NovelToon NovelToon

Hidup Kelam Faysa

Bab 1

Suara adzan subuh membangunkan Faysa dari tidur nyenyaknya. Faysa merenggangkan otot-otot tubuhnya sambil menguap lebar. Faysa melangkahkan kakinya kekamar mandi untuk buang air kecil dan berwudhu. Dipakainya mukena warna putih dengan bordiran hijau muda yang merupakan hadiah ulang tahunnya dari Bayu.

Faysa memulai sholat subuhnya setelah mendengar seruan iqomah.

Selesai sholat Faysa menuju dapur untuk membantu ibunya mengemas berbagai macam kue untuk dititipkan diwarung-warung. Tampak ibunya sedang membungkus kue putu ayu dan brownis kukus.

"Slamat pagi Buk,"sapa Faysa lalu mencium kedua pipi ibunya.

"Pagi juga Nak. Ayo cepet bantuin Ibu soalnya masih banyak yang belum dikemas,"kata bu Tanti sambil terus membungkus kue.

"Siap Buk! Oh ya kuenya biar Faysa aja yang ngemasin,Ibuk masak aja soalnya nanti Faysa kuliah jam tujuh".

"Ya udah kamu lanjutin ini Ibu mau masak ikan goreng kesukaan kamu," kata bu Tanti lalu beralih mengambil ikan untuk dibersihkan kemudian digoreng.

Faysa sudah selesai melakukan pekerjaannya lalu kekamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai mandi Faysa segera berpakaian yang rapi lalu menuju kedapur lagi. Bau ikan goreng yang harum memenuhi ruangan dapur Faysa yang kecil.

"Ayo Nak sarapan dulu ini ikan gorengnya udah mateng,"kata bu Tanti sambil menata nasi dan lauk serta sambal dimeja makan.

Sebuah sarapan yang sederhana tapi sangat istimewa untuk Faysa dan ibunya.

Selesai sarapan Faysa segera berpamitan untuk mengantarkan kuenya kewarung-warung. Faysa menjinjing dua keranjang besar dikedua tangannya. Faysa berjalan kaki dengan penuh semangat walau kedua tangannya terasa pegal.

Tin tin tin tin...

Suara klakson menghentikan langkah Faysa yang cepat. Faysa menolehkan kepalanya lalu senyum lebarnya menghiasi wajah manisnya.

"Ayo Fay cepetan naik aku anterin,"kata Bayu yang merupakan tetangga sekaligus teman dekat Faysa.

"Hehe kebetulan banget Bay kamu dateng nih tangan aku udah pegelan semua," kata Faysa lalu naik kemotor Bayu.

Bayu pun mengantarkan Faysa berkeliling hingga 10 warung.

"Makasih ya Bay udah nganterin aku . Oh ya kamu masuk kerja jam berapa?"

"Nggak usah terima kasih terus kayak sama siapa aja. Oh ya aku masuk kerja jam 8," terang Bayu.

"Ya udah kamu pulang sana buat siap-siap. Ini aku juga mau langsung berangkat kuliah."

"Iya deh. Sorry ya aku nggak bisa nganterin kamu ke kampus," kata Bayu dengan wajah tak enak.

"Iyaaa...ya udah aku duluan ya bye bye,"pamit Faysa sambil melambaikan tangan.

Faysa pun menaiki bus yang akan membawanya kekampus. Sesampainya dikampus, Faysa segera turun dan tak lupa membayar ongkos busnya. Faysa sudah berada didepan kampusnya yaitu universitas Parayuda. Dari depan sudah nampak sebuah gedung megah yang menandakan kampus ini adalah universitas elit. Hampir semua mahasiswa dikampus ini menggunakan mobil, hanya Faysa satu-satunya mahasiswi yang kekampus menggunakan transportasi umum. Tapi Faysa tak pernah memperdulikan hal itu,karna baginya tujuan masuk kampus ini adalah untuk belajar demi menggapai cita-citanya sehingga mampu menaikkan derajat kehidupannya. Faysa merasa bersyukur karena dia bisa menjadi bagian dari 10 orang yang mendapat bea siswa dan tentu saja dia berjuang keras hingga akhirnya bisa berada disini.

Faysa terus melangkahkan kakinya hingga dia tiba didepan kelasnya. Faysa mengambil tempat dibelakang sendiri karena dia merasa lebih nyaman dan tentunya tak akan ada yang mengganggunya.

bersambung...

bab 2

Sambil menunggu kelas berikutnya, Faysa memilih duduk ditaman yang berada dibelakang gedung perpustakaan. Tempat ini menjadi tempat favorit Faysa dikampus karena taman ini tak terlalu ramai dengan para mahasiswa yang sedang beristirahat.

Faysa duduk dibawah pohon lalu mulai mengeluarkan kotak bekalnya. Faysa memakan kue yang dibawanya tadi sebagai pengganjal perut. Yah hanya kue buatan ibunya yang selalu menjadi pengobat lapar Faysa selama dikampus. Sudah hampir 2 tahun berkuliah di kampus ini, tapi Faysa sama sekali belum pernah jajan dikantin.

Bagaimana bisa Faysa ingin jajan jika harga makanan terendah dikampus ini sekitar seratus ribu dan tentu saja itu merupakan nominal yang besar untuk dirinya. Dipikirannya daripada uang seratus ribu hanya untuk sekali makan lebih baik ia belanjakan untuk membeli sayuran dan lauk bisa untuk tiga hari.

Faysa yang sedang melamun pun tak sadar jika ada 2 pasang mata yang tengah menatapnya dari jauh. Perlahan Viona dan Lia menghampiri Faysa dari arah belakang dengan senyum penuh maksud.

" Hai Fay! Gue cariin dari tadi dan ternyata loe disini," ucap Viona yang membuat Faysa cukup kaget.

" Ehh Viona. Ada apa ya? Kok tumben kamu nyariin saya?" tanya Faysa yang cukup heran dengan Viona yang mengajaknya berbicara.

Padahal di kelas biasanya Viona tak pernah mengajaknya mengobrol.

" Ehmm gue butuh bantuin loe ni Fay. Tapi tenang aja gue minta tolong juga nggak gratis kok. Gue bakal bayar loe! Lumayan kan bisa buat tambahan uang jajan lo."

" Emang kamu mau minta tolong apa Viona?" tanya Faysa penasaran.

" Ini gue tadi dihukum pak Heri karna gue lupa bikin tugas. Gue disuruh bersihin roof top di gedung E. Loe mau kan gantiin gue? ntar gue kasih 300 ribu deh."

Faysa langsung tergiur dengan nominal upah yang diberikan Viona tapi dirinya ragu jika ketahuan pak Heri. Viona yang melihat keraguan Faysa pun langsung berkata," loe tenang aja Fay dan gue jamin nggak bakal ketahuan pak Heri."

" Oke deh saya mau."

" Bagus Fay! Nanti jam 2 setelah kampus sepi loe bisa langsung kerjain. Ini uangnya dan jangan sampai lupa."

Viona dan Lia pun langsung berbalik pergi dengan senyuman jahat. Setelah sampai di kantin Lia langsung bertanya pada Viona.

" Ihh gila loe Vi! Loe bisa dengan mudahnya ngumpanin Faysa ke Gathan."

" Ahh biarin aja Li! Lagian kalau sampai rencana gue berhasil, gue yakin besoknya gembel mata duitan itu nggak bakal lagi nginjakin kakinya dikampus ini," kata Viona yang merasa benci dengan Faysa yang selalu mengalahkan nilainya disetiap mata kuliah.

Setelah mata kuliahnya selesai Faysa pun pergi ke perpustakaan untuk mencari buku sebagai panduannya untuk mengerjakan tugas. Saat Faysa lewat didepan kantin, tampak tiga orang cowok memperhatikannya. Mereka adalah Gathan dan dua temannya Ardi dan vicky.

" Eh liat tu Than ada cewek lewat! Kayaknya masih polos dan orisinil Than." kata Ardi sambil matanya memperhatikan Faysa.

Gathan langsung mengikuti arah mata Ardi dan pandangannya jatuh pada sosok cewek dengan kerudung dan hem polos warna pink yang tampak sangat sederhana.

Bukk

Tanpa bicara, Gathan langsung menimpuk bahu Ardi dengan buku hingga membuat Ardi kaget.

" Kok loe malah nimpuk gue sih Than?" kata Ardi sambil mengusap bahunya.

" Loe udah buta atau udah menurun standar cewek cantik buat loe Ar? Sampai-sampai cewek udik kayak gitu loe lihatin!" kata Gathan kesal.

" Mungkin maksud Ardi cewek itu memang nggak cantik Than tapi masih orisinil. Bukannya loe bilang belum pernah ngrasain bobol perawan," kata Vicky ikut menimpali.

" Kalau pun gue mau perawan, gue nggak mau model kayak dia. Pasti kulitnya kasar dan keringetnya bau. Gue nggak maulah senjata gue kena virus!"

" Hati-hati loe Than kalau ngomong, ntar ujung-ujungnya mau lagi!" kata Ardi yang diakhiri dengan tawa.

Karena malas meladeni dua temannya, Gathan pun cabut masuk ke kantin untuk meminum kopi capucino kesukaannya.

bersambung....

Jangan lupa readers dukung aku dengan memberi like, komentar, juga vote ya...

bab 3

Faysa menuju rak buku dan mulai mencari buku yang akan dia jadikan untuk panduan dalam mengerjakan tugas. Faysa mencari kursi kosong lalu mulai membaca buku itu sambil mencatat bagian-bagian yang penting.

Faysa melihat jam yang melingkar ditangannya dan ternyata sudah menunjukkan jam dua kurang seperempat. Faysa pun buru-buru merapikan buku dan alat tulisnya kedalam tas. Faysa menenteng tas dibahunya sambil memperhatikan suasana perpus yang sudah sepi.

****

Ddrrtt...

Gathan mengambil ponsel dari sakunya lalu melihat siapa yang tengah menelfonnya.

" Siapa Than?" tanya Ardi penasaran.

" Chellyn," jawab Gathan singkat lalu mulai mengangkat telfonnya.

" Halo Chel kenapa?"

" Halo sayang...aku udah nunggu kamu dilobi, kamu cepetan kesini ya."

" Ya udah tunggu bentar lagi," jawab Gathan singkat lalu langsung mematikan ponselnya.

Gathan meraih tasnya sambil menghabiskan kopinya yang masih setengah gelas itu.

" Gue duluan ya soalnya udah ditungguin," kata Gathan pada kedua temannya.

" Aduh Than, emang siang bolong gini loe mau main dimana?" tanya Vicky.

" Di base camp kita lah! Lagian gue nggak minta. Dia sendiri yang pengen karena besok dia mau cuti kuliah seminggu," jawab Gathan lalu meninggalkan kedua orang temannya.

Gathan melangkahkan kakinya menuju gedung E. Begitu masuk lobi, Gathan langsung disambut Chellyn. Chellyn menghampiri Gathan lalu bergelayut manja dilengan Gathan.

Gathan langsung mengajak Chellyn menuju ruang pribadinya yang berada diroof top. Disana terdapat ruang pribadinya yang besarnya setara dengan empat kamar. Didalamnya pun terdapat fasilitas tempat tidur, tv dan kulkas.

Gathan membuka pintu lalu mempersilakan Chellyn untuk masuk.

" Wah ruangan kamu bagus ya sayang. Serasa dikamar sendiri," kata Chellyn sambil matanya berkeliling melihat isi ruangan.

Gathan pun membuka kulkas lalu mengambil dua minuman kaleng.

" Ini minum dulu."

" Makasih sayang," jawab Chellyn sambil menerima minuman.

Setelah minum Chellyn pun mendekati Gathan lalu duduk dipangkuannya. Chellyn memperhatikan wajah Gathan yang tampan bak aktor Thailand. Chellyn mendekatkan wajahnya dan mulai menyambar bibir Gathan.

****

Faysa sudah sampai didepan gedung E yang terlihat sangat sepi. Tanpa ragu, Faysa langsung masuk kedalam gedung sambil bersenandung pelan untuk mengusir rasa sepi. Faysa mulai menapaki tangga pelan-pelan hingga tiba di roof top yang berada dilantai 5.

Faysa menunduk sambil memijit kedua kakinya yang terasa pegal.

" Huh pegel juga naik sampai 5 tangga tanpa jeda."

Setelah merasa lebih baik, Faysa mulai mengedarkan pandangannya mengelilingi area roof top yang cukup luas. Pandangan Faysa terhenti pada ruangan yang berada disitu. " Kok ada ruangan besar ya disini?" kata Faysa sambil menggaruk kepalanya untuk berpikir.

Faysa pun mengendikkan bahunya lalu mulai berjalan untuk memeriksa keadaan. Faysa memperhatikan lantai yang terlihat bersih dan dia sama sekali tidak menemukan sampah apapun disitu.

" Udah bersih gini mau dibersihin apanya lagi sih! Masak iya pak Heri nyuruh Viona bersihin tempat ini?"

Faysa yang bingung pun langsung mengambil sapu dan mengelap kursi yang berada didepan ruangan. Faysa melakukannya dengan cepat agar dia bisa segera pulang. Lagi pula tempat ini sudah sangat bersih jadi tidak perlu berlama-lama.

Faysa berjalan kearah ruangan untuk mengelap kursi. Disaat sedang sibuk dengan kegiatannya, Faysa merasa mendengar suara yang terdengar samar-samar. Faysa mengernyit sambil menajamkan pendengarannya untuk memastikan asal suara itu.

Aarrgghhh....ehmmm...

Faysa semakin penasaran ketika mendengar suara itu lebih keras.

" Waduh suara apaan tu ya? Apa jangan- jangan didalem ada orang?"

Aarrgghhh...auwww...

Faysa semakin kaget dan penasaran saat mendengar suara orang yang seperti sedang kesakitan. Faysa yang semakin penasaran pun memajukan langkahnya pelan-pelan kearah pintu.

Beruntungnya Faysa karena ternyata pintu itu tidak tertutup secara sempurna. Dengan agak ketakutan Faysa memegang handel pintu dan memasukkan sedikit kepalanya untuk mengintip.

" Aaaaa..." Faysa yang kaget pun langsung membekap mulutnya sendiri ketika melihat pemandangan yang ada didepan matanya.

bersambung...

Jangan lupa dukung cerita ini dengan

@ like

@komentar

@vote

@ favorit

terima kasih...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!