan nya ketika berinteraksi dengan mereka. Berbelas tahun hidup di Kanada tidak membuat Deva menghilangkan logat bahasa subda nya.

"Jadi papi muak punya anak kayak aku gituh, Ya Allah dosa apa Tezha sampai jadi malang begini. Mih lihat ternyata papi selama ini cuma berdusta sayang sama Tezha, terus Tezha anak siapa sebenar nya ." Dominic mendengus kesal mendengar ocehan non faedah dari pewaris nya itu

Bughh....

"Jangan berakting kamu! sekarang cepat bereskan semua barang barang kamu karena kita akan berangkat pagi untuk ke Indonesia." Tezha meringis saat sang papi menimpuk nya memakai kursi sofa

"Miiihhh...!" Tezha mulai meraya sang mimih yang sedari tadi masih terdiam

"Bergerak atau ATM kamu Mimih blokir." Tezha langsung berdiri tegak layak nya tentara

"Siap laksanakan komandan!" Dengan terburu buru Tezha segera berlari menuju anak tangga

"Hufffhh... Abang yakin si Bujang bakalan berubah kalo dia tinggal sama emak disana." Deva mulai membuka suara saat Tezha sudah tidak ada diantara mereka

"Kamu jangan khawatir ya, Abang yakin Tezha kita bisa bersikap dewasa setelah ini. Abang bukan hanya mengekspor bocah itu ke Indonesia untuk melanjutkan sekolah nya di sana , tapi dia juga harus bertanggung jawab sebagai pimpinan perkebunan yang pernah Abang beli dulu. Dia harus belajar bagaimana susah nya mencari uang."

Deva hanya menganggukan kepalanya pasrah, dia yakin suami nya tidak mungkin mau menjerumuskan putra nya sendiri.

"Astagfirouloh...Mata polos Tata ternodai!" Dominic dan Deva menoleh kearah suara dan melepaskan pelukan mereka

"Halah jiga nu heuh teing ( halah kayak yang iya aja) padahal kamu pernah nonton 365 days kan kemarin sama si Lucy." Ucapan Tezha langsung membuat Tata mendelik padanya

"Heh mana ada, Abang ulah fitenah nyak ! orang Tata cuma nonton barbie aja kok sama Lucy."

"Nye nye nye...!" Zettha mendengus kesal saat sang Abang malah mengejek nya

"Piiii...!" Princes Vins mulai merengek pada sang Papi

"Udah udah tong sok ribut (jangan suka ribut) hayuk kita makan. Mimih udah masak banyak hari ini, jangan pada makan di luar kalo gak mau Mimih puasain kalian selama seminggu."

🍁🍁🍁

Setelah melakukan perjalanan panjang akhir nya mereka sampai di Indonesia.

Tezha dan Zettha memang bukan pertama kali menginjakan kaki nya di tanah kelahiran sang Mimih.

"Ya Allah patat Tata rasa nya tepos kelamaan duduk." Tata meregangkan kedua tangan nya saat keluar dari pesawat

"Pantat mu memang tepos bukan karena kelamaan duduk!" Zettha mendelik tajam pada sang Abang saat Tezha mengejek nya

"Dasar jelek, goreng patut jiga hitut, Abang jiga si cepot!!!"( Jelek banget, kayak kentut, Abang kayak si cepot)

"Siapa aku, mirror please!"

Nafas Zettha sudah kembang kempis menahan kesal pada sang kembaran

"Tata sumpahin, Abang bakalan ketemu cewek yang nyebelin nya kayak Abang. Biar nyahok Abang nanti."

Tezha hanya menaikan sebelah alis nya lalu berlalu meninggalkan Zettha yang misuh misuh di belakang nya

"Dek hayuk atuh kenapa malah jejeretean ( mencak mencak) kayak gituh sih." Dengan kesal Zettha menghentakan kaki nya menyusul mereka.

🐉🐉🐉

"Ya Allah incu (cucu) emakkk!!!" Emak berteriak heboh saat melihat Tezha dan Zettha keluar dari dalam mobil. Karena jalan menuju kampung Deva sudah alus mulus jadi perjalanan mereka tidak memerlukan banyak waktu.

"Emaaakkkkk...!!!" Zettha dengan cepat menghamburkan pelukan nya pada sang nenek

"Ampun kamu teh cantik pisan ." Emak memberikan kecupan bertubi tubi pada Zettha

"Bujang bangor kasep emakk( bujang nakal ganteng emak) ."

Kini giliran Tezha yang mendapat pelukan dari emak

"Emak!" Atensi Emak beralih pada wanita yang hampir menginjak usia 38 tahun itu.

"Neng..!" Deva langsung menghamburkan tubuh nya untuk memeluk wanita renta yang ada di hadapan nya

"Emak sehat kan, bapak mana mak."

"Alhamdulilah Emak sehat, bapak juga sehat . Adek kamu Zae juga sehat, sekarang dia masih kerja neng." Deva hanya menganggukan kepalanya

"Assalamualaikum emak." Emak melepaskan pelukan nya dari Deva saat ada seseorang menyapanya

" Ya Allah mantu kasep emak , kumaha kabar na ( gimana kabarnya) ." Emak langsung memeluk Dominic dan dengan senang hati dibalas oleh nya

"Alhamdulilah sehat dan baik Mak."

"Alhamdulilah, ya udah hayuk atuh masuk kunaon masih di luar ( kenapa masih di luar,)." Emak memboyong anak menantu dan cucu import nya itu masuk kedalam rumah.

***

" Abah mana Mak?" Si bungsu Zettha menanyakan sang kakek

"Abah masih di kebun geulis sama Mang Zae. Lagi ngawasin orang yang panen getah karet."

" Abang kita ke kebon yuk nyusul Abah sama om Zae." Tezha yang sedang asyik dengan dunia nya hanya menaikan sebelah alis nya.

"Males ah capek." Dia kembali fokus pada ponsel nya

"Ck.., Abang mah gak asyik, hape weh terus lila lila kaluar tah panon( hape aja terus lama lama keluar tuh mata)."

Tezha langsung menegakan tubuhnya saat mendengar sumpah serapah dari sang adik.

"Bawel!! hayuk."

"Kemana?"

"Buang kamu Ka walungan ( ke sungai) ."

Zettha langsung menatap sang Abang tajam dan sengit

"Papiiiiiiiiiii....Abang mau buang tata ka walungan katanyaaaa. Awas aja tata bilangin sama Regan nanti."

"Cerewet, hayuk jadi gak!" Dengan wajah di tekuk berlipat lipat Zettha terpaksa menerima uluran tangan sang Abang.

"Awas ya kalau Abang ninggalin tata di sana." Tezha tersenyum misterius pada Zettha

lalu menganggukan kepalanya dan bergegas menuju motor trail yang sudah terparkir di depan rumah.

ALTEZHA DEVAJUAN VINS( Tezha, ezha, (zaza) panggilan kesayangan Tata)

Bule Sunda atau Sunda Bule?

Hosh... Hosh...Hosh....

"Pelan pelan atuh jalan nya! kaki Tata kan gak sepanjang punya Abang!" Tezha menolehkan kepalanya kebelakang saat mendenger suara cempreng gadis berwajah bule namun berlogat sunda itu.

"Apa nya yang panjang?" Pertanyaan yang di lontarkan oleh bule tengil yang sayang nya guanteng itu pun sangat ambigu

"Kaki, kaki Abang! Punya kaki panjang banget kayak awi bitung jiga hoe ( bambu betung kayak rotan) !" Tezha menaikan sebelah alis nya saat melihat Zettha melewati nya begitu saja

"Dasar bogel ( cebol) ." hinya nya

"TATA BUKAN BOGEL YA TAPI IMUT IMUT!!!" Tata tidak pernah mau terima kalau sang Abang kembaran suka mengatai nya cebol atau bogel. Namun kenyataan tetap lah kenyataan tinggi badan Tata memang hanya sedada Tezha yang memiliki tinggi badan mencapai 185 cm.

"Amit amit mereun !" Gumam nya yang masih dapat di dengar oleh Tata

"Udah ah Tata kesel sama Abang ,Tata mau ngambek awas aja kalau deket deket !"

"Pundungan ( ngambekan) !"

Setelah perdebatan dua saudara kembar itu di sepanjang jalan menuju area kebun karena motor yang mereka naiki tidak bisa di bawa masuk akhir nya mereka sampai di sebuah saung atau gubug yang lumayan agak besar.

"Abah sama Om Zae mana ya." Mata Zettha menelisik seluruh area perkebunan karet itu. Sedangkan Tezha dengan santai duduk di bale bale sambil memainkan ponsel nya.

"Loh dede kalian ada disini." Tezha mendongakan kepalanya saat mendengar seseorang berbicara.

"Om Zae...!" Zettha segera menghamburkan tubuh nya kearah Zaenudin

" Eeeehhh tong nangkep mamang masih bau karet ( jangan meluk om masih bau karet) ." Zettha mengerucutkan bibir nya saat Zae menahan tangan nya

"Bau duit seger banget ya Om." Zae malah terkekeh mendengar ucapan keponakan cantik nya itu

"Abah mana Om." Zae mengalihkan pandangan nya pada pemuda bule yang masih terlihat santai duduk di bale bale

"Wihhh si bujang ganteng tapi jomblo juga ada disini. Gak mau peluk Om juga nih." Goda nya sembari menaik turun kan alis nya

"Ck...sadar diri atuh status kita sama tong sok moyokan ( gak usah ngeledek)."

Zae pun tertawa melihat wajah kesal keponakan bule nya itu

"Abah udah pulang duluan lewat jalan lain. Pasti nanti dia kaget pas udah sampe rumah. Kalian mau pulang bareng mamang apa mau ikut bantuin nyadap karet dulu."

"Abang mau pulang gak." Zettha malah bertanya pada Tezha dan mengabaikan pertanyaan sang om

"Kamu pulang saja sama Om Zae, Aku mau keliling dulu." Zettha pun menganggukan kepalanya

"Awas engke ulah kasasar, engke malah di culik janda bahenol ( awas nanti kesasar, nanti malah di culik janda bahenol)."

Tezha menulikan pendengaran nya saat Zae terus menggodanya.

🌴🌴🌴

Hingga sampai sore Tezha mengelilingi area perkebunan karet milik sang Kakek itu. Berbatasan dengan perkebunan kelapa sawit yang sangat luas.

Deru suara motor teail yang dia kendarai membelah suasana hening di perkebunan itu. Banyak mata melihat padanya saat melintasi beberapa pekerja yang masih ada di sana.

"Ini jalan nya yang mana ya, kiri atau kanan kok jadi poho sih ( lupa sih) ." Tezha menggaruk kepalanya kebingungan melihat jalan bercabang di hadapan nya

"Mana eweh jelma deui bangsat( mana gak orang lagi bangsat)" Tezha mengumpat kasar saat melihat matahari mulai berwarna orange

Ponsel nya lowbatt pula, sudah lengkap lah semua.

"Hallo Mr. Kenapa anda disini." Tezha menoleh saat tiba tiba ada orang di samping nya

Kedua mata nya memindai orang tersebut dari atas sampai bawah

"Ieu jelma atawa bebegig pas sarepna ( ini orang atau setan pas waktu magrib) ." Tezha bergumam namun masih dapat di dengar oleh orang itu. Tezha suka mendengar dari sang mimih kalau pas mau magrib harus di dalam rumah jangan main diluar takut di culik sindekala katanya.

Kalau di pikir pikir sih mana ada Sindekala di Kanada. Emang nya dia lagi ngapain , jualan nasi pecel atau jualan penyeum kuningan.

"Iye bule tapi ngomong sunda, bule sunda mereun nya atawa sunda bule. Teing ah lier, nyangka aing bebegig sarepna deui nyaho timana cenah." ( ini bule tapi ngomong sunda, bule sunda kali ya atau sunda bule. Gak tau ah pusing, nyangka aku setan waktu magrib lagi)

***

"Ya Allah bujang Mimih kenapa baru pulang. Ini udah lewat magrib dari mana aja. Gimana kalau kamu di culik kalong wewe huh. Adek kamu sama om zae sama Abah udah pulang dari tadi kamu kemana aja. Ieu kunaon deui ( ini kenapa lagi) ." Tezha hanya menghela napas nya saat mendengar kultum dari sang ibu

"Tadi Ezha kepeleset Mih, gak sakit kok." Tezha menyentuh lengan nya yang robek dan mengeluarkan darah

"GAK SAKIT YA BANG, LEBIH SAKIT DI TINGGAL PACAR PAS SAYANG SAYANG NYA." Suara cempreng sang Adik membuat Tezha mendengus kasar

"Ini kalo gak di obatin pasti berbekas nanti. Hayuk mimih obatin dulu luka kamu." Deva menyeret lengan anak bujang tengil nya itu

"Kalo berbekas nanti Tezha kasih tatto aja lagi, beres kan."

Plakk....

"Aww panas Mih." Tezha mengusap bahu nya yang kebas akibat geplakan sayang dari sang Mimih.

"Gambar terus tuh badan, Tanggung sekalian sampe ke muka muka. Dikira papan tulis apa pake di gambarin terus. Ini nih lengan kamu juga gimana mau sekolah kalo ada gambar nya gini. Disini bukan kayak di Kanada Kasep yang bebas , jangan kan tatto rambut gondrong aja bisa di botakin pihak sekolah nanti."

"Mimih ku yang cantik tenang aja , anak mu yang super tampan ini bisa mengatasi nya ok. Jadi mimih udahin ya kultum nya Ezha lapar soalnya. Kalau Ezha lapar nanti kegantengan Ezha bisa turun peringkat." Deva hanya mencebikan bibir nya saat mendemgar ucapan anak bujang nya itu.

"*teu anak teu bapak sarua na, awak kok make di lukis jiga papan tulis bae. Eh kehela apa ieu gara gara baheula neng ngaledek jelma itu nya, nyebut maneh na papan tulis berjalan jadi ayena anak bujang neng jadi kawas kitu."

( Gak anak gak bapak sama aja, badan kok pake di lukis kayak papan tulis aja. Eh nanti dulu apa ini gara gara dulu neng ngatain orang itu ya, nyebut dia papan tulis berjalan jadi sekarang anak bujang neng jadi gituh*)

Deva terus saja bermonog sendiri sembari mencari kotak obat yang ada di lemari.

🐉🐉🐉

"Kamu besok daftar di SMA Nusa Bangsa ya Zha." Tezha langsung menatap ke arah sang papi

"Ck... Kenapa harus cepat cepat sih Pi. Aku kan masih mau nikmatin liburan aku dulu di sinn...Aaawww...Aaww ..!"

"Liburan liburan kamu kira Papi ngeimport kamu ke sini buat liburan. Kamu disini itu harus ngelanjutin sekolah dan ngurus perkebunan kita di sini. Biar kamu nyahok gimana susah nya nyari uang." Tezha masih mengelus telinganya yang memerah akibat jeweran keras Dominic sang papi.

"Tatto kamu hapus Bang, sekolah di sini gak bakalan nerima kamu kalo kamu punya tatto kayak gitu. Ya Allah kenapa harus di tangan lagi buat nya kaseppp." Deva frustasi melihat penampilan anak bujang tengil nya itu.

Sang suami juga punya Tatto tapi di bagian yang tertutup namun sang anak bujang memiliki nya di area terbuka. Benar benar bikin Deva darah tinggi.

"Mimih tenang saja , jangan mikirin tatto Ezha. Ezha bisa ngatasin ini tanpa harus menghilangkan nya."

Deva hanya mendengus kesal mendengar ucapan anak bujang nya itu

" *Pokok na mah mimih gak mau tau yah kal*o sampe pihak sekolah komplen sama penampilan kamu Bang. Mimih teu segan segan bakalan ngerok kulit tangan kamu yang ada gambar nya itu."

Glek...

"Sama itu giwang kamu copot udah kayak preman pasar aja. Kamu anak sekolahan Bang bukan preman kampung. Ini Indonesia bukan Kanada jadi jangan bawa sikap kamu dari Kanada ke sini. Berubah Bang, mana ada cewek yang mau sama kamu kalo dandanan kamu acakadul jiga kitu mah ."

Deva menasehati Tezha panjang lebar , eh yang di nasehati malah memasang wajah polos nya di hadapan sang mimih.

"Iya Mih iya, nanti Ezha berubah( menjeda)... Berubah jadi power rangers."

BUGGHHH.....

ALZETTHA GIDEONA VINS

Sekolah Baru

HOLLA NENG OTHOR BALIK LAGI NIH

SEMOGA PADA SUKA YA SAMA CERITA NYA

JANGAN LUPA VOTE, LIKE DAN KOMEN NYA

HATUR NUHUN.....

"Bangggg.......!"

Dugh

Dugh

Dugh

"Banggggg...Kata Mimih cepetan mandi nya ini udah siang nanti Abang kesiangan daftar sekolah nya."

Hening.....

Dugh

Dugh

Dugh

"Abangg Zha Zhaaaa....Abang mandi apa mati sih di dalam!"

Cleekk....

"Naon...!" (apa)

Zettha mendengus kesal saat melihat Tezha keluar dari kamar mandi

"Abang tuh lila pisan sih ( lama banget sih) mandi nya . Mimih udah kultum tuh di dapur, awas Tata mau e'ek!" Tezha segera menyingkir saat Zettha menyerobot langsung masuk kedalam kamar mandi.

Sembari bersiul dan menggosok rambut basah nya dengan handuk Tezha berjalan menuju tempat di mana Deva berada

"Morning Mom!"

Cup...

Tezha mengecup pipi Deva sekilas lalu mendudukan dirinya di meja makan.

"Udah selesai mandi nya Bang."

"Hm..!"

"Kamu mandi apa buangin air sih Bang lila pisan." (lama banget)

"Papi mana Mih." Tezha tidak mengindahkan pertanyaan yang di lontarkan oleh sang bunda membuat Deva mendengus

"Papi lagi di luar sama Abah, tadi sih kayak nya lagi nerima telvon."

"Ya Allah Bang kenapa baju nya belum ganti sama seragam, kenapa malah pake celana ini sararoeh deui gusti( sobek sobek lagi gusti)

"Kan Ezha mau kesekolah Mih, biasa nya juga Ezha kalau sekolah pakai baju kayak gini."

Tezha menalikan sepatu kets nya yang berwarna putih

"pan tos di omongan kamari ku mimih kasep ,sakola di dieu teh beda kudu make saragam lain make calana sararoeh kawas kitu ." ( Kan udah di bilangin kemarin sama Mimih ganteng, sekolah di sini tuh beda harus pake seragam bukan pake celana sobek sobek kayak gituh)

Deva memijit pangkal hidung nya karena rasa pusing mulai mendera

"Udah sana ganti baju nya sama seragam yang ada di lemari kamu."

Tezha pasrah dia kembali mencopot sepatu nya dan bergegas menuju kamar nya

10 menit berlalu Tezha keluar dari dalam kamar nya

"Mih..!"

Deva menoleh saat mendengar ada yang memanggil nya

"Eta kunaon baju na teu di asupkeun ka jero kasep na mimih". (itu kenapa baju nya gak di masukin ke dalam ganteng nya mimih)

Deva segera menghampiri si bujang tengil nya yang hanya nyengir kayak kuda

Dengan cepat Deva membenarkan tampilan Tezha dengan memasukan baju seragam nya kedalam celana abu abu panjang yang di pakai nya itu

"Bbhhwwwaaaaaaa.... Ada anak TK dadakan haaaaa...!!" tawa Zettha menggema saat melihat Tezha tengah di dandani oleh sang Mimih.

***

"Ayo...!"

"Loh kok Om yang ngantar Ezha bukan papi."

Zae menaikan kaca helm nya dan menoleh kearah sang ponakan

"Papi kamu harus ke perkebunan ada yang harus di cek karanya Zha. Geus ( udah) ah cepet keburu siang ini."

"Ck... Dasar bule tua dia yang nyuruh aku pindah tapi gak mau tanggung jawab."

"Kamu hamil Zha."

ucapan Zae langsung membuat Tezha mendelik horor padanya

🌴🌴🌴

Sekitar 15 menit akhir nya mereka berdua sampai di salah satu sekolah SMA negri di daerah itu.

"Ini sekolahan nya Om."

Zae mengangguk sembari mencopot helm dan memarkirkan motor antik kesayangan nya

"Hayuk masuk kita harus ke ruang kepala sekolah dulu."

Tezha mengekor Zae dengan setia. Tidak dapat di pungkiri banyak mata kini menatap ke arah mereka.

"*Astagfirouloh pangeran abdi geus datang ( aku udah datang)."

"kasep na gusti( ganteng nya gusti)."

"Ck bule sih tapi kelihatan kere."

"Gak papa kere yang penting ganteng*."

Masih banyak kasak kusuk yang mampu di dengar oleh Tezha dan Zae sang paman.

"Kayak nya kamu bakalan populer ya Zha." Zae berbisik sambil terkekeh

Tezha hanya tersenyum dan malah melambaikan tangan nya ke arah ciwik ciwik yang menatap lapar pada nya membuat mereka memekik histeris.

Jiwa badboy ,fukboy serta tengil nya mulai mudik kayak nya

Zae yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Dasar bule gendeng."

***

"Sodara Altezha silahkan masuk kedalam kelas XII IPS 3 yang ada di lantai 2."

Tezha hanya mengangguk sedangkan Zae menjabat tangan sang kepala sekolah lalu keluar dari ruangan itu.

"Om pulang dulu, belajar yang bener jangan tebar pesona mulu."

Tezha mengangguk dan langsung menuju lantai 2 sekolah itu untuk mencari kelas yang akan dia tempati selama satu tahun ini

Tok

Tok

Tok

"Permisi." Tezha berbicara menggunakan bahasa indonesia yang sangat fasih

"Masuk, kamu murid pindahan itu ya." Tezha menganggukan kepalanya dan masuk kedalam kelas setelah di persilahkan oleh guru yang sedang mengajar di sana

"*Ya Ampun bule coy"

"Sumpah guuanteng jadi pingen gigit."

"Tampang bule bahasa indonesia nya fasih banget, bule kw kali ya"

"Modal tampang doang*"

pro dan kontra terdengar melebah di ruang kelas itu bisik bisik tetangga tidak bisa di hindarkan lagi

"Ok silahkan perkenalkan nama kamu."

"Hai nama ku Altezha bisa memanggil ku Tezha ,Pindahan dari Kanada terimakasih."

"Ok Tezha perkenalkan saya wali kelas kamu nama saya Indah permatasari .Dan silahkan duduk di kursi kosong itu."

Tezha menganggukan kepalanya dan langsung menuju kursi kosong yang ada di belakang

"Hai Mr. Kenalin aku Andin."

Tezha menjabat tangan gadis yang ada di depan nya itu

"Hai aku Tezha, senang bisa mengenal mu."

Gadis itu tersenyum malu malu saat melihat Tezha tersenyum manis pada nya. Benar benar aura fukboy Tezha mulai keluar lagi kayak nya.

Kriiiiiinngggg.....

"Ok anak anak selamat istirahat, jangan lupa selesaikan tugas kalian secepatnya."

"Baik bukkkk...!!!" ucapan mereka serempak

"Hai le kenalin aku Banu, panggil aja...".

"Ban..., Hai aku Caka panggil aja..."

"Cak cak...!"

Mereka saling menyerebot satu sama lain membuat Tezha mengerutkan dahinya

"*Goblog sia di kira aing Ban mereun." ( sialan kamu di kira aku ban kali)

"Halah puguh ban butut gek".( halah emang ban butut juga)

"Gandeng cak cak goreng patut" ( diem cicak jelek)

"sia nu goreng patut mah."( kamu yang jelek banget tuh)

"Sia."

"Sia."

"Sia."

"Sia*."

Braaakkk...

"Mareneuh duaan nu goreng patut, eweh nu kasep ieuh."( kalian berdua yang jelek banget, gak ada yang ganteng tuh)

Mereka berdua langsung kicep saat mendengar ucapan Tezha

"Widdiihhh ieu bule bisa ngomong sunda Cak."

"Sunda tapi bule, bule tapi sunda. Haaaaahaaa keren euiiii!!!"

Tezha hanya berdecak kesal melihat dua makhluk yang ada di hadapan nya

"Udah selesai, kalau udah aku akan keluar."

Tezha bangkit dari duduk nya dan melenggang pergi keluar kelas

"Eh Zha tungguan..!"

Mereka berdua langsung mengekor di belakang Tezha

"Astagfirouloh...!" Langkah Banu dan Caka terhenti saat melihat Tezha tengah di kerumuni oleh para gadis gadis di depan kelas nya

"*Kak bule boleh minta foto nya."

"Kak boleh aku daftar jadi pacar kakak."

"Kak aku rela kok jadi yang kedua."

"Aku juga rela dan mau kok jadi yang ke tiga kalo dia jadi yang kedua gak papa kak."

"Kak I LOVE YOU."

kak

kak

kak

kak*

masih banyak lagi kata kata yang meluncur dari mereka membuat Tezha begidig ngeri mendengar nya. Astaga di Kanada saja tidak seperti ini walaupun dulu banyak gadis yang memuja nya tapi tidak senekat mereka yang ada di sini.Bahkan ada yang blak blakan mau jadi yang kedua dan seterus nya.

"Mimiiiihhhhh.....!!!" Tezha yang mendapat celah untuk kabur pun langsung berlari sekencang mungkin pergi dari serbuan gadis gadis itu.

Bugghh...

"Ya Allah silit ku( pantatku)."

Orang yang di tumbur oleh tubuh besar dan tinggi milik Tezha pun meringis kesakitan sembari memegangi pantat nya yang berdenyut. Dan langsung menatap tajam ke arah Tezha .

"heh londo edan moto mu picek opo yo. Dalan sak gede ngene sek numbur wong ae." ( heh bule gila mata kamu buta apa ya. Jalan segini besar nya masih aja numbur orang.)

orang itu terus saja menggerutu kesal dengan bahasa yang tidak di mengerti oleh Tezha. Tezha memindai makhluk di depan nya itu dari ujung kaki sampai ujung rambut

Terdapat Tag name di dada sebelah kiri nya bertuliskan

R.A AYUNDA MAHESWARIDININGRAT

Bughhh...

Karena kelamaan bengong Tezha tidak sadar kalau gadis itu sengaja menumburkan tubuh kecil nya itu ke arah Tezha untuk balas dendam namun tubuh Tezha yang tinggi besar tidak membuat goyah sedikit pun dan gadis itu melenggang pergi begitu saja

"Dasar awewe gelo jalan sakitu lega na masih weh numbur jelma." ( dasar cewek gila jalan segitu lebar nya masih aja numbur orang)

Setelah menggerutu sendiri Tezha melanjutkan larinya karena melihat para gadis yang tadi mencegat nya sudah berbondong bondong menghampiri nya.

***NENG OTHOR : ACIEE BANG TEZHA DI CUEKIN CEWEK UHUIII....

TEZHA: 😤😤😤***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!