Setiap kali melihat wajah Bayu, Bening menjadi ingin muntah. Bagaimana bisa kakek menikahkannya dengan seorang pengangguran seperti dirinya.
Tampangnya saja lecek tak ada ketampanan yang terlihat, hanya tubuhnya saja yang terlihat kekar walau tertutup kemeja lusuh.
"Aku sudah menyiapkan susu dan roti bakar untukmu aku juga sudah mengelap sepatu yang akan kau gunakan untuk menjadi alas kaki indahmu."
Bening jijik dengan kata kata yang diucapkan oleh Bayu. Lelaki ini membawakannya highheels dan memakaikannya di kaki mulus halus dan cantik milik Bening.
Sudah dua bulan ini Bayu menjadi suaminya. Bening pikir Bayu dikirim untuk menjadi pembantunya. Tapi kakeknya malah mengirimnya bersama para petugas KUA untuk segera menikahkannya dan Bayu, jika dia menolak maka semua warisan akan kakeknya berikan pada sepupunya.
Bayu adalah seorang pengangguran dan dia tidak punya ijazah sama sekali tidak mungkin pula dia akan mempekerjakannya di kantor itu sama saja membuka aibnya karena menikah dengan seorang biasa seperti Bayu.
Jadi selama dua bulan ini Bayu menjadi pembantunya. Semua pelayan dirumah inipun dia pecat agar tugas itu diserahkan semua pada Bayu. Dia juga memberi upah Bayu sebesar tiga juta perbulan untuk pekerjaan ini. Hanya satpam saja dan seorang sopir yang masih menemani Bayu bekerja dirumah ini.
"Aku ada pertemuan dengan rekan bisnis hari ini jadi aku pulang agak terlambat. Kau bersihkan semua sudut rumah dengan bersih dan aku tidak mau melihat kesalahan sedikitpun. Satu lagi aku tidak akan makan dirumah kau bisa tidur setelahnya tidak usah menungguku pulang."
"Baiklah sayang aku akan menunggumu pulang."
Rasa mual mulai menggelitik perutnya yang langsing. "Panggil aku direktur Bening dan ingat kita menikah diatas kertas aku tidak menganggapmu sebagai suamiku sama sekali."
Bening mengambil tasnya dan berjalan keluar.
"Kau tidak makan sarapanmu...?"
"Aku mendadak mual mendengar kata sayang yang keluar dari mulutmu. Oh..ya dan ini gajihmu bulan ini." kata Bening sambil melemparkan uang itu didepan Bayu.
Sepeninggal Bening, Bayu tersenyum senang.Bukan karena uang yang diterimanya tapi dia bisa menyentuh kaki cantik bening setiap kali dia memakaikannya sepatu.
Bening melangkahkan kaki menuju ke kantornya. Kantornya berada di atas sebuah Mall terbesar di kota ini. Dia adalah anak pemilik dari Mall Anggrek. Disini dia bertugas menjadi direktur utama.
Tak...tak...tak...
Suara highheelsnya seolah bel yang akan membuat karyawannya segera berlari ke bilik mereka dan melakukan tugas mereka dengan baik.
Rambutnya yang berwarna cokelat dan panjang sebahu dibiarkannya melambai mengikuti gerakan pada tubuhnya. Pandangan matanya lurus kedepan tapi dia masih bisa melihat kesalahan yang dibuat pegawainya.
"Hei...kau lihatlah ..sampah di bawah kursimu...ini bukan ruang makan dan membuatmu bebas makan apa saja dan membuang sampahmu disembarang tempat." kata Bening sambil menunjukkan sampah di lantai.
Karyawan yang lain langsung melirik tanpa berani melihat apa yang telah terjadi pada sahabatnya.
"Kerjalah yang bagus kami menggajimu untuk memberikan dedikasimu terbaik bagi perusahaan ini bukan untuk mengisi mulutmu dengan makanan terus menerus."
"Maafkan saya bu...." kata karyawan itu sambil menundukkan kepalanya.
"Untuk kali ini tidak ada kesalahan kedua."
Bening berjalan lagi melewati beberapa karyawan yang lain. Setelah bening memasuki ruangannya. Mereka semua bernafas lega seolah malaikat pencabut nyawa telah menghilang dari hadapan mereka.
"Bagaimana keadaan Mall kita hari ini." tanya Bening pada assistennya.
"Penjualan hari ini lumayan bagus hanya saja ada beberapa masalah dengan para distributor. Mereka ingin menarik sebagian produk mereka karena..." Desi ragu untuk menjawabnya.
"Kenapa engkau berhenti...karena apa?" suara bening mulai meninggi.
"Karena mereka susah untuk mendapatkan pembayaran yang semestinya mereka dapatkan."
"Bagaimana bisa bukankah keuangan kita baik baik saja. ..lalu bagaimana bisa kita tidak membayar barang mereka dengan semestinya."
"Ada masalah keuangan direktur. Terjadi selisih yang besar antara pemasukan dan pengeluaran kita. Ada oknum yang berusaha untuk membuat kekacauan di sistim komputer kita dia mengacak acak semua program kita."
"Sejak kapan masalah ini ada....?"
"Semenjak kemarin direktur..." kata Desi gemetar melihat mata bening yang biasanya cantik kini memerah karena marah. Benar saja satu sedetik kemudian
Brakkk....
"Dan kau baru memberitahuku hari ini."
"Maaf direktur...kata manager dia sedang berusaha untuk mengendalikan keadaan dan menyuruh tim IT kita untuk memperbaikinya."
"Siapkan rapat sepuluh menit lagi, semua jajaran direksi dan manager serta staf keuangan harus menghadirinya."
Setelah melakukan rapat selama berjam jam, dan mendengar adu pendapat dari setiap orang kepala Bening terasa mau pecah.
"Ini sudah sore dan keadaan belum bisa dikendalikan dengan baik. Kita tunda dulu pembayaran kepada pihak distributor 2 hari ini sembari memperbaiki sistem komputer kita. Rapat hari ini saya tutup kita akan melanjutkannya besok. Saya harap tim IT kita bisa secepatnya membereskan masalah ini dengan baik."
Bening kembali ke ruangannya dan disana sudah ada seorang lelaki tampan dengan seribu pesona dimatanya. "Kau kelihatan kacau direktur Bening?"
"Ada sedikit masalah yang belum terselesaikan dan ini menguras tenagaku."
"Yah...seharusnya kau mempunyai seorang pendamping yang berkompeten, menolongmu disetiap kau membutuhkannya."
Bening kemudian teringat Bayu lelaki yang menjadi suaminya itu hanya seorang pelayan dirumahnya, dia sendiri hanya bisa mencuci mobil dan mengepel lantai,keahlian yang tidak pantas untuk dibanggakan sama sekali. Memalukan.
"Kudengar kau sudah menikah tapi kau tidak pernah mengenalkannya pada khalayak umum siapa suamimu."
Bening membuang mukanya tidak suka berbicara tentang suaminya yang seorang pengangguran tidak berguna. Alex yang melihatnya menyeringai senang. Dia melihat kejanggalan pada diri Bening.
"Aku sebenarnya datang kemari untuk membicarakan tentang kerja sama yang akan kita buat, tapi kelihatannya kau sedang tidak baik hari ini. Bagaimana jika besok malam aku mengajakmu untuk makan malam bersamaku."
"Baiklah aku akan datang."
"Kalau begitu aku pergi dulu, have a nice day honey." kata Alex sambil mengerlingkan matanya. Kerlingan yang akan membuat orang gila dan terjatuh.
Alex adalah orang yang telah lama mengejar ngejar Bening hanya saja Bening terlebih dahulu dijodohkan oleh kakeknya dengan semena mena.
Bening kembali kerumah dengan rasa lelah lahir dan batin tidak mudah bagi dirinya untuk menghadapi ini sendiri saat ini dia merasa rapuh butuh tempat untuk bersandar.
"Direktur Bening telah tiba...aku sudah membuatkan sop ayam panas dan berbagai masakan untuk hari ini. Aku harap kau akan menyukainya...aku khusus membuatkannya untukmu..." Empat kata terakhir yang diucapkan oleh Bayu kembali membuat perutnya mual.
Pria ini sering kali merayu atau menjilat untuk mendapatkan secercah perhatian dari Beming tapi Bening selalu melihatnya sebelah mata saja.
"Kau ingin langsung makan atau mau membersihkan diri dulu,"
"Seharian ini aku lelah dan belum makan apapun, sebaiknya aku makan saja terlebih dahulu."
Bayu menarik satu alisnya keatas. Apa yang terjadi dengan istrinya tercinta masalah apa yang membuatnya berfikir keras sehingga tidak makan seharian.
Bayu melayani Bening dengan baik layaknya seorang istri dalam drama Bollywood yang melayani suaminya.
"Sop ini akan memberikan rasa rileks ketika kau memakannya." kata Bayu sambil menuangkan seciduk sop hangat ke mangkuk kecil milik Bening.
Bening makan dengan perasaan hangat untuk saat ini masakan Bayu yang enak membuat perasaannya sedikit rileks tidak tegang seperti tadi.
Setelah makan Bening duduk di sofa ruang tengah.
"Apakah kau akan mandi ...jika iya aku akan menyiapkan air hangat untukmu mandi."
"Aku akan tidur saja...kepalaku terasa pening dan leherku pegal semua. Sepertinya aku butuh seorang tukang pijit." kata Bening sambil memutar kepalanya ke kiri dan ke kanan.
"Tidurlah disofa itu biar aku menggosoknya dengan minyak kayu putih untuk mengurangu pegalnya."
"Kau tidak akan berbuat macam macam kan?".
"Apakah selama ini aku pernah berbuat macam macam padamu ? Biarkan kali ini aku membantumu."
Kenapa tiba tiba perkataan Bayu seolah menghipnotis dirinya. Bening lalu tidur tertelungkup di sofa panjang. Bayu mengambik ikat rambut dan mengikat asal rambut Bening.
Leher jenjang Bening yang indah terlihat nyata sekarang. Membuat Bayu tersenyum licik, ini yang diharapkannya selama dua bulan ini. Menyentuh kulit indah mulus dan putih milik Bening.
Bayu mulai mengusap pelan leher Bening mengurutnya dengan baik sehingga membuat Bening rileks tanpa sadar resleting mulai diturunkan dan Bayu mulai memijat punggung Bening dengan lembut tapi memberikan penekanan yang pas pada urat urat sehingga Bening lama lama tertidur nyenyak tidak merasakan lagi apa yang Bayu lakukan...
"Apa yang kau lakukan" perkataan Bening pertama ketika bangun dari tidurnya.
"Aku tidak melakukan apa apa" jawab Bayu dengan senyum yang menyebalkan menurut Bening.
Bening membuka selimutnya dan mendapati tubuhnya sudah berbalut baju lain.
"Aku tadi malam tertidur di sofa dan memakai pakaian kerja."
Bayu menghembuskan nafasnya pelan.
"Kau tertidur sangat nyenyak hingga aku tidak tega melihatmu tidur di sofa itu, dan aku berfikir kau tidak akan nyaman dengan baju yang kau pakai itu jadi aku menggantinya." jawab Bayu enteng yang menimbulkan rona merah malu bagi Bening.
Bayu masuk ke dalam kamar mandi untuk menyiapkan istrinya air untuk mandi.
"Kau pasti sudah melakukan macam macam pada tubuhku."
"Masa kau tidak faham terhadap tubuhmu sendiri."
Bening melihat ke cermin memang tidak ada bekas tanda apa apa dan tubuhnya juga dalam keadaan segar.
"Kau menyentuh tubuhku?" pertanyaan konyol yang keluar dari mulut Bening. Andaikata itu dilakukan Bayupun sebenarnya sah sah saja karena mereka sudah menikah.
"Aku hanya mengganti pakaiannya saja tidak ********** secara otomatis aku menyentuh dan melihat semua yang bisa dilihat." kata Bayu acuh sambil pergi meninggalkan Bening yang melebarkan mulutnya tidak percaya dengan sikap enteng Bayu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Seperti biasanya Bening bersiap pergi ke kantornya dan Bayu bersiap menyiapkan makan pagi untuk istrinya, pekerjaan yang memalukan untuk seorang pria. Tapi dia bahagia walau hanya bisa menatap cantiknya seorang Bening.
"Aku menyiapkan omelet dan segelas susu tanpa gula untukmu." kata Bayu sambil mengelap kursi yang akan diduduki oleh Bening.
Bening mulai makan sarapannya.
"Bolehkah aku ikut bersamamu ke pasar bukankah arah jalannya sama, aku bisa berjalan setelahnya?"tanya Bayu hati hati. Tapi Bening tersedak mendengar keinginan Bayu sederhana
"Aku akan memberikanmu uang taksi agar kau bisa berangkat sendiri." jawab Bening. Dia tidak mau satu kantor menertawakannya karena bersuamikan orang seperti Bayu.
Bayu sendiri mulai menyelidiki apa yang sedang terjadi pada istrinya. Istrinya terlihat lelah tadi malam dan tanpa istrinya sadari dia melihat semua whats apps dan laptop milik istrinya dan menemukan kejanggalan pada nilai transaksi misterius, dia akan menyelesaikan masalah ini secepatnya.
"Bukankah lebih efisien jika aku ikut denganmu...?"
"Begini saja kau bersihkan rumah ini terlebih dahulu, aku tidak ingin ada satu sudutpun yang kotor karena kau hanya bermalas malasan. Masalah belanja buat saja daftar belanjaannya dan nanti seorang kurir akan mengantarkannya ke rumah. Finish tidak ada bantahan lagi."
"Jika aku sudah selesai bolehkah aku keluar untuk mencari udara segar dan mampir ke kantormu."
"Aish..ini orang susah banget diajak ngomong baik baik, nggak tahu apa kalau aku tu malu andai ada yang tahu kalau dia suamiku."
"Baiklah kau boleh ke mall tempatku bekerja tapi jangan pernah mengatakan kalau kau adalah suamiku."
"Memang kenapa apakah aku begitu memalukan untukmu?" kata Bayu dengan muka innocentnya.
Malas untuk menjawab Bening langsung menghabiskan susunya,"Aku sudah terlambat...aku harus pergi sekarang."
Bening pergi dan Bayu kembali membersihkan rumah dengan cepat dan kilat. Semua dibersihkannya tidak ada yang terlewat hingga membuat Bening kehabisan kata kata untuk mencari kesalahannya.
Sesudah dia membersihkan semuanya dia berjalan pergi keluar.
"Siang tuan Bayu..." sapa Satpam dengan senyum mengejek.
"Siang juga, jaga rumah baik baik." jawab Bayu ramah walau dia tahu nada mengejek dari bawahannya itu.
"Aku heran dengan kakek nona Bening bisa bisanya dia menjodohkannya dengan seorang yang derajatnya rendah bahkan lebih rendah dari aku sendiri, seperti tidak ada lelaki lain saja." gumam Satpam itu yang sempat terdengar oleh Bayu.
Setelah beberapa meter berjalan tiba tiba datang sebuah mobil mewah berwarna kuning ,merk Bentley Mulsane berharga diatas 21 milyar berhenti di sebelahnya. Sebuah kaki dengan sepatu merk Crocodiles keluar. Sebuah tubuh tegap dan pria bertampang tampan menghampiri Bayu.
"Tuan sebaiknya naik mobil saja dari pada naik bis." kata pria itu sambil melirik penampilan tuannya yang lecek dan kotor sehingga pakaian mahal itu terlihat tidak berharga.
"Tuan tuan jika mereka tahu berapa harga kemeja anda pasti mereka semua kan menjerit. Dan kemeja itu sekarang terlihat lusuh karena kotor."
"Aku tidak ingin saranmu, bagaimana apakah kau sudah menemukan dalang dibalik hilangnya uang di perusahaan milik istriku."
"Semua ada kaitannya dengan sekretaris Desi. Saya mencurigainya karena ada dana yang dikirimkan oleh pihak asing ke nomor orang tuanya yang berada di kampung."
"Berapa besaran dana itu?"
"Hanya dua ratus juta tapi untuk ukuran gaji seorang sekretaris biasa uang itu sangat banyak. Dan waktunya hampir sama dengan kejadian penggelapan di perusahaan nyonya muda."
"Tapi dana yang hilang ada lebih dari sepuluh milyar...kemana perginya uang yang lain."
"Tuan harus turun tangan untuk menyelidiki siapa dalang dibalik ini semua."
"Ya sudah kau cepat pergilah dari sini sebelum ada yang melihat."
"Tuan...anda harus segera ke perusahaan secepatnya tuan president memanggil anda untuk mengerjakan proyek besar di Maluku."
"Aku sudah keluar dari dunia bisnis untuk sementara waktu, bilang saja cari orang lain."
"Tapi beliau mempercayakan proyek besar ini pada anda tuan."
"Aku tidak tertarik..." kata Bayu sambil berlalu pergi meninggalkan assistentnya yang termenung sendiri.
Bayu adalah seorang pengusaha muda yang sukses, umurnya memang sudah memasuki usia matang yaitu 35 tahun. Sebelum menjadi seorang pengusaha dia masuk dalam pasukan elite milik pemerintah dan pernah bekerja sebagai pengawal presiden. Tapi keluarganya memintanya untuk mengurus kerajaan bisnis ayahnya. Selama delapan tahun dia berkecimpung mengurus usaha turun temurun itu dan mencapai pencapaian sebagai seratus pengusaha paling sukses di dunia.
"Tuan jika anda tidak kembali dalam waktu satu bulan lagi tuan besar sendiri yang akan datang dan membawa anda pulang."
Bayu menghentikan langkahnya untuk sejenak.
"Katakan padanya aku sudah mempunyai istri dan aku tidak ingin meninggalkannya."
"Beliau sudah tahu semuanya dan marah besar anda diperlakukan seperti ini. Beliau sudah mempersiapkan pengacara mengurus surat perceraian anda dan akan menikahkan anda dengan anak dari Pangeran Malaysia."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!