NovelToon NovelToon

Kisah Cinta Andin Dan Gege

Pertengkaran #1

prak !

Terdengar suara hape yang di lempar Gerald jatuh di atas meja di depan Andin. Andin terkejut, seraya melototi Gerald yang juga tengah menatap nya penuh dengan kemarahan.Wajahnya tampak begitu memerah dan terlihat menahan emosinya.

"Kenapa kau lempar hapeku bodoh..?" Teriaknya, kemudian Andin mengambil mangkuk mie instan nya yang tadi sedang ia makan namun di kejutkan oleh Gerald yang tiba-tiba melemparkan hapenya di atas meja. Lalu Andin beranjak dari duduknya sambil berbalik ke arah dapur.

"Ga nafsu makan aku jadinya!" Gerutu Andin seraya meletakan mangkuk yang masih terisi penuh dengan mie instan itu di dekat wastafel.Andin tidak jadi makan mie instan yang sudah di buatnya.

"Kaulah yang bodoh, kalau mau selingkuh itu yang rapi biar ga ketauan!" Teriak Gerald dari ruang tengah.

Andin menoleh kearah Gerald dengan sorot mata yang sedikit bingung.

"Apanya yang selingkuh..? Bicara itu yang jelas, datang dari kamar kau main lempar lempar hape orang. Kalau rusak gimana, mau kau tanggung jawab?" Kata Andin balas berteriak sambil menghampiri Gerald kembali yang masih tampak berdiri melototi nya dari ruang tengah.

"Ga perduli aku kalau hapemu rusak!" Jawab Gerald tampak semakin kesal.

"Ayang kenapa lo?" Kata Andin sedikit menurunkan nada bicaranya. "Kemasukan apaan? Kok marah marah ga jelas. Aku ga ngerti lo,Yang." Kata Andin agak sedikit menurunkan nada suaranya seraya memegangi kening Gerald.

Tapi Gerald dengan cepat menangkis tangan Andin dengan keras.

"Ih sakit lo,Yang!" Rengek Andin merasa kesakitan, kemudian duduk kembali di kursi sembari mengecek ngecek hapenya yang di lempar oleh Gerald tadi.Siapa tau ada yang rusak atau pecah.

"Dasar cewek ga ada otak, kau malah bersikap seolah ga terjadi apa apa." Kata Gerald lagi sembari melangkah meninggalkan Andin sendirian.

"Ayang ini ngomong apa sih sebenarnya? Aku bingung lo! Kok tiba-tiba bilang aku ga ada otak!" Kata Andin dengan agak sedikit menaikan alisnya. "Ada lah otakku, disini." Kata Andin sambil memegangi kepalanya. "Gimana bisa ga ada otak !" Tambah Andin, sambil mengikuti Gerald yang melangkah menuju ruangan kerja nya.

Andin memang tidak terlalu menanggapi serius perkataan Gerald yang tiba-tiba marah padanya.Gerald memang sering uring-uringan ga jelas kalau lagi banyak kerjaan.Dan Andin berpikir kalau Gerald sedang kesal karena masalah kerjaan.

Gerald duduk di meja kerja nya sembari menatap ke arah laptop nya yang masih terbuka. Terlihat dia mulai mengoperasikan laptopnya.Entah apa yang sedang dia dia kerjakan. Tak lama kemudian dia terdengar kembali bicara.

"Aku ga nyangka lo Yang, kamu tega bermain curang sama aku." Kata Gerald, dengan tetap menatap ke arah laptop nya tanpa melihat ke arah Andin yang sedang berada di depannya.

"Ayang dari tadi ngomongnya selingkuh terus.Selingkuh apaan sih, Yang? Ngomong itu yang jelas biar akunya ngerti. Bingung, aku tiba-tiba kau marah ga jelas, ngomongin aku selingkuh." Kata Andin yang memang kebingungan dengan sikap Gerald yang tiba-tiba marah marah ga jelas.Ngomongin selingkuh selingkuh terus dari tadi.Sedangkan dia tidak tau apa apa.

"Aku lihat di WA Ayang, kau chat sama cowok loh." Kata Gerald agak meninggi lagi suaranya, kesal dia yang mengetahui Andin saling berbalas chat dengan seorang pria yang tidak di kenalnya di WA.

"Cowok yang mana? Banyak lo Yang, aku chat sama cowok! Ayang kan tau temen cowok aku kan banyak, kok Ayang permasalahkan sekarang?" Bantah Andin berusaha menjelaskan.

"Aku tau semua teman Ayang, tapi aku tak pernah tau cowok yang bernama Yoga ini, Yang! Kau tak pernah cerita kalau Ayang punya temen bernama Yoga." Kata Gerald masih dalam keadaan kesal.

Kening Andin agak naik sedikit, seperti sedang mengingat sesuatu. Tiba-tiba, dia teringat, beberapa hari yang lalu dia memang saling berbalas chat sama Yoga, mantan pacarnya.

Anjir, aku lupa menghapus semua chat Yoga beberapa hari yang lalu. mampus lo,, Gerald pasti baca semua percakapannya kemarin. Aduh, gimana nih.

Begitu pikirnya saat itu.Andin agak terlihat sedikit khawatir.Tapi Andin tetap mencoba untuk tenang.

"Itu temanku juga lah, Yang! Mana ada aku selingkuh, Ayang kan yang terbaik, ga ada cowok lain di hatiku." Kata Andin sembari memegangi tangan Gerald dengan manja.Berusaha mencairkan suasana yang memang sudah mulai terasa panas.

"Jangan gitu lo Yang,kamu saling kirim pesan sama cowok lain di belakang aku, sakit hatiku kalau Ayang begitu." Kata Gerald mencoba menjelaskan perasaannya yang memang terluka jika Andin memang melakukan hal yang demikian.

Andin tertegun sejenak, kemudian mendekat ke arah Gerald kemudian memeluk Gerald dari belakang.Mencoba menenangkan hati Gerald yang tengah di bakar api cemburu. Biasanya sebuah pelukan hangat dari Andin mampu menghentikan kemarahan Gerald.

"Aku lihat sendiri lo chat Ayang sama dia,di chat kau bilang pacaran sama aku cuma hiburan! Kok hiburan? Kita pacaran udah 4 tahun. Selama itu kau anggap aku hiburan?" Kata Gerald berusaha mengeluarkan semua kekesalannya pada Andin.

Dia begitu merasa kesal karena Andin yang dengan seenak jidatnya mengatakan pada pria di chat tersebut kalau hubungannya hanya sebuah hiburan semata.

"Bukan gitu lo,Yang. Aku cuma bercanda ngomong gitu sama Yoga.Nggak dari hati! Ayang, jangan marah!" Kata Andin berusaha sebisa mungkin menjelaskan walau ia rasa sih sepertinya Gerald akan tetap marah.

"Kok bisa Ayang baca chat aku, Yang?" Tanya Andin seperti baru tersadar dari sesuatu.

"Aku cek hape kamu lah, kau pikir aku tau dari mana?" Jawab Gerald seraya melepaskan tangan Andin yang masih melingkar di lehernya.

"Kok gitu, aku aja ga pernah ngecek ngecek hapemu lo, Yang?" Kata Andin lagi agak ketus setelah menyadari kalau Gerald diam diam sudah membuka ponselnya.

Andin merasa kesal, karena tiba-tiba Gerald otak atik hapenya tanpa seijin darinya.Kini giliran Andin yang merasa marah.

"Ko jadi aku yang tertuduh sih? " Kata Gerald jadi merasa di sudut kan. "Kalau kamu mau cek hape ku nih, silahkan cek sendiri! Tidak akan ada yang larang! " Kata Gerald sambil memberikan hapenya di atas meja ke tangan Andin. "Jangan bilang privasi lo Ayang! Kalau kau bilang kau harus punya privasi mu sendiri, berarti fix ada sesuatu yang Ayang sembunyikan dari aku!" Kata Gerald sambil mengambil kembali hapenya dari tangan Andin kemudian bangun dari duduknya dan berlalu meninggalkan Andin sendiri di ruang kerjanya.Wajah Gerald tampak begitu kecewa saat itu.

Setelah Gerald keluar, Andin menghela nafas panjang sambil memegangi dadanya. Kemudian dia duduk di kursi yang tadi di duduki Gerald kemudian tertunduk memegangi kepalanya. Kemudian dia terlihat mengecek hapenya yang tiba-tiba menyala.

Panggilan WhatsApp dari Yoga.

"Halo."

"Dimana?" Tanya suara dari telponnya.

"Di tempat Gerald, kenapa?" Jawab Andin.

"Bisa ketemu sekarang?"

"Bisa, dimana..?" Tanya Andin kemudian.

"Di tempat kafe biasa, jam 4 sore ini." Jawab seseorang dari sana.

"Ok." Jawab Andin kemudian mematikan telepon genggamnya. Kemudian dia melihat ke arah jam dinding yang tergantung tepat di depan matanya. Waktu menunjukkan masih jam 10 pagi.

Harusnya hari itu ia dan Gerald masih ngedit video untuk YouTube untuk tayang jam 1 siang ini. Tapi Gerald sudah pergi entah kemana. Mau berusaha di telpon pun sepertinya percuma, Gerald masih dalam keadaan marah saat itu.Dia tidak akan menjawab telponnya.

Karena masih ada waktu beberapa jam sebelum bertemu dengan Yoga nanti sore, akhirnya Andin memutuskan untuk ngedit video dulu sendiri tanpa Gerald.Andin berusaha mengerjakan pekerjaan yang harusnya di kerjakan berdua dengan Gerald, Hanya sendiri saja hari itu.Sembari menunggu waktu sampai sore nanti. Semua pekerjaan Harus sudah selesai sebelum jam 4 sore.

***

Di tempat lain,

Gerald sedang duduk nongkrong di salah satu kafe bersama teman-temannya.Terlihat ada beberapa gelas minuman dingin dan beberapa piring makanan di meja.

"Gimana views nya bulan sekarang,bro? Ada peningkatan dari bulan kemarin?" Kata Angga menyela, di tengah kebisuan 4 sekawan ini.

Gerald menoleh kemudian menjawab.

"Lumayan lah." Jawabnya hampir tak terdengar.

"Kok lemes, Ge ? Ga biasanya lo kayak gini?" Tanya Angga yang agak aneh dengan sikap Gerald hari itu.

"Ngajak nongkrong,tapi diem aja !" Sahut Agung sambil melirik kearah Gerald.

"Paling lagi sariawan kali dia!" Sahut Krisna menambahkan perkataan Agung.

"Ngga pa pa ko gw, lagi pengen diem aja. lagi kesel!" jawabnya.

"Kesal kenapa lo, berantem sama Andin?" Tanya Krisna kemudian.

Gerald yang akrab di panggil Gege oleh para sahabatnya ini terdiam. Seperti sedang berpikir apa yang akan dia katakan.Dia malu juga jika secara gamblang mengatakan pada teman temannya, kalau dia sedang cemburu pada Andin.

"Gw tadi pagi lagi ngedit video terus gw iseng ngecek hapenya Andin, eh gw malah nemu bekas chat dia sama mantan pacarnya. Panas hati gw anjir! Marahlah akhirnya gw ke dia."Jawab Gerald dengan mimik muka yang masih kesal.

Serentak terdengar suara tertawa ketiga sahabatnya itu ngakak berbarengan. Agung yang tepat berada di samping Gege serentak mengusap usap dada Gege dengan halus.Sambil terdengar masih tertawa walau agak di tahan.

"Sabar,bang!" Sambil masih menahan tawa.

Kemudian Agung mengambilkan minuman dingin untuk Gege.

"Rupanya si abang kita yang satu ini lagi terbakar api cemburu kawan kawan." Sambung krisna kemudian masih dengan sedikit tertawa.

Terdengar kembali suara tertawa ngakak mereka bertiga lagi serempak.Puas rasanya hati para sahabatnya melihat Gerald yang sedang di landa api cemburu. Karena jarang jarang Gerald tampak begitu marah ataupun cemburu pada Andin.

Yoga #2

Setelah selesai mengedit video kemudian tepat jam satu siang Andin upload ke YouTube. Setelah itu lalu Andin bergegas membersihkan diri, karena kebetulan dari pagi Andin belum sempat mandi dan sarapan.

Sarapan mie instan yang tadi pagi dia buat, ga jadi dia makan karena keburu ribut dengan Gege, kemudian Gege meninggalkan nya sendirian di Studio.Kebetulan hari itu memang di studio tampak sepi karena semuanya sedang libur kerja, karena kebetulan sedang tanggal merah.Jadi hanya Andin sendiri yang sedang kerja lembur di hari libur.

Pagi itu adalah pagi yang buruk yang tidak mengenakan bagi Andin, dimana harusnya dia sibuk kerja tiba-tiba harus ribut dengan Gege karena keteledoran nya. Andin lupa menghapus semua pesan Yoga beberapa hari yang lalu.

Biasa, dia dan Yoga memang sering bercanda ga jelas, padahal memang mereka tidak punya hubungan apapun kecuali hanya teman.

Andin dan Yoga memang pernah berpacaran ketika masih di SMA dulu, tapi karena sesuatu hal, akhirnya mereka memutuskan untuk berteman saja. Setelah putus dari Andin dan lulus sekolah, Yoga memutuskan untuk pergi ke Jogja untuk kuliah di sana.

Sebenernya bukan kali ini saja Andin sering berbalas chat atau pun ketemuan sama Yoga.Dari semenjak mereka putus sampai akhirnya Yoga memutuskan kuliah di jogja, sebenarnya mereka sering bertemu secara rutin setiap Yoga pulang untuk berkunjung ke Bandung ke rumah ibunya. Tapi dulu situasinya memang Andin tidak punya pasangan, jadi mereka bisa bebas bertemu ataupun jalan bareng tanpa ada kendala.

Dulu Tidak ada perasaan yang harus mereka jaga.Tidak seperti beberapa tahun ini Andin sudah berpacaran dengan Gerald sudah hampir 4 tahun lamanya. Pertemuan dan kirim pesan dengan Yoga pun terpaksa harus di sembunyikan untuk menjaga perasaan Gerald agar tidak tersakiti dan salah faham.

Andin tau, sekarang dia sudah punya pasangan dan dia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga perasaan pasangannya. Tapi dia juga tidak bisa mengabaikan Yoga yang telah ada di kehidupan nya lebih dulu jauh sebelum Gerald datang di hatinya.

Dimasa yang lalu Yoga banyak membantu di saat dia tengah berada dalam kesusahan. Bertahun-tahun telah menjadi sahabat nya dalam susah maupun senang. Jadi ketika hari ini Yoga membutuhkan dirinya sebagai teman dia seperti mempunyai kewajiban untuk membantu ataupun menemaninya.Andin tidak bisa mengatakan tidak kepada Yoga yang sedang membutuhkan bantuannya.

Andin bukan tidak tau, suatu hari apa yang dia lakukan akan jadi boomerang buat dirinya sendiri.Tapi Andin selalu yakin cinta Gerald pada dirinya akan menghadang segala kesulitan yang akan mereka hadapi kelak.Kendati mungkin akan banyak terjadi salah faham diantara mereka.

Setelah rapih dan wangi kemudian dia bersiap siap untuk pergi menemui Yoga di tempat biasa mereka bertemu. Setelah menyelendangkan tas pinggang di bahunya kemudian dia bergegas mengambil kunci motor vespa maticnya yang tergantung di atas paku di dinding di luar studio Gege.

Setelah mengunci pintu rumah dan menutup pintu gerbang, Andin terlihat memanaskan dulu mesin motornya sebentar di luar pintu gerbang.

Dari kejauhan, Gerald menyalakan Klakson mobilnya dengan keras.Iya,kebetulan sekali Gerald sudah kembali tepat sesaat sebelum Andin pergi.

"TOT, TOT, TOT!" Suara klakson mobil Gerald berbunyi dengan keras.

Andin dengan cepat meminggirkan motornya lalu membukakan pintu gerbang untuk Gerald.

"Baru pulang Ayang?" Sapa nya, sembari mendorong kembali pintu gerbang.

Gerald tak menjawab pertanyaan Andin, dia langsung memasukan mobilnya ke garasi. Kemudian mencari kunci pintu rumah yang sudah tau pasti sudah di simpan di bawah keset yang ada di depan pintu rumahnya.

"Minta duit mu lah, Yang!" kata Andin, yang tiba-tiba sudah berada di belakang nya. Andin masuk kembali ke dalam rumah setelah melihat Gerald juga masuk rumah.

"Duit apa? Ga ada duit ku!" Kata Gerald sembari mengeluarkan uang dari saku celananya. Dia memberikan selembar uang lima puluh ribuan.

"Mana cukuplah, Yang!" Rengek Andin manja, sembari memberikan kembali uang yang tadi Gege berikan padanya.

"Ga ada duit ku, bodoh!" Kata Gege sembari berusaha membuka jaketnya. "ATM kan kau yang pegang, kenapa kau masih minta duit ku?" Tambah Gege lagi.

"Kan seminggu yang lalu Ayang gesek uang, buat beli kamera yang baru, ATM-nya belum kau kasih lagi ke aku."

"Iya kah?" Jawab Gege sembari mengingat ingat ATM yang beberapa hari yang lalu ia pakai. "Pakai kartu kredit mu dulu lah!" Kata Gege lagi kemudian melangkah masuk ke kamar sambil melemparkan jaket yang dipakainya ke kursi.

"Udah limit lah.Ayang kan belum bayar tagihannya ! Dari kemarin aku ga bisa pakai kartu kreditnya lo, Yang." Andin terlihat merengek kepada Gerald.

Gege tampak memegangi kepalanya. Dia terlihat sudah begitu pusing dengan segala yang di katakan Andin kepadanya.

"Oke oke. " Katanya sembari memegangi dadanya sendiri.

Gerald terlihat seperti sedang menahan emosinya.

"Kenapa Ayang pegang dada, Ayang? Sakit kah?" Tanya Andin khawatir melihat Gerald tiba-tiba memegangi dadanya.

Gerald menepis tangan Andin yang mencoba meraihnya.

"Engga lah, aku ga sakit!" Bantahnya,tampak mulai agak kesal. "Sebenernya kau mau kemana? Apa yang mau kau beli?" Tanya Gerald agak kesal tapi penasaran Andin akan pergi kemana.

"Mau pergi belanja bulanan lah,Yang! Semuanya sudah pada habis." Jawab Andin yang juga mulai terlihat kesal pada Gerald.

"Aku lupa dimana aku simpan kartu ATM nya, pakai dulu duit mu lah.Ntar aku ganti duitnya!" Kata Gerald seperti yang sudah pusing melihat Andin yang terus menerus bicara tentang uang kepadanya.

Sedangkan dia sedang tidak memegang uang cash dan dia lupa dimana dia menyimpan kartu ATM yang kemarin dia pinjam dari Andin.

Andin merajuk kemudian berbalik meninggalkan Gerald yang sedang menyandarkan diri di sofa depan TV di ruang tamu tanpa berkata kata lagi.

"Ayang!" Gerald mencoba memanggil Andin yang berlalu meninggalkannya.

Tapi Andin tidak menyahut ataupun menoleh lagi hingga akhirnya terdengar mesin motornya menyala kemudian pergi.

"Dasar cewek aneh!" Gerutu Gege sembari mencoba memejamkan matanya.Dia berusaha mengingat dimana ia menyimpan kartu ATM yang tadi ditanyakan oleh Andin. Gege memang mempunyai kebiasaan lupa menyimpan barang.Gerald sering ribut dengan Andin juga gara-gara barang yang lupa ia letakan dimana.

Setelah beberapa saat mengingat,akhirnya dia terlihat terbangun dari duduknya kemudian terlihat bergegas masuk ke dalam kamar.

***

Di tempat lain.

Sesampainya di kafe, tempat Andin dan Yoga janjian. Ternyata Yoga telah sampai lebih dulu di sana.Yoga sudah terlihat duduk menunggunya.

"Hai." Sapa Andin pada seorang pria berbaju hitam yang sedang duduk di kursi paling depan di kafe Sahabat,tempat langganan mereka bertemu. "Udah lama?" Tanyanya.

"Lumayan." Jawab pria itu dengan sebuah senyuman kecil di bibirnya.

Pria itu tampak begitu bahagia saat Andin datang menghampirinya. "Aku datang agak cepat, biasa sambil selesaikan dulu kerjaan." Jawabnya, seraya mendaratkan sebuah ciuman di pipi kiri dan kanan Andin.

Pria itu adalah Yoga, teman sekaligus sahabat sekaligus mantan pacar Andin pada Zamannya.Sudah hampir dua tahun penuh mereka tidak saling bertatap muka, kecuali hanya di video call saja kadang-kadang kalau memang Yoga sedang ada waktu senggang.Mereka selalu ngobrol dan saling curhat di Video Call.

"Mau pesan minum atau makan?" Tanya Yoga sembari menyodorkan menu makan dan minuman kepada Andin.

"Samain aja. " Jawab Andin, kemudian dia tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dari dalam tas yang terdengar berdering.

Andin terlihat menjawab telponnya kemudian duduk tepat di hadapan Yoga.

"Halo,kenapa?" Tanya Andin agak ketus.

"Ini kartu ATM-nya sudah ketemu, Ayang dimana biar aku susul. Tadi Ayang bilang mau belanja!" Jawab suara dari dalam telepon.

Ternyata Gerald yang nelpon.Dia sudah menemukan kartu ATM-nya.

"Ga jadilah!" Jawab Andin tidak perduli.

"Kok ga jadi,Yang? Ayang tadi bilang mau belanja, sekarang bilang ga jadi.Gimana sih? Aku bela belain nyari dulu ATM-nya lo demi Ayang. Ko Ayang ga kasihan sama aku, aku lagi marah lo sama Ayang!" Terdengar suara Gerald agak meninggi lagi dari dalam telpon.

Gerald kesal karena Andin seperti yang sedang mempermainkannya.

"Ya udah, ga jadi aja! Besok aja lah kita pergi!" Jawab Andin tampak seperti ingin mengakhiri pembicaraan.

"Ayang, kok gitu? Ya udahlah, terserah!" Terdengar suara Gege seperti kesal, kemudian mematikan telponnya.

Yoga menengadahkan wajahnya dan bertanya dengan perlahan. "Siapa?"

"Gerald." Jawab Andin seraya meletakan ponselnya di atas meja. "Udah di pesan makanannya?" Andin berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Udah." jawab Yoga sembari menutup kembali buku menu dan menyimpannya kembali di atas meja.Lalu memanggil pelayanan kafe dan memberikan pesanannya.

"Kenapa di telpon? Kalian mau pergi ya?" Tanya Yoga penasaran karena melihat ekspresi Andin tadi yang seperti sedang menolak di ajak pergi oleh Gerald.

"Nggak pa pa, kita bisa pergi besok lagi." Jawab Andin meyakinkan Yoga agar ia tidak merasa bersalah karena telah mengajaknya pergi saat itu.

"Sampai kapan di Bandung? Masih lama?" Tanya Andin memulai pembicaraan tentang mereka.

"Besok pagi aku balik ke Jogja ." Jawab Yoga sembari memulai mencicipi makanan yang baru saja datang di mejanya.

"Terima kasih." Kata Yoga pada pelayan kafe yang telah mengantarkan makanan di mejanya. Sang pelayan mengangguk dan tersenyum kemudian berlalu.

"Kok sebentar,Ga?" Tanya Andin juga sembari memulai mencicipi makanan yang telah di sajikan di atas meja.

"Iya, Aku cuma waktu punya jatah tiga hari buat cuti. Udah lama banget tidak ketemu mama, kangen pengen ketemu jadi maksain datang walaupun cuma tiga hari."

"O iya, gimana kabarnya tante? Sehat?" Tanya Andin yang juga tiba-tiba teringat mamanya Yoga.

"Alhamdulillah, sehat. Pengen ketemu Andin katanya, tapi aku belum sempat bawa kamu temui mama, ga cukup waktunya. " Kata Yoga seperti agak kecewa karena kedatangannya kali ini tidak bisa mengajak Andin bertemu dengan mamanya.

" Ya udah ga pa pa, lain kali kita cari waktu yang tepat untuk ketemu."

Tak terasa sambil ngobrol,bercengkrama, bercerita ke sana kemari waktu terasa begitu cepat berlalu.Makanan yang tadi tersaji begitu banyak di atas meja pun akhirnya makanan dan minuman itu telah habis semua bahkan tak tersisa sedikitpun.

Berbicara dengan Yoga memang tak pernah membosankan.Dari jaman dulu memang Yoga mempunyai aura kenyamanan ketika berlama-lama bersama dia. Waktu pun tak terasa begitu cepat berlalu. Berbicara dengan Yoga seperti tak pernah habis bahan pembicaraan.Yoga selalu punya cara untuk membuat pembicaraan nya menjadi tak membosankan.

Sesekali mereka tampak tertawa, kemudian berbicara serius kembali dan tertawa kembali.

***

Cincin Berlian Andin #3

Esok harinya,pagi pagi sekali Andin sudah datang ke tempat Gerald.Tentu saja Gege belum bangun dari tidurnya. Gege sudah terbiasa bangun jam sembilan pagi.Dan akan mulai masuk ke tempat kerja setelah jam sepuluh setelah dia bersiap dan rapi.Tidak lupa juga setelah sarapan pagi tentunya.

Pagi itu masih jam delapan pagi ketika Andin datang.Andin bergegas pergi ke dapur menghampiri Bi Sumi.Di dapur Bi Sumi tampak sibuk dengan pekerjaannya memasak dan mencuci piring.

"Gege masih belum bangun ya,Bi ?" Tanya Andin sembari membuka kulkas kemudian mengambil roti tawar beserta selai coklatnya.

"Belum neng. "Jawab Bi Sumi sambil mengerat erat ikan kembung yang akan di bumbui untuk di goreng ketika Gege nanti minta makan.

"Masak apa aja,Bi ?" Tanya Andin sambil memasukan roti tawar yang sudah di olesi selai coklat ke dalam mulutnya.

"Ga ada apa apa di kulkas, cuma tinggal ikan kembung ini doang, Neng. " Jawab Bi Sumi, sambil menunjukkan ikan kembung yang sedang di pegang nya.

"Ya udah biarin masak ikan aja,nanti siang kita belanja!" Kata Andin lagi kemudian meninggalkan Bi Sumi yang sedang beberes dapur sambil masak sendirian.

Bi sumi adalah asisten rumah tangga di rumah Gerald yang telah cukup lama mengabdi di sana. Sudah sekitar 5 tahun Bi Sumi bekerja di rumah Gerald. Selain menjadi asisten rumah tangga, Bi Sumi juga menjadi satu-satunya teman Gege kalau semua teman temannya menghilang dari rumahnya karena sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Rumah Gege menjadi tempat berkumpul teman temannya juga teman teman Andin.Juga menjadi kantor tempat mereka bekerja. Gege hanya tinggal sendiri di rumah itu dan sudah setahun ini, Bi Sumi mulai nginap di sana.

Tadinya Bi Sumi kerjanya datang pagi kemudian pulang sore hari ketika pekerjaannya sudah selesai.Tapi karena Gerald merasa sering sendirian di rumah, akhirnya Gerald meminta Bi Sumi untuk tinggal bersamanya.Dan tentu saja Bi Sumi dengan senang hati mau tinggal bersama Gege dengan catatan Bi Sumi bisa pulang setiap hari minggu.

Dari hari senin sampai dengan hari jumat rumah biasanya selalu rame. Tak pernah sepi karena di studio selalu ada orang yang bekerja. Ada Ica, Krisna, Agung, Angga,Fadil juga Andin.

Tapi sudah seminggu ini rumah sepi karena mereka semua sedang pulang ke rumah atau kosannya masing-masing.Hanya tertinggal Gerald dan Bi Sumi saja serta Andin yang masih bolak balik datang ke rumah.

Suara laci yang di tutup Andin agak keras membangunkan Gerald dari tidurnya.Matanya berusaha terbuka, melihat siapa yang ada di kamarnya yang membuat suara bising hingga membuatnya terbangun.

"Cari apa sih Ayang? Berisik ah!" Kata Gege sembari berusaha menutup telinga dengan bantalnya.

"Aku cari cincin berlian yang baru aku beli beberapa minggu lalu,Yang! Perasaan aku simpan di laci ini deh! Kok bisa hilang?" Jawab Andin sembari mencoba membuka laci yang di bawahnya lagi.

Gerald mulai terlihat menggeliat dari kasurnya kemudian berusaha membuka matanya yang masih terlihat mengantuk. Kemudian dia berusaha berdiri dan masuk ke kamar mandi.

Terdengar suara kran air menyala.

"Ayang tau nggak dimana cincinnya?" Teriak Andin dari depan pintu kamar mandi.

"Dah aku kasihlah ke cewek lain, Ayang nggak tau kan kalau aku punya selingkuhan!" Jawab Gege berteriak dari dalam kamar mandi.

Setelah beberapa saat akhirnya Gerald keluar dari kamar mandi. Terlihat wajahnya tampak cerah dan segar setelah ia membersihkan diri.Dia melangkah mendekati ke arah lemari bajunya.

Tampak di tepi kasur Andin memasang wajah masam dan cemberut. Kemudian menatap ke arah Gerald yang juga sedang memperhatikannya.

"Ayang!" Rengek Andin dengan manja.

Gege tak mengindahkan rengekan Andin, dia berjalan menuju lemari pakaiannya kemudian memilih milih baju yang akan dia pakai.Setelah mendapatkan baju dan celana yang ingin dia pakai, kemudian dia mengeluarkan sesuatu dari dalam laci lemarinya, kemudian memberikannya pada Andin.

"Aku simpan di lemari karena Ayang letakan di mana aja tuh cincin. Kau bilang simpan di laci, aku menemukannya di lantai,bodoh!" Kata Gege sambil memulai berpakaian.

Andin tersenyum kemudian mencoba memakai cincin yang di berikan Gege padanya.Di tatapnya jari tangannya yang tampak begitu cantik memakai cincin berlian yang baru saja dia beli itu.

"Bagus kan,Yang?" Tanya Andin minta pendapat Gege sembari menatap dengan bangga jari tangannya yang sudah di hiasi cincin berlian nya itu.

"Baguslah!" Jawab Gerald biasa saja.

"Kok pakai lah ngomongnya?"

"Ya bagus. Harganya juga bagus,kan? Kau kuras isi dompet ku!" Jawab Gerald sembari mulai menyisir rambutnya yang masih basah dan berantakan.

"Ayang ko ngomongnya gitu,Yang? Ga ridho duit mu aku pakai,Yang?" Kata Andin sambil melotot ke arah Gerald yang tengah bersolek di depan kaca.

"Gajian bulan ini, ga usah Ayang transfer ke aku lah,biar ku ganti semua duit Ayang!" Kata Andin lagi kemudian berlalu meninggalkan kamar.

Pintu kamar terdengar di tutup dengan keras oleh Andin.

Gerald hanya tersenyum geli melihat Andin yang tampak kesal padanya.

Setelah selesai bersolek, Gerald pergi ke dapur untuk sarapan pagi.

"Pagi,Bi Sumi!" Terdengar suara Gege menyapa Bi Sumi yang sedang membereskan piring.

"Pagi." Jawab Bi Sumi, sambil menoleh.

Tampak di meja makan Andin tengah menyantap ikan goreng dengan nasi panas dan sambal bawang kesukaannya. Mukanya masih tampak cemberut dan ketus apalagi ketika melihat Gege menghampiri nya.

Sebuah ciuman mesra mendarat di pipi Andin,kemudian Gege duduk di sebelah Andin dan ikut makan bersama Andin.

"Ayang bener ga akan gajian bulan ini?" Goda Gege pada Andin dengan sedikit senyuman.

Andin tidak menjawab, dia berusaha tak memperdulikan ucapan Gege padanya. Andin terus saja menyantap makanannya dengan lahap.

"Jangan kan cuma cincin berlian seharga sepuluh juta, Ayang kuras habis tabungan aku pun, aku ikhlas. Ga akan aku potong gaji Ayang!" Kata Gege sembari mencubit pipi Andin dengan manja.

"Bener,Yang?" Raut muka Andin berubah seketika.

Gerald mengangguk.

"Bi Sumi jadi saksi ya kalau Ayang pernah bilang gitu sama aku! Ya kan, Bi ?" Kata Andin sambil melirik ke arah Bi Sumi yang sedang membereskan piring yang sudah di cuci nya tadi.

Bi Sumi hanya tersenyum sambil geleng geleng kepala.Kedua pasangan ini memang lucu, begitu pikir Bi Sumi. Sebentar sebentar akur, sebentar sebentar berantem seperti anjing dan kucing yang saling ga mau kalah.

"Jadi ga Ayang pergi ke Majalengka minggu ini?" Tanya Andin berganti topik pembicaraan.

Dia menanyakan rencana Gerald yang sudah beberapa minggu ini di planning tapi selalu gagal karena banyak hal.

"Tak taulah aku!" Jawab Gege seperti tidak bersemangat.

"Kenapa Ayang bilang tak tau, malas kah Ayang untuk pergi ?" Tanya Andin lagi.

"Minggu ini, Krisna sama Agung ga bisa ikut katanya."

"Kenapa?"

"Yang satu mamaknya di rumah sakit, yang satu ada kawinan harus balik ke Medan. Ga mau aku pergi sama kalian cewek cewek!" Jawab Gerald sambil melirik ke arah Andin.

"Jadi Ayang ga mau pergi sama aku, Yang ?" Tanya Andin sembari mendekatkan wajahnya ke wajah Gege kemudian mencubit pipinya dengan keras.

"Ya mau, tapi bukan buat bikin syuting horor lah, Yang!" Jawab Gege mencoba melepaskan cubitan Andin kepadanya. "Pergi sama kamu itu harusnya ke mall, ke bioskop, ke tempat yang bagus buat pacaran, bukan ke hutan atau ke tempat angker yang banyak hantunya. Takut aku kalo pergi sama Ayang sama Ica doang mah." Tambah Gerald tetap kekeh bilang tidak mau pergi dengan Andin.

"Ih, tak tau Ayang.Kalau hantu itu takut sama aku,loh!"

"Iyalah, karena Ayang lebih menakutkan daripada hantu!" Jawab Gege sambil nyengir. Kemudian meninggalkan Andin yang masih duduk menikmati makanannya di meja makan.

"Kurang ajar!" Gerutu Andin tampak kesel karena Gerald mengejek dirinya lebih menakutkan dari pada hantu.

Gerald masuk ke studio, tempat dimana ia biasanya main game, ngedit video, juga tempat dia mengerjakan pekerjaan yang lainnya.

"Pagi." Sapa seseorang yang baru saja membukakan pintu.( Ica baru saja datang)

Gerald menoleh kemudian tersenyum "Pagi juga." Jawabnya.

"Jadi kah kita pergi minggu ini ke Majalengka,Ge?" Kata Ica sembari mulai berbenah meja kerjanya yang berantakan.

"Pending lagi, Ca." Jawab Gerald, tak menoleh.Ia tetap duduk sambil memainkan ponselnya.

"Kok pending lagi, aku kan sudah bikin jadwalnya." Kata Ica dengan raut muka bingung.

"Belum booking tempat kan ?" Tanya Gerald.

"Belum." Ica menggeleng.

"Ya udah, pending ajalah dulu!" Kata Gerald memastikan untuk menunda kepergiannya ke Majalengka beberapa hari lagi.

"Ca,jangan lupa gajian anak anak di transfer hari ini.Sudah di hitung kan rinciannya?" Kata Gerald lagi, sembari membereskan meja kerjanya juga.

Gerald terlihat bersiap siap akan pergi.

"Udah."

"Ya udah, aku mau keluar dulu sama Andin." Katanya, lalu berdiri sambil tersenyum.

"Ok, bos!"Jawab Ica.

Gerald kemudian bersiap diri, memakai kacamata hitam kemudian menyeledangkan tas pinggangnya di bahu. Lalu memakai sepatu yang biasa dia pakai yang sudah tersedia di bawah meja tempat kerjanya. Kemudian keluar studio untuk memanggil Andin yang masih berada di dapur.

"Ayang!" Teriak Gerald yang sudah berada di luar. Gerald terlihat sedang menyalakan mesin mobil. "Jadi nggak hari ini Ayang belanja? Kemarin kau bilang mau belanja!" Teriak Gerald untuk kedua kalinya.

Terlihat Andin berlari dari arah dapur menghampiri Gerald ke luar. " Tunggulah,Yang! Belum selesai aku makan!" Kata Andin sambil terlihat masih mengunyah sesuatu di dalam mulutnya.

"Ayolah cepetan, aku banyak kerjaan hari ini! Lama kali Ayang,makan! Kau masukan semua makanan ke dalam perut.Tak sadar kah Ayang, kalau Ayang ini tambah gendut. Dari makan roti, makan nasi, sekarang kau makan mie! Tambah banyak lah lemak mu,Yang!" Gerald terlihat sedikit menggerutu karena Andin terus saja makan dari pagi.

"Ga pa pa lah banyak lemak asal jangan banyak dosa, kayak Ayang!" Bantah Andin sambil mendelik.

"Ih,mana ada aku dosa! Aku adalah manusia paling baik dan tak punya dosa di dunia ini." Jawab Gerald sambil masuk ke dalam mobil.

****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!