'Obat terbaik bagi luka patah hati adalah jatuh cinta lagi' Daniel Althaf Shahbaz.
‘Cih ! Bagaimana jika justru cinta itu lagi yang membuatmu merasakan sakit lagi bahkan luka sebelumnya belum benar-benar hilang.’ Arkadewi Fajarina.
‘Buat yang udah kaya bendera upacara,sering diperhatiin dan ditinggiin sampai terbuai tertiup angin
Dan akhirnya bubar lalu ditinggalin,sendiri sepi dan gak ada yang nemenin
Yak ! Bubar jalan ! Kamu bukan kesayangan' Muhammad Rafa Azka Putra
‘Hanya kepasrahan sederhana yang aku punya,yang sedang aku pupuk menjadi luar biasa,agar aku bisa merayu-Nya untuk menyatukanku denganmu suatu hari nanti.’ Asen Asoka Januari
Arka:Gadis biasa-biasa saja,tidak cantik,tidak kaya,tidak pintar dan tidak putih yang sangat-sangat beruntung karena bisa berteman dengan ketiga murid laki-laki yang ganteng luar biasa.Bahkan terkenal seantero sekolah.Mengapa diberi nama Arka padahal ia perempuan.Kata ibunya dulu saat USG dokter mengatakan jenis kelamin bayinya laki-laki tetapi saat lahir justru perempuan.
Althaf:Si playboy yang tak pernah menyatakan perasaan cintanya pada seorang gadis yang semua orang menganggapnya gadis culun.Dan menjadi playboy adalah pelariannya.Sahabat Arka sejak jaman bahulak.Yang paling dekat dengan Arka,tetapi yang rasa pekanya paling ancur.
Asen:Jika tidak tertolong karena tampangnya yang tak kalah bening dibanding Althaf dan Azka dan otaknya yang encer,mungkin tidak akan ada hal yang menonjol dari diri seorang Asen.Si cupu yang otaknya menduduki juara satu pararel.Kalem dan ramah.Tapi sekalinya marah,sangat mengerikan.
Sibontot yang paling mengerti seorang Arka.
Azka:Jangan menilai dia adalah laki-laki yang baik jika mendengar nama lengkapnya.Dia sama berandalnya dengan Althaf dan Arka.Justru dialah yang kadang bersikap lebih gila.Sering membuat ulah,dan masuk ruang BK bersama ketiga temannya adalah langganan atau hal wajib .
"Tidak ada yang murni dalam persahabatan antara manusia berbeda jenis kelamin.Rasa cinta sudah pasti ada meski sekuat tenaga mereka lawan dan mereka tampik.'
Hampir semua orang akan berkata sedemikian jika mendengar persahabatan antara manusia berbeda jenis kelamin ini.
Tidak mungkin mereka tidak saling jatuh cinta.Itulah yang selalu mereka ucapkan.
Padahal pada nyatanya persahabatan empat anak manusia itu murni hanya persahabatan.Tidak ada rasa cinta atau sayang yang lebih dari sekadar kepada seorang sahabat.
Disinilah kisah rumit kehidupan Arka dimulai.Gadis biasa-biasa saja yang sangat beruntung bisa berteman dengan Althaf,Asen dan Azka.Tiga cowok tampan yang menjadi incaran para siswi perempuan.Kesamaan sifat dan sikap keempatnya yang membuat persahabatan mereka benar-benar dijaga.Meski banyak yang menyayangkan karena ada Arka didalamnya.
Begitulah manusia,senang sekali menilai sesuatu berdasarkan fisiknya saja,tanpa mau repot-repot menelusuri isi hatinya...
Begitu juga Arka,yang dinilai dan dipandang sebelah mata oleh banyak orang hanya karena ia tidak cantik,tidak putih,dan tidak pandai.
Beruntung,ia memiliki sahabat-sahabat yang selalu membela dan melindunginya.
So,yuk baca cerita ini...masih dalam tahap revisi.Semoga kedepannya menjadi lebih baik....
HARGAI PENULIS DENGAN MENINGGALKAN JEJAK LIKE DAN KOMENT...SEDEKAH POINNYA JUGA DITUNGGU...AGAR KAMI PARA AUTHOR MERASA TULISAN HASIL KARYANYA DISUKAI PARA PEMBACA
SALAM LOPES DARI AUTHOR
MUACH MUACH
Namaku Arkadewi Fajarina.Anak ketiga dari 4 bersaudara.Dulu ibuku pernah menceritakan sebab aku diberi nama Arka.Dulu dokter tempat ibuku memeriksakan kandungan mengatakan jika hasil usg menunjukkan jenis kelamin anak yang dikandung ibu adalah laki-laki.Akan tetapi tuhan berkata lain.Aku terlahir sebagai perempuan.
Kedua orang tuaku tidak kecewa.Mau laki-laki ataupun perempuan sama saja.
Toh diantara kami berempat,pada akhirnya akulah yang paling diantara saudara-saudaraku.
Paling nakal.Paling bodoh.Paling susah diatur.Dan paling nyebelin kata adikku.Paling bobrok lah pokoknya.Tetapi hidupku ini tetap kunikmati seperti apapun penilaian orang terhadapku.
Toh aku hidup minta makan pada bapak ibuku,bukan orang-orang😂😂.
Kakak pertamaku perempuan dan sudah menikah.Kakak kedua bekerja sebagai buruh pabrik dikota Solo.Adikku dua tahun lebih muda dariku.Tetapi karena dulu aku sempat mogok sekolah sehingga aku menunda sekolah satu tahun.Dan kini aku juga adiku hanya selisih satu tingkatan.
Karena otaknya yang encer dia bisa bersekolah disekolah yang ada dikota,sedangkan aku?Yeah,cukuplah sekolah didesa saja.
Aku sendiri tinggal dikota Boyolali.Tepatnya kecamatan Musuk.Ya,Boyolali kota yang terkenal akan susu sapi murninya.Tapi sayang,aku tidak doyan.Heheheh...
Semua saudaraku perempuan.
Kakak pertamaku pintar mencari uang,berbanding terbalik denganku yang bisanya ngabisin uang.Kakak keduaku sangat cantik.Bertolak belakang denganku yang biasa biasa saja.Sedang adikku sangat pintar,dan lagi sangat bertolak belakang denganku yang huh terbilang bodoh.
Tapi semua kutanggapi dengan 'masa bodo',aku hidup yang penting happy.Sudah seperti itu prinsip hidupku.
Diantara aku,Althaf,Asen dan Azka lagi-lagi akulah yang paling bodoh.Tapi setidaknya tidak sendiri.Althaf bahkan kadang lebih buruk dariku nilai-nilai pelajarannya.Si Asen,ceh jangan ditanya.Otaknya encer sekali,seencer air mengalir.
Tapi itu semua tidak menjadi masalah bagi kami.Mereka juga tidak mempermasalahkan prestasi kami yang berbeda.
Ia yang otaknya sangat encer dan selalu juara umum pararel pun bahkan tak malu berteman satu genk denganku meski kadang olokan sering ia dapatkan.Aku bangga,disaat banyak orang yang terheran-heran dengannya karena memilih berteman dengan kami,dia justru sibuk memberi pembelaan kepada kami.
Awalnya kami berteman hanya berdua dengan Althaf,lalu awal kelas X Azka mengajak kami berteman,jadilah kami bertiga.Aku,Althaf dan Azka.Lalu suatu hari Asen meminta supaya bisa bergabung bersama kami.Entahlah,dengan Asen kami menerimanya begitu saja.
Banyak murid-murid yang iri dengan persahabatan dan kekompakan kami.
Sosok kakak laki-laki yang tak kudapatkan dirumah aku dapatkan dari ketiga temanku yang sama-sama gila.Meski gila,tetapi dengan merekalah aku bisa berbagi berbagai masalah hidup yang kadang tidak bisa aku ceritakan kepada keluargaku.
Hingga kehidupanku yang awalnya hanya berwarna tentang ketiga sahabat-sahabatku berubah karena seorang laki-laki yang mengusik hidupku,persahabatanku dengan ketiga temanku dan mengusik ketenangan hatiku.
Aku membencinya,sangat-sangat membencinya.
Ia mengatakan cinta padaku.Mengumbar kalimat sayang untukku,dan merayuku dengan kalimat-kalimat mautnya.
Disinilah busuknya dia.Kupikir dia tulus padaku,nyatanya dia tak mau mengakui kedekatan kami didunia nyata.
Aku juga yang terlampau bodoh karena sudah percaya dengan rayuannya.
Ketiga teman-temanku yang luar biasa itupun juga mengetahui akan hal ini.Sebab tak ada yang aku tutupi dari mereka.Apapun itu.
Karena aku sedang jatuh cinta padanya,sehingga aku bisa menuruti apa maunya dengan begitu saja.Bahkan ketika ia tidak mau hubungan kami diketahui banyak orang dengan alasan 'ia belum siap mendapat cibiran banyak orang'.
Ceh.Banci banget.Pikirku.
Dihp kami pacaran,disekolah bak orang tak saling mengenal.Karena cinta bisa membuat kita bodoh,ya sudah aku turuti saja maunya.
Terkadang aku merasa kesal dan marah dengan sandiwara ini,disekolah aku selalu makan hati melihatnya akrab dnegan murid lainnya.
Seperti saat ini,kulihat dia sedang duduk dengan para murid perempuan satu kelasnya smabil tertawa lepas.Sesekali ia mencuri pandang padaku.
“Sudahlah Ar!Lihat itu mata sampai mau keluar.”Tegur Althaf sahabatku.Bukannya menghiburku,ekh dia malah meledekku.
“Hahahah....lagian jadi cowok banci banget.”Sahut Azka ikut mengompori.
“Heh kompor meleduk.Seneng banget ya lihat teman Lo sakit hati gini?Dasar teman biadab.”Omelku.
“Uuuu skait hati ya?Gue traktir makan mau?”Tanya Asen.Aku,Althaf dan Azka seketika melihat kearah Asen.Terkadang anak ini memang sangat tidak jelas.
Pletakq
Aku menjitak kepala Asen.
“Aduh...KDRT nih.”Omelnya.
“Lagian,gue sakit hati bukan laper.”Jawabku kesal.
“Lah,kan biasanya elo kalau marah atau patah hati makannya kayak buldozer Ar.”Sahut Althaf.
“Eh iya juga ya.Kuy lah Sen,traktir gue!”Jawabku.
Seperti itulah persahabatan kami.Terkadang suka absurd.
Dikantin,kami makan sambil terus bercanda.Sebenarnya aku sadar dengan tatapan banyak pasang mata terhadapku.Tatapan merendahkan tepatnya.Dulu aku merasa risih,tetapi lama-lama terbiasa juga.
“Lo betah jalanin hubungan yang nggak sehat seperti itu?”Tanya Asen tiba-tiba.
“Kamsut Lo?”Jawabku.
“Maksud ogeb bukan kamsut.Ngomong yang bener.Kek bocah baru belajar ngomong aja Lo.”,Sahut Azka.Aku hanya melihatnya sejenak lalu tak peduli lagi.
“Lo sama tuh anak pacaran cuma dihp loh Ar.Buktinya didunia nyata,kalian bertegur sapa aja kagak pernah.”Jelas Asen.
Ya,itu benar.Hubunganku dengan laki-laki bernama Arga itu bahkan sudah berjalan hampir 2 bulan,tetapi sampai saat ini masih aja kek gini.
Mendengar ucapan Asen aku jadi berpikir tentang hubunganku dengan Arga.Jika dia memang mencintaiku dengan tulus harusnya ia tidak perlu malu kalau sampai dicibir banyak orang.
Aku sendiri juga bingung, kenapa sih mereka suka memandangku sebelah mata.Aoa karena aku tidak sesempurna mereka?Cih.Sok suci sekali mereka.
“Nggak usah dipikir terlalu berat lah Ar!”Nasehat Azka.”Why?”Jawanku sok pakai bahasa Inggris.
“Kagak cocok Lo ngomong bahasa Inggris.”
“Cocoknya ngomong bahasa apa Al?”Tanyaku girang.
“Bahasa planet.Hahaha...”Ledeknya.Tawanya seketika meledak setelah meledekku.
“Sialan!”Jawabku kesal.
“Woy,Ka kenapa tadi Lo bilang gue kagak usah mikirin tuh anak?”Tanyaku.
“Kalau elo mikirin masalah ini sampai berlebihan,kasihan ibu dirumah ntar masaknya kudu tambah banyak.”Sxka ikut meledekku.
“Anjay...teman sialan lo semua.”Jawabku.Meteka justru tertawa semakin keras.
Dalam persahabatan kami,tidak ada tuh rasa sakit hati meski kadang diledek hingga keterlaluan.
Ditengah candaan kami,ponselku berbunyi tanda ada pesan masuk.
Tertera nama Arga disana.
“Wuidih,ayang mbeb SMS gue nih.”Sindir Azka dengan suara yang keras.Matanya sesekali melirik kearah Arga yang sedang makan dikantin bersama teman-temannya.
“Sayang,kamu jangan terlalu dekat dong sama teman kamu!”Althaf sudah ikut masuk kedalam drama dadakan yang diciptakan Azka.
“Aku tuh nggak suka lihat kamu terlalu akrab sama teman kamu.”Asen pun tak kalah gilanya dengan Azka dan Althaf.Sedang aku,aku hanya menjadi penonton drama nggak penting itu.
Para siswa yang ada dikantin sudah mulai melihat kearah meja kami.Tak sedikit mereka yang mulai berbisik-bisik.
“Aku tuh cinta sama kamu.”Kata Azka sambil berlutut disampingku.Tentu saja aku sedikit terlonjak karena hal itu.
“Please jauhi mereka!Aku cemberong.”Kini giliran Asen.
JANGAN LUPA VOTE,KOMENTAR,DAN LIKE YAAAA
“Pergi kalian semua!Dia milikku.”Althaf berucap dengan tegas dan penuh drama.
“Dia milikku,bukan milikmu.Dia untukku bukan untukku.Pergilah kamu,jangan kau ganggu!Biarkan aku mendekatinya.”Ketiganya kini justru bernyanyi.Tak lama setelah itu mereka tertawa bak orang gila.
Bukan bak orang gila lagi,tapi memang sudah gila.
Memiliki teman segila mereka kadang membuatku malu,mereka tak pernah tanggung-tanggung dalam bertingkah.Tidak peduli dimana mereka berada.
“Sudah?”Tanyaku.Ketiganya lalu kembali duduk kekursi masing-masing.
Aku membuka pesan yang Arga kirimkan.
*Arga*
'Ar,aku nggak suka ya lihat kamu tertawa seperti itu bareng cowok lain.’
‘Tuh kan,mereka mulai gila.’
'Ar hargai perasaan aku dong!’
Membaca pesan itu aku jadi kesal sendiri,dia bilang aku diminta menghargai perasaannya?Lalu,apa dia pernah menghargai perasaanku?
Karena kesal aku langsung membanting ponsel itu kemeja,meski makananku belum habis aku meninggalkan ponselku dimeja dan ketiga temanku.
Aku meninggalkam mereka bukan karena maunya Arga,tetapi aku kesal dengan semua aturan yang ia berikan untukku.
“Ar mau kemana?”Teriak Althaf.Tak kupedulikan teriakan Althaf.
Tak lama aku sudah sampai dikelas.Saat masuk kedalam kelas,aku disuguhi dengan pemandangan yang dapat merusak mataku yang suci.Hehehe.
Salah satu pasangan di kelasku sedang mojok,dan hampir saja mereka sosor-sosoran.
Oh no...itu artinya aku jadi setan dong?Bukankah jika ada dua orang yang sedang berduaan yang ketiga adalah setan?
Aku tidak mau jadi setan,maunya jadi iblis saja.(Sama aja Arka.Dasar Lo.)
Mereka menatapku sengit.Aku tidak peduli,mereka yang salah bukan aku.
“Noh,hotel Mawar murah meriah.?Sindirku.”Jangan nyari yang gratisan dong!Cih.Nggak modal.”Cibirku.
“Keluar Lo sekarang!”Titah salah satu dari mereka.
“Kenapa?Keganggu?Ya sudah lanjutin ajalah ya,anggap aja gue nggak ada!”Ucapku cuek.
Gila aja mau jadi bebek kok dikelas modal dikit dong.Pikirku dalam hati.
Eh bentar,kalau mereka beneran lanjutin yang tadi,gue jadi saksi hidup dong?Sumpah nggak banget.
Mereka berdua lantas keluar dari kelas dengan wajah kesal.
"Alhamdulillah nggak dilanjutin.Bisa ternoda mata suci hayati.",Gumamku.Aku langsung cekikikan mengingat ucapanku barusan.
Aku semakin kesal karena ketiga temanku tidak kunjung terlihat.”Cih.Bahkan makan lebih penting dibanding gue.”Omelku.
Tiba-tiba sebuah benda dingin menempel dipipiku.Aku yang sedang menundukkan kepalaku diatas meja tidak menyadari kedatangan mereka.
Aku seketika mendongakkan kepalaku.Ternyata ketiga temanku yang datang.Mereka membawa berbagai macam camilan dan minuman dingin.
Mereka selalu tahu bagaimana caranya mengembalikan moodku.
“Cowok kek gitu nggak usah dipikirin Ar!Sayang sama hati Lo.”Nasehat Asen.
“Masih ada kita.”Imbuh Azka.
Aku menganggukkan kepalaku karena mulutku sudah penuh dengan makanan.
“Nih ponsel ganjel truk Lo.”Ledek Althaf.
“Nggak bosen lo Ar pake ponsel gituan?”Tanya Azka.
Aku menanggalkan camilan yang sudah ada dimulutku dengan sedikit kesulitan,lalu menjawab ucapan Azka.
“Yang penting masih bisa buat SMS,WA,atau telpon kan.”Jawabku enteng.
Ya,diantara kami berempat memang aku yang paling kismin.Tetapi bukan suatu masalah hal demikian.
“Buruan habisin!Setelah ini jamnya pak Dedy kan?”Ucap Althaf.
Aku seketika menghentikan kunyahanku.Mendengar nama pak Dedy selalu membuat bulu kudukku berdiri.
Entah kenapa setiap jam pelajaran guru itu aku merasa sangat takut.Padahal hampir semua penghuni sekolah mengatakan jika pak Dedy itu tampan luar biasa.Aku setuju sebenarnya,tetapi aura dingin saat melihat pak Dedy membuatku membuang jauh penilaian soal ketampanan pak Dedy.
Malam harinya,aku terlibat pertengkaran dengan Arga,jelas pemicunya karena hal gila yang dilakukan teman-teman siang tadi dikantin.
Dia selalu menyuruhku agar menjauhi ketiga temanku.Cih.Sok sekali dia.Bahkan aku kalau disuruh milih sudah pasti aku memilih mereka.
Masa bodo' lah sama orang sejenis dia.Cuekin aja.
Waktu terus berjalan hingga suatu hari,aku melihat Arga mengatakan cinta pada adik kelasku.Entah apa yang ada dipikirannya hari itu.Aku yang awalnya mengatakan jika tidak berangkat sekolah memutuskan untuk ke sekolah karena hari ini ada pelajaran dari guru super ganteng yang menjadi idola setiap siswa.Siapa lagi kalau bukan kanjeng romo Dedy.Heheheh
Bukan aku mengidolakan dia,tapi aku yang sangat jengkel akan hukuman yang ia berikan pada murid-muridnya.Dan juga rasa takut akan aura dinginnya.
Saat istirahat kedua tiba,kami kebetulan berjalan melewati lorong sekolah kelas X.Tak sengaja aku melihat Arga sedang menyatakan cinta pada adik kelas.Karena suasana kelas yang ramai aku penasaran dan saat melihat bagaimana cara Arga menyatakan cinta,membuatku sesak napas melihatnya.
“Indah,aku cinta sama kamu.Kamu mau kan jadi pacar aku?”Tanya Arga.Keduanya berdiri didepan kelas,dengan Arga menggenggam tangan Indah.Hal itue jadi tontonan banyak siswa.
‘Cih.Lebay sekali.”Desisku pelan.
Kulihat,siswi bernama Indah itu tersenyum malu.Malu-malu tapi mau maksudnya.
“Drama.”Cibirku.
Aku marah.Jelas.Ingin sekali aku masuk kedalam dan meninju wajah Arga yang sok ganteng itu.
Rasa ingin marah hilang seketika saat Althaf menggenggam tanganku untuk memberiku kekuatan.
“Jangan kotori wajah kamu hanya untuk menyentuh mereka.”Ucap Althaf.Aku akhirnya mengurungkan niatku itu.
Aku menghela nafas kasar lalu pergi dari tempat laknat itu.
Aku berjalan menyusuri lorong sekolah hingga aku tiba dipinggir lapangan basket dan duduk disalah satu kursi dipinggir lapangan basket.
Aku menatap lekat ring basket yang berada jauh didepan sana.Tiba-,tiba seseorang sudah duduk di sampingku.
"Eh."Aku terkejut saat seseorang duduk disampingku.
'Ngapain dah ni orang disini.'Pikirku.
Arkav pov end
Flashback on
Hari itu merupakan hari jumat yang sangat melelahkan bagi Arka.Seharian disekolah disibukkan dengan praktek dan olahraga yang menguras tenaganya.Lalu sore harinya kegiatan pramuka usai jumatan yang selalu menguras tenaga paling banyak.
Sebenarnya tidak seberapa tenaga yang dikeluarkan jika kegiatan itu dilaksanakan sesuai ketentuan sekolah,hanya terkadang pihak murid yang menjadi kakak tingkat berbuat semaunya sehingga membuat para adik tingkat merasa kelelahan.
Begitu sampai dirumah,Arka langsung merebahkan tubuhmya di atas kasur.Hah.lega sekali rasanya.
Setelah hampir 30 menit istirahat Arka memutuskan untuk mandi.Sebelum ibunya terus berteriak memintanya untuk mandi.
Ba'da isya Arja sudah merebahkan badannya didepan tv.Tidak peduli pekerjaan orang tuanya yang berprofesi sebagai seorang pedagang menumpuk banyak.Ia sedang ingin bermalas-malasan saja malam ini.Bahkan PR sekolahnyapun tidak ia pedulikan.
Matanya terfokus akan sebuah reality show tentang pencarian seseorang.
Bak seorang ibu-ibu yang suka bergosip saat membeli sayur ditukang sayur, mulutnya tak henti mengomentari setiap adegan diacara itu.
Maya,adik Arka geleng-geleng kepala mendengar omelan tak berfaedah Arka.Hal itu sudah menjadi pemandangan setiap harinya bagi keluarga Arka.
"Halah drama banget ni acara."
"Beuh boongan ini mah."
"Ntar nih pasti nangisnya dilebih-lebihin."
“Halah.Lebay banget sih.”
"Kering-kering deh itu air mata."
"Asli.Jengkelin banget sih tuh orang."
"Cih.Pengen gue tampol tuh wajahnya si host.Sok ganteng banget."
"Kan emang ganteng Ka."Sahut Maya.Ya,Maya memang memanggil Arka tanpa embel-embel mbak atau kak.Mungkin karena perbedaan umur mereka yang tidak terlalu jauh sehingga Maya lebih nyaman memanggil Arka dengan nama saja.
Arka mendelik menatap sekilas adiknya.
"Gantengan juga bapak kita."Timpal Arka ngawur.
Mendengar jawaban Arka,Maya melongo.Arka sendiri usai menyadari ucapannya malah tertawa terbahak-bahak bahkan sampai memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.
“Kalau bapak mah,ditandingin sama oppa Korea juga tetep gantengan bapak kita.”Ucap Maya.
“Beuh,bohong Lo kebangetan kalau seperti itu May.Ya tetep gantengan oppa Korea lah dibanding bapak.”Arka menyuarakan pendapatnya.
“Wah anak durhaka lo.”
“Ya realita aja gitu May,masa bapak sama Lee Minho atau Cha Eun Woo,atau Hyun Bin gantengan bapak.Halu banget sih Lo.”Kekeuh Arka.
“Berarti elo yang beg*k.Bapak Lo bandingin sama cowok cantik.Ya pasti kalah.”Gerutu Maya."Dan lagi,nggak ada bapak nggak ada Lo.Ingat!",Lanjut Maya.
“Sebenarnya apa sih yang kalian perdebatkan?Nggak penting banget tau nggak.”Sahut Nana kakak kedua Arka yang baru saja tiba diruang tamu.
“Mbak,bapak sama Lee Minho gantengan sapa?”Tanya Arka cepat.
“Heh,bocah juga tahu pasti gantengan Lee Minho,tapi bagi gue tetep gantengan bapak sih.”Jawab Nana.
Maya tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Nana yang awalnya seakan mendukung Arka tetapi ujungnya justru mendukung Maya.
Arka bersungut kesal mendengar jawaban Nana yang sama sekali tidak seperti yang ia inginkan.
Lantas ketiganya diam setelah perdebatan tidak penting itu.Ketiganya fokus pada tayangan di TV yang sudah hampir selesai.
"Woy noh hp berisik amat.Kayak operator aja lo."Omel Maya karena sejak tadi ponsel Arka terus berbunyi.
JANGAN LUPA VOTE,LIKE DAN KOMENT YAA...SALAM LOPES
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!