Seorang pria datang kerumah Om ku dan meminta di carikan calon istri. singkat cerita, Om ku pun langsung datang kerumah dan menawarkan pria ini pada Suraya kakak ku.
"Tanyakan kepada Suraya apa Suraya mau menikah dengan Pria ini?" ujar Omku menunjukkan foto Pria itu di ponselnya
Ibu ku pun langsung menghubungi kakak ku.
"Suraya.. seorang pria datang kerumah Om Dasir, Pria itu sedang mencari jodoh, apakah kamu mau menikah dengan pria itu?" tanya ibu mengirim foto Pria itu ke ponsel Suraya.
Suraya membuka aplikasi berwarna hijau dan melihat foto Pria itu, dan tanpa pikir panjang, Suraya langsung memberi kepuasan.
"Jangan dijawab sekarang, pikirkan saja dulu, jangan terburu-buru" sambung ibu.
"Tidak perlu ibu, apapun yang ibu ucapkan Aku akan menurutinya," ucap Suraya yakin.
"Ingat Suraya, ibu tidak menjodohkan mu, tapi ibu hanya menawarkan, kamu bebas menentukan," jelas ibu.
"Iya ibu, tapi ucapan ibu adalah perintah bagi ku, jadi Aku siap menerima pernikahan ini," ucap Suraya.
"Alhamdulillah, kalau begitu kamu bisa pulang beberapa hari untuk melihat calon suamimu" ucap ibu bahagia.
*****
Selang beberapa hari Suraya pulang dan bertemu dengan Pria itu.
Pria itu langsung membawa ke rumahnya, memperkenalkannya kepada keluarga dan sanak saudaranya,
Setelah Suraya di perkenalkan kepada keluarganya, Suraya kembali bekerja di Jakarta sembari menunggu persiapan pernikahan mereka.
Sesampainya di Jakarta, Suraya menelfon ku, memberitahu jika ia akan segera menikah.
"Nisa kakak akan segera menikah" ucapnya begitu Aku mengangkat ponselnya.
"Oh ya! dengan siapa?" ucap ku bahagia.
"Tapi calon suamiku kelihatan tua dan jauh dari kata tampan, bahkan Om Dasir jauh terlihat lebih tampan daripada Dia" ucap Suraya menangis.
Aku hanya diam tidak menjawab apapun, karena Aku memang tidak melihat seperti apa Pria itu.
*****
Waktu terus berjalan, tak terasa seminggu lagi pernikahan Suraya di selenggarakan, tapi tiba-tiba Suraya berubah pikiran.
"Om.. setelah ku fikir-fikir kayaknya Aku tidak bisa menikah dengan Rudi," ucap Suraya pada Om Dasir melalui panggilan telepon.
"Apa! Kenapa kamu tiba-tiba membatalkan jelang seminggu pernikahanmu Suraya?" tanya Om Dasir terkejut.
"Maafkan Aku Om, tapi daripada di teruskan ntar ujung-ujungnya bercerai lebih baik Aku batalkan saja sebelum terjadi pernikahan" ucap Suraya.
"Lalu sekarang bagaimana, bagaimana Om menjelaskan pada keluarga Rudi, dan bagaimana jika ibu mu tau kamu membatalkan ini?" tanya Om Dasir kebingungan.
"Kalau begitu Nisa saja yang suruh menikah dengan Rudi" ucap Suraya tanpa memikirkan apakah adiknya akan setuju atau tidak.
Om Dasir yang sedang kebingungan seperti mendapatkan solusi tepat mendengar ucapan Suraya.
Saat itu juga, Om pun langsung datang ke tempat kerja ku di Bandung.
Aku yang saat itu sedang bekerja begitu terkejut dengan kedatangan Om Dasir yang tiba-tiba.
"Ada Om? kenapa tiba-tiba datang tanpa memberitahu ku terlebih dahulu?" tanyaku penasaran.
"Begini Nisa, tiba-tiba Suraya membatalkan pernikahannya, sedangkan pernikahan tinggal seminggu lagi, kata Suraya kamu saja yang menggantikan, apa kamu mau Nis?"
tanya Om Dasir dengan wajah penuh kecemasan.
Aku yang mendengar pertanyaan Om ku, benar-benar merasa terkejut karena mendadak di suruh menikah.
"Nisa... Om adalah pengganti Ayah mu, setelah Ayah mu tiada, Om lah yang bertanggung jawab pada kalian, Om tidak tega melihat ibu mu jika pernikahan ini sampai dibatalkan, pasti ibu mu akan sangat malu" ucap Om lagi.
Aku yang mendengar itu langsung merasa sangat sedih, Aku tak bisa bayangkan betapa malu dan sedihnya ibu jika pernikahan ini sampai batal.
Setelah berpikir beberapa menit akhirnya Aku memutuskan untuk pulang bersama Om ku.
Setelah semalaman di dalam kereta, akhirnya aku sampai di kampung halaman. Melihat ku datang teman kecilku sekaligus tetanggaku langsung menyambut kedatangan ku.
"Nisa akhirnya kamu pulang, Ibumu sudah seperti orang bingung begitu mendengar Suraya membatalkan pernikahannya, sekarang bayangin aja Nis, mana ada orang nyapu pelataran rumah di jam dua malam?" ucap Khatijah yang membuat hati ku semakin pilu.
Setelah mendengar keadaan ibu, dan melihat sendiri wajah cemas nya, Aku memutuskan untuk menyetujui pernikahan ini.
Bersambung...
📌 Hallo semua, Ini novel pertama ku, mohon maaf sekiranya tanda baca dan penataan bahasa masih acak-acakan, Tapi semoga tidak mengurangi isi cerita, Terimakasih untuk yang sudah mampir 🙏
Aku pun setuju untuk menggantikan posisi kakak ku demi ibu. Aku tidak ingin jika sesuatu terjadi pada ibuku karena memikirkan kakak ku yang tiba-tiba membatalkan pernikahannya.
"Maafkan ibu ya Nis, kamu jadi harus menikah dengan Rudi, jika sebelumnya Suraya tidak buru-buru menyetujui lamaran ini, pasti ini semua tidak akan terjadi" ucap ibu menangis
"Tidak apa-apa ibu, Ibu tidak perlu merasa cemas lagi... Aku ikhlas menerima pernikahan ini,"
ucap ku menenangkan hati ibu sehingga ibu merasa lega.
Keesokan harinya Rudi datang kerumah, aku begitu terkejut melihat Rudi, ternyata benar yang kakak ku bilang, meskipun usianya baru 26th tapi Rudi terlihat jauh lebih tua dari usianya. Wajahnya pun jauh dari kata tampan, dengan kulit kusam tak terawat.
Tapi Aku tidak bisa menolaknya karena aku lebih menghawatirkan kesehatan ibu dari apapun.
Om Dasir menjelaskan kepada Rudi jika Suraya membatalkan pernikahannya, dan sebagai gantinya Aku yang akan menikah dengannya.
Rudi tidak mempersalahkan ini, karena dia hanya ingin segera menikah, terlebih orang-orang mengatakan aku lebih cantik dari kaka ku, sehingga Rudi terlihat tersenyum sumringah menatap ku.
Setelah perkenalan singkat itu, Rudi pun langsung mengajak ku kerumah nya, Rudi memperkenalkan ku kepada keluarganya dengan rasa bangga.
Terdengar bisik bisik tetangga mengatakan "lebih cantik yang ini dari pada yang kemarin"
Aku yang mendengar tidak merasa bangga sama sekali, karena dalam hati kecil ku, Aku benar-benar merasa tertekan karena harus menikah dengan orang yang sama sekali tidak ku kenal. Tapi apa boleh buat, lagi-lagi Aku harus melakukan ini demi ibu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hari demi hari terus berganti.
Persiapan pernikahan pun telah rampung. Akhirnya tiba hari H pernikahanku.
Ketika para tamu undangan sudah mulai berdatangan, Aku masih mengurung diri di kamar dengan tangisan ku.
Hingga mempelai pria datang jangankan merias diri, mandi pun Aku tidak. Aku hanya meringkuk dan terus menangisi takdir ku. Kenapa Tuhan menakdirkan ini padaku padahal seminggu lalu aku masih bahagia menikmati masa muda dan pekerjaan ku.
Sementara di luar, Penghulu sudah datang berhadapan dengan Rudi yang sudah duduk manis di kursi yang nantinya akan digunakan untuk akad pernikahan.
Karena aku tidak keluar-keluar, Om pum ke kamar ku dan melihat aku masih terus menangis tanpa melakukan persiapan apapun untuk akad.
Dengan menarik nafas dalam-dalam Om merangkul pundak ku, dan mengelus-elus punggungku dengan perasaan yang serba salah.
"Niatkan saja ini untuk ibadah kepada Allah, niatkan saja ini untuk membahagiakan ibu mu."
Aku yang mendengar nasehat Om langsung menghapus air mata ku, menyambar pasmina yang tergantung di belakang pintu lalu bersiap keluar.
Tanpa mengenakan pakaian pengantin yang selayaknya Aku keluar dari kamar ku,
Aku hanya mengenakan stelan baju kurung biru tanpa membasuh wajah ku sama sekali.
Aku duduk di sebelah Rudi dengan menyembunyikan wajah ku di balik pasmina.
Rudi mulai melafalkan Akad, kata demi kata Rudi ucapkan dengan lancar.
Aku yang mendengar kata-kata itu merasa seperti sedang di sayat-sayat belati.
Setelah semua orang mengatakan SAH, Aku langsung berlari ke kamar ku dan kembali menangis sejadi jadinya.
... ...
...Tanpa adanya malam pertama seperti para pengantin pada umumnya kami tidur terpisah, Aku tidur di kamar, sementara Rudi tidur menggunakan tikar bersama orang-orang yang membantu pernikahan kami...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Aku pulang," ucap Suraya pada pagi harinya tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
Suraya tersenyum cerianya dengan membawa seorang Pria yang baru ia kenal di dalam kereta beberapa jam lalu.
Aku yang mendengar suara kakak ku langsung keluar dan melihatnya dari pintu kamar. Memperhatikan kakak ku yang tanpa rasa bersalah, kakak ku terus tertawa membanggakan pria itu tanpa melepaskan tangannya.
Pria itu duduk tepat di depan Rudi, dengan mengangkat satu kakinya, Pria itu sibuk memainkan ponsel mahalnya.
Rudi hanya tersenyum tipis melihat sikap Pria itu.
Sementara Suraya bangun dari duduknya ketika melihat Vina (adik kami) datang.
Suraya memeluk Vina sesaat.
"Siapa pria itu?" tanya Vina.
"Oh dia Bagas ganteng kan?" ucap Suraya dengan bangganya.
Vina hanya tersenyum kecil.
"Pokoknya puassss banget, Aku batalin pernikahan ku dengan Rudi Aku langsung mendapatkan pria yang lebih tampan darinya, apa lagi gaya Bagas saat duduk di depan Rudi, dengan mengangkat sebelah kakinya sambil memainkan ponsel keluaran terbaru, Uuuhhhh pokoknya puasss Banget" ucap Suraya tanpa merasa bersalah sama sekali sehingga membuat hatiku semakin pilu menahan rasa sakit ini.
Bersambung...
Setelah menyiapkan hati dan mental ku, Aku berjalan mendekati kakak ku, berbasa-basi terkait pria yang ia bawa setelah dengan mudahnya membatalkan pernikahannya.
"Siapa pria itu?" tanyaku sedikit sinis.
"Dia Bagas orang Purwokerto," sautnya dengan senyum sumringahnya.
"Udah lama kenal?" tanyaku lagi.
"Baru kenal hari ini di kreta kita duduk sebangku, Jadi kita berkenalan, ngobrol-ngobrol terus aku ajak mampir kesini dan dia menyetujuinya." jelas Suraya.
Aku hanya menghelai Nafas panjang mendengar jawaban Suraya yang dengan mudahnya mengajak pria asing ke rumah.
Setelah sore hari Suraya berpamitan untuk kembali ke Jakarta, Suraya pergi dengan pria itu tanpa meminta maaf pada ibu, apa lagi padaku.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malam harinya dimana adalah malam kedua kami sebagai suami istri sekaligus menjadi malam pertama ku tidur dengan Rudi, meskipun banyak orang bilang malam pertama adalah malam yang paling dinanti-nantikan oleh sepasang pengantin, tapi tidak bagiku, aku begitu sedih harus melayani suami yang tidak ku cintai sama sekali, tapi apa boleh buat, aku sudah menikah dengannya, aku juga sudah ikhlas menerima takdir ku, akan ku niatkan malam ini untuk beribadah kepada Allah jika malam ini aku harus melayani suamiku.
"Kita solat dulu dek," ucap Rudi mengagetkan lamunan ku.
Aku pun mengangguk dan mengikuti Rudi untuk sholat berjamaah.
Setelah selesai sholat kami kembali ke kamar.
Aku sudah merasa sangat tegang melihat Rudi mulai mendekatiku.
Rudi terus mendekatiku dan memegang kepalaku dengan kedua tangannya, kemudian Rudi meletakkan tangannya pada ubun-ubunku sambil membaca sesuatu.
Setelah selesai Rudi tersenyum padaku.
"Tidurlah... Kamu pasti merasa sangat lelah," ucap Rudi membuatku heran
Akupun membaringkan tubuhku dan masih merasa heran dengan Rudi, ternyata yang ku takutkan tidak terjadi malam ini.
Rudi tidur di sampingku tanpa melakukan apapun.
"Bolehkah aku bertanya?" tanyaku ragu.
"Katakan," saut Rudi
"Apa yang tadi Mas bacakan untuk ku?" tanyaku penasaran.
"Oh... Itu, Dek Nisa tidak perlu khawatir, Mas hanya membaca Do'a."
"Do'a?" tanyaku memastikan.
"Ya... Karena Rasulullah bersabda:
"Apabila salah seorang dari kamu menikahi wanita maka peganglah ubun-ubunnya lalu bacalah 'basmalah' seraya berdo'a seperti berikut..
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ
Allaahumma innii as’aluka khairahaa wa khaira maa jabaltahaa ‘alaihi, wa a’uudzubika min syarrihaa wa syarri maa jabaltahaa ‘alaihi.
Yang Artinya: “Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiatnya yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa.” Ucap Rudi tersenyum
Aku yang mendengar penjelasan Rudi, seketika merasakan ketenangan dalam hatiku.
"Sekarang tidurlah, Mas tidak akan memaksakan kehendak, Mas akan melakukannya jika kamu sudah benar-benar merasa siap," ucap Rudi tersenyum
Aku menarik nafas panjang dan merasa sangat lega.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tak terasa Malam berlalu dengan cepat, samar-samar Adzan subuh telah berkumandang.
Seperti dalam mimpi aku merasa Rudi mengusap kepala ku, tapi rasa itu semakin nyata terlebih saat Rudi berbisik di telinga ku. "bangun dek kita solat subuh dulu," ucapnya lembut.
"Ah benar ternyata itu bukan mimpi," ucapku dalam hati lalu membuka mataku sepenuhnya.
"Pergilah mandi, Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu,"
Aku mengangguk dan pergi mandi dan dilanjutkan dengan sholat subuh berjamaah.
Aku yang melihat ketaatan dalam diri Rudi, membuat kesedihan di hati mulai berkurang.
"Setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah, maukah mulai hari ini Dek Nisa tinggal di rumah ku?"
Aku yang mendengar pertanyaannya merasa belum siap jika harus meninggalkan rumah dan tinggal bersama Rudi
"Baiklah jika Dek Nisa belum siap, Aku tidak akan memaksa," ucap Rudi yang tak mendengar jawaban dariku
"Eee... Aku siap Mas," ucap ku setelah memikirkan kondisi ibu.
"Kamu yakin?" tanya Rudi memastikan.
Aku menganggukkan kepalaku meskipun hatiku masih merasa ragu.
"Baiklah... Kalau begitu bersiaplah, apa yang ingin kamu bawa, kamu bawa, selebihnya aku akan mencukupi semua kebutuhan mu," ucap Rudi tersenyum
Setelah selesai mengemasi pakaian ku, aku dan Rudi meminta izin pada ibu.
"Ibu kami minta izin dan restu ibu, Insya Allah mulai hari ini Nisa akan tinggal bersamaku" tutur Rudi pada ibu.
"Ibu izinkan nak, Ibu titip Nisa, jika Nisa berbuat salah tolong jangan mengangkat tanganmu, kamu bisa memarahinya tapi jangan pernah mengangkat tanganmu," ucap Ibu berpesan.
"Ibu apa Aku terlihat seperti orang jahat? Ibu tidak perlu khawatir, Insya Allah Aku tidak akan pernah memarahi Nisa apa lagi memukulnya," ucap Rudi tersenyum.
Mendengar itu Ibu pun tersenyum lega.
"Baiklah ibu, kalau begitu kami pergi dulu," ucap Rudi lalu menunggu ku memeluk ibu untuk beberapa menit.
"Baiklah hati - hati nak" ucap ibu melepaskan pelukan ku.
"Hati - hati kak." imbuh Vina yang turut menyaksikan kepergian kami.
"Jaga ibu dengan baik, jangan bandel," ucap ku sembari memeluk Vina, adikku satu-satunya.
Vina mengangguk kecil dan melepaskan pelukannya seiring kami melangkah keluar.
Dengan berat hati, Aku pun pergi meninggalkan rumah menaiki motor tua yang Rudi bawa saat akad nikah kemarin.
Hanya berjarak sekitar tiga puluh menit perjalanan, akhirnya aku sampai di rumah Rudi dan langsung di sambut oleh orang tua dan kakak iparnya.
Meskipun rumahnya terbilang kecil dan sederhana tapi seluruh keluarganya menyambut ku dengan sangat hangat sehingga membuat ku merasa nyaman dan tidak canggung.
Setelah Rudi menemani ku beramah-tamah dengan keluarganya, Rudi meminta izin untuk pergi sebentar.
"Tunggulah disini Aku akan segera kembali," ucap Rudi bergegas keluar.
Hanya selang beberapa menit, Rudi pun kembali dengan membawa kunci di tangannya.
"Kita pergi sekarang?" tanya Rudi padaku
"Pergi?" tanyaku bingung.
"Ya, karena kita tidak akan tinggal disini, Aku sudah menyiapkan rumah untuk kita tinggali bersama," ucap Rudi tersenyum.
Orang tua Rudi dan kakaknya hanya tersenyum melihat ku kebingungan.
"Ayolah Dek... kita pergi sekarang biar gak kemaleman," ucap Rudi yang masih melihat ku duduk dengan kebingungan ku.
Meskipun masih bingung, Aku pun mengangguk dan mengikuti Rudi.
Begitu keluar, Aku kembali terkejut ketika Rudi memintaku untuk naik mobil hitam yang cukup mewah di depan rumahnya yang sebelumnya tidak ada.
"Naiklah," ucap Rudi membukakan pintu mobilnya.
Dengan berbagai macam pertanyaan, aku menuruti perintah Rudi yang meminta ku baik ke mobil itu.
Tanpa berlama-lama lagi, Rudi berpamitan kepada seluruh keluarganya dan mulai mengendarai mobilnya dengan lancar.
"Mobil siapa ini?" batinku tanpa berani bertanya langsung padanya.
Setelah menempuh perjalanan hampir semalam suntuk. Akhirnya mobil pun berhenti, membangunkan ku yang sudah tidur entah sejak kapan.
Setelah Rudi membukakan pintu mobilnya, aku turun dan terperangah melihat rumah yang berdiri cukup megah di hadapan ku.
"Rumah siapa lagi ini?" batinku semakin bingung dengan apa yang Rudi lakukan.
Rudi hanya tersenyum dan membawakan pakaian ku.
"Masuklah Dek, ini rumah Kita" ucap Rudi sembari membukakan pintu untuk ku.
Mendengar itu, aku merasa benar-benar tak percaya jika rumah besar ini milik Rudi yang akan aku tinggali bersamanya.
Bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!