NovelToon NovelToon

My Devil Possessive

Awalan

Jangan lupa Favoritin, like, vote dan komennya ya!

Tolong dukung cerita karna Dukungan dari kalian sangat berarti untuk Authornya!

HAPPY READING GUYS❤

↔↔↔

Disebuah ruangan terdapat seorang Laki-laki tua yang sedang merasakan jika ajal nya sudah mendekat. Ia menatap Laki-laki tampan namun berhati iblis yang duduk dihadapannya.

"Tuan David Santoso, kau tau kan apa balasan untuk penghianat sepertimu?" ucap laki-laki tampan tersebut dengan santai namun terkesan tajam.

"S-saya ta-tau tuan. Maafkan saya, s-saya janji akan mengganti semuanya, berikan saya waktu lagi tu-tuan." jawab Laki-laki berumur sekitar 45 tahun itu.

Yang mendengar itu pun hanya terkekeh namun tak lama langsung menatap tajam si pria tua yang sudah menghianatinya.

"Aku sudah berbaik hati mempercayai orang sepertimu, namun sepertinya kau mengsalah artikan kebaikan-ku itu."

Dia adalah Kenzo Ale Xander. Pemilik sekaligus CEO dari XanderCrop, perusahaan terbesar Se-Asia yang memiliki cabang dimana-mana.

"Tu-tuan saya mo-mohon. Saya masih memiliki tanggung jawab kepada keluarga saya dirumah." jawab laki-laki tua itu yang bernama David dengan suara terbata-bata.

"Saya tidak mau tau tentang keluarga-mu itu! yang ku tahu kau sudah berhianat! apa kau sudah senang dengan menghabiskan uang ku? saya sudah menduga semua ini, namun saya hanya ingin kau bersenang-senang terlebih dahulu sebelum kau menjemput ajalmu Tuan." Kenzo tersenyum miring membuat pria tua itu sedikit bergeming.

"Hans! Bawa Pria ini ke ruang bawah tanah." lanjut Kenzo kepada sekertaris sekaligus kaki tangannya itu.

Kenzo memang tidak pernah main main dengan ucapannya. Sekali ada yang mengganggu-nya maka orang itu mungkin tidak akan selamat. Ini seperti bukan Kenzo yang dulu, semuanya berubah setelah kejadian beberapa tahun lalu yang membuatnya menjadi seperti ini.

"Tu-tuan saya mohonn, sa-saya akan membayarnya. Saya akan tanggung jawab. Saya mohon Tuan, saya akan menjadikan Anak saya sebagai jaminannya."

Kenzo yang mendengar itu sedikit mulai tertarik. Mengapa pria ini menyerahkan anaknya untuk dijadikan jaminan dari hutangnya?

"Apa kata-mu? Hahaha anak mana yang terlahir dari Laki-laki kejam sepertimu? Anak sendiri di jadikan jaminan. Ckckck tega sekali."

kau jauh lebih kejam Tuan!

"Saya akan menunjukan fotonya Tuan." jawab David sembari membuka Hanponenya dan mencari foto kedua putrinya.

Yang pertama david menunjukan sebuah foto putri tirinya dan yang kedua adalah foto putri kandungnya sendiri.

Saat melihat foto yang ditunjukan David, Kenzo nampak terlihat biasa saja ketika melihat putri tiri dari David yang memiliki wajah manis dan berambut pirang pendek. Namun ketika ia melihat foto kedua ia melihat wanita cantik berambut panjang hitam legam sedang tersenyum manis menatap arah layar kamera.

Kenzo melihat wanita itu sedikit tertarik. Entah mengapa ia menginginkan perempuan itu menjadi miliknya.

"Hm, sepertinya saya tertarik dengan perempuan ini. Siapa namanya?"

"Maura Natalie, anak pertama saya Tuan." jawab david dengan hati yang lega.

"Bawa gadis ini besok, biar Hans yang mempersiapkan semuanya. Kau? boleh keluar dari sini." singkat Kenzo.

"Terimakasih Tuan terimakasih." David sangat bersyukur karna nyawanya sudah aman sekarang.

"Tapi kau harus ingat, jangan pernah bermain-main dengan Ku!" tegas Kenzo membuat David kembali menegang.

"Saya akan selalu mengingatnya Tuan." David tersenyum manis. "Kalo begitu saya permisi." David pun segera berjalan keluar dari ruangan ini. Untung tuan mudanya itu menerima tawarannya. Jadi dirinya bisa bebas hari ini.

"Hans! cari tau semua tentang wanita bernama Maura itu." titah Kenzo melirik singkat sekertarisnya.

"Baik tuan." patuh Hans.

Entah apa yang dipikirkan sekarang oleh Kenzo namun ia sudah memiliki banyak rencana untuk gadis yang akan menjadi jaminan dari David.

___

Lain hal nya dengan perempuan yang sedang mencuci pakaian di belakang rumah. Padahal banyak maid yang bisa disuruh-suruh dirumah ini namun dia disuruh mengerjakan semua itu dengan tangan kosongnya.

"Yang bersih! Kamu disini itu cuma numpang! jangan mau enak-nya aja." ucap wanita cantik yang berumur sekitar 43 tahun.

"Tau! kerja yang bener! nih sekalian cuci baju gue," Lanjut seorang perempuan berkuncir satu dengan melemparkan beberapa pakaian ke-hadapan wanita yang sedang mencuci.

Ia adalah Ratna santoso dan Nindi putri santoso. Mereka sedang melihat kinerja dari anak suami Ratna.

"Iya." hanya itu yang mampu Maura jawab saat ini, karna ia masih mempunyai hati untuk tidak melawan Ibu sambung nya.

"Gimana kuliah kamu sayang?" tanya Ratna menatap gadis disampingnya yang tak lain adalah Nindi-anak kandungnya.

"Baik kok Mah. Oh ya Kemarin temen Nindi nunjukin tas branded loh, Nindi mau dong Mah. Tas lama Nindi udah jelek." Ucap si anak.

"Tas branded? yaudah ayuk kita belanja sekarang. Kita beli semua yang kamu mau, oke sayang?" jawab Nyonya santoso itu.

"Yess! oke Mah, Aku siap-siap dulu," setelah mengucapkan itu Nindi pun segera melangkah nenuju kamar yang dulu ditempati Maura.

"Kalo udah nyuci kamu langsung bereskan kamar ya Ra!" perintah Ratna. Setelah itu ia pun ikut melangkah-kan kakinya menuju kamar anak kesayangnya.

Maura yang mendengar itu pun hanya tersenyum masam. Matanya sudah memerah, ia menunduk dan menahan suara tangisan-nya agar tidak ada yang mendengarnya. Ia lelah, Maura yang biasa disapa Rara itu sering sekali berdoa agar ia bisa ikut dan bertemu dengan Ibu kandungnya yang telah tenang disana.

Kapan ini semua berakhir bu?

↔↔↔

Trimkasih sudah membaca❤

Harap tinggalkan jejak dibawah ini ya!

Salam manis semuanya^^

Revisi selesai✔

Maura Natalie

HAPPY READING❤

Setelah semua pekerjaan-nya selesai Maura pun melangkahkan kakinya menuju kamar yang terletak diujung dapur rumah ini.

Ceklek!

Sampai di-depan kamar itu Rara pun segera membuka pintu tersebut dan masuk kedalam ruangan yang hanya terdapat kasur kecil dan lemari. Tidak ada AC, atau pendingin ruangan lainnya. Jika dirinya kepanasan mungkin Maura hanya akan membuka jendela kamarnya agar udara segar diluar masuk kedalam kamar sempit ini.

Walaupun Ayahnya membencinya, David tetap memberikan fasilitas untuk anak kandungnya-Maura. Namun setelah Ayahnya menikah lagi tidak ada lagi fasilitas, tidak ada lagi kamar yang besar, tidak ada lagi kehidupan yang tenang. Ibu tirinya itu selalu saja menyuruhnya melakukan banyak hal. Maura tidak bisa melawan Ibu sambungnya itu, Ayah nya pun sekarang malah menyueki-nya dan tidak membelanya didepan sang Ibu tiri.

Ia menatap sekeliling kamar yang bisa disebut gudang ini. Dirumah Ayahnya hanya terdapat 3 kamar. Kamar pertama adalah kamar tamu, yang kedua kamar kedua orang tuanya, dan yang ketiga kamarnya. Nindi adik tirinya itu dulu tinggal dikamar tamu namun ketika ia melihat kamar milik Maura, Nindi ingin menempati kamarnya. Maura yang sebenarnya tidak rela akhirnya mengalah karna Ayahnya lebih membela Adik tirinya itu. Entah mengapa Ayahnya itu membencinya dan selalu mengatakan bahwa dirinya adalah anak pembawa sial.

Maura pun dibawa oleh Ibu tirinya kekamar ini yang dulunya adalah gudang. Rara tidak percaya jika ia harus tidur ditempat ini, Ayahnya pun tidak mengatakan apapun. Sepertinya David memang sudah menyerahkan semuanya kepada Istri barunya itu. lagi dan lagi Maura hanya pasrah, ia tidak bisa berbuat apa-apa namun dirinya tetap bersyukur karna masih diperbolehkan tinggal disini walau diperlakukan tidak adil seperti ini.

"Ibu, Ibu pasti sekarang sedang sedih melihat ku seperti ini." gumam Rara dengan menunduk membiarkan air matanya jatuh.

"Ibu pasti tidak percaya jika Ayah melakukan ini padaku Bu, hiks."

"Kapan Ayah bisa bersikap baik padaku?"

"Ibu maafkan aku jika aku yang membuatmu pergi meninggalkan Ayah hiks hiks."

"Jika seperti ini aku lebih baik tidak dilahirkan Bu, biar Ibu saja yang hidup menemani Ayah."

"Aku sudah lelah Bu."

"Ingin aku menyusulmu hiks."

"Tapi aku yakin pasti Ibu akan marah jika aku melakukan itu."

"Maafkan ayah yah Bu hiks."

"Aku disini baik-baik saja karna Ayah masih membiarkan aku tinggal dirumah ini."

Setiap hari yang dilakukannya dikamar hanya menangis dan berbicara sendiri sembari memeluk foto almarhumah Ibunda nya. Ia meluapkan semua kesedihannya dengan seperti ini. Walaupun tidak ada jawaban tapi ia merasa lega karna telah mencurahkan hatinya.

"Raraaa! Dimana kamu!" teriak seorang Laki-laki membuat Rara tersentak kaget.

Dengan segera Rara bangkit dan langsung menghapus air matanya, ia merapihkan rambutnya. Setelah dirasa rapih ia pun keluar dari kamarnya untuk menuju asal suara tadi.

"Iya Pah ada apa?" jawab Rara dengan menunduk takut.

Laki-laki yang terlihat senang itu melirik putri kandung nya dengan pandangan tak peduli.

"Kamu besok siap-siap, pake baju yang nanti akan di kirim sekertaris hans." singkat David.

"Untuk apa Pah?" tanya Rara dengan pandangan penuh tanya. Ada apa dengan Papahnya ini?

"Gausah banyak tanya, lakuin aja!" bentak David.

Maura yang mendapat bentakan itu menunduk untuk menahan air-matanya agar tidak turun. Ia sering kali dibentak oleh Ayahnya namun entah mengapa ia masih mengeluarkan air mata saat dibentak oleh David.

"Iy-yaa."

Tiba-tiba terdengar suara senang dari arah pintu masuk. David dan Maura lantas menatap kearah suara tersebut dan mendapati Ratna beserta Nindi yang sedang berjalan menuju ruang tamu dengan membawa banyak tas belanja ditangannya.

"Eh papah udah pulang." Ucap Nindi dengan menyalami dan memeluk sang Ayah.

Maura yang melihat itu hanya tersenyum masam. Ia ingin seperti itu, bisa memeluk Ayahnya. Seumur hidup dirinya tidak pernah memeluk David karna Rara takut pada sang ayah. David pun tidak pernah mau memeluk Rara ataupun tersenyum menyapa-nya dengan pandangan hangat. Yang Rara dapatkan hanya tatapan tajam dan nada bentakan yang diucapkan David untuknya. Kadang Maura iri dengan Nindi padahal dia hanyalah Anak tiri dari David tapi sepertinya ayahnya itu sangat menyayangi Nindi seperti anak kandung. lain hal nya yang didapatkan Maura selaku anak kandung David.

"Kamu bawa apa sayang?" Tanya David pada Nindi.

"Oh ini Pah, tas braded yang aku mau." jawab Nindi dengan girang dengan mengangkat tas belanjanya.

"Iya Pah. aku yang ngajak Nindi belanja, kasian dia tas lama nya udah jelek." lanjut Ratna dengan senyum diwajahnya.

"Yasudah, kalian bersih-bersih sana. pasti cape kan?"

"Iyah Pah. yaudah aku kekamar yaa babay Mamah sama Papah. Nindi sayang kalian!" Setelah berpamitan Nindi pun melangkah melewati Maura. Gadis itu nampak meliriknya dengan senyuman miring penuh kemenangan.

Maura yang melihat itu hanya menatapnya dengan pandangan diam, ia menerima apa yang di-perbuat Adik tirinya itu. Jika dirinya membela diri pun dirinya tidak akan menang, jadi lebih baik Rara diam.

"Hey! kamu udah beresin tugas yang saya suruh kan?!" ucap Ratna menatap tajam Rara.

"Sudah ma." pelan Rara.

"Bagus! sudah sana ngapain kamu disini! ngalangin pemandangan aja." lanjut Ratna.

Maura melihat kedua orang yang ada dihadapannya. Dia kecewa Ayahnya tidak membela dirinya sedikit pun malah menatapnya saja tidak. Akhirnya ia pun menunduk dan melangkah berlari menuju kamarnya.

Setelah sampai dikamarnya, ia menutup pintu itu rapat-rapat dan menguncinya. Rara terkulas lemas di-belakang pintu. Ia menjatuhkan semua air mata yang sedari tadi di-tahannya.

Hiks Ibuu, apa Ayah tidak menginginkanku? hiks, apa semua ayah kandung memperlakukan anaknya seperti ini?

↔↔↔

Jangan lupa dukung cerita ini terus ya!

Harap tingalkan jejak dibawah ini^^

Kritikannya juga jangan lupa ya jika ada kata, kalimat atau ucapan yang salah.

Salam manis semuanya❤

Revisi selesai✔

Gaun

HAPPY READING GYUS❤

Jangan lupa tinggalkan jejak dan suportnya ya!

↔↔↔

Drtt..Drtt..

Aisyah my calling...

Rara menghapus air matanya pelan ketika mendengar suara ponsel-nya berbunyi. Dengan segera ia melangkah menuju kasur dan mengambil ponsel itu untuk melihat siapa yang menelpon. Setrlah tau siapa yang menelpon Rara pun segera mengangkat dan menempelkan handponenya ke-telinga.

"Halo kenapa Syah?" Tanya Rara.

"......"

"Aku kan udah bilang, aku gamau status ini terungkap. Bilang aja aku lagi gaada."

"......."

"Kamu wakilin aja Syah bilang aja kamu sekertaris aku."

"........."

"Iya yaudah aku tutup yaa," Setelah itu Maura pun memutuskan sambungan telponnya sepihak.

Lagi dan lagi huh.

Maura menatap kosong ke arah luar jendela. Ia mengarahkan pandangannya menatap langit diatas untuk melihat bintang dan bulan yang bersinar terang malam ini. Seketika pikirannya mengarah pada Nindi yang bisa berkuliah dengan tenang, sebenarnya ia pun ingin sekali berkuliah seperti adik tirinya itu tapi keluarganya tidak mendukungnya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Sebenarnya usia mereka hanya berbeda 1 tahun dan kebetulan besok juga adalah hari ulang tahunnya yang ke-20 tahun, namun tidak ada hari perayaan ulang tahunnya, tidak ada ucapan selamat ulang tahun yang ia dapatkan selama ini. Hari spesial-nya pasti masih sama dengan hari-hari biasa.

Semoga kedepannya aku bisa lebih baik lagi! amin

___

"Tuan ini berkas tentang Nona Maura." Ucap Hans ketika memasuki ruangan Kenzo.

Kenzo yang sedang menatap keluar jendela itu pun mengalihkan padangannya kearah Hans. "Hm, letakan saja diatas meja sana." titahnya.

"Baik Tuan."

"Kau boleh pergi."

"Maaf Tuan, apa Tuan tidak ingin pulang?" tanya Hans.

Ya, Kenzo dan hans masih berada dikantor malam ini. Langit sudah gelap tapi Kenzo masih betah berada diruangannya.

"Mungkin aku akan menginap disini Hans, jika kau ingin pulang kau pulang saja."

"Tidak tuan. Saya akan ikut menginap disini."

"Baiklah."

Diruangan Kenzo memang terdapat ruangan khusus seperti kamar dan dapur agar ia bisa beristirahat jika ada pekerjaan yang mengharuskannya menginap.

Hans pun lantas keluar menuju ruangannya juga.

Kenzo mendekat kearah meja dan memegang map yang tadi diberikan oleh hans. Ia mencoba membaca data-data itu dengan serius.

"Hm menarik." Kenzo terfokus membaca detail pribadi seseorang.

"Pantas saja Laki-laki itu tidak merasa bersalah jika Anak perempuannya dijadikan jaminan."

"Apa? jadi dia pemiliknya? hahaha pantas saja dia tidak mau menunjukan identitasnya." Kenzo sedikit terkekeh.

Selesai membaca file itu Kenzo pun semakin tertarik dengan wanita itu, entah apa yang ada dipikirkannya namun Kenzo menarik senyum smirk devilnya sembari menatap foto yang ada ditanganya.

Kau akan menjadi milikku my angel

___

"Pah, ada pakett." teriak Nindi dari arah ruang tamu.

David dan Ratna pun turun dan mendekati Nindi yang sedang membuka paket yang dibungkus kertas itu.

"Wahh bagus banget gaunnya Yah, ini buat aku kan? Papah baik bangett sih makasih yah." ucap senang Nindi dengan gembira.

"Bukan buat kamu sayang tapi buat Rara." ucap Ratna yang sudah mengetahui apa yang direncanakan suaminya itu.

"Loh ko buat si cewe sial itu si. Sayang bajunya kalo dipake dia mendingan buat aku aja." kesal Nindi. Padahal gaun ini terlihat indah, pasti harganya lumayan mahal.

"Itu dari tuan Kenzo untuk Rara karna dia besok mau ketemu dengannya. Kalo sampai Rara gak pakai baju pemberiannya pasti Papah yang akan kena akibatnya." ucap panjang lebar David kepada anak tirinya.

"Ck! Mamah." adu Nindi pada Ratna masih dengan wajah kesal.

"Sayang anak Mamah, Nanti mamah beliin yang lebih baguss oke?" tawar Ratna.

"Hm yaudah." Jawab Nindi.

"Rara!! sini kamu! Teriak Ratna memanggil anak tirinya.

Rara yang sedang berada dikamarnya itu langsung mengalihkan pandangannya dari kertas yang dipengangnya. Ketika mendengar namanya dipanggil Rara pun segera bangkit dan berlari melangkahkan kakinya ke asal suara panggilan tadi.

"Iya Mah." ucap Rara melihat ketiga orang yang terlihat dihadapannya.

"Ck! lama banget sih kamu? abis ngapain? tidur mulu kerjaannya!" bentak Ratna dengan nada suara keras.

Rara yang mendengar itupun kaget, namun ia masih memasang wajah senyum di mukanya. "Maaf Mah."

"Nih pake buat besok ketemu Tuan muda. Kamu harus jaga sikap ya Ra! jangan malu-maluin saya." ucap tegas David.

"Ta-tapi."

"Gaada tapi-tapian! udah nurut aja! udah seharusnya kamu bales kebaikan kami yang mau nampung kamu disini!" sambung Ratna dengan pandangan tajam ke arah Rara.

Rara yang melihat itu pun menundukan kepalanya, Matanya sudah mulai memerah sekarang.

"Tuh," Nindi melemparkan baju yang dipegangnya tadi kearah Rara dengan kasar.

Rara yang melihat itu langsung menangkapnya. Rara sudah tidak kuat sekarang, ia ingin sekali meluapkan kesedihannya selama ini namun lagi-lagi keberaniannya yang membuatnya takut untuk mengungkapkannya.

"Udah sana ngapain masih disini."

Rara lantas melangkah tanpa mengucapkan sepatah apapun ia menjatuhkan air matanya ketika sampai dikamar. Ia sudah tidak kuat dengan semua ini yang hanya bisa dilakukannya sekarang hanyalah berdoa dan berdoa.

Rara menatap gaun yang dipegangnya, cantik itu yang ada dipikirannya tentang gaun ini.

"Hah!" Rara menghela nafasnya pelan. "Ini pasti gaun yang mahal dilihat dari pembuatnya aja ini pasti barang branded."

Rara mengetahui semua yang berhubungan dengan desainer karna dia pun ber-frofesi yang sama.

flasbck

"Pahhh, aku dapet beasiswa masuk jurusan desainer di uni-"

"Gak! kamu gausah kuliah, nambah beban aja! udah cukup saya sekolahin kamu dari SD." ucap tegas David ketika melihat putri kandungnya itu datang ketika sudah melesaikan kelulusannya.

"Tauu! percuma kamu kuliah juga otak kamu itu gabakal nyampe! sayang juga duitnya." lanjut sang Mamah tiri.

"Tapi mah, beasiswa kan ga-perlu bayar." ucap Rara dengan tertunduk, ia sudah lama mendambakan kuliah jurusan desainer.

"Tetep aja! belum biaya buku? biaya lainnya? udah, kalo dibilangin nurut aja sih susah banget!" ucap Mamah nya itu.

"I-ya." jawab pasrah Rara.

"Mamah Papah, aku mau lanjutin di Universitas Indonesia yahh mau ngambil jurusan Dokter." ucap Nindi ketika baru sampai kerumah.

"Dokter? wahh anak mamah hebat banget mau masuk jurusan itu. Nanti pas kamu udah lulus, kita langsung daftar oke?" ucap Ratna dengan tersenyum melihat anak kesayangannya itu.

"Iya sayang papah juga akan dukung kamu." senyum dari papahnya itu mengembang ketika mendengar anaknya ingin masuk jurusan Kedokteran.

Sedangkan Rara menatap ketiga orang didepannya itu dengan pandangan kecewa, ia seperti anak yang sudah tidak dianggap, ia memendam perasaan sakit hatinya dengan senyum masam diwajahnya. Tanpa diketahui keluarganya ia menjalankan semuanya sendiri tanpa seorang pun tau dan menutup rapat rapat semuanya.

↔↔↔

Terimakasih sudah membaca❤

Nextt? sampai jumpa dipart selanjutnya!😗

Revisi selesai✔

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!