NovelToon NovelToon

Suamiku Bukan Pria Impoten

1.Prolog

Hai gaes.. jumpa lagi dengan karya terbaru author, siap - siap ngakak So Hard yaa 🎉

Jangan lupa tetap dukung author yaa gaes 😘

...💚🤍 HAPPY READING 🤍💚...

Seorang CEO tampan, muda dan sukses yang bernama Simon Anderson, menjadi pengusaha muda berbakat yang terkenal di seluruh dunia perbisnisan, tetapi beredar rumor yang sudah menjadi rahasia umum bahwa pengusaha tampan itu impoten.

Bukan tanpa alasan rumor itu beredar, karena Simon sama sekali tidak tertarik dengan wanita manapun sampai umurnya menginjak tiga puluh tahun.

Ibunya sudah berusaha keras, mencarikan gadis - gadis dari anak relasi bisnisnya, sudah puluhan gadis dari yang paling seksi, bahenol sampai yang alim dan lemah lembutpun masih saja tidak ada yang berhasil memikat hati putra semata wayangnya.

Sudah berbagai cara dia lakukan, bahkan memanggil Dokter dari berbagai negara untuk memeriksa keadaan putranya, tapi semua Dokter mengatakan semua Normal, tidak ada yang perlu di khawatirkan.

Bahkan pernah sampai ibu Simon membawa Simon pergi ke dukun abal - abal, yang ternyata berjenis kelamin perempuan, alhasil bukan kesembuhan yang dia dapatkan, tapi malah dukun itu menggilai putra semata wayangnya, sampai setiap hari mengirimkan kembang tujuh rupa dan bakaran kemenyan didepan rumahnya.

Akhirnya Ibu Simon memutuskan untuk pindah rumah, dan kapok pergi ke dunia perdukunan.

Ibu Simon sudah tak tahan lagi, malu lebih tepatnya, karena diantara teman - teman arisan sosialitanya, hanya dia yang belum punya cucu, bagaimana punya cucu, pacarpun anaknya belum punya.

Mirna adalah single parent, suaminya telah lama meninggal, tetapi dia lebih memilih membesarkan Simon putra semata wayangnya sendiri, karena dia tidak mau Simon merasa tersisih kalau dia menikah lagi.

Dulu Mirna lah yang menggantikan posisi suaminya sebagai CEO diperusahaan raksasanya, namun karena umurnya sudah tidak muda lagi, dia menyuruh anak semata wayangnya mengantikannya dan dia ingin fokus mencarikan pasangan untuk anaknya.

Walau beredar rumor anaknya impoten, tapi dia sama sekali tidak percaya, karena semua Dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa Simon pria normal, mungkin memang dia hanya belum menemukan hidayahnya sampai saat ini.

Itulah mengapa, Mirna berusaha keras mencarikan jodoh untuk putranya.

Di belahan kota lain, ada tiga gadis cantik yang selalu mendapat sorotan publik karena kecantikan wajah dan postur tubuhnya bak model kelas atas, sejak bangku kuliah mereka sudah banyak yang mengagumi, bahkan disalah satu kampus ternama itu, ketiga gadis itu punya fans club sendiri.

Ketiga gadis itu bernama Raras, Shanum, dan Mala, mereka baru saja menyelesaikan studynya di kampus ternama itu, Ip mereka pun tinggi semua, walaupun mereka sangat konyol dan terkesan lebih urakan, tetapi prestasi tetap mereka utamakan, karena mereka juga dari kalangan keluarga yang sederhana, kecuali Mala.

Pentolan tiga serangkai itu adalah Raras, nama lengkapnya adalah Raras Puteri Bhanuwati, dia masih keturunan dari Keluarga Ningrat tapi sejak kecil dia sudah hidup sederhana di perkotaan yang terkenal dengan hiruk pikuk keramaian.

Dia juga merupakan anak tunggal, ayahnya sudah lama pensiun, dan ibunya juga hanya seorang ibu rumah tangga biasa.

Walau sederhana, namun Raras bahagia, karena hidupnya selalu tidak kekurangan suatu apapun, apalagi kasih sayang, orang tua mereka sangat menyayanginya melebihi apapun.

Sore ini mereka bertiga kumpul dirumah Raras si cantik yang terkenal sebagai play girl, tapi walaupun sering gonta - ganti pasangan, dia bukan perempuan yang mengenal free ****, dia dari keluarga baik - baik, pacaran hanya sekedar jalan - jalan makan biasa saja, dia orangnya supel, ramah, sehingga orang yang didekatnya merasa nyaman dan bahagia.

Tok.. tok..

Shanum dan Mala mengetuk pintu kamar Raras, setelah ibu mereka mengatakan kalau Raras masih tidur, Melati ibu Raras sudah menggangap mereka seperti putri mereka sendiri, karena saking akrabnya tiga serangkai itu, kemana - mana selalu saja bertiga, bahkan saat kuliah, ketika salah satu dari mereka ada yang sakit, yang dua pun ikut bolos menemani.

" Ra..? Rara.. bangun woii, udah sore nie, molor mulu kerjaanmu selama jadi pengangguran deh!"

Teriak Shanum yang paling bawel diantara mereka.

" Jangan gitu bangunin si Raras mah, nie.. aku kasih contoh."

Ucap Si Mala gadis paling Centil diantara mereka.

" Rara.. tetangga loe baru ya? ganteng banget deh, badannya kekar, berotot maskulin gitu, siapa sih Ra?"

Teriak Mala.

Ceklek..

Pintu kamar Raras langsung terbuka, dibaliknya menyembul si Rara penakluk pria idaman semua wanita.

" Cowok ganteng mana sih? perasaan gue kagak punya tetangga cowok ganteng, palingan si Udin juragan somay?"

Raras mengucek matanya yang masih ngantuk.

" Yee.. kalau denger cowok ganteng aja loe langsung bangun!"

Ucap Shanum menoyor kepala Raras.

" Gue bilang juga apa, haha.."

Mala langsung menerobos mereka ke arah kasur dan mengulingkan tubuhnya di kasur empuk Raras.

" Besok kita interview lagi nie?"

Tanya Shanum.

" Iya.. kali ini lu jangan sampai telat lagi ya La, ntar loe di diskualifikasi lagi, gagal mulu ntar kita dapet duit.

Ucap Raras.

Ada - ada saja kisah konyol diantara mereka, yang kekunci dikamar mandilah, yang telat lah, hingga salah satu dari mereka tidak diterima diperusahaan yang mereka incar.

Pedoman mereka, satu kerja semua kerja, kalau nganggur ya nganggur semua, dan tempat kerja mereka juga harus sama, entah menikah nanti mereka harus sama juga atau tidak, hanya Tuhan dan merekalah yang tahu.

♡♡♡

Keesokan harinya Shanum dan Mala sudah sampai dirumah Raras untuk berangkat interview bersama.

" Ayok kalian buruan sarapan, jangan sampai telat lagi, mau sampai kapan kalian jadi pengganguran gini."

Ucap Melati, ibu Raras yang paling baik hati dan sabar menghadapi tiga serangkai itu.

" Doain kita ya bu, biar kita diterima."

Ujar Raras sambil memakan roti bakar untuk sarapanya.

" Kali ini kita janji deh bu, kita akan bekerja keras, merayu pihak HRD agar menerima kita bertiga."

Ucap si Centil Mala.

" Ya kalau cowok, kalau cewek, lu mau berubah haluan jadi Lesb*an?"

Ucap Shanum ngasal.

" Gile lu ndro.. gue masih normal kali, masih doyan pisang tauk!"

Ucap Mala tidak terima.

" Kayak tau aja apa itu pisang, lihat aja belum pernah kok, hahaha.."

Sahut Raras si penakluk pria berkomentar.

" Masak kamu nggak tahu pisang itu seperti apa sih Mala? kasian sekali kamu? besok biar ibu beli di pasar ya, pisang ambon mau? yang panjang dan gede itu?"

Ucap Ibu Raras dengan polosnya.

" Bahahahahaha.."

Merek bertiga kompak tertawa berjamaah.

" Bukan pisang yang itu bu, tapi.."

Mala yang suka blong rem nya kalau ngomong itu langsung disumbat oleh roti bakar milik Raras.

" Makan buruan, ntar kita telat lagi, buk kita berangkat dulu ya?"

Pamit Raras sambil menggigit rotinya yang tersisa.

" Baiklah, semangat ya anak - anakku, doa ibu selalu bersama kalian, semoga kalian diterima."

Ucap ibu Raras tersenyum melihat mereka.

" Siap buk."

Mereka berangkat menggunakan mobil ayah Raras yang selalu Raras gunakan.

" Lu kalau ngomong bisa di rem kagak sih? bisa jantungan ibuk kalau denger lu jelasin pisang tadi."

Ucap Raras kesal.

" Iya lu.. tu mulut remnya rusak mulu, ntah dimana servis rem mulut blong deh!"

Sahut Shanum ikut menimpali.

" Ya maap deh, keterusan tadi."

Mala cuek saja, sama sekali tidak merasa bersalah.

" Kali ini perusahaannya cukup besar lho, kita jangan sampai melakukan kesalahan sekecil apapun!"

Ucap Raras semangat.

" Yoi.. kita udah prepare bener - bener nih, jangan sampai gagal lagi."

Shanum pun sudah mengobarkan semangat empat limah.

" Kalau kita gagal lagi, mau nggak kalau kita pergi ke dukun aja cari pesugihan?"

Ucap Mala tiba - tiba terlintas ide gilanya setelah menonton film horor tadi malam.

" MALAAA..LU GILA YA..!"

Ucap Raras dan Shanum serentak.

" Woles gaes.. aku bilang kan kalau, enggak juga nggak papa kok!"

Ucap Mala santai.

" Dasar wong edan kamu mah!"

Raras menoyor kepala Mala.

" Beresin dulu deh tu otak, pantesan cowok lu sering ngeluh mulu, lu cantik doang, gilanya kebangetan."

Shanum lamgsung ceramah dadakan.

" Kayak cowok loe kagak pernah ngeluh aja, sering lu pukulin, KDRT sebelum rumah tangga tauk!"

Ledek Raras disambut gelak tawa Mala.

" Habisnya dia sering bikin gumushh deh!"

" Kalau gemes mah disayang - sayang, bukan diajak adu taekwondo pe a!"

Ucap Raras tertawa.

" Habis gatel tanganku ini, lama nggak olah raga!"

Ucap pemegang sabuk hitam Taekwondo itu.

" Hahaha.. ngenes banget ntar calon laki lu, habis tiap hari buat sasaran tangan gatel!"

Mala menimpali.

" Habis juga panci, wajan, piring dan gelas dirumah lu, bangkrut - bangkrut deh laki loe ntar."

" Hahaha.."

Mereka tertawa sepanjang perjalanan ke perusahaan tempat mereka interview.

Tunggu kegilaan mereka lagi ya..

Jangan lupa tinggalkan LIKE dan KOMENT kalian ya gaes..

Terima kasih😊

2.Interview terburuk.

Kita lanjutt ya gaes...

...👾👾 HAPPY READING 👾👾...

..." Saat semua pekerjaan terasa makin tidak menyenangkan, ingatlah CICILAN "...

Itulah pedoman hidup, agar kita tetap semangat bekerja.

Sesampainya di perusahaan itu mereka sudah mengantri untuk tes interview.

Orang pertama yang dipanggil adalah Shanum.

" Shanum Berliana."

Teriak pihak staf memanggil urutan selanjutnya.

" Duh.. deg - degan gue nih."

Ucap Shanum berdiri sambil meremas ujung rok pendeknya.

" Semangat Num - Num lu pasti bisa.

Teriak Raras memberikan semangat.

" Cayoo Num, kalau nggak diterima kasih satu hadiah bogeman tuh HRD, hihi.."

Mala malah tertawa cekikikan membayangkan Shanum beraksi.

" Gilak lu pe a! bisa diseret dia sama security nanti."

Raras berbisik, sedangkan Shanum sudah masuk diruangan HRD.

Setelah lima belas menit berlalu, pintu ruangan terbuka, Shanum berjalan lemas menuju mereka bertiga.

" Gimana Num? kok lesu gitu? nggak diterima ya? jangan sedih lah, nanti kita cari tempat lain."

Ucap Raras dan segera memeluk sahabatnya itu.

" Taraaaaa..!"

Shanum menunjukkan kertas bahwa dia diterima.

" Kyaaaa.. kita udah duga, loe pasti diterima!"

Mereka bertiga langsung berpelukan tidak mempedulikan orang disekitar yang memandangnya.

" Mala Alexander."

Teriak staf memberitahukan orang selanjutnya.

" Semangat Mala, lu pasti berhasil juga kayak gue!"

Ucap Shanum.

" Doain gue ya, biar lulus, dan cowok gue bisa bangga sama gue, dia udah janjiin tas branded keluaran terbaru kalau gue diterima, hihi.."

Ucap Mala berbisik sambil melangkah masuk ke ruangan.

" Dasar cewek matre lu."

Ucap Raras meledek.

Lima belas menit kemudian pintu terbuka kembali.

Mala berjalan melengak - melengok mengoyangkan pinggulnya sambil menebar senyuman kepada sahabatnya.

" Kalau dari gelagatnya sih pasti diterima tu bocah!"

Ucap Shanum paham betul teman mereka yang satu ini.

" Aroma - aromanya sih gitu Num."

Raras ikut menimpali.

" Yeaaayy.. tas branded on the way, haha.."

Mala menghambur kepelukan dua sahabatnya.

" Dasar otak lu mah isinya cuma barang branded semua!"

Ucap Shanum ikut bahagia.

" Raras Puteri Bhanuwati."

Sekarang giliran Raras yang terakhir diantara mereka.

" Kalau lu gue yakin, pasti lu diterima deh!"

Ucap Shanum yakin seyakin - yakinnya.

" So pastilah, siapa sih yang berani nolak pesona gue!"

Ucap Raras sambil melenggang masuk ruangan HRD dengan elegan.

Lima menit kemudian, pintu sudah terbuka, Shanum dan Mala terkejut melihatnya.

" E buset dah.. cepet banget dia keluar, baru juga lima menit?"

Ucap Shanum melihat jam di pergelangan tangannya.

" Paling dia kedipin doang langsung termehek - mehek tu HRD."

Ucap Mala menduga.

" Hiks.. hiks..hiks.. sory gaes gue di tolak!"

Ucap Raras menangis tanpa air mata.

" HAAAHH..? DI TOLAK..? kenapa bisa?"

Ucap mereka berdua serentak.

" Hey.. ratu drama, lu ngerjain kita ya, mana mungkin lu di tolak? nilai tes kemarin aja punya lu paling tinggi diantara kita, sedangkan tes interview tadi mudah aja ya kan La? masak gitu aja kamu nggak lulus?"

Ucap Shanum tidak percaya.

" Hiks.. hiks.. jangankan diinterview, saat pintu terbuka nie, saat kedua matanya melihat ke arahku, belum ada kata - kata sedikitpun dia langsung memberikan kertas bertuliskan KAMU DITOLAK MENTAH - MENTAH."

Ucap Raras memeluk mereka.

" Wuaah.. kenapa bisa gitu? ini tidak adil, harus dikasih pelajaran tuh pihak HRD."

Shanum sudah menyingsingkan gulungan kemeja dilengannya.

" Shanum STOP. "

Cegah Raras sambil menarik tangan Shanum yang sudah gatal.

" Biarin aja sih Ra, toh kita juga nggak akan kerja disini kalau Lu nggak diterima!"

Ucap Mala ikut esmosi.

" HRD itu mantan gue, yang gue tinggal pas lagi sayang - sayangnya dulu."

Ucap Raras menunduk lesu.

" Ya elahh.. elu sih, jadi orang kagak tobat - tobat juga maenin hati cowok, kena karma kan lu."

Ucap Shanum menoyor kepala Raras.

" Gue mau tobat sekarang Num, hiks.. hiks.. padahal ini kan perusahaan gede, sayang sekali, kenapa mesti dia yang jadi HRD sih?"

Raras memeluk mereka kembali.

" Tobat lu bilang sekarang, besok liat cowok yang lebih tampan dan kekar aja lu, lupa langsung ama tobatmu itu!"

Ucap Mala menimpali.

" Itu gue khilaf La, gue nggak sadar!"

Ucap Raras.

" Entah harus dijedotin dulu kepala lu ini di aspal baru sadar!"

ucap Shanum.

" Yaudahlah.. nasi udah jadi bubur ini, tinggal tambahin suwiran ayam, sama daun bawang pake kuah santan kuning aja, pulang lah yuk makan buryam!"

Mala mengandeng kedua sahabatnya berlalu meninggalkan perusahaan itu.

" Trus kalian gimana dong?"

Tanya Raras sambil menyeruput es kelapa muda dipinggir jalan.

" Yawda sih, nanti kita kirim aja surat pengunduran diri ya kan La?"

Ucap Shanum santai.

" Hu um, miris juga ya tuh perusahaan, belum kerja udah mengundurkan diri karyawannya, haha.."

Mala tertawa seperti tidak ada beban hidup.

" Dasar pe a, kita yang miris bukan tuh perusahaan!"

Ucap Raras terheran melihat sahabatnya yang satu ini.

" Yawda sih, kita cari aja perusahaan lain, gitu aja kok rempong."

Mala memang selalu terlihat lebih santai dari mereka bertiga, karena mungkin duit bukan prioritas dia.

Mala berasal dari keluarga kaya raya, tapi dia hidup bersama kakek dan neneknya disini, ayah dan ibunya tinggal di Paris, tanpa dia kerja pun sebenarnya dia punya blackcard unlimited, tapi karena rasa persahabatannya dan tidak ingin jauh dari mereka, Mala ikut - ikutan kerja, toh sekalian cari pengalaman pikirnya.

Tanpa sepengetahuan dari mereka, ada sesosok perempuan cantik melihat ke arah mereka dan mendengarkan ocehan mereka dari tadi.

Wanita berpakaian mewah dengan tas dan sepatu brand ternama itu berjalan perlahan mendekati ketiga gadis yang tengah menikmati es kelapa muda di pinggir jalan yang tidak terlalu ramai itu.

" Hai.. boleh gabung?"

Tanya wanita itu menyapa dengan senyum elegannya sambil membuka kaca mata hitamnya.

Serentak tiga gadis itu menoleh dan terkejut, bukannya menjawab ucapan wanita itu, tapi mereka malah asyik - asyikan berbisik satu sama lain.

" Heh.. apa dia Ratu Elizabet?"

Tanya Shanum melihat sosok wanita bule yang mahir berbahasa indonesia itu.

" Emang Ratu Elizabeth kagak punya kerjaan apa? sampai harus mampir di tukang es kelapa muda pinggir jalan gini?"

Jawab Raras ikut melirik wanita didepannya.

" Emang Ratu Elizabet itu siapa sih? gang komplek sebelah mana rumahnya?"

Tanya Mala dan mendapat toyoran kedua sahabatnya.

" Diam aja lu, ini urusan orang dewasa!"

Ucap Shanum, padahal umur mereka sama, cuma beda bulan kelahiran saja.

" Apa saya menggangu kalian?"

Tanya wanita itu tersenyum melihat kekonyolan mereka bertiga.

" Aah.. tidak nyonya, apa nyonya mau minum es kelapa muda juga?"

Tawar Raras tersenyum.

" Aah.. tidak, kebetulan saya tadi sedang lewat didekat sini, terus tanpa sengaja mendengar bahwa kalian sedang mencari kerja?"

Tanya wanita itu sambil terus tersenyum.

" Bukan cari kerja, tapi kita ditolak kerja, lebih tepatnya dia saja sih!"

Ucap Mala seperti biasa ceplas ceplos tanpa rem cakram menunjuk muka Raras yang sedang melotot kearahnya.

Kedua sahabatnya langsung membungkam mulut Mala, tapi terlambat, wanita itu sudah mendengarnya, bahkan sebelum mereka mengatakan.

" Emm.. kebetulan di perusahaan putra saya sedang mencari karyawan? putra saya bekerja di salah satu perusahaan terkemuka di negara ini, apa kalian berminat?"

Tanya wanita itu.

" Butuh lowongan berapa? kalau cuma satu aja kita ogah, kalau banyak kita mau lah?"

Ucap Mala langsung menimpali.

Kedua sahabatnya hanya bisa geleng kepala sambil menepuk jidat mereka masing - masing mendengar ocehan sahabat oon nya itu.

" Tentu, saya akan merekomendasikan kalian bertiga, ini kartu nama saya, besok datanglah ke kantor."

Tanpa menanyakan mereka lulusan apa dan belajar dimana? Wanita itu tidak mempedulikannya, dia hanya melihat sekilas kepolosan mereka bertiga langsung tertarik.

Siapa kah wanita itu hayo, kalian pasti sudah tahu kan?

Jangan lupa dukungan kalian ya?

Jempollll mana jempolll kalian nie🤩

3.Rempong

...🌵🌵 HAPPY READING 🌵🌵...

..." Hapuslah memori buruk dihari kemarin, awali pagi ini dengan SENYUMAN "...

Raras sudah bersolek didepan cermin sambil berlatih memberikan senyum terindahnya untuk staf HRD nanti, pagi ini tiga serangkai itu kembali akan melamar pekerjaan baru sesuai rekomendasi wanita kemarin, ternyata setelah dia mencari informasi lebih lanjut, perusahaan itu memang besar bahkan lebih besar dari yang kemarin.

" Semoga diperusahaan itu, kagak ada salah satu dari mantan gue, SEMANGAT RA..!"

Dia memberi semangat kepada diri sendiri.

Saat Raras menunggu dua temannya di teras, tiba - tiba tetangga tampannya datang menyapa.

" Hai dek Raras? pagi - pagi udah cantik aja mau kemana?"

" Hai kang somay, iya nie.. mau nglamar kerja!"

Jawab Raras tersenyum kembali menyapa.

" Dari pada nglamar mending abang lamar aja mau kagak?"

" Huuu.. dasar kang somay ganjen!"

" Aku udah jadi juragan Ra, masih saja dipanggil kang somay, noh lihat mobilku saja pintunya yang ngeser buka nya!"

Ucap si Udin tidak terima.

" Pintu ngeser aja bangganya selangit kang, noh almari aku juga buka nya ngeser aku biasa aja tuh!"

Ucap Raras meledek.

" Haii Ra, ayo berangkat ntar kita telat lagi!"

Teriak dua sahabatnya dari mobil, kali ini mereka menggunakan mobil Mala.

" Bye.. kang somay, doain aku biar diterima kerja ya, ntar aku traktir somay deh, hehe.."

ucap Raras sambil berlari ke depan.

" Tukang somay kok ditraktir somay, ngeselin deh, untung cantik lu."

Pekik si Udin salah satu fans dadi Raras yang selalu terabaikan.

Akhirnya mereka bertiga sudah sampai diperusahaan raksasa Anderson group.

" Gilakk.. kalau ini mah emang perusahaan bonafit, yakin kita diterima disini nie?"

ucap Shanum kagum melihat bangunan tinggi menjulang itu.

" Kagak yakin gue."

Ucap Mala ikut ragu.

" Udahlah kita coba aja dulu, mana kartu nama wanita yang kemarin."

Ucap Raras.

" Telpon aja Ra, daripada kita tersesat di dalam gedung kan kagak lucu!"

Ucap Shanum.

Tulilut..

" Hallo selamat pagi nyonya, saya Raras dan teman - teman yang kemarin ketemu di tempat jualan es kelapa muda."

Ucap Raras ramah.

" Owh iya, apa kalian sudah sampai?"

Tanya Mirna.

Wanita kemarin adalah Mirna, ibu dari Simon, dia memang sengaja menyuruhnya kerja disana, walau sebenarnya tidak ada lowongan disana, tapi demi mendapatkan jodoh buat anaknya, Mirna tetep kekeh membuka lowongan dadakan.

" Sudah nyonya, tapi kami bingung, harus pergi kemana dulu?"

" Naiklah ke lantai lima belas ya, gunakan lift sebelah kanan, saya tunggu disana ya?"

ucap Mirna yang sudah stand by menjadi juri untuk calon mantu.

" Baik nyonya, terima kasih."

" Kita ke lantai lima belas gaes, kita sudah ditunggu."

Ucap Raras.

" Berasa kayak artis ya, kita yang ditunggu, haha."

Celetuk Mala.

" Dasar Pe a lu!"

Dua toyoran mendarat dikepala Mala.

Saat lift akan tertutup serentak mereka bertiga berteriak dengan kencangnya.

" TUNGGU..!"

Seorang pria berbadan tinggi besar berkulit sawo matang dengan mata yang berwarna kebiruan menyembul keluar.

" Siapa kalian?"

Tanya Mark asisten Simon.

" Aku? siapa aku tidaklah penting, lantai lima belas mas! buruan gaes ntar kita terlambat berabe tauk!"

Ucap Raras acuh.

" Gue heran deh, disini liftnya masih kosong, kenapa orang pada ngantri di lift sebelah ya?"

Celetuk Shanum keheranan.

" Jangan - jangan lift yang ini rusak lagi, aduuuh.. ngeri gue, mana belum nikah lagi?"

Ucap Raras memasang wajah panik.

" Yaaah.. gimana dong, mana cowok gue mau beliin tas branded lagi?"

Ucap Mala tak kalah heboh.

" Pfffttt.. seorang pria tampan memakai kaca mata hitam disudut lift menahan tawanya sambil bersandar di dinding lift.

Siapa dia?

Ini dia pria tertampan di Anderson Group yang tidak pernah tertarik dengan wanita manapun.

Raras melirik ke arahnya merasa tidak terima.

" Apa senyum - senyum, dasar kang pijit!"

Ucap Raras menatap kesal pada Simon.

" Jaga omongan anda nona!"

Teriak Mark marah, yang disindir kalem aja orangnya mah.

" Jagalah hati, jangan kau nodai, jagalah hati lentera hidup ini."

Raras malah menyanyikan lagu tanpa peduli pria yang menatapnya kesal.

Mark menekan tombol terbuka saat mereka sampai di lantai lima.

" Keluar..!"

Ucap Mark tegas.

" Hey.. ini masih lantai lima, aku mau ke lantai lima belas tauk!"

Ucap Raras kesal.

" Tutup nggak, kita buru - buru nih!"

Teriak Mala melihat Mark menahan pintu lift terbuka.

" Pindah saja di lift samping!"

Ucap Mark ketus.

" Heh.. emang ini lift punya bapak lue apa? sekate - kate aja kalau ngomong, mau gue kasih bogem nie?"

Shanum sudah kepancing emosi.

" Pfffttt.."

Lagi - lagi Simon malah menahan tawanya, dia tidak marah, tapi malah merasa mendapat hiburan dipagi hari.

" Keluar atau saya seret kalian sekarang juga!"

Teriak Mark.

" Udahlah kita keluar aja gaes, dari pada kita telat ntar."

Ucap Mala.

" Dasar cowok gilak!"

Shanum mengepalkan tangannya.

Raras tidak berkata apapun, tapi saat dia akan beranjak keluar diinjaknya kaki Simon sekuat tenaganya.

" Awww.."

Simon mengaduh kesakitan.

" Haha.. rasain, siapa suruh ngetawain kita mulu dari tadi!"

Ucap Raras yang sudah berlari keluar.

" Anda tidak apa - apa tuan muda? biar saya priksa."

Tanya Mark.

" Sudahlah.. aku baik - baik saja, sebenarnya siapa mereka?"

Tanya Simon heran.

" Saya akan selidiki nanti tuan muda, mungkin mereka anak baru, jadi tidak tahu kalau lift ini khusus untuk petinggi perusahaan?"

jawab Mark.

" Memangnya perusahaan kita membuka lowongan?"

" Kemarin sore tuan muda, tapi baru saja saya mendengar kabar kalau lowongan itu sudah ditutup kembali."

jelas Mark.

" Aneh? Siapa yang berani membuat keputusan tanpa seijinku?"

" Saya rasa itu ulah Nyonya besar tuan."

Dugaan Mark tidak pernah meleset memang.

" Apalagi rencana Nyai Loreng itu sih?"

Simon sudah kesal terlebih dahulu.

" Paling mentok juga nyariin tuan muda jodoh!"

Mark langsung berubah ekspresi kalau sudah berdua dengan Bosnya.

" Haaaisssh.. nggak ada capek - capeknya itu orang tua, kagak bosan apa melalang buana mencari wanita, mau model apapun aku nggak tertarik!"

Ucap Simon ber api - api.

" Tapi tiga gadis tadi boleh juga tuan muda, tinggal pilih aja mana yang layak!"

Ucap Mark meledek.

" Kau kira mereka barang layak pakai apa? mau ku potong gajimu?"

Ucap Simon mengancam.

" Hahaha.. aku hanya bercanda Bos!"

Mark cari aman saja.

Saat memasuki ruangannya ternyata wanita yang dia panggil Nyai Loreng sudah duduk santai di kursi kebesarannya mengotak - atik smartphonenya.

" Mama? kenapa udah ada disini?"

Tanya Simon terkejut.

" Kenapa? memang tidak boleh? emang kamu nyembunyiin cewek disini? sampai kamu terkejut gitu, oopss.. mami lupa kamu JOMBLO abadi, haisshhh..!"

Umpat Mirna yang semua pembahasan dengan anaknya ujung - ujung nya hanya perempuan yang dibicarakan.

" Ma.. sudahlah, aku banyak pekerjaan nie?"

Simon malas berdebat.

" Mami juga ada kerjaan kok, emang kamu aja?"

" Tapi itu kan kursiku?"

" Sebelum jadi kursimu, ini dulu kursiku, apa kamu lupa?"

Mirna tidak mau kalah berdebat.

" Haaah.. jadi aku duduk dimana ini?"

" Noh.. sofa panjang kali lebar gitu kok, mau kamu pake guling - guling juga bisa, gitu aja kok rempong!"

" Mami tuh yang rempong!"

Simon segera beranjak ke sofa dengan membawa setumpuk berkas yang harus dia baca.

" Mana sih tiga gadis itu, kenapa lama sekali? aku kan sudah menyuruhnya pake lift sebelah kanan, kenapa belum sampai."

Mirna ngedumel sendiri.

Apa yang terjadi dengan tiga gadis itu gaess?

Jempoll mana jempolnya dulu 😍

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!