Aku ingin kau seperti ombak yang tak lelah menyapa pantai, jangan membadai, aku ingin kau penaka kerlip yang menghangati, jangan membakari aku ingin kau selembut sendalu, jangan menderu, ada aku disini.
Rasaku, asaku menyatu dalam hening, detakan jantung bergelut dengan nada indah.
Mungkinkah? ini rasa yang sebagian dari mereka selalu menyebutnya, tapi aku masih dengan asing atas hadirnya.
Apakah aku bisa menyambutnya?
Aku masih belum bisa memutuskan, aku akan bertanya kepada kekasihku (Tuhanku).
Sembari menunggu jawab-Nya aku akan melangkah mengikuti alur yang diberikan untukku, walau itu membuatku sedikit larut,
ahhh.. apa yang ku pikirkan, aku terlalu memuja nama cinta itu.
Tahukah kamu apa itu cinta?
Kau mungkin akan pandai memaknai setelah membaca tiap paragraf suguhan Novel ini.
Selamat membaca
...****************...
Di sebuah desa yang sangat indah, hijau dan berkabut, kental dengan suasan dingin yang terkadang terasa menusuk ketulang rusuk, pemandangan desa yang sangat memanjakan mata. Di desa tersebut sebuah keluarga yang harmonis dengan beranggotakan 3 orang.
Yaitu Pak Prasetya yang biasa disapa Pak Pras dan Ibu Dewi Suryaningsih yang biasanya disapa Bu Dewi. Mereka memiliki seorang Putri yang bernama MAWAR ZULAIKHA yang biasa disapa dengan MAWAR.
Anak yang baik serta parasnya yang cantik, berkulit putih, tinggi 165 cm, hidung yang mancung, bibir tipis dan merah merekah seperti Namanya, tanpa di balut lipstick sekalipun bibirnya tetaplah merah tidak terlihat pucat sama skali walaupun dia tinggal didaerah yang suhunya terbilang cukup dingin.
Senyum menawan dibalik gigi putih yang berjejer rapi Mawar terlihat sangat manis, rambut ikalnya yang tersembunyi dalam balutan hijab, sifatnya periang dan juga sangat cerdas.
Pak Pras dan Bu Dewi sangat menyayanginya, orang tua mana yang tidak ingin memanjakan anak satu-satunya, mereka selalu ingin memanjakan Mawar tapi Mawar sendiri adalah anak yang baik, yang tidak suka dimanjakan, sifatnya sangat mandiri karena dia sadar, dia dari keluarga tidak berkecukupan.
Mawar hanyalah keluarga yang sederhana. Segala kebutuhan makan mereka lengkap di lahan milik mereka. Mawar seorang anak petani kol dengan luas tanah hanya dua petak. Tapi, walaupun begitu tidak mengurangi rasa syukur Mawar dan bahagianya menjadi seorang anak dari pak Pras dan bu Dewi yang terkenal dengan kebaikan dan kelembutan mereka.
Pak Pras dan istrinya senang membantu masyarakat desa setempat ketika panen sayur di kebun masyarakat tanpa meminta imbalan, dia sendiri selalu membagikan hasil panen mereka walaupun sedikit tapi berkah dan tak pernah terlontar kalimat keluhan sama sekali dari mulut mereka tentang kerasnya hidup.
Apa yang mereka lakukan menjadi contoh untuk anak mereka. Mawar yang baik dan rendah hati, seorang anak yang selalu ingin berguna untuk kedua orang tuanya, lingkungannya, dengan caranya sendiri yang sederhana namun bermakna.
Selain itu di sekolah Mawar terkenal dengan kecerdasannya, Mawar multitalenta, dia selalu memenangkan berbagai lomba, Mawar juga sering memenangkan lomba tingkat daerah yang membuatnya selalu dibanggakan oleh guru-guru dan warga desa. Bagi warga, Mawar menjadi contoh yang patut untuk para gadis seumuran Mawar yang berada di kampung.
Tidak banyak dari mereka memilih putus sekolah bukan karena orang tua mereka tidak mampu memberikan fasilitas, melainkan anak tersebut malas belajar, tidak ada motivasi untuk meraih impian mereka.
Mereka lebih memilih di rumah, menjalin hubungan dengan pria desa, ataupun desa tetangga sampai akhirnya menikah. Yah, tempat pelarian bagi sebagian wanita untuk bergantung hidup adalah menikah.
Mawar memiliki seorang sahabat satu-satunya yang bernama Sekar. Wajahnya manis dengan kulit yang eksotis dan juga memiliki kemampuan spesial yaitu berbicara dengan sangat cepat bahkan kecepatannya bisa mengalahkan rel kereta api. Karenanya, hal itu yang membuat Mawar selalu terhibur saat lelah, mendengar segala celotehnya yang kadang ngawur.
Suara Sekar yang cempreng membuat Mawar selalu rindu.
Setiap harinya mereka menghabiskan waktu bersama, belajar bersama (walau yang benar-benar belajar adalah Mawar) dan makan siang bersama.
Dalam hal ini mereka sepakat jika makan siang wajib disiapkan oleh Mawar, karena Mawar juga handal dalam memasak, walau dengan lauk yang sederhana, itu tidak akan menjadi masalah bagi Sekar karena masakan mawar selalu enak walau dengan lauk seadanya.
Bu Dewi sudah mengajar Mawar masak sejak Sekolah Dasar jadi tidak heran Mawar sangat lihai dan cekatan jika menyangkut persoalan dapur.
Bu Dewi hanya khawatir jika sewaktu–waktu Bu Dewi dan Pak Pras ke lahan kol yang bisa menyita banyak waktu dan itu bisa membuat anaknya kelaparan. Bu Dewi dan pak Pras pun tidak ingin merepotkan tetangga.
Tidak hanya Mawar, sebagian gadis di desa sudah diajarkan pandai memasak sejak dini, ajaran dari turun temurun bahwa perempuan harus pandai di dapur, untuk persiapan mereka nanti jika mereka sudah menjadi seorang istri.
Penduduk desa sekitar tempat tinggal Mawar sangat kagum dengan Mawar. Banyak yang menyukainya dan menjadikannya panutan, tapi yang namanya manusia di balik kebaikan akan ada juga yang membenci. Iya, mereka yang memiliki sifat iri hati dan dengki atas banyaknya pujian yang Mawar dapatkan dari warga.
Sedangkan hidup ini hanya patut untuk disyukuri, tapi manusia yang susah menerima kata syukur hanya butuh disadarkan dengan tindakan, bukan ucapan lagi.
...****************...
Suara adzan terkumandang kan sangat jelas, terdengar oleh Mawar yang sudah sedari tadi sibuk mengerjakan tugas sekolahnya. Mawar memang tergolong anak yang sangat rajin, karena setelah menyelesaikan shalat tahajud pukul 04.00 dini hari, dia lanjut mengerjakan tugas sekolahnya sambil menunggu adzan shalat subuh
Bersambung~~~~
...****************...
~Sajak dulu yaa, pemanis bab 1~
Untuk segala yang akan terjadi,
Adakah yang mampu menebak masa depan? Apakah Mawar akan tetap menjadi Mawar yang baik serta periang? Apakah dia akan jatuh cinta? Apa itu cinta ? Apakah indah atau akan berakhir dengan penghianatan.
Belahan jiwa yang tidak bisa ditebak, bisa bertemu di mana saja dan kapan saja, sedangkan cinta itu, apakah kita akan memulainya dengan perasaan itu atau kita tidak sama sekali.
~ ~ ~
pesan dari author sebelum lanjut, yang mungkin bisa mewakili karya ini.
"Suatu perbuatan buruk yang kau sesali lebih utama di sisi Allah dari pada perbuatan baik yang membuatmu bangga akan dirimu" imam Ali bin Abi thalib.
"pain makes man think, thought makes man wise, wisdom makes life endurable." John patrick.
"kemenangan yang paling indah adalah bisa menaklukkan hati sendiri" 😇
~ ~ ~
Sekali lagi namanya Novel kejadiannya fiktif belaka, karangan dari seorang pemimpi, si pecinta pena yang memberanikan diri membuat karya dalam bentuk novel. Ini Karya pertama saya, Komentarnya sangat berarti untuk saya agar bisa menghasilkan karya yang lebih baik lagi kedepannya.
Happy reading,
Stay tune ya..
Visual Mawar Zulaikha Prasetya
Suara adzan terkumandangkan sangat jelas, terdengar oleh Mawar yang sudah sedari tadi sibuk mengerjakan tugas sekolahnya, Mawar memang tergolong anak yang sangat rajin, karena setelah menyelesaikan shalat tahajudnya pukul 04.00 dini hari, Mawar lanjut mengerjakan tugas sekolahnya sembari menunggu adzan shalat subuh.
“Alhamdulillah, akhirnya selesai juga hmmmm” sambil merenggakan tangannya.
Tok..
Tok...
Tok…
“Mawar bangun nak, sudah subuh” Ibu Dewi mengetuk pintu.
“Iyaa Bu, Mawar udah bangun” Mawar membuka pintu kamarnya.
Setelah Mawar dan Ibunya menyelesaikan ibadah, Mawar bergegas mengambil seragam sekolah untuk disetrika dan menyiapkan segala keperluan sekolahnya agar dia tidak terlambat ke sekolah. Mawar adalah anak yang baik tidak ingin menyusahkan orang tua terutama Ibunya.
Aktifitas menyetrika dan sarapan telah selesai. Mawar tengah siap berangkat ke sekolah. Waktu telah menunjukan pukul 06.15 pagi, karena jarak yang lumayan jauh di tempuh dengan berjalan kaki, Mawar berangkat begitu pagi.
“Bapak dan Ibu setelah jualan, mau langsung pulang aja ke rumah atau mau ikut menghadiri rapat di Balai Desa, karena menurut informasi yang Mawar denger, akan ada pembagian pupuk gratis dari pemerintah” ucap Mawar.
“Ohh iya Bapak baru ingat, tadi Bapak Kepala Desa memberitahukannya ke Bapak di Masjid, insyaallah bapak mau ke Balai Desa setelah bantu Ibu jualan. Oh, ya Nak kalau uang jajannya kurang bilang sama Bapak atau sama Ibu yaa, atau ada pembayaran buku bilangin yaa jangan dipendam, Bapak sama Ibu masih sanggup kok...” ucap Pak Pras.
“Iyaa Nak, Ibu sama Bapak kerja jualan itu untuk Mawar jadi jangan sungkan minta kalau nggak cukup yaa, kamu itu masih tanggung jawab kami...” kata Ibu Dewi sambil mengusap kepala anak gadisnya itu.
“Iyaa Pak, Bu, Mawar akan minta kok, alhamdulillah sekarang Mawar masih punya uang untuk jajan dan beli buku kok Bu, hasil dari beasiswa Mawar...” Mawar senyum sembari memeluk ibunya.
“Pak, Bu, Mawar ke sekolah dulu yah,” mencium pundak tangan Bapak dan Ibunya.
“Hati-hati Nak, Bapak sama Ibu juga sudah mau ke Pasar” kata Bapak
“Baiklah, Pak, Bu, Assalamualaikum..” Mawar berlari kecil dengan riang.
Dengan langkah riang, dari kejauhan Mawar menghentikan langkahnya dan membalikan badan untuk melihat Bapak dan Ibunya keluar dari rumah.
Ibu yang terlihat menjunjung bakul di kepalanya, sedangkan Bapak menyimpan sekarung kol di pundaknya, mereka berjalan ke pasar, yang jaraknya satu kilo dari rumah mereka, hanya karena lokasi perkampungan pasarnya tidak terlihat karena melewati sedikit jalanan yang mendaki.
Mawar ingin menangis melihat orang tuanya, kerja keras mereka. Hasratnya untuk segera lulus, mencari pekerjaan dan sukses semakin menggebu-gebu, Mawar ingin membahagiakan orang tuanya, memberikan yang terbaik di dunia dan di akhirat, mata Mawar sudah berkaca–kaca, tidak henti-hentinya dia berdoa dalam hati.
”Ya Tuhanku ALLAH yang Maha baik, berikan selalu kesehatan kepada mereka orang tuaku, berkahi umur mereka dan tolong mampukan aku membahagiakan mereka, memberikan mereka segala yang terbaik di dunia ini untuknya.” Doa Mawar yang melangit
...****************...
Pukul 07.30 tepat Mawar tiba di gerbang sekolah, sahabatnya Sekar sudah menunggu dengan memarkirkan sepedanya di depan gerbang sekolah mereka.
“Mawarrrrrrr ahhhh aku rindu,” teriak Sekar yang berjalan mendekati Mawar sambil memegang sepedanya dan berjalan ke arah Mawar.
Mereka berdua saling berdampingan dengan sesekali Mawar menyenggol Sekar dan akhirnya mereka senggol-senggolan.
Indahnya masa sekolah.
Mawar tipekal periang tapi ia tujukan hanya untuk Sekar saja, jika berhadapan selain Sekar, Mawar akan cuek, begitupun dengan Sekar. Duo sahabat itu menjalin hubungan dengan cara yang tidak biasa, mereka bukan anti sosial hanya saja ada mereka berdua, semuanya sudah cukup.
Mereka bisa menjadi diri mereka sendiri saat mereka sedang berdua.
“Ayoo sahabat ku Sekar yang embem hahahah ....” Mawar balas nyenggol dan berlari kecil.
“Mawarrrrrrrrrrr, awas kau yah,” Sekar berlari dengan memegang sepedanya.
Sesampainya mereka di kelas, seperti biasa, Mawar dan Sekar duduk berdampingan, mereka menerima materi pelajaran hari itu dengan serius, walaupun sesekali mereka jail dengan saling mencoret buku catatan mereka, untuk mengurangi kejenuhan yang mereka rasakan.
.
“tingggggg....
“tinggggg.....
Bel berbunyi, menunjukan jam istirahat.
“Mawar, libur kemaren kamu ngapain aja sih, kok nggak ngabarin, nggak kirim text, nggak nelpon juga, sosmed kamu juga gak aktif sejak bulan purnama lalu” kata Sekar nyeloteh.
Mawar tertawa mendengar celoteh sahabatnya itu, sambil mengeluarkan kotak bekal makan siang dari dalam tasnya. Dan tak lupa dua sendok pink yang Sekar beli untuk dia dan Mawar.
Selama ini sudah jadi kebiasaan Mawar membawa bekal dan Sekar ikut memakannya, walaupun hanya nasi dan telur dadar tapi Sekar sangat suka telur dadar buatan Mawar.
Jika Mawar bertugas membawa bekal Sekar hanya bertugas setiap harinya membawa air minum botolan karena dia memiliki sepeda dengan keranjang di depannya membuat Sekar tidak repot membawa dua botolan.
“Hahaha apaan bulan purnama, kalau sosmed sih kamu tau sendiri, jaringan internet di rumahku nggak bagus untuk internetan, trus nelpon nggak ada pulsa tapi untung sih nggak isi pulsa, males banget balas pesan dari kamu HAHA, lagian kamu tau sendiri aku bantuin Bapak sama Ibu di kebun panen kol, kamu sendiri minggu kemaren ngapain aja??” tanya Mawar sambil makan sesekali.
“Iya, aku lupa kalau di rumah kamu tuh jaringan nggak bagus HAHA, hmmmm kemaren aku ke rumah om aku di Kota A, lumayan jauh sih tapi kamu tahu nggak, aku punya info penting untuk kamu...” Sekar berbicara sambil mendekat ke telinga Mawar.
Dengan penasaran “Info penting apa?? Serius yah, jangan becanda nihh,” sahut Mawar.
“Iyaa aku serius, hahahaha” ucap Sekar dengan terkekeh
“Aahhh udah ahh nggak percaya, kamu nggak serius” balas Mawar.
“Serius Mawar. Kemaren aku kerumah om Yoga yang di Kota A, kamu tau nggak, dia itu punya anak dan anaknya itu cuaaakeeepppp banget, sumpah! Mana putih, tinggi, manis lagi, baik dan soleh, aduhhhh pokoknya perfect deh, nggak percaya aku kalau punya kakak sepupu kayak dia, baru ketemu soalnya” Sekar cerita sambil berdiri dengan ekpresi kagum.
“Teruss kenapa??” sahut Mawar santai.
“Aduhhhh Mawar kamu tuh yaa, wajib dapet sentuhan perasaan itu sedikit supaya lebih normal gitu, atau kamu sudah jatuh cinta sama aku yaa?Karena kita selalu bareng?” celoteh Sekar.
“HAHA nggak gitu, lagian emang kenapa kalau dia cakep dan soleh, untuk apa? Tidak ada sangkut pautnya sama aku,” balas Mawar.
“Astagaaaa Mawar, kamu yah, aku nungguin kamu ngomong Sekarrr kenalin dong, hmmmm sudahlah, kalau nggak mau yaa udah buat aku aja, oh yaa minggu depan dia akan berkunjung ke rumahku”
visual sekar ..
“Astagaaaa Mawar, kamu yah, aku nungguin kamu ngomong Sekarrr kenalin dong, hmmmm sudahlah, kalau nggak mau yaa udah buat aku aja, oh yaa minggu depan dia akan berkunjung ke rumahku, sepertinya kali ini bukan berkunjung aja sih tapi untuk sementara dia akan menetap karena dia sedang penelitian di Desa kita,” Jelas Sekar
“Aahaha kamu kan tau sendiri aku saat ini nggak mikir gituan, aku hanya mikir mau jadi orang sukses, bahagiaiin kelurgaku, Bapak sama Ibu, kalau kamu mau yaa ambil saja” sahut Mawar sambil merapikan kembali bekal makannya.
“Awas loh Mawar, ntar aku kenalin kamu jatuh cinta lagi, toh kamu tiap keskolah lewat depan rumahku, ntar aku kenalin, gimana?” balas Sekar
Tiba tiba
“tinggggg...
“tingggggg...
Bel tanda masuk untuk memulai pelajaran berbunyi, Mawar hanya menggeleng - geleng mendengar celotehan sahabatnya.
...****************...
Seperti biasanya, Mawar melakukan aktifitas kesehariannya, sebelum berangkat ke Sekolah, Mawar menyiapkan bekal makan, menyiapkan peralatan belajar dan menyetrika seragam, semua di lakukan Mawar sendiri dan sepulang sekolah Mawar akan ke kebun kol untuk membantu kedua orang tuanya.
“Pak, tak lama lagi Mawar akan menyelesaikan sekolahnya dan Mawar sudah punya rencana untuk kuliah Pak, Mawar tidak mau nganggur, gimana ini Pak? sedangkan hasil jual kol kita tidak ada peningkatan” ucap Bu Dewi.
“Iya Bu, kasian juga kalau anak kita nganggur, Mawar anak yang pintar, insyaa ALLAH Bapak akan usahakan untuk menambah penghasilan kita, Bapak sudah rencana menanam Cabe juga di lahan kita, walaupun tidak banyak kan lumayan nambah sedikit penghasilan kita” jawab Pak Pras
“Kalau nggak berhasil gimana Pak? kita harus punya rencana cadangan” timpal Bu Dewi
“Bapak akan berusaha meminjam modal ke Balai Desa Bu, kemungkinan besar itu bisa membantu anak kita” jawab Pak Prass.
Begitulah orang tua yang selalu memikirkan anaknya tanpa memikirkan dirinya mereka sendiri.
Hari itu saat Mawar mengarungi jalan ke sekolah dengan menenteng buku paketnya untuk menghafal beberapa kosa kata. Tiba – tiba Mawar mendapat telfon dari Sekar .
“Halo Mawar, ban sepedaku kempes, aku tungguin kamu di depan rumah aku yah, aku malas jalan sendiri ke skolah, trus aku mau ngasih liat kamu sesuatu, bye bye cepet yahhh.. tuut..tuutt....” Sekar lansung mematikan telfonnya tanpa menunggu balasan Mawar.
Mawar sedari tadi mendengar hanya terlihat sedikit bingung dengan sahabata nya itu, “Dia sarapan apa yaa, kok ngomnongnya cepet banget” memasukan kembali handphonenya ke dalam tas.
Beberapa menit kemudian, Mawar sudah melihat dari kejauhan Sekar sedang mondar mandir di depan rumah nya.
“Sekarrr...” Mawar sedikit membesarkan suara nya memanggil Sekar.
sekar membalikan badannya dan cepat melambaikan tangan dan tersenyum riang nya.”Mawarrr cepat sinii,...”.
Mawar sedikit ngos – ngosan karena dia sedikit berlari ke hadapan sahabatnya itu, nafas nya belum beraturan. Sekar lansung menarik Mawar masuk ke rumahnya dengan alasan buku tugas Sekar tertinggal di kamar.
“Mawar cepat sini masuk, tunggu aku, aku mau ngambil buku tugas dulu” kata Sekar sambil menarik tangan Mawar dan melepaskannya tepat di ruang tamu.
Ketika Sekar masuk ke kamarnya, Mawar merasa ada yang sedang memperhatikan nya, Mawar memalingkan wajah di sudut ruang, Mawar sangat kaget dengan suasana ruang tamu yang ternyata ada beberapa orang disana sedang memperhatikan dia. Mereka adalah orang tua Sekar dan tiga orang lainnya yang tampak asing.
Tanpa tunggu lagi Mawar lansung menyalami mereka semua “Assalamualaikum Om, Tante?...Kak.. ehh, Om?” Mawar bingung dengan salam yang terakhir karena di sudut sana ada seorang pria yang sangat tampan dan senyum nya yang menawan, jantung Mawar sedikit berdegup lebih cepat dari biasanya, tapi Mawar menyembunyikan nyadan berusaha tenang tidak menampilkan kegugupannya,
Mawar bingung ingin memanggil kakak kesannya akrab padahal mereka baru kenal atau memamnggil dia Om, karena pastinya Pria itu lebih tua dari pada Mawar. Setelah Mawar menyalami mereka satu persatu, ia segera izin ke kamar Sekar.
“Sekarrr ayolah cepat, kita terlambat..” Mawar menyilangkan tangannya di dada, tandanya kesal dengan ulah sahabatnya itu, Sekar sibuk hanya merias wajah saja bukan mengambil buku tugas.
“Hahah sorry deh War, kalau gitu ayo kita lets gooo ....”´ Sekar keluar kamar dengan menggandeng tangan Mawar, sembari jalan pelan di ruang tamu Sekar menatap kakak sepupu yang sangat menawan itu, sambil ucap salam mereka berlalu, Mawar hanya sedari tadi nunduk saat keluar dari kamar Sekar dan memberi salam hingga berlalu.
...****************...
Di sekolah jam istirahat seperti biasa mereka berbicara banyak hal, tentunya Sekar selalu mulai mendominasi dengan celotehnya yang panjang lebar, walaupun Mawar juga terbilang cerewet tapi Sekar tiada tandingannya.
“War, kamu sudah liat kan tadi kak Agung ?? gantengkan ? yaa ampun senyumnya, kulitnnya yang bersih, putih, matanya yang aduhhh nggak bisa di jelaskn, sendu deh pokoknya, soleh dan kalem lagi, dan jika mau di bandingkan artis korea dia mirip Cha eun woo” kata Sekar yang bercerita sambil terkagum kagum.
“Kamu ini, biasa aja hmmmm tp yah lumayan lah” kata Mawar singkat.
“Lumayan ?? ya ampun itu sudh lebh dari lumayan, kan apa aku bilang pasti kamu suka sama kak Agung, nggak apa – apa kalau kamu suka, aku ngalah deh, lagian aku sudah punya cinta pertama ku, ketua Osis kita belum ada yang gantiin dia dihati aku, walaupun tidak terbalas (Sekar lansung menopang dagunya dengan tangan)
“Udah deh, nggak usah mikirin gituan, aku punya tujuan setelah ini, cinta tidak ada dalam agendaku, entah lah kalau jika sudah sukses nanti” ucap Mawar.
POV (AGUNG)
Jika di sekolah Sekar dan Mawar bercerita tentang tujuan mereka dan saling bercanda. Di tempat lain ada Agung yang sedang memikirkan gadis yang mencuri perhatiannya, saat di ruang tamu dia tengah mengobrol dengan Om dan tante nya perihal penelitian yang akan dia jalani di kampung tersebut dan apa yang dia butuhkan saat penelitian, Om nya atau Pak Wijaya ayah Sekar memberi respon yang baik dan memberikan macam - macam saran sebagai bahan penilitannya.
“Di kampung ini semua warga mayoritas petani, pegawai hanya bisa di hitung jari, pegawai yang bekerja di Balai Desa dan Guru, para petani saat ini lebih mengutamakan menanam cabe dan Kol karena harga pasar nya sedang meningkat, belum lagi tanam cabe dan kol saat ini sangat mendukung dengan cuaca Nak Agung”. Jelas Pak Wijaya
“Bailah Om, informasi om sangat membantu, bagaimana dengan karakter warga kampung sendiri om, apa sama dengan masyarakat pada umumnya?”.
“Tentunya berbeda Nak Agung”
visual agung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!