Assalamualaikum, nih author udah bikinin sequel khusus babang Arga ya, jangan lupa like komen dan vote juga😘.
POV Olivia
Mencintainya adalah anugerah bagiku. Dia adalah pria pertama yang mampu membuat hatiku bergetar tak menentu. Kebaikan dan perhatiannya membuat hatiku semakin luluh dan semakin jatuh dalam pesonanya. Arga Dozan menjeratku dengan segala pesona yang ia miliki. Ingin rasanya aku mengungkapkan isi hatiku yang sesungguhnya kepadanya namun hatiku terlalu takut mengungkapkan itu semua. Aku takut dia tak mencintaiku. Aku takut dia akan menolakku. Dan benar saja. Malam itu,
"Aletta maukah kau menjadi kekasihku" ucap Arga sambil berlutut dihadapan Aletta dan Olivia.
Aletta begitu terkejut mendengar pernyataan cinta dari Arga.
Sungguh ia bahagia mengetahui pria yang ia cintai juga mencintainya.
Dengan mantap ia pun langsung tersenyum dan mengangguk dengan cepat.
Arga yang bahagia langsung memeluk Aletta dan menangis haru.
Sementara aku hanya bisa tersenyum kecut meratapi nasibku.
Pria yang kucintai ternyata mencintai saudariku. Jika ditanya bagaimana perasaanku saat itu jawabannya adalah hancur lebur. Ditambah ternyata saudariku juga mencintai pria itu.
Beruntung ada kak Aldi yang datang. Dengan segera aku menumpahkan seluruh tangisanku di pundak itu. Pundak yang menurutku sangat nyaman dan sudah seperti pundak seorang kakak kandung sendiri meski kini aku tau kenyataannya jika kak Al bukanlah anak kandung om Leo dan Tante Dita.
Sejak kejadian itu, hari demi hari terasa sangat menyiksa batinku. Bagaimana tidak?? Setiap hari aku disuguhkan pemandangan dua insan yang saling mencintai itu penuh kehangatan dan keromantisan.
Ingin rasanya aku mengungkapkan isi hatiku yang sesungguhnya. Namun jika aku melakukannya aku pasti terlihat sangat egois. Mana mungkin aku tega menyakiti hati dan perasaan saudariku yakni Aletta yang sangat lembut itu?? Kami tumbuh bersama mana mungkin aku tega menggoreskan luka dihatinya.
Biarlah rasa ini kupendamkan sendirian sampai perasaan itu perlahan memudar meski aku tahu perasaan ini tak mungkin pudar secepat itu karena kenyataannya hatiku benar-benar sudah terpaut oleh sosok tampan bernama Arga itu.
Aku sudah berusaha ikhlas namun suatu ketika, tanpa kusangka-sangka kak Aletta malah menikah dengan kakaknya sendiri. Meski saat itu juga aku tau jika kak Aldi bukanlah kakak kandungnya.
Kak Aletta pergi secara sepihak meninggalkan pria yang ku cinta terluka.
Dan kalian tau mengapa?? Ternyata kak Aletta meninggalkan kak Arga karena mengetahui jika aku juga mencintai kekasihnya. Aku yang merasa bersalah berusaha membujuk kak Aletta agar kembali kepada kak Arga namun ia malah menyuruhku mendekati kak Arga. Berbagai cara aku lakukan agar priaku itu tak lagi merasakan luka, karena bagiku lukanya adalah lukaku. Akan ku sembuhkan meski ia terus menolaknya.
Jungkir balik dunia sudah kami lalui dan ternyata kak Aletta sudah tak lagi mencintai kak Arga.
Namun nahas, dengan kejadian itu aku menjadi takut bertemu dengannya. Takut ia akan melukaiku lagi karena masih terngiang dengan jelas perlakuan kasar dan arogannya kepadaku.
Dimana kak Arga yang dulu? Dulu ia begitu hangat namun seketika berubah menjadi pria yang kasar dan pemarah.
Hingga suatu malam itu,
POV author
"Buka!" ucap Arga namun Olivia hanya memasang wajah ketakutan.
"Buka!!!" teriak Arga lagi membuat Olivia segera membuka pintu mobil itu hingga Arga masuk ke dalam mobil.
"Kenapa kau menatapku seperti itu??" tanya Arga dingin.
Olivia hanya menggelengkan kepalanya.
"Kau mencintaiku Livia??" tanya Arga.
"Tidak" jawab Livia
"Bohong!! Jelas-jelas semalam kau mengatakan jika kau mencintaiku!!" teriak Arga.
"Cukup kak, kumohon jangan sakiti aku lagi. Aku akan secepatnya pergi dari kehidupan kalian berdua. Aku sudah tidak bisa lagi menahan sakit ini terus menerus. Kumohon jangan temui aku lagi kak. Aku janji akan pergi jauh dan bahkan tak akan menampakkan diri lagi di depanmu" lirih Olivia dengan suara bergetar.
"Jangan pergi!!" ucap Arga.
"Aku tak mau terus melukai kalian berdua kak! Aku janji ini adalah pertemuan terakhir kita" ucap Olivia dan hendak keluar dari mobil namun tangannya ditahan oleh Arga.
"Sudah kubilang jangan pergi!!" ucap Arga.
"Lepaskan kak, "
"Menikahlah denganku Livia" ucap Arga membuat Olivia sedikit terkejut.
"Apa??"
"Menikahlah denganku!!"
"Apa maksudmu kak??" tanya Olivia bingung.
"Maaf jika aku sudah melukaimu. Sebagai permintaan maaf ku maukah kau menikah denganku Liv?" tanya Arga.
"Aku tak bisa kak"
"Kenapa?"
"Kau menikahiku karena kecewa bukan karena cinta" jawab Olivia.
"Cinta akan datang seiring berjalannya waktu seperti Aletta dan Aldi" ucap Arga.
"Tapi aku tidak mau menjalin hubungan dengan pria yang tak mencintaiku" ucap Olivia.
"Aku akan mencobanya Liv, beri aku sedikit waktu untuk mencintaimu" ucap Arga,
"Bagaimana? Aku ingin mendengar jawabanmu itu sekarang" lanjut Arga lagi saat tak mendengar sepatah kata pun dari mulut Olivia.
Olivia Wijayanto, 20 tahun. Wanita yang manis dan ceria. Namun keceriaan itu berubah menjadi kelam saat tahu jika pria yang ia cintai mencintai wanita lain yang tak lain adalah saudarinya sendiri. Memendam rasa hanya itu yang ia bisa karena hatinya terlalu baik untuk merebut kebahagiaan saudarinya.
Arga Dozan 21tahun, pria penyayang dan lemah lembut. Sikapnya yang selalu care membuat Olivia jatuh cinta kepadanya. Namun sayangnya di hati Arga hanya ada satu nama yakni Aletta. Tak ada wanita lain lagi yang bisa menggantikan posisi Aletta dihatinya.
Lee Aletta Wijayanto, 21 tahun. Mantan kekasih Arga sekaligus kakak Olivia.
Aldi Wijayanto, 25 tahun. Suami dari Aletta.
Nah segitu dulu ya visualnya.
Novel ini adalah sequel dari dua novel author yang lain. Silahkan baca terlebih dahulu agar tidak bingung ya😊.
Terimakasih sudah mau mampir.
Covernya kurang lebih seperti dibawah ini Ya.
Ini kisah orang tua mereka,
Dan ini kisah cinta kakaknya Olivia,
Terimakasih 😘😘😘
"Maaf kak, aku tidak bisa" ucap Olivia lirih.
"Kenapa??" tanya Arga.
"Aku,,,"
"Kau takut padaku Livia?? Maafkan aku jika aku semalam membuatmu ketakutan. Apa kau terluka?" ucap Arga sambil ingin menyentuh Olivia namun Olivia menghindarinya.
"Aku tak akan menyakitimu Livia" lirih Arga dan langsung memeluk tubuh Olivia.
"Ijinkan aku belajar mencintaimu" ucap Arga.
Olivia yang heran dengan sikap Arga pun hanya terdiam dan termenung.
"Apa ini karena dia sudah tau jika hati kak Aletta bukan lagi miliknya?? Andai kau mengatakan itu semua karena kau mencintaiku kak. Mungkin dengan lantang aku akan menjawab ya saat ini juga. Tapi benar ucapan kak Arga, cinta bisa datang seiring berjalannya waktu. Buktinya sekarang kak Aletta dan kak Al juga saling mencintai." bathin Livia.
"Bagaimana Liv?? Aku akan bertanya sekali lagi apakah kau mau menikah denganku??" tanya Arga sambil melepaskan pelukannya.
"Beri aku sedikit waktu untuk berfikir kak" ucap Olivia.
"Baiklah, aku beri waktu satu Minggu dan kita akan melakukan kencan sebelum kau memutuskan untuk menikah denganku atau tidak. Tapi tidak ada salahnya mencoba Livia" ucap Arga.
"Aku tau kak, ya sudah aku mau masuk dulu kak"
"Oke kalau begitu, aku pulang dulu ya. Jangan lupa istirahat. Maaf sudah membuatmu sedikit terluka" ucap Arga sambil tersenyum manis kemudian keluar dari mobil Olivia.
"Ya Tuhan jantungku. Mengapa aku bisa jatuh cinta padamu kak. Bahkan rasa ini bertambah besar setiap detiknya. Aku akan menikah denganmu jika kau memang benar-benar sudah melupakan kak Aletta" lirih Olivia sambil menatap Arga yang sudah masuk mobil dan memberikan klakson untuk Olivia sebelum Arga pergi dari tempat itu.
Olivia yang melihat kepergian Arga langsung masuk kedalam rumah.
"Ahhh badanku masih sakit semua" lirih Olivia.
Ada sedikit lebam di pipi Olivia namun ia tutupi dengan rambut panjangnya.
"Mengapa tetap saja aku tak bisa membencimu kak? Mungkin ini yang dinamakan cinta buta. Tapi aku tak peduli. Yang aku tahu hanya aku sangat mencintaimu." lirih Olivia.
Ia kemudian mandi dan merebahkan diri di ranjang.
Ia membuka ponselnya dan mengetikkan sebuah sandi, kemudian ia membuka sosial media milik Arga.
"Sangat tampan. Bagaimana aku tidak jatuh hati padamu kak. Kau begitu sempurna. Wajah Asiamu membuat aku semakin jatuh cinta. Benarkah dia sudah melupakan kak Aletta??" lirih Olivia kemudian langsung mengecek beberapa foto dan tak menemukan satu pun foto dari Aletta.
Ia mengingat bagaimana sikap Arga tadi yang berubah manjadi manis lagi.
"Aku tau kau bukan pria kasar dan arogan seperti semalam kak. Aku tau kau semalam hanya emosi sesaat saja. Aku mencintaimu Arga Dozan" lirih Olivia sambil senyum-senyum menatap foto Arga.
Tanpa sadar ia pun tertidur lelap.
🍃🍃🍃
Keesokan harinya,
Ponsel Olivia berbunyi dan menampakkan sebuah Id yang membuat ia langsung membulatkan matanya.
"Halo ma" ucap Olivia.
"Selamat pagi Livia, kamu sedang apa??" ucap mama Reni.
"Aku baru mau bangun mama sudah lebih dahulu menelpon hehe"
"Kau ini malas sekali sih Liv, biasanya juga bangun pagi."
"Iya kemarin aku sedikit lelah ma jadi aku terlalu pulas tertidur" jawab Olivia.
"Liv?"
"Iya ma?"
"Kamu tidak apa-apa kan??" tanya mama Reni.
"Tidak apa-apa bagaimana?? Aku baik-baik saja ma jangan khawatir"
"Lalu bekas apa itu di pipimu?? Apakah ada yang melukaimu?? Katakan siapa yang melukaimu biar mama habisi orang itu" ucap mama Reni membuat Olivia tertawa.
"Haha mau mama patahin tulangnya terus habis itu dimasukin ke seblak ya ma" tawa Olivia terdengar ceria.
"Mama tidak bercanda Livia, itu bekas apa??"
"Oh ini, ini tuh gara-gara aku ngikutin trend cubit pipi yang ada di aplikasi tingtong itu loh ma" ucap Olivia berbohong.
"Kau ini ada-ada saja. Ya sudah besok-besok jangan di ulangi lagi ya. Jangan bikin Mama khawatir karena kemungkinan mama masih akan lama disini" ucap mama Reni.
"Siap mamaku yang paling cantik" ucap Olivia.
"Yasudah sana mandi dan berangkat ke kantor" ucap mama Reni.
"Iya ma bye mama" ucap Olivia sambil melambaikan tangannya.
"Dadah sayang" ucap mama Reni.
Ponsel pun dimatikan.
Olivia melihat ada sebuah pesan,
"Buka pintu kamarmu sekarang"
Bunyi pesan itu yang tak lain adalah Arga.
Olivia yang bingung hanya menurut dengan membuka pintu kamarnya.
Betapa terkejutnya ia saat melihat ada sebuah buket bunga lengkap dengan sebuah kotak didepan pintu kamarnya.
Ia menoleh ke kanan-kiri namun tak melihat satupun orang disana karena ini masih terlalu pagi. Kakaknya pun mungkin masih tertidur dan para maid sedang disibukkan dengan urusan dapur.
Sesaat kemudian sebuah notifikasi pesan masuk lagi ke ponselnya,
"Sebagai permintaan maaf ku. Kotak itu berisi obat untuk menyembuhkan lukamu. Dan cepatlah mandi, satu jam lagi aku akan menjemputmu"
Olivia yang membaca hanya senyum-senyum sendiri dan langsung mengambil dua benda itu dengan segera.
Ia kemudian membuka kotak itu yang ternyata berisi beberapa obat pereda rasa sakit yang terbilang sangat lengkap.
Ia kemudian masuk kedalam kamarnya.
"Sebaiknya aku mandi karena sebentar lagi waktunya sarapan" ucap Aletta kemudian bergegas ke kamar mandi.
Sebelum berangkat, Olivia pun berdandan lebih cantik dari biasanya. Ia menatap pantulan wajahnya menggunakan cermin dan tersenyum.
Setelah itu ia mengambil tas dan bersiap akan berangkat namun langkahnya terhenti saat kembali melihat buket bunga yang ia letakkan diatas ranjang itu. Ia menghampiri dan menghirup aroma dari bunga itu sambil tersenyum kemudian langsung bergegas keluar.
Seperti biasa pagi ini ia juga mengantarkan sarapan untuk Oma Kartika. Rutinitas itu sudah ia lakukan sejak Oma sakit.
Setelah selesai mengantarkan sarapan untuk Oma, ia kembali ke meja makan dan duduk disana.
"Kak Aldi dan kak Aletta belum turun mbak?" tanya Olivia ke salah satu maid.
"Belum nona,"
"Dasar pengantin baru!!" lirih Olivia.
"Ya sudah, kembali siapkan sarapannya saja ya" ucap Olivia kemudian memainkan ponselnya.
Ia terus saja tersenyum saat kembali membaca pesan dari Arga.
Dari arah atas ia mendengar suara sepasang suami-istri tengah bercanda dan tertawa membuat ia tersenyum.
"Mungkin benar, cinta akan datang seiring berjalannya waktu. Buktinya mereka terdengar sangat harmonis seperti itu. Lagipula sekarang kak Aletta sudah tidak mencintai kak Arga jadi kurasa aku tidak egois jika mulai kembali menyukai kak Arga meski sebenarnya rasa itu memang selalu ada. Tapi setidaknya rasa cinta kak Aletta sudah bukan milik kak Arga. Saatnya kamu melepaskan beban pikiranmu Olivia, semangat!" bathin Olivia sambil tersenyum hingga tak menyadari jika Aldi dan Aletta sudah ada didepannya.
Aldi yang iseng langsung melepaskan ikat rambut yang dipakai Aletta kemudian melemparkan ke arah Olivia membuat Olivia terkejut dan menjerit.
"Akhh ulat!!" teriak Olivia terkejut karena kebetulan ikat rambut Aletta berwarna hitam membuat Aletta dan Aldi tertawa.
"Haha,"
Olivia yang menyadari jika itu hanyalah ulah dari kak Aldi pun langsung melirik tajam kakaknya itu.
"Pasti kamu kan yang mengerjai aku??" tanya Olivia kepada Aldi.
"Mana ada, orang itu jatuh dari atap" ucap Aldi mengelak.
"Mau berbohong ya!! Awas saja aku akan membalasmu!!" ucap Olivia.
"Liv, sudahlah biarkan saja. Kakakmu itu memang iseng" ucap Aletta.
"Tapi jantungku hampir saja mau lepas kak"
"Sudahlah ayo kita sarapan" ucap Aletta.
Olivia pun menunggu Aletta yang tengah mengambilkan makanan untuk Aldi kemudian untuknya.
"Terimakasih kak" ucap Olivia.
"Sama-sama, oh ya dari tadi kamu melamun memangnya ada apa??"
"Tidak ada apa-apa kak" jawab Olivia.
"Kurasa jomblo abadi kita ini sedang jatuh cinta" ejek Aldi.
"Apa katamu??" ucap Olivia sedikit kesal.
"Boo kau ini jangan terus menggoda Olivia" ucap Aletta.
"Tuh dengerin!!" ucap Olivia.
"Haha lagian mana ada sih pria yang mau sama wanita bar-bar sepertimu."
"Bar-bar?? Enak saja!!" jawab Olivia kesal.
"Ingat ya Liv, kau boleh dengan pria manapun didunia ini selain Arga. Aku tidak Sudi jika dia menjadi adik iparku" ucap Aldi.
"Boo, jaga bicaramu"
"Kenapa sayang?? Aku memang tidak suka dengan mantanmu itu!!"
Olivia yang jengah mendengar perdebatan mereka berdua hanya bisa diam sambil memakan sarapannya.
Setelah selesai memakan sarapannya, Aldi menawarkan untuk berangkat bersama namun Olivia menolak dengan sebuah alasan padahal sebenarnya ia ingin berangkat bersama Arga.
Tak lama setelah kepergian Aletta dan Aldi, mobil Arga pun sampai didepan rumah membuat Olivia sedikit mengulas senyum.
Arga pun turun dari mobil kemudian melepaskan kacamata hitamnya membuat Olivia lagi-lagi jatuh cinta kepada sosok Arga Dozan karena pesonanya.
"Sudah lama menunggu??" tanya Arga sambil tersenyum.
"Baru saja kok kak" ucap Olivia.
"Ayo masuk" ucap Arga sambil membuka pintu.
"Terimakasih kak" ucap Olivia dan Arga hanya mengangguk.
Arga pun ikut masuk kedalam mobil dan melajukan kendaraannya itu.
"Kau sudah sarapan Liv?"
"Sudah kak," jawab Livia.
"Aku belum sarapan maukah kau menemaniku mencari sarapan sebentar??" tanya Arga.
"Jam segini kakak belum sarapan?? Nanti kalau kakak sakit perut bagaimana??"
"Hahha aku terlalu bersemangat menjemputmu Liv, makanya aku tak sempat sarapan" ucap Arga membuat Olivia mengulas senyuman.
"Ya sudah, ayo aku temani kakak cari sarapan" ucap Olivia.
"Terimakasih Liv"
"Sama-sama kak"
Hening tak ada suara dari mereka berdua,
"Bagaimana, apa kau suka bunga dariku??" tanya Arga.
"Suka kak, terimakasih ya. Terimakasih juga untuk obatnya" jawab Olivia.
Arga hanya tersenyum.
Sesaat kemudian Arga menghentikan mobilnya,
"Kenapa berhenti kak??" tanya Olivia.
Arga tak menjawab dan langsung mendekati Olivia membuat jantung Olivia berdebar tak menentu.
Olivia kemudian memejamkan matanya saat Arga sudah benar-benar didepan wajahnya hingga terdengar bunyi klik,,,
Olivia langsung membuka matanya,
"Lain kali pakai sabuknya ya Liv, aku tidak mau terjadi sesuatu padamu" ucap Arga membuat Olivia lagi-lagi hanya tersenyum malu dan mengangguk.
"Bodoh!! Apa yang aku fikirkan?? Kenapa aku harus memejamkan mataku?? Bagaimana jika kak Arga tahu fikiranku tadi? Ahh bisa mati dengan rasa malu aku" bathin Olivia.
Saat Olivia tengah melamun tiba-tiba Arga kembali mendekati Olivia kemudian memegang pipinya.
"Tutup matamu Liv" ucap Arga membuat Olivia sedikit terkejut.
"Untuk apa kak??"
"Tutup saja, rasanya akan menenangkan" ucap Arga.
"Tapi apa yang akan kakak lakukan??"
"Tutup saja matamu dan nikmatilah" ucap Arga.
Olivia pun menurut dan menutup matanya.
"Ya Tuhan apa yang akan kak Arga lakukan?? Mengapa jantungku berdebar sangat kencang?? Jangan-jangan kak Arga mau,, akhh mengapa aku berfikir mesum seperti ini" bathin Olivia.
Sesaat kemudian, Olivia bisa merasakan sesuatu yang dingin dan basah menyentuh pipinya. Ia kemudian membuka matanya,
"Bagaimana?? Lukamu sudah tak lagi sakit kan?" tanya Arga lembut sambil mengusap-usap pipi Olivia menggunakan obat pereda nyeri.
"Ahh iya kak, dingin dan sedikit mengurangi rasa sakitnya. Terimakasih banyak kak" jawab Olivia kemudian tersenyum canggung.
"Nanti jangan lupa di olesi obat lagi ya agar lukamu cepat pulih"
"Iya kak, pasti"
"Baguslah" jawab Arga
"Kakak bisa tidak mundur sedikit" lirih Olivia.
"Kenapa??"
"Posisi kita canggung kak" jawab Olivia membuat Arga tersenyum.
Arga langsung mengecup singkat bibir Olivia yang mana membuat Olivia terkejut dan membulatkan matanya.
"Kak apa yang kau lakukan???"
"Kenapa?? Aku hanya mencium kekasihku memangnya salah?"
"Hah? Kekasih?" ucap Olivia bingung.
"Ya, mulai detik ini aku adalah kekasihmu suka tak suka terima atau tak terima" ucap Arga kemudian kembali ke posisi semula dan kembali melajukan kendaraannya.
"Kekasih?? Ya Tuhan, benarkah itu? Aku menjadi kekasih Arga Dozan pria yang kucintai??" bathin Olivia sambil menatap wajah tampan Arga yang terlihat serius mengendarai.
Selang sepuluh menit akhirnya mobil Arga berhenti disebuah warung pinggir jalan yakni warung gudeg.
"Temani aku makan disini tidak apa-apa kan??" tanya Arga.
"Memangnya kenapa??"
"Kau kan cucu Sultan siapa tau tidak suka aku ajak di pinggir jalan" ucap Arga.
"Aku makan dimana saja asalkan rasanya enak kak. Tidak peduli pinggir jalan atau bahkan tengah jalan"
"Tengah jalan mau mencegat polisi lewat??"
"Hehe" Olivia hanya bisa tersenyum.
"Ya sudah ayo temani aku" ucap Arga.
"Iya kak" jawab Olivia hendak membuka pintu.
"Tunggu sebentar Liv" ucap Arga.
"Ada apa kak??"
"Tunggu disini" ucap Arga yang langsung turun dari mobil kemudian membuka pintu untuk Olivia.
"Silahkan tuan putri" ucap Arga.
"Terimakasih ya kak"
"Sama-sama sayang"
"Sayang??"
"Iya kau kan sudah menjadi kekasihku. Apa kau lupa??" kata Arga sambil mengedipkan matanya.
Olivia pun turun dan menemani Arga sarapan.
Setelah selesai sarapan, Arga mengantarkan Olivia ke perusahaan.
"Terimakasih ya Liv, nanti pulangnya aku jemput" ucap Arga.
"Iya kak" jawab Olivia sambil melambaikan tangan.
Arga pun segera melajukan kendaraannya menjauh dari kantor itu.
"Kekasih?? Benarkah aku kini kekasihmu??" ucap Olivia sambil tersenyum.
"Rasanya masih seperti mimpi. Huhh, Baiklah jika itu maumu kak. Aku yakin nanti kau juga akan jatuh cinta kepadaku seiring berjalannya waktu. Terimakasih sudah mau mencoba menjalin hubungan denganku. Begini saja sudah membuat aku sangat bahagia. Semoga kelak kau bisa melihat ketulusan cintaku dan mencintai aku dengan hatimu kak." lanjut Olivia kemudian masuk kedalam kantor dengan wajah sangat cerah dan ceria.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!