NovelToon NovelToon

Time To Meet You

1 (Awal yang baru)

..."Lelah yang saat ini aku rasakan, menjalani hari yang sangat sibuk itu membuatku penat....

...Benar aku sendiri yang membuat hariku sibuk tanpa jeda waktu, hanya karena ada satu alasan yaitu sepi...

...Aku tak mau Sepi itu datang menemuiku...

...Aku tak ingin Sepi itu membuatku lemah...

..., bukan tak mau lebih tepatnya aku melarikan diri dari kesepian...

...Namun jika hanya Sepi yang setia datang menemaniku mengapa aku tidak berdamai saja , karena rasanya sangat lelah berlari"...

Seorang gadis yang sedang mengayuh sepedahnya dengan sekuat tenaga menuju sekolahnya , bertubuh kecil dan penuh dengan keringat.

Waktu menunjukkan pukul 07.45 sebentar lagi gerbang sekolah akan di tutup

SMA Shibaraku tempat itu yang menjadi tujuan gadis yang remaja bertubuh kecil Larissa Amanda.

" Sial aku terlambat lagi, pasti ikut ujian Kimia sendiri nih" .keluh Larissa saat berbaris memasuki gerbang sekolah, disana ada guru kedisiplinan yang mencatat murid-murid yg terlambat

" Nama , kelas ?" .tanya pak Satomi sambil mencatat di buku kedislipinan

"Larissa Amanda, kelas 1-3 pak"

" Larissa?kamu lagi, ! sudah telat 5 kali kamu ini niat sekolah atau tidak sih?" katanya sambil melototkan matanya ke Larissa.

"Iya niat pak, anoo (itu) rumah saya jauh saya berangakat dengan sepeda."

"Alasan, kau bisa naik kereta. baiklah lari sepuluh putaran"

"Hah sepuluh pak biasanya hanya lima putaran." Ucap Larisa terkejut

"Kamu sudah sering terlambat masih saja nego, makanya kalo tidak mau disuruh lari lahi berangkatlah tepat waktu"

"Iya pak" Larisa mengutuk dirinya sendiri padahal dia sudah bangun pagi tapi masih saja terlambat.

Satu jam sudah berlalu dan Larissa masih berlari mengelilingi lapangan. Panas terik matahari sudah semakin terasa, hingga peluhnya pun mulai menetes.

" Kurang satu lagi, semangat , semangat apanya duh dasar bodoh bisa-bisanya terlambat " ucapnya dalam hati, keringat semakin bercucuran membasahi baju seragamnya.

Hukumannya pun selesai di lakukan, dengan tubuh yang lelah ia masuk ke ruang kelasnya.

" Bau banget sih kamu," ucap Maira teman sebangkunya saat Larissa duduk si bangku kelasnya

"ya maaf , aku habis berlari tentu saja masih berkeringat. Bagaimana ujiannya? Sialnya aku harus ujian sendiri." ucap Larisa dengan mengeluh.

"Salah kau sendiri. Hey Larisa tidak bisakah kau berangkat tepat waktu? Kau selalu datang setelah selesai jam pertama." Maira memberikan saran, tapi kenyataan memang rumah Larisa jauh dari sekolah. Ia harus mengendarai sepeda untuk menghemat uamg sakunya.

" aku sudah berusaha bangun pagi-pagi , Ahhh mampus kali ini"

"Larisa lebih baik kau mengganti baju. BAU.!!!" ejek Maira dengan menutup hidungnya.

" BERISIK, aku tak bawa baju olahraga."

" Jorok sekali. Pergilah aku tak ingin duduk denganmu." ucap Maira sangat kesal.

Tapi tak disangka percakapan dua orang gadis tersebut ada yang mendengarnya.

" Anoo (itu) Kau bisa gunakan pakaian olahraga punyaku ,nih" ucap anak laki-laki yg sudah ada di samping Maira.

Larissa tampak binggung karena anak itu membawa baju olahraga padahal bukan jadwalnya, juga siapa anak laki-laki itu Dia merasa bukan teman sekelasnya.

"Anata wa dare? (kamu siapa)." Tanya Larisa dengan ragu, karena ia baru pertama kali melihatnya.

" Dia anak baru, pindahan dari SMA Kaio." Sahut Maira menjelaskan.

" Aoi Miura desu, Hajimemashita. (aku Aoi Miura. Salam kenal)." laki-laki itu memperkenalkan diri di hadapan Larisa.

"Hajimemashita (salam kenal). Larisa desu." balas Larisa, namun kali ini ia merasa ada sesuatu yang berbeda. Baru kali ini Larisa merasa gugup.

" Larisa, cepat kau ganti baju. Sebentar lagi pelajaran Satomi sensei." Maira mendorong Larisa agar segera bergegas pergi.

"Haik (iya)." Larisa menuruti perkataan temannya, tapi tanpa sadar matanya masih saja memperhatikan murid baru itu.

Jam pelajaran sudah berakir semua murid keluar dari kelasnya menuju kantin tidak terkecuali Larissa dan teman-temannya.

"Risa , kamu dipanggil Hijiri sensei ke ruangannya." Runa selaku ketua kelas memberitahu Larisa.

" Aaahh mampus aku." teriak Larisa yang lagi-lagi mengeluh.

"Berisik, cepatlah kau pergi."

"Baiklah, arigatou (terimakasih)." jawab Larisa dan segera pergi

" paling dimarahin lagi gara- gara tidak ikut ujian kimia hihihi" sahut Maira cekikilan.

"Senang sekali jika temannya kesusahan." umapat Larisa dengan pelan

Dengan langkah yang lemah Larisa berjalan menuju ruang guru. Setelah sampai ia juga terkejut karena sudah ada dua orang yang menunggunya.

.

.

.

.

Hai guys ini novel pertama otor dan masih tahap revisi. mohon dukungannya ya!!!!!!!!!!.

yang udah baca sebelum pasti udah tahu jalan ceritanya tapi Otor pengen edit gaya bahasa dan EYD nya cause masih banyak kesalahan dalam menulis.

jangan lupa ya like dan comen kalau udah baca.

Kenalan dulu ya sama tokoh-tokohnya, kalu gg suka so kalian bisa bayangin tokoh yang kalian suka. karena novel otor bergenre jepang.

selamat membaca.

Larisa Amanda

Maira

Aoi Miura

Sebuah kebetulan

"Datang hanya sebentar dan membuat kesan indah saat tangisan menyapa

Pelangi, itulah dia hanya sebentar dia muncul namun sangat membekas di ingatan setelah hilang

Ada satu warna pelangi yang tak pernah terlihat jelas, karena bersatu dengan warna langit,

menurutmu mengapa warna langit itu biru

warna itu adalah....."

"Aoi..?" pekik Larisa saat tahu Aoi sudah bersama Hijiri sensei.

Sedangkan Aoi tersenyum kearahnya.

"Sensei mencariku jadi aku kemari. Sedang apa kau disini? Tanya Larissa tapi Aoi tidak memberikan jawabannya Dia hanya tersenyum kepada Larissa.

" kalian berdua sudah datang?apa sudah lama menunggu,? tanya Hijiri saat datang lalu mengambil secarik kertas.

"Haik sensei (guru)",ucap Larissa

" oke, kalo begitu

" Larissa Amanda kamu tidak ikut ujian karena terlambat masuk sekolah , Aoi Miura karena kamu baru pindah jadi tidak ikut ujian. Kalo begitu kapankah kalian akan ujian? ibu tidak mau saat jam pelajaran depan?"

" Ahh aku lupa apa yg kupelajari semalam," gumam Larissa dengan menepuk jidat nya

" Bolehkah jika besok saat jam istirahat? karena saya juga harus belajar". Aoi menjawab pertanyaan gurunya

" Larissa kapan? , jangan buat alasan lagi" ucap Hijiri sensei dengan ketus.

"iya bu besok, saya setuju dengan Aoi"

" kita juga harus belajar dulu benar kan Aoi?" jawab Larissa dengan canggung sambil melihat Aoi berharap tidak hari ini ujiannya

" Baiklah kesepakatan besok, saya tunggu kalian berdua disini . Larissa bisakah kamu memakai seragam seperti lainnya ?"

"iya bu,"

"Apa kami sudah boleh kembali ke kelas?" tanya Aoi

" baiklah silahkan kalian kembali"

Larissa dan Aoi keluar dari ruang guru dan berjalan bersama di koridor sekolah, keduanya tidak saling berbicara hanya saja Larissa menatap ke wajah Aoi, yang Ia pikirkan adalah raut wajah Aoi yang selalu tersenyum dan riang apakah Aoi selalu bahagia?apakah Aoi tidak pernah menemui hari-hari yang menyedihkan?seakan wajah Aoi tanpa ekspresi hanya senyum tipis yang Ia lihat.

"ada yang salah denganku?" Aoi merasa jika Larissa memandanginya sepanjang jalan

"ah tidak.., hanya saja... aku... maksudku terimakasih sudah meminjamkan seragam olahraganya besok pasti ku kembalikan." jawab Larissa karena tertangkap basah memperhatikan Aoi

"tidak apa-apa,"

"Ne Aoi, kenapa kau pindah sekolah?" tanya Larisa.

"Em, aku rasa disini menyenangkan." jawab Aoi dengan santai.

"Hah lucu sekali jawabanmu. Bukankah lebih menyenangkan jika berada di Tokyo, kau bisa melihat salju saat musim dingin. Aoi ayo kita ke kantin." Ajak Larisa dan menyeret jaket Aoi.

" Aoi, untukmu" Larissa memberikan minuman soda dalam kaleng

" aku bisa membelinya sendiri."

" oh tidak , tidak boleh. Sebagai ucapan terimakasihku kau kubtraktir minum"

"Baiklah, terimakasih. Disini banyak murid dari Indonesia." ucap Aoi sambil memperhatikan satu persatu siswa yang ada di kantin.

"Tentu, bahkan tidak sedikit yang dari Philipin. Itu karena Miyayaki berada di bagian selatan jadi berdekatan dengan pulau Indonesia dan Philipin." Jawab Larisa dengan meneguk sebotol minumannya.

"Apakah kau dari Philipina?" tanya Aoi, tapi Larisa hanya diam seakan enggan menjawab pertanyaan dari Aoi.

"Ayo kembali ke kelas, jam pelajaran dimulai." ucap Larisa dan berjalan. Tapi dengan santainya Aoi bisa menyamai langkah kaki Larisa bahkan sudah mendahuluinya.

"Aoi.." setengah berteriak Larissa memanggil dan berlari

"Bisakah kau berjalan jangan terlalu cepat, aku setengah berlari mengikutimu,"

"Dasar kau pendek, ayo kejar aku," Aoi tidak berhenti malah semakin menggoda Larissa. Hingga akhirnya mereka berdua sama-sama ingin mendahului masuk ke kelas.

Satu bulan berjalan , Aoi menjadi murid terpopuler karena dia tampan hanya saja dia telalu pendiam dan tidak banyak berteman.

Kakak kelas dan teman-teman perempuan dari kelas lain banyak yang memberikan hadiah kepada Aoi tapi Ia selalu menolaknya. Ia selalu mengatakan bahwa dirinya orang biasa tidak pantas menerima semua itu.

Berbeda dengan Larissa seorang gadis yang bertubuh kecil yang merasa percaya diri meskipun dia tidak pandai dan populer. Ia tidak cantik tak sedikit yang menyukainya. Larissa hanya tinggal dengan ayahnya yang mempunyai usaha bengkel kecil. Karena dia berjanji ingin menjadi dokter dan merubah nasib ayahnya agar tidak bekerja dengan baju- baju kotor.

Saat itu setelah pelajaran olahraga, semua murid kelas 1-3 sedang istirahat

BYUURRR

Salah satu murid dari kelas lain menyiramkan air ketubuh Larissa

"Kau lihat kan biarpun anak ini kecil tapi dia punya tubuh yang bagus" ucap seorang laki-laki yang menyiramkan air dan ketiga temannya tertawa.

"hey kau, ini namanya pelecehan akan ku laporkan pada guru kedisiplinan." ucap Maia dengan keras.

"Dasar kakak kelas otak mesum. Kamu tidak apa-apa Larisa." Hanabi teman sekelasnya membantu Larissa untuk berdiri, sementara Larissa tetap duduk dengan rasa malunya. Ia menutupi dadanya karena pakaian olahraga yang berwarna putih dan basah tentu saja memperlihatkan bentuk tubuhnya.

Saat itu Aoi sedang memperhatikan teman sekelasnya dan melihat kejadian itu. Ia segera menghampiri Larisa dan memakaikan jas miliknya untuk menutupi tubuh Larisa.

Setelah itu Aoi berjalan menuju laki-laki yang menyiram Larisa dan memukulnya.

"Dasar pecundang." ucap Aoi dengan memukuli wajah kakak kelasnya.

" Oh jadi kau Aoi Miura, orang sepertimu kenapa banyak disukai para wanita? dan beraninya kau melakukan itu padaku. Apa kau tidak tahu siapa aku?" Laki-laki itu berdiri dan menantang Aoi.

" Yang aku tau kalian adalah pecundang yang hanya berani pada wanita". ucap Aoi dengan santai, keempat kakak kelas terlihat marah dan ingin memukul Aoi.

"Kalian ingin memukul ku? Baiklah majulah." Aoi tersenyum masam dan menantang.

" Aoi..." Larissa memanggil karena tidak ingin ada pertengkaran karenanya.

Kejadian yang memalukan

..." warna itu adalah biru, secerah langit dan seindah laut, karena sama indahnya dengan pelangi, namun kenapa warna itu tdak begitu terlihat? Jawabannya hampir sama...

...Pernahkah kalian melihat langit biru di pantai?...

...Apa terlihat mana langit dan mana laut?...

...Dimana kau warna yang biru?" (Larisa Amanda)...

Aoi mendengar Larissa memanggilnya , Ia merasa tidak suka saat Larissa memanggil namanya tidak seriang biasanya jadi Aoi mengabaikannya.

"aku tahu siapa kau Aoi?" ancam kakak kelas yang menyiram Larissa dengan air , dia bernama Samuel Kim.

" Benarkah? siapa aku?" Aoi menjawab dengan sedikit keraguan namu tidak terlihat, Aoi masih terlihat santai dan senyum tipis di wajahnya.

"Tentu saja, kau masih ingat dengan gadis yang membawakanmu kado dengan bunga mawar, kau yang membuatnya menderita ."

"Aku tidak pernah mengenalnya, jadi untuk apa aku membuatnya menderita."

"Kau memang tidak mengenalnya, tapi kau juga harus merasakan apa yang dia rasakan". Bisik Samuel kemudian mengajak teman-temannya pergi

Aoi menghampiri Larissa yang tertunduk malu dan teman- temannya yang menolong Larissa

" Kau tidak apa- apa Larisa,?. " Aoi membantu Larissa berdiri kemudian meninggalkannya.

" Arigatou sudah membantuku." ucap Larisa tapi Aoi sudah jauh berada di depannya.

Saat Larisa akan kembali ke kelas ia melihat ke arah Maira, Ia tahu bahwa yang menyiramnya adalah kakak tiri Maira.

Pagi yang masih gelap, Larisaa baru saja terbangun dari tidur dilihat jam dindingnya masih pukul 04.00 ingin rasanya Larissa tertidur lagi tapi tidak mungkin karena bisa jadi Ia akan terlambat sekolah. Larissa bangkit dari ranjang kamarnya dan bergegas untuk mandi.

"Selamat pagi dunia, hey ayam kamu pasti belum bangun." seru Larissa riang dengan mengendarai sepedah kayuhnya

" Risa , Apa kau sudah makan belum pagi ini?" tanya seorang nenek tua yang berjalan membawa ember berisi makanan

"Nanti saja bibi, aku harus mengejar mimpiku. Jaa mata (sampai jumpa) ." Larisa menjawab tanpa turun dari sepeda Ia tetap mengendarainya.

Sesampainya disekolah.

Larisa melihat teman-temannya berkerumun memainkan ponselnya.

"Ohayou (selamat pagi)." sapa Larisa tapi tidak ada yang menjawabnya.

" Risa , kemari." Maira memanggil Larisa memberitahunya ada berita di News Message, (berita tentang sekolah atau mading online)

" Risa , tragedi kamu di siram air beritanya menyebar luas, mereka bahkan mengunggah fotomu ketika bajumu basah dan menerawang." ucap Runa ketua kelas

"Benarkah?" mendengar apa yang dikatakan temannya dan di lihat di berita Larisa kaget, ia merasa malu karena foto itu memperlihatkan bentuk tubuhnya. Larisa berlari keluar kelasnya.

"Pagi Larisa" Aoi yang baru datang menyapa Larisa tapi Larisa berlari melewatinya. "Ada apa dengannya." pekik Aoi.

"Aoi coba kau lihat grub" jawab Hanabi.

Aoi meletakkan jaketnya di loker kemudian membuka ponselnya, dan melihat berita tentang Larisa. Ia sangat terkejut kemudian berlari mengejar Larisa.

Larisa menangis di belakang halaman sekolah, dia memandangi ponsel dan merasa malu sekali. Dia juga mengingat kejadian itu, dan Maira saat itu hanya terdiam tanpa membantu Larisa.

"Kenapa?...kenapa bisa terjadi kepadaku." Larisa menangis sesegukkan dan menunduk ingin melempar ponselnya tapi tidak jadi karena tidak ingin ponselnya rusak.

Sepasang sepatu terlihat saat Larisa menegakkan kepalanya, ia menghapus air matanya dan menengok ke atas.

" Aoi?" ucapnya.

Namu Aoi tidak menjawab ia hanya tersenyum kepada Larisa dan ikut duduk. Melihat Aoi duduk Larisa malah menangis keras.

"Menangislah jika bisa membuatmu lega." ucap Aoi dan membiarkan Larisa menangis di pundaknya.

"Kau tau berita itu?"

"iya,"

"Aku berusaha keras untuk masuk disekolah ini, berangkat sangat pagi dari rumah karena aku ingin mengejar tujuannku. Tapi kenapa aku berakhir dengan seperti ini."

" Apa maksudmu."

" Kau tidak baca artikelnya?, itu sangat kejam Aoi."

"Ahh iya, kurasa tak ada yang salah. Larisa memang seperti itu kan." Jawab Aoi lalu memaksakan senyum pada Larisa.

" Apa maksudmu , apa kau juga ikut membully ku juga." Larisa kesal dengan Aoi dia melemparkan tas nya yang berat mengenai wajah Aoi namun berhasil ditangkapnya

"Menurutku kau cantik , jadi untuk apa kau malu. Kurasa jika kau sedikit saja mau merias dirimu, kau akan menjadi gadis yang populer."

"pergilah brengsek , kau membuatku kesal". Emosi Larisa semakin memuncak

"Tenanglah Larisa aku tahu kau malu dan bersedih memang itu yang mereka harapkan. Lagi pula untuk apa kau malu? Kau cantik dan tubuhmu bagus." Aoi mencoba menenangkan Larisa dan duduk disebelahnya. Larisa masih tetap diam tanpa menggubris perkataan Aoi. Menurutnya Aoi sama sekali tak menghiburnya.

"Kau boleh sedih dan menangis untuk hari ini, tapi besok kau harus melawannya." ucap Aoi sekali lagi.

"Tapi mereka membully ku bagaimana aku akan melawannya?" ucap Larisa dengan kesal.

"Tidak akan menjadi bully an jika kau berhasil melawannya, kau mau tau caranya?"

"Eh nani ( apa)?."

"Kemarilah. " Aoi mengahapus air mata Larisa.

"Semua itu harus kau lawan tanpa ada air mata, untuk saat ini kau mungkin malu tapi besok buanglah rasa malu itu. Percaya dirilah Larisa, kau harus menjadi cantik dengan begitu berita yang mereka sebarkan tidak akan menjatuhkanmu."

Kali ini ucapan Aoi membuat Larisa merasa yakin bahwa ia harus kuat menghadapi semuanya. Semua itu demi impiannya, Larisa harus menjadi lulus dari SMA dan kuliah di kedokteran.

"Hey Aoi, aku bahkan tidak tahu caranya. Maksudku, seisi sekolah sudah tahu beritanya, mereka meninggalkan komentar- komentar negatif." ucap Larisa pada akhirnya.

"Baiklah ayo kita pergi." Aoi menarik tangan Larisa dan membawanya kabur dari sekolah. Ia sengaja mengajaknya pergi ke taman bermain.

Aoi mengajak Larisa menaiki beberapa wahana disana, dan melihat bahwa Larisa sangat menyukainya. Sebenarnya ini pertama kalinya bagi Aoi bersenang-senang, setelah tiga tahun berlalu semenjak kejadian itu. Ada banyak hal yang tidak bisa Aoi katakan tentang dirinya. Berada bersama gadis yang ia lihat saat ini, membuat sedikit dari hidupnya berubah.

"Aoi, Mite (lihat)."Larisa menunjuk ke arah langit yang sedang ada pelangi, saat itu cahaya matahari terpancar mengenai wajah Larisa.

"Kirei (cantik)." ucap Aoi dengan tersenyum, kemudian berjalan mendekati Larisa dan melihat pelangi bersama.

"Sayang sekali pelangi selalu muncul hanya sebentar. Aoi aku lapar ayo kita cari makan." ucap Larisa kemudian menggandeng tangan Aoi. "eh ada apa?" tanya Larisa saat Aoi tiba-tiba menghentikan langkahnya.

Larisa menyadari bahwa ia menggandeng tangan Aoi kemudian segera melepaskannya.

"Eh gomenne (maaf)." ucap Larisa dengan gugup, ia bingung karena tiba-tiba berbuat seperti itu. Padahal ia dan Aoi belum lama kenal dan tidak pernah dekat.

"Tidak apa-apa, baiklah ayo pergi." Aoi ternyata juga melawan rasa canggung saat bersama Larisa. Ia memutuskan untuk jalan lebih dulu dan lebih cepat untuk menetralkan perasaannya.

"Aoi , tunggu." teriak Larisa.

sudah ku bilang tunggu aku", teriak Larisa sekali lagi sambil berlari.

"Dasar kau  pendek"

"Bisakah kau berjalan jangan terlalu cepat, " Larisa mengeluh karena tidak bisa menyamai langkah kaki Aoi.

"aku berjalan seperti biasa, " Aoi menghampiri Larisa yang terduduk di tanah karena kelelahan mengejar nya.

" Baiklah, tunggulah di kursi itu , kaki pendekmu mungkin tersiksa."

"HAH, tinggiku ini normal kau saja yang seperti tiang lampu jalan. Kau mau kemana Aoi? Aku lelah cepatlah kembali." Larisa terpaksa menurut perintah Aoi, karena benar lelah.

Aoi pergi ke mesin minuman otomatis yang tidak jauh. Mereka berdua membolos sekolah , Aoi sengaja membolos untuk menghibur Larisa yg terkena rumor di sekolah. Ia membeli dua botol soda dan satu air mineral untuknya, kemudian kembali ke tempat Larisa.

"Minumlah." ucap Aoi sambil menempekan botol soda ke pipi Larisa.

"Astaga kau membuatku terkejut. Arigataou (terimakasih)." ucap Larisa dan meneguk minumannya. "Ahhhhh dari dulu soda memang menyegarkan." seru Larisa dengan senang.

"Air soda itu tidak sehat jika kau setiap hari meminumnya." balas Aoi dengan tawa kecilnya.

"Iya aku mengerti. Hey Aoi benda yang ada pada botol soda ini, seperti kelereng tapi indah seperti mutiara. Dari dulu aku ingin mengambilnya." gumam Larisa sambil memperhatikan botol minumannya yg sudah habis.

"Eh apa yg kau lakukan? biar aku sendiri yg membuangnya." ucap Larisa saat Aoi mengambil botol soda yang sudah kosong dari tangan Larisa.

Ia mengeluarkan gantungan kunci untuk mencongkel tutupnya untuk mengambil benda yg mirip dengan kelereng.

"ini, Larisa jika kau ingin mengambil sesuatu maka kau harus berusaha mengambilnya" Aoi memberikan kelereng itu kepada Larisa.

"Aoi aku hanya bercanda, tapi terimakasih kau sudah mengabulkan keinginanku masa kecil." Larisa mengambil sebuah kelereng yang diberikan oleh Aoi.

"Sama seperti impianmu,"

"Eh maksudmu?"

"Ayo berdiri, hari ini kita akan bermain sepuasnya." Aoi mengulurkan tangan untuk membantu Larisa berdiri.

"Ide membolos ini adalah hal tergila yang pernah ku lakukan." Larisa berdiri membalas uluran tangan Aoi. Lalu mereka menuju wahana permainan.

Mereka berdua menaiki wahana permainan mulai dari fly over, sepeda gunung , memasuki rumah hantu dan menaiki roller coaster.

"Hari ini menyenangkan sekali, terimakasih Aoi" , Larisa menikmati ice krim vanila sambil membawa boneka yang di belikan Aoi.

"Kau senang Larisa?" tanya Aoi.

"Hum tentu saja, sudah lama sekali aku tidak liburan terakhir liburan saat ibu ku sebelum meninggal dunia." Jawab Larisa.

"Larisa, ayo ku antar pulang." Aoi memberi tawaran pada Larisa.

"Eh bagaimana dengan sepedahku?" tanya Larisa bingung karena hari sudah malam mana mungkin kembali ke sekolahnya lagi untuk mengambil sepedahnya, belum lagi ia harus pulang kerumah yg sangat jauh dari sekolah.

" Jangan khawatir, lagi pula besok kau akan kembali ke sekolah."

"Bukan soal itu, hanya saja besok bagaimana aku ke sekolah jika sepeda ku disana."

"Daijobu(tak apa-apa), aku akan menjemputmu." ucap Aoi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!