NovelToon NovelToon

Ta'Aruf Gus Atau CEO?

Prolog

Assalamualaikum....

Hai Perkenalan namaku adalah Hanifah Putri atau biasa dipanggil Hanifah. Alhamdulillah aku masih memiliki keluarga yang utuh dan harmonis. Aku memiliki seorang kakak laki-laki yang bernama Yusril. Aku hidup di keluarga yang sederhana dan Alhamdulillah sangat berkecukupan.

Aku memiliki seorang sahabat sejati yang bernama Eva. Kita sudah bersahabat dari kecil sehingga aku menganggapnya sebagai adikku. Hari-hari ku yang kulalui bersamanya sangat menyenangkan,suka maupun duka kita lalui bersama hingga akhirnya kita berpisah...

Kita berpisah saat aku kelas 2 SMA dan dia lulus MTS. Dia memutuskan untuk menimba ilmu dengan mondok dan bersekolah di MAN.

aku mengantarkan Eva dengan teman Karib ku yaitu Mita ke Pasuruan.

Setelah Eva pergi memutuskan untuk mondok, sekarang aku sendiri. Biasanya aku ceria menjadi pendiam (Di MADIN) dan berbanding terbalik saat aku di sekolah...

Disaat itulah ada 2 orang cowok yang sedang mendekati ku yaitu Gus ku sendiri dan seorang CEO yang tak sengaja bertemu.

Gus Muhammad Hafidz

Beliau sangat tampan dan di idam-idamkan oleh kaum hawa,khususnya aku sendiri. Beliau berwatak tegas,pemarah,dan juga baik hati.

CEO Agam Nugraha

Dia tinggi,gagah,dingin,tampan dan juga sombong.

Siapakah yang akan terpilih di hati Hanifah?

Mengantarkan ke Pondok {Revisi}

Hari ini aku dan Mita bersiap-siap untuk mengantarkan Eva ke pondok pesantren. Aku sangat sedih sekali disaat Eva memutuskan untuk menimba ilmu di Pondok Pesantren uang sudah ia pilih bersama keluarganya. Aku sudah menganggap Eva sebagai adikku sendiri ya walaupun kita tidak memiliki ikatan persaudaraan. Hanya Ukhuwah islamiah yang mengikat di diri kita.

Oke itu adalah keputusan yang terbaik untuk Eva. Jadi aku tidak boleh bersedih karena dia akan meninggalkan aku sendirian.Tak ada teman yang seperti Eva ini uang sudah mengerti aku apa adanya dan sifat ku.

"Assalamualaikum... Put. Putri" seseorang yang mengetuk pintu rumahku.

Aku masih belum membukakan pintu rumah karena aku takut hanya perasaanku saja. Baru jika 2 hingga 3 ketukan batu aku keluar dari kamar dan melihat siapa yang mengetuk pintu rumah. Dan ternyata Mita yang mengetuk pintu rumahku.

"Waalaikumsalam.. Ayo masuk dulu Mit" ucapku membuka pintu dan mempersilahkan untuk duduk.

"Loh Put kok belum pakai jilbab sih? Keburu Eva berangkat loh nantinya" ucapnya.

"Iya-iya tunggu sebentar" ucapku meninggalkan Mita sendirian di ruang tamu.

Aku segera memasuki kamar tidur dan menggunakan hijab. Setelah selesai,aku langsung memasukkan HP dan juga dompet kedalam tasku. Tak mungkin lah aku tidak membawa apa-apa untuk mengantarkan Eva pergi ke pondok. Lalu seumpamanya aku ingin beli jajan gimana dong?

"Mit ayo berangkat" ucapku.

"Bentar Put. Minta air minum dulu" ucapnya.

"Ayo" ucapku.

Mita langsung mengikuti ku dari belakang. Kita berdua berteman sudah dari kecil, otomatis dia sudah mengetahui tata letak rumahku.

"Sudah Put. Ayo berangkat" ucapnya.

"Oke ayo" ucapku.

Kita berdua keluar dari rumah ku. Tak lupa aku mengunci pintu terlebih dahulu serta aku menaruh kunci tersebut di tempat rahasia.

Lah kok dikunci? Emang semuanya pergi ke mana?. Ayahku pergi keluar kota,Mama ku pergi bekerja sedangkan Kakakku pergi ke sekolah.

Kita berdua menuju kerumah Eva dengan berjalan kaki. Maklum lah jarak kerumah ku dan dia sangat dekat sekali. Sesampainya disana, rumahnya sangat sepi dan hanya ada mobil yang terparkir didepan rumah. Sementara itu,pintu rumahnya terbuka sangat lebar menandakan ada orang didalam.

"Assalamualaikum... Va. Eva" ucapku.

"Assalamualaikum... Va. Eva" ucap Mita.

Sudah berapa kali kita berdua memanggil tetapi tidak ada jawaban. Hingga kita putuskan untuk duduk di buk (Seperti kursi memanjang tetapi bukan kursi).

"Eh mbak Putri. Maaf ya gak kedengaran suaranya tadi" ucap Eva tiba-tiba muncul di depanku.

"Eh tidak apa-apa Va. Ada yang perlu dibantu?" tanyaku.

"Nggak usah mbak. Pean duduk saja" ucapnya.

Tiba-tiba Ibu Eva keluar dengan membawa beberapa barang yang harus diletakkan di mobil.

"Loh ada mbak Putri. Mbak Putri tolong bantu memasukkan barangnya Eva ya" ucapnya.

"Oh nggih budhe" ucapku.

Kita berdua langsung sibuk membantu masukkan barang-barang yang akan dibawa ke pondok dan tak lupa makanan siang dibawa juga.

Setelah semua barang dimasukkan, Ibu Eva langsung menghampiri ku dan bertanya.

"Mbak Putri nanti ikut mengantarkan Eva ke pondok?" tanyanya.

"Tidak usah Budhe, Sepertinya tidak cukup kalau ditambah 2 orang lagi" ucapku.

"Padahal ingin banget Budhe ikut mengantarkan Eva ke Pondok. Tapi apalah dayaku ini tidak bilang terlebih dahulu" batinku.

"Nggak papa Mbak Putri ikut. Insyaallah masih cukup kuotanya ini. Biar sampeyan tahu pondoknya Eva ada dimana" ucapnya.

"Oh nggih pun Budhe (Oh iya Budhe)" ucapku sambil tersenyum.

Bagaimana aku tidak tersenyum dan Bahagia seperti ini. Karena Ibu Eva mengizinkan aku dan Mita untuk mengantarkan Eva pergi ke Pondok Pesantren untuk terakhir kalinya.

Author : Kayak mau mengantarkan ke istirahat terakhirnya saja. Emang sahabat loh udah nggak ada?

Hanifah : Ya dia udah nggak ada di samping ku lagi. Eh becanda thor becanda.

Ibu Eva sudah menawarkan untuk mengantarkan Eva ke pondok. Eh malah Mita yang sedari tadi menolak hingga kesabaran ku habis (Menolak dibelakang Ibunya Eva). Kenapa ia menolak? Karena dua tidak mau duduk berdempetan dan juga sangat sempit.

Setelah mendengarkan ucapan Mita,tanpa basa-basi aku langsung memarahinya.

"Karepmu Kate melu opo ORA! Ojok dadi penghambat ndek kene. Ora udah ngesruh Kon (Terserah kamu ikut apa TIDAK! Jangan menjadi penghambat disini. Jangan menganggu kamu)" ucapku sudah sangat marah.

Mendengar amarahku itu,Mita langsung terdiam tanpa menjawab ucapanku itu. Memang aku yang egois karena aku ingin mengantarkan Eva sebelum kita berdua benar-benar pisah.

"Eva aku ikut mengantarkan sampeyan. Sampeyan langsung berangkat saja biar nggak terlalu macet" ucapku.

Mengapa aku menyuruhnya berangkat terlebih dahulu? Karena Eva berangkat naik sepeda motor bersama Ibu dan ayahnya serta adiknya yang perempuan sedangkan adik laki-lakinya berada di mobil bersama aku dan saudara yang lainnya.

Sebelum ia naik motor,aku langsung memeluknya seperti tidak ingin melepaskan ia untuk pergi kemana. Inginnya dimasukkan kedalam kandang saja.

Setelah Eva berangkat,Mita kemudian menghampiri aku dan ingin ikut mengantarkan Eva.

"Put aku Melu wes (Put aku ikut deh)" ucapnya.

"Tapi jangan marah lagi" ucapnya.

"Iya sudah tidak marah. Ayo langsung masuk kedalam mobil. Nggak usah banyak bicara dan tingkah oke" ucapku merangkul nya untuk masuk kedalam mobil.

Betul apa yang dikatakan Mita bahwa tempatnya sangat sempit dan berdesak-desakan. Aku berusaha untuk sabar saja tanpa banyak bicara dan tetap bermain HP sedangkan Mita seperti orang yang sudah kehabisan nafas/oksigen.

Eva sudah sampai di pondok pesantren terlebih dahulu karena mengendarai sepeda motor berbeda dengan diriku yang naik mobil. Tiba-tiba notifikasi pesan masuk dari Eva.

Eva

"Mbak Putri aku sudah sampai di pondok. Nanti sampeyan sama keluarga ku dulu ya. Aku sudah dijemput sama Ning nya (Ning adalah sebutan untuk anak perempuan seorang Kyai)"

Me

"Oalah iya Va. Habis ini aku sudah mau sampai kok"

* * *

Setibanya di Pondok Pesantren...

Kita semua turun dari mobil satu persatu. Tak mungkin lah semuanya langsung turun dari mobil. Emangnya langsung mau loncat bersama-sama?🤭

Aku dan Mita membantu membawa barang-barang yang akan di bawa Eva nantinya. Tetapi aku tidak jadi membawa barangnya melainkan embasa termos dan lauk-pauk untuk makan bersama kita.

Semua orang membawa macam-macam barang kecuali bocil saja. Tak mungkin lah kita tega untuk menyuruh membawa barang-barang yang berat itu.

Ya Allah banyak sekali godaan yang datang menghampiri aku. Salah satunya banyak sekali cogan yang berlalu-lalang.

"Ya Allah nikmat mana yang engkau dustakan. Boleh gak ya gue bawa pulang satu aja" batinku.

"Put lihat o iku" Mita menunjuk laki-laki menggunakan mulutnya.

Aku langsung menoleh kearah yang ditunjukkan Mita. Dan waw sangat mulus sekali. Dalam artian mulus terkena air wudhu dan juga cerah wajahnya.

"Ya Allah laki-laki nya sangat mulus sekali wajahnya dan juga ganteng lagi. Eh siapa tahu cuman ganteng wajahnya tidak juga hatinya" batinku.

Selama 10 menit kita menunggu Eva di aula seperti orang hilang dan tak tahu arah. Eva datang ke aula bersama Ning Selly. Kemudian ia pergi lagi bersama kedua orangtuanya untuk menyelesaikan administrasi.

Aku sudah mau bosan menunggu Eva tetapi tidak bosan-bosannya melihat cogan yang berlalu-lalang. Lelah menunggunya, aku mengajak Mita untuk pergi ke kantin ya walaupun tidak tahu letak kantin berada disebelah mana.

"Mit ayo ke kantin. Beli apa gitu aku laper nih." Ucapku sambil mengelus perutku.

"Ndek Endi Put aku nggak ngerti (Dimana Put aku nggak tahu)" Ucapnya.

"Nanti lak Yo ngerti Dewe. Ayo digolek i sek (Nanti kan tahu sendiri. Ayo dicari dulu)" Ucapku.

Kita berdua berpamitan kepada saudara Ibu Eva untukkergi ke kantin. Takutnya nanti mereka khawatir mencari kita berdua yang pergi tanpa pamit.

Aku dan Eva berjalan dengan santainya mencari kantin. Ciri-ciri kantin pastinya selalu ramai dan banyak orang. Di dalam perjalanan,kita berdua menjadi pusat perhatian. Entahlah kita berdua tidak tahu mengapa kita menjadi pusat perhatian.

Aku tak menggubris tatapan mata orang-orang sekitar. Khususnya para santriwati. Banyak sekali santriwati yang berbisik-bisik tanpa sengaja aku mendengarkannya. Bagaimana tidak mendengar ucapannya. Para santriwati kalau berbisik sangat keras ya jadinya kita berdua mendengar.

"Eh lihat tuh ada Gus Rama sama Gus Hafidz" ucap A.

"Enak banget tuh dibelakangnya ada 2 Gus" ucap B.

Aku dan Mita terkejut mendengar bisikn para santriwati itu. Kita berusaha untuk mempercepat langkah kita agar sampai di kantin. Bukannya GR atau apalah itu karena ada 2 Gus di belakang kita. Tapi kita mempercepat langkahnya agar segera sampai ke kantin dan segera kembali ke aula.

"Eh Mi. Kayaknya itu deh kantinnya" ucapku.

"Iya Put" ucapnya.

Kita langsung memasuki kantin tersebut. Tetapi mengapa tatapan masih menuju k arah kita berdua? Entahlah apa yang dipikirkan mereka kita tidak tahu. Aku langsung masuk saja kedalam tanpa menggubris tatapan mereka.

Aku sudah mulai risih n bingung dengan tatapan yang mereka tujukan kepadaku.

"Mit kenapa ya kok semua menatap kita?" Tanyaku.

"Entahlah Put aku nggak tahu. Emang ada sesuatu yang salah pada kita berdua?" Tanyanya.

"Nggak ada deh Mi. Kita juga pakai bajunya nggak neko-neko (aneh-aneh)" ucapku.

"Iya Put. Sudahlah gak usah di urusi" ucapnya.

Aku hanya menganggukkan kepalaku dan tetap mencari kue untuk mengganjal perut kita berdua. Karena kita berdua sudah kelaparan 🤤.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menghampiri kita berdua.

"Assalamualaikum" ucapsalah satu laki-laki.

"Waalaikumsalam" ucap kita berdua.

DEG

Tiba-tiba jantungku berdegup kencang melihat wajahnya yang ganteng itu. Rasanya ingin sekali aku membawanya pulang. Ingin aku masukkan kedalam karung beras (Emang muat ya?)

" Permisi mbak mau tanya" ucap salah satu laki tersebut.

"Oh iya mas ada yang bisa dibantu?" ucapku

Sebelum kedua laki-laki tersebut berbicara, Mita meninggalkanaku untuk membayar cemilan dan kue untuk mengganjal perut kita.

"Put tak tinggal bayar dulu ya" ucapnya langsung meninggalkan aku.

"Walah dalah. Kok ditinggal sendirian sih!" Batinku.

"Oh iya tadi mau tanya apa ya mas?" Tanyaku penasaran.

Padahal aku nggak kenal dengan kedua laki-laki yang ada didepan ku saat ini. Ya sudahlah di dengarkan terlebih dahulu.

"Sebelum itu perkenalkan nama Saya Rama dan ini teman saya Hafidz" Ucapnya.

"Oh.. Terus mas?" Tanyaku sedikit acuh.

"Begini mbak. Kami berdua ada keperluan dengan mbak Hanifah. Bisa ikut kami sebentar?" Tanyanya.

Aku masih bingung dengan perkataannya Mas Rama ini. Padahal kita baru saja bertemu hari ini. Tetapi mendengar ucapannya seperti sudah kenal saja.

"Ehm... Tapi ada apa ya mas?" Tanyaku.

"Maaf mbak saya tidak bisa menjelaskan disini. Bisa ikut kami berdua?" Ucapnya

"Hem.. Bentar ya mas. Saya disini Sepertinya hanya sebentar karena saya mengantarkan sahabat saya berangkat ke pondok ini" ucapku.

"Tidak apa-apa. Sekalian saja meminta izin kepada saudara njenengan untuk ikut saya" ucapnya.

"Kalau begitu tunggu teman saya yang satu itu" Ucapku.

Kedua Laki-laki tersebut hanya menganggukkan kepalanya.

Mita menghampiri aku dan untuk mengajak untuk kembali. Mengingat orangtua Eva menghawatirkan kami yang tak kunjung kembali.

"Put ayo kembali. Nanti semuanya khawatir loh" Ucapnya.

"Ayo Mi" Ucapku.

"Mari mas" ucapku mengajaknya.

Kedua laki-laki tersebut hanya menganggukkan kepalanya dan mengikuti kita berdua.

(Eh itu Hanifah sama Mita tidak tahu bahwa Rama dan Hafidz adalah Gus yang terkenal di Pondok Pesantren ini).

Bersama 2 Gus {Revisi}

Mita menghampiri aku dan untuk mengajak untuk kembali. Mengingat orangtua Eva menghawatirkan kami yang tak kunjung kembali.

"Put ayo kembali. Nanti semuanya khawatir loh" Ucapnya.

"Ayo Mi" Ucapku.

"Mari mas" ucapku mengajaknya.

Kedua laki-laki tersebut hanya menganggukkan kepalanya dan mengikuti kita berdua.

(Eh itu Hanifah sama Mita tidak tahu bahwa Rama dan Hafidz adalah Gus yang terkenal di Pondok Pesantren ini).

• • • • •

Mita bingung dengan kedua laki-laki yang berada dibelakang kita berdua. Kemudian Mita langsung berbisik kearah ku dengan sangat pelan hingga membuatku kegelian. Tetapi aku berusaha untuk menahannya (Biasalah jaga image🤭).

"Eh Put ngapain tuh orang buntutin kita?" Tanyanya.

"Ada lah... Nanti juga tahu" ucapku.

Mita mendengus kesal mendengarkan perkataan ku. Aku hanya diam saja tanpa menanggapi nya.

Tetapi ada yang aneh dengan tatapan semua santriwati. Setelah keluar dari kantin tadi,banyak sekali santriwati yang menatap kearah kita berdua seperti tatapan iri. Aku pun juga tidak tahu alasannya dibalik semua tatapan ini.

"Hem.. Mungkin mereka menatap kearah laki-laki dibelakang kita berdua" batinku.

Tiba-tiba Mas Hafidz yang sedari tadi diam berbicara kepada kita berdua.

"Tidak usah diurus ucapan mereka semua mbak" ucapnya.

"Lah emang kenapa mereka semua menatap kearah kita?" Tanyaku penasaran.

Aku buang perasaan GR ku. Ya walaupun tidak melihat kearah ku sih. Tetapi hanya memastikan.

"Nanti mbak Hanifah akan tahu sendiri" Ucap Mas Rama.

Aku hanya menganggukkan kepalaku saja dan melanjutkan perjalanan kita menuju ke aula.

Tiba-tiba terdengarlah bisikan yang keras dari santriwati hingga terdengar ke telinga kita berdua.

"Eh lihat tuh. Gus Rama sama Gus Hafidz berbicara sama cewek itu" Ucap santri A

"Haduh itu deh aku sama perempuan itu" Ucap santri B

Aku dan Mita terkejut mendengar hal itu dan tiba-tiba berhenti berjalan hingga membuat Gus Rama dan Gus Hafidz bingung melihat tingkah laku kita berdua.

"Ada apa mbak?" Tanya Gus Rama

"Oh tidak apa-apa" Ucapku.

"Hem. Bentar ya mas" Ucap Mita kemudian menarik lenganku untuk menjauhi kedua laki-laki tersebut.

"Ada apa Mi?" Tanyaku penasaran.

"Eh Put. Itu Gus loh yang ada belakang kita" Ucapnya.

"Iya aku tahu. Terus ini gimana Mi?"

"Kita cari cara untuk segera kembali ke tempat semula" Ucapnya.

"Eh gue punya ide slur. Gimana kita kabur secara baik-baik" Ucapku.

Author : Apa lagi yang dimaksud sama Hanifah ini 🤦🏽‍♀️. Pusing pala Author deh.

Mita : Diem dah Luh Thor. Kagak usah ikut mampir juga lah

Author : Serah gue lah.

Oke kembali ke cerita

"Maksudnya Put? Aku gak paham apa yang kamu katakan" Ucapnya.

"Gini loh Mi. Kita kabur secara baik-baik itu, Kita berdua berpamitan kepada kedua Gus tersebut sambil memberikan alasan dan jangan memberinya mereka berdua jeda untuk bertanya kepada kita. Langsung deh kita pergi tanpa menunggu ucapan yang akan ditujukan kepada kita berdua" Ucapku panjang lebar menjelaskan kepadanya.

"Oke wes. Manut wae" Ucapnya.

Aku dan Mita kembali menghampiri Gus Rama dan Gus Hafidz yang masih senantiasa menunggu kita ditengah keramaian bisik-bisik santriwati.

"Eh anu. Sebelumnya kita berdua minta maaf karena kita tidak mengetahui bahwa njenengan adalah Gus disini" Ucapku.

"Tidak apa-apa mbak. Ini wajar karena mbak bukan anak pondok pesantren disini" Ucap Gus Rama.

Setelah mendengarkan ucapan Gus Rama,aku mengedipkan mata ku kearah Mita pertanda permainan akan di mulai.

Mita yang menyadari kedipan mata ku langsung memahaminya tanpa bertanya. Untung dia paham dengan ucapanku. Karena biasanya dia tidak paham dan menjadi seorang yang bodoh.

"Permisi ya Gus. Kami berdua izin kembali ke keluarga sahabat saya agar mereka tidak khawatir karena kita tak kunjung kembali. Jadi kita berdua izin pamit dan Assalamualaikum" Ucapku tanpa memberikan jeda sedikitpun.

Aku tak memberikan kesempatan kepada kedua Gus tersebut. Yang aku pikirkan hanya terbebas dari Gus Rama dan Gus Hafidz serta berharap untuk tidak bertemu kembali (Kalau di luar pondok boleh lah😚).

"Waalaikumsalam" ucap keduanya.

AUTHOR POV

Setelah mengatakan itu tadi, Hanifah dan Mita bergegas meninggalkan Gus Rama dan Gus Hafidz ditengah keramaian itu. Ya keramaian itu muncul karena bisikan para santriwati sehingga membuat kegaduhan yang luar biasa ini.

Gus Hafidz dan Gus Rama bingung melihat tingkah laku Hanifah yang tiba-tiba berubah tanpa adanya pemberitahuan (Emangnya apaan ada pemberitahuan?).

Hanifah dan Mita berlari terbirit-birit seperti habis melihat setan. Mereka berdua berlari tanpa memperdulikan situasi dan kondisi serta tidak menoleh kearah belakang sama sekali.

* * *

HANIFAH POV

Aku berlari sekuat tenaga agar tidak dikejar oleh kedua Gus tersebut. Mengapa sekuat tenaga? Karena aku ini cukup berisi dan juga jarang sekali melatih fisik tubuhku agar kuat.

"Berhenti sebentar Mi. Capek loh habis lari maraton" ucapku sambil ngos-ngosan

"Haduh Put. Kok berhenti sih? Nanti dikejar Gus itu baru tahu rasa loh" ucapnya sambil menarik lengan ku.

Mau tak mau aku menurutinya dengan segera aku melangkahkan kakiku walaupun dengan berat hati. Aku berlari dengan nafas tak beraturan ya gara-gara siapa lagi kalau bukan Mita. Mita menarik tanganku dan tidak membiarkan aku untuk istirahat sejenak (Ampun dah ini).

Sesampainya di aula, Terlihat kedua orangtua dan saudara Eva khawatir. Kemudian Eva dan orangtuanya menghampiri kita berdua dan bertanya.

"Teko Endi ae mbak Put? kok sue? (Dari mana saja mbak Put? Kok lama?)" Tanya Eva.

"Bentar ya. Aku tak bernafas dahulu" Ucapku.

"Iya Tu putu bentar ya (Putu merupakan nama kesayangan dari Mita)" Ucap Mita.

"Ada apa sih nduk kok ngos-ngosan gitu?" Tanya ibu Eva.

Setelah mendengar pertanyaan tersebut,tanpa basa-basi aku langsung menceritakan kejadian yang kita berdua alami tanpa adanya jeda sedikit pun.

"Pelan-pelan mbak kalau cerita. Jangan lupa untuk bernafas" Ucap Eva.

Aku menganggukkan kepalaku tanda mengerti dengan segera aku melaksanakan yang diucapkan Eva yaitu jangan lupa bernafas. Aku menyambung cerita tersebut karena belum selesai. Keluarga Eva mendengarkan cerita ku dengan seksama tanpa memotong pembicaraanku.

Betapa kagetnya mereka mendengarkan ceritaku dan juga terkekeh disaat kita berdua berlari meninggalkan kedua Gus tersebut.

"Ya sudah, sekarang ayo kita makan siang terlebih dahulu"

"Siap Budhe" Ucapku semangat.

Kita bertiga berjalan beriringan dengan membawa masing-masing barang yang berisi makanan. Kota menuju ketempat yang sudah disediakan untuk beristirahat serta makan siang.

Sesampainya kita disana.

"WOW" Kata-kata itulah yang keluar dari mulutku,karena sudah di isi oleh lautan manusia. Eh bukan lautan ya. Kalau lautan kan banyak sedangkan ini hampir banyak. Anggap saja sungai lah.

Kita menuju ke tempat yang sedikit luas dan kosong. Yah hitung-hitung cukup untuk keluarga ini. Biar tidak berpencar kalau makan. Kan kasihan kalau mau nambah makanan nanti kesana-kemari.

"Kene maem kembulan sama Eva Budhe (Kita makan bersama sama Eva Budhe)" Ucapku.

Kembulan yang berarti makam bersama-sama dalam satu tempat tanpa ada rasa jijik atau lainnya.

"Iya wes mbak Putri. Sampeyan ambil sendiri nasinya" Ucap beliau.

"Nggih Budhe" Ucapku.

Tanpa basa-basi aku langsung mengambil nasi sedangkan Mita dan Eva mengambil Lauk-pauknya.

"Sakmene a regkh? (Segini a teman?)" Tanyaku.

"Wes mbak Put ojok akeh-akeh (Sudah mbak Put jangan banyak-banyak)" Ucap Eva.

"Put tambah Mie sama ayamnya lagi" Icao Mita.

"Oke bentar yak" Ucapku.

Akhirnya sudah selesai kita mempersiapkan makan siang untuk kita bertiga. Yang lain? Ya mereka ambil sendiri lah.

Sebelum kita makan. Tentunya jangan lupa kita berdo'a terlebih dahulu agar makanan yngvkita makan tidak disertai dengan syetan.

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ 

“Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air ini (minuman) segar dan menggiatkan dengan rahmat-Nya dan tidak menjadikan air ini (minuman) asin lagi pahit karena dosa-dosa kami”.

Kita makan bersama-sama tanpa ada keheningan diantara kita bertiga. Kita makan sambil bercerita dan mengingat masa- masa kita dahulu mulai dari pertemuan, pertengkaran dan lain sebagainya. Tak terasa kita menghabiskan makanan kita disertai canda tawa dan juga sedih. Apalagi diriku ini saat mendengarkan sesuatu hal yang sedih langsung nangis deh.

"Alhamdulillah... Sudah kenyang" Ucapku.

"Ya iyalah mbak. Kan habis makan" Ucapnya.

Aku hanya tersenyum menimpali ucapannya itu. Kemudian Eva mengambilkan air minum di satu tempat serta itu pula dibagi dengan kita. Tanpa ada rasa jijik atau hal lainnya.

Kita merapikan dan membuang kertas temot kita makan. Setelah itu kita bertiga pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan kita masing-masing.

Setelah semuanya selesai,kita semua pergi menuju ke kamar untuk meletakkan semua barang perlengkapan yang sudah dibawa dengan dibantu oleh pengurus kamar.

Setiap anak tangga yang aku naiki,aku teringat awal pertemuanku dengan Eva dan akhirnya mau amenjafi sahabatku. Tiba-tiba memori saat kita masih kecil muncul dalam ingatanku dan membuat ku sedih. Aku tak menyadari air mataku tiba-tiba terjatuh dengan segera aku menghapusnya agar tidak diketahui oleh yang lain. Karena aku sendiri malas untuk menjawab pertanyaan yang datang bertubi-tubi kepadaku tentang hal sepele ini.

Aku tersadar disaat sudah sampai di kamar Eva yang akan dihuni oleh 8 orang. Kamarnya tak terlalu luas dan tak terlalu kecil juga. Aku membantu mengeluarkan barang-barang nya sedangkan pengurus kamar membantu Eva meletakkan barang-barangnya.

Aku menggunakan kesempatan ini untuk bersenda-gurau dengan Eva dan juga mbak pengurus kamar. Seperti biasa dari luar aku tegar tetapi dari dalam seperti akan runtuh saja jiwaku ini.

"Mbak habis ini ke rumahnya Bu Nyai" Ucap Eva.

Aku hanya menganggukkan kepalaku tanda mengerti. Sedangkan Mita berbincang-bincang dengan mbak pengurus kamar seperti orang yang sudah kenal akrab.

Ning Selly mengantarkan kita menuju ke rumah Bu Nyai. Di dalam sana samgat ramai dan juga kita harus antri untuk masuk kedalam sana. Aku berjalan sedikit menjauh dari Eva dan Mita karena aku berjalan dengan neneknya Eva. Tak mungkin aku meninggalkan beliau sendirian di sana. Nanti kalau hilang bagaimana? Kan nggak lucu sama sekali.

Akhirnya setelah melewati semua antrian itu. Kita duduk ditempat yang sudah disediakan untuk meminta do'a agar sahabatku Eva btmetah di pondok serta ilmu yang dipelajari barokah. Sambil menunggu giliran kita,aku melihat-lihat sekeliling rumah beliau dan tanpa sengaja mataku tertuju kepada 2 orang laki-laki. Siapa lagi kalau bukan Gus Rama dan Gus Hafidz yang sempat kita temui tadi.

Aku langsung membuang tatapan kesembarang arah karena takut ketahuan oleh mereka berdua.

Author : Saudah ketahuan kali Han.

Hanifah : Sstt... Diem aja deh loh Thor.

Mita : Buat lagi biar tidak bertemu dengan mereka berdua Thor.

Author : Hohoho.... Tidak semudah itu Verguso.

Eva : Karep mu Thor!

"He kampret. Onok Gus Rama ambek Gus Hafidz (Ada Gus Rama dan Gus Hafidz)" Ucapku.

Ucapanku langsung membuat Mita dan Eva menoleh kearah ku dan sedikit tersentak.

"Mana mbak?" Tanya Eva penasaran.

"Itu loh diatas lurus dengan biriku ini" ucapku sambil meruncingkan bibirku untuk menunjukkan.

Disaat aku meruncingkan bibirku, tiba-tiba kedua laki-laki tersebut melihat kearah Kum Entahlah Asli tak mengerti. Karena dibelakang ku ada Ning Selly ya aku pikir melihat kearah Ning Selly.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!