NovelToon NovelToon

Tak Ada Alasan Untuk Bertahan

Awal Bertemu

Tring...

Nomor tak dikenal.

"Kita bertemu di Cafe Boy dekat kampus A jam sepuluh pagi, kuharap kau datang tepat waktu."

Rossa manatap ponsel nya yang baru saja berbunyi. "Siapa orang ini? kenapa membawa bertemu. Kenal saja tidak, bagai mana kalau seorang pedagang manusia atau penculik." pikir nya sambil mengindik bahu.

Tring...

Nomor tak dikenal.

"Ini tentang Alvan, kau harus tau kebenaran nya."

Tiba-tiba mata Rossa membelalak, ketika nama kekasihnya itu di sebut orang tak dikenal itu.

Sudah lama ia dan Alvan, kekasihnya itu tidak pernah bertemu. Bahkan di kampus pun, Rossa tak pernah melihat Alvan.

"Siapa anda? dan kenapa anda menyebut nama Alvan..?" Balas Rossa pada nomor baru itu.

Tring.

Nomor tak dikenal.

"Kau akan tahu besok."

"Apa maksud nya? hanya bikin penasaran saja. Aah, ini pasti perbuatan siswi-siswi yang lain." Pikir Rossa, karena sudah terbiasa mendapatkan pesan-pesan yang aneh dari nomor tak dikenal menghubungi nya.

Ia pun mengabaikan pesan tersebut, dan kembali melanjutkan belajarnya malam itu.

Kini Rossa sudah merasa sangat mengantuk, ia pun segera membereskan buku-buku nya dan membaringkan tubuhnya di kasur berukuran kecil itu.

Kembali ia mengingat pesan dari nomor tidak di kenal itu. "Siapa orang ini? apakah ia tau tentang Alvan?" Batin Rossa berusaha tenang, karena mengingat hubungannya dengan Alvan yang jarang berkomunikasi akhir- akhir ini.

Sudah lama Alvan tidak menghubungi Rossa atau pun hanya mengirim pesan.

Tapi, setiap kali Rossa mengirimi nya pesan selalu dia baca. "Ada apa dengan nya, apakah ia sudah bosan bersamaku?" Batin Rossa.

Sebenarnya Rossa tak mau berprasangka yang tidak-tidak tentang kekasih nya itu.

Karena Rossa tahu, Alvan sangat mencintai nya.

Ke esokan hari nya Rossa ingin pergi ke kampus, seperti biasa ia akan menunggu bus datang menjemput.

Tapi tiba-tiba ada sebuah mobil mewah berwarna hitam menghampirinya, tepat di hadapan nya.

Rossa pun merasa tidak nyaman, karena semua mata memandanginya.

Ia pun bergeser dari tempat nya menunggu bus itu, karena takut orang lain salah paham.

Tiba-tiba keluar seorang pria berjas hitam dan berbadan tegap menghampirinya.

"Maaf Nona, saya diutus untuk menjemput anda, dan anda sudah ditunggu di cafe boy." ujar pria berkaca mata hitam itu.

Rossa pun teringat sebuah pesan tadi malam.

"Aah baiklah, tapi siapa orang yang mengutus mu?" tanya Rossa pada pria itu.

"Anda akan tau, kalau sudah sampai nona." Ucap pria itu, lagi-lagi seperti pesan tadi malam yang membuatnya penasaran.

Pria itu membukakan pintu mobil bagian belakang, dan mempersilahkan Rossa masuk. Tanpa menunggu lama, Rossa pun masuk kedalam mobil itu.

Sambil bertanya-tanya dalam hati, "Siapa orang yang sedang mencari ku ini? rasanya aku tak pernah menyinggung siapa pun selama ini." Batin Rossa.

Tidak berapa lama Rossa berada di dalam mobil itu, sampailah di cafe boy tersebut. Pria berjas hitam itu membuka kan pintu mobil, dan mengarahkan Rossa kedalam Cafe Boy. Dan berhenti di hadapan seorang wanita berusia paruh baya yang sangat cantik, anggun dan wajahnya terlihat dingin.

"Siapa dia, apakah aku mengenal nya? Sangat-sangat cantik dan dewasa." Batin Rossa yang memuji kecantikan wanita tersebut.

"Rossa Ferdias..?" tanya wanita itu.

"Ya saya sendiri." Jawab Rossa masih sangat gugup, karena melihat perhiasan yang dipakai wanita itu sangat lah mewah dan mahal.

"Pastilah wanita ini dari keluarga terkaya di kota ini." Batin Rossa.

"Duduk lah aku ingin membicarakan tentang Alvan padamu." Ucap wanita itu dingin.

...☘☘☘...

Malam itu Rossa ingin menghadiri acara dikampusnya, ia pun ingin mengajak sahabat nya yang bernama Silla pergi ke pusat perbelanjaan mencari baju yang cocok untuk dipakainya. Tapi sayang, nominal angka saldo pemberitahuan di ponsel nya tak bisa diajak berkompromi. Ia meletakan ponsel nya itu kelantai, samping tempat tidurnya.

Rossa pun membuang napas panjang, kembali ia mengambil ponselnya dan mengetikan sesuatu.

"Kamu lagi apa Sill? jadi nggak. Ke acara kampus malam ini?" Rossa mengirim chat pada seseorang.

Tiba-tiba ponsel nya berbunyi, ia pun segera menggeser benda hijau di layar ponsel nya itu.

"Sekarang kamu dimana?" Tanya suara diseberang sana.

"Aku di rumah! Kamu pergi nggak. Keacara kampus nanti malam?" tanya Rossa pada orang itu.

"Pergi dong, kamu sendiri gimana?"

"Aku sebenar nya, pengen pergi.! Tapi kayanya nggak punya baju yang cocok." Jawap Rossa.

"Gimana kalau kamu kerumah aku aja? mungkin punya ku ada yang cocok sama kamu ross." Ucap Silla, sahabat Rossa itu.

"Ooh iya, aku sampai lupa punya teman hati malaikat seperti kamu Sill hehehe, tawa Rossa.

"Kamu sih kebiasan! punya masalah tuh diceritain sama teman, bukan nya di pendam sediri" Ucap silla lagi.

"Iya-iya, maaf. Aku kerumahmu sekarang ya sill."

"iya udah cepeten sini! Nanti kita terlambat lagi." Sahut Silla.

"Oke bos." Jawab Rossa langsung mematikan sambungan suara itu.

"Haah,.. syukur deh masih ada silla bantuin aku. Kalau nggak ada dia mau jadi apa aku sekarang." Batin Rossa.

Rossa pun mengurai rambut panjangnya, tak lupa ia memoles sedikit wajah nya dengan bedak dan liptin pink yang melekat dibibir mungil nya.

Ia pun mengambil tas dan sepatunya untuk pergi ketempat Silla.

Pas dijalan raya, ia tak sengaja menabrak seseorang yang sedang menelepon. Sepertinya orang itu sedang kebingungan, dengan masalah nya. Rossa pun kaget, karena pas dijalan ia sedang melihat obrolan di grup universitasnya dan ia berjalan sabil menundukan kepala melihat ponsel nya.

Bruuuk.

"Aaw... Sakit sekali bokong ku." Ucap Rossa yang terjatuh keaspal jalan, ponsel nya pun terpelanting ke Aspal cukup dauh darinya.

Melihat ponsel nya yang terpelanting cukup jauh, denga buru-buru Rossa bangkit dan mengabil ponsel nya yang tergeletak lumayan jauh darinya.

Ia pun melihat layar ponselnya itu telah retak kaca nya, ia menyentuh layarnya..

"Haah.. syukurlah hanya kacanya yang rusak." ucap Rossa kerena ponselnya masih bisa dipakai walau pun layarnya telah retak.

"Anda tidak apa-apa nona?" Tanya seorang pria berkulit putih, wajah yang rupawan serta memakai pakayan kantor yang masih rapi itu. Wajah tampan pemuda itu langsung membuat Rossa terpana seketika.

"Nona, apa anda baik-baik saja?" Ucap pemuda itu lagi.

"Aah iya, saya baik-baik saja. Tapi tidak dengan ponsel saya!" Ucap Rossa terang-terangan sambil menunjukan ponselnya pada pemuda dihadapan nya itu.

Pemuda itu melihat kearah ponsel Rossa yang retak, ia berpikir sejenak.

"Gadis ini sangat terang-terangan! menarik juga." Batin Morgan.

"Apa anda mau, saya mengganti layar ponsel anda yang retak Nona?" Tanya Pemuda itu lagi.

"Tidak! tapi jika anda memaksa. Saya juga tidak keberatan, tuan." Jawap Rossa sambil tersenyum manis pada pemuda itu.

"Ternyata gadis ini sangat cantik dan menarik." Batin Morgan lagi.

"Baik lah, kalau begitu bisakah anda meninggalkan nomor ponsel anda Nona? agar saya mengganti biaya perbaikan nya?" Ucap pemuda itu.

"Sepertinya anda salah bicara tuan, seharusnya anda meminta nomor rekening saya. Bukan nomor ponsel saya." Jawab Rossa seperti meremehkan pemuda itu.

"Aah, anda benar Nona. Baiklah saya akan mengganti biaya perbaikan ponsel anda.

Ini kartu nama saya, kalau sudah selesai silahkan hubungi saya." Ucap pemuda itu berlalu pergi.

........

.......

...See you all,.. jangan lupa tekan vaforit ya..😘...

Perpisahan

Rossa menerima kartu nama yang diberikan orang itu padanya, ia langsung memasukan kedalam tas selempang nya. Tanpa melihat nama orang itu terlebih dahulu.

Rossa adalah Wanita biasa, cantik, manis, murah senyum, pandai bergaul dan kepintaran nya yang membuat nya menonjol dari yang lain.

Waktu di sekolah Menengah Pertama, Rossa menjalaninya hanya 2tahun. Begitu juga di Sekolah Menengah Atas.

Ia selalu bisa masuk kesekolah yang Ternama, karena Nilai nya yang begitu mengagumkan.

Ia selalu mendapatkan beasiswa, karena prestasi nya yang membanggakan. Sehingga ia pun mampu masuk ke Universitas yang Ternama, Yang hanya orang-orang kaya mampu menyekolahkan Anaknya di Universitas A.

Rossa sangat menyukai Dunia Fashion, tapi ia juga ingin cepat-cepat mendapatkan pekerjaan untuk membantu ibunya, karena ia masih punya satu Adik laki-laki yang harus juga ia biayayai. Akhirnya Rossa memilih di Manajemen Bisnis.

☘☘☘

Rossa terus berjalan menuju tempat persinggahan bus, sambil melihat ponsel nya yang retak.

"Rossa..."

Ros.."

Rossa...."

Suara seseorang memanggil nya.

Setelah beberapa kali mendengar nama nya di panggil, Rossa baru menoleh kearah suara yang memanggil nya. Betapa terkejutnya ia melihat seseorang yang selalu ia rindukan itu.

Rossa melihat mobil Mercedes Benz sport  biru itu berhenti tepat seberang jalan di sampingnya.

"Alvan.." lirih Rossa.

Pemuda itu keluar dari mobil nya dengan senyuman yang meng-gambarkan kerinduan,

ia berlari langsung memeluk Rossa.

"Alvan, apa kabar..?" tanya Rossa.

"Buruk ros!" kata lelaki itu sambil mempererat pelukan nya..

Rossa tiba-tiba merasa dada nya sesak mendengar ucapan Alvan, yang ia anggap hanya lah mantan kekasihnya saat ini.

"Aku sangat merindukan mu ros, tetap lah seperti ini beberapa saat lagi." ucap lelaki itu.

Rossa tak mampu lagi membendung air mata nya, pertahanan nya sudah runtuh seketika mendengar pengakuan Alvan.

Rossa mengangkat kedua tangan nya, yang ingin membalas pelukan Alvan. Tapi tiba-tiba keluar lah seorang wanita cantik paruh baya dari mobil Alvan.

Rossa membelalakan mata nya melihat wanita paruh baya itu, iapun mendorong tubuh Alvan dengan kasar.

"Alvan, kenapa kau membawanya kesini?

ke-kenapa kau terang-terangan memeluku di depan nya?" ucap rossa yang terbata-bata melihat sosok ibunya alvan yang sangat menentang hubungan mereka itu.

"Ros! Besok aku harus berangkat keluar negri, aku tak di izin kan keluar tanpa pengawal setiap hari. Tapi aku hanya ingin bertemu dengan mu untuk yang terahir kalinya. Aku memohon kepada mama untuk bertemu dengan mu dengan satu syarat, ia harus ikut dengan ku." ucap Alvan menjelas kan sambil menyapu air matanya.

Rossa hanya menunduk diam sambil menghapus bulir-bulir bening yang berjatuhan dipipinya. Ia tak mampu menatap mata Alvan yang begitu merah karena menahan tangis, yang tak dapat ia sembunyikan.

"Alvan!! waktu mu sudah habis, kita harus segera kebali untuk mempersiapkan pertunganmu malam ini." ucap wanita paruh baya itu menatap Rossa tajam sambil memiringkan bibir nya tersenyum puas.

Bagaikan disambar petir disiang hari, hati rossa terasa hancur mendengar ucapan mama nya Alvan. Rossa memegang dadanya dan mengepalkan tangan nya disana, Rossa tak mampu menahan rasa itu. Begitu sakit, sangat sakit dan pedih. Ia pun menampar dada nya berulang kali.

Rossa mengingat kembali pertemuan nya dengan mama nya alvan beberapa hari lalu.

Flashback On.

"Rossa Ferdias..?" tanya wanita itu.

"Ya saya sendiri." wajapku masih sangat gugup karena melihat perhiasan yang dipakai Wanita itu sangat lah mewah dan mahal, "Pastilah wanita ini dari keluarga terkaya di kota ini." batin Rossa.

"Duduk lah, aku ingin membicarakan sesuatu tentang alvan padamu." ujarnya dingin.

Rossa pun duduk di hadapan nya tanpa berani melihat kearah wajah Wanita itu. Mungkin karena aura orang kaya, nyali Rossa langsung menciut. Seperti keong yang ter'usik, maka ia akan masuk kecangkang untuk bersembunyi.

"Ku dengar kau adalah kekasih Alvan Alexander, benar begitu?" tanya nya dingin penuh penekanan, seakan- akan Rossa adalah pidana yang telah berbuat melanggar hukum dalam Negara.

Rossa hanya mengangguk sebagai jawaban, karena lidah nya terasa kelu kalau harus menjawap nya dengan suara.

"Kau harus sadar diri, dengan status sosialmu yang hanya dari keluarga orang rendahan. Sangat tidak cocok bersanding dengan Alvan Alexander, meskipun hanya seorang kekasih. hardik nya.

Rossa pun mulai menatap wajah Wanita Cantik di hadapan nya itu, "Berani nya dia menghina keluargaku! walaupun keluarga ku hanya orang biasa, tapi kami juga punya harga diri." batin Rossa.

"Kenapa kau menatap ku seperti itu, hm? Ooh.. Apakah kau ingin meminta kompensasi karena Aku menyebutmu tidak cocok dengan Alvan Alexander?

Baiklah berapa yang kau ingin kan agar segera putus dengan Alvan Alexander? Aku sangat tau orang seperti kalian hanya ingin uang, mengejar orang- orang kaya dan menyerahkan dirinya. Agar bisa menjadi nyonya muda di kalangan orang kaya. Hump sungguh jalang." kata wanita cantik itu tersenyum menyeringai.

"Jaga ucapan anda nyonya! aku dan Alvan saling mencintai. Dan aku tidak pernah memandang Alvan dari segi harta dan kekayaan nya.

Kami perdua tulus saling suka dan saling Mencintai." Ucap Rossa yang mulai emosi dengan ucapan wanita dihadapan nya.

"Cinta ya? ahahahaha. Kau lihat ini baik-baik." ucapnya yang mengeluarkan kertas berisi foto seorang laki- laki dan perempuan.

Rossa menganga, melihat foto mesra Alvan bersama seorang wanita begitu intim. Hati nya tiba- tiba bergemuruh menyaksikan semua foto- foto yang terlihat baru saja di ambil beberapa bulan ini." Jadi selama ini Alvan tidak pernah menghubungiku karena tidak ingin di ganggu, yang tengah menjalin kasih dengan wanita lain..?" pikirku.

Mata Rossa mulai berkaca- kaca, Rossa berusaha menahanya agar air mata nya tidak keluar.

"Wanita itu adalah calon tunangan Alvan sejak lama, dan mereka akan bertunangan beberapa hari lagi. Ku harap kau tidak jadi penghalang di antara mereka. Dan jangan lagi menemui Alvan, atau pun berkirim pesan.

Atau kau memang menginginkan uang dari Alvan? Berapa uang yang kau ingin, aku akan memberikan nya padamu." ucap wanita itu dengan seringai meremehkan.

"Dan satu lagi agar kau tau batasan mu, Aku adalah mama nya Alvan. Aku tidak akan merestui hubungan alvan dengan orang rendahan sepertimu ingat lah baik- baik." Ucapnya lagi berlalu pergi meninggalkan Rossa yang tertegun mematung, hingga tampa sadar pengawal wanita itu mengambil kembali foto- foto ditangan Rossa.

flashback end

Alvan yang melihat rossa seperti itu mengerti, betapa sakit nya perpisahan mereka ini, yang tak direstui kedua orang tua Alvan.

Hanya karena status rossa dari kalangan orang biasa.

Kedua tangan alvan mengepal, ia berjanji dalam hatinya akan selalu menjaga cintanya untuk rossa apapun yang terjadi. Ia harus menjadi orang sukses agar tidak bergantung pada kedua orang tuanya.

"Alvan..kau harus manepati janjimu pada mama bahwa ini adalah pertemuan terahir kalian, maka dari itu cepatlah selesaikan.

Jangan sampai kau mempermalukan ku dan papamu dipesta pertunangan mu nanti malam." Ucap mama Alvan yang begitu sengaja menekan kata Pertunangan.

Bersambung.

Sakit

"Rossa! aku akan bertungan malam ini. Dan besok aku akan berangkat keluar negeri bersama tunangan ku, aku harap kau baik-baik saja sampai kita bertemu kembali. Dan semoga kau sukses melanjutkan Cita-citamu." Ucap Alvan dengan senyum yang dipaksakan, air matanya lolos dipipinya. Membuktikan kepedihan yang tak dapat ia pendam sebagai seorang pria biasa.

Rossa pun tersenyum. "Ya, ku harap kau juga baik-baik saja, semoga kau juga sukses Alvan." Balas Rossa.

Alvan pun memeluk Rossa kembali, dan membisikan sesuatu di telinga Rossa. "Tunggulah aku." Ucap nya lirih.

Alvan menghentikan pelukan nya, memberikan sebuah kertas berlipat ditelapak tangan Rossa. Dan berlalu pergi menuju mobilnya di seberang jalan, Alvan membuka pintu mobil sambil memasang kacamata hitamnya. Dan melajukan mobilnya pergi meninggalkan Rossa yang berdiri mematung di tepi jalan.

"Jaga dirimu baik-baik, dan sampai bertemu lagi Rossa." Gumam Alvan dalam hati nya.

...☘☘☘...

Rossa pun berjalan menyusuri jalan raya yang sangat ramai, tapi keramaian itu tak dapat mengalihkan kesedihan hatinya saat ini.

Kenangan-kenangan indah bersama Alvan terus berputar di ingatan nya.

"Salahkah kalau orang miskin sepertiku mencintai Alvan? salah kah rasa ini yang tumbuh mekar dan bersemi di tempat Orang yang Berstatus kaya?" Gumamnya dalam hati, Rossa kembali menghapus air mata nya.

Dari awal ia memang sudah mendindingi hatinya untuk tidak mencintai seseorang.

Tapi, kebaikan dan ketulusan Alvan membuat dinding itu runtuh, dan menimbulkan rasa yang luar biasa dihati Rossa.

Dan kini, Rossa harus melenyapkan rasa yang pernah ada itu untuk Alvan.

"Ooh tuhan, bantu aku untuk melupakan nya. Tak sanggup rasa nya hati ini, melupakan sosok lelaki yang pertama kali mengisi relung hati ini." Batin Rossa.

Begitu banyak kenangan Rossa bersama Alvan, yang sangat Indah untuk dilupakan tapi terlalu sakit untuk dikenang.

"Ooh tuhan, bagaimana bisa hati ini begitu sakit?." Teriak Rossa yang menutup wajah nya, dengan kedua tangannya.

Rossa menyentuh dada nya yang bergemuruh, "Beginikah rasanya putus cinta? ternyata sangat sakit. Tapi lebih menyakitkan lagi kata- kata dari orang tua Alvan, yang sangat menentang hubungan kami." Gumam Rossa.

Rossa teringat kertas yang Alvan berikan padanya, ia pun membuka kertas itu dan melihat isi nya.

Mata Rossa membelalak melihat cincin dan beberapa kata di dalam kertas itu.

"Rossa, aku sangat mencintai mu. Dan aku tau kau juga Mencintai ku, Jadi, tunggu lah aku kembali.

Semuanya akan baik- baik saja, aku akan berkerja keras agar bisa lepas dari pertunangan ini.

Tunggu lah beberapa tahun setelah aku menyelesaikan pendidikan terahir ku di luar negeri, aku akan menjemput mu.

Pada hari itu, tidak akan ada yang bisa menghalangi kita untuk bersatu. Meskipun itu orang tua ku, sekalipun.

Pakailah cincin ini sebagai tanda, bahwa kau adalah milikku!.

Aku mencintai mu, Alvan Alexander."

Rossa terjatuh dari tempat nya berdiri, kakinya tak sanggup lagi menompang tubuh nya yang terasa sangat lemah.

Kata- kata cinta Alvan menghanyutkan pikiran nya,

kata- kata itu bagai kan obat penenang baginya yang sangat rapuh saat ini.

Apakah mungkin cinta Alvan masih bertahan untuknya sampai masa itu tiba? sedangkan Ia sudah mempunyai seseorang di samping nya dari kalangan orang yang sama sepertinya juga.

Atau malah sebaliknya, Rossa yang harus melupakan Alvan dan jangan berharap untuk bisa bersama dengan Alvan lagi.?

Karena bagaimana pun, kasta mereka sangat jauh berbeda ditambah lagi orang tua Alvan yang Terang- terangan sudah berkata tidak menyukai Rossa. Harus kah Rossa tetap menunggu Alvan dalam kehampaan ini?

"Apa lah arti sebuah cinta kami, kalau orang tua Alvan sudah tidak menyetujui nya?" Ucap Rossa.

Rossa pun melihat kearah cincin yang ia pegang saat ini, begitu cantik dan polos nya cincin itu.

Rossa memutar cincin itu, tak sengaja matanya melihat sesuatu di dalam cincin itu yang terdapat sebuah huruf berinisial nama mereka berdua.

"A♡R ."

Lagi- lagi mata Rossa memanas, tak mampu menahan rasa sesak dihati nya. Semakin ia berusaha melupakan Alvan maka semakin sakit pula hatinya.

...☘☘☘...

Rossa pun sampai ditempat teman nya Silla, tak ada lagi senyum diwajahnya. Rossa Memencet bel rumah itu, dan tak menunggu lama pintu pun terbuka.

"Kenapa kamu sampai nya lama banget sih Ros?" Ujar Silla yang langsung dipeluk erat oleh Rossa.

"Aku kalah Sil, Aku kalah.. hiks.. hiks.. Suara isak tangis Rossa pecah di pelukan sahabat nya itu.

"Kamu kenapa sih Ros, baru saja datang langsung nangis gini, Cengeng banget kaya anak TK. Ucap Silla sengaja meledek teman nya itu.

"Alvan Sil, Alvan mau tunangan malam ini. Hiks.. hiks.. dan besok ia akan berangkat keluar negeri sama tunangan nya. Hiks.. hiks.."

"Sudah-sudah jangan menangisinya lagi, kamu ini kalau nagis tambah jelek tau!." Silla mencoba menghibur teman nya itu.

"Sudah Ros, kamu duduk dulu. Aku ambilin minuman buat kita." Ucap Silla yang berjalan kearah kulkas, mengambil dua kaleng minuman soda untuk mereka berdua.

"Nih minum dulu,.."

"makasih Sil, kamu memang yang terbaik" Ucap Rossa yan mulai tenang

"Aku tidak mau bertanya apapun yang membuat kamu menangis saat ini,tapi aku cuman Mau bilang. Jangan pernah membuang air mata kamu yang berharga, hanya Karena sesuatu yang tidak penting sama sekali."

"Sudah berapa kali kamu menangisi lelaki itu, biar bagaimana pun kamu menangisi dia. Papa Mama nya juga ga bakalan restuin kamu sama Alvan" Ucap Silla sambil meminum minuman kaleng di tangan nya.

"Kamu benar Sil, bagaina pun aku menangisi dia juga nggak bakalan kembali lagi. Apalagi sekarang ada wanita lain disisi nya." Sahut Rossa.

"Nah! itu Kamu pinter, trus kenapa lo nangisin dia..?"

"Entahlah.. rasanya dadaku sakit banget. Sangat sakit sampai nyeri nya aku nggak sadar udah mukulin dada aku sendiri, berulang kali." Ucap Rossa tersenyum gentir.

"Kamu harus move-on ros, didunia ini masih banyak cowok yang suka sama kamu. Saking banyak nya aku sampe benci sama coklat." Ucap Silla, karena Rossa selalu mendapatkan banyak coklat dari beberapa Penggemar Pria nya di kampusnya.

"Fffs... hahaha .. Kamu tuh lucu banget ya Sil. Makasih sudah mau jadi Teman Aku..ucap rossa tertawa sambil mengusap bekas air matanya.

"Iya sama-sama Ros, yuk siap-siap sudah hampir jam 7 malam nih" Entar kita kemalaman lagi dateng nya.

...☘☘☘...

Gedung Universitas A

"Sill.. aku nggak nyaman banget pake baju beginian.. Ucap Rossa.

"Itu bukan baju Ros, itu nama nya gaun malam aku aja nggak pernah pakai gaun itu. Soal nya panjang banget sama Aku, kalau sama Kamu pas banget tau. Kamu itu mirip sama artis-artis korea deh, iih aku jadi gemees banget sama Kamu. Kok malam ini cantik banget siih.." Ucap Silla, sahabat Rossa.

...Revisi ulang...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!