NovelToon NovelToon

Love Captain Handsome 2

1. Pertemuan

Tokyo, Desember 20

14 tahun setelah pernikahan Anna Yuo dan Edward Lim, Anna melahirkan seorang putri yang bernama Edward Miki. Arti nama tersebut adalah putri cantik atau keindahan yang tidak ternilai. Mereka memberi nama anak pertama mereka karena putri pertamanya merupakan keindahan dan kebahagiaan yang tidak pernah ternilai.

Dan saatnya perkenalan, sebelum cerita dimulai. Kulit putih, rambut hitam, hidung sedikit mancung, tinggi 145 cm, seperti itulah spesifik dari Miki Edward. Miki berumur 14 tahun dan bersekolah di Junior High School Kuzuryu yang bertempat di Tokyo Barat.

Miki juga memiliki seorang adik lelaki yang bernama Edward Riyo, ia berumur 7 tahun perbedaan selisih antara Miki dengan Riyo terbilang jauh.

Mungkin kalian sudah tahu bukan, Anna dan Lim adalah kedua orang tua Miki dan Riyo. Mereka pernah berkata bahwa cerita kisah cinta antara Lim dan Anna begitu rumit dan kompleks.

Begitu juga dengan cerita Miki, jangan sangkut pautkan lagi cerita tentang Anna dan Lim dengan cerita ini. Cerita ini berbeda dan inilah cerita dari seorang gadis berusia 14 tahun yang bernama Edward Miki.

..........

Sebagian orang menyukai musim dingin, dan sebagian orang lagi sama sekali tidak menyukai musim dingin ini. Beberapa orang menyukai musim dingin karena mereka menunggu salju yang akan datang, salju adalah lambang keromantisan bagi banyak orang.

Tidak untuk Miki, ia sama sekali tidak menyukai musim salju. Apalagi banyak kenangan di musim salju yang membuatnya membenci musim ini, dan Anna juga berpikir sama dengan Miki.

Rintikan salju menuruni pipi Miki yang tengah berjalan di kota Tokyo, Tokyo tidak ada bedanya dibandingkan 14 tahun sebelumnya. Kepadatan orang-orang yang tinggal di Tokyo, karena sebagian sumber pekerjaan berada di Tokyo, ibu kota dari Jepang ini.

Umur Miki yang berusia 14 tahun dan duduk di kelas 2 Junior High School atau SMP. Kalian tahu Lim? Sudah pasti tahu bukan. Di cerita sebelumnya, dia sangat menyukai basket kan? Dan kesukaan itu menurun kepada Miki. Ia juga menyukai basket, sangat suka sama dengan Ayahnya. Bahkan rasa sukanya itu bisa mengalahkan siapapun, dan kecintaan Miki terhadap basket lebih dari siapapun.

Namun, pertandingan basket musim dingin tahun kedua Miki di SMP sangatlah berantakan, tim yang tidak serius bermain dan para anggota yang sama sekali tidak memiliki niat untuk juara.

Kecuali Miki, iya dia memiliki ambisi yang kuat untuk juara.

Ketika Miki berbicara kepada anggota tim basketnya, mereka selalu mengabaikan Miki menganggap bahwa dia tidak berada disana. Itu sedikit membuat hati Miki terluka, tetapi karena keinginan Miki yang kuat untuk terus bermain ia terus bersama para anggota tim dan tidak perduli apa yang mereka bicarakan tentangnya.

Sampai akhirnya batas kesabaran Miki sudah habis saat pertandingan terakhir musim dingin ini dan perebutan juara 1. Saat pertandingan akan segera dimulai, tidak ada satupun anggota yang datang. Hanya satu orang yaitu Miki, dan akhirnya tim Kuzuryu didiskualifikasi.

Lalu, Miki berjalan keluar dari stadion pertandingan dengan perasaan kecewa, para anggota tim datang dengan santai sambil tertawa terbahak-bahak. Mereka berkata kepada Miki bahwa tim kami tidak akan menang melawan sekolah unggulan yang selalu menjadi juara 1, dan menjadi juara 2 saja sudah sangat beruntung.

Kali ini perkataan mereka benar-benar sudah kelewatan, Miki keluar dengan percikan air mata yang menjatuhi pipinya. Ia berjalan melewati jembatan penyebrangan jalan dengan pandangan tertunduk, semua harapannya telah sirna dalam sekejap.

Lagu-lagu natal sudah terdengar sepanjang jalan, tubuh Miki semakin lemas karena teringat perkataan menyakitkan dari anggota timnya. Di musim dingin ini saja ia masih menggunakan pakaian kaos tim SMP Kuzuryu.

Seluruh orang yang berjalan di samping Miki memperhatikan terus kearahnya dengan pandangan kebinggungan, tapi Miki tidak memperdulikannya ia hanya terus berjalan sampai kakinya terhenti di tepi sungai dekat rumahnya.

Udara yang semakin dingin dan salju yang terus berjatuhan di kepala Miki. Tubuhnya mengigil kedinginan, ia sudah tidak kuat berjalan lebih jauh lagi.

“ Aaaa... “ gumam Miki kedinginan memeluk lututnya di tepi sungai. “ Ayah, Ibu... ‘

“ Pakai ini. “ ucap suara sedikit berat dari depan Miki sambil melemparkan sebuah jaket hitam yang bertuliskan SMP Kitasumiyoshi, ia mengangkat kepalanya perlahan melihat seorang yang memberikan jaketnya kepada Miki.

Mata Miki melebar, melihat seorang lelaki tinggi, mata sedikit sipit, kulit putih yang sama dengan Miki dan senyum manis yang terpampang diwajahnya.

Ini adalah pertemuan kedua Miki dengan lelaki itu.

“ Anda.... “ kata Miki tertahan saat Kenzi Ken memanggil Miki “ MIKI!!!! “

Kenzi Ken atau Ken Kenzi adalah teman baik serta teman kecil Miki, Kenzi juga adalah putra dari Okumura dan Kirei yang merupakan teman baik dari kedua orang tua Miki.

Panggilan dari Kenzi hanya Miki hiraukan, matanya tidak dapat berpaling dari yang lain. Dan hal yang terpenting saat ini adalah pertemuan kedua Miki dengan lelaki tersebut.

5 tahun sebelumnya..

 

“ Marry Christmas “ ucap bersamaan Lim, Anna dan Miki. Anna menggendong Riyo yang masih berusia 2 tahun, sedangkan Lim menggenggam jemari Miki yang berusia 9 tahun.

 

Mereka berjalan mengelilingi kota New York di malam hari, kota New York yang sangat ramai dengan berbagai macam orang dan banyaknya Santa Claus di pinggir jalan yang memberikan banyak hadiah gratis.

Miki terkesima melihat seorang salah satu Santa Claus yang sedang menyanyikan sebuah lagu natal, ia menarik tangan Lim sampai di depan Santa Claus tersebut. Santa Claus itu terus bernyanyi dengan suara yang sangat indah, berbagai anak kecil yang berusia 2-10 tahun terus berdatangan.

Sekitar 5 menit akhirnya Santa Claus itu berhenti bernyanyi dan mulai membagikan sebuah hadiah kepada berbagai anak kecil yang menontonnya. Begitu juga dengan Miki dan Riyo, mereka mendapatkan sebuah hadiah dari Santa Claus.

“ Thank you, Mr Santa “ kata Miki dengan wajah bahagia, Santa Claus tersebut mengelus kepalanya perlahan dan menjawab “ You’re welcome. “

“ Let’s go “ ajak Anna kepada Miki dan Lim. Lim segera menarik kembali tangan Miki dan mulai menjauhi kerumunan orang-orang lagi.

“ Dad, I got a present! “ ujar Miki seraya mengangkat kado dari Santa kepada Lim. “ Can I open it? “

“ Sure “ jawab Lim. Miki membuka hadiah itu perlahan sambil duduk disebuah kursi Children’s Playgrounds atau Taman Bermain anak-anak.

Tidak butuh waktu lama, Miki sudah membuka hadiah tersebut. Sebuah syal berwarna merah yang sangat cantik dan ada sebuah kertas yang bertuliskan “ Marry Christmas, I hope you like my gift “

“ Wow “ kagum Lim dan Anna bersamaan. Biasanya hadiah yang diberikan Santa dijalanan tidak lebih dari sebuah sarung tangan, sapu tangan, pensil, buku atau hal-hal kecil lainnya.

Sedangkan Miki mendapatkan kado syal yang sangat menawan. Kemudian, Anna membuka hadiah yang diberikan kepada Riyo dan hadiah itu hanyalah sebuah sarung tangan besar yang tidak akan muat ditangan Riyo.

“ This is for me! “ ujar Miki sambil mengambil sarung tangan dari tangan Anna. “ Hei it’s your brother’s mine “ kata Anna yang ingin mengambil kembali sarung tangan Milik Riyo.

Tetapi Miki sudah berlari tidak ingin Anna mendapatkannya. “ Catch me if you can “ Ledek Miki sambil terus berlari sampai tak terkejar oleh Anna.

Karena terus berlari tanpa henti, tidak sengaja sampai di sebuah rumah kosong yang sangat sepi dan gelap. Kenangan saat kecil menghantuinya kembali, membuatnya sulit bergerak dan bernafas, kepalanya pun terasa sangat berat karena mengingat kenangan yang tidak ingin di ingatnya.

Nafasnya terasa sangat sesak, ia menjatuhkan sarung tangan dan syal yang diberikan oleh Santa Claus tadi. Dadanya terasa sangat sakit, “ Aa. “ ringis Miki kesakitan, tubuhnya yang lemas membuatnya terjatuh.

Sebuah wajah yang ingin ia lupakan mulai kembali lagi, isakan tangisnya tidak berhenti. Sampai seorang anak lelaki mendatanginya dan memeluk Miki “ Semua akan baik-baik saja “ katanya dengan menggunakan bahasa Jepang.

Anak lelaki dengan kulit putih, mata sedikit sipit, hidung mancung dan tubuh yang terlihat sangat kedinginan. Lelaki tersebut memakai baju yang sangat tipis, saat Miki menangis di dalam pelukannya ia merasakan tubuh anak lelaki itu yang kedinginan.

Selama berjam-jam lelaki berkulit putih tersebut terus berada di samping Miki, ia menunggu Miki sampai orang tuanya datang sambil menggengam jemari Miki yang ketakutan, lantai dingin dan suara-suara burung yang sangat menakutkan.

Dan akhirnya, setelah 3 jam menunggu. Lim datang menemui Miki disebuah rumah kosong dengan wajah yang sangat khawatir, terlihatlah Miki dengan seorang anak lelaki yang tidak dikenal.

Miki yang melihat Lim datang langsung berlari memeluk Ayahnya sambil berteriak “ Ayah!!! “

“ Kamu kemana? Ayah khawatir! “ seru Lim membungkukkan badan setinggi Miki dan memegang wajah Miki dengan khawatir. “ Ibu kemana? “ tanya Miki.

“ Dia ada di kantor polisi, Ibu sangat khawatir sama kamu. Jadi lain kali, jangan lari-lari sembarangan oke? “ Nasihat Lim yang membuat Miki mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.

Ketika Lim mencoba menarik Miki keluar, Miki meminta izin untuk menemui anak lelaki itu kembali karenanya Miki tidak ketakutan. Ia berjalan mendekati anak lelaki berkulit putih yang masih duduk di belakangnya.

“ Pakai ini. “ Miki memakaikan sebuah syal di leher dan sarung tangan kepada lelaki itu. “ Terimakasih, semoga kita bertemu lagi. “ ucap Miki dengan sebuah senyuman dan lambaian tangan seraya meninggalkannya.

“ Sampai bertemu lagi. “ ucap lelaki tersebut.

Dan seperti Itulah pertemuan pertama dan cinta pertama Miki diusia 9 tahun.

2. Lelaki itu.

Pertemuan pertama dengan lelaki itu mungkin masih terbilang muda, pandangan juga terlihat samar karena langit yang gelap. Wajah serta badan seiring waktu akan berubah karena umur yang semakin menua.

Tetapi Miki masih mengingat dengan jelas dikepalanya, wajah seorang anak lelaki yang telah menolongnya.

“ Hei! “ tahan Miki sambil menghalangnya untuk tidak berjalan lebih jauh lagi. “ Kenapa? “ tanyanya kebinggungan.

“ Saya kembalikan jaket Anda. “ Miki membuka jaketnya dan memberikan kepada lelaki tersebut. Lelaki itu menolak dan berkata “ Kembalikan jika sudah bersih. “

Miki terdiam mendengar ucapannya. Saat lelaki itu mencoba untuk berjalan kembali, Miki menahan lengannya untuk tidak berjalan dan berkata dengan ragu “ Apa Anda lelaki 5 tahun lalu yang saya berikan syal dan sarung tangan? “

Wajah Lelaki tersebut hanya datar. “ Apa maksud Anda? “ Ia tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Miki.

“ Ah. Maaf “ Miki melepaskan tangannya dari lengan lelaki tersebut. Dan lelaki itu hanya kembali berjalan tanpa berpamitan kepada Miki.

Kemudian, dari jarak jauh Kenzi berlari dan menjitak kepala Miki perlahan. “ Kemana saja kamu!! “ seru Kenzi khawatir. “ Sakit! Jangan menjitakku terus! “ kesal Miki.

“ Ngomong-ngomong, dia siapa? Apa yang kalian bicarakan? “ tanya Kenzi penasaran. “ Sudah, mari kita pulang “ ajak Miki.

“ Jawab dulu! “ tegas Kenzi. “ Cerewet! “ ledek Miki seraya mendorong punggung Kenzi untuk segera pulang tanpa memikirkan lelaki bermata sipit itu lagi.

“ Kamu tidak berbicara dengan orang aneh lagi kan? “

“ Kamu tidak ditipu lagi kan? “

“ Woi Miki jawab! “ Kenzi yang tidak ada hentinya berbicara sepanjang jalan.

Tok-tok-tok

Suara pintu dari luar rumah terdengar oleh Anna yang sedang membuat novel kembali, ia mulai berdiri dan mencoba untuk membukakan pintu rumahnya.

“ Dia siapa? “

“ Kamu tidak perlu tahu! “

“ Jangan mengenal orang sembarangan! “

“ Tidak, sudah aku bilang tidak perlu dibicarakan kembali! “

“ Bagaimana aku tidak bisa bertanya terus-menerus, jika orang itu bisa jadi bahaya? “

Pertengkaran anak muda antara Miki dan Kenzi, Anna yang membukakan pintu dan melihat pemandangan ini hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

“ Sedang apa? “ sinis Anna dengan kedua tangan terlipat di dada. “ Oh mommy! “ manja Miki mendekati Ibunya.

“ Saat berada di Jepang, panggil Okaasan ( Ibu ) “ Perintah Anna mencolek hidung Miki.

“ Oba-san ( Tante ), tadi dia bertemu dengan seorang lelaki tidak dikenal dan dia tidak berbicara siapa lelaki itu. Apa dia tidak takut kejadian sewaktu SD kembali terulang? “ Emosi Kenzi yang menyulut di depan Anna.

Back to elementary school

Tokyo, August 20

Pendidikan saat sekolah dasar di Jepang berbeda dengan negara lainnya. Di Jepang, sekolah dasar tidak mengajarkan pelajaran matematika atau pelajaran lainnya. Melainkan, mereka mendidik karakter anak yang bersekolah di sekolah dasar.

Dimulai dari cara menghormati guru dan orang tua, cara mencuci piring saat selesai makan dimana pun berada, cara meyebrang yang benar dan hal-hal lainnya untuk mendidik anak agar memiliki karakter yang bagus.

Di sekolah dasar, Miki adalah orang yang pendiam. Tidak memiliki banyak teman selain Kenzi, Miki juga lebih memilih untuk menjauhkan diri dari orang-orang karena ada beberapa orang yang hanya ingin meminta tanda tangan dari kedua orang tuanya saja.

Apalagi Ibu Miki yang merupakan penulis terkenal di Jepang, siapa yang tidak ingin mendapatkan tanda tangan ekslusif darinya coba? Karena itulah Miki benci untuk berada di dekat orang-orang, mereka hanya mempermainkan anaknya untuk berada dekat dengan Miki.

Namun, tiba-tiba ada seorang anak lelaki yang mendekati Miki. Ia bernama Riki Nendo, Riki berbeda dengan anak lainnya. Tidak menanyakan tentang Ayah ataupun Ibu Miki, itu membuat Miki sedikit nyaman bermain dengannya.

Tetapi, sekitar 2 Minggu Miki bermain bersamanya. Tiba-tiba ia membawa Miki ke sebuah gedung yang sepi, kotor dan juga gelap. Entah apa alasannya membawa Miki ke tempat tersebut, saat Miki memasuki gedung itu seorang paruh baya dari arah belakang menutup mulut Miki dengan kain yang membuat Miki kehilangan kesadarannya.

Selama 2 jam lebih, Miki tidak kunjung sadar dan akhirnya ia terbangun saat mendengar suara potongan pisau yang terdengar nyaring ditelinganya. Matanya terbuka lebar melihat seorang pria dan Riki di sampingnya.

Udara yang sesak membuat Miki tidak dapat bernafas, tubuhnya bergetar ketakutan. Ini adalah pengalaman pertamanya diusia 7 tahun yang sangat menyeramkan.

Pria paruh baya itu mendekati Miki dan mengangkat dagunya keatas. Matanya saling bertemu satu sama lain. “ Nama kamu, Miki? “

“ Miki kedua orang tua kamu kaya bukan? “

“ Anakku berteman dengan orang kaya, bukankah itu sangat menakjubkan? “

Riki yang selalu bermain dengan Miki hanya terdiam, pandangannya tertunduk dan kedua tangannya terlipat ketakutan.

“ Nomer orang tua kamu berapa? Bisa tolong berikan kepadaku? “

“ Ah iya, aku lupa kamu tidak bisa berbicara. “ ocehnya sambil mengambil kain yang tersumpal dimulut Miki. Miki menghela nafas panjang, ia mengatur nafasnya karena dadanya begitu sesak.

“ Oji-san ( Paman ) nafasmu bau “ Kata Miki dengan berani yang membuat emosi pria itu membara.

“ Hah?! “ kesalnya ingin memukul, tetapi tertahan saat Riki menghalaunya. Ia berada di depan Miki menjaganya agar tidak terluka.

“ Ayah, jangan sakiti dia “ Pinta Riki dengan tatapan penuh harapan. “ Anak Ayah kenapa ingin menjaganya? “ tanya pria paruh baya sambil mengelus kepala anaknya.

“ Lebih baik tenangin diri Ayah terlebih dahulu. “ Riki membawa Ayahnya menjauh dari Miki.

Setelah mereka pergi jauh, Miki dengan cepat segera membuka tali yang berada ditangannya. Perasaan takut sudah memenuhi tubuh Miki, pandangannya tidak bisa berpaling dari arah tempat tujuan mereka.

Ia memastikan bahwa pria paruh baya tidak keluar sebelum Miki melepaskan talinya.

Ayah dan Ibu selalu berkata kepada Miki bahwa jika ada situasi yang sangat genting, Miki tidak boleh panik. Jika panik hembuskan nafas secara perlahan-lahan dan mencoba untuk menenangkan diri.

Umurnya masih 7 tahun, tiadak ada orang tua yang menyelamatkannya. Lim sedang berada di Kyoto untuk mencari pemain bakat yang akan ia bawa ke New York, sedangkan Anna tengah menjaga Riyo yang masih berumur 1 bulan.

Dengan usaha keras, Miki mencoba untuk melarikan diri. Tali yang terikat ditangannya begitu kuat sehingga Miki tidak bisa lepas dari ikatan tersebut.

Tidak lama kemudian, pria paruh baya itu kembali tanpa Riki. Tangannya dipenuhi oleh darah, mata Miki melebar ketakutan. Takut bahwa ia memperlakukan anaknya sendiri dengan kasar. “ Dasar penganggu “ gumam pria itu yang terdengar oleh Miki.

Melihat tangan yang dipenuhi oleh darah, tubuh Miki kaku dan perasaan takutnya sudah tidak bisa tertahan lagi. Keringatnya mulai menuruni pipinya, ia mendorong kakinya untuk menjauh dari pria paruh baya tersebut.

“ Hei, mukamu jangan takut begitu dong. “ Pria itu kembali mendekati Miki. “ Kamu tinggal memberikan nomer kedua orang tuamu saja, setelah itu kamu dapat pergi. “

“ Untuk apa nomer orang-tuaku? “ tanya Miki mengulur waktu. “ Untuk mengambil seluruh kekayaan mereka. “ jawab pria tersebut dengan santai.

Miki yang merasa sangat jijik dengan darah berada ditangannya dan sudah menempel diwajah Miki.

“ Aku tidak mau! “ Bentak Miki.

“ Kamu ingin melawan? “

“ Dasar Paman jahat!!! “ Hina Miki kepada pria tersebut.

Perkataan Miki membuat pria paruh baya langsung mencekik lehernya, nafas Miki sesak karena cekikan dari pria tersebut. Tinggal 30 detik lagi saja, ia hampir tidak sadarkan diri. Tapi untungnya saja segerombolan Polisi mendatangi gedung sambil membawa perlengkapan persenjataan.

“ Angkat tangan Anda! “ Seru dari para polisi kepada pria paruh baya dengan mengacungkan pistol dari jarak yang tidak jauh.

“ Berani-beraninnya Anda menculik anak saya!! “ Datang Lim dengan pakaian jas hitam, ia baru saja pulang dari Kyoto sudah merasa kesal karena putrinya telah diculik.

Emosi Lim yang sudah tidak dapat tertahan mendekati pria paruh baya “ Lepaskan! “ tegas Lim kepada pria itu yang masih mencekik leher Miki.

“ Miki, tutup mata kamu!! “ Perintah dari Lim yang segera Miki lakukan,

Mata Miki tertutup rapat-rapat, dan Lim segera menendang wajah pria itu dengan sangat keras yang membuat tubuhnya tergeletak di lantai. Nafas Miki kembali normal, pria paruh baya sudah melepaskan tangannya dari leher Miki.

“ Jangan dulu buka mata kamu. “ bisik Lim yang membopong Miki keluar dari gedung. “ Maafkan Ayah telat. “ lanjut Lim.

Miki hanya memeluk erat leher Lim dengan mata yang tertutup, ia sudah lama menahan tangisnya tapi saat ini di depan Pahlawan satu-satunya Miki dapat menangis tersedu-sedu dipelukan Lim.

“ Putri Ayah kuat! “

3. Pertemuan kembali.

Sejak liburan musim dingin dan pertemuan Miki dengan lelaki itu kembali, Miki ingin segera mengembalikan jaket yang diberikannya sekaligus bertanya tentang pertemuan pertamanya kembali.

Selama liburan, Miki tidak dapat bertemu dengannya setiap kembali ke tempat pertemuan mengejutkannya itu pun Miki dan dia tidak kunjung bertemu satu sama lain. Berhari-hari Miki menunggunya, dia tetap tidak datang.

2 Minggu kemudian.

Liburan telah selesai dan hari ini adalah pertemuan kembalinya dengan lelaki berkulit putih itu kembali.

Teng-teng

Bel pulang sekolah berbunyi, Miki bergegas keluar dari gedung sekolah. Tetapi kaki Miki terselengkat oleh kaki seorang perempuan yang membuatnya terjatuh dan lutut Miki tergores.

“ Miki, kamu bilang apa ke Hikari-sensei? “ Kata Aya yang merupakan kapten dari tim basket SMA Kuzuryu. Tangan Miki terkepal, ada sekitar 3 orang yang berada di sampingnya dan mereka merupakan tim inti dari club basket.

“ Aku tidak bilang apa-apa. “ Jawab Miki seraya berdiri kembali dengan menahan rasa sakit dari lutut kakinya.

“ Terus kenapa Hikari-sensei memarahi kami? “ tanya Aya yang berjalan songong di depan Miki.

“ Kalian sedang apa?! “ suara Kenzi yang terdengar dari jarak jauh yang menatap tajam kearah Aya. Kenzi melirik kearah lutut Miki yang terluka dan dengan cepat Miki menutup lututnya dengan tas gendong.

“ Lututmu terluka, kamu tidak apa-apa? “ Kenzi khawatir mendekati Miki. “ Aku tidak apa-apa “ ujar Miki memundurkan langkah kakinya.

Miki berlari keluar gedung sekolah sambil berkata. “ Kenzi bilang kepada Ibuku, aku akan pulang telat. Dah “

“ Miki! “ teriak Kenzi tidak dapat menahan Miki.

Perasaan penasaran Miki yang ingin bertemu kembali dengan lelaki berkulit putih, Miki berlari menuju SMP Kitasumiyoshi dengan menggunakan sepeda Kenzi yang terparkir di dekat gerbang sekolah.

Jarak yang ditempuh tidak lumayan jauh hanya sekitar 2,7 km dari sekolah, Miki menggowes sepedanya dengan kecepatan penuh. 10 menit ia bersepeda dan akhirnya sampai di depan gedung sekolah SMP Kitasumiyoshi.

Banyak siswa-siswi dari SMP Kitasumiyohsi yang memperhatikan kearah Miki dengan tatapan kebinggungan, baju sekolah yang dipakai olehnya berbeda dengan baju sekolah mereka.

“ Dia sudah pulang belum ya? “ Mata Miki mencari lelaki tersebut.

Lebih dari 30 menit, Miki tidak kunjung melihat dia. Gedung sekolah juga terlihat sudah sangat sepi hanya tinggal club olahraga yang sedang berlatih di lapangan sekolah.

“ Permisi Pak. “ Miki mendekati kearah post security. “ Iya, kenapa? “ tanya Security.

“ Apa disini masih ada pelajaran tambahan atau club selain olahraga yang masih berada di sekolah? “

“ Kalau itu sepertinya ada, tapi biasanya untuk club selain olahraga mereka hanya kumpul 2 kali saja. Dan disini hanya tinggal rapat Osis saja. “

“ Kalau begitu, saya boleh izin masuk tidak? Saya harus memberi jaket kepada seseorang. “

“ Jaket? “ Security kebinggungan, Miki segera mengeluarkan jaket dan memperlihatkannya kepada Security. “ Karena saya tidak tahu namanya, jadi saya ingin mencari dia. Siapa tahu, dia masih berada di sekolah ini. “ kata Miki dengan penuh harapan.

“ Silahkan, tapi sekolah ini akan ditutup pukul 6. Jadi, cepat ya! “

Wajah Miki sumringah bahagia. “ Terimakasih pak “ Ia menundukkan kepalanya sopan dan segera memasuki SMP Kitasumiyoshi.

Sekolah ini berbeda dengan sekolah Miki, fasilitas yang diberikan tidak cukup banyak. Sedangkan SMP Kuruzyu memiliki hampir seluruh fasilitas yang dibutuhkan oleh para murid, untuk club saja hampir seluruhnya memiliki alat atau sarana yang sempurna.

Langkah Miki terhenti di depan lapangan basket indoor, terlihat laki-laki dan perempuan yang sedang berlatih bersama dalam satu lapangan. Para anggota tim basket ini berlatih dengan keras, matanya terhenti saat melihat seorang perempuan yang ia kenali.

Dia adalah Inuei Rei, ia merupakan salah satu lawan Miki saat berada di pertandingan musim dingin ini. Rei juga adalah 5 ace atau pemain andalan terkuat di Tokyo Barat tingkat SMP, ngomong-ngomong Miki berada di nomer 2.

Hanya dengan melihat rambut coklat panjangnya saja Miki sudah dapat mengetahui bahwa dia adalah Rei. Tapi Miki tidak memperdulikan Rei kembali, ia hanya memperhatikan sekitar mencari lelaki tersebut.

Namun, lelaki itu tidak berada di lapangan baset. Kemudian, Miki melangkahkan kaki mencari kearah lapangan lainnya. Dan tetap saja tidak ada.

“ Dia, dimana sih? “ keluh Miki dengan sangat putus asa. Tiba-tiba saja perkataan Security kembali teringat olehnya bahwa di sekolah ini ada beberapa perkumpulan Osis yang mungkin saja sedang rapat.

“ Permisi “ panggil Miki kepada salah satu lelaki yang merupakan pemain baseball. “ Ruang osis dimana ya? “

Tanpa menjawab pertanyaan Miki, lelaki itu menunjukkan kearah lantai dua paling ujung. Miki mengangguk-anggukan kepala mengerti dan kembali berjalan menuju ruang Osis.

Di depan ruang Osis, terlihat dari jendela pintu kecil beberapa orang yang berada di dalam ruangan tersebut.

Kreak-

Suara pintu terbuka dan tidak sengaja pintu tersebut mengenai kepala Miki yang sedang mengintip ruangan tersebut. “ Aw “ ringis Miki kesakitan memegang dahi.

“ Kamu siapa? “ Sinis suara yang terdengar samar ditelinga Miki. Miki mengangkat kepalanya dan melihat seseorang yang berada di depannya.

Dia dalah Riki, seorang lelaki yang pernah membawa Miki ke dalam suatu masalah. Mata Riki melebar terkejut melihat Miki berada di sekolahnya. “ Miki? “

Melihat Riki berada di hadapannya membuat kenangan yang ingin Miki lupakan kembali teringat, ia memundurkan langkah kaki dan berjalan menjauhi Riki.

Tanpa sadar karena terlalu lama berjalan, ia sampai di gerbang belakang SMP Kitasumiyoshi. “ Kenapa dia ada disini? “ gumam Miki tidak percaya.

Lalu, langkah kakinya terhenti saat melihat seorang lelaki yang sedang tiduran di bawah pohon dengan tangan terlipat satu ke bawah kepala yang menjadi bantalannya.

Miki mencoba mendekatinya, namun sebuah rintikan salju turun kembali. Tidak ada kabar dari berita bahwa hari ini akan turun salju.

Musim seakan-akan berkata kepada Miki, tidak semua kenangan pahit akan berada di musim dingin. Dan musim seperti berkata “ Aku akan memberimu kenangan indah di musimku. “

Mata Miki tidak pernah terhenti memandang lelaki itu, ia berjalan mendekati lelaki tersebut dan tertulis di name tag bajunya “ Takahashi Hiro “

Nama lelaki dengan mata sedikit sipit dan kulit putih itu adalah Takahashi Hiro.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!