Wanita itu adalah seorang wanita biasa berasal dari desa yg berada di sebuah kecamatan sebelah barat provinsi Jawa Tengah, sebuah desa yang masuk dalam wilayah kecamatan Wanareja, tepatnya Desa yang di sebut desa Malabar, desa yang berada tepat di sebelah utara perkebunan pinus milik pemerintah
Di hutan pinus itu juga di gunakan sebagai tempat pemakaman umum bagi warga sekitar, tempat pemakaman gratis, dan tidak di pungut biaya apapun mungkin tidak akan kalian para reader temukan di tempat lain, solidaritas para warga dan kerukunan antar tetangga yang tidak akan kamu temukan di kota besar.
Titi adalah seorang gadis yg berasal dari keluarga yang bisa di katakan miskin,dia hidup bersama dengan seorang ibu dan 1 orang adik perempuan dan ayahnya sudah meninggal saat ibunya sedang mengandung adik bungsunya.
Dan kisah ini berawal di umur dia yg ke 14, saat anak gadis dari keluarga lain masih bermain tapi dia sudah terjebak dalam pernikahan yang di jodohkan.
Gadis itu Titi Rashawi dia dipertemukan dengan seorang pria yang bernama Rasyid Sugarna yang adalah seorang duda beranak satu, dia sudah bercerai dengan istri pertama nya karena si istri pertama memilih untuk bercerai dan mencari pria lain di saat dia sedang terbaring sakit berbulan bulan,bukan nya merawat sang suami justru si istri memilih untuk mengajukan perceraian. miris sekali bukan!
Atas kesepakatan kedua belah pihak orang tua dan kedua mempelai setelah Rasyid sembuh dia akan menikahi Titi yg masih gadis belia. perbedaan umur lima belas tahun membuat Rasyid diminta untuk menjaga Titi yg masih belia walau sudah di jadikan istri, tapi belum boleh disentuh sebelum Titi mendapatkan tamu bulanan nya yang menjadi tanda bahwa gadis itu sudah aqil baligh.
Jadi sementara waktu mereka hanya hidup bersama saling menjaga,saling membantu dan saling menyayangi, menjadi teman saat bahagia dan saat sedih, entah apa yang ada dalam pikiran keluarganya sehingga menyodorkan gadis belia seperti Titi kepada Rasyid, padahal bisa saja ibunya mencarikan gadis yang sudah cukup umur untuk dia peristri, pada saat Rasyid berpikir demikian dia jadi membayangkan wajah calon istrinya dan entah kenapa dia merasa familiar dengan wajah itu, tapi dia tidak ingat pernah bertemu atau melihat dimana.
Rasyid masih dalam tahap pemulihan walau dia sudah sembuh seratus persen, wajahnya yang pada saat sakit sangat tirus sekarang sudah kembali seperti semula, badannya yang tegap juga sudah kembali dia dapatkan, bahkan sekarang lebih terlihat bugar dan tegap, tampan dan dewasa,
Selama menjalani perawatan dari mantri, Rasyid juga di anjurkan untuk melakukan olahraga, karena badan Rasyid sesungguhnya terbiasa dengan pekerjaan berat sehingga saat lama terbaring koma, otot otot di badannya menjadi kaku sehingga pada saat baru bangun dari koma, Rasyid kesulitan untuk menggerakkan badannya, saat berjalan dia berjalan seperti robot, lalu lama kelamaan badannya kembali bugar, di sisi lain dia teringat akan kerbau kesayangannya yang dulu selalu menjadi temannya nya saat dia sedih dan bosan
Kerbau yang menjadi salah satu mata pencaharian dari keluarga nya Rasyid saat ayanya masih hidup, sang ayah Radi Sugarna adalah seorang lelaki yang tampan dengan postur tubuh yang jarang dimiliki orang kampung, Tinggi,putih, badan tegap, dan hidung mancung
Mungkin darah bangsawan mengalir di tubuhnya, karena dari sikap dan tingkah laku juga sangat tertata, berbanding terbalik dengan sang istri Ami Sanmunir seorang wanita yang mempunyai wajah biasa saja, kulit sawo matang dan yang paling worse adalah sikapnya yang sombong, suka berkata pedas dan sinis dan tidak mau bekerja keras
Hidup mereka dulu nya hanya berkecukupan saja, tapi karena kerja keras sang Suami dan Putra sulung mereka maka sekarang kehidupannya sudah mapan dan bisa di bilang mampu, dan sifat sombong yang di miliki Ami semakin menjadi jadi.
Saat Usia Rasyid 19 tahun ayah yang penuh kehangatan dan kasih sayang meninggal karena sakit, jadilah tanggung jawab berpindah pada anak Sulung nya Rasyid,
Rasyid menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi ibu dan adik semata wayangnya, adiknya gadis berusia 15 tahun dia bernam Risya sugarna dia adalah sosok gadis yang manja dan tidak mau keluar keringat, dia menjaga kuku nya agar tidak patah dan menjaga kulitnya yang berwarna sawo matang agar tidak menghitam, jadilah gadis itu menjadi gadis manja yang hanya bisa meminta tolong ini dan itu pada ibunya, yang sebenarnya sudah tua.
Rasyid menggantikan ayahnya membajak sawah milik mereka sendiri yang tidak terlalu luas tapi hasil dari sawah tersebut cukup untuk makan sehari hari bahkan lebih! Rasyid juga membantu para pemilik sawah yang sawahnya berada di sekitar sawah miliknya, jadi setelah membajak sawah milik sendiri akan di lanjutkan dengan mengerjakan sawah milik orang lain dengan imbalan yang lumayan besar, tapi pekerjaan itu sebenarnya sungguhlah berat,dan melelahkan tapi Rasyid tidak pernah mengeluh sekalipun.
Selesai membajak sawak maka Rasyid akan membawa kerbaunya pulang kerumah dengan cara di giring, kerbau yang dia miliki adalah kerbau yang penurut tidak perlu memasang tali pada leher mereka cukup menggiringnya saja.
♡♥♡♥♡♥♡♥
Suatu sore Rasyid sedang duduk diteras rumah memperhatikan orang yang lewat berlalu lalang, ada yang naik sepeda motor, anak yang naik sepeda ontel, dan yang lebih banyak adalah orang orang yang berjalan kaki,Rasyid menyapa beberapa orang lewat yang dikenalnya, hanya sekedar sapaan baaa basi.
Lalu ada seorang wanita tua berjalan dengan dua anak perempuannya,sepertinya mereka sehabis dari kebun, karena terlihat mereka membawa keranjang yang berisi daun singkong,Rasyid tidak begitu kenal mereka, yang dia tau mereka itu keluarga yang tinggal di ujung desa,Rasyid berbasa basi bertanya
''Darimana bu? kok baru pulang sesore ini?''
''Dari kebunnya bu Zaenab nak, haha iya ini baru pulang, tanggung sih jadi kerjaan diselesaikan dulu tinggal sedikit jadi pulangnya kesorean deh, mari nak''
''Iya bu, hati hati dijalan''
Lalu Rasyid teringat kenangan buruk yang membuat jantungnya serasa mau copot.
FLASBACK ON
Suatu hari ketika sepulang dari memandikan kerbaunya di sungai, pada saat itu umur Rasyid baru 15 tahun,dengan menggiring kerbau kerbau nya Rasyid berjalan santai, dia memperhatikan anak anak yang sedang bermain bergerombol, ketika melihat kerbaunya, anak anak itu menjadi ketakutan dan berlari tunggang langgang
Seorang anak kecil berumur 5 tahun tidak sengaja tertabrak oleh salah satu temannya yang lain,anak kecil itu jatuh tersungkur dan kepalanya terantuk batu besar di pinggir jalan, dahinya berdarah, anak kecil itu menangis dan dia mengusap darah yang keluar dari keningnya, saat melihat tangan yang dia gunakan untuk mengelap keningnya dan melihat darah, anak kecil itu berteriak histeris dan tubuhnya menggelosor pingsan.
Rasyid berteriak kaget
''hei de.. kamu kenapa, Rasyid jadi panik karena melihat kening anak kecil itu berdarah, dia melihat sekitar tapi tidak ada orang lewat, dia berinisiatif untuk membawa anak kecil itu ke rumah Mantri terdekat,Rasyid bahkan lupa pada kerbaunya karena panik.
Rasyid tidak mengenal anak itu, tapi untungnya pak Mantri mengenal gadis kecil itu, dia menyuruh anaknya untuk mengabari ibu dari anak tersebut, kemudian pak Mantri menangani luka di kening nya
Rasyid tersentak kaget karena teringat kerbau kerbau milik ayahnya yang dia tinggalkan di jalan begitu saja, bisa gawat kalau kerbau kerbau itu sampai hilang, dia berbicara pada Mantri itu, membantu membayar administrasinya dan menitipkan anak itu pada pak mantri, dan mengatakan alasannya dia harus pergi dulu, Rasyid berkata dia akan kembali ke situ nanti setelah mengurusi kerbaunya, dan pak mantri mengiyakan permintaan Rasyid
Ternyata kerbaunya Rasyid sudah pulang dengan sendirinya, tapi sampai di rumah dia kena omelan maut sang ibu, Rasyid menjelaskan apa yang terjadi tapi si ibu tetap mengomel dan mengatakan seberapa mahal kerbau mereka itu, kalau sampai hilang mereka akan kesulitan di masa depan, Rasyid meminta maaf dan untung saja ayahnya bisa menenangkan ibunya yang super duper cerewet.
Rasyid meminta izin pada ayahnya untuk melihat keadaan gadis kecil yang tadi di tolong dan sang ayah mengizinkan walau omelan sang ibu terdengar seperti kumbang yang sedang berperang ngang ngeng ngang ngeng
Ketika sampai di tempat pak mantri Rasyid tidak bisa menemukan gadis kecil itu, pak mantri bilang bahwa dia sudah di bawa pulang oleh ibunya, keadaannya baik baik saja dan sudahlah toh Rasyid sudah membayar administrasinya walau kecelakaan itu sebenarnya bukanlah salahnya.
FLASBACK OF
"Mas ayo kita istirahat makan dulu ini sudah tengah hari" seru Titi memanggil suaminya, sebenarnya dia sedikit was was akan sesuatu
"oh iya kah,baiklah sebentar mas cuci tangan dulu ya dek'' sahut Rasyid antusias,siang itu hari sangatlah terik membuat peluh bercucuran bak aliran sungai saja. Rasyid mencuci tangannya di aliran air kecil,sepertinya air itu keluar dari mata air,sebab airnya sangatlah jernih dan bersih,selesai mencuci tangan Rasyid kembali menghampiri Titi yg sudah menunggunya sembari menyiapkan makanan mereka.
"kamu bawa bekal makan apa de"? tanya Rasyid sambil mengamati apa yg ada di hadapan Titi, dia sudah sangat lapar tapi dia cuma melihat satu piring makanan saja di depannya.
"Loh kok cuma satu piring de? apa ini akan cukup kenyang untuk kita berdua? apa tadi kamu cuma masak sedikit? apa ini untuk aku aja atau untuk kamu aja? "Rasyid memberondong Titi dengan pertanyaan karena merasa heran,dan ini lah yang membuat Titi was was, dia tau suaminya sangat lelah, dan pastinya sangat lapar, tapi dia pun juga sangat lapar, dia bahkan belum sempat sarapan tadi, karena bergegas merampungkan semua kerja rumah, biar bisa ikut ke ladang, rasanya dengkul Titi sudah bergetar karena menahan lapar, tapi dia bersikap biasa saja demi untuk menutupi keadaan dia yang sebenarnya
"ehm... itu mas, kita makan sepiring berdua aja ya biar romantis kaya di film televisi itu loh mas. sahut Titi malu malu. sebenarnya memang makanan yg di bawa Titi itu sudah jatah dari sang ibu mertua,jatah makan siang untuk dia dan suami nya. walaupun sebenarnya dirumah masak banyak, kalian pasti tidak akan percaya tapi inilah yang sebenarnya terjadi.
"Ah.. kamu bisa aja romantis romantisan,emang romantis bikin kenyang? "ujar Risyad sambil terkekeh karena gemas dengan istri kecilnya yang sudah seperti adik baginya, iya memang mereka sudah sah menjadi suami istri tapi Rasyid belum benar benar menjadikan Titi sebagai istrinya 100% karena Titi masih di bawah umur dan bahkan belum dapat tamu bulanannya.
"Ya sudah ayo kita makan sepiring berdua'' ujar Rasyid lagi, dia mengalah untuk menuruti istri kecilnya makan dalam satu piring berdua walau mungkin nanti tidak akan cukup kenyang,dia harus bersabar menghadapi istri kecilnya.
Setelah menyelesaikan makan siang kemudian Rasyid beristirahat sebentar sebelum nanti melanjutkan pekerjaan memanen singkong milik pak haji Karta.
Selagi istirahat Rasyid duduk di bawah pohon pisang sambil matanya menerawang mengingat mantan istri pertamanya yg kabarnya sudah menikah dengan laki laki lain,dia sungguh tidak habis pikir kenapa wanita itu tega meninggalkannya pada saat dia terbaring koma akibat kelelahan membuka lahan baru untuk di jadikan sawah atas perintah dari mantan ayah mertuanya.
Wanita itu namanya Dena ibu dari anak laki lakinya, wanita yg merupakan cinta pertamanya, entah kenapa begitu tega melakukan itu tanpa memberikan alasan yg jelas, tidakkah Dena mengingat masa masa indah mereka dulu, apakah sebenarnya Dena tidak pernah mencintainya? kalau di ingat ingat memang Dena tidak pernah mengatakan kalau dia mencintai Rasyid, sikapnya juga seenaknya sendiri, makan jarang bersama karena kalau Rasyid pulang dari kebun sudah menjelang magrib maka Rasyid menemukan Dena sudah makan, dan akhirnya dia akan makan sendiri bahkan duduk sendiri di meja makan, mengingat itu menjadikan Rasyid menggertakan giginya dan mengepalkan tangannya, dia tidak sadar kalau dia sedang di perhatikan oleh istri kecilnya
"Mas.. kok malah melamum, ayok kita mulai lagi kerjanya, ini sudah jam satu siang loh'' seru Titi membuyarkan lamunan Rasyid, sebenarnya Rasyid kesal karena lamunan nya jadi ambyar karena pertanyaan dari istrinya.
(kapok lu, udah punya istri lagi, masih aja melamunkan mantan)
"Iya.. iya.. ini juga sudah mau mulai lagi kerjanya, ngomongnya ngga usah nyolot kali de'' seru Rasyid kesal, Titi hanya bisa terdiam dan menundukan pandangannya, lalu mengikuti langkah kaki suaminya, suami yang belum mencintanya
Dan mereka pun melanjutkan pekerjaan mereka, sampai hari menjelang sore barulah mereka kembali ke rumah,mereka berangkat dan pulang jalan kaki kira kira satu kilometer dengan melewati jalan yg berliku bahkan naik turun, menjelang maghrib baru mereka tiba di rumah,mereka langsung mandi dan beristirahat.
Rasyid dan Titi tinggal dalam satu kamar berdua,walau mereka hanya benar benar tidur dan tidak melakukan adegan suami istri pada umumnya, tapi Rasyid tetap bersabar dan lagipula Titi masih seperti anak anak bahkan dadanya juga masih kecil, jadi Rasyid tidak merasakan gairah padahal notabene nya dia yg seorang duda pasti sudah paham betul dengan adegan suami istri,tapi pada istri kecilnya itu dia belum merasakan getaran,bahkan adiknya juga anteng aja tertidur pulas dalam sangkarnya.
1 tahun kemudian
Hari terus berlalu sampai tidak terasa sudah setahun lebih mereka berdua menikah,dan semakin hari Rasyid melihat Titi semakin menarik, badannya berkembang seperti seharusnya dan kini tampak seperti gadis Remaja yg lumayan cantik walau hidungnya pesek, semakin hari mereka berdua semakin akrab dan bahkan lengket sampai sampai pergi kemana pun selalu berdua.
"Massss... sini mas tolongin aku masss.. "teriak Titi dari arah kamar mandi rumah mereka, Rasyid sedang duduk sembari minum kopi di pagi hari, sontak berlari tergopoh gopoh menghampiri istrinya,dia takut terjadi sesuatu pada istri kecilnya tersebut.
"Ada apa de? kamu kenapa? serbu Rasyid saat dia sudah sampai kamar mandi di bagian belakang rumah,kamar mandi memang cuma ada satu di rumah mereka sehingga harus bergantian pada saat anggota keluarga yg lain juga mau pada mandi di pagi dan sore hari,itu rutinitas yg biasa terjadi setiap hari nya.
''Sini mas masuk kedalam,ini loh aku berdarah mah,aku kenapa ya mas? apa aku kena guna guna ya mas,aku takut.. bagaimana kalau aku mati mas''seru Titi dengan wajah cemas setengah stress bahkan ketakutan.
''Berdarah? coba mas lihat sini'' sahut Rasyid heran sekaligus khawatir,takut terjadi sesuatu pada istri kecilnya.
"Ooalah de.. ini sih kamu kedatangan tamu bulanan kamu de''sahut Rasyid sambil melihat apa yg di tunjukan sama Titi.
"Sudah ngga papa itu mah lumrah terjadi pada wanita akil baligh, kamu ngga perlu cemas ya'' terang Rasyid dan dia memberitahu cara cara menghadapi fase itu pada istri kecilnya karena Rasyid sudah berpengalaman ketika bersama mantan istrinya dulu. lalu Rasyid berpikir "asyik istri kecilku sudah besar sekarang dan setelah periode ini aku sudah bisa memberikan hak dia sebagai istri seutuhnya,dia berlalu dari kamar mandi dengan hati gembira karena sebentar lagi dia bisa dapat jackpot, gimana tidak, bagi Rasyid yg sudah duda anak satu mendapatkan istri yg masih perawan tingting adalah seperti dapat jackpot. (asyik asyik)
Tapi kadang semua yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan,gadis kecil di hadapkan pada keadaan baru yang belum pernah dia lewati maka dia akan menjadi labil, orang bilang kalau lagi Pms bawaannya emosi melulu, dan itu juga yang terjadi pada Titi sehingga Rasyid harus bersabar dan lebih bersabar lagi.
#catatanAuthor
hai guys.. ini adalah novel pertama ku, jadi kalau misal ada banyak kekurangan harap maklum ya..
Dan juga feel free untuk ngasih kritik dan saran, saya akan terima kasih sekali, semoga novel ini dapat diterima dan dapat menjadi bacaan yg menemani hari mu
#semogaKalianSuka
Liana Ariyah
Pagi hari adalah waktu yg sangat sibuk,mulai dari bangun pagi,menyiapkan sarapan dan sekaligus bekal makan siang untuk suami tercinta,mencuci baju,mencuci piring dan bekas peralatan masak semua di kerjakan sendiri oleh Titi, sedangkan ibu mertua dan adik ipar nya hanya mengurusi kebutuhan mereka sendiri.
setelah selesai berperang dengan rutinitas pagi yg melelahkan Titi kemudian mandi lalu kembali ke kamar untuk membangunkan suaminya.
"Mas bangun mas ini sudah siang'' ucap Titi lembut sembari mengusap punggung sang suami yang tidur dengan posisi menelungkup terbungkus selimut dari kaki sampai pinggang.
"ehmm.. mas masih ngantuk de, badan mas pegal semua ini karena kemarin mas kerja ngangkutin singkong sampai berkwintal-kwintal naik turun gunung, hoammm.. ahhh.. boleh ngga sih mas libur sehari ini saja ngga kerja dulu de'' gumam Risyad sambil masih telungkup.
"hemm.. kalau mas mau libur kerja ya sudah, tapi tetap harus bangun dan bilang ke pak Karta kalau hari ini kita libur dulu kerjanya'' sahut Titi menuruti kemauan suaminya untuk libur bekerja dulu karena sebenarnya dia juga merasakan hal yg sama, capek dan badan terasa pegal semua.
"masss.. ''bisik Titi lembut sembari kembali mengusap punggung suaminya.
''iya ini mas bangun ihh.... kamu sabar sedikit de'' seru Risyad kesal karena istrinya terus saja mengganggu nya.
"bukan itu mas'' gumam Titi pelan menyahuti perkataan suaminya yg mulai nge gas (motor kali ahh di gas)
"kalau hari ini kita ngga kerja, boleh ngga aku jenguk ibu di rumah kidul mas?" ucap Titi meminta ijin suaminya agar bisa memanfaatkan hari libur dengan menjenguk ibunya yg sudah janda dan adiknya yang masih kecil
"baiklah.. nanti aku antar,tapi agak siangan ya,tidak usah terlalu buru buru dan tidak usah terlalu lama di sananya'' sahut Rasyid sambil beranjak bangun dan mengambil handuk lalu menuju kamar mandi buat membersihkan diri.
*'selalu saja kalau aku kerumah ibu pasti tidak boleh lama,aku kan sebenarnya ingin sesekali menginap dirumah ibu,itung itung istirahat dari rutinitas di rumah mertua dengan pekerjaan se abrek dan sudah seperti pembantu saja dia disana,semua dikerjakan sendiri sedangkan ibu mertua dan adiknya cuma ongkang ongkang kaki. tapi ya sudahlah daripada tidak boleh ke sana sama sekali' bathin Titi tanpa terucap sambil memandangi punggung sang suami yg berjalan menuju kamar mandi.
Setelah seledai sarapan dan membereskan sisa sarapan sampai mencuci piring bekas sarapan,Titi dan suaminya berpamitan kepada ibu mertua nya.
''Bu kami berdua akan mengunjungi ibu kidul dulu ya bu, sudah lama kami tidak menjenguk ibu Tami'' pamit Rasyid ke ibu nya.
"Tunggu dulu.. bawalah beras untuk cangkingan kalian.. jangan datang ke sana dengan tangan kosong''seru ibu mertua ku dengan wajah datarnya.
"ahh tidak usah bu, tidak perlu membawa apapun tidak apa apa'' ucap Titi dengan suara rendah dan wajah tertunduk tidak berani memandang wajah ibu mertua nya yang walaupun tidak galak tapi sikapnya dingin dan kaku, jarang sekali ada interaksi akrab sekedar ngobrol ngobrol,apalagi saling bercanda. dirumah itu Titi cuma berinteraksi dengan suaminya untuk banyak hal.
"tolong jangan membantah, itu aku yg ingin memberi, itung itung sodakoh sama fakir miskin'' sentak Ami si ibu mertua.
JLEBBB...
Titi tersentak kaget auto bengong mendengar kata kata mertuanya yang terasa menyakitkan,iya keluarga Titi memang miskin tapi tidak perlu di katakan sejelas itu bahkan dengan seruan.
"Baik bu saya akan bawa berasnya,terima kasih ibu mertua sudah mengasihani kami yg miskin ini''ucap Titi kemudian berlalu untuk mengambil beras dengan takaran sesuai perintah sang kanjeng Mertua. disisi lain Rasyid hanya diam saja menyaksikan apa yg terjadi tadi.
Mereka berdua bergegas pergi ke Rumah ibu Titi biar cepat sampai dan cepat kembali nanti.karena jarak yg tidak terlalu jauh jadi mereka bisa sampai dalam 15 menit jalan kaki.
Rasyid merasa kasihan pada istri kecil nya dia tau istrinya sakit hati dengan perkataan ibunya yang menyatakan bahwa keluarga nya adalah fakir miskin, Rasyid melihat ada luka di dalam tatapan itu, siapa sih manusianya yang mau menjadi orang miskin, tidak ada yang mau,tapi Rasyid tidak mau mendebat ibunya , karena Rasyid menghormati ibunya,orang tua satu satu nya yang masih dia miliki dan untuk istrinya biarlah nanti Rasyid akan hibur dia sambil berjalan ketempat ibu mertua nya atau saat sudah sampai di sana, saat berjalan menuju rumah bu Irma aku melihat juga binar bahagia sepersekian detik yang lalu berganti lagi dengan kesedihan dan luka, aku kadang ingin bertanya 'Apakah kau bahagia menjadi istriku? tapi sampai saat ini Rasyid masih belum berani mengatakannya, dia takut akan jawaban yang akan dia dapat nantinya karena sudah dapat di pastikan kalau istri kecilnya tidak bahagia tinggal di rumah ku, aku tau ibu dan adikku tidak pernah membantu nya mengerjakan pekerjaan rumah, aku sering mendapati dia kelelahan sampai tidur mendengkur, makanan yang kurang karena ibu menjatah makanannya dan aku pun belum bisa mencintai nya sepenuh hati, di hatiku masih terisi rasa sakit dan kemarahan terhadap wanita yang menjadi ibu dari anak pertamaku, sehingga aku kadang aku mengabaikan nya, aku merasa buruk untuk hal ini, aku harus segera memperbaiki sikapku, terlepas dari ada atau tidaknya perasaan cinta, tapi yang jelas Titi adalah tanggung jawabku 100 persen sekarang,
Rasyid menatap punggung istri kecilnya yang berjalan penuh semangat di depannya tadi Rasyid meminta semua bawaannya biar dia yang bawa saja
Rasyid membawa beras yg di taruh di kranjang yg biasanya buat di pake belanja ke pasar, keranjang itu semakin lama semakin terasa berat sehingga memaksa Rasyid untuk mengganti tangan sebelah secara bergantian biar tangan nya tidak sakit.
''sayang. . tolong maafkan ucapan ibuku tadi ya, mungkin sebenarnya ibu tidak bermaksud seperti itu,mungkin ibu hanya kesal akan suatu hal dan melampiaskan nya ke kamu'' ucap Rasyid ke pada Titi berharap Titi mau memaafkan ibunya dan tidak sedih, Titi menoleh ke belakang sambil masih terus berjalan tapi agak sedikit memelankan langkah kakinya, kemudian menjawab kata kata suaminya
''iya mas ngga papa kok, aku biasa aja ngga sedih dan ngga sakit hati, lagian sudah biasa di gituin aku nya'' jawab Titi pelan sambil beralih berjalan di samping suaminya, dia melirik sebentar ke arah suaminya dan melempar senyum tipis tanda dia baik baik saja.
Rasyid menghela nafas selain karena lelah membawa beras tapi juga karena kepikiran apa yang dikatakan istri nya benar adanya,dan dia tidak bisa berbuat apa pun untuk menghentikan mulut mulut jahat yang selalu menghina istrinya, karena tidak mungkin untuk membeli mulut orang lain.
(andai mulut orang bisa dibeli agar tidak berkata hal yang menyakiti orang lainnya )
"Assalamualaikum bu.. Titi pulang bu.. ibu dimana? Titi mengucap salam sambil nyelonong masuk tanpa menunggu jawaban salam sehingga membuat Rasyid geleng kepala sambil tersenyum geli karena istrinya tidak sabaran menunggu jawaban pengisi rumah. Titi langsung menuju dapur untuk meletakkan beras di tempatnya. dia celingukan mencari ibunya yang belum terlihat. tiba tiba ada suara ribut dari belakang rumah.
gluprak. . brang.. klontang.
"waduh apa itu ya"seru Titi sambil berlari ke belakang berniat melihat apa yang terjadi dibelakang.
#catatanAuthor
hai hai guys kira kira apa yg terjadi di belakang rumah ya?
hayoo siapa di sini yg ibu mertuanya sebaik ibu Ami?
ibu mertua itu harus selalu di hormati walau bagai mana pun,secaraaa dia sudah ngasih kamu satu anak nya dia, full luar dalam satu gluntung iya nggak?
feel free to koment ya walaupun komentar nya cuma next, biar aku semangat nulisnya.
selamat menunaikan ibadah puasa bagi yg menjalankan.
hope you guys like it the story.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!