NovelToon NovelToon

Cinta Untuk Mereka Season 2 (MLH)

Bab 1 (SUDAH REVISI)

"Vella gak mau pisah sama Kakak, jika Kakak pergi Vella juga akan ikut Kakak." teriak Vella saat Vadil mengutarakan keinginannya untuk kuliah.

"Vella,.. Kakak ke sana untuk belajar. Kakak janji deh, akan menghubungi Vella setiap saat kalau Kakak di sana," ucap Vadil sambil membujuk Vella

"Pokoknya Vella gak mau, Vella gak ingin Kakak pergi. Kalau Kakak pergi Vella juga akan ikut," ucap Vella dengan menangis. Daniel yang melihat Vella sangat terpukul menjadi kasihan, Daniel paling gak bisa melihat Putrinya menangis.

"Apa kamu gak kuliah di sini saja Vadil. Kasihan Vella juga kalau jauh dari kamu, pendidikan di sini juga gak kalah bagus kok," ucap Daniel. Sedangkan Vadil langsung terdiam saat mendengar perkataan Daniel, sebenarnya Vadil gak mau meninggalkan Vella, tapi Vadil harus melakukan itu.

"Bunda izinkan kamu kuliah di sana, yang terpenting kamu harus belajar dengan giat di sana," ucap Vanya. Vella yang mendengar Vanya menyetujui permintaan Vadil semakin kesal dan marah, Vella fikir Vanya akan mendukungnya tapi nyatanya Vanya malah mendukung Vadil.

"Kenapa bunda kasih izin sih,.. Vella gak mau pisah sama Kakak, kenapa Bunda malah izinin." air mata Vella pun mulai berjatuhan dengan deras.

"Vella Kakak kamu harus belajar yang lebih tinggi lagi, kamu tau kan kalau kakak kamu harus mengurus Perusahaannya. Sebap itu Vadil harus kuliah di luar negeri," ucap Vanya dengan nada sedikit meninggi dan membuat Vella semakin menangis.

Keputusan Vanya kali ini tak bisa di ganggu gugat, Vanya sudah memutuskan dan tidak ada yang boleh membantah sama sekali. Karena menurut Vanya hanya ini yang terbaik,untuk masa depan Vadil nantinya.

Namun berbeda dengan Vella. Vella merasa jika Vanya sengaja menjauhkan Vadil dengan Vella, hingga menyetujui keberangkatan Vadil ke luar negeri.

"Terserah bunda,.. Vella gak mau tau lagi, pokoknya jika kakak tetap berangkat ke luar negeri. Jangan pernah anggap Vella ada lagi, dan Vella akan pergi dari rumah ini." Setelah berkata Vella langsung pergi dengan menangis.

"Apa kamu tak bisa fikirkan lagi keputusan mu?" ucap Daniel sekali lagi. Daniel sangat tau ini akan berpengaruh dengan keadaan Vella, dan Daniel tak mau itu terjadi.

"Vadil bingung, Yah"

"Tidak perlu bingung Vadil, kamu akan tetap kuliah di sana dan masalah Vella kamu tenang saja, Bunda yakin Vella hanya menggertak kita saja. Sekarang kamu cari saja Universitas mana yang akan kamu ambil, Bunda tinggal dulu ke kamar" Vanya pun berdiri dan pergi ke dalam kamar. Sedangkan Daniel mengikuti Vanya dari belakang seperti anak kucing.

****

Vella kini menangis sendiri di dalam kamar dengan memeluk boneka panda yang di belikan Vadil saat ulang tahun Vella kemarin yang ke 11 tahun. Di dalam Vella terus menyalahkan Vanya, karena Vanya lah yang memberi izin Vadil untuk kuliah di luar negeri.

"Bunda jahat, Bunda gak sayang Vella, Bunda selalu saja ingin memisahkan aku sama Kakak." teriak Vella sambil memukuli boneka panda tersebut.

Vella pun terus menangis tanpa sadar Vadil sudah masuk kedalam kamar Vella. Vadil berjalan perlahan-lahan menghampiri Vella yang memeluk boneka beruangnya, Vadil sangat tau keputusannya membuat Vella terluka.

"Vella maafkan Kakak," ucap Vadil sangat lirih, namun masih terdengar oleh Vella

"Untuk apa Kakak minta maaf?" tanya Vella

"Untuk keputusan Kakak," ucap Vadil dengan nada bersalah.

"Tapi Kakak lakukan ini semua demi Vella, Kakak akan belajar dengan giat disana supaya Kakak bisa cepat-cepat memimpin perusahaan Kakak. Jika Kakak berhasil nanti apa yang Vella mau akan Kakak belikan, dengan uang kak sendiri bukan dari uang Bunda dan Ayah"ucap vadil.

"Tapi Vella gak mau pisah kak,.. Vella mau pisah sama Kakak, Vella Sayang sama Kakak dan Vella juga gak mau berjahuan sama Kakak," ucap Vella dengan menangis.

"Kakak juga Sayang sama Vella, dan dari itu Kakak ambil keputusan ini. Kakak janji saat di sana Kakak akan selalu hubungi Vella tanpa terlewat sedikit pun" bujuk Vella.

"Kak,.. Vella takut jika Kakak di sana menemukan perempuan yang bisa memikat hati Kakak gimana," tanya Vella.

"Kakak janji gak akan pernah ada wanita yang menjadi kekasih kakak, hanya satu orang saja tapi masih rahasia," tutur Vadil.

"Kakak janji akan hubungi Vella setiap hari dan setiap saat?" ucap Vella yang mulai sedikit luluh.

"Iyaa kakak janji," ucap Vadil sambil memeluk tubuh Vella dan hanyut dalam suasana haru

"Aku mencintaimu Kak, tapi aku juga takut jika aku harus jujur kepada Ayah dan bunda." Batin Vella dalam hati.

"Entah sejak kapan aku mencintai vella, tapi yang aku tau, aku sangat ingin menikahimu dan hidup bahagia bersamanya Vella."

.

.

.

Happy Reading

Bab 2 (SUDAH REVISI)

"Vella kamu ikut Kakak sebentar yuk, mumpung Kakak masih bisa jalan-jalan sama kamu," ucap Vadil sambil memegang tangan Vella. Vella mengangguk namun wajah Vella tak seceria kemarin, Vella masih sangat sedih dan teringat akan kepergian Vadil.

"Kak,.." panggil Vella dengan nada sedih dan mata berkaca-kaca.

"Apa Sayang?" Vadil menjawab dengan lembut dan mengelus pipi gembul Vella dengan gemas. Tak lupan Vadil juga menghapus air mata Vella yang akan jatuh di pipi mulusnya.

"Apa Kakak serius akan meninggalkan Vella. Kakak tau kan kuliah itu gak sebentar, mungkin bisa sampai lima atau enam tahunan. Itu jika kakak lulus kalau tidak lulus gimana? Makin lama dong Kak." Vella berkata dengan air mata yang mulai membanjiri pipi mulusnya.

"Dek,.. Kamu meremehkan kepintaran Kakak mu ini?" goda Vadil sambil memencet hidung Vella dengan gemas. Vadil akan meluluhkan hati Adiknya agar tak menangis lagi, karena memang Vadil tak suka melihat Vella menangis.

"Ih,.. Kakak sakit" rajuk Vella sambil memukul-mukul dada Vadil.

"Aduh,.. Sakit Sayang, kalau Kakak sakit karena pukulan mu gimana?," ucap Vadil. Sedangkan Vella langsung memeluk tubuh Vadil dengan erat dan mencium aroma tubuh Vadil yang maskulin itu.

"Ayo kamu mau ikut kakak atau tidak? Jika kamu gak mau ikut ya udah, Kakak berangkat sendiri," ucap vadil sambil memciumi puncak kepala Vella

"Vella mau ikut Kakak, tapi kita mau kemana?" jawab Vella dengan manja.

"Kamu ikut saja. Kakak mau memberikan kamu hadiah dan kamu harus menjaga itu sampai Kakak kembali," ucap Vadil. Sedangkan Vella hanya menganggukan kepala dan mereka berdua langsung bergegas menuju garasi rumah, untuk mengambil mobil dan segera melajukan mobilnya menuju tempat yang di maksud Vadil.

****

Mobil Vadil kini berhenti di pusat perbelanjaan yang terbesar di kotanya. Vadil memarkirkan mobil dan setelah itu keluar dari mobil bersama Vella, bahkan Vadil menggandeng Vella dengan posesif.

"Kak,.. Kita mau apa ke sini?" tanya Vella sambil menggandeng tangan Vadil

"Kakak mau membelikan sesuatu untukmu," ucap Vadil sambil mencium punggung tangan Vella.

"Apa itu kak?" tanya Vella yang penasaran

"Nanti kamu akan tau" Vadil pun tersenyum jahil. Vadil dan Vella pun masuk kedalam toko perhiasan. Kemudian Vadil berbicara kepada pejaga toko, sedangkan Vella melihat-lihat cincin dan kalung di toko perhiasan tersebut.

"Kakak mau beli apa di sini?" tanya Vella yang penasaran.

"Kakak mau beli sesuatu untuk mu" Vadil langsung tersebut manis. Tak lama kemudian seorang perempuan membawa sebuah kotak pink yang berisi cincin berlian yang sangat cantik dan bermata biru.

"Ini Pak cincinnya, dan sudah ada ukiran nama Anda dan pasangan Anda," ucap perempuan tersebut.

"Sini tangan mu," ucap Vadil sambil menarik tangan Vella.

"Kak, ini untuk siapa?"

"Untukmu,.. Ingat selagi Kakak gak ada kamu gak boleh pacaran,dan jika ada cowok yang akan mengganggu mu tunjukan cincin ini," ucap Vadil dengan posesif.

"Kenapa harus begitu? dan kenapa aku tak boleh pacaran?" tanya Vella sambil menggoda Vadil. Vella sangat suka jika melihat Vadil posesif.

"Kamu masih kecil dan Kakak gak mau kamu pacaran dengan orang lain. Pokoknya cincin ini sudah ada nama kita, jika ada lelaki yang mengejar mu tunjukan cincin ini" jawab Vadil dengan kesal.

"Apa kamu mengikatku kak?" tanya Vella dengan dada bergemuruh senang.

"Ya aku mengikat mu," jawab Vadil dengan tegas

"Kita saudara Kak, apa ini benar?" tanya Vella dengan serius. Sedangkan Vadil langsung menatap mata Vella dengan tajam.

"Aku tau kita saudara, sebab itu aku harus memilihkan pasangan yang tepat untuk mu nanti. Jadi jangan cari pendamping dulu sebelum Kakak datang." Vadil langsung mengecup kening Vella setelah berkata ,sedangkan Vella merasa sedih karena ia sudah salah sangka. Vella kira Vadil memiliki perasaan yang sama dengan, namun dugaan nya salah.

"Kamu kok sedih sih." ucap Vadil yang kebingungan.

"Kak,.. Aku juga ingin kalung itu apa boleh..?" Vella menunjuk kalung couple berbentuk hati

"boleh, kamu minta yang mana saja Kakak akan belikan" ucap Vadil. Namun Vella langsung menggelengkan kepala nya.

"Vella akan beli dengan uang Vella sendiri, tabungan Vella banyak kok. Kan uang jajan Vella selalu aku tabung" jawab Vella.

"Tapi, Vella.."

"Sudah aku ingin membeli itu, jangan protes" rajuk Vella. Vadil pun hanya menggeleng melihat tingkah Vella yang sangat mengemaskan.

"Mbak tolong ambilkan kalung itu" Vadil menunjuk ke arah kalung tersebut. Sedangkan Mbak penjaga langsung mengambil kalung couple tersebut.

"Lihat lah kak" Vella menunjukan kalung tersebut dan v6adil pun melihat nya.

"Ditengah-tengah kalung hati ini ada huruf V&V nya,pas kan dengan nama kita" tunjuk Vella pada huruf kecil itu.

"Jadi kamu membeli ini, karena ada inisial nama kita masing-masing?" Vella pun langsung mengiyakan perkataan Vadil.

"Kakak bawa separuh hati Vella, dan Vella membawa separuh hati Kakak," ucap Vella sambil memakaikan kalung itu ke Vadil. Dan setelah itu Vella memakai kalung nya sendiri, dan melihat bayangannya di cermin.

"Selesai, Kakak jaga hati Vella ya?" ucap Vella sambil tersenyum.

"Kakak akan selalu menjaga hati Vella,Vella juga harus jaga hati Kakak" Vella pun menganggukan kepala, dan mereka tersenyum bahagia. Setelah selesai membeli perhiasan, Vella dan Vadil memutuskan untuk mencari makan karena mereka berdua sudah lapar.

.

.

.

Happy Reading

Bab 3 (SUDAH REVISI)

Hari keberangkatan Vadil pun akhirnya tiba. Vella sedari tadi terus menangis dan terus memeluk Vadil hingga semua orang di bandara memperhatikan Vella, yang menangis jejeritan.

"Vella Kakak janji akan hubungi Vella nanti ya, kalau Kakak sudah sampai di sana. Vella jangan gini, Kakak jadi sedih untuk tinggalin Vella," ucap Vadil sambil menghapus air mata Vella.

"Kalau gitu Kakak gak perlu berangkat, Kakak tetap di sini sama Vella," ucap Vella dengan sesegukan.

"Vella Kakak harus ke sana, yakin lah ini semua demi kamu," ucap Vadil sambil menangkup wajah Vella.

"Vella,.. Kamu gak boleh mementingkan egomu sendiri, Kakak ke sana untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Jadi kamu jangan mencegah cita-cita Kakak mu," ucap Vanya. Sedangkan Vella langsung menatap Vanya dengan tatapan bingung, dan bertanya-tanya.

"Apakah Vella mencegah cita-cita Kak, Vadil?" tanya Vella. Namun saat Vanya akan menjawab, Vadil langsung mengmbil alih.

"Tidak, Vella tidak pernah mencegah cita-cita Kakak. Dengarkan Kakak Vella, Vella mau kan Kakak selalu menuruti ke ingian Vella?" Vella pun langsung menganggukkan kepala.

"Nah, Kakak ke sana biar bisa nuruti semua keinginan Vella. Kakak ingin nanti jadi lelaki yang bisa memenuhi keinginan adiknya, jadi izinkan Kakak pergi ya?" Vadil berusaha membujuk Vella.

"Tapi jika demi menuruti semua keinginan Vella, Kakak pergi jauh. Lebih baik Vella gak minta apa-apa, cukup berada di samping Kakak, Vella bahagia kok." Vadil semakin bingung dan tak tega melihat Vella menangis.

"Hey,.. Dengarkan Kakak. Vella Sayang sama kakak, atau tidak?" tanya Vadil.

"Iya Vella sangat Sayang sama Kakak, bahkan melebihi apa pun itu," jawab Vella dengan pasti.

"Kalau gitu izinkan Kakak pergi. Kakak janji akan datang menemui Vella, lima tahun lagi dan akan aku ungkapkan isi hatiku padamu." bisik Vadil di telinga Vella. Vadil sangat yakin cara ini bisa meluluhkan Vella, sedangkan Vella merasa jantung nya berdebar-debar saat Vadil berkata seperti itu.

"A..Apa itu," jawab Vella dengan gugup. Gadis berumur dua belas tahun itu sangat gemetar dan dadanya berdegub kencang sangat kencang, saat Vadil berkata seperti itu.

"Kau akan tau lima tahun lagi, Sayang." Vadil berkata dengan mengecup kening Vella. Sedangkan Vella langsung terbuai, dengan kecupan lembut dari Vadil.

"Hey, apakah drama kalian sudah selesai," ucap Daniel yang baru datang. Vanya yang tau Daniel datang langsung menghampiri Daniel, dan memeluk Daniel.

"Entahlah anak-anakmu penuh dengan drama" ejek Vanya

"Sudahlah Bunda, jangan ejek Vella terus. Dia sudah sangat malu dan terpukul," ucap Vadil dengan senyuman menggoda.

"Baiklah-baiklah. Ini tiket kamu dan cepat masuk, pesawat mu akan berangkat sebentar lagi" Daniel berbicara sambil meberikan tiket.

"Apa secepat itu?" tanya Vella. Daniel yang tau putri nya akan menangis, langsung memeluk Vella.

"Iya Sayang, Kakak harus berangkat sekarang." tangis Vella pun kembali pecah. Sedangkan Vadil langsung menatap iba dan mengeluh rambut Vella dari belakang.

"Ayah,.. Vadil titip Vella, jaga Vella jangan sampai di terjerat pergaulan bebas. Vadil tak mau itu terjadi," ujar vadil

"Hey,.. Dia putri ku. Tanpa kamu suruh pasti akan Ayah jaga, apa kamu meremehkan Ayah mu ini?" Daniel langsung mendengus saat Vadil berkata seperti itu.

"Iya aku percaya sama Ayah" Vadil memandang Vanya yang berusaha menahan tangis nya,melihat putra nya akan pergi selama bertahun-tahun.

"Bunda maafkan Vadil jika selama ini Vadil selalu bikin Bunda marah,kesal,dan jengkel. Vadil sangat Sayang sama Bunda, jaga kesehatan Bunda jangan lupa minum vitamin dan makan yang teratur," ucap Vadil. Vanya yang tak bisa menahan air mata nya lagi, langsung memeluk Vadil.

"Bunda harus ingat, jika Ayah belum pulang sampai malam Bunda tak perlu menunggu Ayah, Bunda langsung makan saja. Dulu ada Vadil yang selalu menemani Bunda dan menunggu Ayah, tapi sekarang Vadil akan jauh dari Bunda, jadi jika Ayah belum pulang lewat jam delapan bunda langsung makan. Jika bunda bandel Vadil akan telefon Bunda dan memaksa Bunda makan," ucap vadil panjang lebar dan mengingatkan vanya. Karena kebiasaan Vanya masih sama seperti dulu,jika Daniel belum pulang saat makan malam dia tidak akan makan juga.

"Iya Bunda akan ingat perkataan mu, Sayang." Vanya langsung menciumu kening,pipi dll

"Vadil pergi jaga diri kalian dengan baik, jika aku mendengar keadaan buruk seucuil pun aku akan marah." Setelahnya Vadil berjalan menaiki eskalator dan perlahan-lahan mulai menjauhdan tak terlihat. Vella yang sadar Vadil sudah tak terlihat pun berontak akan menghampiri Vadil, namun di cekal oleh Daniel.

"Ayah lepasin Vella, Vella mau sama Kakak," teriak Vella sangat kencang.

"Sayang, Kakak hanya pergi sebentar" bujuk Daniel dan berusaha menenangkan Vella.

"Aku bukan anak berumur lima tahun yang bisa di bodohi Ayah, Kakak akan pergi lama dan kami gak akan pernah bertemu," ucap Vella sambil menangis. Vanya yang melihat putri nya begitu terpukul pun ikut menangis, dan juga ikut merasakan sakit didalam hati nya.

"Apa keputusan ku menyetujui semua ini salah,aku malah membuat putriku terpukul akan kepergian Vadil," ucap Vanya dalam hati.

.

.

.

Happy Reading

SURABAYA-02-03-2020

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!