NovelToon NovelToon

Cinta Yang Tak Direstui

Episode 1

Indonesia yang penuh dengan kota padat dan penduduk yang paling banyak. Ialah tempat seorang pengusaha kaya raya yang paling terkenal di Indonesia yaitu Group Hernandez yang turun temurun telah dijalankan.

Tring... Tring....

"Hooaaammm" Bangun Diandra langsung dari tidurnya saat mendengar suara alaramnya. Kemudian membuka ponselnya, "Selamat pagi Diandra sayang, Apa tidur mu menyenangkan?" Ise pesan Zean.

"Hheeeemmmm" Senyum Diandra membaca pesan Zean. Lalu membalas pesan Zean, "Pagi juga sayang, Tidurku hari ini sangat menyenangkan, Kalau kamu?" Balas Diandra.

Ting...

Zean pun segera membuka isi pesan masuk dari Diandra lalu membacanya, "Sama dengan mu sayang, Sama-sama menyenangkan" Balas Zean lagi sambil senyum-senyum sendiri. "Kenapa kamu sangat manis sekali sayang?" Gumam Zean sambil melihat foto Diandra dilayar ponselnya.

Ting...

"Diandra sudah balas" Gumam Zean langsung membuka isi pesan Diandra lagi, " Baguslah sayang, Kalau begitu aku siap-siap dulu ya.. Sampai ketemu dikantor😘" Cium Diandra diakhir pesannya. "Ok" Zean pun langsung bangkit dari atas ranjangnya menuju kamar mandi.

Setelah 15 kemudian, Zean pun langsung keluar dari dalam kamar mandi, "Pakai yang mana ya?" Pikir Zean sambil melihat semua isi lemarinya. "Bagaimana dengan yang ini?" Ambil Zean setelah jasnya yang berwarna abu-abu. "Cocok enggak ya?" Pakai Zean Lalu berdiri di depan cermin. Sambil berpikir, "Sepertinya ini kurang cocok" Ganti Zean lagi, "Kalau yang ini?" Ambil Zean berwarna biru dongker. "Nah.. Ini baru sangat tampan" Senyum Zean melihat dirinya di depan cermin.

Tok.. Tok..

"Kak.. Kak Zean" Ketuk saudara perempuan Zean dengan kuat.

"Iya" Sahut Zean dari dalam kamarnya.

"Buruan Kak, Gebi udah telat nih kekampus" Teriak Gebi dari luar pintu kamar Zean.

"Yaa ampun nih bocah" Zean pun langsung keluar dari dalam kamarnya.

Ceklek..

"Kakak kok lama banget, Ngapain aja sih?" Tanya Gebi mengintimidasi Zean.

"Kenapa kamu tidak sama supir saja?" Jawab Zean.

"Malas, Enggak suka" Cuek Gebi melipat tangannya.

"Kamu itu yaa.." Pegang Zean dikepala Gebi sambil mengoyang-goyangkan kepala Gebi.

"Iiikkhhh.. Kak" Bentak Gebi melepaskan tangan Zean.

"Apa? Mau diantar enggak?" Senyum Zean kapada saudara perempuannya itu.

"Hheeemm.. Iya.. Iya" Kesal Gebi mengalah "Dari pada tidak diantar lebih baik mengalah" Batin Gebi.

"Gitu dong, Adik Zean harus mengalah sama kakaknya"

"Mmmmmm"

Ayok" Ajak Zean menuruni anak tangga.

"Mmmmmm" Angguk Gebi lagi mengikuti Zean menuruni anak tangga.

Sesampainya mereka dibawah, "Loh.. Berangkat sama Zean lagi Geb?" Tanya Viviana mamanya Zean dan Gebi.

"Tau ni Mah.." Jawab Zean melihat Viviana.

"Gebi, Zean kan mesti kekantor lagi sayang, Kamu enggak kasihan lihat kakak kamu dua kali jalan? Lagiankan ada supir sayang yang ngantarin kamu kekampus" Ujar Viviana kepada Gebi.

"Iikkhhh.. Mamah" Kesal Gebi melihat Viviana, "Gebi kan mau pamer mah.. Sama teman-teman kampus Gebi, Kalau Gebi itu memiliki seorang kakak yang sangat- sangat tampan sekali" Ujar Gebi merentangkan kedua tangannya.

"Hheeemmm" Senyum Viviana kepada Gebi, "Kamu ada-ada saja Geb" Geleng Viviana.

"Ada apa Mah?" Tanya Alberto Papahnya Zean dan Gebi dari belakang mereka.

"Ini Pah.. Gebi minta diantarin sama Zean lagi" Jawab Viviana melihat Alberto.

"Kan ada supir sayang yang ngantarin kamu ke kampus, Kenapa harus sama kakak kamu?" Ikut tanya Alberto.

"Iiikhh.. Mamah sama Papah sama ajah, Sama-sama nyebelin" Semakin kesal Gebi kepada Vivi dan Alberto.

"Yaa sudah.. Jangan cemberut seperti itu, Jelek tau" Ledek Zean.

"Biarin" Balas Gebi dengan wajah masamnya.

"Adiku sayang yang paling manja, Ayok.. Kakak antar sekarang" Ajak Zean.

"Hheeemmm" Senyum Gebi langsung.

"Makasih kak" Gebi pun langsung merangkul tangan kiri Zean.

"Mah.. Pah.. Kami berangkat dulu ya" Pamit Zean.

"Enggak sarapan dulu Zean?" Tanya Viviana.

"Tidak usah Mah.. Nanti Zean sarapan dikantor saja"

"Yaa udah.. Kalian berdua hati-hati ya" Izin Viviana.

"Iya Mah" Angguk Zean.

"Dah.. Mah Pah" Lambai Gebi dengan senang hati.

"Anak ini yaa" Geleng Viviana melihat Gebi yang selalu merepotkan Zean.

"Yaa sudah Mah.. Biarkan saja, Lagian Zean juga mau ngantar Gebi" Ujar Alberto dari belakang Viviana dan langsung menuju meja makan.

"Hhhmmmmm" Hela Viviana mengikuti Alberto menuju meja makan. Setelah Viviana berada disamping Alberto, "Oohh iya Pah.. Kapan jadinya kita makan malam dengan keluarga Jeng Raniya Anderson?" Tanya Viviana sambil membuat sarapan Alberto.

"Minggu depan Mah.." Jawab Alberto.

"Oohh" Angguk Viviana, "Mamah enggak sabar Pah mau lihat calon menantu kita, Pasti dia sangat cantik sekali seperti Jeng Raniya" Senang Viviana.

"Hheeemmm" Senyum Alberto melihat istrinya itu.

.

Sesampainya Zean dan Gebi dikampus, "Belajar yang bagus ya" Pesan Zean kepada Gebi.

"Siap kak" Hormat Gebi tersenyum. "Kalau gitu Gebi ngampus dulu ya kak" Pamit Gebi.

"Mmmmm" Angguk Zean.

Setelah itu Gebi pun langsung turun dari dalam mobil Zean, Dan saat Gebi turun, Dia sengaja membuka pintu mobil Zean sangat lebar, Agar teman-teman Gebi bisa melihat wajah Zean yang sangat tampan sekali. "Yaa ampun Gebi, Kakak kamu kenapa sangat tampan sekali" Kagum teman-temannya Gebi melihat Zean.

"Hehehe iya dong" Bangga Gebi.

Tin.. Tin...

Klakson Zean langsung pergi. "Dah... Kak" Lambai Gebi.

"Geb.. geb.." Panggil teman Gebi merangkulnya.

"Mmmmm" Lihat Gebi.

"Kamu benaran Geb itu kakak kamu?" Tanya mereka.

"Jadi maksud kalian saudara tiri?" Kesal Gebi.

"Hehhee enggak sih.. Cuman kami merasa saja sedang melihat artis korea Geb hehehe" Tawa mereka.

"Iya dong, Karna kakak aku kan memang sangat tampan, Bahkan kalah dari artis korea" Ujar Gebi langsung pergi dari hadapan mereka.

"Iikkhhh Gebi.. Tungguin kita dong" Teriak mereka mengejar Gebi.

.

Sesampainya Zean di perusahaan milik keluarganya, Zean pun langsung memarkirkan mobil Sport ya, "Diandra sudah nyampe belum ya?" Gumam Zean langsung mengirim pesan teks sambil berjalan.

"Selamat pagi tuan" Sapa para karyawan Zean dengan hormat saat berpapasan dengannya.

"Mmmmmm" Angguk Zean masih fokus dengan ponselnya.

Ting..

"Sayang.. Kamu dimana? Apa kamu sudah dikantor?" Isi pesan Zean kepada Diandra.

"Hhheeemmmm" Senyum Diandra membaca pesan masuk Zean, Kemudian Diandra membalas pesan Zean.

Ting...

"Sudah sayang" Balas Diandra.

Satelah itu Zean pun langsung menuju ruangannya, Namun sebelum masuk, "Pesankan saya sarapan" Ujar Zean kepada sekretarisnya Diana.

"Baik tuan" Angguk Diana langsung memesan sarapan pagi Zean.

"Hhuufffhhhh" Hela Zean langsung duduk dikursi kebesarannya. Kemudian membuka berkasnya.

Setelah beberapa menit kemudian, Diana pun langsung membawa sarapan pagi Zean kedalam ruangannya.

Tok.. Tok..

"Masuk" Jawab Zean yang masih fokus dengan berkasnya.

Ceklek...

"Sarapan ya tuan" Ujar Diana.

"Letakkan saja disitu" Masih fokus.

"Baik tuan" Diana pun langsung meletakkan sarapan Zean diatas meja sofa. "Permisi tuan" Undur Diana.

"Mmmmm" Gumam Zean.

Setelah beberapa menit kemudian, Zean pun akhirnya menghentikan berkasnya. Lalu menuju sofa untuk menikmati sarapannya.

Episode 2

"Selamat pagi Diandra" Ucap Nadia yang baru saja tiba.

"Pagi juga Nad" Balas Diandra tersenyum.

"Kamu lagi ngerjain apa Dian?" Lihat Nadia kearah monitor komputer Diandra.

"Lanjutin kerjaan semalam Nad" Jawab Diandra sambil melanjutkan aktivitasnya.

"Emang semalam belum selesai Dian?"

"Belum Nad, Banyak soalnya"

"Oohhhh" Angguk Nadia langsung duduk dikursinya. "Oohh iya Dian, Hari inikan kita miting.. Astaga-astaga hampir saja aku lupa" Tepuk Nadia di keningnya sambil membereskan berkas yang akan dia bawa keruang miting nanti, "Huuuffffff... Untung saja aku enggak telat" Gumam Nadia geleng-geleng kepala.

"Hhheeermmmm" Senyum Diandra melihat Nadia. "Makanya Nad buat jadwal dikamar, Biar kamu tidak lupa" Ingatkan Diandra.

"Hehhehe Siap buk Diandra" Hormat Nadia.

Setelah 5 kemudian, Acara miting pun dimulai, "Dian.. Dian.. Tungguin aku dong" Teriak Nadia mengejar Diandra.

"Buruan" Tungguin Diandra didepan pintu.

"Haahh.. Hhaaahhhh" Ngos-ngosan Nadia dihadapan Diandra.

Diandra pun langsung mengelus-elus punggung Nadia, "Udah?" Tanyanya.

"Mmmmmm" Senyum Nadia dibalas juga dengan senyum Diandra, "Dian" Panggil Nadia sambil berjalan.

"Mmmmmm" Gumam Diandra melihat Nadia.

"Kamu sangat sempurna sekali menjadi seorang istri Dian" Puji Nadia dengan tulus.

"Kenapa Nad?"

"Mmmm.. Karna kamu baik sekali dan juga sangat perhatian, Seandainya aku laki-laki, Aku pasti akan menikahi mu" Jawab Nadia serius.

"Hheeemmm... Kamu ada-ada saja Nad" Geli Diandra melihat Nadia.

"Serius Dian" Ucap Nadia sambil menunjukkan huruf V.

"Iya.. iya.. Ayokk" Balas Diandra setelah berada di depan pintu ruangan miting.

Sesampainya mereka diruang miting itu, Semua rekan-rekan kerjanya pun telah duduk manis dikursi masing-masing, "Semua sudah berkumpul disini?" Tanya sang Manager yang baru saja masuk.

"Sudak pak" Jawab mereka serentak.

"Baiklah" Sang Manager pun langsung membuka topik yang akan mereka bahas.

Setelah sang Manager selesai menjelaskan, "Jadi, Siapa disini yang akan bersedia untuk dinas keluar kota?" Tanyanya melihat mereka satu persatu.

"Mulai hari apa pak?" Tanya Nadia.

"Minggu depan" Jawabnya.

"Lamanya pak?" Tanya yang lain.

"Hanya 1 bulan saja" Jawabnya lagi. "Bagaimana? Siapa yang akan bersedia? Atau saya sendiri yang akan memilih diantara kalian?"

"Gimana Dian, Kamu mau enggak dinas kesana?" Bisik Nadia.

"Belum tau Nad" Jawab Diandra melihat Nadia.

"Udah.. Kita ikut ajah Dian, Sekalian lihat-lihat cowok tampan disana" Senang Nadia sambil memain-mainkan matanya.

"Kamu itu ya Nad" Geleng Diandra melihat Nadia.

"Hehehe... Mumpung masih jomblo Dian" Tawa Nadia. "Gimana, Mau enggak?" Pastikan Nadia.

"Enggak aakhhh.. Nad" Tolok Diandra.

"Kenapa Dian? Kan kita sekalian liburan" Coba bujuk Nadia.

"Yaa sudah.. Kalau kamu mau, Enggak ada yang larang kok Nad" Senyum Diandra.

"Iikkhhh.. Dian" Kesal Nadia, "Kamu kok gitu banget sih sama aku" Rajut Nadia.

"Bukan ya gitu Nad.. Lagian kamu tau sendiri kan, Ibu sama Bapak aku selalu minta aku pulang ke kampung setiap mereka butuh" Ingatkan Diandra kepada Nadia.

"Luh sih.. Terlalu baik banget sama mereka" Ujar Nadia, "Aku heran deh lihat kedua orang tua kamu Dian, Kamu itu anak mereka atau bukan sih?" Heran Nadia.

"Mau gimana pun Nad, Mereka itu tetap orang tua aku" Jawab Diandra sambil menjewer wajah Nadia dengan pelan.

"Hhhmmm" Gumam Nadia.

"Baiklah semuanya.. Saya tunggu 3 hari lagi ketersedian kalian" Ujar sang Manager. "Miting kita sampai disini saja"

"Baik pak" Jawab mereka langsung membereskan meja masing-masing.

.

Tok.. Tok..

"Masuk" Teriak Zean dari dalam.

Ceklek..

"Apa kamu sedang sibuk Zean?" Tanya Alberto dari ambang pintu.

"Eekkhh Papah.." Bangkit Zean langsung dari kursi kebesarannya, Lalu berjalan menuju sofa.

"Apa kamu sedang sibuk?" Tanya Alberto lagi.

"Tidak Pah" Jawab Zean langsung duduk didepan Alberto.

"Oohhh" Angguk Alberto.

"Ada apa Pah?"

"Tidak, Papah hanya mau mengobrol saja Zean" Senyum Alberto kepada Zean dan dibalas juga oleh Zean dengan senyum hangatnya.

Setelah beberapa menit kemudian, Diana pun langsung membawakan kopi untuk Alberto dan juga Zean, "Silahkan dinikmati tuan" Letakkan Diana.

"Mmmmmm" Angguk Zean tersenyum tipis.

"Minggu depan, Apa kamu sibuk?" Tanya Alberto sambil meminum kopinya.

"Tidak Pah" Jawab Zean ikut meminum kopinya.

"Baguslah.. Minggu depan tuan Wilson mengundang kita makan malam bersama, Kalau kamu tidak sibuk, Papah harap kamu bisa hadir" Ujar Alberto meletakkan gelasnya.

"Apa kabar tuan Wilson Pah?" Tanya Zean yang ikut meletakkan gelasnya.

"Baik" Jawab Alberto.

"Zean akan usaha in Pah untuk hadir diacara makan malam itu" Ujar Zean tersenyum.

"Mmmmmm" Angguk Alberto, "Kalau begitu Papah keluar dulu" Ujar Alberto bangkit berdiri.

"Iya Pah" Angguk Zean.

Setelah Alberto keluar dari ruangannya, Zean pun langsung kembali ke kursi kebesarannya dan melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.

.

"Diandra" Panggil sang Manager.

"Iya pak" Jawab Diandra langsung bangkit berdiri dari atas kursinya.

"Tolong kamu serahkan ini sekarang juga kepada Pak Zean" Beri sang Manager ketangan Diandra.

"Baik pak" Angguk Diandra menerima. "Kalau begitu saya permisi dulu pak" Tunduk Diandra.

"Mmmmmm" Angguknya.

"Shueett.. shueettt"

"Mmmmmm" Lihat Diandra kepada Nadia.

"Kemana?" Tanya Nadia.

"Ruangan pak Zean"

"Ooohhh" Gumam Nadia, "Cepat ya.. Bentar lagikan mau jam istirahat" Senyum Nadia.

"Ok" Angguk Diandra. Lalu berjalan keluar dari ruangan itu menuju ruangan Zean Marvel Hernandez.

Sesampainya Diandra didepan ruangan Zean, "Mbak, Pak Zean-nya ada?" Tanya Diandra kepada Diana sekretaris Zean.

"Ada mbak" Angguk Diana.

"Makasih ya mbak" Senyum Diandra.

"Iya mbak" Balas Diana tersenyum.

Tok.. Tok..

"Masuk" Jawab Zean yang lagi asik dengan tombol Keyboard komputernya.

Ceklek..

"Pagi pak" Senyum Diandra kepada Zean.

Zean pun yang mendengar suara Diandra, "Diandra?" Gumam Zean langsung menghentikan aktivitasnya, Kemudian melihat kearah sumber suara itu.

"Hhheeemmmmm" Senyum Diandra tersenyum manis.

"Sayang" Senang Zean melihat Diandra, Dan langsung bangkit berdiri dari atas kursi kebesarannya, Lalu menghampiri Diandra. "Apa kamu sedang merindukan ku sayang?" Peluk Zean langsung ditubuh Diandra.

"Tau ajah" Senang Diandra membalas pelukan Zean.

"Hhheeemmmm" Nikmati Zean memeluk tubuh mungil Diandra. "I Miss You sayang" Bisik Zean.

"I Miss You too sayang" Balas Diandra.

Setelah itu Zean pun melepas pelukannya, "Kenapa kamu sangat cantik dan manis sekali sayang?" Goda Zean sambil membenarkan rambut Diandra.

"Tentu saja aku cantik, Karna aku milik tuan Zean Marvel Hernandez" Jawab Diandra tersenyum sambil menggoda Zean.

Zean pun yang mulai tergoda, Langsung mencium bibir mungil Diandra yang manis, Begitu juga dengan Diandra yang ikut membalas ciuman Zean.

Setelah selesai berciuman, Zean pun mengusap bibir ranum itu, "Bibir ini yang selalu menggodaku saat bersama mu sayang" Peluk Zean penuh dengan kasih sayang di tubuh Diandra, "Aku berjanji tidak akan melepaskan mu Diandra Marsha" Batin Zean.

Episode 3

"Aakkhh Iya.. Aku kesini kan mau memberi kamu ini" Senyum Diandra memberikan berkas itu ketangan Zean.

"Hheeemmm" Senyum Zean menerima.

"Kalau gitu aku pergi dulu ya" Izin Diandra pamit keluar.

"Tunggu" Tahan Zean saat Diandra ingin membalikan badannya.

"Mmmmmm" Hentikan Diandra melihat Zean.

"Pulang kerja nanti aku kekontrakan kamu ya sayang" Senyum Zean penuh arti.

"Mmmmmm" Angguk Diandra tersenyum.

"Yes" Senang Zean langsung mencium kening Diandra, "Jangan lupa makan sian ya sayang"

"Iya, Kamu juga" Angguk Diandra.

"Iya" Balas Zean.

Diandra pun langsung keluar dari ruangan Zean.

.

Sesampainya Diandra di ruangannya, "Dian, Kamu kok lama banget sih?" Tanya Nadia mendekatkan dirinya ke kemeja kerja Diandra.

"Aakkhh iya, Tadi liftnya penuh terus Nad" Bohong Diandra sambil tersenyum kepada Nadia.

"Oohhh" Angguk Nadia sambil melihat jam tangannya, Kemudian "Satu.. Dua..

"Kamu lagi ngehitung apa Nad?" Lihat Diandra kepada Nadia.

"Tiga.." Senang Nadia langsung membereskan mejanya.

"Astaga" Kaget Diandra langsung mengelus dadanya. "Kamu buat kaget ajah Nad" Hela Diandra.

"Hehehe.. Sorry" Senyum Nadia. "Buruan Dian, Entar kantin ya penuh"

"Astaga.. Ternyata cuman gara-gara kantin" Gumam Diandra ikut membereskan mejanya.

"Ayok" Ajak Nadia langsung bangkit berdiri.

"Mmmmm" Bangkit Diandra dari atas kursinya.

Sesampainya mereka didepan kantin, "OMG.. Udah langsung penuh ajah ya" Heran Nadia langsung menarik tangan Diandra untuk mengantri.

"Sikit.. Sikit.. Sikit yaa" Desak Nadia menuju ke depan.

"Eekkhh.. Jangan curang dong, Kita semua disini ngantri loh..." Tak terima yang lain.

"Mmmmm.. Mundur-mundur" Ujar yang lainnya.

"Udah Nad, Ayok" Mundur Diandra menarik tangan Nadia.

"Hhmmm" Ngalah Nadia.

Setelah selesai mengantri, Nadia dan Diandra pun langsung mengambil makanan mereka masing-masing, Kemudian memilih tempat duduk paling pojok, "Aakhhh.." Duduk Nadia sambil meletakkan makanannya diatas meja, Begitu juga dengan Diandra.

Sambil menikmati makanannya, "Dian, Nanti kita pulang bareng ya" Ujar Nadia menikmati.

"Iya" Angguk Diandra.

.

Dilain tempat, Viviana sedang bersenang-senang dengan teman-teman satu arisannya disebuah Mall elit, "Oohh iya Jeng.. Kapan jadinya jeng Vivi ngenalin calon menantunya sama kita-kita?" Ujar teman satu arisannya.

"Heeemm.." Senyum Viviana sambil menikmati tehnya, "Sabar jeng, Minggu depan calon menantu ku baru tiba disini" Jawab Viviana meletakkan gelasnya.

"Emang, Selama ini dia dimana jeng?"

"Selama ini dia tinggal di Landon jeng" Jawab Viviana dengan bangganya.

"Oohh" Angguk mereka, "Pasti dia sangat cantik" Tebak mereka.

"Iya dong" Makin bangga Viviana.

"Aku iri jeng sama kamu"

"Iri kenapa jeng?" Tanya Viviana melihatnya.

"Iri karna jeng Vivi akan segera memiliki menantu" Jawabnya

"Hahahha" Tawa Viviana langsung. "Makasih jeng" Senang Viviana.

"Sedangkan anak aku, Masih senang untuk sendiri, Enggak tau jeng Apa penyebapnya" Curhatnya kepada teman-teman arisannya itu.

"Sabar jeng" Tawa mereka langsung.

.

Hari pun telah sore, Menunjukkan pukul 5 Wib, Waktunya sebagian karyawan pulang dan sebagianya lagi kerja lembur. "Ayok Dian" Ajak Nadia.

"Ayok" Bangkit Diandra langsung menyandang tas selempangnya.

Sesampainya mereka di dekat halte bus, "Ayok Dian.. Bus ya mau pergi" Tarik Nadia ditangan Diandra sambil berlari menuju bus.

"Ayok" Lari Diandra.

"Tunggu-tunggu.. Tunggu pak" Teriak Nadia dan Diandra langsung menaiki bus itu.

"Buruan Neng" Ujar Sang supir.

"Iya pak" Sahut mereka langsung mencari tempat duduk.

"Yaah.. Penuh semua Dian"

"Yaa udah.. Kita diri ajah Nad" Pegang Diandra di pengang Bus itu.

"Hhhaaahhhh" Hela Nadia ikut memegang.

Sesampainya mereka di depan haltel bus dekat kontrakannya, Diandra pun langsung turun dari dalam bus, "Nad, Aku duluan ya" Ujar Diandra.

"Eekhh.. Tunggu, Aku ikut Dian" Turun Nadia juga.

"Kamu enggak pulang Nad? Nanti Om sama Tante nyariin kamu loh.." Ujar Diandra setelah mereka turun dari dalam bus.

"Enggak kok Nad, Lagian Mamah sama Papah lagi pergi kerumah Paman aku, Mungkin malam pulang ya, Enggak mungkin kan aku nungguin sendiri disana" Jawab Nadia.

"Terus Doni emang kemana?"

"Biasalah.. Palingan juga pulang malam dari rumah teman-temannya" Jawab Nadia lagi.

"Oohhh" Angguk Diandra.

"Ayok.." Tariak Nadia ditangan Diandra.

"Mmmmm"

Sesampainya mereka di kontrankan Diandra, Nadian pun langsung membuka rumahnya, "Pin ya jangan diganti-ganti ya Dian" Ujar Nadia masuk.

"Iya, Suka kamu lah" Jawab Diandra.

"Hhuuffff.." Lelah Nadia langsung terbaring diatas ranjang sederhana Diandra.

"Mandi dulu gih.." Suruh Diandra langsung menuju dapur sederhanannya.

"Bentar lagi Dian" Gumam Nadia menutup matanya.

Diandra pun langsung mengirim pesan kepada Zean. "Sayang, Nadia lagi dikontrakan, Nanti datangnya agak kelamaan ajah ya" Kirim Diandra sambil meminum air putihnya.

Setelah beberapa detik kemudian, Zean pun langsung membalas pesan Diandra, "Ok sayang, Nanti beritahu saja jam berapa dia pulang" Balasan Zean.

"Ok" Bangkit Diandra langsung dari kursinya, Kemudian menghampiri Nadia kearah ranjangnya, "Nad" Panggilnya. "Nad" Panggilnya lagi. "Nad, Kamu tidur?" Tanya Diandra menyentuh tubuh Nadia.

Hhhoooorrrkkkk... Hhhooorrrkkkk...

"Hheeemmmm" Senyum Diandra langsung mendengar ngorok Nadia, "Nad.. Nad" Geleng Diandra sambil membenarkan tubuh Nadia. Kemudian Diandra menuju dapurnya lagi untuk memasak sesuatu untuk dirinya dan juga Nadia.

15 menit kemudian, "Hoammm" Nguap Nadia terbangun dari tidurnya, Lalu Nadia mencium aroma yang sedap dari arah dapur, "Wangi apa ini?" Gumam Nadia langsung bangkit dari atas ranjang Diandra menuju sumber aroma itu, "Diandra" Lihat Nadia saat Diandra sedang memasak.

"Kamu sudah bangun Nad?"

"Mmmmm.. Kamu lagi masak apa Dian?" Tanya Nadia mendekati Diandra.

"Masak ayam plus sayur kangkung" Jawab Diandra sambil menghidangkan diatas piring.

"Waaahhh.. Enak itu Dian" Senang Nadia langsung membantu Diandra.

"Hhheeemm" Senyum Diandra melihat Nadia. "Bawa yang itu ya Nad" Tunjuk Diandra kearah toples yang berisi kerupuk goreng itu.

"Ok Dian" Angguk Nadia langsung membawa toples itu keatas meja makan sederhana Diandra.

"Wah.. Foto ya Dian, Untuk buat Story" Senang Nadia langsung mengeluarkan ponselnya.

Cekrek...

"Ok" Gumam Nadia langsung memposting di status WhatsApp ya. Yang bertulis, "Sedang makan bersama dengan sahabatku Diandra Marsha"

"Udah?" Tanya Diandra langsung duduk.

"Mmmmm" Angguk Nadia ikut duduk.

Kemudian mereka berdua pun langsung berdoa, "Amin" Akhir doanya.

Ting...

Sebuah notifikasi pun langsung masuk kedalam ponselnya Nadia.

"Makan dimana Nad?" Isi pesan rekan kerja Nadian dan Diandra.

"Kontrakan Diandra" Balas Nadia.

Ting...

"Siapa yang masak Nad? Sepertinya..sangat enak sekali itu?" Giurnya.

"Heheheh.. Diandra yang masakin" Balas Nadia lagi.

"Siapa Nad?" Tanya Diandra saat melihat Nadia yang sedang asik membalas chat-tan.

"Hheeemm.. Rekan kerja Dian, Nanyain siapa yang masak ini semua" Jawab Nadia kembali menikmati makanan ya.

"Oohhh" Angguk Diandra.

"Mmmmm.. Ini sangat enak sekali Dian, Kamu sama-sama hebat dengan Mamah" Puji Nadia sambil menguyah.

"Heemmm.. Kamu ada-ada ajah Nad, Tentu saja tante lebih hebat memasak" Balas Diandra.

"Serius nad.. Aku enggak bohong" Tolak Nadia, Bahwasanya masakan Diandra memang sangat enak. "Aku sudah bilang Dian sama kamu, Kalau kamu itu istri yang sangat sempurna, Udah baik, rajin, pintar cantik lagi" Pujinya.

"Hahhahaha.. Makasih Nad" Tawa Diandra dengan senang hati, Bahwasanya kalau sudah soal memuji, Nadia orangnya memang selalu tulus mengatakan yang sebenarnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!