NovelToon NovelToon

Daffa Dan Shafa

Episode 1

Shafa adalah murid pindahan dari Yogyakarta yang baru saja masuk ke SDN 04 Pagi Kelapa Gading, di pertengahan semester 1.

Berita masuknya anak baru di kelas 6A, mengundang perhatian kelas 6 yang lain.

Sekolahnya memang hanya memiliki 2 kelas untuk kelas 6, tetapi sekolahnya berbagi lapangan dan gedung dengan SDN 03 Pagi, sehingga murid kelas 6 SD sebelah pun mengetahui keberadaan anak baru di sekolah sebelahnya yang kelasnya hanya dipisahkan oleh lapangan upacara.

Pada saat istirahat, seperti biasa, keberadaan anak baru mengundang penasaran murid lain, mulailah perkenalan dengan teman sekelasnya.

"Eh lo pindahan dari mana?" tanya salah satu siswi.

"Dari Jogja," jawab Shafa dengan ogat Jawanya yang kental, sehingga terdengar lucu bagi teman-teman barunya.

"Kok pindahnya ngeri gini, kan sudah menjelang ujian?" tanya siswa yang lain.

"Bapak dipindahkan tugas kesini dan harus segera pindah, ya mau nggak mau harus pindah," jelas Shafa kepada teman sekelasnya.

Kehadiran Shafa ternyata mengundang banyak penasaran, termasuk dari sekolah sebelah.

"Eh ngapain Lo kesini?! mo lihat anak baru yaa? ada yang mau kenalan nii yee!" goda salah satu murid.

"Hush tahu aja Lo! eh siapa namanya? pindahan dari mana?" tanya Daffa.

"Tanya sendiri! masuk aja, lagi jumpa fans di dalam."

"Yeee kita disuruh mengajukan diri, kan gue malu, sok malu dikit laah," ucap Daffa yang masih berdiri di depan pintu kelas mencari wajah anak baru.

Shafa yang sudah mulai kegerahan karena banyak yang mengajaknya berkenalan, akhirnya memilih untuk meninggalkan ruang kelasnya.

"Maaf ya, permisi dulu," ucap Shafa sambil berjalan ke luar kelas untuk mencari udara segar.

Daffa akhirnya dapat melihat wajah anak baru tersebut dan dengan percaya diri mengulurkan tangannya ketika Shafa melewatinya.

Tetapi Shafa tidak melihat uluran tangan Daffa bahkan ia tidak melihat adanya laki-laki di depan pintu kelasnya, sehingga ia terus berjalan menuju lapangan.

Keringat menetes dari wajah Shafa, kemudian ia berjalan menuju keran d pinggir lapangan untuk menyegarkan wajahnya yang terasa lengket oleh keringat.

Mata Daffa hanya terus mengikuti ke arah Shafa pergi dengan tangannya yang masih kearah depan seperti hendak mengajak bersalaman, sampai salah satu teman kelas Shafa, meraih tangannya dan, "Saya terima nikahnya dan kawinnya..."

"WOII! Apaan Lo!" protes Daffa sambil menahan malu dan segera menampik tangannya.

"Yee, Lo yang ngapain di depan kelas orang?!sekolah Lo tuh disono noh!" sambil menunjuk ke seberang lapangan.

"Mau lihat anak baru, eh sapa namanya?" tanya Daffa tidak perduli dengan yang lain sambil matanya mencari keberadaan Shafa yang sudah berjalan ke arah kantin.

"Tanya sendiri! Laa elo ngapain anak baru lewat malah diem. Daf, balik ke sekolah Lo sana!" usir Doni teman sekelas Shafa.

"Ah ribet Lo, ntar gue balik lagi, penasaran gue!" ucap Daffa sambil berjalan ke arah lapangan menuju kelasnya.

Saat pulang sekolah tiba, Daffa menunggu Shafa di depan gerbang sekolah dan tak butuh waktu lama ia melihat Shafa tengah berjalan menuju gerbang. Ia pun bersiap-siap untuk berkenalan. Ketika Shafa berjalan ke arah gerbang, sudah satu langkah menuju gerbang, tanpa menunggu lagi, Daffa mencegatnya.

"Eh anak baru yaa, kenalin __"

Tetapi Shafa hanya melirik kemudian lanjut berjalan menuju mobil yang telah menjemputnya.

"Yeee cantik-cantik jutek amat yak! perasaan gue ganteng begini, tapi tuh cewek, nengok juga kagak! waa bikin penasaran aja! baiklah, misi bersambung esok hari," gumam Daffa dan mulai menjalankan sepedanya menuju rumah.

Sementara itu, Shafa yang baru saja sampai di rumahnya, telah kembali ke karakter aslinya yang santai.

"Assalamu'alaikum, Bu, aku pulang!" teriak Shafa dari pintu masuk.

"Wa'alaikumsalam, sing sopaaaan... wis dikandani nek salam kui ojo mbengok-mbengok cah ayuuuu!" tegur ibu Shafa. (Yang sopan, sudah dibilangin kalau salam itu ga boleh teriak-teriak, anak cantik!!)

"Alhamdulillah kulo diarani cah ayu, matur nuwun sanget nggih, kulo bade munggah rumiyin nggih Bu," jawab Shafa sambil mencium tangan ibunya kemudian naik ke lantai atas menuju kamarnya.

(Alhamdulillah aku di bilang cantik, makasih banyak ya, aku naik dulu)

"Bocah kok koyo ngono tho yo?!"

(Anak kok kayak gitu amat yaa!!)

Di malam harinya, seluruh anggota keluarga Shafa berkumpul untuk makan malam bersama dan seperti biasa, momen ini digunakan untuk saling bertukar cerita.

"Gimana hari pertama masuk sekolah," tanya ayah Shafa.

"Hmm panas, aku kok dikerubungi!"jawab Shafa.

"Semut sing ngerubungi!" celetuk Syifa kakak Shafa.

"Hooo tandane aku manis!" sahut Shafa lengkap dengan senyum nakalnya.

"Menyesal aku __"

"Yes, 1 - 0!" Shafa bersorak.

"Iki opo tho yoo, wis mangan wae, ojo padu," tegur ibu Shafa.

(ini apa sih, sudah makan saja, jangan bertengkar)

"Ono sing ganteng 'ra?" tanya Syifa

(ada yang ganteng nggak?)

"Mboh, aku nggak merhatiin," jawab Shafa.

" Nduwe adi kok koyo ngene cueknya tho, Bu!" ucap Syifa gemas dengan jawaban Shafa. (punya adik kok kayak gini cueknya sih, Bu)

"Mbak, aku kan masih kecil, aku masih SD, aku nggak lihat laki-laki, aku lihatnya __"

"Jajan!" potong Syifa.

"100!"

"Jadi kamu nggak bisa lihat Bapak sama Mas Syafiq?" celetuk Syifa.

"Dhudhu aku sing ngomong lho ya," jawab Shafa.

Ayah dan ibu Shafa sudah terbiasa mendengar kedua anaknya ini bercakap-cakap tanpa arah, sehingga mereka hanya membiarkan saja, hiburan tersendiri kalau kata Syafiq.

Shafa adalah bungsu dari tiga bersaudara. Kakak pertamanya bernama Syafiq Ahmad, berusia 18 tahun dan baru saja memasuki jenjang universitas. Ia kuliah di jurusan Manajemen semester 1, di universitas negeri nomor satu di Indonesia.

Lalu, kakak Shafa yang kedua adalah Syifa, yang tiga tahun lebih tua darinya. Syifa bersekolah di SMUN favorit di bilangan Pulomas, Jakarta Timur, di kelas 10.

"Shafa, kamu ini kan menjelang UN, jadi harus siap, kalau ada pelajaran yang tidak kamu pahami harus langsung tanyakan ke guru," ucap ayah Syafa menasehati.

"Inggih Pak, pekan depan sudah mulai try out sekolah tadi sudah dikasih jadwalnya," jawab Shafa.

"Waah sinau (belajar)!" celutuk Syifa.

"Iya dong! sebuah prestasi tersendiri ketika Shafa mulai belajar."

"Alhamdulillah anak ibu akhirnya sadar juga kalau harus belajar."

"Iya, suwi (lama) pingsannya dia tuh!" celetuk Syifa lagi.

"Aku ora krungu, aku ora weruh. Bu, ndhuwe kakak kok koyo ngene tho yoo!"

(Aku nggak dengar, aku nggak lihat. Bu, aku kok punya kakak kayak gini amat ya? !" )

"Uwis, uwis, wis meneng kabeh!" ucap ibu Shafa yang mulai gerah dengan kedua anak gadisnya.

(sudah, sudah, sudah diam semua!)

"Selesaikan makannya, terus lanjut belajar!"

"Inggih Bu," jawab keduanya sambil segera menyelesaikan makan malamnya.

Selesai makan malam, Shafa dan Syifa berbincang santai di dalam kamar mereka.

"Shaf, serius nih mbak nanya, gimana tadi di sekolah? kamu sudah dapat teman?"

"Udah, teman sebangku namanya Cici, anaknya cantik putih, ramah banget," jawab Shafa.

"Trus di depanku ada Amel sama Santi," lanjut Shafa.

"Yang cowok?"

"Napa, aku nggak merhatiin!"

"Hmmm kebiasaan! waktu di Jogja, temen-temenmu yang laki-laki pada protes ke aku, 'Shafa tuh nggak pernah perhatian sama anak laki, cuek banget, kalau diajak ngomong suka di tinggal pergi! gimana sih kamu!"

"Laaa wong aku nggak ada urusan sama mereka, ya ta' tinggal pergi wae," jawab Shafa.

"Yaa tapi nggak gitu juga Shaf, bahaya lho kalau mereka marah," tegur Syifa.

"Males ah, Mbak!"

"Besok, kalau ada yang ngajak kenalan lagi, jangan kamu tinggal pergi, nggak sopan!"

"Hmmm harus ya?"

"Iya lah, gimana sih kamu?!"

"Yowes, sesuk ta' ladeni permintaan pertemanannya!"

Episode 2

Keesokan harinya, Daffa telah menunggu kedatangan Shafa, rasa penasarannya membuat ia rela datang lebih pagi ke sekolah.

Tak lama, terlihat mobil sedan berwarna biru berhenti dekat sekolah. Shafa turun dari mobil dan berjalan menuju sekolahnya.

Daffa yang telah menunggu pun bersiap-siap untuk berkenalan dengan Shafa.

" Hai, gw yang kemaaa... "

" Ren ngajak kenalan di depan kelas kan?? Aku Shafa... maaf ga usah pake salaman "

Daffa pun menarik tangannya.

" Eh iya, gw Daffa... eee nama kita mirip ... kata orang kalau ada yang mirip tuh..

" Ga kreatif!! kalau sama atau mirip sama orang lain yaa ga kreatif!! Aku masuk duluan" Shafa meninggalkan Daffa di gerbang sekolah.

" Gw salah apa yak?? kok gw jadi bingung?? "

Daffa kemudian masuk menuju kelasnya dengan wajah yang terlihat bingung.

" Napa Lo Fa?? tumben datang pagi?? biasa 5 menit sebelum bel Lo baru nongol?? " tanya Rafi teman sebangku Daffa.

" Oh, ga pa-pa. Pingin aja datang pagi, merasakan menjadi siswa rajin itu gimana rasanya "

" Beuh gaya Lo rajin!!! ntar juga pinjam PR!! "

" Nah tuh tahu, jadi mana PRnya?? "

Daffa dengan segala kebingungannya memulai harinya dengan meminjam PR, berharap siang nanti Shafa sedikit ramah padanya.

Hari itu Daffa tidak menghampiri kelas Shafa, ia memilih menunggu waktu pulang.

" Faaa!! eh kok gw manggil gw sendiri?? Shaff!!! Shafa!! " panggil Daffa.

Shafa yang baru keluar dari kelasnya pun menjadi perhatian kembali, karena Daffa tiba-tiba memanggilnya.

Dengan wajah kesal,

" Opo tho!! ngundang uwong kok mbengok-mbengok !!! " protes Shafa dengan bahasa Jawa lengkap yang membuat Daffa...

" Hee?? gw ga ngundang Lo, emang gw punya acara apaan?? kok gw ga tahu?? "

" Hmm koyo ngene iki!! ne ora mudeng iku mbok yo meneng wae, ra sah mangsuli, ne' salah yoo isin tho yoo "

( hmm kaya gini nih!! kalau ga ngerti itu ya diam aja, ga usah dijawab, kalau salah kan malu )

" Mang Suli itu siapa??! gw ga kenal!! eh jangan pakai bahasa ajaib itu dong!! gw ga ngerti!! "

" Apa siii?? " jawab Shafa kesal.

" Ga pa-pa sih, kan gw cuma pingin kenal sama Lo "

" La kan wis mau, sampeyan wis ngerti jenengku, wis ngerti kelasku, opo meneh?? "

( Lho tadi kan sudah, kamu tadi sudah tahu namaku, sudah tahu kelasku, apa lagi?? )

" Mau apa sih?? Wis wes... wes ewes ewes bablas tuh iklan!! gw ga ngerti lo ngomong apa???!!! pakai bahasa manusia dong!!! "

" Hoo bocah njaluk dipites tenan iki!! "

( Hooo bocah minta di pencet (menggunakan 2 kuku jempol seperti membunuh kutu) bener nih)

" Haduh gw nyerah deh!! ntar kalau Lo dah berbahasa manusia baru gw samperin lagi!! " Daffa pun pergi meninggalkan Shafa.

" One down!!! Yes!! " Shafa senang berhasil menyingkirkan Daffa, paling tidak untuk sementara waktu.

Daffa dengan sedikit kesal, pulang dengan menaiki sepedanya. Rasa penasaran akan Shafa akan ia redam sampai, ntah sampai kapan. Tapi untuk sementara waktu ia memutuskan untuk tidak mendekati Shafa.

Keesokan harinya di kelas,

" Shaf!!! kemaren ngapain Daffa manggil lo??" tanya Cici.

" Ga tahu, aku ga kenal juga, memangnya kenapa?? "

" Hati-hati aja, Daffa tuh tukang ngegombal, anak SMP aja digombalin sama dia!! "

" Ga salah?? kita SD lho kok iso?? "

" Tapi ora popo, gombal iku ga mempan karo aku, tamengku wis kandel!! " lanjut Shafa.

" Duh gw ga ngerti lo ngomong apa!! tapi intinya jangan deket-deket Daffa!!

" Ok!! aku mengerti!!" jawab Shafa.

Shafa pun tidak terlalu ambil pusing tentang Daffa. Ia lebih memilih berkonsentrasi untuk ujian nasional yang akan dijalaninya beberapa bulan lagi.

Pekan itu, Shafa dan Daffa serta seluruh siswa kelas 6 disibukkan dengan latihan soal UN.

Pekan berikutnya diumumkan hasil latihan soal dan Shafa meraih peringkat 3 di kelasnya, membuat seluruh teman-teman barunya memandanginya.

" Wuiii kacau Lo, baru masuk udah masuk 3 besar aja!! " kata Cici.

" Kalau aku kacau yoo ora iso mlebu 3 besar thoo " jawab Shafa santai.

" Duuu Shaaaffff, bahasa Lo, gunakan bahasa yang dimengerti sejuta umat dong!! "

" Laaa Iyo, boso jowo iku akeh sing padha ngerti, luwih lan sejuta!! "

" Aaaa gw ga ngerti Lo ngomong apa!! "

" Hihihi bahasa Jawa itu banyak yang ngerti, penggunanya lebih dari sejuta umat!! "

" Iyee tapi bukan umat Jakarta!! " protes Cici.

" Hahaha maaf sengaja!!! " canda Shafa.

Setelah beberapa pekan menjadi siswi di SDN 04 Pagi, Shafa terlihat cepat populer selain karena dirinya yang tampil apa adanya, juga karena bahasa campuran Jawa yang sering ia gunakan walaupun pada saat itu logat jawanya sudah tidak terlalu kental.

Try out demi try out sudah dijalani, tiba masa Ujian Nasional. Pekan yang cukup hening, konsentrasi penuh untuk dapat menyelesaikan soal-soal UN dengan baik.

Tibalah hari terakhir UN,

" Alhamdulillah, selesaaaaiii!!! aku bisa ngomik lagiiii!!!! " ucap Shafa lega.

" Eh, Lo baca komik apa?? pinjem dong!! " tanya Cici.

" Apa aja yang lucu, aku juga bacanya nyewa ga beli, cuma dikit kalau yang beli. Eman-eman duite mending buat makan!! "

" Siapa eman?? " tanya Cici bingung.

" Eman itu maksudnya sayang, sayang uangnya kalau buat beli komik!! " jelas Shafa.

" Ooo, eh ngomong-ngomong, dah lama Daffa ga nyamperin Lo, kayaknya terakhir semester lalu sebelum try out?? "

" Hmm aku ga merhatiin, mungkin.... aaah biarin aja paling dia capek aku cuekin!! "

" Hahaha bisa jadi Shaf!! "

Tibalah masa pengumuman UN, para siswa dengan harap-harap cemas menunggu namanya dipanggil oleh wali kelas, sesuai dengan urutan absen,

" Shafa "

Shafa pun maju mengambil amplop berisikan nilai hasil UN-nya.

Shafa pun membukanya, dilihatnya angka nilai matematikanya, dengan menutup satu matanya ia pun membaca hasilnya 52,4, seperti yang ia duga, nilai matematikanya hancur, karena disaat ujian, badannya panas dan kepalanya sakit. Tapi hasil keseluruhan masih diatas rata-rata, yakni 24,3.

Setelah menerima hasil UN, wali kelasnya pun mengumumkan untuk pendaftaran SMP.

" Pekan depan, sudah dimulai pendaftaran untuk masuk SMP, siapkan hasil UN, raport dan akte kelahiran kalian "

" Baik Bu "

Waktu pulang sekolah ramai siswa yang mencorat-coret seragam sekolahnya. Shafa pun menghindari, siang itu ia terlambat dijemput, sehingga Shafa menunggu di rumah Cici yang terletak di komplek seberang sekolah.

" Masuk mana ntar?? "

" Masuk kamar, mo selonjoran "

" Lo sehat??!! "

" Alhamdulillah, anggota tubuh masih lengkap"

" Iya deh, eh Lo ga penasaran sama Daffa?? kayaknya menghilang dari peredaran, jarang keliatan "

" Ga, soale biasanya arwah yang penasaran " jawab Shafa santai, sedangkan Cici sudah menyerah untuk melanjutkan percakapannya dengan Shafa.

Tak lama,

" Shafa!!! " tiba-tiba ada yang memanggil dan suaranya tak asing di telinga Shafa.

" Duh bocah kuwi meneh!!! ono opo tho yoo, kok yaa ora kapok-kapok ngundang aku wae" gumam Shafa dalam hati.

( Duh, anak itu lagi!! ada apa sii, kok ga, kapok-kapok manggilin aku aja )

" Yaaa, kok kamu tahu aku disini?? " tanya Shafa.

" Nanya lah!! "

Cici kemudian membuka pagar dan mempersilahkan Daffa masuk.

" Makasih Ci "

" Eh hasil UNnya gimana???? masuk SMP mana?? " tanya Daffa.

" Yaa gitu Daf, eh lo mau masuk mana?? gw paling SMP sebelah, deket! " jawab Cici.

" Gw masuk... sama lah SMP sebelah!! " jawab Daffa.

" Lo gimana Shaf?? " tanya Daffa lagi.

Sambil beranjak pergi, melihat mobil jemputannya datang.

" Aku masuk mobil. Pulang yaa Ciii, makasiiii. Assalamu'alaikum!! "

" Wa'alaikumsalam " jawab Cici dan Daffa.

Setelah mobil jemputan Shafa pergi,

" Ciiii, gw salah apa sih sama Shafa???!!! kok dia gitu amat ke gw Ciiii!!! "

" Ga usah ke elo Daf, gw aja capek tiap hari ngadepin anehnya "

" Masa' tadi gw tanya, penasaran ga sama elo, eh dia jawab ' ga, soalnya biasanya arwah yang penasaran'!!! "

" Hihihi ternyata lucu juga!! yowes makasih Ci, sampai ketemu di SMP sebelah!! Assalamu'alaikum "

" Wa'alaikumsalam "

MASUK SMP

Hari pertama menjadi murid SMP, yang berubah adalah seragamnya, sedangkan teman-teman mayoritas masih sama dengan yang di SD.

" Akhirnya diriku putih-biru juga!! eh ga, sekarang hari Senin tetap putih-putih" ucap Shafa yang sedang bersiap untuk menyambut hari pertamanya masuk SMP.

Setelah sarapan, Shafa pun berpamitan untuk berangkat ke sekolah.

" Pak, Bu Shafa berangkat yaaa!! "

" Syifa jugaaa!! "

" Eh Mas Syafiq ga berangkat tho?? " tanya Shafa.

" Ora, aku mlebu ne awan, mengko jam 10 " jawab Syafiq.

" Ooo yowes aku berangkat Pak, Bu. "

Setelah rutinitas pagi Syifa dan Shafa pun berangkat ke sekolah dengan diantar supir.

" Gugup opo ora?? " tanya Syifa.

" Gugup kenapa?? "

" Yaa hari pertama masuk SMP!! Deg-degan gitu?? "

" Ga, biasa aja"

" Dek, kamu iku jadi cewek sing manis dikit gitu lho, mbok ora judes sing akeh senyum. "

" Inggih mbak yuuu." jawab Shafa dengan senyum terpaksa.

Tak lama mereka pun sampai di sekolah Shafa.

" Mbak aku duluan. Makasih Pak Agung, Assalamu'alaikum. "

" Wa'alaikumsalam. "

Shafa pun memasuki halaman SMPN 123. Shafa lalu menuju papan pengumuman pembagian kelas.

" Hmm 7F"

Shafa pun mencari kelasnya yang terletak di lantai 2. Tiba-tiba....

" Hmmm gw sekelas sama Shafa nih!!! mana tuh bocah!! " Daffa mencari Shafa yang berdiri tak jauh darinya.

Shafa menarik nafasnya dan berjalan memasuki kelasnya. Mencari bangku yang strategis dan kosong.

Akhirnya Shafa memilih di deretan ketiga dari depan dan 3 dari pintu.

Tak lama datang Cici yang ternyata sekelas dengannya lagi.

" Ci!!! sini!! bareng aku duduknya!! "'

Cici melihat ke arah Shafa tapi ia bingung, kemudian ia mendekati Shafa dan...

" Seriuuuuus Looooo!!!! "

" Iya serius, udah duduk sini, barengan!! "

" Dari kapaaaan!!! "

" Dari tadi "

" Gw serius nanya... dari kapan lo pake jilbab?? "

" Dari rumah tadi pas selesai mandi "

" Shaf, kehidupan gw kemarin sewaktu liburan itu menyenangkan, di saat hari ini masuk dan gw harus ketemu Lo lagi.... kenapaaaa??!!kenapaaa gw sekelas sama Lo lagi??!! pakai sebangku juga ??!!! cari temen yang lain!!! jangan nyiksa gw kayak gini!!! " protes Cici.

" Yaaa kalau kamu ga mau sekelas sama aku bilang ke guru, kalau ga mau sebangku yaa silahkan pindah!! gitu aja kok repot!! "

" Aaa capek deh gw!! " Cici pun dengan berat hati menarik kursi disebelah Shafa.

Daffa masih sibuk mencari Shafa, hampir menjelang bel upacara, belum juga ia temui.

" Heran, hari pertama kok dia terlambat?? kenapa?? "

Dari dalam kelas terdengar,

" Shaf, ayo buruan kita upacara nih!!! " ucap Cici yang bergegas keluar kelas menuju lapangan.

Daffa mendengar nama Shafa dipanggil pun mencari di dalam kelas, tetapi yang didapatinya hanya seorang gadis putih mungil berjilbab.

Daffa pun terbelalak, tak percaya dengan penglihatannya. Shafa si cewek jutek itu pakai jilbab!!!!!

" Shaf??? ini beneran lo Shaf?? " tanya Daffa.

" Bukan, aku jelmaannya....hihihi " jawab Shafa dengan gaya khas hantu di televisi.

Lalu seperti biasa, Shafa segera berlalu keluar kelas menuju lapangan upacara.

" Yeeeaaa gw ditinggal lagi, waaa tu cewek!!! kasus banget!!! bisa-bisanya ninggalin gw bolak-balik!! "

Daffa pun berlari mengejar Shafa, tetapi Shafa terlalu cepat, ia sudah masuk dalam barisan upacara.

Sesudah upacara, semua siswa kembali ke kelas masing-masing, dan para wali kelas memasuki kelasnya.

Sebelum wali kelas masuk, Daffa memindahkan tasnya ke kursi depan Shafa, yang artinya ia mengusir temannya yang sudah menempati kursi itu.

Shafa pun menendang kursi Daffa. Daffa hanya tersenyum senang.

" Assalamu'alaikum, Pagi semua. Saya Bu Rita, saya guru Bahasa Inggris dan wali kelas kalian. Apakah kalian sudah saling berkenalan?? Ibu yakin beberapa dari kalian telah mengenal satu sama lain karena dari sekolah yang sama, tetapi pasti beberapa cari kalian tidak saling kenal karena dari sekolah yang berbeda. Untuk itu silahkan perkenalkan diri kalian satu per satu di depan kelas di mulai dari barisan depan kanan saya. Cukup nama dan asal sekolah, atau ada yang lain mau ditanyakan bisa nanti. "

Satu persatu siswa maju ke depan kelas untuk memperkenalkan diri, di mulai dari siswa yang duduk pada baris pertama.

Sampailah pada giliran Daffa untuk memperkenalkan diri.

" Assalamu'alaikum, nama saya pasti sudah banyak yang tahu kan. Tapi kenalan lagi deh. Saya Daffa Fariz, dari SDN sebelah, SDN 03 Pagi. Saya anak ke-2 dari 2 bersaudara alias bungsu. "

Daffa pun mendapatkan sorakan dan tepukan tangan dari teman-teman sekelasnya.

" Ada yang mau ditanyakan ke Daffa?? " tanya Bu Rita.

" Udah punya cewek blooooommm!!! " celutuk salah satu siswa yang disambut sorakan.

" Alhamdulillah belum, masih membuka lowongan. "

Suasana kelas pun kembali ramai.

" Sudah cukup!! Daffa silahkan kembali duduk." Bu Rita menyudahi perkenalan Daffa.

Akhirnya tiba giliran Shafa,

" Assalamu'alaikum, nama saya Shafa Marwah, dari SDN 04 Pagi."

" Sebentar, Shafa sama Daffa kalian kembar?? namanya mirip, wajahnya juga mirip?? " tanya Bu Rita yang membuat keramaian di dalam kelas.

Sebelum sempat Shafa menjawab, Daffa terlebih dahulu menjawab dengan versinya.

" Kembar sih ga Bu, tapi kalau mirip katanya berjodoh Bu... "

Tawa dan siulan pun bergemuruh dari dalam kelas.

Shafa yang masih berdiri di depan kelas bagaikan Sun Go Han yang akan mengeluarkan jurus Kamehameha-nya. Sedangkan Daffa yang memperhatikan Shafa hanya menutupi wajahnya dari tatapan tajam Shafa.

" Sudah cukup!!! Shafa kamu bisa kembali duduk."

Setelah selesai perkenalan, Bu Rita pun memulai dengan pemilihan pengurus kelas.

" Kita mulai pemilihan pengurus kelas, ketua kelas dan wakilnya, sekretaris dan bendahara, jadi ada 4 nama yaa. "

Setelah pemilihan suara maka Daffa terpilih menjadi ketua kelas dan Shafa sebagai sekretaris kelas.

Pelajaran pun dimulai, hingga istirahat tiba.

" Shaf, jajan yuk !!" ajak Cici.

" Aku males, titip aja." jawab Shafa sambil meletakkan kepalanya diatas meja yang dengan beralaskan lengannya.

" Napa Lo, ya udah gw beliin yang dikit antrinya ya. "

" Terserah, eh uangnya di kantong kanan tas "

Cici pun mengambil 5000 dari kantong tas Shafa.

" Oke, gw jajan dulu yaa. "

Daffa tadinya ingin ke kantin, tetapi setelah melihat Shafa tetap di kelas, ia akhirnya memilih untuk mengobrol dengan Shafa.

" Shaf, napa Lo ?? sakit?? "

Shafa tak menjawab.

Akhirnya Daffa berbalik badan.

" Laaa dia tidur!!! "

" Serius ini cewek parah banget!!! "

Daffa hanya dapat menggaruk-garuk kepalanya dan menunggui sampai Shafa bangun.

Tak lama, Cici datang membawa 2 plastik otak-otak.

" Laaa ni bocah tidur!! Shaf!!! bangun!!! katanya nitip !! "

Shafa yang masih mengantuk pun terbangun,

" Hmmm makasih... maaf aku ngantuk banget "

" Emang Lo tidur jam berapa semalem?? "

" Ga tau, pas merem aku ga ngeliat jam, " jawab Shafa sambil memakan otak-otak.

" Menyesal diriku bertanya."

Daffa yang mendengarkan jawaban Shafa, tertawa kecil.

" Eh Daf, kok Lo ga jajan?? " tanya Cici.

" Ga pa-pa, lagi males aja. "

" Shaf!! Lo tiap hari dianter jemput?? " tanya Daffa.

" Iya, kenapa?? "

" Emang rumah Lo jauh?? "

" Lumayan, kalau jalan kaki, pegel juga."

" Emang dimana?? "

" Beeuuuuiiii modus looooo!!! mo tanya alamat aja pake muter-muter!! " celutuk Cici.

" Ga muter-muter, gw disini aja!! " jawab Daffa.

" Sama aja lo berdua?!! "

" Rumah gw tuh di rumah yang depannya ada pagar, trus ada jalannya. "

" Menyesal kan Lo nanya?? " ledek Cici.

" Baru kali ini gw ketemu cewek kayak Lo!! Aneh!! " Daffa berdiri dengan kesal menuju kantin.

" Tapi nyata " sambung Shafa dan kembali meletakkan kepalanya diatas meja.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!