NovelToon NovelToon

Suami Untuk Kirana

Hati yang melihat

🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.🌹

🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW DI : @REDLILY123.🌹

🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹

"Kak, sarapan dulu," ucap Kirana yang melihat sang suami baru saja turun dari kamarnya. Seperti biasa, dia memasang wajah cantik, senyuman manis dan tulus. Tidak lupa kopi kesukaan sang suami telah dibuatkan olehnya. "Aku bikin kopi juga, Kakak hari ini ke kampus 'kan? katanya hari ini ya Presma universitas lain datang? Kakak yang bikin sambutannya?"

Arjuna; pria berusia 24 tahun yang sedikit lagi menyelesaikan kuliah S2 nya. Mantan Presiden Mahasiswa yang begitu berpengaruh membuatnya masih dilibatkan dalam acara acara besar di kampus. Selain sibuk mengurus kampus di tahun terakhirnya, Arjuna juga disibukan dengan pekerjaannya di perusahaan milik ayahnya sendiri.

"Mau pake creamer gak kopinya, Kak?"

"Berhenti mengurusi saya, kamu sadar gak kalau kamu itu cuma beban?" Tanya pria itu sambil berjalan santai menuju laci dapur, mengambil roti dari sana.

"Aku udah siapin sarapan, dimakan dulu, Kak."

Arjuna menatap sinis Kirana sebelum dia melihat ada sebuah kantong kresek di meja. "Ini apa?"

"Piring pecah. Maaf, Kak."

"Kamu itu bisanya ngerugiin doang, gak usah masak lagi. Nyari uang gak bisa, bisanya numpang aja. Dasar gak guna," ucapnya sebelum melangkah pergi meninggalkan Kirana yang masih mematung di sana.

Dia menyeka air matanya dan menarik napasnya dalam sambil menatap sejenak makanan yang masih utuh di meja. Tidak aneh untuk Kirana mendapatkan perlakuan seperti itu, bahkan dia tidur terpisah dengan Arjuna.

"Hanya karena Ayah saya meminta kamu menjadi menatunya bukan berarti kamu saya anggap sebagai istri. Harusnya kamu bercermin, pantas tidak?"

Kalimat itu yang didengar Kirana di malam pertama pernikahannya sebelum diusir menuju kamar di sebelah. 

Kirana menyeka air matanya mengingat hal tersebut.

Sampai terdengar suara pintu diketuk sebelum akhirnya seseorang membukanya. "Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

"Eh, Ibu maaf saya datang kepagian, soalnya saya beli pesanan Bapak dari kemarin, takutnya basi jika disimpan lama di rumah saya."

"Kak Arjuna pesan apa, Bi?"

"Kue basah, Bu. Hari ini kan tokonya tutup, jadi saya belinya kemarin. Mau saya masukan kulkas."

"Masukin di tahap dua aja, Bi."

"Baik, Bu." Pembantu itu melangkah mendekat, sampai maniknya melihat ada banyak makanan di meja. "Ibu masak?"

"Iya, Bi. Nanti Bibi bawa pulang ya."

"Loh, ini masih banyak, Bu. Bukan untuk Bapak? Ibu belum sarapan 'kan?"

"Saya puasa, Bi."

"Saya bisa simpan di kulkas dulu pakai topless, Bu. Untuk Bapak."

"Bibi bawa aja ya, Kak Arjuna saya buatkan lagi, saya mau ke atas dulu," ucap Kirana enggan menjelaskan. Terlalu sakit hati untuk mengatakan alasan sarapan masih utuh, bahkan dengan kopinya.

Begitu sampai di kamar, Kirana melepaskan air matanya seketika. Dia tertunduk sambil memeluk lututnya, terhitung 3 bulan lalu dia menikah dengan Arjuna, 3 bulan juga Kirana kehilangan sosok sang Kakek yang menjaganya sejak kecil.

🌹🌹🌹🌹

Gadis berusia 19 tahun; Kirana. Dia bukan anak yang lahir dari keluarga kaya. Sejak kecil dia tinggal dengan nenek dan kakeknya. Ayahnya meninggal saat Kirana berusia 5 tahub. Dan ibunya? Tidak ada yang pernah membicarakannya.

Neneknya yang saat ini masih hidup, tinggal di rumah yang sudah direnovasi oleh ayah mertuanya. Sedangkan sang Kakek sudah meninggal.

Kirana juga masih kuliah, dia mengambil pendidikan agama, di kampus yang sama dengan Arjuna. Biaya hidup? Kirana mendapatkannya dari Arjuna, pria itu memberinya ATM, memberikan uang setiap bulannya.

Uang yang banyak, tapi tidak dengan kasih sayang dan juga kelembutan. Pria itu selalu menganggapnya musuh, menusuknya dengan semua kata kata kasar.

Naik angkot menuju ke kampus, demi menghemat uang dan tidak dicap merugikan oleh sang suami.

Hal yang pertama Kirana tuju adalah sekretariat BEM, ya dia juga mahasiswa aktif.

"Ran, kamu masuk jam berapa?" Tanya sang ketua BEM fakultasnya.

"Jam 11, Bang. Kenapa? Butuh bantuan?"

"Maira sakit, bantu abang ya? Kamu tolong pergi ke gedung pertemuan ya?"

"Mau ngapain, Bang?"

"Nganterin laporan, abang baru buat. Biar mereka tahu kelebihan fakultas kita apa."

Perempuan berhijab biru itu mengangguk, dia menerima map hijau itu dan melangkah menuju gedung yang cukup jauh. Itu berada di fakultas ekonomi yang begitu megah.

Kirana benar benar khawatir, takut bertemu dengan Arjuna.

"Jangan pernah menemui, bahkan membenarkan kalau kamu kenal saya. Gak ada yang boleh tau kalau saya nikahi kamu."

Itu kalimat yang dilontarkan oleh Arjuna sebelumnya.

"Ada perlu apa, Kak?" Tanya seseorang yang berjaga di luar gedung.

"Mau memberikan ini, laporan BEM fakultas pendidikan agama."

"Oh, mereka sudah mulai membacakannya. Kakak masuk saja ya lewat pintu ini, terhubung langsung ke ruang panitia di dalam."

Kirana menelan salivanya kasar sebelum dia masuk ke dalam pintu itu. Sebuah lorong panjang yang mengantarkannya pada orang orang di balik layar pertemuan antar Presiden Mahasiswa dari 50 universitas ini.

Ada satu lagi pintu diujung. Dan begitu perempuan manis itu membuka pintu, Kirana terkejut di sana hanya ada dua orang manusia yang saling berciuman. Dan jelas Kirana tahu siapa sosok itu.

"Kak, ada orang," ucap wanita yang dihimpit tembok dan juga pria di depannya.

Yang mana membuat Arjuna menengok, dia mengerutkan keningnya melihat sosok yang tidak dia sukai di sana. "Ada apa?"

"Ini laporan dari fakultas pendidikan agama, Kak," ucap Kirana dengan suaranya yang tersendat. Dia menyerahkan map itu. "Terima kasih, Kak. Maaf sebelumnya."

Kirana membalikan badannya, menjauh dari sana. 

Dan dia sempat mendengar, "Jangan lupa kunci semua pintu lain kali," ucap sosok perempuan di dalam.

Yang mana membuat air mata itu menetes, membasahi pipi sebelum akhirnya dihapus oleh ujung kerudung yang dikenakan Kirana.

🌹🌹🌹

TBC

Tetesan Air

🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.🌹

🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW DI : @REDLILY123.🌹

🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹

FLASHBACK

"Ran, kamu jangan cari pacar ya. Kakek udah punya calon suami buat kamu. Nanti kalau kakek rasa kamu sudah siap, kamu nikah sama dia. Ini fotonya, namanya Arjuna. Dia lebih tua 5 tahun dari kamu."

Lima bulan lalu sang Kakek memberikan foto pada Kirana. Foto seorang pria berkaos hitam yang sedang menatap ke arah kamera.

Ada senyuman yang terbit di wajah Kirana, dia menyukai pria di dalam foto itu begitu sang kakek memberikannya. Lima bulan berlalu, foto itu disimpan dengan sangat baik.

Kirana tidak banyak bertanya, dia memilih untuk menuruti apa kata orang yang tengah membesarkannya itu.

Sampai suatu saat sebuah surat undangan datang dari kampus, Kirana mendapatkan beasiswa di sana.

"Jadi bagaimana, Kek? Kirana boleh kuliah? Katanya kalau Kirana kuliah, Kirana gak boleh menikah dulu. Soalnya ini program beasiswa."

"Kamu mau kuliah?"

"Kirana terserah izin Kakek saja."

"Kamu maunya gimana?"

Keduanya kini tengah duduk berhadapan di sebuah ruangan, yang mana membuat Kirana menunduk.

"Gak papa kalau mau kuliah, coba saja dulu."

"Tapi Kak Arjuna?"

"Gak papa, kamu coba aja dulu kuliah."

Karena izin sang kakek lah, Kirana berani mengambil keputusan. Dia menerima beasiswa dan kuliah di fakultas pendidikan agama.

Kirana tidak banyak mengetahui tentang calon suaminya, kakeknya hanya mengatakan kalau dia bernama Arjuna, berusia lebih tua 5 tahun darinya.

Dan dihari pertama Kirana ospek, dia dipertemukan dengan sosok yang selama ini fotonya dia simpan dengan baik. Sosok yang memberi sambutan pada semua mahasiswa baru di gedung audit.

Ada rasa menggelitik di perut Kirana melihat sosok itu secara langsung, begitu tampan dan berwibawa.

Apakah pria itu juga tau kalau dirinya adalah calon istrinya? Begitu benak Kirana bertanya-tanya.

"Kak Arjuna keren ya, dulu pas masa kepemimpinanya jadi Presiden Mahasiswa, banyak banget pencapaiannya. Progres nya semuanya jalan."

"Keren banget, udah punya pacar belum ya? Ganteng banget, mana S2 di Fakultas Ekonomi. Eh, denger denger Bokapnya juga punya usaha di hotel. Itu hotel Green, punya Kak Juna katanya."

"Kaya dong, gue aja nginep lima hari di itu hotel langsung bangkrut."

Begitulah telinga Kirana mendengarkan semua celotehan mereka di belakang sana. Para mahasiswi yang juga mengagumi Arjuna Braja Satya. Sosok yang begitu pintar dan berwibawa.

Membuat Kirana tersenyum mendengar semua pujian untuk calon suaminya itu.

Sampai dia mendengar kalimat, "Pacarnya juga ada FE katanya, Kak Merlinda. Doi udah tingat empat tahun ini. Dia juga anggota BEM FE, ketuanya malah. Gila ya? Emang yang cantik sama yang ganteng lagi."

Saat itulah hati Kirana terasa menceleos, ada rasa sesak di hatinya. Menyakitinya tanpa kasat mata, membuatnya ingin menangis kencang.

Dan kebenarannya, saat mahasiswa keluar dari gedung audit. Kirana tidak sengaja melihat Arjuna dengan seorang perempuan berambut bergelombang yang ada di dalam rangkulannya.

Dia tidak sengaja mendengar percakapan mereka saat lewat di depannya.

"Nanti jalan jalan ya, Kak. Capek banget aku."

"Iya, Sayang."

FLASHBACK END.

🌹🌹🌹

Kenangan itu membuat Kirana yang kini sedang duduk di halte kembali merasakan rasa sakit di dadanya.

Teringat kalimat sang Kakek, "Percaya sama Kakek, Arjuna akan menjaga kamu dengan baik. Setiadaknya Kakek akan merasa tenang jika melihat kalian bersama sebelum Kakek meninggal dunia."

Kalimat sang kakek yang diingat Kirana sebelum pria tua itu meninggal dunia.

"Tidak apa, aku harus kuat," guman Kirana membuka ponselnya. 

Dia menghubungi Arjuna. Panggilan pertama ditolak, panggilan kedua diabaikan. Sampai yang ketiga, Arjuna mengangkatnya.

"Hallo? Ini siapa?"

Kirana menggigit bibirnya. Nomornya bahkan tidak disimpan? "Assalamualaukum, ini Kirana, Kak."

"Mau apa kamu?"

"Kirana mau izin ke rumah Nenek ya, Kak. Pulangnya malem mungkin."

"Gak usah pulang sekalian. Denger ya, jangan kamu coba coba telpon saya lagi, kalau yang angkat orang lain mau apa? Saya gak peduli kamu mau kemana."

"Maaf, Kak. Tadi Kirana mau kirim pesan, tap--"

TUT.

Telpon itu dimatikan oleh Arjuna, yang mana membuat Kirana kembali menghela napasnya. 

"Tidak apa, sabar sedikit lagi."

Hujan mulai turun, dan Kirana masih berada di halte sembari menunggu angkot.

Sampai seseorang yang baru saja datang dengan payung bergabung dengannya di halte. Kirana menoleh dan mata mereka bertabrakan.

"Eh, anak yang tadi nganterin map ya?"

"Iya, Kak."

"Aduh, Dek. Maaf ya kamu lihat itu, gak sopan banget ya?" Tanya perempuan itu canggung.

"Gak papa, Kak." Kirana tersenyum pedih.

"Aku Merlinda." Perempuan itu mengulurkan tangannya.

Dibalas jabatan tangan oleh Kirana. "Aku Kirana, Kak."

"Tingkat berapa, Dek?"

"Baru masuk kok, Kak."

"Oalah, Mahasiswa baru udah akif di BEM?"

"Bulan kemaren ada seleksi, jadi aku ikutan, Kak. Fakultas pendidikan emang suka lebih awal sih."

"Bener sih, ekonomu juga kayaknya perlu perubahan sistem," ucap perempuan berambut gelombang itu. "Kamu nunggu jemputan, Dek?"

"Nunggu angkot, Kak."

"Lah, jam segini emang masih ada?"

"Biasanya ada satu lagi kok, Kak. Nanti jam setengah enam."

"Ohh.. jemputan kakak datang," ucap Merlinda melihat BMW hitam yang mendekat pada halte. "Kakak duluan ya."

"Iya, Kak. Hati hati."

Dan alangkah sakitnya hati Kirana melihat bagaimana kaca mobil itu diturunkan, memperlihatkan sosok pria yang seharusnya menjaganya.

Namun pria itu malah menatap perempuan di samping Kirana, kemudian berkata, "Ayo masuk cepetan. Awas kena hujan, nanti sakit."

"Mau makan dulu, Kak," rengek Merlinda yang berlari masuk ke dalam mobil. 

Payungnya dia simpan di jok belakang tanpa menghiraukan jok menjadi basah. "Ke cafee yang baru yuk, temen temen aku rekomendasiin."

"Boleh," ucap Arjuna kemudian melajukan mobil dari sana.

Tanpa menatap Kirana sedikit pun.

🌹🌹🌹🌹

Pertolongan?

🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.🌹

🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW DI : @REDLILY123.🌹

🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹

Hujan tidak kunjung reda, angkot juga tidak kunjung datang. Dan hari mulai gelap, hal ini membuat Kirana sedikit khawatir dengan hujan yang mungkin tidak akan reda. Menengok ke pangkalan ojeg, tidak ada siapapun di sana.

Memesan ojeg online? Oh, ponsel Kirana berasal dari ponsel spesies lama yang hanya bisa menelpon dan mengirim pesan lewat pulsa.

Kenapa tidak membeli yang baru? Kirana masih merasa cukup dengan hal ini. 

"Ya allah, sudah mulai gelap," gumam Kirana berdiri dan menyentuh air hujan dengan tangannya. Dia memutuskan untuk pergi ke kantin kampus. Beruntungnya atapnya bukan langit, ditambah ada beberapa warung yang masih buka.

Kirana membeli roti dan air, sebelum membawanya ke mesjid yang ada di dekat kantin. 

Menembus hujan selama beberapa langkah, Kirana sedikit kebasahan. Namun dia merasa baik baik saja dan segera masuk ke mesjid, mengeluarkan mukena dan juga tasbih dari tas punggungnya. Menunggu adzan maghrib sambil mengais pahala.

Dan ketika adzan berkumandang, Kirana mengucapkan syukur telah dipertemukan dengan hari berikutnya. Bukankah dalam islam pergantian hari itu ketika matahari terbenam?

Kirana membatalkan puasa sunnah nya dengan minum sebelum memilih sholat lebih dulu. Mengaji beberapa menit sampai akhirnya Kirana memutuskan memakan roti di halaman mesjid sambil menunggu hujan reda.

Baterai ponselnya habis, Kirana bingung mau bagaimana. Sampai dia menyadari ada sosok pemuda di sampingnya yang juga sedang memakan roti sambil memainkan ponselnya; iphone.

"Kak, Maaf."

Pria itu menoleh. "Lu bikin salah? Gue maafin."

"Bukan, maksudnya… kakak punya aplikasi pesen taxi online?"

"Oh, punya. Mau bantu dipesankan?"

"Iya, Kak, kalau berkenan."

"Santuy. Kenalin, gue Mario."

"Kirana, Kak."

"Univ mana?"

"Pendidikan agama."

"Oh iya, gue ekonomi."

Kirana mengangguk, matanya fokus melihat pada ponsel yang sedang memesankan taksi online padanya.

"Abis ada kegiatan atau gimana? Kok nyampe malem gini?"

"Enggak, Kak. Tadi nunggu hujan reda, tapi enggak reda reda."

"Kirain ikut yang tadi pertemuan itu."

"Oh, itu khusus badan eksekutif semua, Kak."

"Kirain anak S1 ikut buat jadi penonton aja."

"Enggak, Kak. Kakak udah tingkat 4 ya?"

Mario menatap perempuan bermata bulat yang menatapnya penasaran. Persis bulat seperti boba dan sangat lucu."

"Gimana rasanya nyusun, Kak? Susah gak?"

Mario tertawa seketika. "Kagak, gue mah udah bangkotan. Lagi S2 sekarang. Kenal Arjuna?"

Kirana terdiam seketika mendengar nama suaminya. Dia mengangguk. 

"Nah, gua satu angkatan sama dia. Cuma beda jurusan aja."

"Kakak temennya Kak Arjuna?"

"Bukan, cuma kan patokan orang orang itu si Arjuna. Kayak; gue dua tahun di bawah Arjuna, atau gue satu tahun lebih awal dari Arjuna."

"Oh…." Kirana mengangguk angguk paham. Bisa bahaya jika Mario temannya Arjuna, pasalnya sang suami memberinya peringatan kalau dirinya tidak boleh berbicara dengan teman temannya.

"Noh mobilnya di depan, udah di pesenin."

"Makasih, Kak."

"Eh, tunggu," ucap Mario menahan Kirana. Yang membuat pria itu segera menarik tangannya tatkala Kirana membulatkan mata. "Hehehe, maaf. Minta nomor lu boleh?"

"Em, hape aku mati, Kak. Gak inget."

"Yaudah tunggu, gue catetin nomor gue." Mario menuliskan nomornya di secarik kertas dari dalam tasnya kemudian memberikannya pada Kirana. "Noh, buat temenan. Gak usah takut, gue bukan penculik kok."

"Sekali lagi makasih ya, Kak," ucap Kirana setelah menerima kertas itu. Dia berjalan menuju mobil yang sudah ada di luar gerbang mesjid. Beruntungnya mesjid ini memiliki kanopi hingga Kirana hanya terhujani sedikit.

Sementara pria di sana itu tersenyum gemas. "Anjirlah type gue, maunya gue dianterin. Tapi kasihan tar dia ngira gue om om omesh lagi."

🌹🌹🌹

"Martini pake zaitun," ucap Arjuna begitu dia duduk di kursi bar. Dilihat oleh teman temannya yang menertawakannya melihat keadaan kusut sang Arjuna.

"Lu gak mau pulang, Ar?" Tanya salah satu dari mereka.

"Arjuna gak pulang, soalnya ada bininya," jawab Mila teman wanitanya.

Yang lainnya tertawa. "Dugem lah ayok, gila anjiir Arjuna nikah di rumah sakit. Tapi gue penasaran  asli bini lu."

Arjuna terkekeh sambil meminum alkoholnya. "Gak ada bagus bagusnya," gumamnya.

"Gue penasaran, Ar. Lu punya fotonya?"

"Najis gue simpen foto tuh anak."

"Gue denger dia di fakultas pendidikan," ucap Mila.

Membuat teman teman prianya tertawa seketika. Mengejeknya tanpa cela. "Cieee, Arjuna, bininya mau jadi ibu guru. Hahahaha."

"Bacott, bisa diem gak lu pada?" Arjuna mulai menggegam erat gelas di tangannya.

Alex; sang provokator dalam membuat kepala Arjuna terasa panas. "Kalem aja kali, Ar. Lu tinggal cerain itu anak kenapa?"

"Bokap gue yang minta."

"Lah, terus elu mau selamanya gak bahagia?" Timpal pria lain. "Gila aja lu selamanya sama cewek yang gak bikin lu nafsu."

"Merlinda tau gak?" Tanya Mila yang dibalas tatapan tajam oleh Arjuna. Membuat perempuan berambut pendek itu mengangkat tangannya. "Wooo, gue tanya doang."

"Kasihan dia kalau tau, Bro. Kalian dah pacaran 3 tahun tapi dia gak tau lu sekarang punya bini."

Mila mengangguk. "Bikin keputusan lah, Ar. Jangan jadi pengecut."

Arjuna yang sedang meneguk alkohol itu kemudian menatap temaan temannya dengan tatapan tajam. "Gue ke sini buat lupain masalah gue."

"Angjiing lah jangan marah napa," ucap Alex kesal. "Tenang napa, Ar. Mau ikut dugem?"

"Tinggali gue sendiri," ucap Arjuna memberi isyarat pada bartender untuk kembali mengisi gelasnya.

"Gue mau nge-DJ. Nanti turun ya ke bawah," ucap Mila yang lebih dulu turun ke lantai klab, dimana dirinya akan melepaskan penatnya dengan memutar musik yang bisa menggerakn badan setiap orang.

Disusul oleh teman temannya yang lain.

"Ar, nyusul yok."

"Cmon, joget, Ar."

"Nyari yang semok dulu, Ar."

Mereka mulai pergi.

Hingga hanya tersisa Alex dan Arjuna di sana. 

Bar di lantai dua itu bahkan disewa oleh teman teman Arjuna untuk kebebasan mereka. Jadi bisa leluasa berada di sana.

"Ar, ikut gak?"

"Jangan ganggu gue."

"Elah," gumam  Alex berdecak kesal. Dia menepuk bahu Arjuna kemudian memberi bisikan. "Tapi gue saranin lu pake dulu itu anak sebelum lu buang, Bro."

🌹🌹🌹

TO BE CONTINUE

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!