NovelToon NovelToon

Perfect Wife (Dangerous)

PROLOG

8 tahun yang lalu, di rumah sakit....

*****

Dalam ruangan, seorang gadis cantik tidur dengan damainya,Namun tidak memungkiri terbaringnya yang menyedihkan, dengan wajah memar yang di tutupi alat oksigen, dan salah satu tangan yang terpasang infus, memperlihatkan betapa menderitanya dia saat mata itu terbuka.

*****

Plaakk!!

Suara tamparan keras dari pria berumur pada seorang pria di hadapannya, mengisi suasana lorong yang sepi.

"Apa yang kau lakukan pada cucuku Harris? Ayah macam apa yang menyiksa anak kandungnya sendiri, sampai di larikan ke rumah sakit? "Tanya keras sang Kakek si gadis, yang di dampingi istrinya sambil mengelus pelan lengan suaminya yang tengah emosi.

"Dia anak yang tidak tahu diri Ayah melakukan hal kotor yang mencoreng nama baik keluarga kita." Ucap pria paruh baya dengan nada tak kalah kerasnya.

"Apa kau memiliki bukti HAH?! "Ucap sang Kakek masih dengan emosinya.

"Cukup bukti aku memergokinya di dalam kamar dengan tanpa pakaian dengan pria asing."Ucap pria paruh baya yang tidak mau kalah.

"Kau akan menyesali perbuatan mu Harris! "Ucap sang Kakek dengan lirihnya.

"Aku..., "Sebelum perkataan terlontar dari paruh baya, seorang dokter perempuan keluar dari ruangan.

"Siapa orang tua pasien?" Tanya sang dokter, namun orang tua si gadis memilih diam.

"Saya Neneknya dokter. Bagaimana keadaan cucu saya? "Tanya sang Nenek yang memilih angkat suara.

Sambil menghela nafas dokter itu berkata,"Pasien sudah melewati masa kritisnya dan maaf apakah ini sebuah penganiayaan? Jika begitu kemungkinan pasien akan memiliki trauma, dan harus segera di tangani oleh dokter psikiater. Karena bisa saja psikisnya terganggu." Jelas sang dokter membuat semua orang yang di situ terdiam tak terkecuali orang tuanya.

"Dokter, apakah cucu saya masih perawan? "Tanya sang Nenek ragu yang tidak ingin cucu kesayangannya semakin terpuruk.

"Tentu saja hasil dari pemeriksaan cucu anda masih perawan. "Ucap dokter dengan tegas yang sedikit tahu alur permasalahan apa yang di alami pasien, dan membuat tangisan keras dari sang ibu yang dari tadi hanya terdiam.

"Puaskah kau. PUASKAH?! "Bentak sang Kakek.

"Menyiksa anak yang tidak bersalah, dan selalu membela anak dari seorang ja*lang."Marah sang Kakek menunjuk seorang gadis yang berdiri di antara mereka, dan melempar sebuah Map yang berisi data dan foto kepada ayah si gadis.

"Dan KAU!! " Tunjuknya pada wanita paruh baya tak lain adalah anaknya sendiri. "Apa hati nuranimu sebagai ibu sudah tertutup untuk anak kandung mu sendiri. Kau yang lebih memilih menyayangi anak selingkuhan suaminya dari pada darah dagingnya sendiri."Lanjut sang kakek.

"Ini....Ka...rin.."Suara terbata pria paruh baya terdengar getir dan tangan bergetar setelah melihat foto-foto anak yang selalu di belanya selama ini melakukan hal rendah dan menjijikan.

"Ya itu data-data anak jal*angmu itu yang selalu kau banggakan melebihi anak kandung sah mu sendiri. Ibu dan anak sama saja menjijikan. "Ucap sang Kakek dengan sinisnya.

Suara tamparan keras mengisi lorong rumah sakit itu kembali.

"Dasar kau ja*lang, anak tidak tahu diri menyesal aku memiliki anak sepertimu. " Marah sang Ayah.

"Apakah itu balas budimu. Aku rawat dan ku besarkan hingga aku mengabaikan anak kandungku sendiri. Anak jal*ang tetap saja ja*lang, seperti ibumu yang merusak rumah tanggaku."Ucap sang ibu dengan penuh penyesalan yang amat dalam terhadap anak kandungnya sendiri. Karena terlalu di butakan cinta pada suaminya dan selalu menutup telinga keluhan anaknya sendiri.

"Betapa jahatnya aku, seorang ibu pada buah hatinya sendiri." Ucapnya dalam hati.

"Pergi kau dari sini Karin. Kau bukan anakku lagi. Jangan kau tampakkan wajah kotormu itu di hadapanku lagi."Usir sang ayah dengan wajah merah dan urat leher yang menonjol serta kepalan tangannya.

"Ayah...aku mohon jangan usir aku, maafkan aku Ayah..., "Mohon sang gadis, memeluk kaki ayahnnya erat.

"Jangan panggil aku Ayah dengan mulut kotormu itu. "Dengan melepas paksa pelukkan di kakinya.

"Ibu...tolong aku, aku sayang Ibu."Tatapnya yang di balas palingan terlihat dari wajah yang penuh kekecewaan.

"Baik aku akan pergi, lagi pula aku tidak butuh kalian. Dasar orangtua bodoh anak yang selama ini kalian sakiti harus terabaikan. " Ucapnya sinis dan beranjak pergi dari sana, karena sudah tidak ada yang peduli padanya lagi.

"Anita. Ibu kecewa padamu dengan kau menyakiti cucuku, sama saja kau menyakiti aku. Aku dan suami ku diam selama ini menunggu kalian berubah. Tapi apa yang kudapat hanyalah laporan, bahwa cucuku selama ini selalu saja tersakiti. Hingga kini dia harus terbaring menyedihkan di sana."Tunjuknya pada sebuah ruangan.

"Apakah itu yang selalu aku ajarkan padamu Anita? Apakah cintamu pada suamimu yang telah berselingkuh dan memiliki anak dari wanita lain membutakan mu? Sehingga kau rela mengorbankan anakmu sendiri. "Ucap sang nenek dengan derai air mata dari anaknya yang terus mengalir dan sebuah penyesalan tidak membuatnya iba.

"Aku akan membawa cucuku pergi dari NERAKA!! Yang selama ini dia tinggali." Ucap sang kakek penekanan tiap kalimat, membuat pria dan wanita paruh baya itu tersentak.

"Jangan Ayah, "Ucap sang Harris pada mertuanya.

"Siapa kau?! Kau hanyalah seorang ayah yang selalu memberi anaknya penderitaan. "Ucap sinis sang Kakek.

"Ayah jangan, kami berjanji akan berubah menyayangi dan mencintai...."Sebelum ucapan Anita selesai ucapannya di sela oleh ayahnya.

"DIAM!! Kalian sudah tidak memiliki hak lagi atas cucuku, jika kalian tetap memaksa bisa saja aku membawa kasus ini ke Ranah Hukum." Potongnya dengan ancaman yang membuat mereka bungkam.

"Aku akan membawa Leanne ke Amerika menjauh dari orang - orang yang tidak tahu diri seperti kalian. Dan kalian renungkanlah semua kesalahan bejat kalian."Lanjutnya lagi final.

Sebuah penyesalan yang sangat dalam merasuki hati masing-masing.

Tanpa mereka sadari seseorang melihat perdebatan di antara mereka.

****

Like and Comment

Jangan lupa follow saya

Tinggalkan jejak Vote nya

Typo bertebaran..... !!

See U 🤗

CHAPTER 1 First

Happy Reading....

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

°▪️°▪️°▪️°▪️°▪️°

 

Florida, Amerika Serikat 19:20 pm

 

"Lean, kamu yakin akan kembali. "Ucap pria paruh baya yang tak lain adalah Anthony, di ambang pintu kamar cucunya, Leanne yang tengah membelakanginya menghadap ke arah jendela besar.

"Cepat atau lambat, pasti aku akan kembali Kek." Ucap Leanne seraya berbalik ke arah seseorang yang sangat berharga.

Mengulurkan tangan membawanya dari keterpurukan, Kakeknya. Pria yang 1 tahun lalu itu telah kehilangan orang yang sangat dia cintai. Sang istri yang telah berpulang kepada-NYA.

"Baiklah, apa barang-barangmu telah kamu siapkan? Besok pagi kamu diantar jet pribadi kita." Ucap Anthony.

"Dan kamu jangan menolaknya."Lanjutnya cepat sebelum cucunya protes.

"Huh, baiklah. "Dengus Leanne yang mendengar perkataan Kakeknya yang tak ingin di bantah.

"Terimakasih untuk selama ini dan aku menyayangimu, Kek. "Ucal Leanne menghampiri seraya memeluknya.

"Kau ini membuat Kakek berat saja melepas cucu kesayanganku ini."Kekehan haru dan usapan lembut pada rambut cucunya.

"Memangnya cucu Kakek berapa? Hanya aku satu-satunya cucu Kakek, loh. "Canda Leanne seraya melepaskan pelukan mereka.

"Atau jangan-jangan.... Kakek?!" Menatap curiga yang di balas sentilan di keningnya.

"Kau ini dengan pikiran burukmu, Kakek hanya mencintai Nenekmu seorang yang tidak bisa di gantikan siapapun. "Ucap Anthony mantap dan saling melempar senyum.

"Lean percaya, cinta Kakek hanya untuk wanita seperti nenek seorang." Ucap Leanne.

"Dan kamu, Nak. Cucu Kakek yang paling berharga." Ucap Anthony membuat mereka saling berpelukan kembali, penuh kasih dan sayang.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Sementara itu.....

Seorang pria tampan, dengan balutan jas hitam turun dari mobil sport mewahnya yang mengkilap. Setiap orang yang melihatnya akan berfikir, berapa Dollar yang di keluarkan untuk membeli sebuah mobil mewah itu.

Damian Regan Romanov adalah salah satu billionare muda , pemilik property, perhotelan dan salah satu perusahaan penerbangan ternama.

Melangkahkan kaki kedalam gedung tinggi pencakar langit yang begitu indah, kuat dan megah.

ROMANOV GROUP COMPANY sebuah tulisan besar pertama kali, yang akan menarik perhatian orang saat melangkahkan kakinya ke dalam. Mewah dan Elegant yang tampak membuatnya bersinar.

Banyak pasang mata yang menatap ke arahnya kagum dan sapaan hormat, yang di balas dengan wajah datar dan dinginnya,namun tidak membuat para karyawan wanita kecewa, malah mereka sangat ingin menjadi salah satu teman kencan CEO_nya itu walau hanya semalam.

Berjalan menuju sebuah benda besi yang berdiri angkuh, khusus untuk seorang petinggi yang sekarang menginjakkan kakinya ke dalam lift yang akan mengantarkannya ke lantai atas tempat ruangannya berada.

Saat pintu lift terbuka, Seorang pria yang cukup tampan tengah berdiri menyambutnya, berdiri hormat.

"Pagi bos," sapanya dan berjalan di belakang atasannya sambil membukakan pintu.

Memperlihatkan sebuah ruangan besar minimalis, namun elegant berwarna hitam putih , berlantai kaca keramik hitam mengkilat jauh dari debu, sebuah sofa hitam cukup besar dan di sana tepat dekat kaca besar, nan tinggi sebuah meja dan kursi yang membelakangi gedung-gedung tinggi lainnya. Sehingga membuatnya terlihat dominant di ruangan ini.

"Apa jadwalku hari ini. " Ucap Damian seraya duduk dan membuka dokumen yang berada di atas mejanya.

"Pertemuan dengan Client anda dari Jepang Tamayaka Group dan makan siang dengan pacar anda. "Ucapnya yang di akhiri dengusan oleh sekertaris merangkap sebagai asistennya juga.

Hanya sahabatnya lah yang bersikap tidak sopan kepadanya seperti itu.

"Di mana sopan santunmu padaku selaku Bos-mu. "Ucapnya datar.

"Aku sebagai sahabatmu. Kenapa kamu masih saja berhubungan dengan wanita ******* itu. "Ucapnya mengalihkan pembicaraan.

"Jaga ucapanmu Jo!! Sarah kekasihku. Apa kau ingin aku pecat! "Tegur dan ancamannya pada Joshua.

"Silahkan, jika itu yang kau inginkan!" Ucapnya tak peduli.

"Keluarlah! Aku tidak ingin berdebat denganmu. " Usirnya dan Joshua berlalu begitu saja, membuat Damian geram dengan kelakuan temannya itu, kalau saja sekertarisnya itu tidak bagus dalam pekerjaan sudah ia pecat dari dulu.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Selesai rapat dengan rekan bisnisnya yang dari jepang itu, ia kembali menekuni kertas-kertas yang menghasilkan uang itu dengan serius.

"Baby," Hingga suara manja yang membuatnya mengalihkan pandangan dari kertas yang di pegang, pada seorang wanita cantik dengan baju seksi yang memperlihatkan bentuk tubuhnya yang profesional bak model. Menghampirinya duduk di atas pangkuannya, merangkul pundak kokoh dan mencium bibirnya dengan mesra, membuat ia terlena dan membalas ciuman kekasihnya tak kalah mesra hingga suara seseorang menghentikan aktivitas mereka.

"Apakah ini yang kamu lakukan di kantor dengan menyewa seorang ja*lang saat kamu bekerja Damian?! " Ucapan wanita paruh baya yang terdengar tajam. Membuat mereka terkejut dan segera melepaskan ciuman panas mereka serta menjauhkan diri masing - masing.

"Ma, dia Sarah kekasihku. "Ucapnya dengan tenang agar tidak terpancing dengan emosinya sendiri, karena mendengar ucapan kasar Mama-nya pada kekasih hatinya.

"Kamu masih saja berhubungan dengan wanita murahan ini. " Tunjuknya pada Sarah yang berada di samping Damian berdiam diri.

"Kenapa kau masih disini cepat pergi! "Usirnya keras pada Sarah sambil menunjuk pintu keluar.

"Pergilah nanti ku hubungi. "Bisik Damian pada Sarah yang langsung di turuti olehnya.

Sarah yang keluar dari ruangan itu di hadapkan dengan Joshua yang berada di meja depan pintu yang memandang nya jijik.

Namun Sarah tetaplah Sarah yang dengan angkuhnya berjalan tanpa memperdulikan sekitar.

▪️▪️▪️▪️▪️

Di dalam ruangan....

"Datanglah besok malam ke Restoran milik keluarga kita jam 7 malam. Mama tidak menerima penolakanmu Damian. "Ucapnya yang tidak ingin di bantah saat melihat anaknya akan protes.

"Mama pergi. "Ucapnya berbalik dan sebelum ia mencapai pintu,"Putuskan wanita itu, Mama tidak ingin kau masih memiliki hubungan dengannya." Lanjutnya lagi tanpa menoleh ke belakang dan berlalu pergi.

Damian yang melihat ibunya pergi hanya diam, dan memikirkan kenapa ibunya itu tidak suka dengan Sarah ia baik dan cantik. Padahal dia dan Sarah sudah setahun berpacaran, di pertemukan di acara fashion show , ia yang menjadi salah satu client dan Sarah salah satu model di acara itu.

Damian yang tidak ingin memikirkan lagi segera beranjak pergi, untuk makan siang dengan kekasihnya yang sempat tertunda. Mengambil jas yang sempat ia buka saat bekerja dan keluar dari ruangan.

"Aku pergi dan kemungkinan tidak akan kembali ke kantor, jika ada dokumen yang harus ku tanda tangani besok saja. " perintahnya dan berlalu memasuki lift untuk membawa ia turun ke lobby.

Joshua yang melihat dan mendengar itu hanya bisa mendengus, tahu akan ke mana bos nya itu. Siapa lagi kalau bukan wanita yang ia benci. Wanita munafik yang ingin sekali Joshua lenyapkan di dunia ini, dumelnya dalam hati sambil membereskan file-file yang berada di atas mejanya.

°▪️°▪️°▪️°▪️°▪️°

Give me Like and coment Guys

Jangan lupa VOTE nya ya....

See You 😘

CHAPTER 2 Reunited and first

Happy Reading.....

.

.

.

.

.

.

.

.

.

°▪️°▪️°▪️°▪️°▪️°

LEANNE

Menghembuskan nafasku pelan, menatap datar sebuah rumah berlantai dua yang cukup besar. Rumah masa kecilku hingga remaja, kembali ku layangkan pandangan menyapu keseluruhan rumah, tak ada yang berubah kecuali dindingnya yang baru di cat, selebihnya masih persis sama seperti ditinggalkan delapan tahun yang lalu.

Sekelebat bayangan masa lalu bermain di memoriku yang membuatku tersenyum dingin.

Pahitnya masalalu membuatku berubah jauh lebih baik hingga sekarang.

Aku tidak boleh mengingat kenangan itu, jika tak ingin kaki ini berbalik arah meninggalkan tempat yang ia jejaki saat ini.

Dengan langkah dan hati yang mantap. Ku langkahkan kakiku dan menggeret koper ke gerbang yang telah dibukakan, melewati dan berjalan lurus ke depan menyusuri macam-macam tanaman hias.

Di sana dengan jarak yang tak terlalu jauh berdiri sepasang suami istri paruh baya, menatap ke arahku tersirat jelas di wajah tua mereka akannya raut kesedihan dan kerinduan. Namun bagiku itu semua tidak ada artinya bagiku, semuanya memuakkan.

Saling menghampiri, dengan tatapan yang tak pernah lepas sekalipun. Wanita paruh baya tak lain adalah ibuku memeluk erat. Aku yang merasakan pelukannya yang hangat yang pernah aku inginkan sejak dulu, tapi sekarang terasa hampa. Membalas balik pelukkannya pun aku sudah tidak ada keinginan. Aku di antara mereka seperti orang asing, karena tidak mendapatkan balasan dari ku. Wanita paruh baya yang ku sebut ibu ini melepaskan pelukannya, terlihat wajah kecewanya yang ku balas dengan datar.

"Bagaimana kabarmu? Ibu sangat merindukanmu, Nak. Kau semakin cantik dan juga tinggi. "Ucapnya menangkup wajahku.

"Baik. "Hanya kata itu yang keluar dari bibirku membuat senyuman miris terbit di bibirnya.

"Ayah, "Panggil ibuku pada suaminya tak lain yang ku sebut adalah ayahku yang terdiam melihat interaksi kami. Kini maju dan memelukku erat sama seperti tadi tak mendapatkan balasan dariku.

Aku merasakan bahunya bergetar, dan dia ayahku menangis di atas bahuku masih memelukku sebelum sebuah kata memasuki telingaku.

"Maafkan Ayah Nak. Maafkan Ayah, "Ucapnya di sela-sela ia menangis. Ku kepalkan tanganku erat, tak ingin apa yang terjadi sekarang membuat ku lemah. Ku alihkan pandanganku pada ibuku yang sudah menangis deras mereka memelukku begitu erat. Berulangkali permohonan kata maaf mereka ucapkan, tak ada satu kata patah pun yang keluar dari bibirku. Terdiam dan pandangan kosong yang hanya kulakukan.

*****

"Istirahatlah Nak. Kamu pasti lelah, setelah perjalanan jauh." Ucap ibuku yang baru saja mengantarku masuk ke kamarku yang dulu.

"Ibu akan panggil kamu ketika makan malam tiba. " Ucapnya lagi sebelum berlalu ke arah pintu keluar dan menutupnya.

Setelah melihatnya pergi dengan pintu yang sudah tertutup ku edarkan pandanganku, pada kamar yang pernah ku tempati dulu. Tidak ada yang berubah dengan dinding warna biru laut, meja rias, dan Piagam prestasi ku sejak dulu saat masa High School. Masih tertata rapih di atas meja belajar, kecuali tirai jendela yang sudah di ganti berwarna biru muda bermotif.

Setelah selesai meneliti tidak banyak yang berubah, segera ku buka koper dan mengambil piyama panjang, karena aku yakin baju yang berada didalam lemari tidak sesuai ukuran ku sekarang.

Sepuluh menit waktu untuk membersihkan diri. Aku berjalan keluar dari kamar mandi yang transparan. Namun ada tirai yang menutup semua dari dalam.

Segera ku baringkan tubuh lelahku di atas kasur, mencari ponsel yang masih berada di dalam tas yang tergeletak di atas meja disisi kasur.

Aku harus memberikan kabar pada Kakek bahwa aku telah sampai di Indonesia.

Setelah menelepon Kakek, ku simpan ponsel dan ku baringkan tubuhku. Sebelum semuanya gelap sempat ku dengar nada notifikasi, namun ku abaikan karena kantuk membuatku terjatuh lelap.

******

Sebagian part di hapus.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!