NovelToon NovelToon

Takdir Cinta Aisyah

episode. 1

"Apa yang kau lakukan padaku Paman. ?" ujar Aisyah terperanjat kaget saat melihat sang paman telah duduk di tepi ranjang kamar tidur miliknya.

Aisyah yang saat itu tengah terlelap, tiba-tiba merasakan sebuah sentuhan tangan membelai-belai pipinya, kemudian meraba anggota tubuhnya.

Begitu Aisyah membuka mata, ia melihat wajah pamannya mendekat hendak menciumnya.

Aisyah terkesiap, dan segera bangkit dari tidurnya.

Sementara sang paman langsung membekap mulutnya saat ia bertanya.

"Diam kau, pokoknya malam ini kau harus melayani ku. " ucapnya sambil mendorong tubuh Aisya agar terbaring kembali .

Aisyah meronta dengan sekuat tenaga.

"jangan paman, aku tidak mau.

Lepaskan aku. " jerit Aisyah menangis dengan tangan terus mendorong wajah lelaki paruh baya yang tengah berusaha menciumnya itu.

Plaakkk..plaaakk..

Dua tamparan keras mendarat dipipi kiri dan kanan Aisyah. Hingga membuat tenaganya melemah karena menahan rasa sakit .

"Aaakk.. paman kenapa kau lakukan ini padaku. ? hikhikk. "

Aisyah menangis sejadinya saat tubuh lelaki paruh baya itu berhasil men*nd*hnya.

Ia pun kembali membekap mulut Aisyah menggunakan tangannya.

"Sudah ku bilang layani aku malam ini." ucapnya.

Aisyah terus meronta.

Saat sang paman berusaha melancarkan aksinya, tiba-tiba terdengar seseorang membuka pintu dengan paksa dari luar.

Bruukk..

Pintu pun terhempas ke dinding, kemudian tampak lah seorang wanita paruh baya mengenakan sweater rajud dan syal membalut lehernya sudah berdiri di ambang pintu dengan penuh emosi. Tubuhnya bergetar dan air matanya menggenang, wajahnya juga terlihat pucat pasi.

Ya, dia adalah Asih bibi Aisyah, adik kandung dari almarhum ibunya yang kini tengah sakit keras.

Bibi Asih memang sudah lama sakit-sakitan karena penyakit jantung dan gagal ginjal yang di deritanya.

Ia dan suaminya (Agus) tidak memiliki anak semenjak 20 tahun mereka menikah.

Setelah kedua orang tua Aisyah meninggal 15 tahun yang lalu akibat kecelakaan, Aisyah dirawat oleh mereka.

Karena hanya merekalah keluarga Aisyah satu-satunya yang masih tertinggal.

"Apa yang kau lakukan pada Aisyah Mas.?" ucapnya dengan nafas berat khas orang sakit ,begitu melihat suaminya men*ndih Aisyah.

Ternyata sedari tadi pekik Aisyah sudah terdengar olehnya dari luar.

Dengan sigap Aisyah mendorong Agus dari men*ndihnya, lalu ia berlari pada bi Asih kemudian memeluk bibinya itu.

"Bibi tolong Aisyah Bi, Paman ingin melalukan sesuatu pada Aisyah, Aisyah takut. " jelasnya menangis.

Tidak terima disalahkan, Agus dengan lantang mengungkapkan isi hatinya pada Asih saat itu.

"Kau ingin tau apa yang akan ku lakukan pada gadis itu.?

Aku ingin menidurinya.

Kalau kau tanya kenapa .?

itu karena kau tidak mampu lagi memuskanku.

Tiap hari kau selalu sakit-sakitan, aku muak mengurusmu.

Aku juga capek mencari uang untuk biaya pengobatanmu.

Malam ini aku hanya ingin bermain-main dengan gadis ini untuk menghilangkan rasa stres diotakku karena memikirkanmu. "

Air mata Asih berderai bagai hujan saat mendengar penuturan Agus suaminya.

Nafasnya semakin sesak, hingga akhirnya tubuhnya melemah dan ambruk ke lantai.

"Bibi, bibi kenapa.?" teriak Aisyah panik sambil memeluk tubuh bibinya yang terjatuh tepat dipangkuannya.

Asih pun Akhirnya pingsan tidak sadarkan diri.

Agus mulai panik, ia segera berlari keluar untuk mencari bantuan.

"Bibi bangun bi, jangan tinggalkan Aisyah.

Aisyah harus kemana kalau bibi tidak ada .hikkhiikk.

Ayo Bi bangun.? " Ratapnya menangis histeris. "

Tidak lama kemudian bantuanpun datang, orang-orang berbondong-bondong untuk membantu membawa Asih kerumah sakit.

"Awas kau, jangan dekati istriku.!

Dasar pembawa sial. " ujar Agus mendorong Aisyah menjauh dari Asih.

Ia seolah menyalahkan Aisyah atas apa yang terjadi pada Istrinya.

Aisyah hanya bisa menangis saat orang-orang membawa Asih masuk mobil untuk dibawa ke rumah sakit.

Agus melarang Aisyah untuk ikut.

Dengan tubuh yang terkulai lemah, ia terduduk menangis di ambang pintu melihat mobil Ambulan membawa Bibinya pergi.

"Sabar Aisyah, do'akan bibi mu agar segera sembuh. " ucap salah seorang ibu-ibu mencoba menenangkan Aisyah sambil mengusap punggungnya.

"Apa bibi saya bisa sembuh kembali Bu.? " tanya Aisyah pada ibu itu.

"Kita do'akan saja nak. "

Ibu itu kemudian merangkul pundaknya. Ia merasa sangat kasihan pada Aisah saat itu.

*

Dua jam berlalu, belum juga ada yang mengabarkan tentang bagaimana keadaan Asih.

Aisyah menunggu dengan harap-harap cemas sambil berdo'a untuk kesembuhan bibinya tanpa henti.

Hingga akhirnya terdengar lagi suara sirine ambulan memasuki pekarangan rumahnya.

Perasaan Aisyah mulai tidak enak.

Saat ia melihat keluar, tampak paman Agus dipapah masuk kedalam rumah.

Kemudian disusul dengan jasad Bi Asih yang diangkat menggunakan tandu.

Raga yang kini sudah tak bernyawa itu sudah ditutup dari ujung kepala hingga kaki dengan kain.

Kali ini Tuhan tak mengabulkan do'anya.

Bi Asih kini juga telah pergi meninggalkan Aisyah untuk selamanya, tinggallah ia sebatang kara di dunia.

Aisyah berfikir kesalahan apa yang telah ia perbuat hingga Tuhan tega mengambil semua orang terkasih dari hidupnya.

Hilang semua semangat hidup Aisyah seketika.

Darahnya juga seakan hilang dari raganya.

Badannya terasa remuk redam tak bertulang

Air matanya berderai bagai hujan, mulutnya kelu, tubuhnya bergetar.

Entah apa yang ingin ia katakan, yang jelas bibirnya terus bergetar menahan tangis.

Hingga akhirnya tubuh Aisyah terhenyak kelantai.

"Bibi akhirnya kau juga pergi meninggalkan ku sendirian di dunia ini. " ratapnya lirih.

Isak tangispun terdengar dari Orang-orang yang ikut sedih melihatnya.

Tidak lama kemudian, Agus kembali sadar dari pingsannya.

Entah ia benar-benar pingsan atau tidak, hanya dia yang tau.

Saat matanya terbuka, ia melihat sekeliling, hingga akhinya pandangannya tertuju pada Aisyah yang sedang menangis disamping jasad istrinya.

Dengan wajah penuh emosi, ia berdiri dan langsung menghampiri Aisyah.

Ditariknya tangan Aisyah agar berdiri.

"Anak pembawa sial. "

Plaakk.. plaakk.. .

Dua tamparan keras mendarat lagi dipipi kiri dan kanan gadis berhijab itu.

Orang-orang yang berada disana mencoba melerai.

"Anak sialan kau, apa ini balasanmu pada isteriku yang sudah 15 tahun membesarkanmu. kenapa kau tega membunuhnya. ?" ujar Agus menyalahkan Aisyah dengan memutar balik fakta seolah Aisyah lah penyebab meninggalnya Asih.

Aisyah yang terus menangis memegangi pipinya, merasa bingung dengan apa yang pamannya katakan.

"Apa maksud paman.?

Bukankah paman yang sudah............ "

Belum selesai Aisyah menjelaskan, Agus kembali menamparnya.

Mungkin agar Aisyah tidak membongkar kebusukannya di depan semua orang.

"Berani sekali kau melawan ku. Pergi kau dari rumah ku sekarang juga. "

Agus kemudian mendorong Aisyah ke arah pintu agar ia segera keluar dari rumah itu.

"jangan paman. " ucapnya menghentikan tindakan Agus.

Kemudian Aisyah berlutut lalu memeluk kakinya.

"Paman Aisyah mohon, tolong jangan usir Aisyah sekarang.

Aisyah janji setelah ini akan pergi, tapi tolong izinkan Aisyah menemani Bibi dulu sampai pemakaman selesai.

Aisyah mohon paman.. hikkhikk.. " ujarnya memohon sambil menangis.

Orang-orang pun mencoba menghentikan Agus. Mereka hanya bisa melerai karena tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi dirumah itu sebelumnya.

"Sudahlah Gus, apa yang kau lakukan pada Aisyah..

Kalian sekarang sedang berduka, kasihan Asih dia akan menangis melihat kau mengusir ponakannya di saat hari kepergiannya.

Sekarang biarkan dia beristirahat dengan tenang. "ucap salah seorang bapak-bapak mencoba membujuk Agus.

Hingga Aguspun mau membiarkan Aisyah untuk tetap tinggal sampai Asih dimakamkan.

********

CAST PEMERAN UTAMA

Aisyah

Gadis sholehah 22 tahun.

Paman Agus

episode. 2

Keesokan harinya jenazah Asih selesai dikebumikan.

Aisyah menangis tersedu sambil bersimpuh disamping batu nisan bibi terkasihnya itu.

ia tak menyangka Asih begitu cepat meninggalkannya.

Aisyah benar-benar terpukul menghadapi kenyataan bahwa keluarga satu-satunya yang ia miliki kini telah pergi menghadap sang pencipta.

"Bibi kenapa bibi meninggalkan Aisyah begitu cepat Bi.?

Sekarang Aisyah sendirian didunia.

Kemana lagi Aisyah akan pergi setelah Bibi tidak ada. hikkhikk..? " ratap Aisyah lirih.

Aisyah terus menangis meratapi dirinya yang malang.

Sementara Agus tiba-tiba menghampiri dan kembali menarik tangannya agar segera bangkit.

"Dasar anak sialan, hentikan sandiwaramu. Aku sudah muak melihatmu pura-pura menangis seolah kau sangat kehilangan istri ku, padahal kau sendiri yang telah membunuhnya. " teriak Agus.

"Paman, kenapa paman selalu mengatakan Aisyah yang membunuh Bibi.? padahal paman lihat sendiri Aisyah tidak melakukan apa-apa .

Aisyah sangat menyayangi bibi paman . mana mungkin aisyah tega membunuhnya .hikhikhik."

Balas Aisyah bingung.

ia tidak mengerti kenapa Agus terus saja menuduhnya yang telah membunuh Bi Asih.

Padahal ia tidak melakukan apa-apa.

Justru perbuatan Aguslah yang membuat Bi Asih syok, hingga mengakibatkan ia akhirnya meninggal dunia.

"Diam kau, kalau kau berani lagi pura-pura menangis di depanku, aku akan membuat kau menyesal seumur hidupmu. "

Teriaknya dengan mata membelalak penuh amarah ,seperti hendak menelan aisyah hidup-hidup saat itu juga.

Seorang ustad yang berada disana mencoba menenangkannya.

"Maaf pak Agus, bukan maksud saya mencampuri urusan pribadi pak Agus dengan Aisyah. Tapi sebaiknya kalau ada masalah tolong selesaikan dirumah saja. Jangan ribut-ribut dedepan makam, kasihan Almarhum bu Asih, beliau sudah tenang ."

Mendengar penjelasan sang ustad, Agus kemudian pura-pura mencoba meredam emosinya.

"iya pak ustad, Saya minta maaf.. saya terbawa emosi." ucapnya, lalu menangis terduduk di depan makam sang istri.

"Asih maafkan aku, aku telah mengusik ketenanganmu.. Aku sangat sedih kehilanganmu Asih, kenapa kau tinggalkan Aku secepat ini. " tangisnya meratap.

Orang-orang yang berada disana ada yang merasa kasihan pada Agus, Namun lebih banyak yang menaruh simpati pada Aisyah.

Karena kebanyakan dari mereka tahu bahwa Aisyah anak yang baik, sangat santun dan penurut pada Asih semasa ia hidup.

Kesehariannya setiap hari selalu membantu Asih menjual gorengan,dan makanan lainnya dirumah.

Ia bahkan tak malu menggantikan Asih menjajakan makanan itu keliling kampung, Meski dimasa serba modern seperti sekarang.

Jadi rasanya tidak mungkin Aisyah tega melakukan pembunuhan sebagaimana yang dituduhkan Agus padanya.

*

Malam harinya semua orang sudah berkumpul untuk mengadakan pengajian dirumah Asih, Aisyah juga hadir disana.

Ia membacakan yasin dengan sangat khusuk, sesekali air mata menetes dipipinya mengingat kepergian Asih.

Agus memperhatikannya dengan tatapan sinis, seolah ia sedang merencanakan sesuatu.

Setelah pengajian selesai, Agus kembali mencuri perhatian semua orang.

Ia menghampiri Aisyah lalu menarik tangannya.

"Berdiri kau, sekarang sudah waktunya kau untuk pergi. aku sudah mengemasi barang-barangmu.

Pergi kau sekarang juga. " ujarnya berteriak sambil menarik tangan Aisyah keluar dari rumah.

Kebetulan saat itu sedang turun hujan deras, kilat menyambar, dan gemuruh bersahutan dilangit.

"Paman kemana Aisyah akan pergi disaat hujan deras seperti ini, kasihanilah Aisyah paman. "

"Aku tidak peduli kemana kau akan pergi, yang jelas tinggalkan rumahku sekarang juga. "

Agus lalu melempar tas berisi pakaian kearah Aisyah.

Aisyah hanya bisa menangis dan memohon agar Agus tidak mengusirnya saat itu.

Orang-orangpun mencoba membujuknya, tapi Agus tetap bersikeras bahkan melarang mereka untuk tidak ikut campur dengan urusannya.

Hingga Akhirnya aisyahpun terpaksa untuk pergi.

Ia berjalan sendirian dan menangis ditengah hujan, tak tahu arah dan tujuan.

Bahkan uang sepeserpun tak dimilikinya saat itu.

"Ya tuhan kemana aku harus pergi sekarang..?

tunjukkanlah aku jalan.! " rintihnya menangis terisak.

Saat kakinya sudah terasa kaku dibawa berjalan, tiba-tiba sebuah angkot berhenti disampingnya.

Seorang pria paruh baya keluar dari sana dan langsung menarik tangannya dengan paksa.

Siapa lagi pria itu kalau bukan Agus.

"Ayo masuk. kau harus ikut denganku sekarang.! " perintahnya sambil menarik paksa tangan aisyah untuk segera masuk ke dalam angkot itu.

"Tidak ,lepaskan aku..

Aku tidak mau, kemana paman akan membawa ku. ?"

Aisyah mencoba menahan tangannya dari tarikan Agus.

"Ayo kau ikut aku.!

Kalau kau tidak mau memuaskanku, maka kau harus bekerja dan menghasilkan uang yang banyak untukku.

Anggap saja sebagai ganti biaya yang sudah ku keluarkan selama membesarkanmu. "

Mendengar kata pekerjaan, Aisyah mulai menaruh harapan.

"Paman mau mencarikanku pekerjaan.? " ujarnya bertanya tanpa berfikir buruk tentang pekerjaan apa yang akan dicarikan Agus untuknya.

Agus tersenyum sinis mendengar pertanyaan polos Aisyah.

perlahan ia mulai melepaskan tangan gadis malang itu.

"Ya aku sudah mencarikanmu pekerjaan, gajinya cukup besar.

Kau bisa mengirim separuhnya untukku nanti.

Sekarang masuk lah. " ujarnya menyuruh Aisyah masuk kedalam angkot, kali ini tanpa paksaan.

Aisyah akhirnya termakan oleh bujukan Agus.

Ia pun dengan senang hati mau masuk kedalam Angkot tak berpenumpang itu.

Pikirnya Agus benar-benar sudah mencarikan pekerjaan yang layak untuknya.

"Dimana tempatnya paman.?

Aisyah akan bekerja sebagai apa.?" tanya Aisyah penasaran.

"Sebentar lagi kita akan sampai, kau pasti akan menyukai pekerjaan itu. " jelasnya sambil tersenyum penuh kemenangan menatap Aisyah.

Tidak lama berselang merekapun sampai.

Aisyah tercengang melihat tempat dimana Agus membawanya.

"Tempat apa ini paman.? " ujarnya bertanya, saat sang paman membawanya masuk kedalam.

"Jangan banyak tanya, kau ikut saja denganku. " balas Agus kesal.

Begitu memasuki tempat itu, Aisyah lansung menutup telinganya saat mendengar musik Dj yang dimainkan cukup keras, dan lampu kelap kelip yan membuat matanya perih.

Banyak wanita berpakaian seksi asik berjoget bersama pria dengan memegang minuman beralkohol dan sebatang rokok ditangannya.

Ya, ternyata Agus membawanya ke sebuah clum malam.

Aisyah mulai risih saat para wanita berpakaian seksi itu memperhatikannya sambil tersenyum-senyum seolah mengejek.

Mungkin karena ia memakai pakaian gamis dan jilbab syar'i saat masuk ketempat seperti itu.

"Kau tunggu disini. Aku menemui bosmu sebentar." ujar Agus padanya.

Aisyah mengangguk.

Kemudian dari kejauhan ia melihat Agus sedang berbicara dengan seorang pria memakai kemeja berwarna hitam, usianya terlihat lebih muda dari Agus.

Dan tampak dua Pria bertubuh kekar berdiri dibelakangnya.

Tidak lama kemudian pria itu menghampiri Aisyah bersama dengan Agus.

"ini Orangnya bos. " ujar Agus memperkenalkan Aisyah.

"hmm cantik juga, masih Per*wan kan. ? " ucap pria itu bertanya dan hendak membelai pipi Aisyah.

Aisyah mengelak, ia makin risih dibuatnya.

"tentu saja bos. " sahut Agus.

Mendengar percakapan mereka, perasaan Aisyah mulai tidak enak.

"Paman ap.. apa maksudnya.? " tanya Aisyah gelagapan karena cemas.

Pria itu tersenyum sinis ,lalu menyerahkan sebuah amplop berisi uang ketangan Agus.

"Separuhnya nanti ku kirimkan lagi kalau kerjaannya bagus. "ujar pria itu pada Agus.

Agus tersenyum sumringah begitu menerima amplop berisi uang itu, kemudian ia langsung menghitungnya.

"Oke bos, kalau kerjaannya bagus, jangan lupa tambahkan lagi bonusku. " ucap Agus lalu tersenyum sinis menatap Aisyah.

Mendengar percakapan mereka, barulah Aisyah paham dengan apa yang terjadi.

"Paman apa kau menjualku.? " Ucapnya lirih dengan Air mata berderai membasahi pipinya.

Agus kembali tersenyum menyunggingkan bibirnya, lalu di cengkramnya wajah Aisyah dengan kasar.

"Sudah ku bilang kan kalau kau tidak bisa memuaskanku, maka kau harus menghasilkan banyak uang untukku..

Sekarang kerjakan pekerjaanmu dengan baik agar kau bisa menghasilkan uang lebih banyak lagi untuk ku, kau mengerti.? " jelasnya lalu melepas cengkramannya dari wajah Aisyah dengan kasar.

Tangis Aisyah pecah, ia pun langsung berlutut dan memeluk kaki Agus sambil memohon.

"Paman tolong jangan jual Aisyah.

Aisyah mohon jangan lakukan ini paman..!

Aisyah janji akan mencari uang untuk paman, tapi bukan dengan cara seperti ini. Aisyah mohon paman.. hikkhikk"

"Lepas.. "teriak Agus sambil mendorong pundak Aisyah agar menghidar.

Pria mucikari itu pun langsung memerintahkan dua bodyguardnya untuk memegangi Aisyah.

Melihat Aisyah sudah dipegangi dua bodyguard itu, Agus segera pergi.

Aisyah mencoba meronta sambil menangis histeris.

"Paman kenapa paman tega menjualku.

Apa salahku paman.?

Tolong keluarkan aku dari sini, Pamaaaaann. "

Aisyah terus berteriak menangis memanggilnya, namun Agus tidak lagi menoleh kebelakang sedikitpun.

ia malah berlalu pergi meninggal Aisyah disana.

Sepeninggalnya, Aisyah terduduk lemas dengan tangis histeris tanpa henti.

Tak ada satupun orang yang peduli dengan apa yang terjadi padanya saat itu.

Semua orang yang ada disana sibuk dengan hiburannya masing-masing.

"Bawa dia masuk, lalu paksa meminum Alkohol dan obat tidur.

Setelah dia mabuk, buka pakaiannya.

Cepat lakukan, sebentar lagi Alex akan datang.! " perintah sang mucikari pada anak buahnya.

Dua bodyguard itu langsung melaksanakan perintah tuannya dan segera membawa Aisyah ke dalam kamar.

Aisyah masih mencoba melakukan perlawan.

Namun apa daya, tenaganya tak sebanding dengan dua pria bertubuh kekar itu.

"Ayo masuk.!" teriak salah seorang bodyguard sambil memaksa Aisyah agar masuk kekamar berukuran sempit itu.

Kemudian membantingnya di atas kasur.

"Tolong tuan lepaskan saya dari sini."ujar Aisyah memohon sambil menangis.

Dua bodyguard itu malah terbahak-bahak mendengar permohonannya.

"Apa kau bilang, melepaskanmu.?

Kau pikir kami ini bodoh.? kau itu bisa menghasilkan uang yang banyak untuk kami, jadi mana mungkin kami akan melepasmu semudah itu, kau akan tetap berada disini sampai kau mati.

Sekarang kau nikmatilah pekerjaan ini, lama kelamaan kau juga pasti akan menyukainya.. hahaaahaaa. "

Dua pria plontos itu kembali terbahak-bahak.

Aisyah makin takut melihatnya.

Kemudian salah satu dari mereka, mengambil sebotol minuman ber Alkohol, lalu membuka dan mencampurnya dengan obat tidur.

"Sekarang waktunya kau minum ini.!"ucapanya lalu berjalan mendekati Aisyah.

"Jangan.. Aku tidak mau, tolong jangan."

Aisyah mencoba kabur, namun bodyguard yang Satunya lagi langsung memegangi Aisyah, kemudian ia mencengkram kedua belah pipi Aisyah dengan sebelah tangannya.

Hingga membuat mulut Aisyah sedikit menganga.

Lalu dengan cepat pria yang memegang botol minuman beralkohol tadi langsung menuangkan minuman itu kemulut Aisyah sambil memencet hidungnya.

Mau tidak mau, karena nafasnya terasa sesak, Aisyah terpaksa menelannya.

Cukup banyak Aisyah menenggak minuman itu.

Setelah tugas mereka selesai, dua pria botak itu langsung melepaskan pegangannya pada Aisyah.

Saat tangannya terlepas, Aisyah langsung merebut botol minuman itu, kemudian memukulkannya dengan keras pada kepala dua pria itu ,hingga mengakibatkan botolnya pecah dan kepala mereka berdarah.

Pecahan kaca itu kemudian Diarahkannya pada mereka.

"Kalau kalian berani mengejarku, aku akan membunuh kalian berdua.. " ujarnya mengancam.

Dua pria itu cukup panik, mereka sepertinya juga sangat kesakitan.

Lalu dengan cepat Aisyah segera berlari keluar.

Sang mucikari melihatnya pergi.

Iapun segera menemui dua bodyguard nya tadi ke kamar, dilihatnya kepala mereka penuh darah .

Tanpa peduli ia langsung memerintahkan mereka yang tengah kesakitan itu untuk segera mengejar Aisyah.

"Bodoh kalian, mengurus gadis seperti itu saja tidak becus. sekarang ayo cepat kejar dia. "ujarnya berteriak memberi perintah.

Kemudian dua bodyguard itu segera menuruti perintah tuanya meski sedang kesakitan.

Aisyah yang tengah berlari tak tentu arah, mulai merasakan pusing dikepalanya.

Jalannya pun mulai sempoyongan akibat pengaruh obat dan Alkohol yang tadi minumnya.

Pandangannya kabur, tapi ia tak menyerah.

Aisyah terus berlari menyusuri jalan, sementar dua bodygurd tadi juga tak menyerah mengejarnya.

Saat Aisyah menoleh kebelakang, tampak dua pria itu sudah hampir dekat dengannya.

Aisyah mulai panik dan tanpa pikir panjang ia langsung memilih menyeberangi jalan raya tanpa menoleh ke kiri dan ke kanan.

Kemudian tiba-tiba........

Tiiittt.. tiiiiiiiiiiitttt..

Suara klakson dan kilatan lampu mobil mengagetkan Aisyah yang tengah berlari.

Ia pun terjatuh dan nyaris tertabrak.

Untung sang pemilik mobil langsung menginjak pedal rem mobilnya dengan cepat.

Begitu Aisyah tersungkur di aspal, sang pemilik mobil langsung keluar dari mobil mewahnya.

Tampak seorang pria tampan bertubuh Atletis keluar dari mobil itu.

Ya dialah Alex Bryan Prakoso.....

*******

episode. 3

Pengenalan karakter Alex.

Pria tajir 29 tahun, putra semata wayang dari pengusaha ternama Bimo prakoso.

Ayahnya Bimo sudah lama meninggal.

Hingga kini Alex lah yang menggantikannya sebagai pemimpin di perusahaan besar milik ayahnya tersebut.

Alex adalah tipe lelaki yang tidak mudah jatuh cinta pada wanita.

Baginya wanita hanyalah mainan pemuas nafsu semata.

Dulu Alex pernah mencintai seorang wanita dan bahkan mereka hampir menikah, namun sayang ketulusannya dikhianati.

Sang kekasih ketahuan berselingkuh dengan lelaki lain dibelakangnya.

Semenjak saat itu Alex tak pernah lagi menjalin hubungan yang serius dengan wanita manapun. Ia bahkan sangat membenci dengan yang namanya jatuh cinta pada wanita.

Alex malah lebih suka jajan diluar, dari pada memilih untuk menikah.

Tentu saja setiap kali bermain dengan wanita penghibur, pilihannya selalu yang masih dara.

Ia rela membayar 3 kali lipat, asalkan gadis yang di dapatnya masih per*wan.

Entah sudah berapa banyak gadis per*wan yang kehilangan kesucian mereka di tangan Alex.

Namun itu semua terjadi juga bukan karena paksaannya, melainkan karena kesepakatan demi mendapatkan uang.

Bagi kebanyakan kaum hawa, Alex adalah sosok pria yang patut di idolakan karena wajahnya yang tampan ,bertubuh Atletis dan yang pastinya ia juga kaya.

Ia benar-benar begitu sempurna sebagai seorang pria.

Tak heran banyak wanita yang bertekuk lutut bila bertemu dengannya.

Tanpa terkecuali wanita populer dan juga kaya raya seperti Raisha.

Visual Raisha.

Wanita 27 tahun.

Seorang Model dan artis terkenal yang dijodoh-jodohkan oleh mami Alex dengannya.

Gadis cantik itu adalah anak kandung dari sahabat Maminya Alex, Maria prakoso.

Semenjak pertama kali bertemu Alex, Raisha juga sudah langsung jatuh hati padanya.

Namun Alex sama sekali tidak tertarik dengan Raisha.

.

Visual Maria prakoso.

Seorang ibu sosialita yang berwatak keras dan juga arogan.

***

"Kau tidak apa-apa.? " ujar Alex saat melihat Aisyah tersungkur tepat di depan mobilnya.

Aisyah terlihat meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya.

Saat it kepalanya terasa pusing, pandangannya kabur.

Ia bahkan tak bisa melihat wajah Alex dengan jelas.

Saat Aisyah menoleh kebelakang, samar terlihat olehnya dua lelaki plontos tadi sudah hampir sampai di dekatnya.

Ia pun langsung panik.

"Tuan tolong saya tuan. Dua lelaki itu orang jahat, mereka mengejar dan ingin menangkap saya. tolong saya tuan, bawa saya pergi dari sini saya mohon. " pintanya menangis sambil melipat tangan memohon bantuan pada Alex yang sedang berdiri didepannya.

Alex tidak menjawab, dia tahu kalau dua lelaki yang mengejar Aisyah itu adalah anak buak Gerry sang mucikari. Alex sangat mengenalnya.

"Tuan kasihani lah saya, orang-orang disini tidak ada yang peduli pada saya tuan. "

Aisyah tak henti memohon pada Alex.

Namun pria itu sama saja, ia juga tak peduli dengannya.

Akhirnya Aisyah kepikiran ingin lari lagi dari sana.

Namun saat ia mencoba berdiri dan hendak kabur, tiba-tiba tubuhnya sudah hilang keseimbang, dan ambruk lagi ke aspal.

Mungkin karena reaksi obat dan minuman yang tadi diminumnya.

Ia juga sudah kehabisan tenaga untuk berlari, apa lagi ditengah hujan yang membuat tubuhnya kaku kedinginan.

Hingga Akhirnya Aisyahpun jatuh pingsan.

"Siapa gadis ini. ?" tanya Alex pada kedua anak buah Gerry.

"Gadis yang disiapkan oleh bos Gerry untuk menghibur tuan Alex malam ini. " ujar salah seorang dari mereka.

Alex tersenyum menyunggingkan bibirnya.

Ia tahu setiap gadis yang dipilihkan Gerry untuknya sudah pasti gadis per*wan.

"Owh.. kalau gitu bawa dia kemobilku. " perintah Alex.

Dua pria botak tadi segera menaikkan Aisyah ke mobil Alex untuk dibawa kembali ke club.

Setelah sampai di club, kedua anak buah Gerry sudah langsung tahu tugas mereka selanjutnya.

Mereka membawa Aisyah kembali masuk ke kamar tadi. Tidak lama kemudian Alex juga menyusul masuk kesana.

"Sudah siap tuan. " ujar dua pria tadi pada Alex.

Alex mengangguk.

Setelah mereka pergi, ia langsung mengunci pintu lalu menghampiri Aisyah.

Dilihatnya Aisyah terbaring pingsan diatas ranjang.

Hanya tinggal pakaian dalamnya saja yang masih melekat ditubuhnya saat itu.

Jilbab yang tadinya juga menutupi kepalanya kini sudah dilempar entah kemana.

Pria tampan itu kemudian membelai pipi Aisyah dengan lembut.

Pipinya yang memerah terasa masih basah.

Matanya juga terlihat sembab, mungkin karena sudah lama menangis.

Alex tersenyum saat memandangi setiap lekuk di wajahnya.

"Hhmmm.. cantik juga dia. "ujarnya.

Kemudian dipandanginya seluruh bagian tubuh Aisyah dari ujung kepala hingga kaki.

Alex pun mulai tergoda dengannya.

Ia tidak menyangka gadis berjilbab dan berpakaian serba tertutup tadi mempunyai bentuk tubuh yang sangat indah.

Beruntung sekali ia bisa menikmatinya malam itu.

Kemudian tanpa mengulur waktu lagi, alex segera menyelesaikan hajatnya.

Ia menghabisi Aisyah diatas ranjang berukuran kecil itu dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Alex melakukannya tanpa rasa iba, yang terpikirkan olehnya hanyalah dimana hasratnya bisa terpenuhi malam itu.

Aisyah yang malang kini telah kehilangan mahkota berharganya.

lagi-lagi kesucian seorang gadis berhasil direnggut oleh Alex.

Ia tersenyum puas saat melihat bercak darah melekat dipangkal paha Aisyah.

"Ternyata gadis ini benar-benar masih v*rg*n" . Gumamnya .

Aisyah yang tengah pingsan belum menyadari apa yang telah terjadi padanya saat itu.

Ketika hari hampir subuh, Aisyahpun mulai sadar.

Ia membuka matanya perlahan.

Aisyah bingung dimana ia berada saat itu.

Begitu melihat kesekeliling, tiba-tiba ia teringat dengan ruangan itu ,adalah tempat dimana dua pria tadi membawanya pertama kali.

Aisyah terkesiap dan hendak bangkit dari tidurnya.

Tiba-tiba ia merasa ada rasa nyeri dibawah sana.

Perasaannya mulai tidak enak.

Baru saja menyingkap selimut, Alangkah kagetnya ia saat menyadari tubuhnya polos tanpa sehelai benangpun yang masih melekat.

"Ya tuhan apa yang terjadi. " ujarnya panik.

Saat ia hendak mencari pakaiannya kembali, tampak seorang pria tengah duduk di sofa kamar sedang memperhatikannya sambil merokok.

Pria itu terlihat bertelanjang dada, dan hanya memakai bokser.

Aisyah sangat panik dan mulai takut ,ia kemudian segera menggulung tubuhnya dengan selimut agar pria itu tak lagi melihat auratnya.

"Sii..siiapa kau..?, apa.. apaa yang terjadi.?

kenapa aku bisa berada disini bersamamu.? "tanya Aisyah gelagapan dengan air mata yang sudah menggenang.

Alex kemudian mematikan api rokok nya di atas asbak, lalu berjalan mendekati Aisyah dan duduk ditepi ranjang .

Setelah itu dibelainya wajah Aisyah dengan lembut menggunakan punggung jarinya.

Aisyah mencoba mengelak.

"Apa kau lupa sayang, barusan kita habis bersenang-senang." ujarnya berbisik ditelinga Aisyah.

Bagai petir yang menyambar ditelinga Aisyah saat mendengar ucapan Alex.

Air matanya yang menggenang akhirnya jatuh juga.

Merasa tidak percaya dengan ucapan pria itu, Aisyah mencoba memeriksa kembali bagian tubuhnya yang berada didalam selimut untuk memastikan.

Dan ternyata benar selain tubuhnya yang sudah tampak polos, ada bercak darah juga pada pangkal pahanya.

"Tidak... tidak mungkin.. ini semua tidak mungkin terjadi.

Kau, kenapa kau lakukan ini pada ku.?

Kenapa kau memperk*s*ku..?" teriaknya menangis histeris dengan tubuh bergetar.

Alex yang merasa kesal karena dituduh memp*rk*sa, langsung mencengkram pipi Aisyah menggunakan sebelah tangannya dengan kasar.

"Hey, Perempuan murahan, apa kau bilang tadi.?

Aku memp*rk*sa mu.?.

Dasar tidak tahu diri, kau itu hanya wanita penghibur yang sudah ku bayar mahal, paham.

Tidak ada istilah pemerk*s*aan dalam duniamu, kau mengerti. "

Alex kemudian melepaskan kembali cengkraman tangannya dari wajah Aisyah dengan kasar.

Hancur sekali hati Aisyah saat itu, ia tak menyangka kehormatan yang selama ini selalu dijaganya kini telah direnggut oleh lelaki yang bukan mahramnya.

Air matanya mengalir bagai hujan tanpa henti.

Bibirnya kelu tak tahu harus bicara apa lagi.

"Berhenti kau menangis di depan ,karena aku tidak akan merasa kasihan padamu. Sekarang kau nikmati saja pekerjaan ini, lama-lama kau pasti suka. "ujar Alex sambil mengenakan kembali pakaiannya bersiap-siap untuk pergi.

Tangis Aisyah makin pecah.

Sakit sekali hatinya mendengar ucapan pria itu.

"Hey, kenapa kau masih menangis.

Berhentilah.! Aku sudah sangat hafal dengan wanita-wanita sepertimu.

Awalnya nangis-nangis karena hilang k*p*rawanan, padahal dia sendiri yang sudah menjualnya demi uang.

Kalau kau ingin uang tip dariku, bilang saja. Aku akan memberikannya. " ujar Alex.

Kemudian ia merogoh dompet dikantong celananya, lalu mengambil beberapa lembar uang seratus ribuan lalu melemparnya kewajah Aisyah yang masih menangis.

"ini tip untuk mu, anggap saja sebagai ungkapan terima kasihku karena kau telah memuaskanku malam ini. " ujarnya tersenyum menyunggingkan bibirnya.

Setelah itu Alex bersiap-siap untuk segera pergi meninggalkan Aisyah.

Begitu ia membalik badan, Aisyah langsung mencegat tangannya.

"Tuan jangan tinggalkan saya disini, saya mohon tuan.

Saya bukan perempuan murahan seperti yang tuan tuduhkan. Saya berada disini karena dijual oleh paman saya. Tolong bawa saya keluar dari tempat ini, kasihanilah saya Tuan.

Saya mohon. " ujarnya memohon pertolongan pada Alex.

Alex kembali tersenyum menyunggingkan bibirnya.

"haah.. yang benar saja kau.?

Apa kau pikir aku ini kurang kerjaan, sampai harus membawa wanita penghibur sepertimu keluar dari sini.

Menambah beban hidupku saja kau tahu."

Alex mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Aisyah, tapi Aisyah tidak mau melepaskan.

"Tuan saya mohon kasihanilah saya, saya janji suatu saat nanti akan membalas kebaikan tuan bagaimana pun caranya. Saya takut berada disini tuan.

Saya bukan wanita penghibur Tuan.

Demi tuhan, hanya tuan satu-satunya lelaki yang pernah menjamah saya. "

Alex terdiam, ia mulai kasihan pada Aisyah. Iapun sebenarnya bisa merasakan sepertinya Aisyah memang belum pernah dijamah lelaki lain selain dirinya.

"Maaf aku tidak bisa membantumu, Lagi pula kau mana bisa keluar dari tempat ini tanpa uang jaminan, apa kau punya uangnya.?" ujar Alex.

Aisyah makin takut saat mendengar ia tak bisa keluar dari tempat itu tanpa jaminan.

Dari mana dia akan mendapatkan uang saat itu, sedangkan sepeserpun ia tak punya.

" Tuan saya tidak punya uang sepeserpun saat ini. Tolong tuan, pinjamkan saya uang, saya janji akan menggantinya.

Saya tidak akan melupakan jasa tuan, saya janji.

Atau tuan bisa menjadikan saya pembantu dirumah tuan, saya bisa jadi pembantu, saya bisa mengerjakan apa saja, percayalah.

Saya sangat takut berada disini, tolonglah saya . " Aisyah terus menangis sambil melipat tangannya memohon pada Alex.

Alex berfikir sejenak.

"Oke, aku akan membantumu keluar dari sini.

tapi dengan satu syarat. "

Aisyah mulai menaruh harapan.

"Apa syaratnya Tuan.?

Saya pasti akan melakukannya. " ujarnya mulai bersemangat.

"Syaratnya kau harus menjadi simpananku dan melayani ku dengan baik kapanpun aku ingin bersenang-senang denganmu. "

Aisyah terdiam membisu saat mendengar persyaratan dari Alex.

Dua pilihan itu sama saja. Harga dirinya sama-sama tak ada artinya.

Air mata Aisyah kembali berderai membayangkan betapa malang nasibnya.

Lepas dari kandang harimau, masuk ke kandang buaya.

Ia benar-benar bingung menentukan pilihan mana yang harus diambilnya.

*******

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!