NovelToon NovelToon

JODOH YANG TERTUKAR

Episode 1

Nabila baru saja akan memasukkan motornya ke dalam garasi saat ada suara terdengar memanggilnya.

" Na..tunggu" panggil Lili dari dalam taksi tumpangannya.

Nabila berhenti, lalu melihat Lili keluar dari taksi setelah membayar ongkos perjalanannya.

" Ada apa Li..malam - malam gini masih keluyuran ?" tanyaku.

" Heii..kalau ada tamu itu disuruh masuk atau duduk dulu lah " jawabnya sambil menggandeng tanganku menuju ke arah teras. Lili menghempaskan tubuhnya di kursi goyang yang ada disudut teras rumah Nabila.

" Na..besok kamu ada waktu senggang ga ?" tanya Lili sambil membenarkan duduknya.

" Ehmm..sepertinya sih ada. Besok aku libur dan kebetulan besok tidak ada event penting " jawab Nabila sambil ikut duduk disamping Lili.

Nabila saat ini bekerja di sebuah restaurant yang ada di kota Y. Restaurant tempat dia bekerja sering dibooking untuk event - event penting seperti pesta pernikahan atau pertemuan - pertemuan.

" Memang ada apa ? mau nraktir makan ya ?" tanya Nabila

" Kamu..makan aja maunya, emang ga bosen lihat makanan melulu " jawab Lili.

" Ayang Rusli dapat undangan pesta pernikahan temannya di kota M, kamu temani aku datang ya " lanjutnya.

" kenapa aku mesti ikut..kan yang diundang cuma Rusli ama kamu " tanya Nabila heran.

" Papaku melarang pergi kalau cuma Rusli ama aku yang berangkat..kan perginya keluar kota" jelas Lili

" Ooo.. jadi aku disuruh jadi security nih ceritanya "

" Yaa.. semacam itu lah " jawab Lili sambil tertawa.

" Oke.. besok kabari aku mau berangkat jam berapa. Jangan mendadak..!! " ujarku.

****

Jarum jam sudah menunjuk ke arah jam 08.00 WIB, Nabila sedang sibuk memilih baju untuk dia pakai ke acara pesta pernikahan teman Rusli. Tadi sekitar jam 07.00 WIB Lili sudah memberi kabar kalu mereka akan berangkat jam 09.30 WIB. Nabila akhirnya memilih satu stel kebaya modern berwarna hijau tosca, menurutnya warna itu sedikit kalem jika dikenakan pada siang hari.

Setelah semua persiapan sudah selesai, Nabila menunggu kedatangan Lili di ruang tamu sambil bermain ponsel. Ibunya yang sedang duduk di ruang keluarga memanggilnya pelan.

" Bil.. "

" Iya bu.." jawab Nabila sambil berdiri melangkah menuju ke arah ibunya.

" Nanti jangan lupa beli oleh - oleh ya.." pesannya

" Jangan lupa juga kalau sudah sampai di tempat pesta, tebar pesonamu biar dapat gandengan. Ingat..sudah pantas ibumu ini gendong cucu " tambahnya.

" Ibu ini..kalau sudah waktunya nanti Nabila pasti menikah juga. Nanti Nabila kasih ibu cucu yang banyak. Sekarang cukup bersabar dulu ya.." jawab Nabila sambil mencium pipi ibunya.

Tin..Tin..

Suara klakson mobil terdengar dari luar. Pasti itu Lili dan Rusli yang datang. Nabila segera pamit mencium tangan ibunya untuk pergi ke kota M. Nabila berlari kecil ke arah pintu, dilihatnya sebuah mobil sedan parkir di depan pagar rumahnya. terlihat Lili melambaikan tangannya dari arah dalam. Nabila lalu membuka pintu belakang mobil itu. Dia duduk di bangku belakang seorang diri, sedangkan Lili duduk di bangku depan di samping Rusli yang menyetir mobil. Lili tampak cantik dengan penampilannya hari ini, dia tampak elegan dan feminim dengan gaun berwarna maroon. Tidak seperti biasanya yang hanya berpakaian casual, selalu simpel dengan atasan dan celana jeans saja. Rambutnya pun terlihat ditata rapi menambah aura kecantikannya lebih memancar.

Mereka bertiga pun akhirnya berangkat ke kota M, untuk menghadiri pesta pernikahan teman Rusli.

* Bersambung *

Episode 2

Nabila duduk di bangku belakang mobil Rusli, dia agak sedikit bosan juga duduk diam sendiri .Dia mengambil ponselnya disaku handbag yang dia bawa. Mungkin dengan bermain ponsel bisa sedikit mengurangi rasa bosannya. Di bangku depan terlihat Lili selalu bercanda dengan Rusli, walaupun yang terlihat hanya Lili yang sering tertawa. Rusli seperti biasa hanya menanggapi gurauan Lili dengan raut wajah datarnya.

Kurang lebih 2 jam perjalanan akhirnya mereka tiba di tempat tujuan. Sebuah rumah dengan desain sederhana yang dihias dengan tenda tarub dan segala perlengkapannya. Terlihat begitu meriah acara pernikahan teman Rusli ini, dilihat dari banyaknya tamu undangan yang keluar dan masuk pada acara tersebut. Rusli memarkirkan mobilnya di sebuah halaman rumah yang kelihatannya memang digunakan sebagai tempat parkir sementara. Rusli keluar dari mobil terlebih dahulu, kemudian bergerak ke arah sebaliknya membukakan pintu mobil untuk Lili keluar. Lili keluar dan membetulkan letak gaunnya, tak lupa sedikit merapikan rambutnya yang kurang rapi. Nabila ikut serta keluar dari mobil, sebentar dia berkaca di kaca mobil merapikan kebayanya. Lalu mereka bertiga melangkah menuju ke arah dilangsungkannya acara.

Sesampainya di pintu masuk tenda tarub, Rusli disambut oleh orang tua temannya. Lili dan Nabila membuntuti Rusli dengan sedikit melempar senyum kepada tuan rumah. Saling berjabat tangan dan sedikit berbasa basi dilakukan sebelum akhirnya mereka diantar masuk ke dalam rumah utama. Ternyata di dalam rumah tersebut sudah berkumpul teman - teman Rusli yang lainnya. Semacam reuni yang direncanakan, mereka saling bercengkerama bercerita tentang aktifitas masing - masing. Setelah memperkenalkan Lili dan Nabila ke teman - temannya, Rusli mengajak Lili dan Nabila untuk duduk di salah satu bangku yang sudah disediakan.

" Li.. maaf, ambil makanan dan snack sendiri ya.. Aku mau kumpul sama teman - teman dulu." kata Rusli pada Lili sambil memegang tangan Lili mesra.

" Iya..sana kumpul sama temanmu. Mumpung ketemu, kan udah lama ga ketemu. Nanti aku sama Nabila ambil makan sendiri " jawab Lili sambil tersenyum manja.

Rusli tersenyum meninggalkan Lili dan Nabila, dia kemudian duduk berkumpul kembali dengan teman - temannya.

Lili mengajak Nabila mengambil makan di tempat jamuan. Setelah mengambil secukupnya mereka kembali lagi ke tempatnya. Saat keduanya tengah menikmati hidangan, datang seorang pemuda berpostur tinggi berkulit sawo matang datang mendekati mereka, lalu berdiri di depan tempat Nabila duduk.

" Bolehkah saya duduk di sini ?" tanyanya meminta ijin kepada Nabila sambil menunjuk tempat duduk di samping Nabila yang memang kosong.

" Silahkan..tentu saja boleh " jawab Nabila singkat.

***

Lili dan Nabila sedang asyik bercanda saat Rusli datang menghampiri mereka. Dia mengajak mereka berdua untuk berkumpul dengan teman - temannya. Lili dan Nabila pun mengikuti Rusli ke arah depan, disana ada beberapa pemuda dan pasangannya tengah bercengkerama.

Nabila melihat pemuda yang tadi meminta ijin duduk disampingnya saat mereka menikmati hidangan pesta. Ternyata pemuda itu teman Rusli juga. Tak sengaja mereka berdua beradu tatap, Nabila sedikit terkejut tetapi langsung melemparkan senyum dan menganggukkan kepalanya sedikit agar terlihat tidak canggung. Pemuda itu pun melemparkan senyumannya juga..

< Oh Tuhan..manis sekali senyuman itu  > batin pemuda itu. Rasa penasaran ingin tahu lebih banyak tentang gadis itu langsung memenuhi pikirannya.

Rusli mempersilahkan Lili dan Nabila duduk. Kemudian Rusli juga mengambil tempat diantara teman - temannya.

" Bro..yang mana calon kamu ?, kok aku belum tahu" tanya pemuda tadi kepada Rusli.

" Itu yang pake gaun warna maroon..kan tadi udah aku perkenalkan " jawab Rusli.

" Aku tadi kan belum datang, ya belum tahu lah " timpalnya.

" Kalau yang satunya itu siapa ?" tambahnya sambil menyenggol bahu Rusli.

" Ohh.. itu sahabat si Lili dari sewaktu kuliah dulu. Nabila namanya " jawab Rusli.

" Masih jomblo bro.." bisik Rusli sambil menyenggol bahu pemuda itu.

Seperti mendapat angin segar, pemuda tadi tersenyum lebar. < kesempatan > batinnya. kemudian dia mendekati Nabila yang duduk di samping Lili. Setelah menyapa dan berbasa basi sedikit, dia memberanikan diri duduk di samping Nabila. Lili yang seperti tahu maksud dari pemuda itu segera pamit meninggalkan tempat kepada Nabila dengan alasan ingin duduk dekat dengan kekasihnya.

" Ngomong - ngomong perkenalkan nama saya Firman" kata pemuda itu sambil mengulurkan tangannya pada Nabila.

" Oh..nama saya Nabila " jawab Nabila sambil menyambut tangan Firman

Dari perkenalan itu, keduanya sudah mulai lancar dalam berkomunikasi. Sesekali terlihat Nabila tersenyum dan tertawa kecil menanggapi ucapan serta gurauan Firman. Hingga akhirnya mereka pun sepakat bertukar no ponsel untuk mempermudah hubungan kemudian.

Sudah 3 jam lamanya mereka berada di pesta pernikahan tersebut. Layaknya reuni yang sudah terencana mereka bercanda bersama, sampai - sampai sang kedua pengantin ikut turun dari pelaminan guna bercengkerama dengan teman - temannya. Sebelum berpamitan , sesi foto - foto dilangsungkan meriah. Khas dengan gaya - gaya mereka yang kocak supaya bisa menjadi moment yang terlupakan di kemudian hari.

***

Rusli, Lili dan Nabila sudah berada di perjalanan pulang sore itu. Nabila yang duduk di bangku belakang sibuk bermain ponselnya. Dia sedang chatting dengan Firman melalui sebuah aplikasi. Tidak seperti keberangkatan tadi pagi yang dirasa sangat membosankan, perjalanan pulang sore ini terasa sangat cepat. Nabila sudah sampai di depan rumahnya, setelah berpamitan dengan Lili dan Rusli dia segera keluar dari mobil tersebut. Lili melambaikan tangan sambil mengucapkan terima kasih kepada Nabila yang sudah sudi menemaninya hari ini. Sebuah kecupan jarak jauh dilemparkan ke Nabila dengan gaya manjanya, Nabila pun menyambut kecupan itu dengan tersenyum.

Episode 3

Nabila baru saja merebahkan tubuhnya di ranjang hangatnya setelah selesai membersihkan diri. Hari ini dia mendapat giliran kerja shift kedua sehingga malam hari baru bisa pulang. Ponsel yang diletakkan di meja samping ranjangnya bergertar tanda ada pesan masuk. Sebuah nama yang tertera di layar ponsel itu membuat Nabila tersenyum. Segera di balasnya pesan tersebut setelah membaca isinya. Tak selang berapa lama ponselnya berdering tanda seseorang menelpon.

" Hallo...Assalamualaikum " sapa Nabila

" Waalaikumsalam..Nabila " sahut suara diseberang sana.

" Maaf..malam - malam begini mengganggu istirahat kamu " sambung suara itu

" Ga kok..ga ganggu sama sekali, aku baru aja selesai mandi malam ini. Apa kabar Mas Firman ?" sahut Nabila. Ternyata Firman, seorang pemuda yang dikenalnya hari kemarin saat di pesta teman Rusli yang sedang menelepon. Sudah kesekian kalinya Firman menghubungi Nabila, dia seperti sudah mempunyai waktu yang terjadwal untuk menelepon Nabila. Pagi hari saat dia mau berangkat bekerja, siang hari saat istirahat, sore hari setelah pulang bekerja dan malam hari saat akan beristirahat. Firman merasa cocok saat mengobrol dengan Nabila, sebaliknya Nabila juga merasa nyaman mengobrol dengan Firman. Mereka merasa mempunyai kesamaan dalam menjalin sebuah pertemanan. Tak terasa waktu terus berputar hingga larut malam. Nabila melihat jam dinding menunjukkan pikul 01.00 WIB saat Firman menyudahi panggilannya. Dia segera bersiap - siap untuk istirahat karena besok dia harus bekerja.

***

Akhir pekan ini sepulang bekerja Nabila mempunyai janji bertemu dengan Lili di cafe tempat biasa mereka bertemu. Jam di tangan Nabila menunjukkan pukul 15.00 WIB. Nabila lansung meluncur ke arah cafe setelah pulang dari restaurant tempat dia bekerja. Tak berapa lama dia sudah sampai di cafe tersebut, dia segera mencari tempat yang nyaman di salah satu sudut cafe. Setelah menempatkan tubuhnya di bangku cafe, dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Lili. Pesanan Nabila baru saja sampai saat dia mendengar suara memanggilnya.

" Na..."

Nabila menoleh ke sumber suara, dia melihat Lili berjalan ke arahnya sambil melambaikan tangan. Dia membalas lambaian tangan Lili sambil tersenyum juga. Nabila agak terkejut saat melihat orang yang berada di belakang Lili, mengikuti langkah Lili. Rusli dan seorang pemuda yang dia kenal.

' Mas Firman.." gumamnya lirih.

Lili sudah sampai di bangku depan tempat Nabila duduk. Lili menempatkan tubuhnya di bangku tersebut diikuti oleh Rusli yang duduk disebelahnya. Sedangkan Firman setelah berjabat tangan dengan Nabila duduk di bangku sebelah Nabila. Nabila masih belum begitu percaya jika pemuda yang duduk disebelahnya adalah Firman, dia terus memandang ke arah Firman.

" Ehm..Ehm..sepertinya ada yang terkesima dengan ketampananku hari ini " celetuk Firman narsis, yang membuat Nabila sadar dan langsung menundukkan wajahnya. LIli dan Rusli tertawa melihat tingkahnya.

" Na.. kaget ya. Hari ini Mas Firman baru aja datang ke sini " kata Lili

" Iya Na.. kebetulan tadi ada pertemuan di kantor pusat " tambah Firman memperjelas.

Nabila hanya manggut - manggut saja tanda mengerti, entah kenapa dia merasa senang Firman berada di kota ini.

Mereka berempat terus bercengkerama di cafe tersebut hingga waktu bergulir dengan tak terasa memasuki waktu sholat maghrib. Setelah melaksanakan sholat maghrib berjamaah di sebuah mushola yang ada di area cafe tersebut, mereka sepakat untuk melanjutkan acara berjalan - jalan di mall yang ada di kota Y ini. Setelah puas dengan acara hari ini akhirnya Lili dan Rusli pamit untuk pulang. Tinggal Nabila dan Firman berdua yang sedang duduk di sebuah bangku panjang yang ada di pinggir jalan utama kota Y. Sinar lampu kota yang temaram menyinari kedua insan yang hanya saling diam, tak tahu harus berbincang apa lagi.

" Na.. " panggil Firman menetralisir suasana.

" Hmm.. " jawab Nabila pelan.

" Aku boleh minta tolong tidak ? Aku mempunyai sedikit beban yang selalu membuat aku bingung harus bagaimana mengatasinya " sahut Firman sambil menundukkan kepalanya. Nabila langsung menoleh ke arah Firman, dia tak menduga bila Firman mempunyai masalah yang berat. Selama dia kenal dengan Firman melalui obrolan - obrolan mereka tidak tersirat sedikitpun beban itu. Yang dia tahu hanya seorang Firman yang ceria, berwibawa dan pengertian.

" Ada beban apa Mas..jika aku bisa pasti aku akan membantunya. katakan Mas.." kata Nabila berusaha membuat Firman baikan.

Firman menggeser sedikit posisi duduknya menghadap ke arah Nabila, dia mengambil kedua tangan Nabila dan menggenggam kedua tangan itu dengan lembut. Firman menatap kedua mata Nabila yang bulat indah. Nabila menurut saja ketika kedua tangan Firman menggenggam tangannya, dia juga membalas tatapan mata Firman yang sangat hangat.

" Na..aku minta tolong padamu. Maukah kamu memberikan kesempatan kepada kapalku untuk bersandar di pelabuhanmu ? " jawab Firman sambil memgang erat tangan Nabila.

Nabila terkejut mendengarnya...' apa ini' batinnya. Apakah Firman sedang memintanya untuk menjadi kekasihnya?. Nabila menatap mata Firman dalam - dalam seakan ingin mencari pembenaran di dalamnya. Bibirnya tertutup rapat tak tahu harus mengucapkan kata apa.

" Na.. jika kau masih belum bisa menjawab, aku masih bisa menunggunya Na.." suara Firman membuat Nabila sadar.

" Tidak..tidak.." spontan jawab Nabila sambil menggeleng - gelengkan kepala.

" Kenapa tidak Na..?" Firman terkejut dan kecewa dengan jawaban Nabila.

" Ehm..bukan..bukan itu maksud ku.." tukas Nabila secepatnya. Nabila bingung harus menjawab apa. Bagi dia Firman adalah seorang satu - satunya pemuda yang bisa membuat nyaman saat ini. Firman adalah pemuda yang bisa menjadi teman dan juga kakak yang baik saat ini. Jika dia menerima Firman menjadi kekasihnya apakah tidak terlalu cepat tahap ini, baru beberapa hari lalu dia mengenalnya. Namun jika dia menolak Firman dia takut kehilangan sosok pemuda yang membuat hatinya nyaman ini. Akhirnya..

" Mas.. aku...." gagap suara Nabila. Firman masih menunggu kata yang akan keluar dari bibir Nabila.

" Aku.. mau menerima kapalmu untuk bersandar di pelabuhanku." jawab Nabila pelan, dia langsung menundukkan kepalanya menahan malu. Firman yang mendengar jawaban itu spontan langsung meraih Nabila ke pelukannya. Dia tertawa bahagia saat gadis itu menerimanya. Dia memeluk Nabila dengan sangat erat seperti enggan untuk melepasnya. Nabila hanya tersenyum saat tubuhnya dipeluk oleh Firman, rasa bahagia meliputi hatinya saat ini. Suara jantung yang berdetak kencang seakan menjadi irama malam ini. Nabila ingin terus merasakan kehangatan yang diberikan oleh seorang Firman.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!