NovelToon NovelToon

Berjuang Bersama Ibu

Tentang kiara

Namaku Kiara syifa Anindita. Sekarang usiaku dua belas tahun dan audah duduk di kelas satu SMP.

tubuhku mungil sama seperti ibu, kulit putih dan wajah yang cantik juga di turunkan dari ibu. sejak kecil aku hanya tinggal bersama ibu di sebuah rumah yang sederhana namun sangat nyaman. Ayahku hanya sesekali datang mengunjungi ku bersama bunda, istri ayah. Menurut cerita yang aku dengar, ibu dan ayahku sudah bercerai bahkan saat aku masih dalam kandungan ibu. Entah apa yang membuat ibu dan ayah bercerai padahal mungkin saat itu mereka sedang menanti kelahiran ku kedunia ini. Bukankah biasanya pasangan suami istri akan sangat bahagia saat sedang menanti kehadiran anak mereka.? tapi kenapa orangtuaku malah bercerai.?

Entahlah, Memikirkan nya membuat aku pusing sendiri. aku juga tidak mau banyak berfikir yang memang belum seharusnya aku fikirkan. Ibu bilang, aku hanya perlu belajar dengan sungguh-sungguh.

"Ibu minta maaf jika karena keegoisan ibu dulu, sekarang Kia jadi jauh sama ayah, tapi yang harus kita tau, ibu sayaaaang sekali sama kia. Kia itu penyemangat hidup ibu, Kia segalanya buat ibu."

Kata-kata itu selalu aku dengar setiap hari, setiap aku hampir terlelap. saat ibu mengelus kepalaku dengan sayang. dan mengecup keningku dengan tulus.

Pernah beberapa kali aku mencoba pura-pura tidur, saat ibu selelsai berbicara, aku terbangun, dan menanyakan apa yang dimaksud ibu berbicara seperti itu. tapi ibu selalu bilang tidak ada apa-apa. Akhirnya aku menyerah untuk menanyakan itu lagi.

Ibuku masih muda, usianya 35 tahun. Ibuku itu sangat cantik, tubuhnya mungil, bahkan banyak yang mengira jika ibuku masih usia 25 tahunan. ibuku bukan wanita karier. ibuku hanya penjual makanan online. tapi beliau bisa menyekolahkan aku di sekolah yang terbilang mahal. Setiap hari ibu membuat beberapa menu makanan, di jualan secara online.

karena makanan yang di buat ibu itu rasanya enak,setiap hari ibu selalu mendapat banyak orderan, dan aku selalu membantunya.

Sedangkan ayahku seorang pekerja kantoran. Jabatannya apa aku tak pernah tau. Rumahnya lumayan besar , dan sekarang ayah sudah punya istri lagi. Bunda, begitu dia ingin di panggil. mereka punya dua anak, yang berarti itu adikku, Adik tiri ku. yang pertama usianya hampir sama denganku. hanya saja dia masih sekolah dasar. sedangkan yang satu lagi sekarang kelas tiga SD.

Karena aku jarang bertemu , aku juga tidak begitu akrab.

Di sekolah, aku punya teman baik, namanya Nasya. Dia sama denganku. Anak korban perceraian orangtua. sama-sama tinggal bersama ibu, namun bedanya dia dari keluarga berada. tapi dia sangat baik dan tidak sombong. Mamanya punya butik , sedangkan papanya punya beberapa usaha yang sukses.

Aku dan Nasya selalu berbagi cerita, bagaimana hidup hanya dengan salah satu orangtua. Banyak hal yang belum kami mengerti, dan untuk saat ini, aku dan Nasya hanya fokus untuk belajar, menggapai cita-cita setinggi langit, yang pasti aku dan Nasya ingin menjadi anak yang sukses di masa depan. karena banyak yang menganggap remeh seorang yang hidup dalam keluarga yang tidak lengkap. Mereka bilang aku dan Nasya kurang kasih sayang. Tapi kami akan membuktikan jika semua yang mereka fikirkan tidak selamanya benar. Walaupun aku dan Nasya hidup dalam keluarga yang tidak lengkap tapi tidak pernah kekurangan kasih sayang.

Banyak di luaran sana , anak yang menjadi korban perceraian atau lebih di kenal dengan broken home itu menjadi brutal. pergaulannya bebas, nakal dan lain sebagainya. Tapi tak pernah terlintas sedikitpun di benak aku dan Nasya untuk seperti itu. kami punya mimpi yang harus kami gapai.

dua gadis cantik

"KIA,udah shalat belum..? ibu pergi ke pasar dulu ya, sarapan kamu udah ibu siapin." ucap ibu, usai shalat subuh , ibuku pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan untuk berjualan. dan itu dilakukan setiap hari, agar menjaga kualitas bahan tetap segar.

"Iya sudah Bu, hati-hati di jalan ya." ucapku sambil menyalami ibu.

"iya sayang" ibu mengecup keningku .

Ibu mengeluarkan motor maticnya dan mulai melakukannya di remangan subuh setiap harinya. terkadang aku merasa kasihan, andai saja ayah ada bersama kami, tentunya ibu tidak akan serepot ini setiap harinya. Tapi harus kalian tau, serepot apapun ibuku, beliau tidak pernah mengabaikanku. aku selalu jadi prioritas utama untuknya. dalam segala hal, aku yang di utamakan.

" kalau ibu menikah lagi seperti ayah, mungkin ibu ga akan terlalu repot seperti saat ini ya, apa aku minta ibu untuk menikah lagi aja.?? tapi apa nanti ayah baruku akan menyayangiku.? atau bisa jadi malah jahat seperti yang sering aku lihat di tv.? ihh membayangkannya saja sudah ngeri. " aku malah membayangkan hal yang tidak-tidak.

Aku segera membereskan tempat tidur, mengecek tas sekolah yang sudah terisi beberapa buku pelajaran, memastikan tidak ada yang tertinggal.

setelah itu aku keluar dari kamar, melihat di meja makan sudah tersedia sarapan untukku, begitulah ibuku, sesibuk apapun pasti selalu mengutamakan aku. ibu selalu memastikan aku makan terlebih dahulu, tak lupa ibu juga selalu menyiapkan cemilan untuk di bawa ke sekolah.

walaupun begitu aku tetap di kasih uang jajan yang lumayan dari ibu. Dan aku mulai mengumpulkannya , menabung untuk biaya saat aku kuliah nanti.

Aku mulai memakn sarapanku, nasi goreng dengan telor ceplok dan beberapa sayuran yang sudah di tumis. masakan sederhana tapi rasanya luar biasa, karena di buat dengan penuh cinta. Begitu kata ibu.

Selesai makan, aku mencuci piring yang aku gunakan. itu sudah menjadi kebiasaanku sejak kecil, dan ibu lah yang mengajarkanku.

Suara motor yang sangat aku kenal berhenti di depan rumah, ya ibu sudah pulang dari pasar, membawa banyak belanjaan. aneka baso, sayuran, kulit lumpia, kulit pangsit, dan berbagai keperluan untuk jualan.

"Sini kia bantu Bu," aku membantu membawa beberapa belanjaan ibu, " ternyata ini berat juga, Dan ibu mampu membawanya sendiri." gumamku

"Terimakasih sayang, maaf ibu merepotkan Kia." ucap ibu lirih.

"Ibu jangan terus bicara begitu, ibu bekerja kan untuk kia juga, ga ada salahnya kan kalau kia bantu.?" ucapku .

"iya terimakasihh ya sayang, Kia udah sarapan.? hari ini ibu buatin cemilan baru buat kia,"ucap ibu.

"Udah ko Bu, makasih ya ibu selalu membuatkan Kia cemilan yang enak-enak." ucapku antusias .

"Sama-sama sayang, karna hanya ini yang bisa ibu berikan untuk kia, ibu tidak bisa memberikan uang jajan yang lebih, jadi ibu bikinin cemilan buat kia," jawab ibu.

"Oh iya Bu, nanti pulang sekolah, Nasya mau main kesini bolehkan.?" aku baru ingat kemarin Nasya bilang mau main ke rumah .

"Boleh dong sayang, nanti ibu buatin cemilan kesukaan kalian ya." ucap ibu sambil membereskan belanjaan dan memasukannya ke dalam kulkas.

"Asikkk, terimakasihh ya Bu." aku memeluk ibuku .

"Sama-sama sayang, yaudah ayo kita berangkat, nanti kamu terlambat." ucap ibu.

"Apa ibu ga cape.? kan baru pulang dari pasar. aku nanti naik ojek aja Bu." tak tega rasanya melihat ibu yang baru saja sampai sekarang harus pergi mengantarkan aku kesekolah.

"Ibu ga cape ko, lagian ibu senang kalo bisa antar kia kesekolah." ucap ibu sambil tersenyum.

"Ya udah kalo gitu ayo." akuenggandeng tangan ibu.

Ibu mulai menyalakan motornya, memakai helm, akupun sama.

Beginilah aktivitas pagiki bersama ibu. perjalanan dari rumah ke sekolah memang tidak jauh, hanya lima belas menit saja kami sudah sampai.

"Alhamdulillah sudah sampai, KIA yang rajin belajarnya ya, salam buat Nasya, " ucap ibu.

"Siap Bu, KIA akan rajin belajar, nanti kia salamin sama Nasya, Oia nanti ga usah jemput Kia ya Bu, kia pulangnya bareng Nasya .

"Yasudah kalo gitu, ibu pulang dulu, assalamu'alaikum." ucap ibu. aku segera mangalami dan mencium tangan nya.

"Wa'alaikum salam" ucapku sambil melambaikan tangan.

motor ibu sudah tak terlihat, aku segera masuk ke gerbang sekolah dan menunggu Nasya di bangku taman depan sekolah. biasanya Nasya akan datang sebentar lagi .

Dan benar saja, baru lima menit aku duduk, aku melihat mobil yang sangat aku kenal. itu mobil yang mengantar Nasya.

"Kiaraaaaaaaaaaaaaa." teriak Nasya sambil berlari ke arahku.

"Nasya ihh pagi-pagi udah berisik aja." ucapku sambil menutup telingaku.

"Hehe maaf, aku seneng banget karna hari ini aku mau main ke rumah kamu." ucap Nasya antusias.

"Kamu ini, Oia tadi ibu aku nitip salam buat kamu, katanya nanti ibu bikinin cemilan kesukaan kita." ucapku dan langsung di sambut antusiasnya Nasya.

"Asikkkk, terus hari ini cemilan apa nihh.?" tanya Nasya. Aku mengeluarkan kotak bekalku.

"Ibu buat cemilan batu katanya." ucapku sambil membuka kotak makanku.

"Wahhh apa ini." ucap Nasya sambil mengambil salah satu makanan dan langsung memakannya dengan lahap.

"Pelan-pelan aja Napa sya, masih banyak ini." ucapku sambil ikut memakan cemilan yang ibu buat tadi.

"Bener ya, masakan ibu kamu emang enak dehh, aku selalu suka." ucap Nasya sambil terus mengunyah .

Kulit pangsit yang diisi dengan berbagai sayuran dan juga ayam , di tambah sedikit tapioka. kriukk di luar dan empuk di dalam dengan rasa yang gurih membuat kedua anak itu lahap memakannya. Sederhana memang, tapi sudah pasti lebih sehat. itulah masakan seorang ibu yang di buat dengan penuh cinta untuk anaknya.

Comot-comot hingga habis tak tersisa. perut yang tadinya lapar kini sudah terisi, begitulah Nasya setiap hari akan memakan bekal cemilan Kiara . walaupun hidup bersama mamanya, Nasya tak seberuntung Kiara yang selalu di perhatikan oleh ibunya. Mamanya selalu sibuk dengan dunianya sendiri. hingga Nasya lebih dekat dengan bibi pengasuhnya.

Di rumahnya memang ada pembantu yang menyiapkan segalanya. tapi semenjak bertemu dengan Kiara dan tau sahabatnya ini setiap hari selalu membawa bekal, Nasya jadi lebih suka sarapan dengan bekalnya Kiara.

Perut kenyang, bel pun berbunyi. kedua gadis cantik itu langsung berjalan beriringan menuju kelas mereka. dan memulai pelajaran dengan khusu.

.

.

.

.

.

.

Assalamu'alaikum reader semua, selamat membaca novel kedua aku, semoga kalian suka dengan cerita ini.

jika kalian suka, jangan lupa like dan komen nya ya. untuk membuat novel ini lebih baik lagi..

kalo mau kasih hadiah juga boleh banget 😁😁

isi hati seorang anak

Sesuai yang sudah di rencanakan, pulang sekolah Nasya akan mampir ke rumahku.

Bel berbunyi pertanda jam pelajaran sudah usai, bahkan buku-buku sudah rapi kembali di dalam tas, berdo'a sebelum pulang lalu dengan riang semua siswa dan siswi keluar dari kelas masing-masing. melepas penat setelah seharian berkutat dengan buku pelajaran, tak terkecuali dua gadis cantik yang sedang berjalan beriringan menuju gerbang sekolah.

"Kia, sebelum ke rumah kamu, nanti kita ke toko kue dulu ya." ucap Nasya.

"Emang kamu mau beli apa disana.? kamu mau bikin kue.?" tanyaku bingung, pasalnya setauku anak mama yang satu ini jarang sekali masuk ke dapur.

"Aku mau beli bahan kue, tapi bikinnya di rumah kamu. kalo di rumah aku pasti bibi ga bolehin aku masuk dapur." ucapnya sambil cemberut, lucu sekali.

"Hahaha ya iyalah, tuan putri mana boleh ke dapur, nanti tangan nya kotor loh kena tepung." ledekku sambil tertawa puas.

"Kiaaaaa, jangan ngeledekin aku kaya gitu. aku suka ko ke dapur, tapi kalo lagi di rumahnya papa, bareng mama Rena. " tiba-tiba wajah Nasya berubah sendu.

"Aya aku minta maaf, kamu pasti sedih ya. oke nanti kita buat kue apapun yang kamu suka. ibuku kan jago bikin kue." ucapku dengan bangga. Mama Rena adalah istri baru papanya Nasya.

"Nah gitu dong, yaudah yu. tuhh pak Jajang udah nungguin kita." ucap Nasya.

Aku dan Nasya langsung menuju mobil yang sudah terparkir sempurna di depan gerbang sekolah.

"Siang pak Jajang." sapaku saat sudah masuk ke dalam mobil.

"Siang nona-nona cantik. kemana dulu kita hari ini.?" begitulah pa Jajang, supir keluarga mamanya Nasya ini memang sangat ramah. Dia yang tau keseharian Nasya sejak kecil yang sering di tinggal oleh mamanya karena urusan pekerjaan. membuat pa Jajang kasihan dengan Nasya. dan tugasnya adalah mengantar Nasya kemanapun yang dia inginkan.

"Pa Jajang kita sekarang ke toko bahan kue dulu, habis itu kita ke rumahnya Kiara." ucap Nasya.

"Baik tuan putri, segera meluncur." ucap pa Jajang .

Mobil pun mulai melaju, pa Jajang mengemudi dengan kecepatan sedang, meninggalkan area sekolah menuju toko bahan kue yang di inginkan oleh anak majikannya.

"Tapi kiaa, aku ga tau apa aja bahan kue nya." keluh Nasya.

"Kamu ini sya, mau bikin kue tapi ga tau bahan-bahannya." jawabku sambil menggelengkan kepala.

"Ya aku kan ga pernah bikin kue kiaraaaaaaa." rengek Nasya .

"Yaudah emangny kamu mau bikin kue apa sih.?" tanyaku.

"Aku mau bikin kue keju gitu kia, kaya yang pernah kamu bawa ke sekolah waktu itu." Nasya malah sibuk membayangkan kue keju yang pernah Kiara bawa .

"Dasar tikus." aku terkekeh pelan, Nasya mendelik karna aku menyebutnya tikus.

"Kaya kamu ngga aja." ketua Nasya.

pa Jajang hanya tersenyum melihat interaksi kedua gadis yang duduk di kursi belakang.

Setelah beberapa menit akhinya mobil terparkir sempurna di depan toko bahan kue yang super lengkap. Kali ini aku yang memimpin, Aku melangkah menuju rak tempat tepung terigu yang berjejer dengan beberapa merk, Nasya mengekor di belakang. tak lupa pa Jajang yang datang memebawa kerangjang belanjaan.

Aku memberi tau bahan apa saja yang harus disiapkan untuk membuat kue yang diinginkan Nasya. Nasya hanya mengangguk-angguk tanda mengerti, setelah keranjang terisi beberapa belanjaan , kami berjalan menuju kasir. Setelah menghitung dan memebayar semuanya kamipun melanjutkan perjalanan menuju rumahku.

Hanya butuh waktu sepuluh menit saja, mobil berhenti di depan rumah sederhana bercat warna biru, itulah rumahku.

Mesin mobil baru saja di matikan, ibu sudah keluar untuk menyambut kedatangan kami.

"Assalamu'alaikum ibu...." teriak Nasya, dia itu selalu saja heboh jika datang ke rumahku.

"Wa'alaikum salam, ehh Nasya apa kabarnya.?" ucap ibu.

"Nasya baik Bu." Nasya ikut menyalami ibu setelahku.

"Ayo masuk, ibu sudah siapkan beberapa cemilan untuk kalian."ucap ibu sambil merangkul kami berdua. pa Jajang datang membawa plastik yang berisi bahan untuk membuat kue.

"Terimakasih pa, silahkan duduk dulu. saya buatkan minum."ucap ibu.

"Terimakasih loh ibunya kiaa , maaf kalau non Nasya selalu datang kesini."ucap pa Jajang.

"Ehh ga apa-apa pak, saya senang kalau ada yang berteman baik dengan anak saya." ucap ibu.

ibuku membuatkan minuman dan membawa cemilan untuk pa Jajang, supaya dia ga bosen saat menunggu anak majikannya yang selalu betah berada di rumahnya.

Sedangkan anak-anak sudah sibuk dengan makanan mereka.

makan siang sederhana dengan menu yang sederhana juga. Tapi tidak mengurangi gizi yang terkandung di dalamnya.

"Wah, anak-anak ibu lahap banget sih makannya." ucap ibu saat melihat kami makan .

"Masakan ibu enak sih, aku kan jadi nambah makannya."ucap Nasya dengan mulut penuh makanan.

"Ya enaklah, ibuku memang terbaik. ucapku bangga." tanpa aku sadari ucapanku malah membuat Nasya sedih.

"Loh, Nasya kenapa ko jadi sedih gitu.?" tanya ibu khawatir.

"Andai aja aku punya mama kaya ibu, yang selalu perhatian sama anaknya." ucap Nasya lirih.

"Lohh, ko kamu ngomongnya gitu sya. Mama kamu kan sayang banget sama kamu, " ucapku berusaha menghibur Nasya.

"Tapi mama aku selalu sibuk, ga pernah ada waktu buat aku." inilah yang selama ini di rasakan Nasya, walaupun dia hidup serba berkecukupan , tapi dia sangat kesepian.

"Udah, Nasya ga boleh sedih lagi. mamanya Nasya kan kerja buat Nasya juga. buat masa depan Nasya, bedanya kalo ibu kerjanya di rumah, sedangkan mamanya Nasya itu wanita karir, wanita hebat. mamanya Nasya pasti sangat sayang sama Nasya, sekarang lanjutin makannya. " nanti kita buat kue yang Nasya mau." ucap ibu , Nasya mengangguk. melanjutkan makan yang sempat tertunda tadi.

Dalam hati aku merasa sangat beruntung, walaupun aku tidak seberuntung Nasya yang terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan . tapi aku punya ibu, ibu yang selalu ada untukku. memastikan yang terbaik untukku. memenuhi segala kebutuhanku, walaupun dalam hati kecilku aku merindukan sosok ayah. yang seharusnya ada melindungiku .

Makan berlanjut hingga makanan mereka habis.

setelah beristirahat sebentar, mereka langsung menuju dapur untuk membuat kue yang diinginkan Tasya. untung hari ini ibu sudah close order sebelum aku pulang, jadi sekarang waktu ibu luang untuk mengajari kami membuat kue.

Saat sedang membuat adonan kue, pa Jajang memanggil Nasya, ternyata papanya menelpon. Nasya keluar sebentar untuk menjawab telpon dari papanya .

"Ayah ko jarang banget ya telpon aku.? apa ayah ga inget sama aku.? " tanyaku dalam hati.

"Ayahnya kia mungkin sedang sibuk, nanti kalau ga sibuk pasti ayah telpon Kia." ibu memang selalu peka dengan perasaanku.

Aku hanya tersenyum dan melanjutkan membuat adonan.

"Jangan sedih KIA, kamu harus kuat. kamu punya ibu yang selalu ada buat kamu. kalau ayah inget juga nanti pasti nelpon kamu." ucapku dalam hati.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!