Maaf kepada kehidupan yang selalu saya ragukan terimakasih juga kepada kehidupan yang memberiku kesempatan mengenalnya kembali .
Nandin Gadis perempuan berusia 21 tahun,
hari ini ulang tahun nya dan sedang menunggu kejutan dari kekasihnya bernama Zain, Dia sudah berpacaran 5 tahun sedari sekolah Menengah kejuruan tidak banyak yang bisa di kenang dari nya karna dia selalu sibuk sedari dulu mengatur sekolah sekaligus menjaga adik nya, Zain adalah lelaki yang menjaga nya juga menjadi teman sedari dia menjalani kehidupan nya tanpa Ayahnya.
Waktu sudah menunjukan jam 00.30 malam tapi Zain masih belum menghubungi, membuat Nandin bingung dan khawatir, tidak ada sedikit pun di dirinya berpikir Zain lupa akan ulang tahun nya dia hanya berpikiran kejadian yang mungkin merugikan Zain, ia memutuskan untuk menghubungi nya ..
Setelah telpon berdering Nandin mendengar seseorang berbicara menjawab panggilan itu.
"Hallo," Suara nya lembut tapi suara yang terdengar adalah suara perempuan, lalu ia kembali mengecek ponsel untuk memastikan kalau dia menghubungi Zain kekasihnya, Setelah dia yakin ia kembali berbicara menjawab telpon itu, karena yang tertera memang kontak Zain yang di beri nama LOVE di Hp nya.
Setelah kesadaran kembali Nandin pun menjawab telpon itu.
"Halo ini siapa ya?,"
saya rasa saya menghubungi nomor Zain ucap Nandin.
Tak lama si suara perempuan itu menjawab,
"Saya santi saya Pac" ..Tut Tut Tut suara panggilan nya tersenggal, telpon nya mati .
Nandin hanya menatap layar Hp nya keheranan.
"PAC,".. apa maksudnya perempuan itu," Nandin hanya bergumam dalam hati semalaman ia berpikir tapi tak menemukan kata yang pas ah mungkin hanya orang iseng pikir Nandin.
Tapi jam 00.30 malem siapa yang iseng mengangkat panggilan orang, apa HP Zain hilang, anandin masih bergelut dengan pikiran nya.
Nandin pun memutuskan tidur saja
meskipun terngiang ngiang kenapa Zain sampai lupa ulang tahun nya dan siapa Santi ??.
Pagi jam 05.30
Setiap pagi Nandin selalu menyiapkan makan dan seragam untuk adiknya Tama dia berusia 17 tahun dan duduk dikelas 2 SMA, beda dengan nya, dia mengambil jurusan IPA karna otaknya yang cerdas sedangkan Nandin jurusan SMK dulu , tapi ia juga sedikit cerdas.
Setelah selesai menyiapkan semuanya Nandin sarapan bareng dengan Tama dikarenakan mereka hanya tinggal berdua
Ayah nya meninggal di tahun 2014 lalu, dan ibu nya menikah lagi karna itu lah Nandin memutuskan bekerja dan untuk menghidupi Tama dan dirinya, cita cita nya sebenarnya ingin kuliah dan menjadi seorang Pengacara
namun Nandin tidak mengeluh dan tidak mau sedih di depan Tama karena takut Tama tidak mau sekolah dan merasa bahwa dia membebani nya meskipun dia anak lelaki Tama anak yang rajin dan pengertian.
Tama sering bilang bahwa setelah lulus sekolah dia ingin membantu Nandin dia ingin bekerja saja agar tidak menjadi beban untuknya.
Tapi Nandin sekuat tenaga meyakin kan nya karena ia sudah janji pada Ayah untuk menjaga masa depan Tama baik baik saja
maka ia akan sekuat tenaga menjaga dan menyekolah kan nya.
Setelah Tama berangkat ke sekolah Nandin pun siap2 ke kantor 08.30 adalah jam ia berangkat kerja karna jarak ke kantor sekitar 25 menit..
Hari Senin adalah hari dimana semua orang memulai Sekolah Kerja melamar kerja semua Himulai di hari itu.
Di persimpangan jalan tidak sengaja Nandin melihat mobil Zain Lalu seorang perempuan disamping nya perempuan itu terlihat sedang berdandan sehingga membuat Nandin leluasa melihat mereka karna ia memakai motor, Zain tidak melihat nya sehingga membuat Nandin bertanya2 siapa wanita itu,,
dan kenapa Zain Belum menghubunginya apa dia lupa ulang tahunnya.
"Sayang, selamat pagi. Semoga harimu menyenangkan," pesan ku padanya lewat aplikasi WhatsApp. Tak butuh waktu lama, pesan ku langsung mendapat balasan.
"Iya, terima kasih sayang," balasnya dengan emot cium. Sudut bibir ku membentuk sebuah senyuman ketika membacanya tetapi aku sedikit gelisah.
"Kamu sudah berangkat?" Tanya Nandin dalam balasan chat.
"Aku baru sampai. Kamu berangkat sama siapa?" Balasnya. Aku terdiam beberapa saat, aku tidak menjelaskan bahwa aku melihatnya tadi pagi.
"Aku berangkat sendiri, sayang," balas Nandin setelah beberapa kali mengambil nafas.
Zain tidak pernah berbohong padanya, Nandin pun selalu percaya semua yang di ucapkan nya, karena selama 5 tahun mereka selalu saling percaya itulah makna yang Nandin selalu percayai selama mereka berpacaran, Kepercayaan.
Nandin bukan tipikal orang yang pecemburu, Jadi ia santai saja menanggapi kejadian tadi pagi di persimpangan jalan.
"Mungkin Zain hanya menjemput teman nya yang bertemu dipinggir jalan positif saja karna Zain orang baik yg tidak mau melihat orang kesusahan" Pikir Nandin.
Nandin lupa mau bertanya tentang siapa Santi? karena ternyata HP Zain ada pada dia dan siapa yang mengangkat telpon jam 00.30? lalu mengapa Zain juga lupa ulang tahunnya.
Dari pagi sampai sore Nandin masih kepikiran dan rencana akan menemui Zain ke kantor nya tanpa dia tau.
"Toh kantor kami juga tidak terlalu jauh, pikir Nandin.
Sepulang jam kerja Nandin langsung bergegas ingin pergi ke kantor Zain hari mulai gelap karna sepertinya mendung padahal jam masih pukul 17.05 belum terlalu malam.
Akhirnya Nandin sampai ke kantor Zain mengendarai motor nya, setelah parkir ia pun masuk ke lobby kantor Zain Lobby nya cukup besar tapi tak sebesar perusahaan tempatnya bekerja.
Nandin tidak mengabari Zain dia ingin memberikan kejutan skalian akan pura pura merajuk karna dia lupa ulang tahunnya sampai sekarang sudah telat hampir 1 hari padahal seharus nya yang memberikan kejutan itu Zain .
Waktu sudah jam 17.30 karyawan sudah banyak yg keluar lalu Nandin tanya kebagian informasi.
"Apakah pak Zain sudah keluar atau belum?," Tanya nandin karna Zain menjabat sebagai meneger ia yakin semua orang tau dia.
"Pak Zain biasa nya sebentar lagi keluar dengan Bu Santi biasanya, ada yang bisa saya bantu?," Jawab perempuan yang berjaga di pusat informasi itu.
"Santi?siapa sebenarnya?," Pikiran Nandin belum mencerna hanya bergumam dalam hati.
"Oh begitu, terimakasih ya," Nandin hanya menjawab sesingkat itu pada perempuan penjaga pusat informasi.
Tidak lama seorang laki laki berpakaian rapih keluar dari lift VIP terlihat dari bacaan akses nya lihat seorang lelaki yang memang dikenal nya Nandin langsung menyadari nya ya Zain keluar dari lift tapi dia, tidak sendiri seseorang memegang tangan Zain dengan erat sesekali mereka tertawa sambil berjalan.
Kedua mata Nandin dan Zain bertemu Nandin terpaku begitu juga Zain.
Zain terbata menyebut namanya
"Nan n Din, Nandin ko kamu disini,ko gak ngabarin aku kamu kesini?," Ucap Zain sebari replek melepas tangan cewe itu.
"Aku ...," Nandin bahkan tidak tau aku harus bicara apa ia biasanya selalu positif tapi dia belum pernah melihat Zain menggandeng perempuan apalagi di depan nya apa tidak pernah atau memang ia yang tidak tahu.
Zain menyuruh menunggu diluar dan lagi lagi Nandin hanya menurut.
Nandin berdiri di luar Lobby dan melihat Zain memegang kepala nya sebari berbicara dengan perempuan itu lalu perempuan itu meninggalkan Zain sendiri dia pergi ke luar dan dijemput oleh mobil yang membukakan pintu nya.
Tidak lama kemudian Zain keluar menemui Nandindia mengajak nya pergi memakai mobil nya.
Di jalan Zain hanya diam bahkan tidak berucap beberapa kata pun hanya diam membisu Zain lalu membawa Nandin ke restoran.
" Nandin, kenapa kamu gak bilang kalau kamu ke kantor ku," Zain membuka percakapan.
"Aku ingin memberikan kejutan kamu lupa ini hari apa?,"Jawab Nandin datar.
"Hari? Astagaaa ini ulang tahun mu maaf aku, kamu mau apa kado dari aku?," Zain langsung berucap menanyakan kado tanpa menjelaskan kenapa dia lupa.
"kamu lupa? kado? aku tidak ingin kado kamu lupa saja sudah membuat ku terluka," Nandin hanya berucap itu mungkin karena sakit rasanya hampir air matanya menetes.
"Din maaf ya," Lanjut Zain.
"Gak papa ko mungkin kamu banyak kerjaan jadi kamu lupa," Nandin segera mengalihkan tidak ingin berdebat karna itu ia selalu mengalah.
Tidak lama pegawai restoran menyuguh kan Ramen pesanan Zain dia hanya pesan 1 katanya untuk Nandin saja.
"bukan untuk itu Din," Lanjut Zain.
"lalu untuk apa ?," Nandin memberikan sikap ingin tahu nya.
"Kita sudahi hubungan kita," Ucap Zain membuat Nandin termangu tak mengerti.
"Kamu jangan bercanda begitu aku tau ini ulang tahun ku tapi prank mu keterlaluan," Jawab Nandin rileks.
"Aku serius Din," Zain memegang tangan Nandin dan terlihat keseriusan di matanya keseriusan yang dulu ia lihat juga dimatanya saat dia menyatakan cintanya dan membuat Nandin percaya.
"Kenapa? aku salah apa? aku minta maaf jika aku membuat mu kesal aku janji akan memperbaiki diri," Nandin begitu berusaha menenangkan perasaan nya yang membuncah juga berusaha meyakinkan Zain.
"Tidak kamu tidak salah aku kebablasan menyukai orang lain aku bingung memilih kamu atau dia aku nyaman dengan orang lain maafkan aku," Zain menangis membuat sakit hati Nandin, Zain menangis untuk orang lain sungguh mana lagi yang lebih menyakitkan dari ini.
"Lalu apa yang harus aku lakukan Zain? bagaimana dengan ku?," Nandin tidak tau harus jawab bagaimana lagi saat ia lihat sikap Zain bahkan Zain rela melepasnya dan ia menangis untuk wanita lain.
Hujan semakin deras hati seseorang sedang berontak bebarengan riak hujan di jalanan yang terlihat dari kaca bagian dalam.
Tidak ada yang akan merasakan di posisi ini selain kamu mengalami nya sendiri hidup mu bukan untuk menerima orang ber kontribusi pada perasaan mu.
Pahit
Hitam
Kotor
Hanya pewarna hidup yang kamu tuangkan dan orang lain komentari.
Keadaan mungkin akan balik menyerang mu ketika harapan sudah tidak sejalan, tidak ada yang layak dikejar ketika semua nya sudah tampak tidak wajar.
"Zain aku menyukaimu sudah 5 tahun dan kamu mencintai orang lain?," Nandin berkata seraya air mata mengalir di pipi nya.
" Din maaf kan aku," Zain menyela ucapan Nandin.
"Dengarkan Zain giliran ku yang bicara dan kamu cukup mendengarkan gar aku tidak menyesal," Nandin bicara dengan nada sedikit tinggi.
"Bicaralah," Zain menjawab dan mengangguk.
"Aku selalu berpikir bahwa ketika kita memberikan perasaan kita seutuh nya kita akan mendapat imbalan yang sama aku selalu berpikir ketika aku setia orang yang kita sayang juga akan setia," Ucap Nandin dan Tngan Nandin mengepal tangan satunya dibawah meja.
"Aku selalu mengalah setiap terjadi pertengkaran aku selalu menunggu mu menutup telpon ku duluan aku selalu menghubungi mu duluan aku tidak marah bahkan ketika kamu tidak pernah memberi ku kado anniversary 2 tahun terakhir setelah ku cerna apa karna dia? akuu tidak menyalahkan siapapun aku tidak menyalahkan wanita itu Zain, Aku menyalahkan diriku karna tidak bisa menjagamu," Nandin masih dengan suara tertahan nya seraya melanjutkan ucapan nya.
"Din maafkan aku, aku tidak bermaksud melukai mu atau harus bmembohongi mu tentang ini" Zain memegang tangan Nandin erat sambil menangis.
"Tidak Zain aku juga mungkin tidak memperhatikan mu karna aku juga harus merawat Tama kini tiba saatnya untuk kamu bahagia Zain aku hanya beban mu jangan berat melepasku Zain aku sudah tau tidak ada aku lagi di hati mu aku sudah tau," Nandin menegaskan dan memberikan penekanan pada setiap ucapan nya.
"Din maafkan aku," Zain berdiri lalu memeluk Nandin dengan dekapan yang erat pula.
"Zain aku melepasmu terimakasih telah menjaga ku dan Tama selama ini, berbahagia lah, aku sangat merasa bersalah sekali tidak mengetahui beban mu sebesar ini karena kebodohan ku," Nandin melepas pelukan Zain dengan lembut, berusaha meyakin kan pemuda itu.
Nandin keluar dari restaurant lalu ia memesan kendaraan online untuk pergi ke kantor Zain karna motor nya masih disana, dijalan tak henti air matanya mengalir melamunkan karena ia resmi putus tepat di hari ulangtahun nya.
Semalaman tidak bisa tidur Nandin menangis sesenggukan sampai matanya sembab sampai suara nya serak mncintai sangat menyakitkan memang bila tak terbalas atau di hianat tapi Nandin berpikir lebih parah dia berpikir hanya beban berpikir bahwa Zain mengasihaninya juga membantu membesarkan adik nya sendirian merenungkan semuanya apa ini yang memang mereka inginkan.
Pagi 07.00
Jam sarapan dengan Tama,
"Kakak kenapa?,"Tanya Tama
"gak papa dek, jawabku singkat!
"Kakak tau,tentang ka Zain?," Lanjut Tama membuat Nandin menghentikan makan nya.
"hah? kenapa Zain?," Pertanyaan Tama membuat Nandin ingin menangis.
"Adek pernah liat kak Tama pergi dengan perempuan di Mall ,mereka mesra banget lalu ka Zain liat adek dan dia bilang jangan bilang kakak dia bakal ngomong sendiri," Jawaban Tama jelas membuat Nandin penasaran.
"Kapan kejadian nya?," Tanya Nandin.
"Itu 2 bulan lalu kak," Jawab tama
Selama itu zain butuh waktu untuk menjelaskan pada nya atau bahkan jika Nandin tak memergokinya mungkin ia Takan tau Nandin meneteskan air mata mendengar ini dari Tama.
"Kak jangan nangis adek yakin bakal ada orang lebih baik yang bakal nyayangin kakak," Tama menenangkan menepuk punggung ku.
"Astaga adik ku sudah dewasa," Ucap Nandin ambil menghapus air mata.
Jam 8.30 Nandin berangkat kerja di tempat kerja ia hanya diam mengerjakan semua pekerjaan nya tanpa bicara bahkan tidak makan siang.
Nandin melihat HP nya lalu air mata nya mengalir lagi ketika ia membuka layar Hp nya dan menyadari wallpaper nya masih gambar photo kebersamaan nya dengan Zain, foto itu diambil saat mereka selalu pergi berdua kemana mana, photo di depan air mancur lalu tertawa bahagia bersama hanya dengan melihat hasil photo yang mereka ambil.
Nandin mungkin sedikit merindukan nya, entah bagaimana pun tidak mudah melupakan nya, atau mungkin tidak bisa bahkan di atas penghianatan ini Nandin jelas masih mencintai nya benar-benar mencintai nya.
Jam pulang seluruh karyawan kantor disuruh berkumpul di Aula untuk menerima informasi , besok akan ada CEO baru, yang tidak lain adalah anak dari pemilik sebelum nya yang baru datang dari Amerika, setelah menerima informasi itu karyawan pun di minta datang pagi husus besok untuk persiapan penyambutan CEO baru yang akan di adakan di perusahaan PT. HOPE.
Acara ini memang sudah wajib mengingat yang akan disambut adalah pemilik jabatan tertinggi di perusahaan, seluruh karyawan juga mengiyakan dan memastikan diri mereka datang tepat waktu demi penilaian pertama kali sikap mereka di depan CEO baru nanti.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!